Bahan-Ajar-Demografi.docx
description
Transcript of Bahan-Ajar-Demografi.docx
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
1
BAB 1PENDAHULUAN
1.1. Profil Lulusan Program Studi Statistika
Profil lulusan Program Studi (PRODI) Statistika disusun berdasarkan Profil
Kompetensi Sarjana (S1) UNHAS yang didasarkan pada SK REKTOR UNHAS No.
1067/J04/P/2003 pasal 3 ayat 2. Profil Lulusan PRODI Statistika yang diharapkan
dipunyai oleh lulusan adalah:
1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang Statistika
sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara
penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya sesuai dengan
bidang spesifik yang dipilihnya.
2. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya sesuai
dengan bidang Statistika dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada
masyarakat, dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan
bersama.
3. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang
Statistika maupun dalam kehidupan bersama di masyarakat.
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
yang berhubungan dengan keahliannya di bidang Statistika.
1.2. Rincian Kompetensi Lulusan Program Studi Statistika
Kompetensi adalah pengakuan kemampuan kerja untuk menghasilkan suatu
produk yang telah dibakukan mutunya. Pemberian pengakuan kemampuan kerja
untuk PRODI Statistika sebagai suatu institusi pendidikan, adalah masyarakat
pengguna termasuk pemerintah daerah, industri, ilmu lain yang terkait, dan keluarga
alumni, dengan produk yang dihasilkan adalah Sarjana Statistika.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
2
Berdasarkan pemikiran di atas, maka Kompetensi Lulusan Srata Satu (S1)
PRODI Statistika disusun dan dikembangkan berdasarkan Profil Lulusan PRODI
Statistika, berdasarkan hasil keputusan rapat Tim Pengembangan Kurikulum 2008
PRODI Statistika tanggal 26 Agustus 2007. Kompetensi tersebut dikelompokkan ke
dalam Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan Kompetensi Lainnya
(Additional) yang diuraikan berikut ini.
Rumusan Kompetensi Utama Lulusan PRODI Statistika adalah :
1. Kemampuan memahami sains dasar dan aplikasinya.
2. Kemampuan dalam dasar-dasar Matematika/Statistika dan aplikasinya.
3. Kemampuan mengkomunikasikan konsep-konsep Statistika secara Matematis.
4. Kemampuan melakukan pengumpulan, pengelolaan, analisis dan interpretasi
terhadap data berdasarkan konsep-konsep Statistika.
5. Kemampuan menerapkan Statistika sesuai dengan bidang
konsentrasi/kekhususan yang telah dipilihnya.
Rumusan Kompetensi Pendukung Lulusan PRODI Statistika adalah :
1. Kemampuan terlibat dalam kegiatan lintas disiplin.
2. Kemampuan membuat laporan tertulis dan presentasi.
3. Kemampuan dalam penguasaan dasar-dasar pemrograman dan pemanfaatan
komputer dalam mendukung proses pembelajaran.
4. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Rumusan Kompetensi Lainnya (Additional) Lulusan PRODI Statistika adalah :
1. Kemampuan beradaptasi dalam masyarakat dan lingkungan kerja.
2. Kemampuan mengembangkan diri berdasarkan prinsip-prinsip budaya bahari.
3. Kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam suatu tim kerja.
4. Kemampuan menjunjung norma, tata nilai, moral, agama, etika dan tanggung
jawab sosial.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
3
1.3. Analisis Kebutuhan Pembelajaran Teknik Demografi Statistika
Struktur Kurikulum PRODI Statistika untuk tahun ajaran 2008/2009 sampai
dengan 2012/2013 dikelompokkan menurut SK MENDIKNAS No. 045/U/2002
mengenai Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, yang merupakan revisi dari SK
MENDIKNAS No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, dimana di dalamnya terjadi banyak
penafsiran mengenai pengelompokan matakuliah. Sebagaimana diketahui, pada SK
No. 232, terdapat 5 kelompok matakuliah yaitu Matakuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK), Matakuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Matakuliah
Keahlian Berkarya (MKB), Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan Matakuliah
Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
Rapat Tim Pekerja Kurikulum PRODI Statistika diputuskan untuk membuat 3
konsentrasi/kekhususan, yaitu :
1. Konsentrasi/Kekhususan Statistika Teori dan Pemodelan, yang akan memberikan
kompetensi untuk mengkonstruksi model dari berbagai fenomena yang ada
berdasarkan hukum-hukum probabilitas, dan bekal kepada lulusan yang ingin
mendalami Statistika sampai ke pendidikan lanjut.
2. Konsentrasi/Kekhususan Statistika Bisnis dan Industri, yang akan memberikan
kompetensi kepada lulusan untuk menerapkan Statistika dalam Bisnis dan
Industri.
3. Konsentrasi/Kekhususan Statistika Kependudukan dan Kesehatan, yang akan
memberikan kompetensi kepada lulusan untuk menerapkan Statistika dalam
bidang Kesehatan dan Kependudukan.
Kebutuhan mata kuliah Teknik Demografi Statistika terlihat pada kebutuhan
pemenuhan konsentrasi Statistika Kependudukan dan Kesehatan. Permasalahan
kependudukan bukan lagi menjadi masalah sepele, tetapi dari dulu hingga sekarang
ini menjadi permasalahan kompleks yang harus terselesaikan dan menjadi acuan
dalam penetapan kebijakan pemerintah dalam setiap tahunnya.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
4
Pendekatan statistika sangat penting dalam menganalisis setiap permasalahan
dalam 3 komponen utama demografi. Tujuan pendekatan statistika dalam
permasalahan demografi agar senantiasa segala keputusan yang bersumber dari
analisis data dapat dengan valid diterima untuk menyusun strategi kebijakan.
1.4. Garis-Garis Besar Rencana Pembelajaran
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
5
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
6
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
7
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
8
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
9
BAB 2STATISTIK DEMOGRAFI
2.1. Pendahuluan
2.1.1. Deskripsi
Ilmu statistik selalu berhubungan dengan data, yang selanjutnya dianalisis
dengan berbagai pendekatan dalam metode statistik. Penggunaan statistik sudah
digunakan dalam berbagai bidang, termasuk dalam masalah demografi. Studi
demografi yang berhubungan dengan jumlah, pertumbuhan maupun karakteristik
penduduk sudah dikenal sejak lama. Ahli filsafat, diantaranya Confocius, Plato,
Aristoteles, maupun Kaldun yang merupakan ahli filsafat dari Negara Cina, Yunani
dan Arab, sudah memikirkan masalah kependudukan yang terjadi pada saat itu.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
10
Perhatian para ahli demografi semakin besar terhadap masalah
kependudukan, namun terbentur pada masalah bahwa hamper semuanya belum
memiliki statistik demografi untuk penyelesaian masalah kependudukan yang terjadi
pada saat itu, sehingga perencanaan dibidang sosial dan ekonomi sangat rumit.
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu pilar penting untuk mencapai
peningkatan kesejahteraan rakyat. Ekonomi selalu berbicara pada tiga konsep
penting yang saling terkait, yaitu keterbatasan sumberdaya, pilihan, dan pengambilan
keputusan ekonomi, yang dapat menyebabkan tercapainya kesejahteraan rakyat
secara optimal.
Permasalahan ini yang kemudian menjadi tugas dan tantangan bagi ahli
demografi untuk terus memperhitungkan ilmu statistik dalam permasalahan
demografi. Sebagai uraian awal dalam bahan ajar ini, pemaparan sejarah dan
pengertian demografi, komponen-komponen demografi, kompoisis penduduk dengan
sumber-sumber statistik demografi yang sangat dibutuhkan dalam sebuah negara.
2.1.2. Sasaran Pembelajaran
Sasaran pembelajaran dalam bab ini, adalah agar mahasiswa mengetahui
sejarah, pengertian, dan komponen demografi serta keberadaan ilmu statistik dalam
demografi. Selanjutnya diharapkan mahasiswa mengetahui sumber-sumber statistik
demografi dan cara pengambilan data demografi. Sangat diharapkan kemampuan
mahasiswa untuk mampu menghubungkan permasalahan demografi dalam dunia riil
yang selalu terjadi di sekitar.
2.2. Uraian Materi
2.2.1. Pengertian dan Sejarah Demografi
1) Pengertian Demografi
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
11
Kata demografi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata demos,
yang artinya rakyat/penduduk, grafein, yang artinya menggambar atau menulis.
Demografi adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk. Achille
Guillard (1885), pertama kali menggunakan istilah “Demografi” dalam karyanya yang
berjudul: “Elements de Statistique Humanie ou Demographic Comparee”. Istilah
”Demografi” diterjemahkan dari Bahasa Yunani yang berarti ”deskripsi dari orang,
penduduk, atau populasi”.
United Nations Multilingual Demographic Dictionary menuliskan bahwa:
Demography is the scientific study of human populations, primarily with respect to
their size, their structure and their development yang berarti studi ilmiah yang
menyangkut masalah penduduk (populasi manusia), terutama dalam kaitannya
dengan jumlah, struktur, maupun perkembangannya. Subyek permasalahan
demografi pada hakekatnya lebih dititikberatkan kepada studi kuantitatif mengenai
tiga faktor utama, yaitu fertilitas, mortalitas, maupun mobilitas yang selalu
mempengaruhi penduduk, dengan memperhitungkan informasi dari faktor-faktor lain
misalnya perkawinan, umur, status sosial, dan lain-lain.
Informasi-informasi yang terkait dengan masalah demografi, yang diperoleh
dalam bentuk data numerik atau data kuantitatif mengenai karakteristik penduduk
disebut ”data demografi”, atau ”statistik demografi”, yang dianalisis secara makro
yaitu penekanan pada studi kelompok bukan perorangan.
Sejak awal, permasalahan demografi untuk semua negara terletak pada
kelengkapan statistik demografi yang memadai. Negara-negara tidak melakukan
pengumpulan data menurut cara yang seragam. Pada tahun 1872, International
Statistikal Institute mengusulkan agar sistem pengumpulan statistik penduduk
dilakukan atas prinsip sensus penduduk dan mencatat kelahiran, kematian, maupun
peristiwa-peristiwa penduduk yang terjadi secara sistematis. Rekomendasi pada
permasalahan yang sama juga diajukan oleh Liga Bangsa-Bangsa yang dilanjutkan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Berikut beberapa perkembangan sensus
penduduk yang terjadi di dunia.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
12
Perkembangan pengertian tentang Demografi, ditunjukkan sebagai berikut:
a. Johan Sussmilch (1762) mengungkapkan demografi mempelajari hukum Tuhan
yang berhubungan dengan perubahan pada umat manusia yang terlihat pada
kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.
b. Achille Guillard (1855) mengungkapkan demografi sebagai ilmu yang
mempelajari segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur
yaitu meliputi perubahan secara umum, fisik, peradaban, intelektualitas, dan
kondisi moral.
c. David V.Glass (1953) mengungkapkan demografi terbatas pada studi penduduk
sebagai akibat pengaruh dari proses demografi, yaitu fertilitas, mortalitas, dan
migrasi
d. UN (1958); IUSSP (1982) mengungkapkan demografi adalah studi ilmiah
mengenai masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta
pertumbuhannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada segi kuantitatif dari
berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu: fertilitas,
mortalitas dan migrasi
e. Donald J. Bogue (1973) mengungkapkan demografi adalah ilmu yang
mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan
distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang perubahan masa
melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
f. Bapak demografi yaitu John Graunt menganalisis data kelahiran dan kematian
yang diperoleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang setiap minggu
diterbitkan oleh petugas gereja gereja. Mencetuskan “hukum-hukum” tentang
pertumbuhan penduduk (Natural and Political Observations, Made Upon the Bills
of Mortality, 1662).
Ilmu demografi terbagi menjadi dua berdasarkan Adolphe Landry (1945) yaitu
istilah demografi murni dan studi kependudukan Demografi murni (pure demography)
dan Demografi formal yang menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung indikator-
indikator kependudukan. Sedangkan studi kependudukan adalah studi mengenai
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
13
hubungan antara faktor-faktor perubahan penduduk dan faktor-faktor pembangunan,
atau studi yang berusaha memberi penjelasan tentang sebab akibat perubahan
variabel demografi.
2) Teori Teori Kependudukan
1. Malthus dan Neo-Neo Malthusian
Teori kependudukan dari Malthus ke Neo Neo-Malthusian menyatakan
hubungan antara penduduk dan keterbatasan sumber alam dan pangan (penduduk
optimum), serta hubungan antara penduduk dan lingkungan (carrying capacity/daya
dukung).
Teori kelebihan penduduk yang dinyatakan oleh Thomas Robert Malthus. Tiga
proposisi besar T.R. Malthus, yaitu:
a. Penduduk dibatasi oleh sumber-sumber subsistensi/pangan.
b. Penduduk dengan sendirinya akan meningkat kalau sumber-sumber subsistensi
meningkat, kecuali kalau ada penghambat
c. Penghambat tersebut, dan penghambat yangmenekan kekuatan perkembangan
penduduk, serta penahan dampaknya pada tingkat subsistensi, semuanya dapat
dipecahkan melalui ketahanan moral, kejahatan, dan kesengsaraan.
Pendapat Malthus yang terkenal bahwa kalau tidak ada halangan, maka penduduk
akan tumbuh menurut deret ukur sedangkan sumber-sumber pangan hanya akan
berkembang menurut deret hitung. Contohnya ledakan penduduk (population boom)
di koloni baru Eropa, Amerika Utara, yang tanahnya sangat luas dan kaya akan
sumber alam. Penduduk berkembang dengan amat pesat menjadi 3 kali lipat dalam
waktu 2 abad, 111 juta jiwa pd th 1650, menjadi 330 juta orang di tahun 1850.
Pandangan Malthus bahwa selama sumber-sumber subsistensi jauh melebihi
kebutuhan penduduk maka penduduk akan berkembang cepat untuk mencapai
keseimbangan dengan sumber-sumber subsistensi yang ada. Kalau sumber-sumber
subsistensi ditingkatkan maka penduduk dapat tumbuh lebih cepat lagi.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
14
Faktor yang menekan perkembangan penduduk adalah ultimate checks dan
immediate checks. Immediate checks diperinci menjadi preventive checks dan
positive checks. Preventive check (pengekang pencegah) adalah ukuran keluarga
kecil dan usia perkawinan tinggi, terutama di negara-negara Eropa yang sudah maju
ilmu pengetahuannya. Berbagai cara yang mengurangi jumlah bayi yang dilahirkan,
KB, dan aborsi (Malthus tidak mendukungnya). Sedangkan Positive checks
(pengekang positif) adalah perang, epidemi, bencana alam, dan kelaparan
berkepanjangan, yang umumnya tinggi di negara-negara yang belum maju ilmu
pengetahuannya.
2. Kritik terhadap Malthus (Anti -Malthusian, Abad 19)
Malthus tidak setuju undang-undang kemiskinan (poor laws) yang memberi
bantuan kepada orang miskin. Malthus berpendapat bahwa bantuan kepada orang
miskin sama dengan meningkatkan sumber-sumber subsistensi orang-orang miskin,
yang karenanya akan terdorong untuk mempunyai anak lebih banyak. Malthus
berpendapat jika orang miskin tidak dibantu maka perilaku mereka akan berubah dan
mereka akan mengurangi jumlah anak mereka.
Kritik terhadap Malthus bahwa pertimbangan ekonomi menekankan faktor-
faktor seperti perkembangan teknologi, pembagian pekerjaan dan upah.
Pertimbangan demografi terutama penemuan dan pemikiran mengenai
perkembangan penduduk (population trends) dan fertilitas, yang berlawanan dengan
proposisi klasik Malthus mengenai penduduk (terutama di Eropa). Kelompok Anti-
Malthusian berpendapat bahwa masalah jumlah penduduk dapat diatasi dengan lebih
efektif melaui upaya pencegahan kelahiran.
3) Sejarah Sensus Demografi Dunia
Berbagai kegiatan kependudukan telah berlangsung sejak lama, dan dilakukan
oleh negara-negara di dunia. Berikut ditunjukkan perkembangan pendataan yang
sudah dilakukan di dunia.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
15
Tabel 1. Perkembangan sensus di dunia
Tahun Kegiatan
3800 SM Sensus Babilonia untuk kepentingan pajak2323 Sensus tahunan sapi di Mesir2275 Catatan pembayaran pajak di Cina1055 Sensus Raja Daud di tanah Palestina/Yahudi
578 – 534 Servius Tullius, sensus pertama Romawi 83,000 penduduk untuk Militer, pajak dan voting Asal kata census censere= to assess
6 – 7M Quiriminus, Siria sensus di sekitar tahun kelahiran Nabi Isa645 M Koseki, daftar keluarga Jepang1320 Black Death (wabah besar pes) di mulai dari Gurun Gobi. Penduduk
Cina turun dari 125 juta ke 90 juta pada abad ke-141332 Ibnu Khaldun, sensus di Tunisia
1347-1352 Populasi Eropa turun dari 75 juta ke 50 juta1357 Ibnu Khaldun, dlm karyanynya Muqaddimah ttg peran populasi dalam
kebudayaan sejarah; dampak dari Black Death1589 Giovanni Battista Riccioli, membahas faktor-faktor yang menghambat
pertumbuhan populasi1620 Sensus pertama koloni Inggris di Virginia1625 Francis Bacon, peneliti pertama yg menggunakan istilah populasi
seperti sekarang ini1662 John Graunt: Natural and Political Observations1682 William Petty: Politicall Arithmetick1693 Edmund Halley, An Estimate of the Degree of Mortality of Mankind
(Tabel mortalitas empiris yang pertama)1868 Georg KNAPP: uber der Ermittlung der Sterblichkeit aus den
Auszeichnungen der Bevölkerungs-Statistik (aspek teoritis pembentukan tabel mortalitas)
1871 Sensus di India, sensus skala besar yang pertama di luar Eropa1875 Wilhelm LEXIS: Einleitung in die Theorie der Revölkerungs-Statistik
(risalah teoritis statistika demografi; mortalitas pada usia tua)1880 William FARR menerima penghargaan Medali emas dari British
Medical Association untuk kontrinusinya dalam bidang biostatistika1883 Francis GALTON: Natural Inheritance (Perbedaan Fertilitas)1884 Matakuliah demografi di Columbia College "Statistiks of Population"
mencakup topik-topik: densitas, umur, jenis kelamin, kelahiran, kematian, perkawinan, tabel mortalitas, emigrasi
1897 Karl PEARSON: The Chances of Death and Other Studies of Evolution (pola mortalitas pada usia lanjut)
1912 Corrado GINI: Demographic Faktors in the Evolution of Nations1925 Robert WOODBURY: Causal Faktors in Infant Mortality: A Statistikal
Study Based on Investigations in Eight cities (satu studi lapangan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
16
skala besar pertama di Amerika)1925 LOTKA: Elements of Physical Biology (first major work on the
mathematics of population dynamics)1925 Populasi dunia 2 milyar1948 United Nations: Demographic Yearbook1959 Populasi dunia 3 milyar1963 Studies in Family Planning1964 Demography (Population Association of America; Donald BOGUE, 1st
editor)Lembaga Demografi Universitas Indonesia
1965 Ralph THOMLINSON: Population Dynamics1969 Pusat Penelitian Kependudukan LIPI1972 Ansley COALE: The Growth and Structure of Human Populations: A
Mathematical Investigation1973 Lembaga Kependudukan
(Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan) UGM1974 Populasi dunia 4 milyar1977 Nathan KEYFITZ: Applied Mathematical Demography1985 Demografi diajarkan di Jur. Matematika FMIPA UGM
Sempat hilang di kurikulum 20011986 Populasi dunia 5 milyar1994 International Conference on Population and Development, Cairo1997 26 September Undang-Undang No.16 tahun 1997 tentang statistik,
Biro Pusat Statistik diubah menjadi Badan Pusat Statistik: "Hari Statistik".
2000 Populasi dunia 6 milyar2010 Sensus Penduduk di Indonesia
2.2.2. Komponen Demografi
Komponen demografi, secara garis besar dibagi atas tiga yaitu:
1) Fertilitas, adalah tingkat kelahiran
2) Mortalitas, adalah tingkat kematian
3) Mobilitas, adalah pergerakan penduduk yang meliputi migrasi dan emigrasi.
Uraian ketiga komponen utama akan diuraikan secara lengkap pada bab-bab
berikutnya.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
17
Gambar 1. Keterkaitan demografi dengan berbagai bidang
2.2.3. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah distribusi statistik sejumlah individu yang tercakup
di dalam suatu jumlah penduduk tertentu menurut karakteristik seperti umur, jenis
kelamin, status perkawinan, pendidikan, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Perubahan
jumlah dan komposisi penduduk disebabkan karena berbagai kejadian yang disebut
peristiwa vital, yaitu kelahiran, kematian, dan mobilitas penduduk. Sedangkan
peristiwa lainnya misalnya perkawinan, perceraian, status sosial hanya
mempengaruhi komposisi penduduk.
Komposis penduduk dapat dibuat dalam bentuk:
1) Tabel frekuensi
Berbagai bentuk tabel frekuensi, disesuaikan dengan data yang diperoleh. Ada
yang membuat tabel frekuensi berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, atau
karakteristik lain berdasarkan data yang terkumpul dan kepentingan peneliti.
2) Piramida penduduk
Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat digambarkan
melalui grafik yang disebut Piramida Penduduk. Hubungan dua sumbu antara
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
18
vertikal dan horizontal, dimana sumbu vertical menggambarkan umur penduduk
mulai 0 tahun dan sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk.
Contoh:
2.2.4. Sumber Data Demografi
Sumber data demografi bila dihubungkan dengan metode pengambilan data
dalam statistik, diperoleh melalui:
1) Sensus penduduk
Sensus penduduk modern adalah suatu proses pengumpulan, penyusunan, serta
penyebarluasan data demografis, sosial dan ekonomi mengenai sejumlah penduduk
yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Kegiatan sensus penduduk membutuhkan biaya yang relatif tinggi dengan waktu
yang tidak relatif singkat.
Di Indonesia, kegiatan sensus penduduk dilakukan 10 tahun sekali untuk
menetapkan kebijakan-kebijakan pemerintah guna kesejahteraan masyarakat.
Sensus penduduk adalah pencatatan total tentang penduduk yang dilakukan
olah Badan Pusat Statistik dengan tujuan untuk mengetahui jumlah, komposisi,
dan karakteristik penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali.
Prodi STATISTIKA Unhas
Japan 2000
6000 4000 2000 0 2000 4000 6000
0- 4 5- 910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475-7980-8485-8990-9495-99100+
Numbers ('000)
Males Females
Population 127,1mThe oldest age group is open-ended.
Indonesia 2000
15000 10000 5000 0 5000 10000 15000
0- 4 5- 910-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475-7980-8485-8990-9495-99100+
Numbers ('000)
Males Females
Population 212,1mThe oldest age group is open-ended.
