BADAN USAHA MILIK DESA · 2018. 4. 21. · tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes); Mengingat : 1....
Transcript of BADAN USAHA MILIK DESA · 2018. 4. 21. · tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes); Mengingat : 1....
PERATURAN DESA PLEMBUTAN
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG
BADAN USAHA MILIK DESA
KEPALA DESA PLEMBUTAN
KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PERATURAN DESA PLEMBUTAN
NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG
BADAN USAHA MILIK DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA PLEMBUTAN,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 4 Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa, bahwa Desa dapat mendirikan BUMDes
berdasarkan Peraturan Desa;
b. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 33 ayat (2) Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Desa, bahwa BUMDes atau sebutan yang
telah ada sebelum Peraturan Menteri berlaku tetap dapat
menjalankan kegiatannya dan diwajibkan melakukan
penyesuaian dengan ketentuan Peraturan Menteri paling lama
1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Menteri tersebut
berlaku;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a,dan b, perlu menetapkan Peraturan Desa
tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes);
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa
Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) Jo
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan
Mulai Berlakunya Udang-undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14,
dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950 Nomor 59);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan
Mulai Berlakunya Udang-undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14,
dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950 Nomor 59);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri NOmor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 158);
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman tata Tertib
dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa
(Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1037);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun
2006 tentang Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
Nomor 5 Seri E);
13. Peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 tahun 2008
tentang Pedoman Pembentukan Badan Usaha milik Desa
sebagaimana diubah dengan peraturan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 05 tahun 2010 tentang perubahan atas
peraturan daerah no.5 tahun 2008;
14. Peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016
tentang Urusan Pemerintahah Daerah(Lembaran Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 Nomor 6);
15. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 22 Tahun 2008
16. Peraturan Desa Plembutan Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Plembutan
Tahun 2016 - 2021 (Lembaran Desa Tahun 2016 Nomor 3);
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PLEMBUTAN
Dan
KEPALA DESA PLEMBUTAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
4. Kepala Desa adalah Pemimpin Desa yang dipilih langsung oleh penduduk Desa
yang bersangkutan.
5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang selanjutnya disebut BPD adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
6. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD;
7. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi;
8. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang
bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa maupun
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi;
9. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna
mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa;
10. Komisaris adalah di jabat oleh Kepala Desa
11. Direksi adalah dewan pengurus atau dewan pimpinan.
12. Badan pengawas adalah Badan pengawas Badan Usaha Milik Desa;
13. Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal di Desa yang bersangkutan ,
yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan Badan
Usaha Milik Desa;
14. Anggaran Dasar yang selanjutnya disingkat AD adalah peraturan tertulis yang
memuat terdiri dari aturan-aturan pokok organisasi yang berfungsi sebagai
pedoman dan kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi serta menyusun
aturan – aturan lain
15. Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat ART adalah aturan tertulis
sebagai bentuk operasional yang lebih terinci dari aturan-aturan pokok dalam
anggaran dasar dalam melakanakan tata kegiatan organisasi;
BAB II
PENDIRIAN
Pasal 2
BUMDes “Raharjo” berdiri pada tanggal 12 Desember 2016.
BAB III
NAMA DAN KEDUDUKAN
Pasal 3
(1) Badan Usaha Milik Desa ini bernama Badan Usaha Milik Desa “Raharjo” yang
selanjutnya disebut BUMDes Raharjo;
(2) BUMDes Raharjo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di Desa
Plembutan Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa
Yogyakarta.
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Maksud pendirian BUMDes Raharjo adalah
1) Meningkatkan pelayanan pada masyarakat, sehingga usaha masyarakat
dibidang ekonomi produktif dapat tumbuh dan berkembang;
2) Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom berkenaan dengan usaha-
usaha yang produktif bagi upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran dan
peningkatan Pendapatan Asli Desa (PAD); dan
3) Meningkatkan kemandirian dan kapasitas desa serta masyarakat dalam
melakukan penguatan ekonomi di desa.
Pasal 5
Tujuan pembentukan BUMDes Raharjo adalah untuk :
1) Mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat desa yang mandiri
untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat;
2) Mendorong perkembangan perekonomian masyarakat desa;
3) Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat
desa yang berpenghasilan rendah;
4) Mendorong berkembangnya usaha mikro dan menciptakan kesempatan
berusaha serta membuka lapangan kerja; dan
5) Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan asli desa.
BAB V
PERMODALAN DAN JENIS USAHA
Pasal 6
(1) Modal BUMDes ‘Raharjo’ berasal dari :
a. Sebagian atau seluruhnya dari kekayaan desa yang dipisahkan oleh
Pemerintah Desa;
b. Masyarakat;
c. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten; dan
d. Penyertaan modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling
menguntungkan.
(2) Dalam rangka meningkatkan permodalan BUMDes dapat melakukan
pinjaman kepada lembaga perbankan atau pihak-pihak lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(3) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Pemerintah Desa.
Pasal 7
(1) BUMDes “Raharjo” terdiri dari lebih dari satu jenis usaha;
(2) Usaha yang dapat dikembangkan oleh BUMDes “Raharjo” sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) antara lain seperti :
a. bidang perdagangan; dan
b. kegiatan perekonomian desa dan kegiatan lainnya.
