Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat...

22
vi ABSTRAK Ni Made Dewi Damayanti.1214511006. Distribusi Spasial dan Struktur Komunitas Plankton di Daerah Teluk Penerusan, Kabupaten Buleleng. (Pembimbing : I Gede Hendrawan, S.Si, M.Si, Ph.D dan Elok Faiqoh S.Pi, M.Si) Teluk Penerusan terletak di desa Pejarakan,Kabupaten Buleleng, Bali. Aktivitas yang banyak di temukan di wilayah Teluk Penerusan yaitu aktivitas Budidaya dengan media keramba jaring apung. Banyaknya keramba jaring apung di Teluk Penerusan diduga akan memberikan pegaruh bagi kualitas perairan kondisi lingkungan di wilayah ini. Salah satu indikator kondisi lingkungan di perairan adalah Plankton. Sehingga penting untuk mengetahui sebaran dan kelimpahan plankton di daerah Teluk ini guna melihat kondisi lingkungan pada perairan di Teluk Penerusan. Tujuan penelitian ini adalah melihat distribusi spasial dan struktur komunitas plankton di perairan Teluk Penerusan. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel plankton di perairan adalah metode Towing. Hasil yang diperoleh dari kualitas perairan di Teluk Penerusan yaitu suhu berkisar antara 31,1 32, 5 C 0 , kedalaman berkisar 1 m 23 m , kecerahan berkisar antara 40%-100%, kekeruhan berkisar antara 0,73 2,62 ntu, DO berkisar antara 6 8,3 mg/l, pH berkisar antara 7,17 8,04 , salinitas berkisar antara 31,1 35 ppt, nitrat berkisar antara 0,604 1,826 mg/l dan fosfat berkisar antara 0,098 0,777 mg/l. Kelompok fitoplankton yang paling banyak di temukan berasal dari kelas Bacillariophyceae dengan persentase komposisi kelimpahan jenis sebesar 77% dan kelompok zooplankton yang paling banyak di temukan berasal dari kelas Maxillopoda dengan persentase komposisi jenis sebesar 85%. Hasil distribusi spasial kelimpahan fitoplankton tersebar di tengah-tengah Teluk kearah luar Teluk sedangkan distribusi spasial kelimpahan zooplankton tersebar dari selatan Teluk kearah tengah Teluk lalu ke arah utara Teluk Penerusan. Pada nilai indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi fitoplankton yaitu 1,06, 0.39 dan 0.11 sedangkan nilai indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi zooplankton yaitu 0,52, 0,40 dan 0,34. Hasil dari analisis komponen utama menunjukan bahwa parameter kualitas perairan yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton adalah kecerahan, kekeruhan dan pH dan parameter kualitas perairan yang mempengaruhi kelimpahan zooplankton adalah oksigen terlarut (DO), suhu, salinitas, nitrat dan fosfat. Kata Kunci : distribusi spasial, kelimpahan, struktur komunitas, plankton

Transcript of Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat...

Page 1: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

vi

ABSTRAK

Ni Made Dewi Damayanti.1214511006. Distribusi Spasial dan Struktur

Komunitas Plankton di Daerah Teluk Penerusan, Kabupaten Buleleng.

(Pembimbing : I Gede Hendrawan, S.Si, M.Si, Ph.D dan Elok Faiqoh S.Pi, M.Si)

Teluk Penerusan terletak di desa Pejarakan,Kabupaten Buleleng, Bali. Aktivitas

yang banyak di temukan di wilayah Teluk Penerusan yaitu aktivitas Budidaya

dengan media keramba jaring apung. Banyaknya keramba jaring apung di Teluk

Penerusan diduga akan memberikan pegaruh bagi kualitas perairan kondisi

lingkungan di wilayah ini. Salah satu indikator kondisi lingkungan di perairan

adalah Plankton. Sehingga penting untuk mengetahui sebaran dan kelimpahan

plankton di daerah Teluk ini guna melihat kondisi lingkungan pada perairan di

Teluk Penerusan. Tujuan penelitian ini adalah melihat distribusi spasial dan

struktur komunitas plankton di perairan Teluk Penerusan. Metode yang digunakan

dalam pengambilan sampel plankton di perairan adalah metode Towing. Hasil

yang diperoleh dari kualitas perairan di Teluk Penerusan yaitu suhu berkisar

antara 31,1 – 32, 5 C0, kedalaman berkisar 1 m – 23 m , kecerahan berkisar antara

40%-100%, kekeruhan berkisar antara 0,73 – 2,62 ntu, DO berkisar antara 6 – 8,3

mg/l, pH berkisar antara 7,17 – 8,04 , salinitas berkisar antara 31,1 – 35 ppt, nitrat

berkisar antara 0,604 – 1,826 mg/l dan fosfat berkisar antara 0,098 – 0,777 mg/l.

Kelompok fitoplankton yang paling banyak di temukan berasal dari kelas

Bacillariophyceae dengan persentase komposisi kelimpahan jenis sebesar 77%

dan kelompok zooplankton yang paling banyak di temukan berasal dari kelas

Maxillopoda dengan persentase komposisi jenis sebesar 85%. Hasil distribusi

spasial kelimpahan fitoplankton tersebar di tengah-tengah Teluk kearah luar Teluk

sedangkan distribusi spasial kelimpahan zooplankton tersebar dari selatan Teluk

kearah tengah Teluk lalu ke arah utara Teluk Penerusan. Pada nilai indeks

keanekaragaman, keseragaman dan dominansi fitoplankton yaitu 1,06, 0.39 dan

0.11 sedangkan nilai indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi

zooplankton yaitu 0,52, 0,40 dan 0,34. Hasil dari analisis komponen utama

menunjukan bahwa parameter kualitas perairan yang mempengaruhi kelimpahan

fitoplankton adalah kecerahan, kekeruhan dan pH dan parameter kualitas perairan

yang mempengaruhi kelimpahan zooplankton adalah oksigen terlarut (DO), suhu,

salinitas, nitrat dan fosfat.