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
19
Sensus penduduk adalah suatu metode menjaring data penduduk dengan cara
mengadakan penghitungan langsung ke lapangan. Dengan cara ini, banyak data lain
yang bisa didapat selain jumlah penduduk, seperti tingkat kemakmuran dan
kesehatan. Kedua hal tersebut dapat dilihat dengan kasat mata walaupun tanpa
menanyakan secara langsung.
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, penyusunan,
pengolahan, dan penerbitan data yang bersifat demografis, ekonomis, dan
sosial dari suatu wilayah atau negara tertentu dan dalam waktu tertentu.
Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:
1. Metode Canvasser, yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi
tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar pertanyaan. Keunggulan
metode ini, data yang diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan penduduk
sulit untuk memalsukan data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang
diperlukan lebih lama karena jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang
luas.
2. Metode Householder, yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar
pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan cara ini adalah waktu
yang diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus mendata satu per satu
penduduk. Daftar pertanyaan dapat dikirimkan atau dititipkan pada aparat
desa. Sedangkan kekurangannya adalah data yang diperoleh kurang terjamin
kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data sesuai
dengan kondisi sebenarnya.
Sensus penduduk dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pada status tempat
tinggal penduduk yaitu sebagai berikut.
1. Sensus de facto ialah penghitungan penduduk atau pencacahan jiwa yang
dikenakan pada setiap orang yang pada waktu diadakan pencacahan berada
di dalam negara atau daerah yang bersangkutan.
2. Sensus de yure ialah penghitungan penduduk atau pencacahan jiwa yang
hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar berdiam atau bertempat
tinggal di negara bersangkutan atau di daerah itu atau berdasarkan pada
tempat tinggal yang tetap.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
20
2) Registrasi atau pendaftaran peristiwa vital
Informasi peristiwa vital, biasanya dihimpun atau dilaporkan ke sebuah instansi atau
departemen yang sudah ditunjuk pemerintah. Peristiwa vital misalnya kelahiran, dan
kematian, senantiasa dilaporkan kepada instansi terkait untuk dicatat. Di hamper
semua Negara, pendaftaran mengenai kelahiran, kematian, perkawinan, dan proses
kedatangan penduduk baru, harus dilaporkan dengan mengisi formulir yang sudah
disediakan. Beberapa karakteristik biasanya disediakan dalam formulir tersebut,
sehingga kelengkapan data demografi penduduk dapat diketahui, apabila sewaktu-
waktu dibutuhkan untuk analisis kependudukan.
Registrasi penduduk merupakan pencatatan yang terus menerus mengenai kejadian
vital yang dialami penduduk berupa kelahiran, kematian, dan perpindahan.
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian penting
yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan, perceraian, perpindahan
penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang tertulis. Registrasi penduduk
ialah pencatatan tentang identitas atau ciri-ciri, status, dan kondisi penduduk yang
dilaksanakan secara terus-menerus oleh pemerintah mulai tingkat terendah
yaitu desa atau kelurahan. Dari data hasil registrasi akan didapat laporan monografi
desa tentang kependudukan secara kontinu yang berisi data tentang kelahiran
penduduk, kematian, perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.
Contohnya kejadian di Indonesia, untuk proses kelahiran, wajib didaftarkan untuk
memperoleh akta kelahiran, begitupun proses perkawinan. Masih ditemukannya
kendala pendataan, akibat masih adanya masyarakat yang belum menyadari untuk
melakukan pelaporan segala peristiwa yang dihadapinya.
3) Survei sampel demografi
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
21
Kegiatan survei demografi dilakukan untuk kepentingan mendesak atau mengecek
kebenaran hasil sensus. Biaya yang sedikit dan waktu yang relatif singkat menjadi
alas an untuk menggunakan survey sampel demografi. Namun hasil survey tetap
tidak bias dilepaskan dari hasil sensus yang rutin dilakukan. Dan meskipun sensus
membutuhkan biaya yang besar, namun tetap harus dilaksanakan, supaya semua
penduduk dapat semuanya terdata dan terkover secara lengkap dalam penetapan
kebijakan oleh pemerintah.
4) Sumber dari instansi atau departemen yang terkait.
Instansi-instansi yang memiliki data penduduk, bias menjadi salah satu sumber
informasi, misalnya dinas tenaga kerja yang memiliki data penduduk yang akan
melamar kerja, dinas militer yang memiliki data penduduk yang mendatar di dinas
militer, di bank yang memiliki data penduduk yang ikut dalam tabungan pendidikan
dan jaminan sosial, serta beberapa instansi lain yang memiliki data penduduk yang
dibutuhkan dalam studi kependudukan.
2.3. Penutup
2.3.1. Kesimpulan
1. Defenisi demografi oleh beberapa ahli, terdidi dari beberapa aspek, tetapi
semuanya terpusat pada perubahan penduduk, dengan tiga komponen utama
yaitu fertilitas, mortalitas, dan mobilitas.
2. Data demografi disebut sebagai statistik demografi yang bersumber dari sensus,
pendaftaran peristiwa vital, survey, atau sumber-sumber lain yang terkait.
3. Analisis statistik pada data demografi digunakan dalam studi kependudukan
untuk memperoleh kondisi penduduk dalam satu wilayah, dan selanjutnya
digunakan sebagai bahan dalam perumusan kebijakan.
4. Data demografi dengan analisis statistik menjadi sesuatu yang sangat urgen
dalam permasalahan demografi yang dihadapi oleh semua Negara.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
22
2.4. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York : John Wiley & Sons. Inc.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian : Pergamon Press Pty Ltd.
BAB 3UKURAN DASAR TEKNIK DEMOGRAFI
3.1. Pendahuluan
3.1.1. Deskripsi
Statistik demografi yang dianalisis, memerlukan ukuran-ukuran dasar yang
menggambarkan kondisi data penduduk.
Pengukuran dasar yang digunakan dalam teknik demografi sama dengan
ukuran-ukuran dasar dalam ilmu-ilmu lain yaitu ukuran absolut dan ukuran relatif.
Pengukuran struktur demografi yang datanya berasal dari sensus penduduk atau
data sekunder, berbeda dengan pengukuran proses demografi yang dapat terjadi
pada setiap saat misalnya kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan mobilitas
penduduk. Pemilihan metode pengukuran yang digunakan tergantung pada informasi
yang diperoleh. Sehingga informasi-informasi tersebut harus ada dalam mengukur
masalah demografi yang terjadi.
Pada Bab 3 ini, akan diuraikan dalam tiga permasalahan pokok, yaitu pertama
tentang pengukuran struktur demografi yang terdiri atas bilangan relatif dan bilangan
absolut. Permasalahan kedua tentang pengukuran peristiwa demografi yang terdiri
atas angka kasar dan angka khusus, yaitu pengukuran apada ketiga peristiwa
demografi dengan memperhitungkan pengukuran angka kasar dan angka khusus
berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kelompok umur. Untuk permasalahan ketiga
tentang beberapa metode pengukuran dalam pertumbuhan penduduk dengan
memperhitungkan tiga komponen demografi, yaitu fertilitas, mortalitas, dan mobilitas.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
23
3.1.2. Sasaran Pembelajaran
Sasaran pembelajaran dalam bab ini, adalah agar mahasiswa mampu
membedakan dengan benar ukuran dasar demografi yang termasuk dalam ukuran
struktur demografi, ukuran peristiwa demografi, dan ukuran pertumbuhan penduduk.
Selanjutnya mahasiswa mampu memahami dengan baik tentang berbagai ukuran
statistik dalam demografi, mampu menjelaskan hasil dari setiap pengukuran, dan
mengaplikasikannya pada data demografi yang sering dijumpai.
3.2. Uraian Materi
3.2.1. Pengukuran Struktur Demografi
1) Bilangan Absolut
Bilangan absolut adalah bilangan yang tidak mengalami perubahan. Informasi
demografi awalnya disajikan dalam bentuk bilangan atau jumlah absolut. Contoh
yang paling sederhana bilangan absolut adalah jumlah penduduk. Dari hasil sensus
2010, jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 305,4 juta. Data ini
merupakan data awal yang perlu dianalisis lebih lanjut agar lebih banyak mempunyai
arti. Misalkan jumlah penduduk setiap pulau dinyatakan dalam bentuk relatif misalnya
persentase terhadap penduduk Indonesia, agar lebih mudah menggambarkan
persebaran penduduk.
2) Bilangan Relatif
Bilangan relatif adalah bilangan yang dapat mengalami perubahan tergantung
peristiwa yang terjadi, dan nilai yang dihitung berasal dari bilangan absolut. Beberapa
pengukuran dengan bilangan relatif adalah sebagai berikut
1. Proporsi
Adalah perbandingan dua bilangan dimana pembilang (a) merupakan bagian
dari penyebutnya (b),yaitu:
aa+b
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
24
Contoh:
Mahasiswa Prodi Statistika Angkatan 2010/2011 sebanyak 30 orang, jumlah
mahasiswa perempuan adalah 10 sedang jumlah mahasiswa laki-laki adalah 20.
Proporsi mahasiswa laki-laki adalah sebagai berikut:
Plk−lk=20
20+10=20
30=2
3=0,667
Artinya proporsi mahasiswa laki-laki dalam Prodi Statistika Angkatan 2010/2011
sebesar 0,67.
2 Persentase
Adalah proporsi dikalikan 100. Persentase berarti angka persen yang
menyatakan bagian dari keutuhan jumlah.
Contoh:
Mahasiswa Prodi Statistika Angkatan 2010/2011 sebanyak 30 orang, jumlah
mahasiswa perempuan adalah 10 sedang jumlah mahasiswa laki-laki adalah 20.
Persentase mahasiswa laki-laki sebagai berikut:
Perslk−lk=20
20+10x 100=66,7 %
Artinya persentase mahasiswa laki-laki dalam Prodi Statistika Angkatan 2010/2011
sebesar 66,7%. Dalam analisis data demografi atau data yang lain pada umumnya
angka proporsi jarang dimunculkan, yang paling banyak digunakan adalah bentuk
persentase.
3 Perbandingan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
25
Adalah menyatakan suatu jumlah terhadap jumlah yang lainnya.
Contoh:
Mahasiswa Prodi Statistika Angkatan 2010/2011 sebanyak 30 orang, jumlah
mahasiswa perempuan adalah 10 sedang jumlah mahasiswa laki-laki adalah 20.
Perbandingan jumlah mahasiswa laki-laki dengan perempuan sebagai berikut:
Perb . MahasiswaLk−lk
prp=20
10
Artinya perbandingan jumlah mahasiswa laki-laki dengan perempuan adalah 20
banding 10 atau 2 banding 1. Yang menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa laki-laki 2
kali lipat dari jumlah mahasiswa perempuan.
4 Rasio
Adalah suatu jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainnya yang dapat
dinyatakan dalam persepuluh, perseratus, perseribu, dan seterusnya. Beberapa
pengukuran rasio adalah sebagai berikut:
a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio = SR)
Adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin lakin-laki dan perempuan
pada suatu wilayah pada waktu tertentu.
Kalau jumlah laki-laki dinyatakan dengan simbol M, dan jumlah mahasiswa
perempuan dengan simbol F, maka rasio jenis kelamin (Sex Ratio) = SR) dapat ditulis
dengan rumus:
SR= MF
x k,
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
26
dimana:
k = konstanta yang besarnya sama dengan 100
Contoh:
Perbandingan jenis kelamin mahasiswa laki-laki terhadap mahasiswa
perempuan di Prodi Statistika adalah 1:2, atau 1 mahasiswa laki-laki sebanding
dengan 2 mahasiswa perempuan. Angka ini jika dikalikan dengan 100, maka dapat
dikatakan bahwa jumlah mahasiswa tersebut mempunyai perbandingan jenis kelamin
100 laki-laki dibanding dengan 200 perempuan.
b. Rasio Jenis Kelamin Menurut Umur
Adalah rasio jenis kelamin yang dibuat berdasarkan kelompok umur. Rasio
jenis kelamin (SR) menurut kelompok umur dapat dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:
SRi=M i
Fi
xk
Keterangan:
SRi = rasio jenis kelamin pada umur atau golongan umur i tahun
M i = jumlah penduduk laki-laki pada umur atau golongan umur i tahun
F i = jumlah penduduk perempuan pada umur atau golongan umur i tahun
k = konstatnta (umumnya nilainya 100)
Contoh:
Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia menurut kelompok umur, hasil Sensus
Penduduk Indonesia tahun 2010, terlihat bahwa sampai kelompok umur tertentu
(misalnya 15-19 tahun) diperoleh rasio jenis kelamin (SR) laki-laki terhadap
perempuan sebesar 101, berarti rasio jenis kelamin ‘di atas 100’. Hal ini disebabkan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
27
jumlah kelahiran bayi laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan kelahiran bayi
perempuan. Tetapi karena angka harapan hidup bayi laki-laki lebih rendah
dibandingkan dengan bayi perempuan, maka untuk kelompok umur selanjutnya
(misalnya 20-24 tahun) sudah turun mencapai 89, berarti angka SR akan lebih
rendah dari 100. Untuk keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih banyak
dibanding jumlah penduduk laki-laki sehingga secara total SR lebih kecil dari 100.
c. Rasio Menurut Jenis Kelamin Kelahiran (Sex Ratio at Birth = SRB)
Adalah rasio antara jumlah kelahiran bayi laki-laki dan kelahiran bayi
perempuan apabila hanya diketahui angka kelahiran total (laki-laki + perempuan). Di
awal telah disebutkan bahwa pada tahun tertentu di suatu wilayah jumlah kelahiran
bayi laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan bayi perempuan.
Rasio jenis kelamin kelahiran (Sex Ratio at Birth) ini dapat ditulis dengan rumus:
SRB=BM
BF
x k
Keterangan:
SRB = Rasio jenis kelamin kelahiran
BM = Kelahiran bayi laki-laki
BF = Jumlah kelahiran bayi perempuan
k = Konstanta
Contoh:
Suatu wilayah pada tahun 2010 terdapat 214 kelahiran bayi laki-laki dan 200
kelahiran bayi perempuan, maka rasio jenis kelamin kelahiran adalah:
SRB=214200
x 100=107
Ini berarti tiap kelahiran 100 bayi perempuan akan terdapat 107 kelahiran bayi laki-
laki.
d. Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR)
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
28
Adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah penduduk di bawah usia lima
tahun terhadap jumlah perempuan usia subur (usia melahirkan atau usia reproduksi)
yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun. Rasio anak perempuan merupakan
salah satu ukuran kelahiran yang sederhana dan datanya didapat dari hasil sensus
penduduk. Makin besar angka rasio anak perempuan memberikan gambaran
semakin tinggi tingkat kelahiran. Dalam bentuk rumus rasio anak perempuan
dinyatakan sebagai berikut:
CWR=P(0.4)
Pf (15−49)
x k
Keterangan:
CWR = Rasio jenis kelamin kelahiran
P(0.4 ) = Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun.
Pf (15−49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun.
k = Angka konstanta, dalam rumus ini biasanya 100
Analisis dari angka-angka tersebut antara lain dapat dikaitkan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi mortalitas bayi dan anak.
e. Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio=DR)
Adalah rasio yang memperhitungkan kelompok penduduk umur 0-14 tahun
dianggap sebagai kelompok penduduk yang belum produktif secara ekonomis,
kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok produktif dan kelompok
umur 65 tahun ke atas sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif. Rasio
beban tanggungan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
DR=pendudukumur (0−14 t h)+ penduduk umur 65 t h
penduduk umur (15−64 t h)k ,
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
29
dimana, k=angkakonstanta ,dan dalam rumusini besarnya 100
f. Kepadatan penduduk (Man Land Ratio)
Adalah jumlah penduduk per satuan unit wilayah, atau dapat ditulis dengan
rumus:
Kepadatan Penduduk (KP)= Jumlah Penduduk Suatu wilayahLuas wilayah(km¿¿2/ha)¿
Jumlah Penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah
seluruh penduduk di wilayah tersebut, atau bagian-bagian penduduk yang bekerja di
sektor pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah,
luas daerah pertanian, atau luas daerah pedesaan.
Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibagi menjadi emapat bagian:
1) Kepadatan Penduduk Kasar (Crude Density of Population) atau sering
pula disebut dengan Kepadatan Penduduk Aritmatika.
Adalah banyaknya penduduk per satuan luas. Sebagai contoh Kepadatan
Penduduk Kasar untuk Indonesia apada tahun 1961, 1971, 1980, dan 1990,
masing-masing sebesar 51, 99, 77, 93 orang per km2.
2) Kepadatan Penduduk Fisiologis (Physiological Density)
Adalah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian. Atau dengan
rumus ditulis:
Kepadatan Penduduk Fisiologis= Jumlah Pendud uk SuatuwilayahLuasTanah Pertanian
Contoh:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
30
Di Indonesia Pada Tahun 1973, dari seluas 1.904.570 km2 daratan, terdapat
163.940 km2 tanah pertanian. Kalau pada tahun 1971 jumlah penduduk
Indonesia besarnya 119.232.000, maka kepadatan penduduk fisiologis adalah:
Kepadatan Penduduk Fisiologis=119.232.000163.940
=727,29 orang per km2
3) Kepadatan Penduduk Agraris (Agricultural Density)
Adalah jumlah penduduk petani tiap-tiap km2 tanah pertanian. Atau dengan
rumus ditulis:
Kepadatan Penduduk Agraris= Jumlah Penduduk Petani Suatu wilayahLuas Tanah Pertanian
Contoh:
Hasil Sensus penduduk 1971, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja dalam
lapangan pertanian sebesar 64,2 persen atau 76.546.949 orang. Kalau luas
tanah pertanian pada tahun 1973 adalah 163.940 km2, maka kepadatan
penduduk agraris adalah:
Kepadatan Penduduk Agraris=76.546 .949163.940
=446,9 per km2
4) Kepadatan Penduduk Ekonomi (Economical Density of Population)
Adalah besarnya jumlah penduduk pada suatu wilayah didasarkan atas
kemampuan wilayah yang besangkutan. Simon seorang ahlidemografi bangsa
Prancis mengusulkan rumus Kepadatan penduduk Agararis sebagai berikut:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
31
Kepadatan Penduduk Ekonomi=∆@c
100
Keterangan:
@= indeks dari jumlah penduduk
C= indeks umum dari produksi pada tahun yang sama
3.2.2. Pengukuran Proses Demografi
Pengukuran proses demografi digunakan angka atau tingkat atau rate. Adapun
rumus tingkat peristiwa demografi tertentu adalah
Proses Peristiwa Demografi tertentu=
Jumlah peristiwa yangterjadi dalam
jenjang waktu tertentuJumlahkelompok penduduk yang
mempunyai resiko( populationexposed¿ risk ) dalam peristiwatersebut dalam jenjang waktu yang sama
Salah satu konsep pengukuran yang sering digunakan adalah konsep jumlah
tahun kehidupan (person years-lived) yang digunakan untuk menghitung jumlah
penduduk yang mempunyai resiko terhadap suatu peristiwa demografis. Namun
karena jumlahnya besar dan waktunya lama, maka untuk itu digunakan perkiraan
dengan asumsi bahwa jumlah kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar,
tersebar merata pada periode tahun yang dihitung, sehingga jumlah kumulatif tahun
kehidupan besarnya tidak jauh berbeda dengan pertengahan tahun (30 Juni).
Penduduk yang hidup pada pertengahan tahun tersebut disebut penduduk
pertengahan tahun (midyear or central population). Adapun cara perhitungan
penduduk pertengahan tahun adalah:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
32
Pend uduk PertengahanTahun ( Pm )=P1+P2
2
Atau
Pm=P1+[ P2−P1 ]
[ 2 ],
dimana, P1adalah penduduk pada permulaan tahun dan P2adalah penduduk pada
akhir tahun.
Jumlah penduduk pertengahan tahun ini berguna dalam menghitung angka
kelahiran kasar, angka kematian kasar, migrasi neto dan migrasi bersih di suatu
wilayah.
Terdapat dua macam angka/rate dalam menghitung peristiwa demografi, yaitu:
a. Angka kasar, adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografis
penduduk total, termasuk penduduk yang tidak menanggung resiko peristiwa
demografis tersebut. Misalnya Angka Kelahiran Kasar (CBR)
b. Angka spesifik, adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa
demografis penduduk yang menanggung resiko peristiwa demografis tersebut.
Misalnya Angka Fertilitas Menurut Umur (ASFR)
Berikut uraian berbagai macam angka/rate kelahiran dan kematian.
1) Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per
1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Adapun data tentang jumlah
kelahiran dan jumlah penduduk dapat diperoleh dari hasil sensus penduduk atau
survei-survei tentang fertilitas. Namun hasilnya masih sangat kasar karena dibagi
dengan jumlah seluruh penduduk termasuk laki-laki yang berada dalam usia
reproduksi yaitu 15-49 tahun.
Angka Kelahiran Kasar (CBR) dirumuskan sebagai berikut:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
33
Tingkat kelahiran kasar (CBR )= jumlahkelahiran selama setahunjumlah penduduk pertengahan
tahundari tahun yang sama
x1000
Atau
CBR= BPm
x1000 ,
dimana, B=jumlah kelahiran, Pm adalah jumlah penduduk pertengahan tahun.
2) Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR)
Adalah angka yang menunjukkan besarnya kematian yang terjadi pada suatu
tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum
memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang
lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Angka Kematian Kasar dapat dirumuskan sebagai berikut:
CDR= DPm
x k= DPm
x1000
Keterangan:
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
Pm = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
k = Bilangan konstan 1000
Contoh:
Andaikan dari Susenas 2010 tercatat sebanyak 767.740 kematian, sedangkan jumlah
penduduk pada tahun tersebut diperkirakan sebesar 214.37.096 jiwa. Angka
Kelahiran Kasar yang terhitung adalah:
CDR= DPm
x K
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
34
¿ DPm
x1000
¿ 767.740214.374 .096
x 1000
¿3.58
Artinya, pada tahun 2010 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap 1000 penduduk.
3) Angka Migrasi Neto (M)/Net Migration
Adalah selisih jumlah migran masuk dan migran keluar pada suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu terhadap jumlah penduduk pertengahan tahun, dan
biasanya dinyatakan dalam per 1000 penduduk. Berguna untuk mengukur mobilitas
penduduk secara geografis. Migrasi merupakan perpindahan penduduk, sedangkan
kelahiran dan kematian merupakan peristiwa demografi lainnya yang secara
langsung mempengaruhi jumlah penduduk suatu wilayah.
