Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.doc

download Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.doc

of 3

Transcript of Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.doc

IEEE Paper Template in A4 (V1)

ANALISIS SISTEM DARI KINERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA LINGKUP KOTA BANDUNGDian Islami#, Dion Prakarsa*, Fandi Aditya Putra#, M.Amin Ruwanda*, Rifia Andita#Tingkat 1 Manajemen PersandianSekolah Tinggi Sandi Negara

Abstract siapa yoo yang mau bikin? Hmmm...

Keywords kata-kata yang spesifik!I. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang mempunyai sistem hukum di dalamnya, serta memiliki kepemerintahan di dalamnya. Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah memberikan hak kepada warga negara untuk mendapatkan pelayanan publik. Salah satu bentuk dari pelayanan publik yaitu menyelenggarakan perizinan kepada masyarakat. Perizinan sering kali menjadi indikator masyarakat untuk menilai pemeritah tentang tercapainya kondisi kepemerintahan yang baik atau belum. Pada tahun 2002 Pemerintah Kota Bandung telah mengambil suatu kebijakan untuk membentuk Unit Pelayanan Satu Atap yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2002. (Informasi BPPT: website profil BPPT)Setelah dibentuknya badan satu atap pada tahun 2002, dibentuklah suatu lembaga spesifik. Lembaga yang dibentuk tersebut adalah Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah. Kemudian BPMPPT mengalami kinerja yang kurang maksimal sehingga terbitnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008, pada akhir Tahun 2009 lembaga Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu dirubah menjadi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) yang memiliki struktur lebih ramping sehingga diharapkan lebih dapat memangkas tentang kendala birokrasi.

BPPT Kota Bandung mengupayakan sebagai pemenuh kepuasan masyarakat untuk dapat memproses tentang perizinan dengan melakukan berbagai perbaikan seperti penyederhanaan sistem perizinan, perbaikan pelayanan publik, pemberantasan korupsi dan peningkatan iklim investasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan perizinan. Masyarakat mengharapkan pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah termasuk kepada pelayanan prima.

Akan tetapi, dalam melakukan kinerja tersebut terdapat celah yang memungkinkan kinerja dari BPPT di Provinsi Jawa Barat. terutama di kota Bandung sehingga dianggap kurang maksimal.

Salah satu permasalahan yang menjadi perkembangan dunia usaha di Indonesia adalah birokrasi perizinan terutama di Indonesia terkhusus di Kota Bandung. Para pelaku bisnis ataupun masyarakat sering mengeluh tentang bagaimana proses pelayanan perizinan yang dilakukan oleh pemerintah. Perizinan tersebut tidak memiliki kejelasan akan prosedur yang dibuat, berbelit-belit, tidak transparan, dan waktu pemrosesan yang dilakukan tidak pasti, serta tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Dari hasil tersebut, didapatkan bahwa kualitas yang diberikan pemerintah terutama pemerintah daerah tidak sebanding dengan hak yang harus diterima oleh masyarakat sehingga masyarakat belum memiliki kepuasan sebagai pengguna pelayanan.Sering kali didapatkan bahwa oknum dari pegawai BPPT adalah penyebab dari kekurangan pada pelayanan yang dilakukan oleh BPPT. Setiap sistem informasi yang dibuat pun pasti memiliki celah terhadap kebocoran kinerja yang dilakukan. Maka dari itu, dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana celah yang terjadi terhadap sistem informasi yang dibuat oleh BPPT Kota Bandung dan solusinya?

2. Bagaimana proses bisnis dari BPPT Kota Bandung untuk melakukan perizinan terhadap masyarakat?

3. Bagaimana kinerja yang dilakukan oleh BPPT Kota Bandung untuk memuaskan masyarakat?

Analisis yang dilakukan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil dari sistem informasi yang dibuat oleh BPPT untuk merancang dan menjalankan tugas pemerintah, mendapatkan celah terjadinya kebocoran terhadap sistem yang dibuat, mengetahui proses bisnis yang dilakukan, dan mendapatkan bentuk kinerja yang dilakukan oleh BPPT Kota Bandung.

II. LANDASAN TEORI TAPI JUDULNYA APA YA?A. Bentuk Pelayanan BPPT Kota BandungBPPT Kota Bandung memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan perizinan sebagai berikut:

1. Izin Gangguan (HO);

2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);Tanda Daftar Gudang (TDG);

3. Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

4. Izin Usaha Industri (IUI);

5. Tanda Daftar Industri (TDI);

6. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);

7. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

8. Izin Lokasi

9. Izin Penggalian Ruang Milik Jalan (Rumija);

10. Izin Pembuatan Jalan Masuk Pekarangan;

11. Izin Penutupan/Penggunaan Trotoar, Berm dan Saluran;

12. Izin Pematangan Lahan/Tanah;

13. Izin Pembuatan Jalan Masuk di dalam Kompleks Perumahan, Pertokoan dan yang sejenisnya;

14. Izin Pemanfaatan Titik Tiang Pancang Reklame, Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) dan sejenisnya;

15. Izin Reklame

16. Izin Penyelenggaraan Angkutan Kota;

17. Izin Pengelolaan Tempat Parkir (IPTP);

18. Izin Usaha Angkutan (IUA);

19. Izin Jasa Titipan;

20. Izin Pembuangan Air Buangan ke Sumber Air;

21. Izin Pengelolaan Air Bawah Tanah;

22. Izin Pengambilan Air Permukaan;

23. Izin Perubahan Alur, Bentuk, Dimensi dan Kemiringan Dasar Saluran /Sungai;

24. Izin Pembangunan Lintasan yang berada dibawah/ diatasnya;

25. Izin Pemanfaatan Bangunan Pengairan Dan Lahan pada Daerah Sempadan Saluran Sungai;

26. Izin Pemanfaatan Lahan Mata Air dan Lahan Pengairan lainnya; Proses Pelayanan BPPT

B. Proses Pelayanan BPPT terhadap Masyarakat

Dalam melakukan kinerjanya, BPPT memiliki proses tahapan untuk melayani masyarakat. Pelayanan tersebut merupakan langkah-langkah tentang proses yang terjadi dari awal mendapatkan permohonan izin sampai dengan pemberian izin kepada masyarakat.

Berikut adalah proses dari bentuk pelayanan BPPT.III. Analisis dan Evaluasi Data

Disini diperoleh analisis kinerjanya, disini kumpulan data dari pertanyaan pada rumusan masalah di atas.

Evaluasi data dengan menampilkan dashboard. Dashboard yang ditampilkan 5 contoh grafik yang dibuat sendiri.A. Text Font of Entire Document

B. Title and Author Details

Title must be in 24 pt Regular font.

TABLE IFont Sizes for Papers

Font SizeAppearance (in Time New Roman or Times)

RegularBoldItalic

8table caption (in Small Caps),

figure caption,

reference itemreference item (partial)

9author email address (in Courier),

cell in a tableabstract bodyabstract heading (also in Bold)

10level-1 heading (in Small Caps),

paragraphlevel-2 heading,

level-3 heading,

author affiliation

11author name

24title

All title and author details must be in single-column format and must be centered.

No more than 3 levels of headings should be used. All headings must be in 10pt font.

1) Level-1 Heading: A level-1 heading must be in Small Caps, centered and numbered using uppercase Roman numerals. 2) Level-2 Heading: A level-2 heading must be in Italic, left-justified and numbered using an uppercase alphabetic letter followed by a period.C. Figures and Tables

Graphics may be full color.

Fig. 1 A sample line graph using colors which contrast well both on screen and on a black-and-white hardcopy

Fig. 2 shows an example of a low-resolution image which would not be acceptable, whereas Fig. 3 shows an example of an image with adequate resolution. e.

When you check your paper on a black-and-white hardcopy, please ensure that:

the colors used in each figure contrast well,

the image used in each figure is clear,

all text labels in each figure are legible.D. Figure CaptionsFigures must be numbered using Arabic numerals. Figure captions must be in 8 pt Regular font.

Fig. 2 Example of an unacceptable low-resolution image

Fig. 3 Example of an image with acceptable resolution

IV. PembahasanDari dashboard diatas, dijelaskan dashboardnya dan dibahas grafiknya. Diberikan pembahasan tentang hasil dari pertanyaan di atas. Jawabannya detail.V. Solusi dan KesimpulanIni rangkuman dari latar belakang yang ada di atas, dibahas dan hasilnya apa sehingga diberikan suatu jawaban yang mencakup isi dari paper. Selanjutnya diberikan solusi dari pembahasan dan kurangnya dimana dibahas disini sebagai solusi.

Referensi[1] Ghina, Astri. Corporate Enterpreneurship di Sektor Pelayanan Publik Studi Kasus: Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota dan Kabupaten Bandung. Jurnal Institut Teknologi Bandung Vol. 10 No 1 Tahun 2011.[2] Fahmi, Ridha. 2008. Kualitas Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Faktor-faktor Manajerial yang Mempengaruhinya di Kota Lhoksomawe. (Thesis) Universitas Sumatera Utara.

[3] Holtom, Daniel and Fisher, Elizabeth. 1999. Enjoy Writing Your Science Thesis and Dissertation!. London: Imperial College Press.

[4] Dhian, Suwari Akhmad. Pengaruh Reformasi Birokrasi Terhadap Perizinan Penanaman Modal di Daerah (Studi Kasus di Pemerintahan Kota Bekasi). Jurnal Vol. 12 No. 3 September 2012.

[5] Hidayat, Gandyar Afrlandi. Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung. e-Jurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 No. 1. (2012)

[6] Takumansang, Chintya Mellysa. Implementasi Kebijakan Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Manado. (Jurnal) Vol. 11 No. 4 Tahun 2013.

[7] Goldberg. Marc. 2007. Mengukur Kinerja Pelayanan Terpadu untuk Perizinan Usaha di Indonesia. Jakarta: The Asia Foundation.

[8] Kartikaningdyah, Ely. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik pada BP2T Kota Tanjungpinang. (Jurnal)

[9] Priyanta, Maret. 2008. Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu bagi Industri dalam Upaya Pelestarian Fungsi Lingkungan di Kota Cimahi. Lapuran Akhir Penelitian Universitas Padjadjaran.[10] Laudon, Kenneth C. 2012. Management Information Systems. New Jersey: Pearson Education, inc.

[11] Internet????