Bahan Ajar

35
Teknik Listrik PENDAHULUAN Deskripsi Modul dengan judul “Teknik Listrik” merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai bahan ajar dan panduan praktikum peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi Penerapan Konsep Dasar Teknik Listrik, Bidang Keahlian Teknik Elektro. Teknik Listrik merupakan modul teori dan atau praktikum yang memuat penerapan dari hukum-hukum kelistrikan, serta memuat kajian atau teori dalam menganalisa rangkaian . Modul ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan belajar yang mencakup tahanan resistor, klasifikasi resistor, dan macam- macam rangkaian pada resistor. Dengan menguasai modulini diharapkan peserta diklat mampu menganalisis rangkaian listrik arus searah dan menerapkannya dalam kegiatan praktikum. Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi program dan terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada peserta didik Prasyarat Untuk menerapkankan modul Teknik Listrik memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peserta didik, yaitu : - Peserta didik telah memahami konsep dasar fisika teknik. 1

description

Bahan Ajar

Transcript of Bahan Ajar

Page 1: Bahan Ajar

Teknik Listrik

PENDAHULUAN

Deskripsi

Modul dengan judul “Teknik Listrik” merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai

bahan ajar dan panduan praktikum peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi Penerapan Konsep Dasar Teknik

Listrik, Bidang Keahlian Teknik Elektro.

Teknik Listrik merupakan modul teori dan atau praktikum yang memuat penerapan dari

hukum-hukum kelistrikan, serta memuat kajian atau teori dalam menganalisa rangkaian .

Modul ini terdiri atas 3 (tiga) kegiatan belajar yang mencakup tahanan resistor, klasifikasi

resistor, dan macam-macam rangkaian pada resistor. Dengan menguasai modulini

diharapkan peserta diklat mampu menganalisis rangkaian listrik arus searah dan

menerapkannya dalam kegiatan praktikum.

Dengan modul ini diharapkan proses belajar mengajar akan menjadi program dan

terencana untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pada peserta didik

Prasyarat

Untuk menerapkankan modul Teknik Listrik memerlukan kemampuan awal yang harus

dimiliki peserta didik, yaitu :

- Peserta didik telah memahami konsep dasar fisika teknik.

- Peserta didik telah memahami komponen-komponen dasar kelistrikan, seperti sumber

tegangan, komponen pasif.

- Peserta didik telah memahami hukum -hukum kelistrikan.

- Peserta didik dapat menggunakan alat ukur analog

1

Page 2: Bahan Ajar

Teknik Listrik

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Petunjuk bagi siswa

1. Pelajari daftar isi dalam modul.

2. Pahami setiap materi teori yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan

dengan membaca secara teliti.

3. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan konsultasikan hasil

tersebut pada guru/instruktur.

4. Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada saat

kegiatan tatap muka dengan guru.

5. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar anda

mendapatkan tambahan pengetahuan.

6. Kerjakan Latihan Soal pada akhir modul untuk mengetahui tingkat penguasaan

materi anda pada modul resistor ini.

Petunjuk bagi guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:

1. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar.

2. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam

tahap belajar.

3. Membantu peserta didik dalam memahami konsep, dan menjawab pertanyaan

peserta didik mengenai proses belajar peserta didik.

4. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain

yang diperlukan untuk belajar.

5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

6. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu

jika diperlukan

Tujuan akhir pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan mampu memahami konsep dasar

resistor (tahanan) dalam rangkaian listrik.

2

Page 3: Bahan Ajar

Teknik Listrik

I. RESISTOR PADA RANGKAIAN LISTRIK

- Pembelajaran 1 -

Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui satuan kelistrikan menurut standar internasional

2. Menjelaskan unsur apa saja yang menyebabkan terjadinya unsur hambatan dalam

penghantar

3. Menjelaskan hubungan antara tahanan jenis dengan nilai resistansi dari penghantar

4. Menjelaskan hubungan antara resistansi dan konduktansi dari bahan atau material

Uraian Materi :

1.1 RESISTOR DAN SISTEM SATUAN MENURUT STANDAR

INTERNASIONAL

Dalam bidang kelistrikan hal penting yang wajib diketahui adalah pengetahuan dasar

besaran-besaran listrik atau sistem satuan kelistrikan. Ini merupakan kebutuhan mutlak yang

harus diketahui karena akan dibutuhkan saat melakukan perhitungan dalam merancang,

menganalisa, dan membuat suatu sistem dalam bentuk rangkaian listrik atau rangkaian

elektronika. Disamping itu, pengetahuan dan pemahaman satuan listrik dan elektronika akan

diperlukan ketika melakukan pengukuran langsung menggunakan alat ukur.

Ada dua macam sistem satuan yakni sistem satuan dasar dan sistem satuan turunan.

Sebagian sistem satuan dalam ilmu kelistrikan dan elektronika ada yang termasuk sistem

satuan dasar dan sebagian lagi termasuk kategori sistem satuan turunan. Di bawah ini adalah

sistem satuan sesuai dengan SI (Standar Internasional).

Satuan Dasar

Besaran/ Kuantitas Satuan SimbolPanjang Meter mMasa Kilogram KgWaktu Detik/ Sekon sSuhu/ Temperatur Kelvin KIntensitas Cahaya Candela CdArus Listrik Ampere A

Satuan TurunanBesaran/ Kuantitas Satuan Simbol

Daya Watt WGaya Newton NEnergi Joule JMuatan Listrik Coulomb CTekanan Pascal Pa

3

Page 4: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Arus Listrik Ampere ATegangan (Beda Potensial) Volt VFluksi Cahaya Lumen LmBrightness/ Kemilauan Lux LxInduktansi Henry HInduksi Magnet Weber WResistansi/ Tahanan Ohm ΩKapasitas Farad FKonduktansi Siemens S

Resistor (perlawanan=hambatan) merupakan suatu perwujudan alami dan dapat ditemukan dalam semua material kecuali super penghantar (super conductor). Sifat suatu resistor akan melawan arah arus seperti yang telah dibuktikan didalam hukum Ohm, dimana besarnya nilai perlawanan (resistansi) dapat diasumsikan dan digolongkan sebagai komponen linier ideal. Tetapi dalam keadaan yang sebenarnya adalah tidak demikian, dimana nilai tersebut bervariasi terhadap material penghantar dan temperatur.