Angka Mirgasi Neto (M) dapat dirumuskan sebagai berikut:
M n=Jumlahmigran masuk−Jumlahmigran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahunx1000
Contoh:
Andaikan hasil data perhitungan di kabupaten Wajo, Propinsi Sulawesi Selatan
menunjukkan jumlah migran masuk sebesar 13.457 dan migran keluar 22.178 dan
jumlah penduduk pertengahan tahun 2010 adalah 715.509. Maka migrasi neto nya
adalah sebagai berikut :
M n=Jumlahmigran masuk−Jumlahmigran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahunx1000
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
35
¿ 22.178−13.457715.509
x1000
¿12.06 →12
Jadi ada 12 jiwa yang bermigrasi per 1000 penduduk untuk tahun 2010.
4) Angka Migrasi Bruto (M b ¿/Grass Migration
Adalah jumlah migran masuk dan migran keluar dibagi jumlah penduduk
pertengahan tahun dan biasanya dinyatakan dalam per 1000 penduduk. Berguna
untuk menunjukkan jumlah kejadian perpindahan, dapat dirumuskan sebagai berikut:
M b=Jumlah migranmasuk+ jumlah migrankeluar
jumlah penduduk pertengahantahunx1000
Contoh:
Andaikan hasil data perhitungan di kabupaten Wajo, Propinsi Sulawesi Selatan
menunjukkan jumlah migran masuk sebesar 13.457 dan migran keluar 22.178 dan
jumlah penduduk pertengahan tahun 2010 adalah 715.509. Maka migrasi bruto nya
adalah sebagai berikut:
M b=Jumlah migranmasuk+Jumlahmigran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahunx 1000
¿ 22.178+13.457715.509
x 1000
¿49.80
Jadi ada 49 atau 50 jiwa yang mengalami kejadian perpindahan per 1000 penduduk
untuk tahun 2010.
3.2.3. Pertumbuhan Penduduk
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
36
Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh:
a. Kelahiran (Birth/B)
b. Kematian (Death/D)
c. Migrasi Masuk (In Migration/IM)
d. Migrasi Keluar (Out Migration/OM)
Dimana penduduk bertambah jika ada yang lahir dan ada yang datang, dan
berkurang jika ada yang mati dan pergi. Beberapa persamaan yang digunakan
adalah:
1) Persamaan Berimbang (The Balancing Equation)
Berguna untuk menghitung perubahan penduduk dari tahun ke tahun, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pt=Po+( B−D )+( ℑ−OM )
Keterangan :
Pt = banyaknya penduduk tahun akhir
Po = banyaknya penduduk tahun awal
B = banyaknya kelahiran
D = banyaknya kematian
IM = banyaknya migrasi masuk
OM = banyaknya migrasi keluar
( B−D ) = pertumbuhan penduduk alamiah
( ℑ−OM ) = migrasi net
Contoh:
Dalam bulan januari 2009 jumlah penduduk Kecamatan Makassar sebesar 214.300
orang. Jumlah kelahiran kasar 3.165 orang dan kematian sebesar 1.912 orang. Pada
tahun itu jumlah migrasi masuk sebesar 400 dan migrasi keluar jumlahnya 40 orang.
Maka pada bulan januari 2010 jumlah penduduk Kecamatan Makassar adalah :
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
37
Pt=Po+( B−D )+( ℑ−OM )
¿214.300+(3.165−1.912 )+(400−40 )
¿215.913
Jadi pada bulan januari 2010 jumlah penduduk Kecamatan Makassar besarnya
215.913 orang.
Secara keseluruhan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia hanya
dipengaruhi oleh selisih jumlah kelahiran dan jumlah kematian karena jumlahh
penduduk Indonesia yang berada di luar negeri hanya sedikit.
2) Laju Pertumbuhan Penduduk Geometris (LPPG) (Geometric Growth)
Adalah pertumbuhan bertahap (diskret) yaitu dengan menghitung
pertumbuhan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode, biasa juga
disebut “pertumbuhan bunga berganda”. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pt=Po (1+r )t
Keterangan:
Pt = banyaknya penduduk pada tahun akhir
Po= banyaknya penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk
t = jangka waktu (dalam banyaknya tahun)
jadi nilai t ini akan berubah tergantung tahunnya. Poakan berubah tergantung tahun
yang dimaksud.
Contoh:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
38
1) Jumlah penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1961 sebesar
2.163.000 dan pada tahun 1971 meningkat menjadi 2.490.000 jiwa. Maka
besarnya laju pertumbuhan per tahun pada periode tahun 1961-1971 adalah
Pt=Po (1+r )t
2.490 .000=2.163.000 (1+r )10
(1+r )10=2.490 .0002.163 .000
(1+r )10=1,151179
10 log (1+r )=log1,151179
10 log (1+r )=0,0611429 (anti log )
(1+r )=1,1014178
r=0.014178 atau1.42 %
Jadi laju pertumbuhan penduduk daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 1.42% pada
periode 1961-1971.
2) Diketahui jumlah penduduk pada tahun 1970 di Sulawesi Selatan adalah 5.181
jiwa dan angka pertumbuhan penduduk 1970-1980 adalah 1.74%, dan untuk
1980-1990 adalah 1.42%.
Ditanyakan : berapakah jumlah penduduk pada tahun 1980 dan 1990?
Jawab :
P1980=P1971 (1+0.0174 )10
P1980=5181 (1.0174 )10
P1980=5181 (1.18827602 )
P1980=6156.458
P1980=6157
Jadi jumlah penduduk tahun 1980 adalah 6157 jiwa.
P1990=P1980 (1+0.0142 )10
P1990=6157 (1.0142 )10
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
39
P1990=6157 (1.15142608 )
P1990=7089.33
P1990=7089
Dan jumlah penduduk tahun 1980 adalah 7089 jiwa.
3) Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial (LPPE) (Exponential
Growth)
Adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus. Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Pt=Po . em dimana m=rt
Keterangan:
Pt=banyaknya penduduk pada tahun akhir
Po=banyaknya penduduk pada tahun awal
m= jangka waktu
r=angka pertumbuhan penduduk
e=angkaeksponensial (2,71828 )
4) Angka pertumbuhan penduduk Nol (Zero Population Growth=ZPG).
Adalah jumlah suatu penduduk tidaklah bertambah maupun berkurang. Suatu
penduduk dikatakan seimbang jika :
1) Banyaknya kelahiran sama dengan banyaknya kematian dan migrasi neto sama
dengan nol
2) Jumlah kelahiran melebihi jumlah kematian tetapi kelebihannya diimbangi
dengan migrasi keluat neto
3) Jumlah kematian melebihi jumlah kelahiran, tetapi kekurangan tersebut
diimbangi oleh migrasi masuk neto.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
40
5) Laju Pertumbuhan Penduduk Di Daerah Perkotaan
Laju pertumbuhan penduduk wilayah pedesaan dipengaruhi oleh :
1) Pertumbuhan penduduk alami ( B−D )dan
2) Migrasi Neto ( ℑ−OM )
Sedangkan untuk laju pertumbuhan penduduk wilayah perkotaan dipengaruhi oleh
reklasifikasi (perubahan status suatu wilayah dari pedesaan ke perkotaan). Contoh
pada tahun 1980 banyak desa-desa di Indonesia mempunyai ciri-ciri pedesaan tetapi
tahun 1990 berubah ke ciri-ciri perkotaan yakni :
1) Kepadatan penduduk tinggi (± 5000 orang per km persegi )
2) Sekitar 75% penduduk aktivitasnya di bidang nonpertanian
Tersedia fasilitas kota seperti : jalan beraspal, listrik, rumah sakit, supermarket,
gedung bioskop, dll.
3.3. Penutup
3.3.1. Kesimpulan
1. Pengukuran domografi, secaa umum mengenal dua jenis ukuran yaitu ukuran
bilangan absolute dan ukuran bilangan relatif, tetapi yang umum digunakan adalah
jenis bilangan relatif.
2. Beberapa pengukuran relatif, adalah proporsi, persentase, perbandingan, dan
rasio, dimana pengukurannya berasalh dari pengukuran bilangan absolute.
3. Beberapa pengukuran rasio, diantaranya rasio jenis kelamin, rasio jenis kelamin
menurut umur, rasi menurut jenis kelamin kelahiran, rasio anak perempuan, rasio
beban tanggungan, dan kepadatan penduduk.
4. Pengukuran proses demografi menggunakan ukuran rate atau tingkat.
5. Pertumbuhan penduduk dapat digambarkan dalam bentuk persamaan berimbang,
laju pertumbuhan penduduk geometris, dan laju pertumbuhan penduduk
eksponensial.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
41
3.3.2. Latihan Soal
1. Jumlah penduduk Indonesia tahun 1990 adalah 179,3 juta terdiri dari 89,4 juta
laki-laki dan 89,9 juta perempuan. Carilah rasio jenis kelamin penduduk
Indonesia tahun 1990!
2. Pada tahun 2010 penduduk Indonesia yang berumur (0-14) tahun besarnya
52.454.000, sedangkan yang berumur (15-64) tahun dan 65+ masing-masing
besarnya 63.180.000 dan 3.576.000 orang, dari data tersebut, carilah rasio
beban tanggungan (DR) kelompok penduduk produktif!
3. Andaikan jumlah kelahiran tahun 2010 sebesar 4.931.500 sedang jumlah
penduduk pertengahan tahun sebesar 140.900.000 jiwa, maka tentukan tingkat
kelahiran kasar pada tahun 2010!
4. Penduduk Indonesia pada tahun 1961 adalah 97.019.000 jiwa dan tahun 1971
sebanyak 119.232.000 jiwa. Berapa pertumbuhan penduduk melalui pendekatan
geometris dan eksponensial?
5. Laju pertumbuhan penduduk per tahun suatu Negara sebesar 1% atau 0.01,
setelah berapa tahunkah jumlah penduduknya berlipat dua?
6. Indonesia terdiri lebih dari 3.000 pulu dan meliputi wilayah seluas kira-kira 1.100
mil dari utara ke selatan, dan 2.800 mil dari timur ke barat, luas wilayah 735,269
mil persegi. Seluruh penduduk pada pertengahan tahun 1961 berjumlah 97 juta
jiwa, dan 15,46% diantaranya belum berumur 5 tahun, dan 30,93% terdiri dari
wanita yang termasuk dalam kelompok umur 15-44 tahun. Irian Barat pada
pertengahan tahun 1961 penduduk kira-kira 700.000 jiwa, dan pada tahun 1963
menjadi bagian wilayah Republik Indonesia. Sampai sebegitu jauh perbedaan
kepadatan penduduk di berbagai daerah di Indonesia, ternyata cukup menonjol.
Pada pertengahan tahun 1971 penduduk Pulau Jawa, Madura, dan Bali
berjumlah dua pertiga dari jumlah seluruh penduduk Indonesia, padahal ketiga
pulau tersebut hanya mencakup 7% dari seluruh areal tanah Indonesia. Pada
tahun 1961 di Indonesia dilahirkan 4,85 juta bayi, dan 51,22 persen diantaranya
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
42
bayi pria, selama itu hanya 2.111.545 bayi yang masih bertahan hidup sampai
tahun kehidupan pertama. Pada pertengahan tahun 1971 seluruh penduduk
diperkirakan berjumlah 120 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, hitunglah:
a. Kepadatan penduduk di Pulau Jawa, Madura, dan Bali tahun 1971.
b. Rasio jenis kelamin di Indonesia tahun 1961.
c. Angka kelahiran kasar di Indonesia tahun 1961.
d. Angka kematian bayi di Indonesia tahun 1961.
e. Angka pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun selama jangka waktu
antar sensual di Indonesia yaitu pada pertengahan tahun 1961 sampai
dengan pertengahan tahun 1971.
3.3.3. Tindak Lanjut
Jika anda telah selesai mengerjakan soal latihan dan tes formatif di atas, maka
sesuaikan dengan kunci jawaban yang ada di bagian terakhir bab 1 ini. Hitung
jawaban anda yang benar kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk menentukan
tingkat penguasaan anda terhadap materi modul ini.
Rumus:
Tingkat Penguasaan= jumlah jawaban yangbenarjumlah soal
x100 %
Tingkat Penguasaan:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
0% - 69% = Kurang
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
43
Jika tingkat penguasaan anda di bawah 80%, maka diharapkan mengulangi materi
ini, khususnya bagian-bagian yang belum dipahami, serta menambah pengetahuan
dari referensi lain yang berhubungan.
3.3.4. Kunci Jawaban
1. Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 1990 adalah sebagai berikut:
SR=89,4 juta89,9 juta
x100=99
Ini berarti bahwa untuk setiap 99 penduduk laki-laki sebanding dengan 100
penduduk perempuan. Apabila angka tersebut jauh di bawah 100, dapat
menimbulkan berbagi masalah, karena ini berarti di wilayah tersebut kekurangan
penduduk laki-laki akibatnya antara lain kekurangan tenaga laki-laki untuk
melaksanakan pembangunan, atau masalah lain yang berhubungan dengan
perkawinan. Hal ini dapat terjadi apabila suatu daerah banyak penduduk
penduduk laki-laki meninggalkan daerah, atau kematian banyak terjadi pada
penduduk laki-laki.
2. Rasio Beban Tanggungan (DR) sebagai berikut:
Rasio Beban Tanggungan ( DR )=52.454 .000+3.576 .00063.180 .000
k=88,7
DR sebesar 88,7 berarti tiap 100 orang kelompok penduduk produktif harus
mennaggung 88,7 kelompok yang tidak produktif. Angka DR ini termasuk tinggi.
3. Besarnya tingkat kelahiran kasar adalah:
Tingkat kelahiran kasar (CBR)=
jumlahkelahiran selamasetahun(1979)
jumlah penduduk pertengahantahundari tahun yang sama
x 1000
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
44
¿ 4.931 .500140.900.000
x1000
¿35
Artinya terdapat 35 kelahiran per 1000 penduduk Indonesia pada tahun 2010.
4. Untuk pertumbuhan geometris:
Pt=Po (1+r )t
119.232.000=97.019 .000 (1+r )10
(1+r )10=119.232.00097.019.000
(1+r )10=1,228955153
10 log (1+r )=log1,228955153
10 log (1+r )=0,089536034 (anti log )
(1+r )=1,020830421
r=0.020830421 atau2.08 %
Untuk pertumbuhan eksponensial:
Pt=Po . ert
119.232.000=97.019 .000 .er 10
119.232.00097.019 .000
=er 10
1.228955153=er 10
log 1.228955153=10 r log e
0.089536034 =10r log 2.71828
0.089536034 =10r 0.434294189
10 r=¿ 0.206164475
r=0.020617 atau2.06 %
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
45
5. Rumus :
Pt=Po . ert
Jumlah penduduk akan berlipat dua berarti P1=2 Po →P1
P0
=2
P1=2 Po →P1
P0
=2
Pt=Po . ert →Pt
P0
=ert →2=ert
log 2=rt loge
0,301029995=0,01 .t x0,434294189
0,01 . t=0,3010299950,434294189
=0,6931475
t=69,31475 → t=69,3 atau70 tah un
Jadi kalau laju pertumbuhan 1 % maka penduduk akan bertambah dalam kurun
waktu 70/1 tahun=70 tahun. Jadi, jika tahun 1976 tingkat pertumbuhan penduduk
Indonesia yang konstan adalah 2,1 % maka jumlah penduduk tersebut akan
menjadi 2 kali lipat dalam kurun waktu 70/2,1 = 33,3 tahun atau 33 tahun.
3.4. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Kasto dan Henry Sembiring, 1995. Profil Kependudukan Indonesia Selama PJP I Awal PJP II. Yogyakarta: PPK-UGM.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian: Pergamon Press Pty Ltd.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
46
BAB 4MORTALITAS
4.1. Pendahuluan
4.1.1. Deskripsi
Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses
demografi lainnya adalah kelahiran (fertilitas), dan mobilisasi penduduk. Tinggi
rendahnya tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Dengan memperhatikan trend dari
tingkat mortalitas di masa lampau dan estimasi perkembangan di masa mendatang
dapatlah dibuat sebuah proyeksi penduduk wilayah bersangkutan.
Yang dimaksud dengan mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
(Budi Utomo, 1985). Dari definisi ini terlihat bahwa keadaan ‘mati’ hanya bisa terjadi
kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain, mati tidak pernah ada kalau
tidak ada kehidupan. Sedangkan hidup selalu di mulai dengan lahir hidup (live birth).
Statistik demografi yang berhubungan dengan peristiwa kematian penduduk
dapat dihitung melalui beberapa metode perhitungan, yang akan diuraikan pada Bab
4 ini. Pembahasan terbagi atas dua bagian, yaitu pertama membahas tentang konsep
dasar dan sumber data mortalitas, dan kedua membahas tentang beberapa ukuran
statatik mortalitas yang disertai dengan contoh.
4.1.2. Sasaran Pembelajaran
Mortalitas merupakan salah satu komponen demografi, yang sudah sangat
dikenal oleh semua orang dan setiap saat terjadi di sekitar kita. Pengetahuan dasar
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
47
mahasiswa tentang ukuran demografi dibedakan berdasarkan beberapa kejadian,
salah satunya adalah Mortalitas.
Mahasiswa setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu memahami
dengan baik konsep mortalitas dalam demografi dengan berbagai jenis ukuran
statistik yang digunakan dalam menganalisis angka kematian, termasuk didalamnya
mampu membedakan dan menghitung angka kematian yang distandarisasikan dan
tidak distandarisasikan. Selanjutnya konsep dengan ukuran statistik mortalitas dapat
diaplikasikan pada data riil yang terjadi di sekitar.
4.2. Uraian Materi
4.2.1. Konsep Dasar dan Sumber Data Mortalitas
1) Konsep Dasar Mortalitas
Peristiwa-peristiwa kematian yang terjadi di dalam rahim (intra uterin) dan di luar
rahim (extra uterin). Pada masa janin masih dalam kandungan ibu, terdapat
peristiwa-peristiwa kematian janin sebagai berikut:
1. abortus, kematian janin menjelang dan sampai 16 minggu;
2. immatur, kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada
umur kandungan 28 minggu
3. prematur, kematian janin di dalam kandungan pada umur di atas 28 minggu
sampai waktu lahir.
Selanjutnya kematian bayi di luar rahim (extra uterin) dibedakan atas :
1. lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari
rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan
2. kematian baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi sebelum berumur satu
bulan
3. kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi setelah
berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
48
4. kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur
kurang dari satu tahun
2) Sumber Data Mortalitas
Sumber data mortalitas penduduk di Indonesia ialah registrasi penduduk. Di
Indonesia, pelaporan kematian dikerjakan oleh kepala keluarga atau salah satu
anggota keluarga kepada kepala desa. Laporan ini kemudian diteruskan ke kantor
desa pada saat diadakan rapat kepala desa yang biasanya berlangsung seminggu
sekali. Sering terjadi bahwa pelaporan itu tidak dilaporkan oleh kepala keluarga dan
tidak pula diterima oleh kepala desa. Kalau kepala desa pada hari rapat tidak dapat
datang, maka data kematian ini akan dibawa pada rapat berikutnya. Agaknya,
penyimpangan-penyimpangan dalam hal siapa yang melaporkan dan waktu
melaporkannya menyebabkan adanya angka pelaporan yang jumlahnya kurang dari
keadaan sebenarnya (under reporting). Sumber yang lain dari data kematian, adalah
penelitian (survey). Biasanya penelitian kematian penduduk ini dijadikan satu dengan
penelitian kelahiran (fertilitas) yang disebut dengan penelitian statistik vital.
Untuk mengatasi kesulitan dari data kematian, sering dibuat perhitungan
perkiraan berdasarkan data yang tidak langsung dari data hasil sensus penduduk
(cacah jiwa) atau dari data penelitian (survei). Dalam sensus penduduk, mengenai
kelahiran dan kematian penduduk, ditanyakan : jumlah perempuan yang pernah
kawin menurut umur, jumlah anak yang dilahirkan hidup, jumlah anak yang
meninggal dan jumlah anak yang masih hidup. Dari informasi di atas dibuatlah
perkiraan (estimasi) mengenai tingkat kematian bayi, dan tingkat kematian anak.
4.2.2. Ukuran Statistik Mortalitas
1) Tingkat Kematian Kasar
Tingkat Kematian Kasar (CDR) didefenisikan sebagai banyaknya kematian
pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Angka ini disebut
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
49
kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai
risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
Dengan rumus dapat ditulis sebagai berikut :
Tingkat Kematian Kasar (CDR) = DPm
x k
Keterangan:
D=¿ Jumlah kematian pada tahun tertentu (dari hasil registrasi penduduk)
Pm=¿ Jumlah Penduduk pada petengahan tahun (pada bulan Juni/Juli)
k=¿ Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000
Tingkat/angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian
yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan
dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk
alamiah.
Contoh:
Diketahui jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 1975 sebesar
136.000.000 jiwa. Jumlah kematian sepanjang tahun sebesar 2.298.400 jiwa.
Besarnya Tingkat Kematian Kasar dapat dihitung sebagai berikut :
Tingkat Kematian Kasar (CDR) =2.298 .400
136.000 .000x 1000=16,9
Angka ini berarti, bahwa pada tahun 1975, setiap 1000 penduduk, terdapat 16,9
kematian.
2) Tingkat Kematian Menurut Umur Dan Jenis Kelamin
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
50
Adalah tingkat kematian yang memperhitungkan umur dan jenis kelamin,
karena besar kecilnya angka kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
oleh umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status kawin. Misalnya seseorang yang
berumur 80 tahun umumnya kemungkinan meninggalnya lebih cepat dibandingkan
orang berumur 20 tahun. Orang-orang yang maju ke medan perang kemungkinan
meninggal lebih besar daripada istri-istri mereka yang menunggu di rumah.
Memperhatikan faktor-faktor di atas maka ahli-ahli demografi mempergunakan
ukuran yang lebih spesifik, yang hanya berlaku untuk kelompok penduduk tertentu.
Ukuran yang paling umum digunakan oleh ahli demografi adalah Tingkat Kematian
menurut umur, atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Age Spesific Death Rate
disingkat dengan ASDR. Dengan rumus Tingkat Kematian menurut umur ditulis
sebagai berikut :
Tingkat Kematian Kelompok Umur i=jumlah kematian penduduk kelompok umur ijumlah penduduk kelompok umur i pada pertengahan tahun
×1000
atau :
ASDRi=Di
Pmi
× 1000
Keterangan :
Di=¿ Jumlah kematian pada kelompok umur i
Pmi=¿ Jumlah penduduk pada pertengahan tahun pada kelompok umur i
k=¿ Angka konstan = 1000
Tingkat kematian menurut kelompok umur tertentu (ASDR) dapat dihitung
dengan rumus :
ASDRi laki−laki=Di lk
Pmilk
× k
ASDRi perempuan=Di pr
Pmipr
×k
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
51
Contoh:
Berdasarkan Tabel 2, untuk kelompok umur 5-9 tahun dapat dihitung sebagai berikut:
Untuk laki-laki :
ASDR5−9 laki−laki= 21.2855.601.294
× 1000=3,80
ASDR5−9 perempuan= 20.7425.458 .427
× 1000=3,80
dan seterusnya.