(3) Pengembangan usaha BUMDes Raharjo dapat dikembangkan sesuai dengan
potensi desa Plembutan dan kemampuan BUMDes Raharjo.
(4) BUMDes “Raharjo” dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum.
(5) Badan hukum sebagaiman dimaksud pada ayat (3) adalah persekutuan modal
yang dibentuk berdasarkan perjanjian serta melakukan kegiatan usaha
dengan modal yang sebagian besar dimiliki oleh BUMDes “Raharjo” serta
diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB VI
PENGELOLAAN
Bagian kesatu
Pengelolaan
Pasal 8
(1) Pengelolaan BUMDes “Raharjo” dijalankan dengan berdasarkan pada
a. Anggaran Dasar (AD); dan
b. Anggaran Rumah Tangga (ART).
(2) Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a sekurang-
kurangnya memuat rincian nama dan kedudukan, asas dan tujuan,
kepemilikan modal, kegiatan usaha, kepengurusan dan pembagian
keuntungan;
(3) Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
sekurang-kurangnya memuat rincian hak dan kewajiban pengurus, masa
bakti kepengurusan, tata cara pengangkatan dan pemberhentian pengurus,
penetapan operasional jenis usaha dan sumber permodalan;
(4) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat(1) sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
Pasal 9
Struktur organisasi BUMDes “Raharjo” terpisah dari strukstur organisasi
Pemerintahan Desa Plembutan.
Bagian Kedua
Kepengurusan
Pasal 10
(1) Kepengurusan BUMDes Raharjo terdiri dari unsur Pemerintah Desa Plembutan
dan unsur masyarakat desa Plembutan.
(2) Susunan pengurus BUMDes Raharjo terdiri dari :
a. Komisaris dijabat oleh Kepala Desa Plembutan;
b. Direksi; dan
c. Kepala Unit.
(3) Fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen BUMDes dibentuk Badan
Pengawas.
Pasal 11
Direksi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 3 huruf b dapat dibantu oleh :
a. Sekretaris;dan
b. Bendahara.
Pasal 12
Masa bakti, hak dan kewajiban pengurus, tatacara, persyaratan danketentuan lain
yang mengatur tentang kepengurusan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 13
Pengurus BUMDes “Raharjo” dilarang menyalahgunakan wewenang dan mengambil
keuntungan pribadi baik secara langsung maupun tidak langsung dari kegiatan
BUMDes selain penghasilan yang sah.
Bagian ketiga
Kerjasama
Pasal 14
(1) Dalam rangka memajukan usaha BUMDes “Raharjo” dapat melakukan kerjasama
dengan pihak ketiga;
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan :
a. kerja sama yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan;
b. apabila kerja sama yang dilakukan memerlukan jaminan harta benda yang
dimiliki atau dikelola BUMDes dan mengakibatkan beban hutang, maka
rencana kerja sama tersebut harus mendapat persetujuan dari Pemerintah
Desa dan BPD; dan
c. apabila kerja sama yang dilakukan tidak memerlukan jaminan harta benda
yang dimiliki atau dikelola BUMDes dan tidak mengakibatkan beban hutang,
maka rencana kerja sama tersebut dilaporkan secara tertulis kepada
pengawas.
BAB VII
HASIL USAHA
Pasal 15
(1) Hasil usaha merupakan pendapatan BUMDes yang diperoleh dari hasil transaksi
dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain serta
penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku;
(2) Alokasi pembagian hasil usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikelola melalui sistem akuntansi sederhana.
(3) Tata cara, besaran dan ketentuan lain yang mengatur tentang Hasil Usaha
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) selanjutnya diatur dalam Anggaran
Dasar.
BAB VIII
KEPAILITAN DAN PEMBUBARAN
Bagian Kesatu
Kepailitan
Pasal 16
(1) Kerugian yang dialami BUMDes “Raharjo” menjadi beban BUMDes “Raharjo”;
(2) Dalam hal BUMDes tidak dapat menutupi kerugian dengan aset dan kekayaan
yang dimilikinya, dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa;
Bagian Kedua
Pembubaran
Pasal 17
(1) BUMDes dibubarkan dengan Peraturan Desa
(2) BUMDes dapat dibubarkan apabila :
a. rugi terus-menerus;
b. perubahan bentuk badan hukum; dan
c. adanya ketentuan peraturan yang lebih tinggi yang menyatakan
BUMDes tersebut harus dibubarkan.
(3) Tata cara serta ketentuan lain yang mengatur tentang Pembubaran
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) selanjutnya diatur dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB IX
PELAPORAN, PEMBINAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Bagian Kesatu
Pelaporan
Pasal 18
(1) Dalam melaksanakan pengelolaan BUMDes, Direksi wajib memberikan laporan
kepada Kepala Desa selaku Komisaris.
(2) Bentuk pelaporan Ketua Pelaksana Operasional kepada Lurah Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. menyampaikan laporan keuangan BUMDes setiap bulan;
b. menyampaikan laporan seluruh kegiatan usaha BUMDes setiap 3 (tiga)
bulan; dan
c. menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap akhir tahun
termasuk rincian neraca laba rugi dan penjelasan-penjelasan lain atas
dokumen tersebut.