Kata Kunci : distribusi spasial, kelimpahan, struktur komunitas, plankton

Page 2: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

vii

ABSTRACT

Ni Made Dewi Damayanti.1214511006. Spatial distribution and plankton

community structure in the Penerusan Bay, Buleleng Regency. (Supervisor : I

Gede Hendrawan dan Elok Faiqoh)

Penerusan bay is located in Pejarakan, Buleleng district, Bali. Activities that are

found in Penerusan bay that is farming activities with media Floating net. Many

of floating net in the penerusan bay allegedly will give influence for water quality

and environmental conditions in the region. One indicator of environmental

conditions in the water are planktons. Therefor, it is important to determine the

distribution and abundance of plankton in Penerusan bay to see the

environmental conditions on the waters of the Penerusan bay. Purpose of this

study was to know the spasial distribution and community structure of plankton in

the waters of the Penerusan bay. Methods was used in sampling plankton in these

water is a Towing method (withdrawal horizontally). Results of water quality in

the Penerusan bay showed the temperature ranged from 31.1 to 32.5degree

Celsius, the depth ranged from 1 m - 23 m; average brightness obtained was 86%,

turbidity ranged from 0.73 - 2.62 ntu, dissolved oxygen (DO) ranged from 6 to 8.3

mg/l; the degree of acidity (pH) ranged from 7.17 to 8.04; salinity ranged from

31.1 to 35 ppt; the nitrate value ranged 0.604 to 1.826 mg/l; and phosphate value

ranged from 0.098 to 0.777 mg/l. The most phytoplankton groups found were

class of Bacillariophyceae with the species abundance percentage 77% and the

most zooplankton groups found were class of Maxillopoda with the species

composition percentage of 85%. Spatial distribution of phytoplankton abundance

was spread in the middle of the bay towards the outside; while the spatial

distribution of zooplankton abundance was spread from the south of the bay

towards the middle and to the north of Penerusan bay.Index, uniformity and

dominance of phytoplankton were 1,06; 0.39; and 0.11 while the value of diversity

index, uniformity and dominance zooplankton are 0.52, 0.40 and 0.34. The results

of primary component analysis showed that the water quality parameters that

affect the abundance of phytoplankton are the brightness, turbidity and acidity

(pH) and the water quality parameters that affect the abundance of zooplankton

are dissolved oxygen (DO), temperature, salinity, nitrate and phosphate.

Key words :spatial distribution, abundance, community structure, plankton

Page 3: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

viii

RINGKASAN

Ni Made Dewi Damayanti. 1214511006. Distribusi Spasial dan Struktur

Komunitas Plankton di Teluk Penenerusan, Kabupaten Buleleng

(Pembimbing :I Gede Hendrawan, S.Si, M.Si, Ph.D dan Elok Faiqoh S.Pi,

M.Si)

Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya

mengapung, mengambang atau melayang di dalam air yang kemampuan

renangnya sangat terbatas hingga terbawa hanyut oleh arus. Plankton di bagi

menjadi dua yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan

plankton nabati atau tumbuhan sedangkan zooplankton merupakan plankton

hewani. Teluk Penerusan merupakan salah satu wilayah perairan yang terletak di

Desa Pejarakan, Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng, Bali. Aktifitas yang

ditemui di sekitar wilayah perairan Teluk Penerusan adalah kegiatan budidaya laut

dengan media keramba jaring apung. Perkembangan budidaya laut sangat

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan yang meliputi faktor fisik, kimia

dan biologi. Perairan yang subur tentunya dapat mendukung keanekaragaman

sumberdaya biota yang tersedia. Keberadaan plankton di suatu perairan dapat

memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui distribusi spasial kelimpahan plankton dan struktur

komunitas plankton serta mengetahui parameter kualitas perairan yang

mempengaruhi kelimpahan plankton di Teluk Penerusan. Pengambilan sampel

plankton dilakukan secara towing (penarikan secara horizontal) di setiap stasiun

pengamatan. Pengamatan sampel plankton menggunakan Sedgwick Rafter

Counting Cell yang dilakukan di Laboraturium Kelautan Fakultas Kelautan dan

Perikanan, Universitas Udayana.

Hasil penelitian menunjukan nilai parameter kualitas lingkungan di daerah

Teluk Penerusan. Parameter kualitas lingkungan yang diukur adalah suhu, DO,

pH, salinitas, kekeruhan, kecerahan, nitrat dan fosfat. Suhu yang diperoleh

berkisar antara 31,30C - 32,50C dengan rata-rata suhu 31,80C dan standard deviasi

yaitu 0,37. DO berkisar antara 6,4 mg/L - 8,3 mg/L dengan rata-rata DO 7,34 dan

standard deviasi yaitu 0,71. Hasil pH berkisar antara 7,71 - 8,04 dengan rata-rata

pH 7,69 dan standard deviasi 0,25. Salinitas yang diperoleh berkisar 29 – 35 ppt

dengan rata-rata salinitas 31,6 ppt dan standard deviasi 2,02. Kekeruhan berkisar

antara 0,73 – 3,4 ntu dengan rata-rata kekeruhan 1,73 ntu dan standard deviasi

0,65. Hasil persentase kecerahan berkisar antara 40% - 100% dengan rata-rata

kecerahan 88,6% dan standard deviasi 19,3. Hasil nitrat berkisar antara 0,604 mg/l

– 1,826 mg/L dengan rata-rata konsentrasi nitrat 0,9 mg/L dan standard deviasi

yaitu 0,26 dan nilai konsentrasi fosfat 0,098 mg/L - 0,743 mg/L dengan rata-rata

konsentrasi fosfat 0,36 mg/L dan standard deviasi 0,19.