Memperhatikan angka-angka kematian menurut umur seperti tersebut di atas,
terlihatlah bahwa pada umur 0-4 tahun (balita) angka kematian sangat tinggi, lebih-
lebih angka kematian bayi (umur di bawah satu tahun). Karena hal tersebut di atas
dibuatlah perhitungan tersendiri untuk kematian bayi.
Tabel 2. Perhitungan Tingkat Kematian Menurut Kelompok Umur (ASDR) dan Jenis Kelamin di Suatu Wilayah pada Tahun Tertentu
Umur (Tahun)
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
Jumlah Kematian Tingkat Kematian Menurut Umur
Laki-Laki Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki
Perempuan
0-4
5-9
10-14
⋮
80+
6.854.655
5.601.294
4.695.294
⋮
62.568
6.649.905
5.458.427
4.578.980
⋮
69.402
331.871
21.285
10.331
⋮
12.514
299.113
20.742
10.532
⋮
13.880
48.42
3.80
2.20
⋮
200.01
44.98
3.80
2.30
⋮
199.99
Jumlah 37.741.753 39.281.858 571.137 522.003 115.13 13.29Sumber: Mantra, 1999
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
52
3) Tingkat Kematian Bayi (Infant Mortality Rate atau IMR)
Tingkat Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Tingkat kematian bayi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Tingkat kematian bayi=
Jumlah kematianbayipada tahun tertentu
Jumlahkela h iranh iduppada tahun tertentu
× k
Atau:
IMR=D0
B× k
Keterangan :
D0=¿ Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu
B=¿ Jumlah lahir hidup pada tahun tertentu
k=¿ bilangan konstan = 1000
Contoh:
Di suatu daerah pada tahun 1970 jumlah kematian bayi sebesar 263.000 orang dan
jumlah kelahiran pada tahun tersebut sebesar 1.594.000, maka besarnya Tingkat
Kematian Bayi (IMR) dapat dihitung sebagai berikut :
IMR= 263.0001.594 .000
× 1000=164,99
Ini berarti, pada tahun 1970 di daerah yang bersangkutan terdapat 164,99 bayi
meninggal untuk setiap 1000 kelahiran.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
53
Angka kematian Bayi merupakan indicator yang sangat berguna, tidak saja
terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk keseluruhan
dan kondisi ekonomi di mana penduduk tersebut bertempat tinggal. Angka kematian
bayi tidak hanya merefleksikan besarnya masalah kesehatan yang bertanggungjawab
langsung terhadap kematian bayi, seperti diare, infeksi saluran pernafasan, salah
gizi, penyakit-penyakit infeksi spesifik dan kondisi prenatal, tetapi juga merefleksikan
tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan secara umum tingkat
perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Baik di negara maju, maupun di negara
yang sedang berkembang, terdapat hubungan yang terbalik antara tingkat kematian
bayi dengan status ekonomi orang tua.
Angka kematian bayi juga telah menunjukkan fungsinya sebagai indicator
ampuh dalam menilai perubahan kondisi kesehatan di suatu negara. Pada negara-
negara di mana angka kematian bayi telah dihitung selama periode yang lama,
terlihat reduksi angka kematian bayi sejajar dengan perbaikan standar hidup dan
kondisi sanitasi termasuk juga kemudahan pelayanan kesehatan yang sebaik-
baiknya bagi masyarakat.
Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat
dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk
pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi
yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang
berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka
kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan
Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.
Dalam penerapannya, angka kematian bayi dipakai sebagai angka probabilitas
untuk mengukur resiko kematian dari seorang atau bayi dari saat kelahirannya
sampai menjelang ulang tahunnya yang pertama. Apabila penduduk mempunyai
angka kematian bayi 200 per 1000 kelahiran hidup, ini berarti bahwa probabilitas mati
seorang bayi yang baru lahir pada penduduk tersebut sebelum mencapai ulang
tahunnya yang pertama adalah 20 persen sehingga kalau diterapkan secara agregat,
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
54
dari 1000 kelahiran misalnya, 200 di antaranya mati sebelum ulang tahun yang
pertama atau dapat juga dikatakan bahwa hanya 800 dari 1000 kelahiran yang dapat
menikmati ulang tahun yang pertama. Dengan perkataan lain, resiko kematian bayi
pada penduduk dengan angka kematian bayi 200 per 1000 kelahiran hidup adalah
kurang dari 13 sampai 14 kali lebih tinggi dibanding dengan resiko kematian bayi
pada penduduk dengan angka kematian bayi 15 per 1000 kelahiran hidup.
4) Tingkat Kematian Anak
Tingkat Kematian Anak didefinisikan sebagai jumlah kematian anak berumur 1-
4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun. Dengan demikian angka kematian anak tidak menyertakan angka
kematian bayi.
Rumus yang dapat digunakan adalah :
Angka kematian Anak (1−4 )t h=∑ Kematian Ank (1−4 )t h
∑ Penduduk (1−4 ) t h× k
Keterangan :
∑ Kematian Ank (1−4 ) t h = Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang belum
tepat berusia 5 thn) pada satu tahun tertentu didaerah
tertentu.
∑ Penduduk (1−4 ) t h = Jumlah penduduk berusia 1-4 th pada pertengahan
tahun tertentu didaerah tertentu
k = konstanta, umumnya 1000
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
55
Dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih
merefleksikan kondisi kesehatan lingkunan yang langsung mempengaruhi tingkat
kesehatan anak. Angka ini tinggi pada keadaan salah gizi, hygiene buruk, tingginya
prevalansi penyakit menular pada anak dan insiden kecelakaan di dalam atau di
sekitar rumah. Dalam menunjukkan tingkat kemiskinan, indicator ini lebih unggul
dibandingkan dengan tingkat kematian bayi. Di negara-negara maju, angka kematian
anak dapat serendah 0,4 per 1000 anak, tetapi survey di beberapa kelompok
masyarakat di negara berkembang angka kematian dapat mencapai setinggi 100 per
1000 anak. Kalau angka kematian bayi sekitar 14 kali lipat lebih tinggi di negara
berkembang dibandingkan negara maju, maka angka kematian anak dapat mencapai
250 kali lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan negara maju. Perbedaan
angka kematian anak antara berbagai negara atau kelompok masyarakat
menunjukkan adanya perbedaan kondisi lingkungan sosial ekonomi yang
mempengaruhi status kesehatan, karena sebagian besar kematian tersebut dapat
dicegah dengan adanya perbaikan kondisi sosial ekonomi.
5) Tingkat Kematian Anak di Bawah Lima Tahun (BALITA)
Tingkat Kematian Anak Balita didefinisikan sebagai jumlah kematian anak usia
di bawah lima tahun selama satu tahun per 1000 anak usia yang sama (0-4) tahun
pada pertengahan tahun. Angka ini sekaligus merefleksikan tinggi rendahnya
menggunakan angka kematian bayi belum cukup untuk menggambarkan tingkat
kematian anak pada umur di atas satu tahun. Dua penduduk dengan tingkat kematian
bayi yang sama, belum tentu sama dalam hal angka kematian anak di atas satu
tahun. Variasi angka ini, di negara berkembang dapat lebih tinggi dari 100, tetapi di
negara maju dapat lebih rendah dari dua.
Rumus yang dapat digunakan adalah:
Tingkat kematian Balita (0−4 ) t h=∑ Kematian Balita (0−4 )t h
∑ Penduduk Balita (0−4 ) t h× k
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
56
Dimana:
∑ Kematian Balita (0−4 ) t h = Banyaknya kematian anak berusia 1-4 th (yang
belum tepat berusia 5 thn) pada satu tahun
tertentu didaerah tertentu.
∑ Penduduk Balita (0−4 ) t h = Jumlah penduduk berusia 1-4 th pada
pertengahan tahun tertentu didaerah tertentu
k = konstanta, umumnya 1000
Tabel 3. Tingkat Kematian Anak Balita Tahun 1971, 1980 dan 1990 Menurut Propinsi di Indonesia
No Propinsi Tingkat Kematian Balita per 1000 kelahiran1971 1980 1990
12345678
Daerah Istimewa Aceh Sumatera UtaraSumatera BaratRiauJambiSumatera SelatanBengkuluLampung
214180229220232233250219
138130181163176150171147
8387
10794
107103100100
910111213
DKI JakartaJawa BaratJawa TengahD.I. YogyakartaJawa Timur
193251216151180
11920014189
143
57132945891
14151617
BaliNusa Tenggara BaratNusa Tenggara TimurTimor Timur
195327231
-
136282192
-
73217112124
18192021
Kalimantan BaratKalimantan TengahKalimantan SelatanKalimantan Timur
217194248154
177148184148
11882
13353
22232425
Sulawesi UtaraSulawesi TengahSulawesi SelatanSulawesi Tenggara
170225242251
137195165173
90135102112
2627
MalukuIrian Jaya
216126
184155
111117
INDONESIA 218 162 103
Sumber : Kasto dan H.Sembiring (1995)
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
57
Sesuai dengan kemajuan di bidang kesejahteran masyarakat, maka angka
kematian anak balita menurun dengan cepat. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pada
tahun 1971, 1980 dan 1990, angka kematian anak balita masing-masing sebesar
218, 162 dan 103 per 1000 kelahiran. Di antara propinsi-propinsi di Indonesia,
propinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tingkat kematian anak balita tertinggi yaitu
217 per 1000 kelahiran pada tahun 1990, dan yang terendah adalah DKI Jakarta
disusul DI Yogyakarta yang pada tahun 1990 masing-masing sebesar 57 dan 58. Hal
ini sejalan dengan tingkat kematian bayi di ketiga propinsi tersebut yaitu pada tahun
1990, IMR di Propinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 145 sedangkan di DKI Jakarta
dan DI Yogyakarta masing-masing sebesar 40 dan 42 per 1000 kelahiran.
6) Tingkat/Angka Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll (Budi, Utomo. 1985).
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat
hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan
tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan
bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Informasi mengenai
tingginya AKI akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan
kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang
aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan jumlah
kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam
menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka
Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.
AKI=∑ Kematian Ibu
∑ Kelah iran Hidup× k
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
58
Keterangan :
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada
tahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu,
di daerah tertentu.
Konstanta =100.000 bayi lahir hidup.
Contoh.
Berdasarkan data SDKI 2002 - 2003, Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality
Ratio(MMR) di Indonesia untuk periode tahun1998-2002, adalah sebesar 307 per
100.000 kelahiran hidup.
AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang besar,
mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang jarang. Oleh karena itu kita
umumnya dignakan AKI yang telah tersedia untuk keperluan pengembangan
perencanaan program.
7) Standarisasi
Komposisi penduduk menurut umur sangat berpengaruh terhadap Tingkat
Kematian Kasar. Karakteristik-karakteristik penduduk lainnya yang juga mempunyai
pengaruh terhadap tingkat kematian kasar adalah:
a. Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
b. Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
c. Penduduk dengan perbedaan pendapatan
d. Perbedaan jenis kelamin
e. Penduduk dengan perbedaan status kawin
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
59
Membandingkan Tingkat Kematian Kasar antara dua kelompok penduduk
dengan struktur yang berbeda (misalnya struktur umur), tidak dapat hanya melihat
perbedaan Tingkat Kematian Kasar pada kedua kelompok umur tersebut sebelum
mengadakan penyamaan jumlah penduduk menurut kelompok umur tertentu. Cara
penyamaan ini disebut standarisasi. Penduduk yang dipakai sebagai penduduk
standar, bisa penduduk dari salah satu kelompok yang diperbandingkan atau
penduduk dari negara lain. Angka kematian standarisasi didefinisikan sebagai
seluruh angka kematian yang akan berlaku di dalam suatu jumlah penduduk standar
apabila mempunyai angka kematian penduduk pada setiap umur yang diselidiki. Jadi,
persyaratan khusus yang harus dipenuhi ialah tersedianya penduduk standard dan
angka kematian penduduk yang sedang diselidiki yang kedua-keduanya diterapkan
khusus untuk setiap variabel yang bersangkutan.
Standarisasi terbagi atas dua, yaitu standarisasi langsung dan standarisasi
tidak langsung. Proses standarisasi langsung mencakup penerapan berbagai angka
khusus umur terhadap struktur penduduk standar. Proses standarisasi tidak langsung
adalah penerapan seperangkat standar angka khusus menurut umur terhadap
penduduk yang sedang diselidiki, dan kemudian membandingkan jumlah kematian
yang sebenarnya dengan jumlah yang diharakan dengan dilandasi oleh asumsi
bahwa angka kematian standar memang berlaku.
Contoh.
Hitung Tingkat Kematian Kasar penduduk dari Negara A dan Negara B, dengan
jumlah penduduk Negara A sebagai penduduk standar (Tabel 2.3). Dengan
mempergunakan penduduk Negara A sebagai penduduk standar, maka Tingkat
Kematian Kasar untuk Negara A besarnya 37, dan Negara B sebesar 42. Apabila
perhitungan Tingkat Kematian Kasar di kedua Negara tersebut dengan tiga cara
yaitu: tanpa standar, dengan standar penduduk Negara A, dan dengan standar
penduduk Negara B, maka didapatkan variasi Tingkat Kematian Kasar untuk kedua
Negara tersebut sebagai berikut :
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
60
Negara A Negara
B
Tidak mempergunakan standar 37 33
Penduduk Negara A sebagai standar 37 42
Penduduk Negara B sebagai standar 28 33
4.3. Penutup
4.3.1. Kesimpulan
1. Mati ialah peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
2. Pengukuran data kematian diantaranya tingkat kematian kasar (Crude Death
Rate/CDR), tingkat kematian menurut umur (Age Specitic Death Rate/ASDR),
dan tingkat kematian bayi (Infant Death Rate/IDR).
3. Perbandingan tingkat kematian kasar penduduk dengan struktur yang berbeda
dilakukan dengan proses standarisasi melalui standarisasi langsung dan
standarisasi tidak langsung.
4.3.2. Latihan Soal
1. Apa yang membedakan standarisasi langsung dengan standarisasi tidak
langsung dalam menghitung angka kematian?
2. Jumlah penduduk, kematian dan angka kematian pada suatu tahun tertentu di
dua Negara A dan B (tercatat dalam kelompok umur) dinyatakan sebagai berikut:
Negara A Negara BPenduduk Kematian Angka
KematianPenduduk Kematian Angka
Kematian100.00080.00060.00040.00020.000
1.0001.6001.8002.0002.000
… 100.00090.00070.00030.00010.000
2.000900
2.8001.5001.500
…
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
61
1) Hitunglah angka kematian pada kolom di atas!
2) Hitung angka kematian kasar untuk kedua Negara!
3) Hitung rasio mortalitas yang sudah distandarisasikan untuk Negara B dengan
Negara A sebagai penduduk standar!
4) Hitung angka kematian yang distandarisasikan untuk Negara B!
3. Lengkapilah Tabel Standarisasi Berdasarkan Umur berikut ini:
UmurAngka
kematian standar
A B
PendudukKematian
yang diharapkan
PendudukKematian
yang diharapkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)0 – 4
5 – 1415 – 2425 – 4445 – 64
65 +
4,370,451,021,76
10,4468,74
39,53939,72834,72543,68617,626
3,855
… 267,104504,028401,294597,025487,071201,238
…
Total … … … … …Jumlah seluruh kematian yang benar-benar terdaftar Rasio Kematian yang
distandarisasikan
Kematian yang diharapkan (SMR)
Angka Kematian Kasar (CDR)
Angka kematian yang distandarisasikan secara tidak
langsung
1291
…
8,86
…
22487
…
…
Isilah semua tanda titik-titiak (…) di atas!
4.3.3. Tindak Lanjut
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
62
Jika anda telah selesai mengerjakan soal latihan dan tes formatif di atas, maka
sesuaikan dengan kunci jawaban yang ada di bagian terakhir Bab IV ini. Hitung
jawaban anda yang benar kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk menentukan
tingkat penguasaan anda terhadap materi modul ini.
Rumus:
Tingkat Penguasaan= jumlah jawaban yangbenarjumlah soal
x100 %
Tingkat Penguasaan:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
0% - 69% = Kurang
Jika tingkat penguasaan anda di bawah 80%, maka diharapkan mengulangi materi
ini, khususnya bagian-bagian yang belum dipahami, serta menambah pengetahuan
dari referensi lain yang berhubungan.
4.3.4. Kunci Jawaban
1. Proses standarisasi langsung mencakup penerapan berbagai angka khusus umur
terhadap struktur penduduk standar. Proses standarisasi tidak langsung adalah
penerapan seperangkat standar angka khusus menurut umur terhadap penduduk
yang sedang diselidiki, dan kemudian membandingkan jumlah kematian yang
sebenarnya dengan jumlah yang diharakan dengan dilandasi oleh asumsi bahwa
angka kematian standar memang berlaku.
2. Tabel Standarisasi Angka Kematian Tidak Langsung Berdasarkan Umur berikut
ini:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
63
UmurAngka
kematian standar
A B
PendudukKematian
yang diharapkan
PendudukKematian
yang diharapkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)0 – 4
5 – 1415 – 2425 – 4445 – 64
65 +
4,370,451,021,76
10,4468,74
39,53939,72834,72543,68617,626
3,855
173283577
184265
267,104504,028401,294597,025487,071201,238
1167224409
10515085
15070Total 86,28 201,159 762 2475,760 23,009
Jumlah seluruh kematian yang benar-benar terdaftar Rasio Kematian yang
distandarisasikan
Kematian yang diharapkan (SMR)
Angka Kematian Kasar (CDR)
Angka kematian yang distandarisasikan secara tidak
langsung
1291
1,694
8,86
15,01
22487
0,977
8,66
4.4. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York : John Wiley & Sons. Inc.
Kasto dan Henry Sembiring, 1995. Profil Kependudukan Indonesia Selama PJP I Awal PJP II. Yogyakarta: PPK-UGM.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyarkarta : Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian : Pergamon Press Pty Ltd.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
64
BAB 5TABEL KEMATIAN
5.1. Pendahuluan
5.1.1. Deskripsi
Tabel Kematian dimaknai sebagai model matematika yang digunakan untuk
merepresentasikan kematian dan lama hidup pada suatu populasi tertentu pada saat
tertentu yang tidak terpengaruh oleh distribusi umur penduduk, atau dapat dikatakan
Tabel Kematian berisi peluang seseorang meninggal menurut usianya. Tabel
kematian merupakan alat analisis yang amat penting dalam demografi, dalam hal
pengukuran taraf kematian suatu penduduk. Selain itu, tabel kematian juga banyak
digunakan dalam menganalisis tingkat kelahiran dan pertumbuhan penduduk, migrasi
(perpindahan) penduduk, rata-rata panjang usia penduduk, tingkat kesehatan, dan
masih banyak lagi. Tabel kematian memberikan gambaran kepada kita tentang
sejarah kehidupan suatu kohor yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena
kematian. Tabel kematian ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana disusun
berdasarkan tingkat kematian menurut umur. Dari tabel kematian ini dapat diukur
keadaan kematian anggota kohor, misalnya jumlah mereka yang masih bertahan
hidup pada berbagai tingkatan umur, harapan hidup sejak dilahirkan, atau umur rata-
rata yang dapat dicapai dari suatu kelompok penduduk tertentu.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
65
Asumsi-asumsi dalam pembuatan tabel kematian adalah kohor hanya
berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan tidak ada migrasi masuk
dan migrasi keluar, kematian anggota kohor menurut pola tertentu pada berbagai
tingkat umur, kohor berasal dari radiks-radiks tertentu, dan pada tiap tingkat umur
rata-rata orang meninggal mencapai pertengahan antara dua tingkat umur berturut-
turut.
Bab ini memberikan uraian dan langkah-langkah pembuatan Tabel Kematian,
baik Tabel Kematian Lengkap maupun Tabel Kematian Yang Dipersingkat.
5.1.2. Sasaran Pembelajaran
Salah satu masalah demografi adalah membuat perkiraan mengenai jumlah orang-
orang yang mungkin masih akan hidup lagi dalam kelompok penduduk semula. Untuk
mengetahu gambaran tersebut, maka dibuatlah Tabel Kematian atau biasa dikenal
Life Tabel, yang sangat bermanfaat dalam memberikan informasi kemungkinan
seseorang dalam usia tertentu dapat mencapai usia tertentu atau meninggal dalam
usia tertentu, atau mengetahui probabilitas hidup atau kematian lain yang sifatnya
kompleks.
Sasaran pembelajaran bagi mahasiswa setelah mempelajari bab ini, diharapkan
mampu memahami dengan baik unsur-unsur, cara pembuatan, dan kegunaan dari
Tabel Kematian, selanjutnya mampu membuat Tabel Kematian berdasarkan jumlah
awal penduduk yang ditentukan.
5.2. Uraian Materi
5.2.1. Tabel Kematian Lengkap (Complete Life Tabel)
Adalah tabel kematian yang dibuat lengkap, terperinci menurut umur satu
tahunan, dimulai dari umur 0 tahun dengan jumlah penduduk tertentu biasanya
100.000. Tabel ini terdiri dari 7 kolom diantaranya menyajikan fungsi tabel kematian.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
66
Tabel 4. Bentuk Umum Tabel Kematian
(1)X
(2)nqx
(3)lx
(4)d x
(5)nLx
(6)TX
(7)ex
1
2
3
Keterangan:
x = umur tepat, dalam tahun
Simbol x menunjukkan bahwa anggota kohor yang dimaksud telah menjalani
hidup selama x tahun atau pada saat tersebut berada pada ulang tahun ke−x
.
nqx = kemungkinan meninggalnya penduduk yang berumur x tahun sebelum
berumur x+n tahun.
Contoh:
1. 5q10 , Peluang kematian seseorang antara umur tepat 10 tahun dan 15
tahun, dimana nilai 5q10 ini terletak sejajar dengan nilai x=10.
2. Nilai 5q40 = 0,05558, Artinya Sekitar 6% dari mereka telah mencapai
ulang tahun ke-40 meninggal sebelum mencapai tepat 45 tahun; atau
Probabilitas mereka yang berusia tepat 40 meninggal sebelum mencapai
tepat usia 45 tahun sebesar 0,06.
lx = jumlah penduduk yang hidup pada umur tepat x tahun.
Contoh:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
67
1. l0=¿ jumlah orang pada saat tepat lahir, ditentukan secara sembarang,
bilangan radiks biasanya 100.000
2. l1=¿ jumlah orang yang berhasil mencapai ulang tahunnya yang ke-1
3. l5 = jumlah orang yg berhasil mencapai ultah yang ke-5
d x = jumlah kematian antara umur x dan umur x+1
Contoh:
1. Nilai 5d5 =1.229
Artinya jumlah kematian antara umur tepat 5 tahun hingga usia 10 tahun
adalah sebanyak 1.229 orang.