(3) Tata cara, bentuk dan waktu pelaporan serta ketentuan lain yang mengatur
tentang pelaporan BUMDes sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
selanjutnya diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Bagian Kedua
Pembinaan
Pasal 19
(1) Kepala Desa sebagai Komisaris wajib melakukan pembinaan kepada Direksi dan
seluruh pengurus BUMDes;
(2) BPD melakukan pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam membina
pengelolaan BUMDes;
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WILAYAH KERJA DAN JANGKA WAKTU
Pasal 1
1. Badan Usaha Milik Desa ini bernama “Raharjo” yang selanjutnya disebut
“BUMDes Raharjo”, berkedudukan di Desa Plembutan Kecamatan Playen
Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Wilayah kerja BUMDes Raharjo adalah wilayah Desa Plembutan Kecamatan
Playen Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. BUMDes Raharjo berdiri pada Tanggal 12 Desember 2016 di Desa Plembutan
Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
AZAS DAN PRINSIP
Pasal 2
Azas
BUMDes Raharjo berazaskan Pancasila serta berlandaskan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945.
Pasal 3
Prinsip
1. Kooperatif
2. Partisipatif
3. Emansipatif
4. Transparansi
5. Akuntabel
6. Keberlanjutan
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Maksud pembentukan BUMDes Raharjo adalah untuk mendorong dan menampung
seluruh kegiatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat/budaya
setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh
masyarakat melalui program Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah.
Pasal 5
Tujuan pembentukan BUMDes Raharjo adalah untuk :
1. Mendorong perkembangan perekonomian masyarakat desa
2. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat
desa yang berpenghasilan rendah
3. Mendorong berkembangnya usaha mikro
4. Meningkatkan pendapatan asli desa.
ANGGARAN DASAR (AD)
BADAN USAHA MILIK DESA “RAHARJO”
DESA PLEMBUTAN KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB IV
JENIS USAHA
Pasal 6
1. BUMDes Raharjo terdiri dari lebih dari satu jenis usaha.
2. Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari :
a. Perdagangan;
b. Kegiatan perekonomian desa dan kegiatan lainnya.
3. Pengembangan usaha BUMDes Raharjo dapat dikembangkan sesuai dengan
potensi desa Plembutan dan kemampuan BUMDes Raharjo.
BAB V
KEPENGURUSAN
Pasal 7
Susunan
1. Struktur organisasi BUMDes Raharjo berada diluar struktur organisasi
Pemerintahan Desa Plembutan
2. Kepengurusan BUMDes Raharjo terdiri dari unsur Pemerintah Desa Plembutan
dan unsur masyarakat desa Plembutan
3. Susunan pengurus BUMDes Raharjo terdiri dari :
a. Komisaris dijabat oleh Kepala Desa Plembutan;
b. Direksi; dan
c. Kepala Unit.
4. Fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen BUMDes dibentuk Badan
Pengawas.
Pasal 8
Direksi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 3 huruf b dapat dibantu oleh :
a. Sekretaris;
b. Bendahara.
Pasal 9
Pembentukan Pengurus
1. Pengurus BUMDes Raharjo ditunjuk dan dipilih oleh mayarakat desa Plembutan
berdasarkan musyawarah dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.
2. Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dipimpin oleh kepala
desa dengan mekanisme musyawarah mufakat dan dilaksanakan secara
demokratis.
Pasal 10
1. Direksi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 3 huruf b berasal dari tokoh
masyarakat yang memiliki kemampuan, kemauan, kepedulian terhadap
kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa Plembutan serta
berjiwa wira usaha.
2. Yang dapat menjadi pengurus BUMDes Raharjo adalah warga negara Republik
Indonesia yang memenuhi persyaratan :
a) Berkepribadian baik, jujur, cakap, adil, berwibawa, bertanggung jawab, dan
penuh pengabdian terhadap perekonomian desa;
b) Sehat jasmani dan rohani
c) Sekurang-kurangnya berusia 20 tahun pada saat pembentukan pengurus
dilaksanakan
d) Terdaftar sebagai penduduk desa Plembutan
e) Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat.
Pasal 11
Pembentukan Badan Pengawas
1. Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 4 dibentuk dalam
musyawarah desa dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.
2. Badan Pengawas terdiri dari unsur Perangkat Desa, BPD, Lembaga
Kemasyarakatan Desa, dan elemen masyarakat.
3. Badan pengawas dengan jumlah ganjil paling banyak 5 (lima) orang.
4. Susunan Badan Pengawas terdiri dari Ketua merangkap anggota, wakil ketua
merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan anggota.
Pasal 12
Masa Bakti
Masa bakti pengurus BUMDes Raharjo adalah sebagai berikut :
a. Komisaris selama yang bersangkutan menjabat Kepala Desa
b. Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali
masa bakti berikutnya.
c. Masa Bakti Badan Pengawas, Kepala Unit, Sekretaris, Bendahara dan pengurus
lainnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan BUMDes.
Pasal 13
Pemberhentian Pengurus
Pemberhentian pengurus BUMDes diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BUMDes.