Hasil pengamatan komposisi jenis fitoplankton ditemukan sebanyak 35

genus fitoplankton terdiri dari 5 kelas yang digolongkan dalam kelas

Bacillariophyceae sebanyak 25 genus, kelas Cyanophyceae sebanyak 6 genus,

kelas Dinophyceae sebanyak 2 genus, kelas Haptophyceae sebanyak 1 genus dan

kelas Prymnesiophyceae sebanyak 1 genus. Komposisi jenis zooplankton

Page 4: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

ix

ditemukan sebanyak 7 genus yang berasal dari 2 kelas yaitu kelas Maxillopoda

sebanyak 6 genus dan Kelas Malacostraca sebanyak 1 genus. Hasil komposisi

jenis fitoplankton yang diperoleh menunjukan persentase kelas yang terbesar

berasal dari kelas Bacillariophyceae dengan persentase sebesar 77%. Kelas

Bacillariophyceae merupakan kelas pada fitoplankton yang memiliki sifat

kosmopolit serta penyebarannya yang luas dan memiliki tingkat toleransi yang

tinggi terhadap perubahan-perubahan faktor lingkungan. Keberadaan kelas

Bacillariophyceae yang paling banyak ditemukan pada suatu perairan merupakan

hal umum yang terjadi di perairan laut. Kelas Bacillariophcyceae mempunyai

komposisi yang tinggi dibanding kelas yang lain karena dapat tumbuh dengan

cepat meskipun pada kondisi nutrient dan cahaya yang rendah dan juga kelas

tersebut memiliki kemampuan regenerasi dan reproduksi yang lebih besar. Genus

yang jumlah individunya paling banyak ditemukan di Teluk Penerusan adalah

Genus Nitzchia dengan jumlah yang ditemukan sebanyak 193 individu. Dimana

diketahui genus ini memiliki kemampuan pertumbuhan yang cepat. Menurut

Nybakken (1992) Genus Nitzschia memiliki kemampuan pertumbuhan yang

cepat, dimana laju pembelahan maksimum sekali pembelahan dalam waktu 10-12

jam.

Hasil komposisi jenis zooplankton yang diperoleh menunjukan persentase

kelas yang terbesar berasal dari kelas Maxillopoda dengan persentase 85% dan

genus yang paling banyak ditemukan berasal dari genus Arcatia dengan jumlah

114 individu. Menurut Wiadnyana (1997) Kelas Maxillopoda atau kelompok

copepoda memang sering mendominasi komunitas zooplankton pada berbagai

perairan. Kelas Maxillopoda juga memegang peranan penting dalam rantai

makanan pada suatu ekosistem perairan. Sesuai dengan penelitian yang diperoleh

di daerah Teluk Penerusan diindikasikan bahwa perairan Teluk Penerusan

merupakan perairan yang produktif. Fitriya dan Lukman (2011) juga menyatakan

bahwa perairan yang didominansi oleh kelompok Maxillopoda (copepod) dapat

mengindikasikan keadaan perairan tersebut produktif.

Hasil penelitian menunjukan setiap stasiun pengamatan memiliki

kelimpahan dan struktur komunitas yang berbeda-beda. secara keseluruhan

kelimpahan fitoplankton tertinggi berada pada stasiun 5 dengan jumlah

kelimpahan 1.914 ind/m3 dan kelimpahan fitoplankton terendah berada pada

stasiun 13 dengan jumlah kelimpahan 434 ind/m3. Rata-rata nilai kelimpahan

fitoplankton adalah 1,163 ind/m3 dengan standard deviasi 520. Kelimpahan

fitoplankton tertinggi berada pada stasiun 5 dan stasiun 6. Tingginya kelimpahan

fitoplankton di beberapa stasiun diduga dikarenakan oleh faktor fisika-kimia di

perairan. Salah satunya adalah faktor kecerahan, kekeruhan dan pH. Dilihat dari

hasil kecerahan yang diperoleh di Teluk Penerusan menunjukan kecerahan yang

relative tinggi untuk perairan ini sedangkan nilai kekeruhan yang rendah

memberikan masukan cahaya yang tinggi ke perairan sehingga fitoplankton dapat

lebih cepat melakukan proses fotosintesi. Hasil pH yang di temukan di Teluk

Penerusan juga menunjukan nilai yang sesuai untuk kehidupan fitoplankton. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Odum (1998) dimana kisaran pH yang baik untuk

kehidupan plankton antara 6 – 9.

Pada distribusi spasial kelimpahan fitoplankton, terlihat bahwa konsentrasi

kelimpahan fitoplankton terbesar berada di tengan Teluk Penerusan kemudian

penyebaran kelimpahan fitoplankton mengecil kearah timur teluk, barat teluk dan

Page 5: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

x

selatan teluk. penyebaran kelimpahan fitoplankton terkecil berada di arah timur

laut dan barat laut pada Teluk Penerusan. Sebaran spasial kelimpahan fitoplankton

yang banyak ditemukan berada di dekat keramba jaring apung yang berada di

bagian tengah teluk pada stasiun 5 dan 6, bagian timur teluk pada stasiun 9,10 dan

11 serta bagian selatan teluk pada stasiun 4, 7 dan 8. Diketahui bahwa keramba

jaring apung dapat menyumbangkan bahan organik pada perairan. Bahan organik

tersebut berupa sisa pakan buatan dan feses ikan pada keramba jaring apung.

bahan organic ini diduga dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk berkembang

sehingga kelimpahan fitoplankton menjadi banyak. Diketahui bahwa Perairan

yang berdekatan dengan daerah budidaya memiliki potensi menerima masukan

bahan organik dari sisa-sisa pakan dan feses ikan yang lebih besar. Bahan organik

ini akan di manfaatkan fitoplankton untuk berkembang biak sehingga kelimpaha

fitoplankton menjadi besar.

Hasil Kelimpahan zooplankton yang diperoleh berkisar antara 217 ind/m3

- 38 ind/m3. Rata-rata nilai kelimpahan zooplankton yaitu 98 ind/m3 dengan nilai

standard deviasi sebesar 55,9. Kelimpahan zooplankton terbesar berada pada

stasiun 4. Stasiun lain yang memiliki kelimpahan zooplankton melebihi nilai rata-

rata adalah stasiun 3, 6, dan 15. Kelimpahan zooplankton yang diperoleh diduga

disebabkan oleh parameter fisika-kimia perairan dan ketersediaan makanan atau

fitoplankton yang banyak. Nutrien atau zat hara merupakan zat – zat yang penting

bagi kehidupan plankton. Salah satu nutrient tersebut adalah nitrat dan fosfat.

Hasil nitrat dan fosfat yang diperoleh menunjukan nilai rata-rata untuk hasil nitrat

yaitu 0,9 mg/L dan rata-rata fosfat 0,36 mg/L. Kandungan nitrat dan fosfat di

teluk penerusan menunjukan bahwa nitrat dan fosfat baik untuk pertumbuhan

fitoplankton. Fitoplankton yang tumbuh dengan baik menyebabkan ketersediaan

makanan bagi zooplankton sehingga kelimpahan zooplankton menjadi banyak.