2. Pengurangan radix dengan bayi yang mati (1d0) akan memperoleh jumlah
orang yang tetap hidup pada awal periode berikutnya (l1)
3. Secara umum dapat dikatakan:
d x= ¿n❑ ¿¿
lx +n=l x+ d xn❑
Lx = Tahun Kehidupan antara umur xdan umur x+1
Jumlah tahun hidup yang dilalui oleh populasi (orang) pada kelompok umur
tertentu.
Contoh:
1. Misalnya pada periode 5 tahun, antara ultah ke 5 dan 10, tiap orang
hidup 5 tahun
2. Jika ada 98.000 orang yang berulangtahun, maka mereka semua
menghasilkan 5 x 98.000 = 490.000 tahun antara ultah mereka yang ke 5
dan 10
Karena pada tiap kelompok umur, kecuali kelompok umur yang pertama dan
terakhir, kita mengasumsikan kematian terjadi pada pertengahan interval,
maka jumlah tahun hidup (nLx) dapat diperkirakan dengan formula:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
68
Ln❑
x=n (l x+ lx+n )
2
Karena kematian bayi lebih banyak terjadi segera setelah dilahirkan maka
khusus untuk 1L0 dihitung dengan:
1L0 = 0,3 l0 + 0,7l1
T x = Tahun total kehidupan setelah umur tepat x
Merupakan jumlah semua tahun kehidupan yg dijalani kohor sejak umur tepat
x sampai semua anggota meninggal
Contoh:
1. T0 = 1L0 + 5L1 + 5L5 + ………….+ wL75
2. T1 = 5L1 + 5L5 + 5L10 + ………….+ wL75
3. T65 = 5L65 + 5L70 + wL75
Sehingga TX dirumuskan:T x=∑i= x
1=w
Ln❑
x
4. T0 = 4.242.152
Artinya menunjukan bahwa kohort dengan radiks 100.000 orang dari saat
lahir sampai semua anggota kohor meninggal, menjalani 4.242.152 tahun
kehidupan.
5. T5 = 3.847.416
Artinya menunjukan bahwa kohort dengan radiks 100.000 orang dari saat
ultahnya yg kelima sampai semua anggota kohort meninggal menjalani
3.847.416 tahun kehidupan.
ex0 = Angka harapan hidup yaitu rata-rata jumlah tahun kehidupan setelah
mencapai umur tepat x.
Dapat dirumuskan dengan:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
69
ex0=
T x
lx
Contoh:
1. e00=
T 0
l0
=42,4 tahun
Bahwa secara rata-rata seorang pada saat lahir akan dapat diharapkan
hidup selama 42,4 tahun
2. e50=
T5
l5
=52,8 tahun
Bahwa secara rata-rata seorang yg telah mencapai ultahnya yg ke-5
secara rata-rata akan hidup selama 52,8 tahun
5.2.2. Tabel Kematian Singkat (Abridged Life Tabel)
Adalah tabel kematian yang meliputi seluruh umur tetapi tidak terperinci per
tahunan, biasanya dikelompokkan menurut kelas interval (5 tahunan, 10 tahunan,
atau yang lainnya).
Tabel 5. Tabel Kematian Singkat untuk Kelompok Umur 5 Tahunan
(1)X
(2)nqx
(3)lx
(4)dx
(5)nLx
(6)TX
(7)ex
0 – 4
5 – 9
10 – 14
15 – 19
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
70
Tabel kematian singkat merupakan bentuk tabel kematian yang lebih pendek
tetapi ketepatannya hampir sama dengan tabel kematian lengkap. Tabel kematian ini
pada umumnya dihitung atas dasar kelompok umur lima tahunan. Di dalam suatu
populasi yang kurang baik distribusi umurnya, perhitungan dengan Tabel Kematian
singkat lebih tepat.
Beberapa notasi dalam kolom Tabel Kematian singkat ditulis dengan subskrip
sebagai berikut:
nW x, dimana n adalah besarnya jenjang (interval) dan x menyatakan tepat
umur x, dan digunakan sebagai permulaan interval. Sebagai contoh dxn❑
ialah jumlah
kematian di antara umur tepat x dan umur tepat x+n.
Untuk lx,T x dan ex0 tidak mempunyai subskrip pada qxn
❑, dxn❑
, pxn❑
, dan Lxn❑
, karena
mereka berhubungan dengan populasi pada umur tepat x.
Beberapa rumus dari tabel kematian singkat adalah sebagai berikut:
1. l0=100.000
2. pxn❑ =1− qxn
❑
3. dxn❑ = qxn
❑ × lx
4. lx +n=l x− dxn❑
5. L0=0,3 l0+0,7 l1
6. L4❑
1=1,9 l1+2,1l5
7. L5❑
x=52(l x+l x+5)
8. T x=∑i= x
w
Li
9. ex0=
T x
lx
Contoh:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
71
Diberikan data seperti pada Tabel 6. Lengkapilah Tabel Kematian Singkat 5 Tahunan
berikut.
Tabel 6. Data peluang kematian penduduk dalam interval umur 5 tahun.
Umur (x) lx dxn❑ qxn
❑ Lxn❑ T x ex
0
0 100000 0,093991-4 0,050015-9 0,01573
10-14 0,0121815-19 0,0173920-24 0,0226825-29 0,0259130-34 0,0294135-39 0,0333740-44 0,0381945-49 0,0457550-54 0,0619055-59 0,0839660-64 0,1246065-69 0,8108270-74 0,2716075-79 0,39481
80 1,000001. Melengkapi tabel lx dan dxn
❑
Umur (x) lx dxn❑ qxn
❑
0 100000 9399 0,093991-4 90601 4531 0,050015-9 86070 1353,9 0,01573
10-14 84716 1031,8 0,0121815-19 83684 1455,3 0,0173920-24 82229 1865 0,0226825-29 80364 2082,2 0,0259130-34 78282 2302,3 0,0294135-39 75980 2535,4 0,0333740-44 73444 2804,8 0,0381945-49 70639 3231,7 0,0457550-54 67408 4172,5 0,0619055-59 63235 5309,2 0,0839660-64 57926 7217,6 0,1246065-69 50708 41115 0,8108270-74 9593 2605,5 0,2716075-79 6987,5 2758,7 0,39481
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
72
80 4228,8 4228,8 1,00000
Perhitungan:
3) d x=(lx ) (qx )
d0=(l0 ) ( q0 )=(100000 ) (0,09399 )=9399
4) lx +n=l x−dx
l0+1=l0−d0=90601
2. Melengkapi kolom Lxn❑
Perhitungan:
1) L0=0,3 l0+0,7 l1=0,3 (100000 )+0,7 (90601 )=93420,7
2) L4❑
1=0,034 (l0 )+1,184 (l1 )+2,782 (l5 )
¿0,034 (100000 )+1,184 (90601 )+2,782 (86070 )
¿3400+107271+23446,7=350118,3
3) L5❑
5=52
( l5+l10 )=52
(86070+84716 )=426965
Umur (x) lx dxn❑ qxn
❑ Lxn❑
0 100000 9399 0,09399 93420,71-4 90601 4531 0,05001 350118,35-9 86070 1353,9 0,01573 426965
10-14 84716 1031,8 0,01218 42100015-19 83684 1455,3 0,01739 414782,520-24 82229 1865 0,02268 406482,525-29 80364 2082,2 0,02591 39661530-34 78282 2302,3 0,02941 38565535-39 75980 2535,4 0,03337 37356040-44 73444 2804,8 0,03819 360207,545-49 70639 3231,7 0,04575 345117,550-54 67408 4172,5 0,06190 326607,555-59 63235 5309,2 0,08396 302902,560-64 57926 7217,6 0,12460 27158565-69 50708 41115 0,81082 150752,570-74 9593 2605,5 0,27160 41451,25
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
73
75-79 6987,5 2758,7 0,39481 28040,7580 4228,8 4228,8 1,00000 10572
3. Melengkapi kolom T x
Umur (x) lx dxn❑ qxn
❑ Lxn❑ T x
0 100000 9399 0,09399 93420,7 51058361-4 90601 4531 0,05001 350118,3 50124155-9 86070 1353,9 0,01573 426965 4662297
10-14 84716 1031,8 0,01218 421000 423533215-19 83684 1455,3 0,01739 414782,5 381433220-24 82229 1865 0,02268 406482,5 339954925-29 80364 2082,2 0,02591 396615 299306730-34 78282 2302,3 0,02941 385655 259645235-39 75980 2535,4 0,03337 373560 221079740-44 73444 2804,8 0,03819 360207,5 183723745-49 70639 3231,7 0,04575 345117,5 147702950-54 67408 4172,5 0,06190 326607,5 113191255-59 63235 5309,2 0,08396 302902,5 80530460-64 57926 7217,6 0,12460 271585 502401,565-69 50708 41115 0,81082 150752,5 230816,570-74 9593 2605,5 0,27160 41451,25 8006475-79 6987,5 2758,7 0,39481 28040,75 38612,75
80 4228,8 4228,8 1,00000 10572 10572Perhitungan:
1) T 0=∑i=0
80
Li=93420,7+350118,3+…+28040,75+10572=5105836
2) T 1=∑i=1
80
Li=350118,3+…+28040,75+10572=5012415
4. Melengkapi kolom ex0
Umur (x) lx dxn❑ qxn
❑ Lxn❑ T x ex
0
0 100000 9399 0,09399 93420,7 5105836 51,058361-4 90601 4531 0,05001 350118,3 5012415 55,324065-9 86070 1353,9 0,01573 426965 4662297 54,16866
10-14 84716 1031,8 0,01218 421000 4235332 49,9944715-19 83684 1455,3 0,01739 414782,5 3814332 45,5801820-24 82229 1865 0,02268 406482,5 3399549 41,3424625-29 80364 2082,2 0,02591 396615 2993067 37,24387
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
74
30-34 78282 2302,3 0,02941 385655 2596452 33,1679235-39 75980 2535,4 0,03337 373560 2210797 29,0970840-44 73444 2804,8 0,03819 360207,5 1837237 25,0154745-49 70639 3231,7 0,04575 345117,5 1477029 20,9095450-54 67408 4172,5 0,06190 326607,5 1131912 16,7919555-59 63235 5309,2 0,08396 302902,5 805304 12,735160-64 57926 7217,6 0,12460 271585 502401,5 8,67316165-69 50708 41115 0,81082 150752,5 230816,5 4,55187570-74 9593 2605,5 0,27160 41451,25 80064 8,34608675-79 6987,5 2758,7 0,39481 28040,75 38612,75 5,525975
80 4228,8 4228,8 1,00000 10572 10572 2,5
Perhitungan:
1) e00=
T 0
l0
=5105836100000
=51,05836
2) e10=
T1
l1
=501241590601
=55,32406
5.3. Penutup
5.3.1. Kesimpulan
1. Tabel kematian merupakan salah satu alat analisis dalam mortalitas yang tidak
memerlukan penggunaan penduduk standar untuk membandingkan tingkat
mortalitas. Life tabel merupakan tabel hipotetis dari sekumpulan orang yang
dilahirkan pada waktu yang sama (kohort) yang karena proses kematian,
jumlahnya semakin lama semakin berkurang dan akhirnya habis.
2. Kegunaan Tabel Kematian adalah untuk membandingkan tingkat mortalitas,
untuk mengukur kemajuan yang diperoleh dari upaya pemeliharaan kesehatan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
75
khususnya anak-anak yang tercermin dari angka harapan hidup, dan sebagai
dasar untuk perhitungan bidang asuransi jiwa bagi penentuan premi
3. Bentuk tabel kematian terdiri dari Tabel kematian lengkap (complete life tabel):
tabel kematian yang dibuat lengkap, terperinci menurut umur satu tahunan, dan
Tabel kematian singkat (abridged life tabel): tabel kematian yang meliputi seluruh
umur tetapi tidak terperinci tahunan, tapi menurut kelas interval (5 tahunan, 10
tahunan, dan lainnya).
5.3.2. Latihan Soal
1. Lengkapi Tabel Kematian berikut:
Umur (x ) lx dx qx Lx Tx ex0
0 1000 0,11 0,1112 0,12503 0,14294 0,16675 0,20006 0,25007 0,3338 0,50009 1,000
10 0
2. Buatlah Tabel Kematian Yang Dipersingkat untuk jangka 10 tahun untuk Tabel
Kematian Australia 1961!
3. Jadikan Tabel Kematian Australia Tahun 1961 yang menjadi acuan untuk
menjawab pertanyaan berikut:
Suatu industry di Australia secara konstan merekrut sejumlah pegawai baru
berumur 20 tahun, dan semuanya mengundurkan diri dari pekerjaan pada umur
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
76
60 tahun. Apabila dimisalkan selama itu di dalam perusahaan tersebut tidak ada
pegawai yang mengundurkan diri.
1) Berapa tahun masa kerja rata-rata setiap pegawai?
2) Hitung rasio antara pengunduran diri yang terjadi setiap ahun dengan
penerimaan pegawai baru?
3) Hitung rasio antara staf yang sudah berumur melebihi 50 tahun dengan jumlah
seluruh staf.
4) Hitung rasio antara pegawai yang sudah berhenti bekerja dengan anggota staf
yang masih aktif.
5) Hitung rasio antara kematian setiap tahun pegawai yang berhenti bekerja
dengan kematian yang pegawai yang masih aktif bekerja.
5.3.3. Tindak Lanjut
Jika anda telah selesai mengerjakan soal latihan di atas, maka sesuaikan dengan
kunci jawaban yang ada di bagian terakhir bab ini. Hitung jawaban anda yang benar
kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk menentukan tingkat penguasaan anda
terhadap materi modul ini.
Rumus:
Tingkat Penguasaan= jumlah jawaban yangbenarjumlah soal
x100 %
Tingkat Penguasaan:
90% - 100% = Baik Sekali80% - 89% = Baik70% - 79% = Cukup0% - 69% = Kurang
Jika tingkat penguasaan anda di bawah 80%, maka diharapkan mengulangi materi
ini, khususnya bagian-bagian yang belum dipahami, serta menambah pengetahuan
dari referensi lain yang berhubungan.
5.3.4. Kunci Jawaban
1. Tabel Kematian
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
77
Melengkapi tabel lx dan d x
Umur (x ) lx dx qx
0 1000 100 0,11 900 99,9 0,1112 800,1 100,01 0,12503 700,09 100,04 0,14294 600,04 100,03 0,16675 500,02 100 0,20006 400,01 100 0,25007 300,01 99,903 0,3338 200,11 100,05 0,50009 100,05 100,05 1,00010 0 0 0
Perhitungan:
1) d x=(lx ) (qx )
d0=(l0 ) ( q0 )=(1000 ) (0,1 )=100
2) lx +n=l x−dx
l0+1=l0−d0=900
Melengkapi tabel Lx
Umur (x ) lx dx qx Lx
0 1000 100 0,1 9501 900 99,9 0,111 850,052 800,1 100,01 0,1250 750,09383 700,09 100,04 0,1429 650,06624 600,04 100,03 0,1667 550,03125 500,02 100 0,2000 450,01576 400,01 100 0,2500 350,01227 300,01 99,903 0,333 250,05878 200,11 100,05 0,5000 150,08039 100,05 100,05 1,000 200,130210 0 0 0 0
Perhitungan:
1) L0=1 (l0+ l0+1 )
2=1000+900
2=1900
2=950
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
78
Melengkapi tabel T x
Umur (x ) lx d x qx Lx Tx
0 1000 100 0,1 950 5150,5381 900 99,9 0,111 850,05 4200,5382 800,1 100,01 0,1250 750,0938 3350,4883 700,09 100,04 0,1429 650,0662 2600,3954 600,04 100,03 0,1667 550,0312 1950,3285 500,02 100 0,2000 450,0157 1400,2976 400,01 100 0,2500 350,0122 950,28157 300,01 99,903 0,333 250,0587 600,26928 200,11 100,05 0,5000 150,0803 350,21059 100,05 100,05 1,000 200,1302 200,130210 0 0 0 0 0
Perhitungan:
1) T 0=∑i=0
10
L1❑
i=950+850,05+…+200,1302+0=5150,538
2) T 1=∑i=1
10
L1❑
i=850,05+…+200,1302+0=4200,538
Melengkapi kolom ex0
Umur (x ) lx dx qx Lx Tx ex0
0 1000 100 0,1 950 5150,538 5,1505381 900 99,9 0,111 850,05 4200,538 4,667252 800,1 100,01 0,1250 750,0938 3350,488 4,1875873 700,09 100,04 0,1429 650,0662 2600,395 3,7143854 600,04 100,03 0,1667 550,0312 1950,328 3,2503045 500,02 100 0,2000 450,0157 1400,297 2,8004966 400,01 100 0,2500 350,0122 950,2815 2,3756217 300,01 99,903 0,333 250,0587 600,2692 2,0008278 200,11 100,05 0,5000 150,0803 350,2105 1,7501169 100,05 100,05 1,000 200,1302 200,1302 2,00023210 0 0 0 0 0 0
Perhitungan:
1) e00=
T 0
l0
=5150,5381000
=5,150538
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
79
5.4. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York : John Wiley &
Sons. Inc.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian : Pergamon Press Pty Ltd.
BAB 6FERTILITAS
6.1. Pendahuluan
6.2.1. Deskripsi
Pengukuran statistik fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran
statistik mortalitas, karena seorang perempuan hanya meninggal satu kali, tetapi ia
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
80
dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Di samping itu, seseorang yang meninggal
pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai
resiko kematian lagi, sebaliknya seorang perempuan yang telah melahirkan seorang
anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut menurun. Kompleksnya
pengukuran fetilitas, karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dam istri),
sedangkan kematian hanya melibatkan saru orang saja (orang yang meninggal).
Masalah yang lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua
perempuan mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari
mereka tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga. Juga ada beberapa
perempuan yang bercerai, menjanda. Memperhatikan masalah di atas, terdapat
variasi pengukuran fertilitas yang dapat diterapakan, dan masing-masing mempunyai
keuntungan dan kelemahan, selengkapnya akan diuraikan secara mendetail dalam
Bab 6 ini.
Analisis terhadap fertilitas, pada dasarnya dapat dikelompokan dalam tiga
bagian pembahasan. Pertama, membahas tentang pengertian konsep dasar dan
ukuran-ukuran fertilitas. Pembahasan ini sifatnya hanya sebagai pengantar. Kedua,
membahas tentang teknik-teknik penghitungan ukuran fertilitas tahunan dan
kumulatif. Pembahasan pada kelompok kedua ini lebih mengarah pada demografi
formal tentang berbagai ukuran kuantitatif yang tepat tentang fertilitas. Ketiga,
membahas tentang berbagai hal yang menyangkut penyebab fertilitas dan
dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan. Pembahasan ketiga lebih bersifat
multidisipliner yang mengkaji faktorfaktor yang mempengaruhi fertilitas dan dampak
dari tingkat fertilitas terhadap berbagai aspek kehidupan. Pembahasan tentang teori-
teori fertilitas seringkali berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas.
6.1.2. Sasaran Pembelajaran
Fertilitas sebagai salah satu komponen demografi yang lebih kompleks, memiliki
berbagai metode pengukuran statistik. Ukuran-ukuran fertilitas yang terdiri atas
fertilitas tahunan dan kumulatif, memberikan gambaran fertilitas dari perempuan.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
81
Sasaran pembelajaran pada Bab 6 ini, diharapkan mahasiswa memahami dengan
baik konsep fertilitas dalam demografi dengan berbagai jenis pengukuran statistik
fertilitas dan faktor penyebab tinggi rendahnya fertilitas. Selanjutnya mahasiswa
diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam data riil, yaitu data fertilitas yang
diperoleh di lapangan.
6.2. Uraian Materi
6.2.1. Konsep Dasar Fertilitas
Istilah fertiitas adalah sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahm seorang perempuan dengan adanya tanda-tanda
kehidupan, misalnya berteriak, bernapas, menangis, jantung berdenyut, dan
sebagainya. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut
dengan lahir mati (still birth) yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu
peristiwa kelahiran. Seorang perempuan yang secara biologis subur (fecund) tidak
selalu melahirkan anak-anak yang banyak, misalnya dia mengatur fertilitas dengan
abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seorang
perempuan untuk melahirkan sangat sulit untuk diukur.
Kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang
wanita atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk yang
sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi. Pengertian ini digunakan
untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas disebut juga dengan
natalitas. Konsep-konsep lain yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting
untuk diketahui adalah:
1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial seorang wanita untuk
melahirkan anak.
2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan seorang pria atau wanita untuk menghasilkan
suatu kelahiran.
3. Natalitas adalah kelahiran yang merupakan komponen dari perubahan penduduk.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
82
4. Lahir hidup (live birth) adalah anak yang dilahirkan hidup (menunjukkan tanda-
tanda kehidupan) pada saat dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya di
kandungan, walaupun akhirnya meninggal dunia.
5. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang
dari 28 minggu.
6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang
berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Tidak dihitung sebagai kelahiran.
6.2.2. Teknik Pengukuran Statistik Fertilitas
1) Pengukuran Fertilitas Tahunan
1. Tingkat Fertilitas Kasar (CBR)
Tingkat fertilitas kasar didefenisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada
suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun. Atau dapat
dituliskan dengan rumus:
Keterangan:
CBR = Tingkat kelahiran kasar B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentuPm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, dan k = Bilangan konstan, biasanya 1000Contoh:
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia, pada tahun 1961 ditaksir 4.334.347
bayi yang lahir dalam tahun sensus tersebut dan jumlah penduduk diperkirakan
sebanyak 96.371.421 jiwa pada 1 Juli 1961 sehingga diperoleh:
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
83
Dengan demikian diperoleh bahwa tingkat kelahiran kasar sebesar 44,975 kelahiran.
Program Keluarga Berencana yang sudah lama diprogramkan pemerintah
sejak Orde Baru, tidak hanya menurunkan jumlah anak yang dilahirkan, tetapi juga
merupakan upaya utama untuk ikut mewujudkan keluarga sejahtera. Menurut
Undang-Undang nomor 10 tahun 1992, keluarga berencana telah mendapatkan
defenisi yang baru dan semakin luas yaitu upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (Siswanto,1996).
Akibat pelaksanaan program ini terjadi penurunan angka kelahiran kasar dari
39,9 persen kelahiran per 1000 penduduk pada taun 1870 menurun menjadi 35,9
pada tahun 1976. Jadi selama enam tahun terjadi penurunan fertilitas sebesar 10
persen. Pada tahun 2005 diperkirakan angka kelahiran kasar sebesar 19,5 kelahiran
per 1000 penduduk (Ananta, 1989).
Berdasarkan data penduduk yang ada, selain penurunan angka kelahiran
kasar, juga terjadi penurunan angka kematian kasar, maka mulai periode tahun 1980-
1990 laju pertumbuhn penduduk menurun (kecuali di Pulau Kalimantan). Pada
periode tahun 1971-1980 laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 2,3 persen,
pada periode tahun 1980-1990 dan 1990-2000 laju pertumbuhan penduduk terus
menurun , masing-masing menjadi 1.9 persen dan 1.3 persen.