BAB VI
TUGAS, KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS
Pasal 14
Tugas dan Kewajiban Pengurus
1. Tugas dan kewajiban Komisaris diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BUMDes
2. Tugas dan kewajiban Direksi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BUMDes
3. Tugas dan kewajiban Badan Pengawas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
BUMDes
Pasal 15
Hak Pengurus
Pengurus BUMDes Raharjo diberikan tunjangan penghasilan sesuai dengan
kemampuan dan keuntungan usaha.
BAB. VII
RAPAT PENGURUS
Pasal 16
1. Rapat Biasa adalah rapat pengurus yang dilaksanakan paling sedikit 1 ( satu ) kali
dalam setahun antara lain :
a. rapat pertanggungjawaban ;
b. rapat pengesahan rencana kerja dan anggaran belanja;
c. rapat evaluasi pelaksanaan program,
2. Rapat Khusus adalah rapat yang diadakan secara khusus untuk membahas hal-
hal yang bersifat khusus, terdiri dari :
a. perubahan AD / ART;
b. rapat insidentil dengan pihak ketiga.
3. Rapat Luar biasa adalah rapat tentang penggantian direksi dan pembubaran
BUMDes.
BAB VIII
PERMODALAN
Pasal 17
Modal BUMDes Raharjo berasal dari :
1. Penyertaan modal desa yang berasal dari APBDes Desa Plembutan
2. Bantuan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten
3. Kerjasama dengan pihak ketiga
4. Hasil usaha
BAB IX
BAGI HASIL USAHA
Pasal 18
Besarnya bagi hasil usaha BUMDes Raharjo setiap tahun dipergunakan untuk :
a. Pemupukan modal usaha : 40 %
b. Pendapatan Desa : 20 %
c. Pendidikan pelatihan pengurus : 10 %
d. Komisaris : 5 %
e. Direksi : 5 %
f. Karyawan : 10 %
g. Dana Cadangan : 10 %
BAB X
MEKANISME DAN TATA TERTIB PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 19
1. Mekanisme pertanggungjawaban BUMDes Raharjo
a. Proses pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya untuk evaluasi
tahunan serta pengembangan usaha BUMDes ke depan ;
b. Pertanggungjawaban pengelolaan BUMDes :
1) Laporan pertanggungjawaban 3 bulanan kepada Pemerintah Desa;
2) Laporan pertanggungjawaban 1 tahunan (akhir tahun) kepada
masyarakat.
c. Pertanggungjawaban dilakukan oleh pengurus kepada masyarakat melalui
forum musyawarah desa yang di hadiri oleh pemerintah desa, BPD, LPMD
dan seluruh pengurus BUMDes dan unsur masyarakat paling lambat 3 bulan
setelah tahun anggaran berakhir;
d. Laporan pertangungjawaban dibuat secara tertulis paling sedikit memuat :
1) Laporan pengelolaan selama satu tahun dari tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember tahun berjalan;
2) Kinerja usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pengembangan, dan indikator keberhasilan;
3) Laporan keuangan termasuk rencana pembagian laba usaha; dan
4) Rencana-rencana pengembangan usaha termasuk usaha yang belum
terealisasi.
e. Tata urutan acara laporan peratnggungjawaban pengelolaan BUMDes :
1) Pembukaan
2) Sambutan oleh Komisaris
3) Laporan pertanggungjawaban oleh Direksi
4) Tanggapan
5) Kesimpulan
6) Penutup.
2. Tata tertib pertanggungjawaban
a. Pertanggung jawaban dinyatakan sah apabila dihadiri sedikitnya 2/3 dari
jumlah undangan;
b. Apabila jumlah tersebut belum terpenuhi maka pimpinan rapat menunda
rapat paling lama 1 jam dengan dibuat berita acara penundaan;
c. Apabila penundaan rapat belum juga terpenuhi maka rapat diundur paling
lama 30 menit dengan dibuat berita acara penundaan;
d. Apabila ketentuan sebagaimana di maksud pada huruf a, b, c belum
tercapai rapat dilaksanakan apabila dihadiri sedikitnya ½ dari jumlah
undangan;
e. Apabila jumlah undangan sebagaimana huruf d belum tercapai rapat
ditunda paling lama 3 hari dan rapat berikutnya berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud huruf a,b,c dan d;
f. Tata cara penyampaian pendapat ;
1) Untuk kelancaran rapat ketua rapat menentukan termin dan lamanya
waktu berbicara serta pembicara agar mencatatkan namanya
sebelum pembicaraan di mulai.
2) Masyarakat berbicara setelah mendapat izin dari ketua rapat.
3) Masyarakat berhak untuk menolak laporan pertanggungjawaban
pengurus BUMDes
4) Dalam hal laporan pertanggungjawaban yang ditolak masyarakat ,
pengurus BUMDes berkawajiban memberikan jawaban dan menindak
lanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Sebelum rapat ditutup ketua rapat mengambil keputusan / kesimpulan
mengenai hasil pembicaraan
g. Pengambilan keputusan ;
1) Pengambilan keputusan adalah proses penyelesaian akhir suatu
masalah yang dibicarakan dalam setiap musyawarah desa.
2) Pengambilan keputusan dalam musyawarah desa ditempuh dengan cara
musyawarah mufakat.
3) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat dilakukan
setelah masyarakat yang hadir diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pandapat atau saran dan di pandang cukup sebagai
bahan penyelesaian masalah yang dimusyawarahkan.
