back arc basin.docx

8
Nama : Rijalul Fikri NPM : 270110110139 Kelas : D Backarc Basin Backarc Basin merupakan cekungan di dasar laut yang berada pada zona konvergensi lempeng tektonis dan berasosiasi dengan pulau-pulau vulkanis. Backarc basin umumnya panjang dan sempit dan berada pada Samudra Pasifik. Barckarck basin memiliki formasi geologi berupa batuan basalt dengan mineral amphibol dan mika. Terdapat hubungan antara cekungan minyak bumi yang berkembang di berbagai tempat dengan elemen-elemen tektonik yang ada. Cekungan-cekungan besar di wilayah Asia Tenggara mempresentasikan kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu cekungan busur muka (forearc basin), cekungan busur belakang (back-arc basin), cekungan intra kraton (intracratonic basin), dan tepi kontinen (continent margin basin), dan zona tumbukan (collision zone basin).

Transcript of back arc basin.docx

Nama: Rijalul FikriNPM: 270110110139Kelas: D Backarc BasinBackarc Basin merupakan cekungan di dasar laut yang berada pada zona konvergensi lempeng tektonis dan berasosiasi dengan pulau-pulau vulkanis. Backarc basin umumnya panjang dan sempit dan berada pada Samudra Pasifik. Barckarck basin memiliki formasi geologi berupa batuan basalt dengan mineral amphibol dan mika.