Karena pada rantai makanan zooplankton berperan sebagai konsumen pertama

yang memangsa produsen yaitu fitoplankton. Hubungan antara pemangsa dan

yang dimangsa ini sesuai dengan theory of grazing.

Suhu juga menjadi salah satu faktor kelimpahan zooplankton banyak

ditemukan di Teluk Penerusan. Hasil suhu yang diperoleh di Teluk Penerusan

menunjukan nilai yang sesuai untuk kehidupan zooplankton. Pernyataan ini juga

sesuai dengan pernyataan Isnansetyo & Kurniastuti (1995) yang menyatakan

kisaran suhu untuk kehidupan plankton adalah 25 – 35 0C. Hasil ini juga didukung

oleh hasil analisis komponen utama kelimpahan zooplankton di Teluk Penerusan.

hasil analisis komponen utama menunjukan parameter fisika-kimia yang

mempengaruhi kelimpahan zooplankton adalah suhu, DO, Salinitas, nitrat dan

Fosfat.

Pada peta distribusi spasial kelimpahan zooplankton terlihat sebaran

kelimpahan zooplankton terbesar berada pada barat daya teluk kemudian

menyebar kearah tengah teluk dan terakhir kearah utara Teluk penerusan.

Penyebaran diduga kelimpahan zooplankton ini berhubungan dengan sebaran

kelimpahan fitoplankton. Dimana terlihat bahwa pada sebaran fitoplankton pada

barat daya teluk (stasiun 4) cukup besar sehingga makanan bagi zooplankton

tersedia dengan cukup, selain itu di bagian tengah teluk (stasiun 6) juga memiliki

kelimpahan fitoplankton yang besar dan mencukupi kebutuhan makanan bagi

zooplankton sehingga zooplankton dapat berkembang dengan baik. Peristiwa ini

Page 6: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xi

juga dapat disebut theory of grazing. Hal ini berdasarkan pada penemuan

kuantitas zooplankton dan fitoplankton yang sama-sama melimpah di barat daya

teluk (stasiun 4) , di tengah Teluk (stasiun 6) dan di utara Teluk Penerusan

(staisun 15).

Indeks keanekaragaman fitoplankton berkisar antara 0,55-1,23 dengan

rata-rata indeks keanekaragaman yaitu 1,06. Indeks keseragaman fitoplankton

berkisar antara 0,37-0,41 dengan rata-rata indeks keseragaman yaitu 0,40 dan

indeks dominansi fitoplankton berkisar antara 0,08-0,17 dengan rata-rata indeks

dominansi yaitu 0,11. Struktur Komunitas fitoplangkton menunjukan bahwa nilai

keanekaragaman di Teluk Penerusan menunjukan nilai keanekaragaman sedang

dengan kestabilan komunitas sedang, hal ini berdasarkan metode Krebs (1998).

Arti dari indeks keanekaragaman sedang yaitu keankeragaman jenis tergolong

sedang (prima) dengan sebaran individu sedang dan kestabilan komunitas sedang.

Nilai indeks keseragaman menunjukan nilai keseragaman yang sedang. Hal ini

berdasarkan Basmi (1999) dimana jika nilai indeks keseragaman 0,4 dinyatakan

bahwa keseragaman jenis di wilayah tersebut sedang. Arti dari keseragaman

sedang yaitu keseragaman organisme di periran tersebut seimbang dan tidak

terjadi persaingan baik makanan maupun tempat tinggal. Hasil indek dominansi

menunjukan nilai dominansi rendah. Hal ini berdasarkan Ludwig dan Reynolds

(1988) dimana jika nilai indeks dominansi kurang dari 0,5 dinyatakan bahwa

dominansi jenis di wilayah tersebut rendah. Arti dari dominansi rendah yaitu tidak

terdapat jenis fitoplankton yang mendominansi di perairan ini dan perairan ini

dapat dikatakan masih baik untuk kehidupan fitoplankton. Hasil Struktur

komunitas fitoplankton menunjukan bahwa perairan di Teluk Penerusan memiliki

kondisi perairan stabil dan kondisi lingkungan yang baik.

Indeks keanekaragaman zooplankton yang diperoleh berkisar antara 0.28 –

0,69 dengan rata-rata indeks keanekaragaman yaitu 0,52. Indeks keseragaman

yang diperoleh 0,32-0,43 dengan rata-rata indeks keseragaman yaitu 0,40 dan

indeks dominansi zooplankton yang diperoleh berkisar antara 0,21-0,56 dengan

rata-rata indeks dominansi yaitu 0,34. Struktur komunitas zooplankton

menunjukan bahwa nilai keanekaragaman di Teluk Penerusan memiliki nilai

keanekaragaman rendah dengan kestabilan komunitas rendah. Arti dari

keanekragaman rendah adalah tidak banyak jenis zooplankton yang hidup

diperairan tersebut, terbukti dari hasil komposisi jenis zooplankton yang hanyak

menemukan 7 genus zooplankton di Teluk Penerusan. sedangkan nilai indeks

keseragaman menunjukan nilai keseragaman yang sedang. Arti dari keseragaman

sedang yaitu keseragaman organisme di periran tersebut seimbang dan tidak

terjadi persaingan baik makanan maupun tempat tinggal dan indek dominansi

menunjukan nilai yang kecil. Arti dari dominansi yang kecil yaitu tidak terdapat

jenis zooplankton yang mendominsi di perairan tersebut namun jumlah

individunya masih sedang atau perbedaan jumlah individunya jenis yang

mendominansi tidak banyak. Dari hasil struktur komunitas zooplankton

menunjukan bahwa perairan di Teluk Penerusan memiliki kondisi perairan yang

cukup stabil dan kondisi lingkungan yang cukup. Terbukti dari hasil kualitas

perairan , dimana suhu, DO dan salinitas yang diperoleh di Teluk Penerusan

menunjukan nilai yang baik bagi kehidupan zooplankton. Konsentrasi nitrat dan

fosfas diperairan juga masih sesuai dengan pertumbuhan plankton di perairan.