4) Apabila musyawarah belum tercapai mufakat keputusan ditetapkan
dengan suara terbanyak.
BAB XI
PENGAWASAN
Pasal 20
1. Pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas dan masyarakat meliputi proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan BUMDes.
2. Pengawas menyampaikan laporan kepada Direksi minimal sekali dalam satu
tahun.
BAB XII
SANKSI
Pasal 21
1. Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada pihak-pihak yang melanggar
ketentuan BUMDes berupa sanksi administrasi dan/atau hukum setelah
diadakan pembuktian.
2. Sanksi adminstrasi sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat 1 adalah berupa
teguran lisan, tertulis, dan/atau pemberhentian sebagai pengurus.
3. Sanksi hukum sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat 1 adalah sanksi yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XIII
PERUBAHAN AD – ART
Pasal 22
1. Perubahan AD – ART terjadi apabila AD – ART yang dibuat tidak lagi sesuai
dengan kondisi dan potensi desa dan atau adanya perubahan peraturan
perundang – undangan yang berlaku .
2. Perubahan AD – ART disahkan melalui musyawarah desa yang di hadiri
Pemerintah Desa, LPMD, BPD dan unsur masyarakat hasilnya di tuangkan dalam
berita acara perubahan AD- ART.
BAB XIV
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 23
1. Pembubaran BUMDes dilakukan dengan peraturan desa.
2. Pembubaran dilakukan setelah evaluasi oleh pemerintah desa berdasarkan
laporan hasil evaluasi badan pengawas.
3. Pemerintah Desa dalam hal evaluasi dapat meminta bantuan kepada pihak ketiga.
4. Penyelesaian kewajiban dan asset akibat adanya pembubaran BUMDes dilakukan
sebgai berikut:
a. Aset BUMDes yang bersumber dari pemerintah desa harus dikembalikan
kepada pemerintah desa dan pengelolaannya di atur dalam peraturan desa.
b. Semua kewajiban - kewajiban dengan pihak ketiga akibat adanya kerjasama
diselesaikan sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 24
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan BUMDes.
2. Apabila terdapat kesalahan dalam Anggaran Dasar ini akan dibetulkan
kemudian.
Ditetapkan di Plembutan
Pada tanggal 12 Desember 2016
TIM PERUMUS ANGGARAN DASAR
BUMDes Raharjo
( KRISTAKNO )
( SUKONO )
(NURDIANSIH)
( SUKARPAN )
(SUWARDIYONO)
( SURONO )
(IBNU HAJAR, ST)
Mengetahui
Kepala Desa Plembutan
( Dra. EDI SUPRIYANTI )
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, WILAYAH KERJA DAN JANGKA WAKTU
Pasal 1
1. Badan Usaha Milik Desa ini bernama “Raharjo” yang selanjutnya disebut
“BUMDes Raharjo”, berkedudukan di Desa Plembutan Kecamatan Playen
Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Wilayah kerja BUMDes Raharjo adalah wilayah Desa Plembutan Kecamatan
Playen Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. BUMDes Raharjo berdiri pada Tanggal 12 Desember 2016 di Desa Plembutan
Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
BAB II
AZAS DAN PRINSIP
Pasal 2
Azas
BUMDes Raharjo berazaskan Pancasila serta berlandaskan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945.
Pasal 3
Prinsip
1. Kooperatif, semua komponen yang terlibat dalam BUMDes harus mampu
melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan
BUMDes.
2. Partisipatif,semua komponen masyarakat desa yang terlibat di dalam BUMDes
harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan kontribusi yang dapat
mendorong kemajuan usaha BUMDes.
3. Emansipatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
diperlakukan sama tanpa memandang gender, golongan,suku dan agama.
4. Transparansi, aktivitas BUMDes harus dapat diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat desa dengan mudah dan terbuka.
5. Akuntabel, seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan secara
teknis maupun adminstratif.
6. Keberlanjutan, kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh
masyarakat desa dalam wadah BUMDes.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
Secara umum pendirian BUMDes Raharjo dimaksudkan untuk :
a. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat, sehingga usaha masyarakat
dibidang ekonomi produktif dapat tumbuh dan berkembang.
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
BADAN USAHA MILIK DESA “RAHARJO”
DESA PLEMBUTAN KECAMATAN PLAYEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
b. Memberdayakan desa sebagai wilayah yang otonom berkenaan dengan usaha-
usaha yang produktif bagi upaya pengentasan kemiskinan, pengangguran dan
peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADesa).
c. Meningkatkan kemandirian dan kapasitas desa serta masyarakat dalam
melakukan penguatan ekonomi di desa.
Pasal 5
Tujuan pembentukan BUMDes Raharjo adalah untuk :
1. Mendorong perkembangan perekonomian masyarakat desa.
2. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat
desa yang berpenghasilan rendah.
3. Mendorong berkembangnya usaha mikro.
4. Meningkatkan pendapatan asli desa.
BAB IV
JENIS USAHA
Pasal 6
1. BUMDes Raharjo terdiri dari lebih dari satu jenis usaha.
2. Jenis usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari :
a. Perdagangan;
b. Kegiatan perekonomian desa dan kegiatan lainnya.