Gerakan pembawa muatan dengan arah tertentu di bagian dalam suatu penghantar terhambat oleh terjadinya tumbukan dengan atom-atom (ion-ion atom) dari bahan penghantar tersebut. "Perlawanan" penghantar terhadap pelepasan arus inilah disebut sebagai tahanan (gambar 1.1).

Gambar 1.1 gerakan electron pada penghantar logam

Satuan SI yang ditetapkan untuk tahanan listrik adalah Ohm. Simbol formula untuk tahanan listrik adalah R Simbol satuan untuk Ohm yaitu Ω (baca: Ohm). Ω adalah huruf Yunani Omega. Satuan SI yang ditetapkan 1 Ω didefinisikan dengan aturan sbb. : 1 Ohm adalah

sama dengan tahanan yang dengan perantaraan tegangan 1 V mengalir kuat arus sebesar 1 A.

Pembagian dan kelipatan satuan :1 G Ω = 1 Gigaohm = 1000000000 Ω = 109 Ω

1 M Ω = 1 Megaohm = 1000000 Ω = 106 Ω

1 k Ω = 1 Kiloohm = 1000 Ω = 103 Ω

a. Tahanan jenis (spesifikasi tahanan)

Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar itu. Jika

4

Page 5: Bahan Ajar

Teknik Listrik

penghantar yang dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar yang panjang

Gambar 1.2 perbandingan suatu penghantar

Simbol formula untuk tahanan jenis adalah ρ (baca: rho). ρ adalah huruf abjad Yunani, untuk dapat membandingkan bermacam-macam bahan, perlu bertitik tolak pada kawat dengan panjang 1 m dan luas penampang 1 mm2, dalam hal ini tahanan diukur pada suhu 20oC.

Satuan tahanan jenis adalah ρ = Ω .mm2

m

Sebagai contoh, besarnya tahanan jenis untuk :

tembaga ρ = 0,0168 ρ.mm2/m

alumunium ρ = 0,0265 ρ .mm2/m

perak ρ = 0,059 ρ.mm2/m

b. Tahanan listrik suatu penghantar

Tahanan listrik suatu penghantar R semakin besar,

a) Jika penghantar semakin panjang

b) Jika luas penampang A semakin kecil

c) Jika tahanan jenis ρ semakin besar

Ketergantungan tahanan terhadap panjang penghantar dapat dijelaskan disini, bahwa gerakan elektron didalam penghantar yang lebih panjang mendapat rintangan lebih kuat dibanding pada penghantar yang lebih pendek. Dalam hal jumlah elektron-elektron yang bergerak dengan jumlah sama, maka pada penghantar dengan luas penampang lebih kecil terjadi tumbukan yang lebih banyak, berarti tahanannya bertambah.

Bahan dengan tahanan jenis lebih besar, maka jarak atomnya lebih kecil dan jumlah elektron-elektron bebasnya lebih sedikit, sehingga menghasilkan tahanan listrik

5

Page 6: Bahan Ajar

Teknik Listrik

yang lebih besar. Ketergantungan tahanan listrik tersebut dapat diringkas dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Tahanan R= Tahanan jenis ρ. panjang penghantar I

lu as penampang A

Ditulis dengan simbol formula :

Tahanan penghantar R= ρ .lA

Dengan R : tahanan penghantar dalam Ω ; ρ tahanan jenis Ω.mm2/m ; l panjang penghantatar dalam m ; A luas penampang dalam mm2.

Persamaan diatas dapat ditransfer kedalam bermacam-macam besaran, dengan demikian secara perhitungan dimungkinkan juga untuk menentukan panjang penghantar, tahanan jenis dan luas penampang.

Panjang penghantar I = R . A

ρ .

Tahanan jenis ρ = R . A

I

Luas penampang A = ρ . IR

Contoh soal :

1. Suatu penghantar dengan luas penampang 10 mm2. Berapa besarnya tahanan untuk panjang 500 m, jika digunakan penghantar a) tembaga b) alumunium ?

Diketahui : A = 10mm2

l = 500 m

ρCU = 0,0178 Ω. mm2/m

ρAI = 0,0278 Ω. mm2/m

Hitunglah : RCU, RAI

Jawab : a) RCU = ρ cu .l

A =

0,0178Ω. mm2

m. 500 m

10 mm2

= 0,89 Ω

b) RAI = ρAI .l

A =

0,0278Ω. mm2

m. 500 m

10 mm2

= 1,39 Ω

Jawaba

6

Page 7: Bahan Ajar

Teknik Listrik

2. Kawat baja 250 m dan luas 1 mm2 mempunyai tahanan 35 Ω, berapa besarnya tahanan jenis kawat tersebut ?

Diketahui : l = 250 m

A = 10m2

R = 35 Ω

Hitunglah : ρ

Jawab : ρ =R . A

l = 350 Ω .1 mm2

250 m = 0,14 Ω .mm2

m3. Sebuah jamper alat ukur panjang 12 m terbuat dari kawat tembaga berisolasi dan

harus mempunyai tahanan 0,0356 Ω. Berapa besarnya luas penampang penghantar tersebut?