Page 7: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xii

Hasil analisis komponen utama menunjukan bahwa parameter kualitas

perairan yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton yaitu kecerahan, kekeruhan

dan derajat keasaman (pH) sedangkan parameter kualitas perairan yang

mempengaruhi kelimpahan zooplankton yaitu suhu, salinitas, DO, nitrat dan

fosfat. Hasil analisis komponen utama kelimpahan fitoplankton menunjukan

bahwa parameter fisika – kimia yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton

adalah kecerahan, kekeruhan dan pH. Dimana diketahui bahwa kelimpahan

fitoplankton lebih berkontribusi pada faktor 2 sehingga parameter fisika-kimia

yang berkontribusi pada faktor 2 yaitu kecerahna, kekeruhan dan pH. Hal ini

terbukti dari nilai kekeruhan yang diperoleh kecil sehingga kecerahan perairan

menjadi tinggi. Hal ini akan mempermudah fitoplankton untuk melakukan

fotosintesi sehingga fitoplankton dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan dari hasil

pH yang di peroleh menunjukan nilai pH perairan yang diperoleh sesuai untuk

kehidupah fitoplankton. Hasil analisis komponen utama kelimpahan zooplankton

menunjukan bahwa parameter fisiska- kimia yang mempengaruhi kelimpahan

zooplankton adalah suhu, DO, salinitas, nitrat dan fosfat. Dimana diketahui bahwa

kelimpahan zooplankton lebih berkontribusi pada faktor 1 sehingga parameter

fisika-kimia yang berkontribusi pada faktor 1 yaitu suhu, DO, salinitas, nitrat dan

fosfat. Hal ini terbukti dari hasil suhu perairan yang diperoleh sesuai dengan

kehidupan zooplankton. Hasil nitrat dan fosfat juga menunjukan bahwa

konsentrasi nitrat dan konsentrasi fosfat yang diperoleh sesuai untuk kehidupan

zooplankton. Untuk nilai DO dan Salinitas yang diperoleh sesuai dengan

kehidupan zooplankton di perairan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kelimpahan Fitoplankton berkisar

antara 434 ind/m3 - 1.914 ind/m3 sedangkan Kelimpahan zooplankton berkisar

antara 38 ind/m3 – 217 ind/m3. Sebaran distribusi spasial kelimpahan fitoplankton

berpusat di tengah-tengah Teluk Penerusan menuju ke daerah barat teluk dan

Timur Teluk Penerusan, sedangkan sebaran distribusi spasial kelimpahan

zooplankton tersebar di daerah barat daya Teluk Penerusan menyebar ke tengah

teluk penerusan dan sampai ke mulut Teluk Penerusan di bagian Utara. Struktur

komunitas fitoplankton dan zooplankton di Teluk Penerusan menyatakan bahwa

perairan Teluk Penerusan memiliki kondisi perairan dalam keadaan cukup stabil

dan kondisi lingkungan baik. Berdasarkan hasil analisis komponen utama yang

diperoleh, parameter perairan yang mempengaruhi kelimpahan fitoplankton di

Teluk Penerusan adalah parameter kecerahan, kekeruhan dan pH sedangkan

parameter perairan yang mempengaruhi kelimpahan zooplankton adalah

parameter DO, suhu, salinitas, nitrat dan fosfat.

Page 8: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xiii

MOTTO

“ Tidak Perlu Menjadi Istimewa untuk Disukai Orang lain Tapi

Jadilah Disukai Karena Kamu Istimewa untuk Mereka”

Page 9: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xiv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian serta penulisan skripsi dengan judul “Distribusi Spasial

dan Struktur Komunitas Plankton di Daerah Teluk Penerusan, Kabupaten

Buleleng,Bali” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Kelautan di

Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, baik

dari segi penulisan maupun penyusunan kalimat. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan masukan, saran, serta kritik yang membangun guna perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bukit Jimbaran, Januari 2017

Ni Made Dewi Damayanti

Page 10: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xv

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada semua

pihak yang telah mengarahkan, membantu, serta mendukung kegiatan penelitian

dan dalam menyelesaikan penulisan skripsi sehingga dapat berjalan dengan lancar.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D selaku Dekan Fakultas

Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana.

2. Bapak Dr.Eng I Dewa Nyoman Nurweda Putra,S.Si.,M.Si selaku Ketua

Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas

Udayana

3. Bapak I Gede Hendrawan, S.Si.,M.Si.,Ph.D selaku pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukan, serta

bimbingan selama penulis melaksanan penelitian dan penulisan skripsi.

4. Ibu Elok Faiqoh, S.Pi., M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama penulis

melaksanan penelitian dan penulisan skripsi.

5. Bapak Yulianto Suteja,S.Kel.,M.Si selaku penguji I yang telah memberikan

saran dan kritik baik pada saat sidang maupun proses penulisan skripsi.

6. Bapak Abd.Rahman As-Syahkur,S.P.,M.Si selaku penguji II yang telah

memberikan saran dan kritik baik pada saat sidang maupun proses penulisan

skripsi.

7. Kedua orang tua, I Ketut Suartono, S.Sos dan Ni Made Nilawati Arini yang

senantiasa memberikan dukungan doa, moral, material, kasih sayang serta

semangat tiada henti.

8. Saudara tercinta, Putu Agus Gradian Wijaya senantiasa memberikan

dukungan doa, moral dan kasih sayang serta semangat.

9. Puspita Dewanti, Rai Ayu Saraswati, Putu Setiawati, Desi Kusuma Dewi,

Surya Risuana, Aditya Krisna.L, Adi Prawira, Ade Narayana, Dhananjaya,

Satya Pratama, Loviasari dan Susri Rahmayanti,Terima kasih atas dukungan

dan kerja samanya selama ini.

Page 11: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xvi

10. Seluruh kawan-kawan seperjuangan Ilmu Kelautan dan Manajemen

Sumberdaya Perairan angkatan 1 atas semua waktu, pengalaman,dan

kenangan selama awal sampai akhir perkuliahan.