2. Tingkat Fertilitas Umum (GFR)
Tingkat Fertilitas Kasar masih terlalu kasar untuk ukuran fertilitas karena
membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Sangat perlu untuk mengetahui kondisi penduduk yang mempunyai resiko hamil
adalah perempuan dalam usia reproduksi (umur 15-49 tahun). Sehingga perlu untuk
membandingkan jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk perempuan usia subur
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
84
(15-49 tahun). Tingkat fertilitas penduduk yang dihasilkan dari perhitungan ini disebut
Tingkat Fertilitas Umum yang ditulis dengan rumus:
GFR= BPf (15−49)
x k
Keterangan:
GFR = Tingkat Fertilitas Umum
B = Jumlah kelahiran setahun
Pf(15-49) = Jumlah wanita yang berumur 15-49 tahun
k = Bilangan konstan, biasanya 1000
3. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (ASFR)
Tingkat fertilitas penduduk dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin, umur,
status perkawinan, atau kelompok-kelompok penduduk yang lain. Hal ini
menyebabkan terjadi variasi besar kecilnya kelahiran antar kelompok-kelompok
penduduk tertentu. Di antara kelompok perempuan usia reproduksi (15-49) terdapat
variasi kemampuan melahirkan, karena itu perlu dihitung tingkat fertilitas perempuan
pada tiap-tiap kelompok umur (age specific fertility rate). Perhitungan tersebut dapat
dikerjakan dengan rumus sebagai berikut:
ASFRi=B i
Pf i
x k
Keterangan:
ASFRi = tingkat kelahiran untuk kelompok umur
Bi = jumlah kelahiran pada kelompok umur ke-i
Pfi = jumlah perempuan kelompok umur i pada pertengahan tahun
k =angka konstanta
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
85
Contoh:
Berikut ini disajikan tingkat kelahiran khas umur untuk Indonesia, Tahun 1961, seperti
pada tabel berikut ini:
Tabel 7. Kelompok Umur Jumlah perempuan,jumlah kelahiran tingkat fertilitas menurut umur per 1000 perempuan
Umur Penduduk Wanita Kelahiran menurut umur ibu ASFR
(1) (2) (3) (4)15-19 1.170.505 151.697 129,620-24 859.154 208.001 242,125-29 777.519 186.138 239,430-34 842.807 169.910 201,635-39 810.804 103.621 127,840-44 683.817 44.927 65,745-49 504.942 4.999 9,9
Jumlah ASFR 1.061,1
4. Tingkat Fertilitas Menurut Urutan Kelahiran (BOSFR)
Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran sangat penting untuk mengukur
tinggi rendahnya fertilitas suatu negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah
kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri
mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu,
dan juga umur anak yang masih hidup. Tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran
dapat ditulis dengan rumus:
BOSR=∑Boi
Pf (15−49)
x k
Keterangan:
BOSFR = tingkat kelahiran menurut urutan kelahiran
Boi = Jumlah kelahiran urutan ke I
Pf(15-49) = jumlah perempuan umur 15-49 pertengahan tahun
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
86
k = bilangan konstanta (biasanya 1000)
Penjumlahan dari tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran menghasilkan
tingkat fertilitas umum (general fertility rate), yang dirumuskan sebagai berikut:
GFR=∑Boi
Pf (15−49)
x k
Contoh:
Tabel tingkat fertilitas menurut urutan kelahiran dari negara Amerika Serikat
tahun 1942, 1960, dan 1967 (Tabel 8). tingkat fertilitas menurut umur dan menurut
urutan kelahiran, adalah dua buah contoh dari tingkat kelahiran khusus. Ada
beberapa macam variasi lagi, misalnya berdasarkan status perkawinan, pendidikan
yang ditamatkan, pendapatan, dan pekerjaan.
Tabel 8. Tingkat Fertilitas menurut Urutan Kelahiran Di Amerika Serikat Tahun 1942, 1962,1967
Urutan Kelahiran Tingkat Kelahiran per 1000 perempuan umur 15-441942 1960 1967
Pertama 37,5 31,1 30,8Kedua 22,9 29,2 22,6Ketiga 11,9 22,8 13,9
Keempat 6,6 14,6 8,3Kelima 4,1 8,3 4,8
Keenam dan ketujuh 4,6 7,6 4,5kedelapan dan urutan
yang lebih tinggi3,9 4,3 2,7
GFR 91,5 118,0 87,65. Standarisasi Tingkat Fertilitas
Tinggi rendahnya tingkat fertilitas di suatu negara dipengaruhi oleh beberapa
variabel misalnya, umur, status perkawinan, atau karakteristik yang lain. Seperti
halnya dengan mortalitas, kalau kita ingin membandingkan tingkat fertilitas di
beberapa negara, maka pengaruh veriabel-variabel tersebut perlu dinetralisir dengan
menggunakan teknik standarisasi sehingga hanya satu variabel yang berpengaruh.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
87
Teknik standarisasi yang digunakan sama dengan teknik standarisasi yang
digunakan untuk pengukuran mortalitas. Kalau diketahui tingkat fertilitas menurut
umur di negara A dan B, dan ingin dibandingkan tingkat kelahiran umum di kedua
negara tersebut, maka tingkat fertilitas menurut umur dikalikan dengan jumlah
penduduk standar dari masing-masing kelompok umur.
2) Pengukuran Fertilitas Kumulatif
1. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rates = TFR).
Tingkat Fertilitas Total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki
dan perempuan tiap 1.000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya
dengan catatan:
a. Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya;
b. Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.
Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah
perempuan hipotesis selama masa reproduksinya. Dalam praktek Tingkat Fertilitas
Total dikerjakan dengan menjumlahkan Tingkat Fertilitas perempuan menurut umur,
apabila umur tersebut berjenjang lima tahunan, dengan asumsi bahwa tingkat
fertilitas menurut umur tunggal sama dengan rata-rata tingkat fertilitas kelompok umur
lima tahunan, maka rumus dari Tingkat Fertilitas Total atau TFR adalah sebagai
berikut:
TFR = 5 ∑ ASFRi
Keterangan:
TFR = Total Fertilitas Rate
å = Penjumlah tingkat fertilitas menurut umur
ASFRi = tingkat fertilitas menurut umur ke I dari kelompok berjenjang 5
tahunan.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
88
Contoh:
Berdasarkan data Tabel 8, didapat jumlah tingkat fertilitas menurut umur
sebesar 1.016,1 maka besarnya Tingkat Fertilitas Total adalah:
TFR = 5 å
= 5 x 1.016,1
= 5.080,5
Ini berarti tiap 1.000 perempuan setelah melewati masa suburnya akan melahirkan
5.080,5 bayi laki-laki dan perempuan atau setiap perempuan Jawa Tengah pada
periode 1971-1976 melahirkan 5,08 bayi laki-laki dan perempuan.
2. Gross Reproduction Rates (GRR)
Gross Reproduction Rate ialah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1.000
perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang
perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya, seperti
Tingkat Fertilitas Total. Perhitungan Gross Reproduction Rate sebagai di bawah ini
GRR = 5 ∑ ASFRfi
Keterangan:
ASFRfi adalah tingkat fertilitas menurut umur ke-i dari kelompok berjenjang 5
tahunan.
Kelemahan dari perhitungan GRR ialah mengabaikan kemungkinan perempuan
meninggal sebelum masa reproduksinya berakhir. Agar hal ini tidak diabaikan maka
digunakan perhitungan Net Reproduction Rate.
3. Net Reproduction Rate (NRR)
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
89
Net Reproduction Rate adalah jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah
kohor hipotesis dari 1.000 perempuan dengan memperhitungkan kemungkinan
meninggalkan perempuan-perempuan itu sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
Misalnya sebuah kohor yang terdiri dari 1.000 bayi perempuan, beberapa dari
perempuan tersebut mempunyai kesempatan melahirkan hingga umur 20, sebagian
hingga umur 30, sebagian hingga umur 40, dan seterusnya dan hanya sebagian yang
dapat melewati usia 50 tahun (usia reproduksi). Jadi dari kohor tersebut dihitung
jumlah perempuan-perempuan yang dapat bertahan hidup pada umur tertentu
dengan mengalikannya dengan kemungkinan hidup dari waktu lahir hingga mencapai
umur tersebut. Dalam prakteknya perhitungan Net Reproduction Rate dapat didekati
dengan rumus di bawah ini:
NRR = ∑ASFR x nLxlo
6.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas Penduduk dan Dampak Fertilitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi
menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi
diantaranya adalah: struktur umur, struktur perkawinan, umur kawin pertama, paritas,
disrupsi perkawinan, dan proporsi yang kawin. Sedangkan faktor non demografi
antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status
perempuan, urbanisasi dan industrialisasi. Variabel-variabel di atas dapat
berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak
langsung.
Davis dan Blake (1956) menyebutkan 11 variabel antara yang dikelompokkan
sebagai berikut.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Hubungan kelamin Pada Usia
Reproduksi, adalah:
1. Umur memulai hubungan kelamin
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
90
2. Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan
hubungan kelamin
3. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena:
a. Perceraian, perpisahan, atau tinggal pergi oleh suami
b. Suami meninggal dunia
4. Abstinensi sukarela
5. Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak bias
dihindari)
6. Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk abstinensi)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemungkinan Konsepsi, adalah:
1. Kesuburan dan kemandulan biologis (fekunditas dan infekunditas) yang
disengaja.
2. Menggunakan atau tidak menggunakan alat-alat kontrasepsi
a. Cara kimiawi dan cara mekanis
b. Cara-cara lain (seperti metoda ritma, dan senggama terputus)
3. Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor disengaja,
misalnya sterilisasi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Selama Kehamilan dan Kelahiran, adalah:
1. Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja
2. Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
91
Gambar 2Suatu Kerangka Dasar Sederhana Untuk Analisa Fertilitas
Menurut Freedman intermediate variables yang dikemukakan Davis-Blake
menjadi variabel antara yang menghubungkan antara “norma-norma fertilitas” yang
sudah mapan diterima masyarakat dengan jumlah anak yang dimiliki (outcome). Ia
mengemukakan bahwa “norma fertilitas” yang sudah mapan diterima oleh
masyarakat dapat sesuai dengan fertilitas yang dinginkan seseorang. Selain itu,
norma sosial dianggap sebagai faktor yang dominan. Secara umum Freedman
mengatakan bahwa:
“Salah satu prinsip dasar sosiologi adalah bahwa bila para anggota suatu masyarakat
menghadapi suatu masalah umum yang timbul berkali-kali dan membawa
konsekuensi sosial yang penting, mereka cenderung menciptakan suatu cara
penyelesaian normatif terhadap masalah tersebut. Cara penyelesaian ini merupakan
serangkaian aturan tentang bertingkah laku dalam suatu situasi tertentu, menjadi
sebagian dari kebudayaannya dan masyarakat mengindoktrinasikan kepada para
anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan norma tersebut baik melalui ganjaran
(rewards) maupun hukuman (penalty) yang implisit dan eksplisit. ... Karena jumlah
anak yang akan dimiliki oleh sepasangsuami isteri itu merupakan masalah yang
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
92
sangat universal dan penting bagi setiap masyarakat, maka akan terdapat suatu
penyimpangan sosiologis apabila tidak diciptakan budaya penyelesaian yang normatif
untuk mengatasi masalah ini”
Jadi norma merupakan “resep” untuk membimbing serangkaian tingkah laku
tertentu pada berbagai situasi yang sama. Norma merupakan unsur kunci dalam teori
sosiologi tentang fertilitas. Freedman juga mengemukakan bahwa tingkat fertilitas
yang cenderung terus menurun di beberapa negara pada dasarnya bukan semata-
mata akibat variabel-variabel pembangunan makro seperti urbanisasi dan
industrialisasi sebagaimana dikemukakan oleh model transisi demografi klasik tetapi
berubahnya motivasi fertilitas akibat bertambahnya penduduk yang melek huruf serta
berkembangnya jaringan-jaringan komunikasi dan transportasi. Menurut Freedman,
tingginya tingkat modernisasi tipe Barat bukan merupakan syarat yang penting
terjadinya penurunan fertilitas. Pernyataan yang paling ekstrim dari suatu teori
sosiologi tentang fertilitas sudah dikemukakan oleh Judith Blake. Ia berpendapat
bahwa “masalah ekonomi adalah masalah sekunder bukan masalah normatif”; jika
kaum miskin mempunyai anak lebih banyak daripada kaum kaya, hal ini disebabkan
karena kaum miskin lebih kuat dipengaruhi oleh norma-norma pro-natalis daripada
kaum kaya.
6.3. Penutup
6.3.1. Kesimpulan
1. Fertilitas diartikan sebagai kelahiran hidup, yaitu terlepasnya bayi dari rahim ibu
dengan ada tanda-tanda kehidupan.
2. Pengukuran fertilitas adalah pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran
fertilitas kumulatif.
3. Pengukuran fertilitas tahunan terdiri dari tingkat fertilitas kasar, tingkat fertilitas
umum, tingkat fertilitas menurut umur, dan tingkat fertilitas menurut urutan
kelahiran.
4. Pengukuran fertilitas kumulatif terdiri dari tingkat fertilitas total, gross reproduction
rates, dan net reproduction rates.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
93
6.3.2. Latihan Soal
1. Pada tahun 1964 jumlah penduduk perempuan usia subur umur 15-49 tahun di
Indonesia besarnya 30.351.000 jiwa, sedangkan jumlah kelahiran pada tahun
tersebut sebesar 2.982.000 bayi. Carilah Tingkat Fertilitas Umum untuk Indonesia
tahun 1964.
2. Carilah GRR dari data berikut.
Tabel 9. Perkiraan Gross Reproduction Rate Tahun 1964-1965 Untuk Indonesia
Golongan Umur
Jumlah Perempuan
Jumlah Kelahiran Bayi Perempuan
ASFRfi - per 1000 perempuan
15-19 3.755 199 …20-24 3.675 365 …25-29 4.43 366 …30-34 3.779 267 …35-39 3.303 163 …40-44 2.644 61 …45-49 1.944 14 …
∑ ASFRfi = …GRR = 5 ∑ ASFRfi = …
Sumber: Mantra, 1985
3. Carilah NRR dari data berikut.
Tabel 10. Perhitungan Net Reproduction Rate
Golongan Umur
ASFRfi
per 1.000nLx nLx/lo ASFR x
nLxlo
15-19 52,99 379.868 379,868 …20-24 99,32 370.775 370,775 …25-29 82,62 359.285 359,285 …30-34 70,65 346.825 346,825 …35-39 49,35 334.528 334,528 …40-44 23,07 321.67 321,670 …45-49 7,20 307.228 307,288 …
Jumlah …Sumber: Mantra, 1985
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
94
4. Untuk suatu jumlah populasi hewan tertentu nilai qx (betina) dan fx (angka fertilitas
menurut umur untuk betina yang dilahirkan oleh betina) adalah sebagai berikut:
X qx fx
0
1
2
3
4
5
0,3
0,1
0,2
0,4
0,7
1,0
0
1
2
2
1
0
a. Hitunglah angka reproduksi bruto (GRR) dari data di atas
b. Hitunglah angka reproduksi neto (NRR) dari data di atas
c. Bagaimana perbandingan kedua angka reproduksi tersebut? Jelaskan
pendapat anda!
6.3.3. Tindak Lanjut
Jika anda telah selesai mengerjakan latihan soal di atas, maka sesuaikan dengan
kunci jawaban yang ada di bagian terakhir Bab 6 ini. Hitung jawaban anda yang
benar kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk menentukan tingkat penguasaan
anda terhadap materi modul ini.
Rumus:
Tingkat Penguasaan= jumlah jawaban yangbenarjumlah soal
x100 %
Tingkat Penguasaan:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
95
0% - 69% = Kurang
Jika tingkat penguasaan anda di bawah 80%, maka diharapkan mengulangi materi
ini, khususnya bagian-bagian yang belum dipahami, serta menambah pengetahuan
dari referensi lain yang berhubungan.
6.3.4. Kunci Jawaban
1. GFR dapat dihitung seperti berikut:
GFR= 2.982.00030.351.000
x1.000
= 98,25 kelahiran per 1000 perempuan usia 15-49 thn
2. Tabel hasil. Perkiraan Gross Reproduction Rate Tahun 1964-1965 Untuk Indonesia
Golongan Umur
Jumlah Perempuan
Jumlah Kelahiran Bayi Perempuan
ASFRfi - per 1000 perempuan
15-19 3.755 199 52,9920-24 3.675 365 99,3225-29 4.43 366 82,6230-34 3.779 267 70,6535-39 3.303 163 49,3540-44 2.644 61 23,0745-49 1.944 14 7,20
∑ ASFRfi = 385,20GRR = 5 ∑ ASFRfi = 5 x 385,20 = 1926,0
Jadi dalam satu generasi sejumlah 1926,0 perempuan yang akan menggantikan
1.000 perempuan. Population council memperkirakan bahwa pada periode 1970-
1980 angka GRR akan turun dari 1420 menjadi 1360 per 1.000 perempuan.
3. Tabel hasil. Perhitungan Net Reproduction Rate
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
96
Golongan Umur
ASFRfi
per 1.000nLx nLx/lo ASFR x
nLxlo
15-19 52,99 379.868 379,868 201,2920-24 99,32 370.775 370,775 386,2525-29 82,62 359.285 359,285 296,8430-34 70,65 346.825 346,825 245,0335-39 49,35 334.528 334,528 165,0940-44 23,07 321.67 321,670 74,2145-49 7,20 307.228 307,288 22,12
Jumlah 1.390,83
Angka NRR sebesar 1.390,83 berarti bahwa dari 1.000 perempuan selama periode
masa reproduksinya rata-rata mempunyai 1.391 anak perempuan.
6.3.5. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York : John Wiley & Sons. Inc.
Kasto dan Henry Sembiring, 1995. Profil Kependudukan Indonesia Selama PJP I Awal PJP II. Yogyakarta: PPK-UGM.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian : Pergamon Press Pty Ltd.
BAB 7
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
97
MOBILITAS PENDUDUK
7.1. Pendahuluan
7.1.1. Deskripsi
Perilaku kelahiran dan kematian berbeda dengan mobilitas penduduk. Angka
kelahiran dan kematian pada periode waktu tertentu mempunyai sifat-sifat stabil.
Sebagai contoh pada tahun 1993 di indonesia tingkat kelahiran kasar dan tingkat
kematian kasar masing-masing besarnya 24,1 dan 7,8 per 1000 penduduk
pertengahan tahun. Angka-angka ini besarnya tidak berubah sampai akhir tahun
1995. Tetapi untuk mobilitas penduduk tidak ada sifat keteraturan (kestabilan) seperti
angka kelahiran dan kematian.
Berdasarkan sifat-sifat seperti tersebut diatas, maka perhitungan proyeksi
penduduk tidak mengikutsertakan komponen mobiltas penduduk. Apabila ada yang
mengikutsertakan dalam proyeksi penduduk, mereka mengasumsikan volume dan
arah mobilitas penduduk di suatu wilayah mengikuti rata-rata dari pola yang terjadi
selama beberapa tahun.
Bab 7 ini menguraikan tentang mobilitas penduduk dalam dua pembahasan,
yaitu pertama tentang konsep dasar dan sumber data mobilitas, dan kedua tentang
ukuran statistik mobilitas. Uraian yang diberikan hanya merupakan uraian singkat
untuk kemudian dikembangkan dalam hubungannya dengan dunia riil.
7.1.2. Sasaran Pembelajaran
Pemahaman komponen demografi yang telah dipelajari di bab-bab
sebelumnya yaitu mortalitas dan fertilitas, akan menjadi pembanding perbedaan
dengan komponen mortalitas dalam masalah kependudukan. Masalah mobilitas
menjadi salah satu unsur penting yang harus dipahami oleh mahasiswa, karena
setiap saat, masalah ini terjadi di sekitar kita, dan perlu kajian mengkhusus untuk
permasalahan tersebut.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
98
Mahasiswa memahami dengan baik tentang mobilitas penduduk, mencakup ruang
lingkup, sumber data, dan ukuran statistik mobilitas, serta mengaplikasikannya dalam
data riil.
7.2. Uraian Materi
7.2.1. Konsep Dasar dan Sumber Data Mobilitas
1) Sensus Penduduk
Sensus terdiri atas dua yaitu sensus lengkap, dan sensus sampel. Sensus
lengkap adalah pencacahan seluruh penduduk dengan responden kepala rumah
tangga. Responden ini memberikan informasi mengenai karakteristik demografi
anggota rumah tangganya.
Tidak banyak informasi mengenai mobilitas penduduk yang dapat diperoleh
dari Sensus Penduduk. Hal ini dapat dimengerti mengingat tujuan dari sensus ini
adalah mengumpulkan informasi yang bersifat umum mengenai keadaan sosial
ekonomi dan demografi penduduk di suatu Negara. Tidak banyak tempat yang
tersedia dalam kuesioner untuk menanyakan aspek tertentu secara mendalam.
Walaupun ada kelemahan-kelemahan, menurut Sundrum (1976), data migrasi
penduduk dari hasil sensus penduduk tahun 1971 merupakan data migasi yang
terbaik di Asia. Batas wilayah (space) yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik dalam
penelitian mobilitas penduduk adalah propinsi dan batas waktu (time) ditetapkan
enam bulan. Jadi seseorang dikatakan melakukan migrasi apabila orang tersebut
melakukan gerak melintas batas propinsi mnuju ke propinsi lain dan lamanya berada
di propinsi tujuan adalah enam bulan atau lebih.
2) Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk mencatat-mencatat kejasian-kejadian (events)
kependudukan yang terjadi pada setiap saat, misalnya kelahirannya, kematian,
mobilitas penduduk keluar, dan mobilitas penduduk masuk, baik itu permanen
maupun nonpermanent. Di antara mobilitas penduduk permanen dan nonpermanent.
Catatan mobilitas penduduk permanen lebih lengkap disbanding dengan mobilitas
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
99
penduduk nonpermanent. Orang-orang yang pindah domisili harus mempunyai surat
pindah dari daerah asal, selanjutnya disampaikan pada kantor kelurahan/desa
dimana mereka akan menetap.
3) Survei Penduduk
Data mobilitas penduduk bisa juga didapatkan dari penelitian survey yang
dilaksanakan di suatu wilayah. Misalnya survey mobilitas tenaga kerja dari Lombok
menuju Malaysia. Data mobilitas penduduk yang dihasilkan dari survey ini lebih
bervariasi daripada data yang didapat dari sensus penduduk dan registrasi
penduduk.
Umumnya penelitian mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh intansi,
lembaga tertentu, atau perseorangan berskala mikro. Biasanya yang diteliti adalah
aspek-aspek ekonomi, proses, dan dampak mobilitas terhadap tingkat ekonomi
rumah tangga daerah asal.
