Bagian 4.2

3
4.2. Penggunaan Produk Akhir Etilen oksida adalah produk kimia antara yang keras, digunakan di U.S. untuk memproduksi etilen glikol dengan reaksi hidrasi : CH 2 CH 2  + H 2 HOCH 2 CH 2 OH O Ini dilakukan dalam sebuah reaktor kontinyu-unit pelengkap destilasi. Pembuatan etilen glikol selain dengan reaksi hidrasi, dapat juga menggunakan proses hidrolisis dan karbonasi. 1) Proses Hidrolisis Pembuatan etilen glikol dengan reaksi hidrolisis ini terbagi dua, yaitu : a) Proses Katalitik Proses katalitik merupakan proses pembuatan monoetilen glikol dengan mereaksikan air dengan etilen oksida (keduanya dalam fasa cair), digabungkan dengan air recycle dengan  perbandingan mol air dan etilen oksida 5 : 1. Dikondisikan hingga mencapai kondisi yang disyaratkan dalam reaktor katalitik. Pada proses katalitik ini digunakan katalis untuk memperbesar selektivitas terhadap monoetilen glikol sekaligus mengurangi jumlah akses air yang ditambahkan sehingga akan mengurangi kebutuhan energi dalam proses pemisahanan  b) Proses non Katalitik Proses non katalitik merupakan proses hidrolisis etilen glikol dengan air yang membentuk monoetilen glikol dengan hasil samping berupa dietilen glikol dan trietilen glikol. Mula-mula etilen oksida murni atau campuran air dengan etilen oksida digabungkan dengan air recycle dengan perbandingan mol air dengan etilen oksida = 20 : 1 (air dalam  jumlah yang sangat berlebih digunakan untuk mencapai selektivitas monoetilen glikol yang tinggi), dipanaskan sampai kondisi reaksi pada reaktor turbular untuk diubah menjadi monoetilen glikol dengan hasil samping berupa dietilen glikol dan trietilen glikol. Air  berlebih pada proses ini dihilangkan dengan menggunakan evaporator dan etilen glikol dimurnikan dengan destilasi vakum. 2) Proses Karbonasi Etilen glikol dapat diproduksi dengan mereaksikan etilen oksida dengan karbondioksida membentuk etilen karbonat yang selanjutnya dihidrolisis menjadi etilen glikol. Unit oksidasi etilen dengan proses langsung menghasilkan etilen oksida yang kemudian diabsorbsi dengan suatu larutan absorben sebelum memasuki unit karbonasi. Keluaran menara absorbsi direaksikan dengan karbondioksida kemudian dikonversi menjadi 150-175 o C 10-15 atms

Transcript of Bagian 4.2

7/27/2019 Bagian 4.2

http://slidepdf.com/reader/full/bagian-42 1/3

4.2. Penggunaan Produk Akhir

Etilen oksida adalah produk kimia antara yang keras, digunakan di U.S. untuk

memproduksi etilen glikol dengan reaksi hidrasi :

CH2 CH2  + H2 HOCH2CH2OH

O

Ini dilakukan dalam sebuah reaktor kontinyu-unit pelengkap destilasi.

Pembuatan etilen glikol selain dengan reaksi hidrasi, dapat juga menggunakan proses

hidrolisis dan karbonasi.

1) Proses Hidrolisis

Pembuatan etilen glikol dengan reaksi hidrolisis ini terbagi dua, yaitu :

a) Proses Katalitik

Proses katalitik merupakan proses pembuatan monoetilen glikol dengan mereaksikan

air dengan etilen oksida (keduanya dalam fasa cair), digabungkan dengan air recycle dengan

 perbandingan mol air dan etilen oksida 5 : 1. Dikondisikan hingga mencapai kondisi yang

disyaratkan dalam reaktor katalitik. Pada proses katalitik ini digunakan katalis untuk

memperbesar selektivitas terhadap monoetilen glikol sekaligus mengurangi jumlah akses air

yang ditambahkan sehingga akan mengurangi kebutuhan energi dalam proses pemisahanan

 b) Proses non Katalitik

Proses non katalitik merupakan proses hidrolisis etilen glikol dengan air yang

membentuk monoetilen glikol dengan hasil samping berupa dietilen glikol dan trietilen

glikol. Mula-mula etilen oksida murni atau campuran air dengan etilen oksida digabungkan

dengan air recycle dengan perbandingan mol air dengan etilen oksida = 20 : 1 (air dalam

 jumlah yang sangat berlebih digunakan untuk mencapai selektivitas monoetilen glikol yang

tinggi), dipanaskan sampai kondisi reaksi pada reaktor turbular untuk diubah menjadi

monoetilen glikol dengan hasil samping berupa dietilen glikol dan trietilen glikol. Air

 berlebih pada proses ini dihilangkan dengan menggunakan evaporator dan etilen glikol

dimurnikan dengan destilasi vakum.