3. Pengembangan usaha BUMDes Raharjo dapat dikembangkan sesuai dengan
potensi desa Plembutan dan kemampuan BUMDes Raharjo.
BAB V
KEPENGURUSAN
Pasal 7
Susunan
1. Struktur organisasi BUMDes Raharjo berada diluar struktur organisasi
Pemerintahan Desa Plembutan.
2. Kepengurusan BUMDes Raharjo terdiri dari unsur Pemerintah Desa Plembutan
dan unsur masyarakat desa Plembutan.
3. Susunan pengurus BUMDes Raharjo terdiri dari :
a. Komisaris dijabat oleh Kepala Desa Plembutan;
b. Direksi;
c. Kepala Unit.
4. Fungsi pengawasan dan pengendalian manajemen BUMDes dibentuk Badan
Pengawas.
Pasal 8
Direksi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 3 huruf b dapat dibantu oleh :
a. Sekretaris;
b. Bendahara.
Pasal 9
Pembentukan Pengurus
1. Pengurus BUMDes Raharjo ditunjuk dan dipilih oleh mayarakat desa Plembutan
berdasarkan musyawarah dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara
Pembentukan Pengurus BUMDes.
2. Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dipimpin oleh kepala
desa dengan mekanisme musyawarah mufakat dan dilaksanakan secara
demokratis.
Pasal 10
1. Direksi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 3 huruf b berasal dari tokoh
masyarakat yang memiliki kemampuan, kemauan, kepedulian terhadap
kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa Plembutan serta
berjiwa wira usaha.
2. Yang dapat menjadi pengurus BUMDes Raharjo adalah warga negara Republik
Indonesia yang memenuhi persyaratan :
a) Berkepribadian baik, jujur, cakap, adil, berwibawa, bertanggung jawab, dan
penuh pengabdian terhadap perekonomian desa;
b) Sehat jasmani dan rohani;
c) Sekurang-kurangnya berusia 20 tahun pada saat pembentukan pengurus
dilaksanakan;
d) Terdaftar sebagai penduduk desa Plembutan;
e) Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat.
Pasal 11
Badan Pengawas
1. Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat 4 dibentuk dalam
musyawarah desa dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.
2. Badan Pengawas terdiri dari unsur Perangkat Desa, BPD, Lembaga
Kemasyarakatan Desa, dan elemen masyarakat.
3. Badan pengawas dengan jumlah ganjil paling banyak 5 (lima) orang.
4. Susunan Badan Pengawas terdiri dari Ketua merangkap anggota, wakil ketua
merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan anggota.
Pasal 12
Masa Bakti
1. Komisaris selama yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Desa Plembutan.
2. Direksi selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali
masa bakti berikutnya.
3. Masa Bakti Badan Pengawas, Kepala Unit, Sekretaris, Bendahara dan pengurus
lainnya :
a. Badan Pengawas ;
1) Selama 4 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa bakti
berikutnya;
2) Angota Badan Pengawas yang berasal dari unsur BPD dan Lembaga
Kemasyarakatan Desa, masa baktinya adalah 4 tahun dengan ketentuan
selama yang bersangkutan menjabat sebagai anggota kelembagaan terkait
serta dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa bakti berikutnya;
3) Angota Badan Pengawas yang berasal dari unsur Perangkat Desa, masa
baktinya adalah 4 tahun dengan ketentuan selama yang bersangkutan
menjabat sebagai perangkat desa serta dapat dipilih kembali untuk 1 (satu)
kali masa bakti berikutnya;
4) Apabila anggota badan pengawas yang berasal dari unsur kelembagaan
(BPD dan Lembaga Kemasyarakatan Desa) sudah tidak lagi menjabat
sebagai anggota kelembagaan terkait dan belum berakhir masa baktinya
sebagai pengawas BUMDes maka digantikan oleh pejabat yang berasal dari
unsur kelembagaan terkait dengan pertimbangan Komisaris, Direksi dan
Ketua kelembagaan terkait;
5) Apabila anggota badan pengawas yang berasal dari unsur perangkat desa
sudah tidak lagi menjabat sebagai perangkat desa dan belum berakhir
masa baktinya maka digantikan oleh pejabat yang berasal dari unsur
perangkat desa dengan pertimbangan Kepala Desa dan Direksi.
b. Masa bakti Kepala Unit, Sekretaris, Bendahara dan pengurus lainnya adalah
selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa bakti
berikutnya.
Pasal 13
Pemberhentian Pengurus
1. Pengurus BUMDes berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; dan
c. diberhentikan.
2. Pengurus BUMDes diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
karena :
a. berakhir masa baktinya;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai pengurus BUMDes;
c. terlibat tindak pidana yang berhubungan dengan usahanya;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
pertumbuhan dan perkembangan BUMDes; dan
.
BAB VI
TUGAS, KEWAJIBAN DAN HAK PENGURUS
Pasal 14
Tugas dan Kewajiban Pengurus
1. Komisaris Dalam melaksanakan tugasnya Komisaris wajib :
a. memberi nasehat kepada Direksi dan Kepala Unit Usaha dalam melaksanakan pengelolaan BUMDes;
b. memberi saran dan pendapat dalam pengelolaan BUMDes; dan c. mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha BUMDes.
Komisaris berwenang :
a. meminta penjelasan dari pengurus mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan usaha desa; dan
b. melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat merusak kelangsungan dan citra BUMDes.
2. Direksi BUMDes Direksi mempunyai tugas :
a. mengembangkan dan membina badan usaha agar tumbuh dan berkembang menjadi lembaga yang dapat melayani kebutuhan ekonomi warga masyarakat;
b. mengusahakan agar tetap tercipta pelayanan ekonomi desa yang adil dan merata;
c. memupuk usaha kerja sama dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya yang ada di desa; dan
d. menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi desa untuk meningkatkan pendapatan asli desa.
Direksi dalam melaksanakan tugasnya wajib :
a. membuat laporan bulanan; b. membuat progres kegiatan dalam bulan berjalan; c. menyampaikan laporan kegiatan usaha kepada Komisaris setiap tiga
bulan sekali; dan d. memberikan laporan perkembangan usaha kepada masyarakat desa
melalui forum musyawarah desa minimal 2 (dua) kali dalam setiap tahun.
3. Badan Pengawas
Tugas Badan Pengawas antara lain: a. mengadakan rapat umum paling sedikit setahun sekali membahas
segala hal ikhwal terkait dengan kinerja BUMDes; b. melakukan pengawasan terhadap penetapan kebijakan dan
pengembangan usaha; c. melaksanakan pemeriksaan.
4. Sekretaris
Tugas Sekretaris antara lain : a. membantu direksi dalam menjalankan tugasnya sehari-hari; b. melakukan pencatatan aktivitas-aktivitas penting yang harus
didokumentasikan; c. menyusun laporan kinerja unit usaha; d. menyimpan file-file penting yang berhubungan dengan aktivitas unit
usaha BUMDes; e. menyediakan laporan-laporan penting yang harus diinformasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Bendahara Tugas Bendahara antara lain :
a. melakukan pencatatan/pembukuan semua transaksi; b. menghimpun dan menyalurkan dana BUMDes sesuai dengan
kebutuhan kepada masing-masing unit usaha; c. menyusun laporan keuangan harian, bulanan dan tahunan
BUMDes; d. melakukan pembayaran kepada semua orang yang terlibat dalam
melaksanakan aktivitas BUMDes.
Pasal 15
Hak Pengurus
Pengurus BUMDes Raharjo diberikan tunjangan penghasilan sesuai dengan
kemampuan dan keuntungan usaha.
BAB. VII
RAPAT PENGURUS
Pasal 16
1. Rapat biasa adalah rapat pengurus yang dilaksanakan paling sedikit 1 ( satu ) kali
dalam setahun antara lain :
a. Rapat pertanggungjawaban
b. Rapat pengesahan rencana kerja dan anggaran belanja
c. Rapat evaluasi pelaksanaan program,
2. Rapat Khusus adalah rapat yang diadakan secara khusus untuk membahas hal-
hal yang bersifat khusus, terdiri dari :
a. perubahan AD / ART;
b. rapat insidentil dengan pihak ketiga.
2a. Rapat Insidentil sebagaimana dimaksud pada pasal 16 ayat 2 adalah rapat
koordinasi yang dilaksanakan oleh pengurus BUMDes dan / atau dengan pihak
lain karena kebutuhan mendesak untuk membahas atau menyelesaikan suatu
masalah.
3. Rapat Luar biasa adalah rapat tentang penggantian direksi dan pembubaran
BUMDes.
BAB VIII
PERMODALAN
Pasal 17
Modal BUMDes Raharjo berasal dari :
1. Penyertaan modal desa yang berasal dari APBDes Desa Plembutan
2. Bantuan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten
3. Kerjasama dengan pihak ketiga
4. Hasil usaha
BAB IX
BAGI HASIL USAHA
Pasal 18
Besarnya bagi hasil usaha BUMDes Raharjo setiap tahun dipergunakan untuk :
a. Pemupukan modal usaha : 40 %
b. Pendapatan Desa : 20 %
c. Pendidikan pelatihan pengurus : 10 %
d. Komisaris : 5 %
e. Direksi : 5 %
f. Karyawan : 10 %
g. Dana Cadangan : 10 %
BAB X
MEKANISME DAN TATA TERTIB PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 19
1. Mekanisme pertanggungjawaban BUMDes Raharjo
a. Proses pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya untuk evaluasi
tahunan serta pengembangan usaha BUMDes ke depan
b. Laporan Pertanggungjawaban pengelolaan BUMDes :
1) Laporan pertanggungjawaban 3 bulanan kepada Pemerintah Desa;
2) Laporan pertanggungjawaban 1 tahunan (akhir tahun anggaran)
kepada masyarakat.
c. Pertanggungjawaban dilakukan oleh pengurus kepada masyarakat melalui
forum musyawarah desa yang di hadiri oleh pemerintah desa BPD, LPMD
dan seluruh pengurus BUMDes dan unsur masyarakat paling lambat 3
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
d. Laporan pertangungjawaban dibuat secara tertulis dan paling sedikit
memuat :
1) Laporan pengelolaan selama satu tahun dari tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember tahun berjalan;
2) Kinerja usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pengembangan, dan indikator keberhasilan;
3) Laporan keuangan termasuk rencana pembagian laba usaha; dan
4) Rencana-rencana pengembangan usaha termasuk usaha yang belum
terealisasi.
e. Tata urutan acara laporan pertanggungjawaban pengelolaan BUMDes :
1) Pembukaan
2) Sambutan oleh Komisaris
3) Laporan pertanggungjawaban oleh Direksi
4) Tanggapan
5) Kesimpulan
6) Penutup.