11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang

telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Page 12: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xvii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 30 Juni 1994 di

Karangasem,Bali. Penulis merupakan anak kedua dari

dua bersaudara dari pasangan AyahKetut Suartono dan

Ibu Ni Made Nilawati Arini. Penulis memulai

pendidikan formal di SD Negeri 1 Karangasem pada

tahun 2000 dan diselesaikan pada tahun 2006, kemudian

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Amlapura dan

lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan di SMA

Negeri 1 Amlapura sampai kemudian lulus pada tahun 2012. Penulis selanjutnya

diterima di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan

Universitas Udayana melalui jalur SNMPTN tahun 2012.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen di

beberapa mata kuliah di antaranya menjadi Asisten Dosen Biologi Laut (2013-

2014), Asisten Dosen Ekologi Laut Tropis (2014), Asisten Dosen Icthiologi (2013

- 2014), Asisten Dosen Zoologi (2014),Asisten Dosen Renang (2013-2015) serta

Asisten Dosen Selam (2015). Penulis juga aktif di bidang keorganisasian dan

sempat menjabat sebagai Sekretaris BEM FKP UNUD periode 2013 – 2014 dan

menjabat sebagai Staf KEMENLU BEM PM UNUD periode 2015. Penulis

pernah mengikuti lomba marching band di Pattaya, Thailand pada tahun 2013

dalam rangka Thailand Word Music Campionship (TWMC) mewakili UKM

Marching Band Universitas Udayana.

Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir yaitu Praktek Kerja

Lapangan di Pusat Pengembangan dan Penelitian Sumberdaya Laut dan Pesisir di

Jakarta pada tahun 2015, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa PED, Nusa Penida –

Bali pada tahun 2015, serta Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul ‘Distribusi

Spasial dan Struktur Komunitas Plankton di Daerah Teluk Penerusan,

Kabupaten Buleleng’ pada tahun 2016.

Page 13: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xviii

DAFTAR ISI

Halaman

BERITA ACARA .............................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI .......... v

ABSTRAK ........................................................................................ vi

ABSTRACT ....................................................................................... vii

RINGKASAN ................................................................................... viii

MOTTO ............................................................................................ xiii

KATA PENGANTAR ....................................................................... xiv

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................ xv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................ xvii

DAFTAR ISI ..................................................................................... xviii

DAFTAR TABEL ............................................................................. xxi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xxii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................. 3

1.3 Tujuan .................................................................................. 3

1.4 Manfaat ............................................................................... 4

1.5 Batasan Masalah .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 5

2.1 Plankton .............................................................................. 5

2.2 Fitoplankton ........................................................................ 6

2.2.1 Peranan Fitoplankton .................................................. 6

2.2.2 Habitat Fitoplankton ................................................... 6

2.2.3 Morfologi Fitoplankton ............................................... 7

2.2.4 Jenis-Jenis Fitoplankton .............................................. 7

2.3 Zooplankton ........................................................................ 8

2.3.1 Peranana Zooplankton ................................................ 8

2.3.2 Habitat Zooplankton ................................................... 9

2.3.3 Jenis-Jenis Zooplankton .............................................. 9

2.4 Struktur Komunitas ............................................................. 9

2.5 Teori Hubungan antara Fitoplankton dan Zooplankton ...... 10

2.6 Parameter Kualitas Perairan ............................................... 12

2.6.1 Parameter Fisika.......................................................... 12

Page 14: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xix

2.6.2 Parameter Kimia ......................................................... 13

2.7 Sistem Informasi Geografis ................................................ 15

2.8 Interpolasi Inverse Distance Weighting .............................. 18

BAB III METODOLOGI ................................................................ 20

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................. 20

3.2 Alat dan Bahan .................................................................... 21

3.3 Metode Pengambilan Data dan Analisis Sampel Plankton . 23

3.3.1 Pengambilan Sampel Plankton .................................. 23

3.3.2 Analisis Sampel Plankton di Laboraturium ................ 23

3.4 Pengukuran dan Analisis Parameter Fisika-Kimia Perairan

.................................................................................................. 24

3.5 Analisis Data ....................................................................... 24

3.5.1 Kelimpahan Plankton .................................................. 24

3.5.2 Struktur Komunitas Plankton ...................................... 25

3.5.3 Analisis Distribusi Spasial .......................................... 28

3.5.4 Analisis Komponen Utama ......................................... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 30

4.1 Hasil ................................................................................... 30

4.1.1 Kualitas Perairan ........................................................ 30

4.1.1.1 Suhu ..................................................................... 30

4.1.1.2 Oksigen Terlarut (DO) ......................................... 31

4.1.1.3 Derajat Keasaman (pH)........................................ 31

4.1.1.4 Salinitas ................................................................ 32

4.1.1.5 Kekeruhan ............................................................ 33

4.1.1.6 Kecerahan ............................................................ 33

4.1.1.7 Nitrat .................................................................... 34

4.1.1.8 Fosfat.................................................................... 35

4.1.2 Komposisi Jenis Plankton ................................................ 35

4.1.2.1 Komposisi Jenis Fitoplankton ................................. 36

4.1.2.2 Komposisi Jenis Zooplankton ................................. 37

4.1.3 Kelimpahan Plankton di Teluk Penerusan ....................... 37

4.1.3.1 Kelimpahan Fitoplankton di Teluk Penerusan ......... 37

4.1.3.2 Kelimpahan Zooplankton di Teluk Penerusan ......... 38

4.1.4 Distribusi Spasial Kelimpahan Plankton di Teluk

Penerusan ......................................................................... 39

4.1.4.1 Distribusi Spasial Fitoplankton di Teluk Penerusan 39

4.1.4.2 Distribusi Spasial Zooplankton di Teluk Penerusan 40

4.1.5 Struktur Komunitas Fitoplankton .................................... 41

4.1.5.1 Keanekaragaman Fitoplankton ................................ 41

4.1.5.2 Keseragaman Fitoplankton ...................................... 41

4.1.5.3 Dominansi Fitoplangkton......................................... 42

4.1.6 Struktur Komunitas Zooplankton .................................... 43

4.1.6.1 Keanekaragaman Zooplankton ................................ 43

4.1.6.2 Keseragaman Zooplankton ...................................... 44

4.1.6.3 Dominansi Zooplankton........................................... 44

Page 15: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xx

4.1.7 Analisis Komponen Utama .............................................. 45

4.1.7.1 Analisis Komponen Utama Kelimpahan Fitoplankton

.............................................................................................. 46

4.1.7.2 Analisis Komponen Utama Kelimpahan Zooplankton

.............................................................................................. 46

4.1.7.3 Analisis Komponen Utama Penyebaran Stasiun

Penelitian................................................................... 47

4.2 Pembahasan ........................................................................ 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 56

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 56

5.2 Saran ................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 58

LAMPIRAN ...................................................................................... 62

Page 16: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xxi

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Alat dan bahan ....................................................................... 21