2) Proses Karbonasi

Etilen glikol dapat diproduksi dengan mereaksikan etilen oksida dengan

karbondioksida membentuk etilen karbonat yang selanjutnya dihidrolisis menjadi etilen

glikol. Unit oksidasi etilen dengan proses langsung menghasilkan etilen oksida yang

kemudian diabsorbsi dengan suatu larutan absorben sebelum memasuki unit karbonasi.

Keluaran menara absorbsi direaksikan dengan karbondioksida kemudian dikonversi menjadi

150-175oC

10-15 atms

7/27/2019 Bagian 4.2

http://slidepdf.com/reader/full/bagian-42 2/3

etilen karbonat yang kemudian masuk ke unit hidrolisis untuk membentuk etilen glikol.

Keuntungan yang paling signifikan pada proses ini yaitu konversi etilen oksida menjadi etilen

glikol yang hampir sempurna dimana hanya sekitar 1% dihasilkan dietilen glikol dan

senyawa glikol yang lain.

Etilen oksida selain digunakan untuk pembuatan etilen glikol, juga dapat digunakan

sebagai bahan baku pembuatan :

1)   Monoetilen Glycol , dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan air, merupakan agen

antibeku yang digunakan pada mesin-mesin, Juga digunakan untuk bahan baku produksi

 polietilen terephthalate (PET), dan sebagai cairan penukar panas. 

2)   Dietilen Glycol , merupakan agen pelunak yang digunakan pada gabus, lem, dan kertas.

Juga digunakan sebagai solven dan agen de-icing  pada pesawat terbang maupun bandara. 

3) 

Trietilen Glycol , merupakan agen humectant  yang juga digunakan sebagai solven, pernis

dan pengering gas. Sering digunakan sebagai drying agent  pada pengolahan gas alam. 

4)  Tetraetilen Glycol , merupakan agen ekstraksi yang digunakan dalam ekstraksi

hidrokarbon aromatik. 

5)   Polietilen Glycol , digunakan sebagai bahan baku pembuatan kosmetik, farmasi, pelumas,

solven, bahan penunjang pembuatan keramik dan bahan pembuat perekat maupun tinta

cetak. 

6) 

 Polietilen oksida (Polyox), dihasilkan dengan reaksi polimerisasi dengan melibatkan

logam golongan IIA dan IIIA. Digunakan dalam bidang pertanian, agen koagulasi dan

 bahan pengemas.

7)   Etilen Glycol Ether , dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan alkohol. Digunakan

sebagai minyak rem, detergen, solven cat. Sering juga digunakan untuk bahan

 pengekstrak bagi SO2, H2S, CO2, dan merkaptan dari gas alam. 

8)   Ethanolamine, dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan amonia. Digunakan sebagai

 bahan kimia dalam proses akhir tekstil, kosmetik, sabun, detergen dan pemurnian gas

alam.

9)   Nonionic Surfactant , dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan alkilphenol,

alkilmerkaptan atau polipropilen glikol. Digunakan sebagai bahan pengemulsi pada

 proses polimerisasi, bahan dasar industri surfaktan, pembuatan kertas dan daur ulang. 

10) Turunan Lain, misalnya akrilonitril yang dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan etilen

cyanohidrin atau urethane yang dihasilkan dari reaksi etilen oksida dengan propilen

oksida.

7/27/2019 Bagian 4.2

http://slidepdf.com/reader/full/bagian-42 3/3

Daftar Pustaka :

Pratiwi, Wulan. 2009. “Prarancangan Pabrik Pembuatan Etilen Glikol dari Etilen Oksida

dengan Proses Karbonasi dengan Kapasitas 80.000 Ton/Tahun”. Skripsi. Medan :

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Ardianto, Moh. Nurdin dan Mohammad Suprihat. 2004. “Pra Rancangan Pabrik Etilen

Oksida Proses Celanese Kapasitas 100.000 Ton/Tahun”. Skripsi. Semarang : Fakultas

Teknik Universitas Diponegoro.