Terdapat hubungan antara cekungan minyak bumi yang berkembang di berbagai tempat dengan elemen-elemen tektonik yang ada. Cekungan-cekungan besar di wilayah Asia Tenggara mempresentasikan kondisi setiap elemen tektonik yang ada, yaitu cekungan busur muka (forearc basin), cekungan busur belakang (back-arc basin), cekungan intra kraton (intracratonic basin), dan tepi kontinen (continent margin basin), dan zona tumbukan (collision zone basin).Back arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.Back-arc basin yang diduga bentuk dari hasil dari proses rollback disebut. Istilah ini menggambarkan gerakan mundur dari zona subduksi terhadap gerakan lempeng yang sedang menumbuk. Sebagai zona subduksi dan parit yang ditarik ke belakang, lempeng override ditarik,penipisan kerak yang terbentuk dalam cekungan pada belakang busur. Sedimentasi sangat asimetris, dengan sebagian besar sedimen dipasok dari busur magmatik aktif yang regresi sejalan dengan rollback parit.Konfigurasi cekungan pada daerah Sumatra berhubungan langsung dengan kehadiran dari subduksi yang menyebabkan non-volcanic fore-arc dan volcano-plutonik back-arc. Sumatra dapat dibagi menjadi 5 bagian (Darman dan Sidi, 2000):1. Sunda outer-arc ridge, berada sepanjang batas cekungan fore-arc sunda dan memisahkan dari lereng trench.2. Cekungan fore-arc sunda, terbentang antara akresi non-vulkanik punggungan outer-arc dengan bagian di bawah permukaan dan volkanik back-arc sumatra.3. Cekungan back-arc sumatra,meliputi cekungan sumatera utara,tengah,dan selatan.Sistem ini berkembang sejalan dengan depresi yang berbeda pada bagian bawah bukit barisan.4. Bukit barisan,terjadi pada bagian axial dari pulaunya dan terbentuk terutama pada perm-karbon hingga batuan mesozoik.5. Intra-arc Sumatra,dipisahkan oleh uplift berikutnya dan erosi dari daerah pengendapan terdahulu sehingga memiliki litologi yang mirip pada fore arc dan back-arc basin.Tektonik RegionalCekungan Sumatra tengah merupakan cekungan sedimentasi tersier penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia. Ditinjau dari posisi tektoniknya, Cekungan Sumatra tengah merupakan cekungan belakang busur.Cekungan Sumatra tengah ini relatif memanjang Barat laut-Tenggara, dimana pembentukannya dipengaruhi oleh adanya subduksi lempeng Hindia-Australia dibawah lempeng Asia Batas cekungan sebelah Barat daya adalah Pegunungan Barisan yang tersusun oleh batuan pre-Tersier, sedangkan ke arah Timur laut dibatasi oleh paparan Sunda. Batas tenggara cekungan ini yaitu Pegunungan Tigapuluh yang sekaligus memisahkan Cekungan Sumatra tengah dengan Cekungan Sumatra selatan. Adapun batas cekungan sebelah barat laut yaitu Busur Asahan, yang memisahkan Cekungan Sumatra tengah dari Cekungan Sumatra utara.Proses subduksi lempeng Hindia-Australia menghasilkan peregangan kerak di bagian bawah cekungan dan mengakibatkan munculnya konveksi panas ke atas dan diapir-diapir magma dengan produk magma yang dihasilkan terutama bersifat asam, sifat magma dalam dan hipabisal. Selain itu, terjadi juga aliran panas dari mantel ke arah atas melewati jalur-jalur sesar. Secara keseluruhan, hal-hal tersebutlah yang mengakibatkan tingginya heat flow di daerah cekungan Sumatra tengah (Eubank et al., 1981 dalam Wibowo, 1995).Faktor pengontrol utama struktur geologi regional di cekungan Sumatra tengah adalah adanya Sesar Sumatra yang terbentuk pada zaman kapur. Subduksi lempeng yang miring dari arah Barat daya pulau Sumatra mengakibatkan terjadinya strong dextral wrenching stress di Cekungan Sumatra tengah (Wibowo, 1995). Hal ini dicerminkan oleh bidang sesar yang curam yang berubah sepanjang jurus perlapisan batuan, struktur sesar naik dan adanya flower structure yang terbentuk pada saat inversi tektonik dan pembalikan-pembalikan struktur. Selain itu, terbentuknya sumbu perlipatan yang searah jurus sesar dengan penebalan sedimen terjadi pada bagian yang naik (inverted) (Shaw et al., 1999).Struktur geologi daerah cekungan Sumatra tengah memiliki pola yang hampir sama dengan cekungan Sumatra Selatan, dimana pola struktur utama yang berkembang berupa struktur Barat laut-Tenggara dan Utara-Selatan (Eubank et al., 1981 dalam Wibowo, 1995). Walaupun demikian, struktur berarah Utara-Selatan jauh lebih dominan dibandingkan struktur Barat lautTenggara.Elemen tektonik yang membentuk konfigurasi Cekungan Sumatra tengah dipengaruhi adanya morfologi High Low pre-Tersier. Pada gambar 4 dapat dilihat pengaruh struktur dan morfologi High Low terhadap konfigurasi basin di Cekungan Sumatra tengah (kawasan Bengkalis Graben), termasuk penyebaran depocenter dari graben dan half graben. Lineasi Basement Barat laut-Tenggara sangat terlihat pada daerah ini dan dapat ditelusuri di sepanjang cekungan Sumatra tengah. Liniasi ini telah dibentuk dan tereaktivasi oleh pergerakan tektonik paling muda (tektonisme Plio-Pleistosen). Akan tetapi liniasi basement ini masih dapat diamati sebagai suatu komponen yang mempengaruhi pembentukan formasi dari cekungan Paleogen di daerah Cekungan Sumatra tengah.Sejarah tektonik cekungan Sumatra tengah secara umum dapat disimpulkan menjadi beberapa tahap, yaitu :1. Konsolidasi Basement pada zaman Yura, terdiri dari sutur yang berarah Barat laut-Tenggara.2. Basement terkena aktivitas magmatisme dan erosi selama zaman Yura akhir dan zaman Kapur.3. Tektonik ekstensional selama Tersier awal dan Tersier tengah (Paleogen) menghasilkan sistem graben berarah Utara-Selatan dan Barat laut-Tenggara. Kaitan aktivitas tektonik ini terhadap paleogeomorfologi di Cekungan Sumatra tengah adalah terjadinya perubahan lingkungan pengendapan dari longkungan darat, rawa hingga lingkungan lakustrin, dan ditutup oleh kondisi lingkungan fluvial-delta pada akhir fase rifting. 4. Selama deposisi berlangsung di Oligosen akhir sampai awal Miosen awal yang mengendapkan batuan reservoar utama dari kelompok Sihapas, tektonik Sumatra relatif tenang. Sedimen klastik diendapkan, terutama bersumber dari daratan Sunda dan dari arah Timur laut meliputi Semenanjung Malaya. Proses akumulasi sedimen dari arah timur laut Pulau Sumatra menuju cekungan, diakomodir oleh adanya struktur-struktur berarah Utara-Selatan. Kondisi sedimentasi pada pertengahan Tersier ini lebih dipengaruhi oleh fluktuasi muka air laut global (eustasi) yang menghasilkan episode sedimentasi transgresif dari kelompok Sihapas dan Formasi Telisa, ditutup oleh episode sedimentasi regresif yang menghasilkan Formasi Petani. 5. Akhir Miosen akhir volkanisme meningkat dan tektonisme kembali intensif dengan rejim kompresi mengangkat pegunungan Barisan di arah Barat daya cekungan. Pegunungan Barisan ini menjadi sumber sedimen pengisi cekungan selanjutnya (later basin fill). Arah sedimentasi pada Miosen akhir di Cekungan Sumatra tengah berjalan dari arah selatan menuju utara dengan kontrol struktur-struktur berarah utara selatan. 6. Tektonisme Plio-Pleistosen yang bersifat kompresif mengakibatkan terjadinya inversi-inversi struktur Basement membentuk sesar-sesar naik dan lipatan yang berarah Barat laut-Tenggara. Tektonisme Plio-Pleistosen ini juga menghasilkan ketidakselarasan regional antara formasi Minas dan endapan alluvial kuarter terhadap formasi-formasi di bawahnyaMengapa di back arc basin kaya akan hydrocarbon?Back arc basin (bab) cenderung lebih kaya akan hydrokarbon dibandingkan fore arc basin (fac) karena aktivitas tektonik di daerah bab relatif jarang dibandingkan fab. Di fab mekanisme penghancuran atau penghilangan hidrokarbon lebih sering muncul karena aktivitas tektonik fab yang intens (subduksi yang kontinu) menghasilkan zona-zona lemah, patahan dsb. Patahan membuat hidrokarbon bermigrasi ke permukaan dan menguap atau karena tekanan dan temperatur yang ekstrim akibat aktivitas tektonik membuat hidrokarbon "terbakar". di bab aktivitas-aktivitas di atas hampir tidak ada, bahkan aktivitas tektonik bab berada puluhan km di bawah perangkap hidrokarbon (bandingkan dengan kedalaman Wadatti-Benioff Zone). Oleh karena itu sedimen dan zat-zat organik lebih stabil terakumulasi di daerah ini (bab) sehingga menghasilkan hidrokarbon yang relatif lebih besar pulaLingkungan pengendapan di belakang arc basin pada kerak samudera juga laut dalam, kecuali di sepanjang batas di mana fluviatile, pesisir, dan lingkungan pengendapan laut dangkal mungkin ada. Karig dan Moore (1975) menyajikan model evolusi backarc cekungan berdasarkan contoh di Pasific Barat. Pada Mulanya membaji,batuan vulkanik terlepas dan membentuk Interfinger dengan latarbelakang pelangic clays. dan sebagai penurunan terus berlanjut dan melampaui suplai sedimen, dasar laut yang biasanya turun di bawah kedalaman kompensasi karbonat (CCD) sehingga basin mengumpulkan banyak silika dari pada calcareous clays (lempung karbonatan). Dekatnya benua memungkinkan menambah clastic wedges ke pinggiran daratan basin.Perluasan Backarc tidak biasanya ada di kerak benua karena biasanya menekan bersama-sama. Namun, beberapa daerah benua balik batas laut benua konvergen yang berada di bawah akan atau telah mengalami perluasan. Basin yang ada di beberapa provinsi di barat USA adalah contohnya. Areanya secara substansial terangkat ke wilayah ketinggian 2 km sampai 3 km untuk half-graben dan graben dapat mencapai 3 km ke sedimen darat. Basin Pannonian, berlokasi di selatan Carpathians (Burchfiel and Royden 1982) dimungkinkan juga dikarenakan penyebaran backarc.

(Evolution back-arc basin)