Page 17: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Peta Lokasi Penelitian dan Stasiun Pengamatan di Teluk

Penerusan ....................................................................................... 21

2. Pengelompokan Hasil Analisis Komponen Utama Penyebaran

3. Stasiun Berdasarkan Parameter Fisika-kimia ................................ 29

4. Suhu Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 30

5. DO Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ......................................................................................... 31

6. pH Permukaan Air laut pada setiap Stasiun di Teluk Penerusan . 31

7. Salinitas Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 32

8. Kekeruhan Permukaan Air Laut pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 33

9. Kecerahan Perairan berbanding Kedalaman Perairan pada

setiap Stasiun di Teluk Penerusan ................................................... 34

10. Konsentrasi Nitrat dipermukaan Air laut pada setiap

Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 34

11. Konsentrasi Fosfat dipermukaan Air Laut pada setiap

Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 35

12. Persentase Komposisi Jenis Fitoplankton di Teluk Penerusan.... 36

13. Persentase Komposisi Jenis Zooplankton di Teluk Penerusan .... 37

14. Kelimpahan Fitoplankton pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 38

15. Kelimpahan Zooplankton pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 39

16. Peta Distribusi Spasial Kelimpahan Fitoplankton di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 39

17. Peta Distribusi Spasial Kelimpahan Zooplankton di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 40

18. Indeks Keanekaragaman Fitoplankton pada setiap

Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 41

19. Indeks Keseragaman Fitoplankton pada setiap Stasiun di

Teluk Penerusan .............................................................................. 42

20. Indeks Dominansi Fitoplankton pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 42

21. Indeks Keanekaragaman Zooplankton pada setiap

Stasiun di Teluk Penerusan ............................................................. 43

22. Indeks Keseragaman Zooplankton pada setiap Stasiun di

Teluk Penerusan .............................................................................. 44

23. Indeks Dominansi Zooplankton pada setiap Stasiun di Teluk

Penerusan ........................................................................................ 45

24. Analisis Komponen Utama Kelimpahan Fitoplankton di

Teluk Penerusan .............................................................................. 46

25. Analisis Komponen Utama Kelimpahan Zooplankton

di Teluk Penerusan .......................................................................... 47

26. Analisis Komponen Utama Penyebaran Stasiun Pengamatan

berdasarkan Parameter Fisika-Kimia .............................................. 48

Page 18: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Tabel hasil parameter kualitas perairan di Teluk Penerusan .. 62

2. Tabel Komposisi Jenis Fitoplankton di Teluk Penerusan ` .... 63

3. Tabel Komposisi Jenis Zooplankton di Teluk Penerusan ....... 64

4. Tabel Kelimpahan Plankton di Teluk Penerusan .................... 65

5. Tabel Struktur Komunitas Fitoplankton di Teluk Penerusan . 66

6. Tabel Struktur Komunitas Zooplankton di Teluk Penerusan . 67

7. Tabel Nilai Eigenvalue, Nilai Kumulatif dan Matrik Korelasi

pada Analisis Komponen Utama Kelimpahan Fitoplankton .. 68

8. Tabel Nilai Eigenvalue, Nilai Kumulatif dan Matrik Korelasi

pada Analisis Komponen Utama Kelimpahan Zooplankton .. 70

9. Gambar Alat dan Bahan Penelitian ....................................... 72

10. Gambar Digitasi Luasan Teluk Penerusan ............................ 74

11. Gambar Plankton yang ditemukan di Teluk Penerusan ......... 75

12. Gambal Pengambilan Data di Lokasi Teluk Penerusan ......... 77

Page 19: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekayaan sumberdaya hayati yang dimiliki Indonesia sangat beragam,

salah satunya adalah plakton. Plankton adalah makluk (tumbuhan atau hewan)

yang hidupnya mengapung, mengambang atau melayang di dalam air yang

kemampuan renangnya sangat terbatas hingga terbawa hanyut oleh arus. Plankton

berperan sebagai makanan utama untuk biota-biota kecil yang terdapat diperairan,

kemudian biota-biota kecil tersebut akan di makan oleh biota yang lebih besar.

Secara fungsional plankton dapat digolongkan menjadi dua yaitu fitoplankton dan

zooplankton (Nontji,2008).

Fitoplankton disebut juga plankton nabati atau tumbuhan yang hidup

mengapung atau melayang dalam laut. Secara ekologi, dalam suatu ekosistem

fitoplankton berperan sebagai produsen primer dan awal dari rantai makan. Dalam

suatu perairan, fitoplankton sering dijadikan skala ukur untuk mengetahui tingkat

kesuburan di perairan tersebut (Nontji,2008).

Zooplankton disebut juga plankton hewani atau hewan yang hidupnya

mengapung atau melayang dalam laut (Nontji,2008). Zooplankton merupakan

konsumen pertama yang memanfaatkan produksi primer yang dihasilkan dari

fitoplankton (Nybakken and Bertness, 2005). Dalam rantai makanan di ekosistem,

zooplankton merupakan konsumen tingkat I, dimana secara tidak langsung

berperan sebagai penghubung antara produsen primer (fitoplankton) dengan

konsumen tingkat II (Handayani dan Mufti, 2005).

Teluk Penerusan merupakan wilayah perairan yang terletak di Desa

Pejarakan, Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng, Bali. Luas perairan Teluk

Penerusan adalah 877 Ha (lampiran 1). Aktifitas yang ditemui di sekitar wilayah

perairan Teluk Penerusan adalah kegiatan budidaya laut dengan media keramba

jaring apung. Keramba jaring apung yang dijadikan tempat budidaya berbagai

komuditi laut seperti ikan kakap, ikan kerapu , tiram mutiara dan rumput laut.

Terdapat 20 buah keramba jaring apung yang masih aktif dipergunakan oleh

masyarakat sebagai mata pencarian (sumber : KKP Kabupaten Buleleng). Di

dekat Teluk Penerusan juga terdapat tambak - tambak dimana pengambilan air

Page 20: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

2

dan pembuangan limbah tambak dalam satu tempat yang sama dengan jarak

tertentu, selain itu sekarang ini di sebelah selatan Teluk Penerusan sedang

dibangun villa sebagai tempat wisata. Kegiatan pembangunan yang dilakukan di

perairan dan di darat dapat memberikan dampak negatif di suatu wilayah,

khususnya terhadap kualitas lingkungan perairan di kemudian hari (Faiqoh, 2009).