Ada dua pendekatan dalam mendapatkan data tentang mobilitas penduduk di
suatu daerah, yaitu pendekatan prospektif. Pendekatan retrospektif adalah
menanyakan riwayat mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh pelaku mobilitas
yang telah kembali ke daerah asal.
7.2.2. Ukuran Statistik Mobilitas
Migrasi Total dapat mengurangi sedikit kesalahan yag terjadi pada analisis
migrasi selama hidup. Jumlah Migrant Masuk Total (MTT) lebih banyak dari jumlah
Migran Masuk Semasa Hidup (MMS). Selisihnya akan didapat Migrant Kembali (MK),
atau dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
MK=MMT−MMS
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
100
Pada tahun 1990 jumlah migrant masuk total di Indonesia sebanyak 17.830.555 jiwa,
dan jumlah migrant masuk semasa hidup sebesar 14.779.303 jiwa maka pada tahun
1990 jumlah migrant kembali sebesar
MK=17.830 .555−14.779 .303
¿3.051 .252 orang
Walaupun analisis migrant total dapat digunakan untuk menghitung migrant
kembali tetapi data yang ada tidak menginformasikan kapan proses mobilitas itu
tejadi. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka dibuat analisis migrant risen
(recent migrants). Migran risen masuk ke suatu propinsi adalah mereka yang masuk
ke propinsi yang bersangkutan pada periode waktu 5 tahun yang lalu. Misalnya untuk
Sensus Penduduk tahun 1990, migrant risen adalah mereka yang masuk sebelum
tahun 1985 tidak berstatus migrant risen.
Untuk mengetahui jumlah migrant risen yang masuk ke suatu propinsi maka
kepada responden ditanyakan tempat tinggal 5 tahun yang lalu. Jadi yang
bersangkutan berstatus migrant risen. Sebaliknya ada seseorang yang menjawab
bahwa 5 tahun yang lalu ia sudah berada di propinsi sekarang, orang tersebut bukan
migrant risen.
7.3. Penutup
7.3.1. Kesimpulan
1. Mobilitas penduduk adalah peristiwa pergerakan atau perpindahan penduduk dari
sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
2. Mobilitas dibagi menjadi dua yaitu mobilitas vertical dan mobilitas horizontal.
3. Sumber data mobilitas dari sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey
penduduk.
7.3.2. Latihan Soal
1. Ada kecenderungan penduduk yang berpendidikan tinggi biasanya lebih banyak
melaksanakan mobilitas daripada yang berpendidikan rendah. Jelaskan mengapa
demikian?
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
101
2. Perilaku apa saja yang biasa terjadi pada pelaku mobilitas setelah mencapai
tujuan?
3. Tuliskan satu kasus yang dimaksud mobilitas vertical dan mobilitas horizontal!
4. Uraikan beberapa kesulitan dalam mendata masyarakat jika dihubungkan dengan
masalah mobilitas penduduk!
5. Menurut anda, langkah apa yang harus ditempuh untuk menanggulangi sulitnya
mendata masyarakat dalam hubungannya dengan status migrannya?
7.3.3. Tindak Lanjut
Jika anda telah selesai mengerjakan latihan soal di atas, maka sesuaikan dengan
kunci jawaban yang ada di bagian terakhir Bab 7 ini. Pertanyan yang lebih banyak
mengarah pada pendapat, sehingga menuntut jawaban yang jelas dan mudah
dimengerti. Hitung jawaban anda yang benar kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk menentukan tingkat penguasaan anda terhadap materi modul ini.
Rumus:
Tingkat Penguasaan= jumlah jawaban yangbenarjumlah soal
x100 %
Tingkat Penguasaan:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
0% - 69% = Kurang
Jika tingkat penguasaan anda di bawah 80%, maka diharapkan mengulangi materi
ini, khususnya bagian-bagian yang belum dipahami, serta menambah pengetahuan
dari referensi lain yang berhubungan.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
102
7.3.4. Kunci Jawaban
1. Penduduk yang berpendidikan tinggi memiliki daya saing yang lebih tinggi
dengan tingkat adaptasi yan lebih tinggi pula, Sehingga keinginan untuk
mendapatkan yang lebih juga semakin tinggi karena memiliki kemampuan.
Untuk meraih itu semua, maka mereka melakukan mobilitas, dengan berpindah
ke lokasi lain. Hal lain yang bias menjadi penyebab, karena faktor pekerjaan.
Yaitu penduduk yang berpendidikan tinggi dengan pekerjaan yang bagus, akan
berpeluang untuk selalu dipindah-pindahkan sebagai bagian dari tuntutan karir.
2. Berbagai perilaku yang biasa dilakukan oleh pelaku mobilitas, diantaranya:
1) Di saat baru sampai ke lokasi, biasanya sibuk untuk mengunjungi sanak
saudara
2) Mencari informasi yang berhubungan dengan tujuan perjalanannya.
3) Mulai melakukan interaksi sosial dengan sekitarnya.
4) dll
7.4. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York : John Wiley & Sons. Inc.
Kasto dan Henry Sembiring, 1995. Profil Kependudukan Indonesia Selama PJP I Awal PJP II. Yogyakarta: PPK-UGM.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian : Pergamon Press Pty Ltd.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
103
BAB 8PROYEKSI PENDUDUK
8.1. Pendahuluan
8.1.1. Deskripsi
Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk
tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa
mendatang yang disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan
merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi suatu
perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga
komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur
penduduk di masa yang akan datang.
Ketajaman proyeksi penduduk sangat tergantung pada ketajaman asumsi tren
komponen pertumbuhan penduduk yang dibuat. Menurut BPS(1998), untuk
menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan di masa yang akan
datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini,
faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen, dan hubungan antara
satu komponen dengan yang lain serta target yang akan dicapai atau diharapkan
pada masa yang akan datang.
Uraian pada Bab 8 ini, terfokus pada proyeksi penduduk yang dibagi dalam
dua pembahasan yaitu pertama tentang konsep dasar dan data dasar dalam proyeksi
penduduk, kemudian pada pembahasan kedua tentang pembuatan proyeksi
penduduk. Pada pembahasan kedua ini, diuraikan cara membuat proyeksi penduduk
dengan beberapa landasan demografi yang dapat diperhitungkan.
8.1.2. Sasaran Pembelajaran
Pengetahuan tentang proyeksi penduduk sangat penting karena berhubungan
dengan kebijakan-kebijakan yang akan dibuat yang berhubungan dengan penduduk
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
104
yang ada. Teknik-teknik proyeksi dalam demografi sangat diperlukan mahasiswa,
sehingga pemahaman dan pengaplikasiannya dapat diterapkan sebagai mahasiswa
statistika.
Mahasiswa memahami dengan baik tentang proyeksi, cara dan metode proyeksi,
dengan menggunakan 3 landasan komponen demografi yaitu fertilitas, mortalitas,
dan mobilitas.
8.2. Uraian Materi
8.2.1. Konsep dan Data Dasar dalam Proyeksi Penduduk
1) Evaluasi Data Umur dan Jenis Kelamin
Menurut BPS (1998), data yang diporeleh dari hasil sensus dan survey
biasanya masih mengandung beberapa kesalahan, walaupun telah diusahakan agar
kesalahan tersebut tidak terjadi atau sekecil mungkin. Kesalahan yang paling sering
ditemukan adalah kurang tepatnya pelaporan umur. Kesalahan ini sering terjadi,
antara lain karena banyak penduduk terutama di daerah pedesaan yang tidak
melaporkan umur mereka dengan benar. Hal ini disebabkan karena memang
penduduk tersebut tidak mengetahui tanggal kelahirannya atau umurnya, sehingga
pelaporan umurnya hanya berdasarkan perkiraan dia sendiri atau perkiraan
pencacah. Selain itu walaupun ada penduduk yang mengetahui umurnya secara
pasti tetapi karena alasan-alasan tertentu melaporkan umurnya lebih tua atau lebih
muda dari umur sebenarnya.
Seperti telah disebutkan di atas, salah satu data dasar yang dibutuhkan untuk
membuat proyeksi penduduk dengan metode komponen adalah jumlah penduduk
yang dirinci menurut umur dan jenis kelamin. Oleh karena itu, untuk keperluan
proyeksi ini data dasar yang mengandung beberapa kesalahan perlu dievakuasi
secara cermat, kemudian dilakukan perapihan (adjustment) dengan tujuan untuk
menghapus atau memperkecil berbagai kesalahan yang ditemukan. Mengingat
pentingnya data mengenai umur, maka untuk memperoleh keterangan tentang umur
yang lebih baik dalam sensus penduduk yang lalu dan SUPAS 1995 oleh BPS telah
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
105
ditempuh berbagai cara. Bagi responden yang tahu tanggal lahirnya, dalam kalender
Masehi, umur responden bisa langsung dihitung, sedangkan bagi responden yang
tahu tanggal kelahirannya dalam kalender Islam, Jawa, dan Sunda, umur responden
dihitung dengan menggunakan tabel konversi kalender yang disediakan dalam buku
pedoman pencacahan. Terakhir, untuk responden yang tidak tahu tanggal
kelahirannya, tetap diupayakan memperoleh keterangan tentang umur dengan
menghubungkan kejadian penting setempat atau nasional, atau membandingkan
dengan umur orang / tokoh setempat yang diketahui waktu kelahirannya (BPS, 1998).
2) Perapihan Umur
Perapihan umur dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan yang
ada dalam data tersebut. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan
itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi
jumlah dan struktur umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut. Dalam
melakukan perapihan umur kesulitan yang dihadapi adalah tidak diketahui secara
pasti letak kesalahan-kesalahan yang ada, sehingga sulit menentukan umur-umur
mana saja yang sudah pasti salah dan mana yang benar, sehingga perapihan
dilakukan untuk semua kelompok umur (BPS, 1998).
BPS mengadakan perapihan data dasar penduduk menurut umur dan jenis
kelamin (SUPAS 1995) dilakukan dalam tiga tahapan yang berbeda. Pertama,
merapikan data penduduk umur (10-64) tahun. Kedua, merapikan data penduduk
umur 65 tahun keatas, ketiga tahap terakhir adalah merapikan data penduduk umur
(0-9) tahun. Masing masing tahap perapihan data dasar dilakukan dengan metode
yang berbeda.
Tahap pertama menggunakan metode dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN,
1956) yang disusun dalam paket computer Micro Computer Programs for
Demographics Anlysis (MCPDA). Secara umum formula yang digunakan adalah
sebagai berikut :
S=1/16 (−Px−2+4 Px−1+10 Px+4 Px+1−Px+2)
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
106
Contoh :
P25−29=1/16(−P15−19+4 P20−29+10 P25−29+4 P30−34−P35−39)
Tahap kedua adalah perapihan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas,
menggunakan distribusi umur penduduk 65 tahun ke atas dari suatu Negara yang
penduduknya sudah stabil. Kelompok penduduk ini tidak besar pengaruhnya
terhadap hasil proyeksi karena jumlahnya relatif kecil dan dalam waktu relatif singkat
akan berkurang dan menjadi nol.
Tahap terakhir adalah merapikan penduduk yang berumur 0-4 dan 5-9 tahun ,
jumlah penduduk kelompok ini, terutama yang berumur 0 dan 1 tahun, jauh lebih kecil
daripada yang diharapkan yang diduga karena lewat cacah. Untuk merapikan
diperlukan data tentang tingkat elahiran total (TFR) masa lampau yang
menggambarkan keadaan paling tidak 10 tahun sebelum pencacahan, dan jumlah
dan susunan umur wanita usia subur serta tingkat kematian dalam kurun waktu yang
sama (BPS, 1998).
8.2.2. Pembuatan Proyeksi Penduduk
1) Metode Komponen dalam Pembuatan Proyeksi Penduduk
Metode komponen merupakan metode proyeksi terhadap komponen-
komponen demografi misalnya kematian (mortalitas), kelahiran (fertilitas), dan migrasi
penduduk. Untuk pembuatan proyesi penduduk dengan metode komponen perlu
dipersiapkan data sebagai berikut.
1. Data Dasar
Data dasar berupa komposisi penduduk menurut umur. Karena pola kematian
menurut umur untuk penduduk laki-laki berbeda dengan penduduk perempuan, maka
pembuatan proyeksi penduduk harus dipisahkan antara penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan. Sebagai contoh akan dibuat proyeksi penduduk perempuan
(desa dan kota) untuk Propinsi Jawa Tengah dengan data dasar Sensus Penduduk
tahun 1990 seperti terlihat dalam Tabel 9.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
107
Tabel 9. Komposisi Penduduk Perempuan (Desa dan Kota) Menurut Kelompok Umur Propinsi Jawa Tengah Tahun 1990
Kelompok Umur (Desa) Jumlah Kelompok Umur (Kota) Jumlah
0-4 1572492 40-44 683884
5-9 1721002 45-49 691052
10-14 1685712 50-54 583501
15-19 1331491 55-59 504613
20-24 1243806 60-64 381733
25-29 1114547 65-69 230606
30-34 851703 70-74 165885
35-39 659640 75+ 165943
2. Tabel Kematian (Life Tabel)
Hingga kini tabel kematian (life tabel) untuk masing-masing propinsi di
Indonesia belum ada, maka pembuatan proyeksi penduduk di Indonesia juga untuk
masing-masing propinsi digunakan Regional Model Life and Stabel Population
karangan Ansley J. Coale, dan Paul Demeny (1994). Tabel kematian yang sementara
ini cocok digunakan di Indonesia adalah Model West. Selanjutnya dari tabel-tabel ini
dipilih tabel kematian yang sesuai dengan wilayah yang akan dibuat proyeksinya.
Pemilihan tabel kematian didasarkan kepada level of mortality dan angka harapan
hidup waktu lahir. Setelah dipilih tabel kematian yang sesuai, maka kolom yang akan
digunakan untuk keperluan pembuatan proyeksi adalah Survival Ratio (SR) dengan
simbol n Px.
3. Angka Kelahiran
Untuk memproyeksikan penduduk umur (0-4) tahun diperlukan proyeksi angka
kelahiran. Sebagai contoh, kita telah mempunyai jumlah penduduk perempuan (0-4)
tahun pada tahun 1990 sebagai penduduk dasar proyeksi. Untuk menghitung
proyeksi penduduk perempuan (0-4) tahun pada tahun 1995 dibutuhkan angka
kelahiran bayi perempuan antara tahun 1990 hingga tahun 1995. Proyeksi angka
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
108
kelahiran penduduk ditempuh dengan jalan mengalikan tingkat kelahiran menurut
kelompok umur ( ASBRi ) dengan proyeksi jumlah penduduk perempuan pada
kelompok umur yang bersangkutan dibagi dengan 1000(k).
( ASBRi )=Bi
Pfi
×k atau Bi=( ASBRi ) × P fi
k
Diasumsikan bahwa besarnya angka ( ASBRi ) selama periode waktu proyeksi (mis.
1990-2005) tetap, maka untuk mendapatkan proyeksi angka kelahiran pada 5 tahun
berikutnya didapat dengan mengalikan ( ASBRi ) dengan proyeksi Pfi dibagi dengan k.
Angka Bi ini adalah jumlah kelahiran bayi laki-laki dan perempuan menurut kelompok
umur i. untuk mendapatkan jumlah kelahiran seluruh bayi laki-laki dan perempuan
maka Bi dijumlahkan. Karena proyeksi penduduk yang dibuat adalah proyeksi
penduduk perempuan, maka perlu dicari angka kelahiran bagi perempuan dengan
menggunakan rasio jenis kelamin kelahiran (sex ratio at birth).
4. Rasio Kelahiran Menurut Jenis Kelamin
Pada tahun 1990 untuk Propinsi Jawa Tengah rasio kelahiran menurut jenis
kelamin (sex ratio at birth) adalah 107, yang berarti tiap kelahiran 100 bayi
perempuan terdapat 107 kelahiran bayi laki-laki. Di muka telah disebutkan bahwa kita
telah menghitung seluruh kelahiran bayi laki-laki dan perempuan dengan
menjumlahkan kelahiran menurut kelompok umur, atau dengan rumus ditulis.
( BM+F )=∑ Bi ( M+F )
Dengan memperlihatkan sex ratio at birth (SBR) sebesar 107 maka
kelahiran bayi perempuan dapat ditulis dengan rumus.
BF=100207
× B(M+F)
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
109
5. Estimasi Migrasi Penduduk
BPS (1998) berdasarkan data SUPAS 1995 mengikutsertakan komponen
migrasi penduduk dalam perhitungan proyeksi penduduk. Untuk keperluan proyeksi
ini data migran yang dipakai adalah migran risen yaitu migran yang dihitung
berdasarkan tempat tinggal 5 tahun yang lalu dibandingkan dengan tempat tinggal
sekarang. Unit migrasi yang dipakai adalah pindah antarpropinsi, sehingga pindah
antar kabupaten/kotamadya tetapi masih dalam satu propinsi dikategorikan bukan
migran. Bagi Indonesia secara keseluruhan angka migrasi internasional dapat
diabaikan (diasumsikan 0). Estimasi migran risen masuk, keluar, dan migran neto,
dikelompok-kelompokkan menurut umur dengan jenjang 5 tahun. Dengan
menerapkan metode Life Tabel Survival Ratio dari buku NM:”Methode of Measuring
Internal Migration Normal VI, dihitung besarnya migran perkelompok umur.
Karena sulit untuk menentukan pola migrasi di masa datang, dan keadaan
migrasi pada masa-masa yang akan datang tidak dapat diperkirakan, maka untuk
keperluan proyeksi diasumsikan bahwa pola atau angka migran per tahun yang
terjadi pada periode 1990-1995 akan sama dengan pola atau migrasi untuk periode
1995-2005. Menurut BPS (1998) mungkin keadaan ini kurang tepat, tetapi karena
belum ada metode estimasi migrasi di masa yang akan datang maka estimasi ini
dapat dipergunakan. Setelah dilakukan perhitungan ternyata pengaruh migrasi
terhadap penduduk di setiap propinsi sangat kecil. Hal ini terjadi karena jumlah atau
angka migrasi masih relatif kecil, sedangkan jumlah penduduk di setiap propinsi
sudah relatif besar.
2) Langkah-langkah Pembuatan Proyeksi Penduduk
1. Langkah Pertama
Dari data dasar penduduk perempuan menurut umur di Propinsi Jawa Tengah,
masing-masing dikalikan dengan Survival Ratio (SR), lalu didapat jumlah penduduk
perempuan pada tahun 1995 tetapi pada kelas yang lebih tinggi. Sebagai contoh
penduduk perempuan kelompo umur (0-4) tahun sebesar 1.572.492 orang dikalikan
dengan Survival Ratio yang besarnya 0,97441 menghasilkan penduduk kelompok
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
110
umur (5-9) tahun 1995 yang besarnya 1.532.252 (Tabel 4.2). Perlu dijelaskan bahwa
proyeksi penduduk perempuan kelompok umur (0-4) tahun pada tahun 1995 belum
dapat dikerjakan karena harus dihitung lebih dahulu jumlah kelahiran bayi perempuan
tahun 1990/1995.
Sebenarnya ada baiknya terlebih dahulu membuat proyeksi penduduk
perempuan menurut kelompok umur karena akan didapat proyeksi penduduk
perempuan perempuan usia reproduksi. Data ini akan dipergunakan untuk mencari
proyeksi angka kelahiran. Dalam kasus ini diasumsikan bahwa tidak ada migrasi
masuk dan migrasi keluar dan kalau ada, jumlahnya hanya sedikit dan secara
statistik tidak penting (signifinance), tingkat kelahiran dan tingkat kematian turun
dengan moderat setelah tahun 1990.
Tabel 10. Proyeksi Penduduk Perempuan Jawa Tengah 1990-2005 Menurut Umur, Desa+kota
UmurPdd prp
SR 90/95
Pdd prpSR
95/00Pdd prp
SR 00/05
Pdd prp
SP 1990 Level 17 1995 Level 18 2000 Level 19 20050 1670741 0,91708 1900928 0,93240 2102565 0,94282 -
0-4 1572492 0,97441 1532203 0,98003 1768319 0,98514 1982340
5-9 1721002 0,99024 1532252 0,99213 1501605 0,99389 1742042
10-14 1685712 0,98950 1704205 0,99143 1520193 0,99323 1492430
15-19 1131491 0,98553 1668012 0,98803 1689600 0,99036 1509901
20-24 1243806 0,98223 1312224 0,98518 1648046 0,98794 1673312
25-29 1114547 0,97953 1221704 0,98281 1292777 0,98590 1628171
30-34 851703 0.97633 1091732 0,97990 1200703 0,98328 1274549
35-39 659640 0,97210 831543 0,97592 1069788 0,97951 1176100
40-44 683884 0,96600 676232 0,96981 811519 0,97352 104868
45-49 691052 0,95502 660632 0,95928 655817 0,96347 790030
50-54 583501 0,93775 659969 0,94289 633731 0,94796 631860
55-59 504613 0,90968 547178 0,91624 622278 0,92276 600752
60-64 381733 0,86524 45036 0,87338 501346 0,88152 574213
65-69 230606 0,79681 330291 0,80629 400913 0,81584 441947
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
111
70-74 165885 0,69691 183749 0,70747 266310 0,71816 327081
75+ 165945 0,44309 18915 0,45358 215785 0,46443 291470
2. Langkah Kedua
Untuk mendapatkan angka jumlah kelahiran pada masa-masa mendatang,
maka angka ASBRi yang sudah dipersiapkan dikalikan dengan proyeksi jumlah
penduduk perempuan menurut kelompok umur pada usia reproduksi. Digunakannya
angka ASBRi yang sama untuk seluruh proyeksi penduduk dengan asumsi bahwa
sifat kelahiran dan kematian stabil pada periode waktu-waktu tertentu (dalam kasus
Propinsi Jawa Tengah periode 1990-2005). Perhitungan proyeksi kelahiran pada
periode proyeksi dapat dilihat dalam Tabel 11.
Tabel 11. Proyeksi Jumlah Kelahiran di Propinsi Jawa Tengah pada Tahun 1990 dan 1995
Kelompok Umur (th)
ASBRiPdd prp i 1990
Kelahiran i 1990
Pdd prp i 1995
Kelahiran i 1995
(1) (2) (3) (4)=(2x3)/1000 (5) (6)=(2x5)/100015-19 73 133149
197199 1668012 121765
20-24 176 1243806
218910 1312224 230951
25-29 153 1114547
170526 1221704 186921
30-34 111 851703 94539 1091732 12118235-39 65 659640 45217 831543 5405040-44 25 683884 17097 676232 1690645-49 6 691052 4146 660632 3964
647634(B1990) 735739(B1995)
3. Langkah Ketiga
Dalam Tabel 11 telah dihitung jumlah kelahiran total tahun 1990 sebesar
647634 kelahiran dan pada tahun 1995 diproyeksikan sebesar 735739 kelahiran.