Diketahui : l = 12m

R = 0,0356 Ω

ρCU = 0,0178 Ω. mm2/m

Hitunglah : A

Jawab : A = ρ .lR

= 0,0178

Ω. mm2

m. 12 m

0,0356 Ω = 6 mm2

c. Daya hantar dan hantar jenisSuatu beban dengan tahanan yang kecil menghantarkan arus listrik dengan baik. Dikatakan : “dia memiliki daya hantar yang besar”, Daya hantar yang besar sepadan dengan tahanan yang kecil dan sebaliknya daya hantar kecil sepadan dengan tahanan besar.Daya hantar = 1/Tahanan Satuan SI yang ditetapkan untuk daya hantar adalah Siemens Symbol formula untuk daya hantar adalah G Symbol satuan untuk Siemens adalah S

Rangkuman

Resistor atau tahanan atau juga disebut perlawanan adalah bahan yang secara alamiah terbuat dari bahan baik konduktor maupun isolator

Besarnya resistansi dari bahan sangat ditentukan oleh tahanan jenis dari bahan tersebut

Semakin besar tahanan jenis ρ nya maka akan semakin besar nilai resistensinya, dan demikian juga sebaliknya.

7

Page 8: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Tahanan dari sebuah penghantar berbanding lurus dengan panjang penghantar. Selain itu juga ditentukan oleh luas penampang.

Formulasi untuk menghitung tahanan ( R ) dari sebuah penghantar R = ρ . IA

Tahanan jenis dari bahan penghantar ditentukan oleh rumus Satuan tahanan jenis ρ

= Ω .mm2

m

Daya hantar jenis adalah kemampuan sebuah penghantar dalam menyalurkan arus

listrik, sehingga merupakan kebalikan dari tahanan G = 1/R atau R = 1/G

Suatu bahan penghantar dengan tahanan jenis kecil menghantarkan arus listrik dengan baik

Hubungan antara daya hantar dan tahanana. Perubahan tahanan suatu penghantar jika luas penampang menjadi setengahnya

maka nilai tahanannya menjadi dua kali lebih besar.

b. Perubahan tahanan suatu penghantar jika panjangnya menjadi tiga kali lipat maka nilai tahanannya menjadi tiga kali lebih besar.

c. Perubahan tahanan suatu penghantar jika bahannya semula tembaga diganti dengan alumunium maka nilai tahanannya menjadi hampir dua kali lebih besar

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar !

1. Sebutkan macam-macam besaran pokok dan besaran turunan menurut standar internasional ! sertakan dengan satuannya !..................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Coba jelaskan asal mula satuan tahanan jenis !..................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Suatu penghantar dengan luas penampang 10 mm2. Berapa besarnya tahanan untuk panjang 500 m, jika digunakan penghantar a) tembaga b) alumunium c) perak ?..................................................................................................................................................................................................................................................................................

4. Bagaimana perubahan tahanan suatu penghantar, jika a) luas penampang menjadi setengahnya, b) panjangnya tiga kali lipat, c) bahannya semula tembaga diganti dengan alumunium ?..................................................................................................................................................................................................................................................................................

8

Pendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman Materi

Page 9: Bahan Ajar

Teknik Listrik

5. Berapa besarnya tahanan suatu untaian tembaga panjang 5 m dengan luas penampang 0,8 mm2 ?..................................................................................................................................................................................................................................................................................

6. Berapa meter panjang kawat nikelin (ρ = 0,4 Ω.mm2/m) dengan diameter 0,6 mm yang digunakan untuk membuat suatu tahanan sebesar 90Ω ?..................................................................................................................................................................................................................................................................................

- Pembelajaran 2 –

Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan klasifikasi dari resistor yang didasarkan pada nilai resistornya

2. Menjelaskan standard resistor berdasarkan IEC, dari jumlah varian, jumlah kode ring

warna dan toleransi

3. Menjelaskan cara membaca nilai resistor dengan kode warna 4 beserta toleransinya

4. Menjelaskan cara membaca nilai resistor dengan kode warna 5 beserta toleransinya.

5. Menjelaskan cara membaca nilai resistor dengan kode warna 6 beserta toleransinya

Uraian Materi :

1.2 Klasifikasi ResistorResistor (perlawanan=hambatan) merupakan suatu perwujudan alami dan dapat

ditemukan dalam semua material kecuali super penghantar (super conductor). Sifat suatu resistor akan melawan arah arus seperti yang telah dibuktikan didalam hukum Ohm, dimana besarnya nilai perlawanan (resistansi) dapat diasumsikan dan digolongkan sebagai komponen linier ideal. Tetapi dalam keadaan yang sebenarnya adalah tidak demikian, dimana nilai tersebut bervariasi terhadap material penghantar dan temperatur.

1) Resistor tetap

Komponen resistor merupakan komponen yang paling banyak digunakan didalam rangkaian elektronik. Contoh aplikasi yang paling sering digunakan adalah dipakai sebagai pembagi tegangan atau arus. Berdasarkan ketentuan spefikasinya, macam dan jenis resistor tetap pada umumnya dibedakan berdasarkan konstruksi,

9

Page 10: Bahan Ajar

Teknik Listrik

jenis bahan, dan proses fabrikasinya. Jenis bahan resistor-resistor tersebut yang lazim berupa komposisi karbon, lapisan karbon, oksida karbon, selaput logam, lapisan logam, dan lilitan kawat.

Seperti telah disebutkan, bahwa untuk penggunaan banyak aplikasi, resistor-resistor yang terbuat dari bahan logam, oksida logam, atau lapisan logam adalah jenis-resistor yang umum digunakan. Terutama karena jenis resistor ini dapat memberikan rentang resistansi yang cukup lebar (umumnya berkisar antara 10Ω sampai 1MΩ), mempunyai koefisien suhu yang rendah (diatas ± 250 ppm/ºC), dan mempunyai tingkat stabilitas yang sangat baik meskipun dalam keadaan disimpan (tidak beroperasi) maupun dalam keadaan beroperasi. Sedangkan untuk jenis komposisi karbon tidak begitu banyak dipergunakan karena jenis bahan resistor ini mempunyai faktor stabilitas yang sangat rendah, begitu juga dengan koefisien suhunya yang buruk (diperkirakan -1200 ppm/ºC).