2. Tata tertib pertanggungjawaban
a. Pertanggung jawaban dinyatakan sah apabila dihadiri sedikitnya 2/3 dari
jumlah undangan.
b. Apabila jumlah tersebut belum terpenuhi maka pimpinan rapat menunda
rapat paling lama 1 jam dengan dibuat berita acara penundaan.
c. Apabila penundaan rapat belum juga terpenuhi maka rapat diundur paling
lama 30 menit dengan dibuat berita acara penundaan.
d. Apabila ketentuan sebagaimana di maksud pada huruf a, b, c belum
tercapai rapat dilaksanakan apabila dihadiri sedikitnya ½ dari jumlah
undangan.
e. Apabila jumlah undangan sebagaimana huruf d belum tercapai rapat
ditunda paling lama 3 hari dan rapat berikutnya berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud huruf a,b,c dan d
f. Tata cara penyampaian pendapat ;
1) Untuk kelancaran rapat ketua rapat menentukan termin dan lamanya
waktu berbicara serta pembicara agar mencatatkan namanya
sebelum pembicaraan di mulai.
2) Masyarakat berbicara setelah mendapat izin dari ketua rapat.
3) Masyarakat berhak untuk menolak laporan pertanggungjawaban
pengurus BUMDes
4) Dalam hal laporan pertanggungjawaban yang ditolak masyarakat ,
pengurus BUMDes berkawajiban memberikan jawaban dan menindak
lanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Sebelum rapat ditutup ketua rapat mengambil keputusan / kesimpulan
mengenai hasil pembicaraan
g. Pengambilan keputusan
1) Pengambilan keputusan adalah proses penyelesaian akhir suatu
masalah yang dibicarakan dalam setiap musyawarah desa
2) Pengambilan keputusan dalam musyawarah desa ditempuh dengan
cara musyawarah mufakat
3) Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat dilakukan
setelah masyarakat yang hadir diberikan kesempatan untuk
menyampaikan pandapat atau saran dan di pandang cukup sebagai
bahan penyelesaian masalah yang dimusyawarahkan.
4) Apabila musyawarah belum tercapai mufakat keputusan ditetapkan
dengan suara terbanyak.
BAB XI
PENGAWASAN
Pasal 20
1. Pengawasan internal dilakukan oleh Badan Pengawas meliputi proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan BUMDes.
2. Pengawasan eksternal dilakukan oleh Pemerintah desa dan masyarakat.
3. Badan Pengawas menyampaikan laporan kepada Direksi minimal sekali dalam
satu tahun.
BAB XII
SANKSI
Pasal 21
1. Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada pihak-pihak yang melanggar
ketentuan BUMDes berupa sanksi administrasi dan/atau hukum setelah
diadakan pembuktian.
2. Sanksi adminstrasi sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat 1 adalah berupa
teguran lisan, tertulis, dan/atau pemberhentian sebagai pengurus.
3. Sanksi hukum sebagaimana dimaksud pada pasal 20 ayat 1 adalah sanksi yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XIII
PERUBAHAN AD – ART
Pasal 22
1. Perubahan AD – ART terjadi apabila AD – ART yang dibuat tidak lagi sesuai
dengan kondisi dan potensi desa dan atau adanya perubahan peraturan
perundang – undangan yang berlaku .
2. Perubahan AD – ART disahkan melalui musyawarah desa yang di hadiri
Pemerintah Desa, LPMD, BPD dan unsur masyarakat hasilnya di tuangkan dalam
berita acara perubahan AD- ART
BAB XIV
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 23
1. Pembubaran BUMDes dilakukan dengan peraturan desa
2. Pembubaran dilakukan setelah evaluasi oleh pemerintah desa berdasarkan
laporan hasil evaluasi badan pengawas.
3. Pemerintah Desa dalam hal evaluasi dapat meminta bantuan kepada pihak ketiga.
4. Penyelesaian kewajiban dan asset akibat adanya pembubaran BUMDes dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Aset BUMDes yang bersumber dari pemerintah desa harus dikembalikan
kepada pemerintah desa dan pengelolaannya di atur dalam peraturan desa.
b. Semua kewajiban - kewajiban dengan pihak ketiga akibat adanya kerjasama
diselesaikan sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 24
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
dalam Peraturan BUMDes.
2. Apabila terdapat kesalahan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
dibetulkan kemudian.
Ditetapkan di Plembutan
Pada tanggal 30 Desember 2016
TIM PERUMUS ANGGARAN RUMAH TANGGA
BUMDes RAHARJO
( KRISTAKNO )
( SUKONO )
(NURDIANSIH)
( SUKARPAN )
(SUWARDIYONO)
( SURONO )
(IBNU HAJAR, ST)
Mengetahui
Kepala Desa Plembutan
( Dra. EDI SUPRIYANTI )