Pada periose tahun 1990-1995 jumlah kelahiran total (L+P) sebesar :
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
112
5 x=647634+7357392
=3458433 orang
4. Langkah Keempat
Setelah memproyeksikan jumlah kelahiran total (lk+pr), pada periode 1990-
1995 perlu dihitung jumlah kelahiran bayi perempuan saja. Untuk ini perlu
diperhatikan rasio jenis kelamin kelahiran, yang besarnya 107. Jadi jumlah kelahiran
bayi perempuan pada periode 1990-1995 sebesar :
100207
× 3458433 kelahiran=1670741 kelahiranbayi perempuan
Letakkan angka ini pada kolom 2 (tabel 5) pada kelahiran (umur 0 tahun).
Kerjakan hal yang sama untuk kelahiran bayi perempuan periode 1995-2000 dan
2000-2005 tahun.
5. Langkah Kelima
Angka kelahiran pada kolom 2 (tabel 5) lalu dikalikan dengan Survival Ratio di
kolom 3 yang besarnya 0,91708 (lihat tabel 3) didapatkan proyeksi penduduk
perempuan umur 0-4 tahun sebesar 1.532.203 orang tahun 1995.
6. Langkah Keenam
Proyeksi penduduk pada kelompok terakhir (75+) digunakan rumus :
( P70−74 ) × ( SR70−74 )+¿
Contoh :
Penduduk perempuan umur 75+ pada tahun 1995
(165.885 ×0,69691 )+(165.934 × 0,44309 )=115.607+73.528=18913
3) Landasan Untuk Proyeksi
1. Landasan Mortalitas Untuk Proyeksi
Turunnya angka mortalitas merupakan salah satu gambaran demografis yang
menandai abad ke-20. Di semua Negara penurunan tersebut harus
berlangsungmeskipun angkanya berebeda dan dalam menyusun proyek biasanya
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
113
sudah diasumsika bahwa angka kematian akan tetap menurun. Proyeksi yang
sebenarnya menyangkut penggunaan faktor orang-orang yang masih hidup,dan
apbila mortalitas diasumsikan tetap konstan maka faktor proyeksi tersebut dihiutng
dari suatu life tabel.Model life tabel yang dipersiapkan oleh PBB dapat digunakan
untuk proyeksi ini.
2. Landasan Fertilitas Untuk Proyeksi
Dalam menghitung proyeksi penduduk biasanya digunakan angka fertilitas
khusus menurut umur. Angka fertlitas tersebut diasumsikan senantiasa tetap konstan
untuk masa akan datang atau mengikuti suatu kecendrungan tertentu.Unutk setiap
kelompok umur lima tahun, perkiraan jumlah penduduk dikalikan dengan angka
kelahiran khusus menurut umru yang diasumsikan,dan kemudian dijumlahkan untuk
semua umur agar dapat diproleh jumlah seluruh kelahiran. Untuk menyusun proyeksi
selanjutnya disarankan agar jumlah kelhiran dibagimenjadi kelompok pria dan wanita
dengan mengasumsikan nilai terbaik nilai untuk rasio jenis kelamin pada saat
kelahiran. Di samping itu dapat pula diterapkan prosedur yang sama untuk
menghitnung jumlah kelahiran apabila dpergunakan fertilitas yang lebih kasar,yakni
angka fertilitas umum atau angka kelhairan kasar. Di pihak lain apabila tersedia data
penduduk menurut klasifikasi umur,jenis kelmain status perkawinan dan lamanya
masa perkawinan, dan kemudian dikehendaki untuk menggunakan fertilitas dalam
perkawinan yang sah dan tidak sah dan yang terkhir ini dispesifikasikan menurut
umum dan lamanya masa perkawinan,maka system pendekatan umum dapat
dimodifikasi untuk memproleh nilai jumlah kelhiran.
Perkiraan mengenai kecendrungan fertilitas pada masa akan datang pada
hakekanya jauh lebih sulit dibandingkan dengan angka mortalitas.Kita dapat
mengasumsikan adanya penurunan angka mortalitas,namununtuk tingkat fertilitas
terganutng dari kebiasaan sosial dan sukap masyarakat,faktor tersbut secara
kompratif dapat berubah cepat.Apabila sampai sebegitu jauhdapat disusun perkiraan
yang wajar meliputi jangka waktu yang singkat dengan menggunakan
analisakecendrungan masa lampau,kadang-kadang timbul kekeliruan yang cukup
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
114
besar bagi perkiraan fertilitas mencakup masa akan datang cukuo lama.Kekliruan
perkiraan fertilitas akan banyak membawa pengaruh terhadap perkiraan
pertumbuhan penduduk maupun komposisi penduduk dibandingkan denga kekeliruan
yang terjadi dalam perkiraan mortalitas.
3. Landasan Migrasi Untuk Proyeksi
Bagi banyak Negara migrasi neto tidak dianggap begitu penting, dan kadang-
kiadang malah tidak diperhitungkan di dalam penyusunan proyeksi
penduduk.Terlepas dari anggapan tersebut sesungguhnya, masalah migarsi neto
perlu juga diperhitungkan.Terlepas dari pengaruhnya terhadap jumlah seluruh
penduduk,pada haekatnya migrasi mempengaruhi juga distribusi umur-jenis kelamin
karena struktur umur,jenis kelamin para migrant biasanya berbeda. Di samping itu
para migrant mempunyai karakteristik mortalitas dan fertilitas yang berbeda pula,
yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah penduduk.
8.3. Penutup
8.3.1. Kesimpulan
1. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa
mendatang, tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari
komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan
migrasi penduduk.
2. Data dasar yang diperlukan untuk pembuatan proyeksi penduduk adalah sebagai
berikut :
a) Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin sebagai data
dasar pembuatan proyeksi penduduk.
b) Besar dan perkembangan angka kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
c) Tabel kematian yang sesuai dengan perkembangan komponen demografi
3. Adapun landasan – landasan yang dipakai dalam proyeksi penduduk yaitu :
mortalitas, fertilitas, dan migrasi.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
115
8.3.2. Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian proyeksi penduduk?
2. Sebutkan 3 landasan proyeksi dalam demografi, jelaskan perbedaannya!
3. Adakah metode terbaik yang harus digunakan dalam kepentingan proyeksi
demografi?
4. Apa perbedaan proyeksi penduduk dengan proyeksi penjualan?
5. Sebutkan metode-metode analisis statistik yang dapat digunakan dalam
kepentingan proyeksi demografi?
6. Menurut anda, apakah masalah demografi memang mutlak harus diproyeksi?
8.3.3. Tindak Lanjut
Jika anda telah selesai mengerjakan latihan soal di atas, maka sesuaikan dengan
kunci jawaban yang ada di bagian terakhir Bab 8 ini. Pertanyan yang lebih banyak
mengarah pada pendapat, sehingga menuntut jawaban yang jelas dan mudah
dimengerti. Hitung jawaban anda yang benar kemudian gunakan rumus di bawah ini
untuk menentukan tingkat penguasaan anda terhadap materi modul ini.
Rumus:
Tingkat Penguasaan= jumlah jawaban yangbenarjumlah soal
x100 %
Tingkat Penguasaan:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
0% - 69% = Kurang
Jika tingkat penguasaan anda di bawah 80%, maka diharapkan mengulangi materi
ini, khususnya bagian-bagian yang belum dipahami, serta menambah pengetahuan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
116
dari referensi lain yang berhubungan.
8.3.4. Kunci Jawaban
1. Proyeksi penduduk adalah perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari
komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan
migrasi penduduk. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah
penduduk dan struktur penduduk di masa yang akan datang.
2. Landasan mortalitas, landasan fertilitas, dan landasan migrasi.
3. Pemilihan metode analisis dalam proyeksi tergantung kepentingan dan landasan
yang digunakan.
8.4. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York : John Wiley & Sons. Inc.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian : Pergamon Press Pty Ltd.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
117
BAB 9SAMPEL SURVEY DEMOGRAFI DENGAN ANALISIS STATISTIK
9.1. Pendahuluan
9.1.1. Deskripsi
Survey sampel demografi sudah dilakukan oleh banyak negara, bertujuan
untuk mendapatkan data demografis tambahan yang tidak diperoleh melalui sensus,
juga untuk menguji ketepatan sumber data demografis tradisional, yakni sensus
penduduk dan sistem pendaftaran vital. Beberapa masalah yang biasanya menjadi
penelitian survey adalah bidang sosial, ekonomi, psikologi, dan faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap fertilitas, mortalitas, dan mobilitas penduduk.
Pembahasan dalam bab ini, mencakup tiga hal pokok, yaitu pertama
membahas tentang konsep dasar pelaksanaan survey dalam demografi, pengertian
mendasar tentang pengambilan sampel dengan survey. Hal kedua membahas
tentang tahapan dalam survey demografi, langkah-langkah dalam pengambilan data
survey hingga pada pembuatan laporan akhir tentang hasil pendataan demografi
yang dilakukan. Selanjutnya hal ketiga membahas tentang pendekatan atau analisis
statistik dalam data survey demografi, menunjukkan beberapa metode analisis
statistik yang dapat digunakan dalam menganalisis data survey yang diperoleh dalam
pendataan demografi. Hasil analisis statistik yang diperoleh masuk ke dalam tahapan
analisis data survey.
9.1.2. Sasaran Pembelajaran
Materi sampel survey demografi sangat penting bagi mahasiswa dalam proses
pengambilan data demografi yang selanjutnya sampai pada tahap pengambilan
keputusan dan analisis kondisi demografi. Kemampuan mahasiswa dalam materi
lainnya, misalnya kemampuan dalam metode statistika, pemodelan statistika dengan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
118
beberapa analisis statistika akan sangat membantu dalam tahap analisis data
demografi.
Selanjutnya diharapkan mahasiswa mampu membuat laporan hasil tentang Survai
Demografi dengan tahapan-tahapan dan ukuran yang telah dipelajari, dengan
memanfaatkan software statistik yang tersedia.
9.2. Uraian Materi
9.2.1. Konsep Dasar Survey Sampel Demografi
Sampel survey demografi adalah sampel yang terpilih dalam survey demografi
yang dilakukan dan berhubungan dengan masalah fertilitas, mortalitas, dan mobilitas
penduduk. Pemilihan sampel berdasarkan dengan tujuan survey, dan biasanya
adalah yang terpilih adalah rumah tangga yang diwawancarai sesuai dengan tujuan
survey. Pelaksanaan survey demografi karena beberapa informasi yang lebih
mendetail lagi tentang ukuran-ukuran dan masalah demografi belum diperoleh
melalui kegiatan sensus yang dilaksanakan pemerintah. Sehingga, kegiatan survey
demografi dilakukan dengan tujuan melengkapi informasi dari sensus penduduk.
Kegiatan survey bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang
kependudukkan yang lebih rinci, dan biasanya dilakukan dengan menggunakan
sampel, yaitu sekelompok penduduk yang dipilih untuk diwawancarai, yang dianggap
dapat mewakili populasi. Karena dilakukan terhadap suatu wilayah tertentu saja,
maka data yang tersedia juga hanya mencerminkan sifat populasi di wilayah tersebut.
Sebagai akibat pemakaian sampel, maka data survei tidak terlepas dari adanya
kesalahan sampel (sampling error). Contohnya Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 1991, 1994, 1997.
Survei adalah salah satu metode menjaring data penduduk dalam beberapa
peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden yang
ada di suatu negara, melainkan dengan cara penarikan sampel (contoh daerah)
sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut, berdasarkan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
119
kriteria yang bisa dijadikan syarat suatu wilayah bisa ditetapkan sebagai kawasan
sampel survei. Berdasarkan tipenya, survei demografi dapat dikelompokkan ke
dalam tiga jenis,yaitu sebagai berikut.
1) Survei bertahap tunggal (single round surveys). Survei ini adalah survei untuk
menjaring data berbagai peristiwa demografi seperti kelahiran, kematian, dan
migrasi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai
berbagai kejadian demografi yang dialami di masa lalu dalam periode tertentu.
2) Survei bertahap ganda (multiround surveys). Survei ini dilakukan oleh petugas
pencacah jiwa di lapangan dengan melakukan kunjungan kepada responden
tertentu berulang-ulang untuk mencatat berbagai peristiwa demografi yang
terjadi, seperti kelahiran, kematian, atau migrasi. Tentunya kunjungan itu
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, apakah per tahun, per dua tahun, per tiga
tahun, dan seterusnya.
3) Survei bertipe kombinasi. Survei ini dilakukan dengan cara menggabungkan
cara survei tahap tunggal atau ganda dengan cara registrasi. Seperti yang
diketahui, registrasi adalah proses pencatatan peristiwa demografi yang diambil
dari beberapa peristiwa penting yang terjadi. Hasil dari registrasi ini kemudian
digabungkan dan sekaligus dilakukan kros cek dengan hasil kedua jenis tipe
survei di atas, yaitu survei tunggal dan ganda.
9.2.2. Tahapan Survey Demografi
1) Tahap Persiapan
1. Menentukan sasaran dan ruang lingkup
Hal ini dimaksudkan untuk penentuan secara tepat sasaran penyelenggaraan
survey, kegunaan hasil survey, cakupan sampel, cakupan masalah dan hasil yang
akan dicapai. Dalam menentukan sasaran dan ruang lingkup harus pula diperhatikan
beberapa faktor, khususnya dalam masalah keterbatasan dana, waktu, tenaga dan
fasilitas.
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
120
Sebagai contoh dalam Survey Formasi Keluarga, sasaran survey untuk
menyelidiki:
a. Hubungan antara fertilitas dengan berbagai faktor, misalnya faktor sosial,
faktor ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.
b. Interval kelahiran dalam keluarga
c. Aspirasi awal pasangan suami isteri dalam menentukan jumlah anak yang
diinginkan
d. Praktek beberapa metode keluarga berencana
e. Pendapat tentang keluarga yang ideal
2. Desain kuesioner
Desain kuesioner sangat penting, karena berhubungan dengan masalah biaya,
waktu, kesesuaian dengan tujuan survey, dan hasil akhir. Penyajian bentuk kuesioner
yang kurang tepat dengan survey, dapat memakan waktu yang lama, biaya yang
tinggi, kekaburan tujuan survey, dan perhitungan menjadi tidak tepat.
Kuesioner yang baik, harus memuat berbagai pertanyaan yang ringkas dan
mudah dipahami responden. Isi pertanyaan sesuai dengan tujuan survey, sehingga
dalam perhitungan atau analisis data juga tepat dalam menemukan sebuah hasil
akhir. Pertanyaan memuat pengertian jelas, mengandung pengertian yang sama baik
untuk peneliti maupun responden sendiri, mencerminkan satu dimensi, secara
absolute harus mengandung relevansi dengan permasalahan yang sedang diteliti,
dan tidak diwarnai oleh sugesti yaitu bukan merupakan pertanyaan yang sifatnya
menjurus ke arah sesuatu maksud tertentu (not a leading question), dan harus pula
secara langsung dapat diterapkan kepada responden.
Pertanyaan dapat diperoleh melalui dua cara yaitu pertanyaan terbuka dan
tertutup. Pertanyaan tertutup biasanya memerlukan jawaban yang sudah ditentukan
dalam pertanyaan kuesioner, dimana jawabannya meliputi sejumlah jawaban yang
secara timbal balik bersifat eksklusif, dan tuntas yang dapat bebas dipilih responden.
Pertanyaan terbuka mendorong responden untuk bercerita, sehingga banyak
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
121
informasi dan data yang dapat diperoleh dari wawancara tersebut. Jawaban
pertanyaan terbuka sulit diramalkan ruang lingkupnya, karena responden bebas
untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga pewawancara harus bekerja lebih
lama dan diperlukan kecakapan yang lebih mantap, bahkan biasanya jawaban
responden meragukan dan tidak mempunyai ide atau pendapat. Akibatnya, dalam
sebuah kuesioner, terkadang digabungkan antara pertanyaan tertutup dan terbuka.
3. Desain sampel
Desain sampel adalah proses dalam menentukan atau mengambil keputusan
akan sampel yang diambil dalam survey. Keputusan ini harus berdasarkan beberapa
faktor tertentu, diantaranya besarnya populasi, bentuk sampling, jumlah
pengelompokkan, karateristik yang akan diperkirakan. Beberapa desain alternatif
sudah tersedia, tetapi para peneliti harus memilih desain yang paling tepat dengan
survey.
Tujuan utama penyusunan desain sampel adalah untuk menghasilkan data
statistik yang seakurat mungkin dalam waktu, biaya, dan hasil. Setelah jelas desain
sampel yang dgunakan, biasanya langkah selanjutnya harus menentukan besar
sampel yang akan diambil. Beberapa desain sampel dapat dilihat kembali dalam
mata kuliah teknik sampling.
4. Organisasi tugas lapangan
Survey memerlukan tim atau tenaga kerja. Pertama, adalah merekrut
pewawancara, kemudian melatihnya. Selain pewawancara juga diperlukan pengawas
lapangan atau supervisor. Diperlukan pembagian tugas yang jelas, dan dalam
bekerja awal diperlukan biaya yang harus diberikan kepada semua anggota tim.
Dalam proses kerjanya, perlu pantaua dan monitoring pekerjaan survey, untuk
menghindari kesalahan dalam pengambilan data di lapangan, mengingat terbatasnya
waktu dan kesalahan responden akan mempengaruhi hasil penelitian. Namun,
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
122
sebuah survey terkadang harus diulangi karena beberapa alas an, misalnya ada
informasi baru yang dibutuhkan, atau kesalahan data yang besar.
2) Tahap Pengambilan Data Survey
Setelah terbentuk tim atau tenaga, maka dilakukan pengambilan data di
lapangan, berdasarkan desain dan besar sampel yang sudah ditentukan. Kuesoner
yang digunakan sebelumnya sudah harus diperiksa, dan biasanya ada yang
melakukan uji validasi dan reliabilitas.
Beberapa penelitian juga, pewawancaranya membutuhkan showcard sebagai
kartu bantu dalam bertanya keada responden. Waktu pengambilan data seurvey
tergantung waktu yang sudah ditentukan.
3) Tahap Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya ditabulasi dan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan statistika yang sudah ditentukan untuk memperoleh
keputusan dari kegiatan survey yang dilakukan. Untuk survey demografi, beberapa
pendekatan yang sudah dipelajari di modul sebelumnya dapat digunakan dan
dikembangkan dengan model statistika yang sudah dipelajari pada mata kuliah lain di
Prodi Statistika.
4) Tahap Pembuatan Laporan
Tahap terakhir dalam sebuah survey adalah pembuatan laporan. Pembuatan
laporan ini bertujuan untuk menguraikan semua kegiatan, mulai dari tujuan hingga
hasil dan keputusan yang diperoleh dari survey. Poin-poin dalam laporan, tergantung
dari peneliti.
9.2.3. Analisis Statistik pada Data Survey Demografi
1) Analisis Regresi Linear dan Korelasi
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
123
Gujarati (2006) mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap
hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan (the
explained variabel) dengan satu atau dua variabel yang menerangkan (the
explanatory). Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel
kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka
analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh
beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung. Tujuan
menggunakan analisis regresi ialah:
1. Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan
pada nilai variabel bebas.
2. Menguji hipotesis karakteristik dependensi.
3. Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai
variabel bebas di luar jangkaun sampel.
Dalam pembahasan ini, sengaja tidak dituliskan secara mendetail akan model dari
regresi linear, karena menjadi tugas bersama mahasiswa untuk membuka kembali
materi mata kuliah Analisis Regresi yang sudah dipelajari.
2) Analisis Regresi Nonparametrik (Spline, Kernel, Wavelet, dll)
Regresi nonparametric adalah salah satu bentuk regresi yang belum diketahui
bentuk kurva regresinya, hanya diasumsikan termuat dalam sebuah Ruang Sobolev
dan sifatnya mulus. Pendekatan regresi nonparametric terdiri dari beberapa
diantaranya Spline, Kernel, Wavelet, Deret Ortogonal, dan lain-lain.
Sifat regresi nonparametric yang sangat fleksibel, sangat memungkinkan
menganalisis data demografi yang bisa saja berubah setiap waktu, atau tidak ada
kecenderungan trend yang terjadi akibat faktor-faktor yang sangat banyak
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, misalnya bencana alam.
3) Analisis Regresi Logistik
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
124
Regresi logistic merupakan regresi dengan peubah respon yang kualitatif atau
dalam bentuk kategori. Misalnya kejadian mortalitas dan fertilitas, yaitu hidup dan
mati. Hidup disandikan “1” dan Mati disandikan “0”.
Materi ini selanjutnya menjadi tugas bersama untuk membuka materi mata
kuliah Analisis Data Kategori.
4) Beberapa pendekatan statistik yang lain.
Masih banyak pendekatan analisis statistik yang dapat digunakan, yang
terpenting adalah menyesuaikan tujuan, data, dengan pendekatan statistik yang akan
digunakan. Kesalahan penggunaan pendekatan statistik, berarti kesalahan dalam
interpretasi masalah demografi yang dianalisis. Dan akan sangat berdampak besar
pada penetapan kebijakan selanjutnya oleh sebuah wilayah atau negara.
9.3. Penutup
9.3.1. Kesimpulan
1. Survey demografi adalah kegiatan survey yang berhubungan dengan masalah
kependudukan atau demografi, yang biasanya meliputi mortalitas, fertilitas, dan
mortalitas.
2. Survey demografi dilakukan untuk melengkapi informasi data kependudukan
yang diperoleh melalui sensus penduduk.
3. Tahapan survey demografi dibagi dalam 4 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
pengambilan data, tahap analisis data, dan tahap pembuatan laporan.
9.3.2. Latihan Soal
Buatlah sebuah illustrasi penelitian atau survey demografi, uraikan tahap persiapan,
tahap pengambilan data, dan tahap analisis data.
9.3.3. Tindak Lanjut
Jika anda telah selesai mengerjakan soal latihan dan tes formatif di atas, maka
tentukan tingkat penguasaan anda terhadap materi modul ini. Tingkat penguasaan
Prodi STATISTIKA Unhas
BUKU AJARTeknik Demografi Statistika
125
hanya diukur dari kemampuan membuat laporan dari data, baik dari illustrasi survey
demografi pada latihan soal, dan tugas pada tes formatif. Jika semua tahapan dapat
dilakukan dengan baik berarti penguasaan anda sudah sangat baik. Sebaliknya, jika
ada satu tahap yang tidak selesai berarti harus membaca kembali materi modul ini
maupun referensi lain.
9.4. Daftar Pustaka
Caswell, Hal. 2005. Applied Mathematical Demography. New York : John Wiley & Sons. Inc.
Gujarati. 2006. Econometrics. New York: John Wiley & Sons Inc.
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pollard, A.H. 1984. Demographic Techniques. Australian : Pergamon Press Pty Ltd.
Ryan. 2006. Modern Regression Method. New York: John Wiley & Sons Inc.
Prodi STATISTIKA Unhas