Salah satu cara untuk mengetahui dan menandai besarnya nilai resistansi dari sebuah resistor adalah cukup dengan memberikan kode warna pada badannya. Untuk memudahkan didalam penggunaan, untuk itu perlu suatu pengelompokan ukuran dan urutan nilai resistansi dari resistor. Standar aturan yang dipakai oleh IEC (International Electrical Commision), diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Urutan Resistor Menurut IEC

(Sumber: Heinrich Huscher, 1993:61)

Konstruksi tipikal dari resistor-resistor tetap diperlihatkan pada Gambar 1 Jenis komposisi karbon dibuat dengan jalan mencampur karbon yang sudah dihaluskan dengan bahan pengikat damar dan bahan pengisi yang bersifat sebagai isolasi. Hasil pencampuran dimampatkan, dibentuk menjadi batangan, dan kemudian dipanasi didalam alat pemanas. Perbandingan antara karbon dan bahan pengisi yang

10

Page 11: Bahan Ajar

Teknik Listrik

mengisolasi akan menentukan nilai resistansi. Bagian penutup ujung yang dilapisi perak diberi sambungan-sambungan tembaga berlapis timah kemudian ditekan pada batangan resistor. Sedangkan kemungkinan cara lain, terdapat beberapa pabrik karbon batangan yang sudah terbentuk, disekeliling sambungan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan tersebut nampak terbenam. Sehingga cara ini memungkinkan sekali secara mekanik nampak lebih baik dan kuat, dan dapat mengurangi resiko terjadinya desah elektrik sebagai akibat sambungan yang buruk. Proses terakhir adalah semua resistor tersebut diberi lapisan plastik atau pernis yang berfungsi sebagai isolasi elektrik dan pelindung terhadap kelembaban udara basah.

Gambar 1.3 Konstruksi berbagai macam resistor tetap (sumber: Widiharso, 2013:68)

Menurut hukum ohm dapat dinyatakan: v(t) = i(t). R dimanav(t) = tegangan terhadap perubahan waktu (t)i(t) = arus terhadap perubahan waktu (t)R = nilai resistansi dalam (ohm)

Pada resistor-resistor film dibuat dengan cara mengendapkan lapisan bahan resistif secara merata pada batangan keramik bermutu tinggi. Bahan resistor ini dapat berupa karbon murni (selaput karbon); chromium nikel (selaput logam); campuran logam dan gelas (lapisan logam); atau logam dan oksida (oksida logam). Pemilihan batangan keramik sangat penting karena dapat meningkatkan dan menurunkan sifat-sifat nilai resistor. Kemudian nilai resistansi dapat ditentukan dengan cara membuat irisan jejak melingkar/berulir sebagian dari bahan film yang resistif tersebut. Dengan mengatur jarak yang sangat berdekatan sedemikian rupa sehingga nilai resistansi dapat diperbesar sampai mencapai 100 kali lebih. Teknik pembuatan berulir ini mempunyai keuntungan yaitu bahwa faktor kesalahan/toleransi dapat diperbaiki hingga sangat rapat mencapai ± 1% atau lebih baik.

Pada resistor jenis film, hubungan jenis bahan yang dipergunakan dan ketebalan lapisan film sangat menentukan nilai resistansi awal. Sebagai contoh, bahan dari film logam dari khrom-nikel dengan ketebalan 150A (0.015µm), akan memberikan nilai resistansi sekitar 125Ω per satuan luas. Persamaan Pada resistor film – lapisan logam, proses pembuatannya adalah sebagai berikut:

Pertama, sepotong logam, baik khrom, tungsten, thalium, tantalum, atau jenis lainnya, digiling menjadi partikel-partikel kecil dalam ukuran micron. Selanjutnya, logam yang sudah menjadi bubuk tersebut dicampur bubuk gelas dengan ukuran serupa dengan bahan pelarut organik. Kemudian resistansi yang berupa lembaran

11

Page 12: Bahan Ajar

Teknik Listrik

tersebut, dilapiskan pada batangan keramik, lalu dipanaskan pada suhu sekitar 1150 oC selama kurang lebih 30 menit. Pada proses ini menyebabkan serbuk gelas meleleh dan mulai mengalir, sehingga melekatkan lapisan pada batangan. Bagian ujung diberi penutup dengan sambungan tembaga berlapis timah dan penentuan nilai resistansi dibuat dengan pola irisan jejak berulir pada lapisan dengan menggunakan roda intan. Resistor yang telah selesai kemudian dilapisi dengan bahan plastik sebagai isolasi elektrik dan perlindungan terhadap pengaruh lingkungan.

Kebanyakan resistor-resistor film bahan jenis lapisan logam mempunyai nilai disipasi daya nominal tipikal sebasar 250mW sampai dengan nilai nominal 2W. Pada resistor lilitan kawat dibuat dengan cara melilitkan kawat resistansi pada sebuah bahan isolator. Bahan resistansi yang lazim dipergunakan adalah khrom-nikel (nichrome), senyawa-senyawa nikel (Eureka), dan senyawasenyawa dari nikel dan perak.

Proses pembuatan kawat dilakukan dengan cara menarik dengan menggunakan mesin cetakan yang telah disesuaikan ukurannya dan kemudian disepuh agar dihasilkan kulitas yang baik. Kawat yang telah terbentuk, harus mempunyai keseragaman yang baik, dapat dengan mudah dibentuk, tahan korosi, dan mempunyai resistivitas yang cukup tinggi. Kemampuan mudah dibentuk adalah salah satu persyaratan yang penting, dengan demikian bila kawat tersebut dililitkan, tidak akan mudah retak atau patah.

Karakteristik dan pola kegagalan resistor sangat tergantung pada jenis bahan yang digunakan, metoda pembuatan, situasi operasi dan lingkungan, serta nilai resistansinya. Pada waktu beroperasi, setiap resistor harus mendisipasikan daya. Pada kondisi suhu keliling rendah dapat didisipasikan sejumlah daya yang besar, tetapi untuk disipasi daya yang lebih rendah akan menghasilkan tingkat stabilitas yang lebih baik dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah. Karena secara umum resistor mempunyai bentuk dan konstruksi yang seragam, maka kenaikan suhu yang disebabkan oleh daya yang terdisipasikan akan maksimum di bagian tengah badan resistor. Proses ini yang dinamakan suhu titik panas.

Gambar 1.4. Fisik Resistor (sumber: Widiharso, 2013:70)

12

Page 13: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Contoh Cara membaca resistor dengan 4 kode warnaPita ke-1 = MERAH = 2 (Nilai digit ke-1)Pita ke-2 = UNGU = 7 (Nilai digit ke-2)Pita ke-3 = KUNING = 1K = 1000 (Faktor Pengali)Pita ke-4 = EMAS = 5 % (Toleransi)Jawabannnya adalah 27 x 1000 ± 5% = 27.000 ± 5%R maks = 27.000 + (5% x 27.000) = 28.350 ΩR min = 27.000 – (5% x 27.000) = 25.650 Ω

Contoh Cara membaca resistor dengan 5 kode warnaPita ke-1 = BIRU = 6 (Nilai digit ke-1)Pita ke-2 = MERAH = 2 (Nilai digit ke-2)Pita ke-3 = COKLAT= 1 (Nilai digit ke-3)Pita ke-4 = COKLAT = 10 (Faktor Pengali)Pita ke-5 = COKLAT = 1% (Toleransi)Jawabannya adalah : 621 x 10 ± 1% = 6.210 ± 1%R maks = 7.540 + (1% x 7.540) = 7.615,4 ΩR min = 7.540 - (1% x 7.540) = 7464,6 ΩDengan koefisien temperature 50 ppm.

Contoh Cara membaca resistor dengan 6 kode warnaPita ke-1 = UNGU = 7 (Nilai digit ke-1)Pita ke-2 = HIJAU = 5 (Nilai digit ke-2)Pita ke-3 = KUNING= 4 (Nilai digit ke-3)Pita ke-4 = COKLAT = 10 (Faktor Pengali)Pita ke-5 = COKLAT = 1% (Toleransi)Pita ke-6 = MERAH = 50 ppm (Koefisien temperatur)Jawabannya adalah : 754 x 10 ± 1% = 7.540 ± 1%, 50 ppmR maks = 7.540 + (1% x 7.540) = 7.615,4 ΩR min = 7.540 - (1% x 7.540) = 7464,6 ΩDengan koefisien temperature 50 ppm.

Resistor Kawat

13

Gambar 1.5. Kode warna resistor tetap (sumber: Widiharso, 2013:71)

Page 14: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor ini bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.

Resistor Batang Karbon (Arang)

Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai resistansi dari setiap warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna. Jenis resistor ini terbentuk setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang yang menggunakan resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.

Resistor Keramik

Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, khususnya di bidang elektronik. Pada saat ini telah tercipta jenis resistor yang terbuat dari bahan dasar keramik atau porselin dan dilapisi dengan kaca tipis. Karena memiliki bentuk fisik yang kecil dan juga nilai resistansi yang tinggi, resistor ini paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronik. Rating daya yang dimiliki resistor keramik sebesar 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.

resistor keramik

2) Resistor berdasar variabel putar (Potensiometer)Konstruksi dasar resistor yang dapat diatur terdiri atas suatu jalur yang terbuat dari

bahan resistif dan penjejak (wiper) yang dapat digerakan sedemikian rupa sehingga membuat kontak dengan jalur resistif. Konstruksi yang paling sederhana seperti diperlihatkan pada Gambar 1.6. Metode pembuatan dari resistor ini dapat dikelompokan dalam tiga kelompok utama, yaitu dibedakan berdasarkan bahan resistif yang digunakan:

1. Karbon, dapat berupa cetakan dengan komposisi karbon berupa jalur yang kokoh, atau suatu lapisan karbon ditambah bahan pengisi yang fungsinya untuk mengisolasi lapisan bawah (substrate).

2. Lilitan kawat, nichrome atau kawat resistansi lainnya yang dililit pada bahan pembentuk yang sesuai.

3. Cermet, suatu lapisan resistansi film yang tebal pada lapisan bawahya berupa keramik.

14

Page 15: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Beberapa jenis resistor variabel yang berlainan telah banyak dibuat, seperti misalnya dari lilitan tunggal jenis geser dengan bentuk terbuka maupun tertutup, sampai dengan yang memiliki banyak lilitan (multi-turn). Komponen jenis ini mempunyai nilai resistansi mudah diatur secara halus secara terus menerus sepanjang keseluruhan jalurnya, maka dari itu sebuah potensiometer pada penerapannya secara mekanik harus kuat, stabil dan dapat dipakai untuk melakukan putaran yang berulang-ulang sebelum mengalami kegagalan. Pada umumnya kebutuhan akan sebuah potensiometer termasuk dalam salah satu dari kategori berikut:

1. Dipakai untuk penyetelan awal (preset) atau trimer2. Pengatur untuk kegunaan umum, misalnya pengatur nada suara3. Pengatur presisi

Gambar 1.6. Konstruksi resistor variabel (sumber: Widiharso, 2013:73)

3) Resistor Berdasar Suhu

a. Resistor Panas (NTC)Termistor NTC (Negative Coefisien Temperature) merupakan resistor dengan

koefisien temperatur negatif yang sangat tinggi. Termistor jenis ini dibuat dari oksida dari kelompok elemen transisi besi ( misalnya FE2O3, NiO CoO dan lain - lain ). Oksida - oksida ini mempunyai resistivitas yang sangat tinggi dalam zat murni, tetapi bisa ditransformasikan kedalam semi konduktor dengan jalan menambahkan sedikit ion - ion lain yang valensinya berbeda. Harga nominal biasanya ditetapkan pada temperatur 25oC. Perubahan resistansi yang diakibatkan oleh non linieritasnya ditunjukkan dalam bentuk diagram resistansi dengan temperatur , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.7 berikut ini.

Gambar 1.7. (a) Bentuk fisik (b) simbol NTC (c) Grafik nilai tahanan NTC akibat suhu (sumber: Widiharso, 2013:74)

15

Page 16: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Bilamana memungkinkan untuk menemukan termistor NTC untuk memenuhi seluruh harga NTC yang dibutuhkan, kadang - kadang jauh lebih ekonomis bila beberapa NTC digabung atau diadaptasikan harga-harga resistansi yang sudah ada dalam rangkaian dengan salah satu atau lebih termistor NTC yang kita punyai. Kadang-kadang, dengan menambah resistor seri dan paralel dengan NTC, dan kita bisa memperoleh harga termistor NTC standart yang kita perlukan. Seandainya tidak bisa maka kita perlu mencari type termistor NTC khusus yang kita butuhkan. Jadi seandainya dari seluruh kombinasi resistor yang telah kita lakukan kita tidak mendapat harga NTC standart yang kita butuhkan, maka dalam hal ini kita perlu mencari NTC sesuai dengan spesifikasi yang kita butuhkan. Dalam suatu rangkaian dimana terdapat suatu NTC, maka rangkaian resistor tambahan seringkali banyak manfaatnya.

Contoh berikut ini akan menunjukkan dan menjelaskan suatu hasil kombinasi antara NTC dengan resistor biasa. Anggap saja sekarang kita sedang membutuhkan termistor NTC dengan harga yang berkisar antara 50 Ω pada 30oC dan 10 Ω pada 100oC. Tentunya type standart yang mempunyai karakteristik demikian tidak terdapat dalam program kita . Sekalipun demikian, kita tak perlu cemas sebab masalah ini bisa kita atasi dengan satu buah NTC standart dan dua buah resistansi biasa.

Seandainya sekarang yang terdapat sebuah NTC dengan tahanan dingin sebesar 130 Ω, lalu coba kita pasang dengan kombinasi seri dan paralel dengan sebuah resistor biasa sebesar 6 Ω dan resistor lain sebesar 95 Ω, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 6. Dari kombinasi ini, kebutuhan kita akan resistansi pada temperatur 30oC dan pada temperatur 100oC akan bisa terpenuhi.

Gambar 1.8. Rangkaian karakteristik deviasi (sumber: Widiharso, 2013:75)

b.Resistor Dingin (PTC)

PTC (Positive Temperatur Coefficient) atau termistor PTC adalah suatu resistor yang mempunyai koefisien temperatur positif yang sangat tinggi. Dalam beberapa hal PTC ini berbeda dengan NTC seperti yang dituliskan berikut ini :

Koefisien temperatur dari termistor PTC akan positif hanya antara daerah temperatur tertentu. Diluar daerah temperatur ini, koefisien temperaturnya bisa nol ataupun negatif.

Harga koefisien temperatur mutlak dari termistor PTC, hampir dalam seluruh kejadian jauh lebih besar daripada yang dimiliki oleh termistor NTC.

16

Page 17: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Gambar 1.9. (a) Bentuk fisik dan simbol PTC (b) grafik dari PTC (sumber: Widiharso, 2013:75)

Perlu dicatat bahwa skala resistansi adalah dalam logaritmik dan resistansinya berubah mulai dari beberapa ratus ohm pada temperatur 75oC dan beberapa ratus kilo ohm pada temperatur 150oC.

c. resistor berdasar tegangan (VDR)

VDR adalah “Voltage Dependent Resistor“ semikonduktor yang secara prinsip sebagai penggabungan secara anti pararel dari hubungan seri PN Junction. Ketika sebuah tegangan variabel DC disambungkan ke VDR tanpa memperhatikan polaritas, arus mengalir menyebabkan tegangan diseluruh PN Junction yang terhubung seri. Oleh karena itu, VDR mempunyai tegangan tinggi saat tegangan rendah dan bertahanan rendah saat tegangan tinggi.

Gambar 1.10. Bagian-bagian VDR (sumber: Widiharso, 2013:76)

Gambar 1.11 Ukuran fisik VDR (sumber: Widiharso, 2013:76)

d.Resistor berdasar Intensitas Cahaya (LDR)

17

Page 18: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Adalah resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya.

Gambar 1.12 Light Dependen Resistor (LDR)

Itu dapat terjadi karena intensitas cahaya yang besar dapat mendorong elektron untuk menembus batas-batas pada LDR. Dengan begitu, nilai resistansi akan naik jika intensitas yang diterima sedikit. Sedangkana nilai resistansi dari LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterima banyak. Resistor LDR sendiri banyak digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya pada lampu taman

Rangkuman Resistor dikelompokkan menjadi 2 yaitu resitor tetap nilainya dan Resistor Variabel

yang dapat diubah ubah atau berubah nilai resistornya Nilai resistor telah dibuat setandar mengikuti aturan ICE yaitu mulai dari peling

rendah E6 hingga E96, namun yang terbanyak dipasaran adalah E12, dan E24.

Semakin tinggi standardnya akan semakin banyak varian yang dimilikinya

dan semakin kecil juga toleransinya

Resistor Carbon, Metal film pada daya kecil biasanya untuk mengetahui nilai

resistansinya dapat dibaca dengan kode warna resistor

Kode warna resistor dibedakan menjadi 4 gelang warna, 5 Gelang warna dan 6

Gelang warna

Kode warna resistor dengan 4 gelang warna digunakan untuk mengetahui nilai resistor dari standar E12, dan toleransinya yang berkisar 5 dan 10%

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar !

1. Apa yang dimaksud dengan tahanan (resistor) dan bagaimana satuan dari tahanan ?..................................................................................................................................................................................................................................................................................

2. Sebutkan macam-macam resistor berdasarkan klasifikasinya !..................................................................................................................................................................................................................................................................................

3. Buatlah urutan nilai standar resistor dari yang terkecil sampai yang terbesar menurut IEC dalam bentuk tabel mulai dari E6 sampai dengan standard E24 !.........................................................................................................................................

18

Pendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman Materi

Page 19: Bahan Ajar

Teknik Listrik

.........................................................................................................................................4. Sebutkan warna gelang penyusun resistor dengan nilai resistor sebagai berikut:

a. 220 ohm, 5 %b. 5K6 ohm, 10%c. 4K7 ohm, 5%..................................................................................................................................................................................................................................................................................

5. Uraikan cara membaca nilai resistor dengan warna gelang sebagai berikut:a. biru-merah-coklat-emasb. merah-merah-hitam-coklat-emasc. ungu-hijau-kuning-coklat-coklat-merah..................................................................................................................................................................................................................................................................................

- Pembelajaran 3 -

1.3 Rangkaian Pada Resistor

a. Rangkaian Resistor Seri

Apabila dua buah tahanan kita hubungkan berturut-turut seperti didalam Gambar 1.32, maka rangkaian ini disebut rangkaian deret / seri.

Gambar 1.12 rangkaian seri dengan dua buah resistor

Dari grafik di atas terlihat bahwa besarnya VR merupakan penjumlahan dari

tegangan yang drop pada masing-masing resistor. Jika rangkaian seri dengan tiga buah resistor dihubungkan dengan tegangan baterai, maka arus akan mengalir dari baterai melalui tiga tahanan itu.

Gambar 1.13 rangkaian seri dengan sumber tegangan

Kuat arus diseluruh bagian rangkaian deret itu sama besarnya, tidak hanya tiga tahanan saja yang dapat dihubungkan deret, tetapi rangkaian deret dapat terdiri dari dua, tiga, dan empat tahanan atau lebih. Kalau kita ukur tegangan pada tahanan

19

Page 20: Bahan Ajar

Teknik Listrik

pertama ialah : V1 ; tegangan kedua ialah : V2 ; dan tegangan ketiga ialah : V3,

maka ternyata bahwa jumlah ketiga tegangan itu sama dengan tegangan baterai.Vs = V1 + V2 + V3Karena V1=I1·R1 ;V2=I2·R2 ; V3=I3·R3 dan Vs=IS·Rt maka :

IS·Rt = I1·R1+ I2·R2+ I3·R3Karena rangkaian seri ketiga tahanan dialiri arus yang sama maka :

Is= I1= I2= I3 sehingga Rt = R1+ R2+ R3

b. Rangkaian Resistor Paralel

Beberapa pemakai alat listrik bersama-sama dihubungkan pada satu tegangan.Hubungan semacam ini disebut: hubungan jajar/paralel. Semua alat listrik pada umumnya dihubungkan jajar pada tegangan yang tersedia.

Gambar 1.14 rangkaian parallel dengan 2 resistor

Dari grafik di atas terlihat bahwa besarnya ITotal merupakan penjumlahan dari

arus yang mengalir pada masing-masing resistor.Untuk rangkaian seri 2 tahanan :

maka

c. Rangkaian Resistor Kombinasi

Rangkaian seri-paralel (campuran), tahanan-tahanan ada yang tersambung seri dan paralel dalam rangkaian tersebut. Untuk menghitung besarnya tahanan pengganti, tahanan-tahanan dikelompokkan. Tahanan yang terhubung seri dihitung secara seri dan yang terhubung paralel dihitung secara paralel.

Sambungan seri-paralel merupakan sambungan terdiri dari resistor-resistor yang tersambung maupun “sistem paralel”. Sebagai contoh atau rangkaian dalam “sistem dapat dilihat yang seri” pada gambar 3.4 dibawah ini.

Gambar 1.15 rangkaian campuran (seri-paralel)

20

Page 21: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Dalam rangkaian/sambungan ini, R2 paralel dengan R3, kemudian hambatan

penggantinya (RBC) disambung seri dengan R1.

Untuk mencari hambatan pengganti dari sambungan diatas yaitu besarnya hambatan antara titik A–C dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mencari hambatan pengganti

antara titik B–C, yaitu RBC yang diseri dengan R1 dan R2 dengan R3. Selanjutnya R

BC ini diseri dengan R1 yang hasilnya merupakan hambatan pengganti antara titik A–C

yang disebut RAC. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 3.5 dan 3.6 di bawah ini.

Gambar 1.16 hasil penyederhanaan Gambar 1.17 hasil penyederhanaan

RBC = R1//R2

RAC = R1+ RBC

RBC = R2//R3

d. Sifat hubungan seri, parallel, dan kombinasi resistor dalam rangkaian listrikRangkaian campuran adalah kombinasi dari 2 rangkaian listrik yaitu rangkaian

paralel dan rangkaian seri. Agar bisa menghitung besarnya hambatan dalam rangkaian campuran kita perlu terlebih dulu menghitung besarnya hambatan dari tiap jenis rangkaian (rangkaian seri dan paralel), sesudah itu menghitung hambatan dari kombinasi rangkaian akhir yang kita dapat.

Contoh yang kita dapat dari rangkaian diatas, umpamanya tipe rangkaian akhir yang di dapat adalah tipe rangkaian seri, maka total rangkaian yang akan kita cari dengan persamaan hambatan pengganti pada rangkaian hambatan seri. Tetapi buat rangkaian paralel perlu mencarinya dengan menghubungkan satu hambatan dengan cara paralel.

Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang tersusun sejajar (seri). Misalnya adalah baterai yang ada didalam senter biasanya di susun dengan cara seri. Rangkaian yang disusun dengan cara seri terdiri dari satu atau lebih rangkaian yang di hubungkan ke catu daya melalui satu rangkaian elektronika. Jadi di dalam rangkaian ini ada banyak beban listrik yang tersusun di dalam satu rangkaian.

Dua buah elemen dalam rangkaian campuran yang di susun dengan cara seri cuma mempunyai satu titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Dikarenakan semua rangkaian di susun dengan cara seri maka jaringan tersebut di sebut rangkaian seri, itu di akibatkan arus yang dilalui sama besar pada masing masing elemen.

21

Page 22: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang di susun dengan cara berderet (paralel). Misalnya adalah lampu yang kita pasang di tempat tinggal umumya sebagai rangkaian paralel. Rangkaian paralel merupakan type rangkaian yang mempunyai lebih dari satu bagian garis edar agar bisa mengalirkan arus listrik.

Contoh lain dari rangkaian campuran yang bisa di hubungkan dengan rangkain paralel adalah di dalam kendaraan bermotor yang sebagian besar beban listrik semakin banyak di hubungkan dengan paralel. Masing-masing dari rangkaian tersebut bisa di hubungkan atau di putuskan tanpa memengaruhi rangkaian yang lain.

Rangkaian seri dan rangkaian paralel adalah 2 type rangkaian yang di pakai buat menghubungkan satu atau lebih komponen listrik menjadi satu rangkaian. Gabungan kedua rangkaian ini di sebut dengan Rangkaian Campuran.

Rangkaian campuran adalah gabungan dari 2 rangkaian listrik, yaitu rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel. Untuk dapat mencari besarnya hambatan dalam rangkaian campuran kita harus terlebih dahulu mencari besarnya hambatan tiap tiap model rangkaian (rangkaian seri dan paralel), kemudian mencari hambatan dari gabungan rangkaian akhir yang kita dapat.

Contoh yang kita dapat dari rangkaian di atas, misalnya model rangkaian akhir yang di dapat adalah model rangkaian seri, sehingga total rangkaian yang akan kita cari dengan persamaan hambatan pengganti pada rangkaian hambatan seri. Sedangkan untuk rangkaian paralel harus mencarinya dengan menghubungan suatu hambatan secara paralel.

Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang tersusun sejajar (seri). Contohnya adalah baterai yang terdapat di dalam senter pada umumnya di susun secara seri. Rangkaian yang disusun secara seri terdiri dari satu atau lebih rangkaian yang di hubungkan ke catu daya lewat suatu rangkaian elektronika. Jadi di dalam rangkaian ini terdapat banyak beban listrik yang tersusun dalam satu rangkaian.

Dua buah elemen dalam rangkaian campuran yang di susun secara seri hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua rangkaian di susun secara seri maka jaringan tersebut di sebut rangkaian seri, itu di akibatkan arus yang lewat sama besar pada masing masing elemen.

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang di susun secara berderet (paralel). Contohnya adalah lampu yang kita pasang di rumah umumya merupakan rangkaian paralel. Rangkaian paralel merupakan jenis rangkaian yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk dapat mengalirkan arus listrik.

Contoh lain dari rangkaian campuran yang dapat di hubungkan dengan rangkain paralel adalah dalam kendaraan bermotor yang sebagian besar beban listrik lebih banyak di hubungkan secara paralel. Masing masing dari rangkaian tersebut dapat di hubungkan atau di putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.

Rangkaian seri dan rangkaian paralel adalah 2 jenis rangkaian yang di gunakan untuk menghubungkan satu atau lebih komponen listrik menjadi satu kesatuan rangkaian. Penggabungan kedua rangkaian ini di sebut dengan rangkaian campuran.

Rangkaian listrik campuran (seri-paralel) merupakan rangkaian listrik gabungan dari rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel. Untuk lebih jelasnya tentang rangkaian listrik gabungan (seri-paralel) perhatikanlah ilustrasi berikut

22

Page 23: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Untuk mencari besarnya hambatan pengganti rangkaian listrik gabungan seri - paralel adalah dengan mencari besaranya hambatan tiap tiap model rangkaian (rangkaian seri dan rangkaian paralel), selanjutnya mencari hambatan gabungan dari model rangkaian akhir yang didapat. Misalnya seperti rangkaian di atas, maka model rangkaian akhir yang didapat adalah model rangkaian seri, sehingga hambatan total rangkaian dicari dengan persamaan hambatan pengganti rangkaian hambatan seri

Rangkuman

Resistor dikatakan sebagai rangkaian seri apabila dua resistor atau lebih disambung dengan cara ujung akhir dari resistor pertama disambungkan dengan ujung awal dari resistor kedua, dan seterusnya

Untuk menghitung resistansi ekivalen dari rangkaian resistor seri adalah sebagai berikutoV1 = IR1 V2 = IR2 V3 = IR3

oV = V1+V2+V3

oV = IR1+IR2+IR3 = I (R1+R2+R3)

o VI

R1 R2 R3 VI

merupakan resistansi ekivalen R sehingga R = R1+R2+R3

Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk paralel

Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah : 1

R total =

1R 1

+ 1R 2

+ 1R 3

+…+ 1Rn

Sambungan seri-paralel merupakan sambungan terdiri dari resistor-resistor yang tersambung maupun “sistem paralel”. Contoh

Cara perhitungan untuk mencari resistansinya adalah :RBC = R1//R2

RAC = R1+ RBC

RBC = R2//R3

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar !

23

Pendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman MateriPendalaman Materi

Page 24: Bahan Ajar

Teknik Listrik

1. Hitunglah besar R total pada rangkaian berikut !

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

2. Berapakah besar arus dan tegangan pada masing-masing resistor pada rangkaian

berikut?

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................3. Tentukan nilai R total pada rangkain berikut

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

4. Tentukan berapa nilai tegangan pada R1 jika diketahui V = 12 volt, R1=10Ω, R2=100

Ω, R3=100 Ω.

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

5. Apabila R1=100 Ω , R2=200 Ω, R3=300 Ω dan I=1A. Tentukan nilai Vs pada rangkaian

berikut !

........................................................................................................................................

........................................................................................................................................

24

Page 25: Bahan Ajar

Teknik Listrik

Daftar Pustaka

Siswoyo. Teknik listrik industri. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuran, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. 2008

Widharso, Teknik Dasar Listrik Telekomunikasi, Bahan Ajar BSE, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik & Tenaga Kependidikan, Tahun 2013.

25