Pakan yang diberikan pada ikan di keramba jaring apung berupa pelet dan

ikan rucah (Setiawan, 2016). Banyaknya keramba jaring apung yang mengunakan

pakan buatan dalam aktivitasnya dan adanya tambak yang pembuangan limbahnya

langsung ke perairan akan memberikan pengaruh pada biota laut yang terdapat di

wilayah ini. Salah satu biota laut yang terdapat di wilayah ini adalah fitoplankton

dan zooplankton. Fitoplankton dan zooplankton merupakan Salah satu indikator

yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyediaan makanan ikan alami dan

juga dapat memantau perubahan kualitas perairan. Fitoplankton dan zooplankton

memiliki peranan yang sangat penting, terhadap berbagai kondisi lingkungan di

antara organisme lainnya (Mukai, 1987).

Untuk melihat penyebaran secara spasial dari fitoplankton dan zooplankton

dapat digunakan analisis spasial dengan sistem informasi geografis (SIG).

Analisis spasial dengan sistem informasi geografis (SIG) telah banyak

dimanfaatkan untuk berbagai kajian sumberdaya perairan. Beberapa penelitian

yang memanfaatkan SIG untuk kajian sumberdaya perairan yaitu penelitian

mengenai hubungan antara distribusi fitoplankton dengan kualitas perairan di

Selat Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat oleh Radiarta (2012) dan

penelitian mengenai distribusi spasial dan temporal biomassa fitoplankton

(klorofil-a) dan keterkaitannya dengan kesuburan perairan estuary sungai

Brantas,Jawa timur oleh Arifin (2007). Kelebihan dari analisis dengan SIG adalah

dapat memberikan tampilan secara utuh dalam suatu kawasan (Johnston,1998).

Kajian mengenai kelimpahan fitoplankton dengan kualitas perairan telah

dilakukan di Teluk Jakarta (Yuliana dkk, 2012) pada penelitian ini Yuliana

memperoleh hasil bahwa komposisi jenis fitoplankton yang terdapat di Teluk

Jakarta didominansi oleh kelas Bacillariophyceae dan kualitas perairan yang

diperoleh memiliki keterkaitan dengan kelimpahan fitoplankton. Penelitian lain

juga dilakukan di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu

Page 21: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

3

(Asmara, 2005), Asmara mengambil penelitian mengenai hubungan struktur

komunitas plankton dengan kualitas perairan di Pulau Pramuka dan Pulau

Panggang dan hasil menunjukan bahwa fitoplankton yang mendominansi berasal

dari kelas Bacillariophyceae dan zooplankton yang mendominansi berasal dari

kelas crustacean dan hubungan struktur komunitas plankton menunjukan korelasi

yang kurang erat terhadap beberapa parameter fisika-kimia perairan di Pulau

Panggang dan Pulau Pramuka. Di Bali penelitian yang telah dilakukan adalah

mengenai kelimpahan plankon di Teluk Gilimanuk, Taman Nasional, Bali Barat

(Thoha, 2007), hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kelimpahan plankton

yang ditemukan cukup padat dan kelas yang banyak ditemukan dari fitoplankton

berasal dari kelas Bacillariophyceae dan zooplankton berasal dari ordo copepoda.

Namun belum adanya kajian mengenai keterkaitan plankton secara spasial dengan

kualitas perairan di Bali membuat penelitian mengenai distribusi spasial dan

struktur komunitas plankton di Teluk Penerusan ini penting untuk dilakukan

sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dasar pengelolaan

lingkungan untuk pemantauan kondisi perairan dan keperluan budidaya perikanan.

1.2 Perumusan Masalah

Banyaknya aktivitas di perairan dan ekosistem yang terdapat di Teluk

Penerusan berpotensi untuk mempengaruhi keberadaan plankton di daerah ini.

Aktivitas budidaya laut berpotensi untuk mempengaruhi kualitas lingkungan serta

kelimpahan dan struktur komunitas plankton yang ada di Teluk Penerusan. Oleh

karena itu rumusan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kelimpahan dan sebaran distribusi spasial plankton di Teluk

Penerusan?

2. Bagaimana struktur komunitas plankton di daerah Teluk Penerusan?

3. Bagaimana kualitas perairan di Teluk Penerusan?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui kelimpahan dan sebaran distribusi spasial plankton di Teluk

Penerusan,Buleleng Barat

Page 22: Bacillariophyceae Maxillopoda - sinta.unud.ac.id · Keberadaan plankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi suatu perairan.Tujuan dari penelitian ini adalah

4

2. Mengetahui struktur komunitas plankton di perairan Teluk Penerusan.

3. Mengetahui kualitas perairan yang mempengaruhi kelimpahan plankton di

Teluk Penerusan.

1.4 Manfaat

Sesuai dengan tujuan diatas, manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data awal untuk kualitas perairan, kelimpahan dan struktur

komunitas plankton di daerah Teluk Penerusan serta dapat menjadi

informasi dan refrensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Memberikan informasi yang berguna bagi pihak yang membutuhkan data

mengenai kondisi lingkungan dan kualitas perairan di Teluk Penerusan

sehingga dapat digunakan untuk pemanfaatan dan pengelolaan daerah

budidaya di perairan laut.

1.5 Batasan Masalah

Dalam menyusun penelitian ini, penyusun memberikan batasan penelitian

agar penelitian lebih terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Adapun

batasan penelitian ini adalah :

1. Wilayah penelitian ini meliputi wilayah Teluk Penerusan.

2. Parameter yang diambil dalam penelitian ini adalah komposisi jenis,

kelimpahan dan struktur komunitas plankton.

3. Parameter lingkungan yang diambil dalam penelitian ini yaitu suhu,

kecerahan, kekeruhan, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO),

salinitas, nitrat dan fosfat.

4. Dalam penelitian ini mengambil 17 stasiun di wilayah teluk penerusan

dengan metode purposive sampling. Penentuan stasiun penelitian berada di

daerah mulut teluk, di dekat Keramba jaring apung dan di dekat tambak.

5. Pengukuran parameter fisika-kimia perairan bersifat sesaat dan terbatas pada

saat pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan.