BAB9manajemenkonflik.doc
-
Upload
lita-sry-angraeni -
Category
Documents
-
view
13 -
download
0
Transcript of BAB9manajemenkonflik.doc
![Page 1: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 9
Manajemen Konflik dalam Mengembangkan Visi dan Misi
Perusahaan A. Manajemen Konflik dalam Organisasi
1. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang berarti saling
memukul. Dalam pandangan sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses
antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Dengan demikian, konflik adalah salah satu bentuk interaksi sosial
yang bersifat negatif. Dalam situasi konflik, peranan emosi dan tempramen
lebih dominan daripada pertimbangan akal sehat. Untuk lebih jelas tentang
konflik, berikut beberapa pendapat dari para ahli yang mendefinisikan konflik.
a. Robbins dalam Organization Behavior menjelaskan, konflik adalah suatu
proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua
pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang
terlibat, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
b. Menurut Luthans, konflik adalah kondisi yang ditimbulkan adanya
kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber
pada keinginan manusia.
c. Konflik menurut Soerjono Soekanto adalah suatu proses sosial ketika
orang perorang atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau
kekerasan
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 2: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/2.jpg)
d. Konflik menurut Robert M.Z. Lawang adalah perjuangan untuk
memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan
otoritas.
2. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik
Menurut Ralf Dahrendorf, ada beberapa anggapan dasar
berkenaan dengan konflik, yaitu sebagai berikut.
a. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang tiada
akhir.
b. Setiap masyarakat menyimpan konflik-konflik di dalam dirinya, dengan
kata lain, konflik adalah gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat.
c. Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi
terjadinya disintegrasi dan perubahan social.
d. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaannya atau dominasi
sejumlah orang yang lain.
Untuk mengetahui penyebab timbulnya konflik, dapat diidentifikasi
dari beberapa faktor yang memengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya konflik, diantaranya:
a. Adanya benturan kepentingan dari berbagai pihak;
b. Terjadinya perubahan sosial yang terlalu cepat;
c. Timbulnya rasa benci dan dendam terhadap saingan;
d. Adanya pemaksaan dari yang kuat terhadap pihak yang lemah;
e. Timbulnya anarki yang sulit dikendalikan;
f. Meletusnya revolusi politik yang menjurus pada perebutan kekuasaan.
3. Ciri-Ciri Konflik
Konflik biasa diawali dengan adanya persaingan yang sangat kejam,
tetapi ciri-ciri persaingan berbeda dengan konflik. ciri-ciri persaingan, di
antaranya:
a. Adanya sejumlah orang/kelompok yang sama-sama menginginkan
sesuatu yang jumlahnya terbatas
b. Setiap orang/kelompok berusaha keras untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkan secara positif
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 3: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/3.jpg)
c. Dalam bersaing tidak terjadi benturan fisik dan usaha saling menjatuhkan
d. Persaingan bisa terjadi hampir di semua segi kehidupan (ekonomi, politik,
sosial budaya, suku/ras, atau pendidikan).
Persaingan memiliki beberapa fungsi, di antaranya:
1) Untuk menyalurkan keinginan yang kompetitif
2) Alat untuk menyeleksi prestasi yang tinggi
3) Membantu usaha-usaha pemilihan sesuatu yang sesuai dengan
keinginan publik
4) Mendorong seseorang belajar, bekerja, dan berjuang lebih keras
5) Semakin kokohnya solidaritas dan kebanggaan kelompok.
Adapun ciri-ciri konflik, di antaranya:
a. Terjadi perebutan sesuatu dengan kekerasan
b. Terjadinya interaksi sosial yang tidak harmonis dan saling curiga
c. Timbulnya rasa benci, antipasti, dan dendam satu sama lain
d. Timbul usaha-usaha saling menjatuhkan (perang urat saraf)
e. Usaha melerai lewat cara-cara damai telah gagal
f. Akhirnya terjadi benturan fisik, kerusuhan sosial, atau perang.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konflik
Faktor-faktor yang memengaruhi konflik dapat dikelompokkan ke
dalam dua kelompok besar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern yang memengaruhi konflik, yaitu sebagai berikut.
a. Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga
tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya.
b. Sistem nilai suatu organisasi, yaitu sekumpulan batasan yang meliputi
landasan maksud, dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu
itu baik, buruk, salah, atau benar.
c. Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu
serta para anggotanya.
d. Sistem lain dalam organisasi, seperti sistem komunikasi, sistem
kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, atau sistem imbalan.
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 4: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/4.jpg)
Adapun faktor ekstern yang memengaruhi konflik, yaitu sebagai
berikut.
a. Keterbatasan sumber daya, yaitu kelangkaan suatu hal yang dapat
menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik.
b. Kekaburan aturan/norma di dalam organisasi memperbesar peluang
perbedaan persepsi dan pola bertindak.
c. Derajat kebergantungan dengan pihak lain, artinya semakin bergantung
satu pihak dengan pihak lain, semakin mudah konflik terjadi.
d. Pola interaksi dengan pihak lain yang terdiri pola bebas dan pola tertutup.
5. Peranan Konflik
Ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi.
Pandangan tradisional mengatakan, konflik hanyalah merupakan gejala
abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan.
Alasan yang mendasari pandangan tradisional ini dapat diuraikan sebagai
berikut.
a. Konflik hanya merugikan organisasi karena itu harus dihindari dan
ditiadakan
b. Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan
dalam kepemimpinan
c. Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi
manajemen tingkat yang lebih tinggi
Ada pandangan yang lebih maju menganggap, konflik dapat
berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya, berupaya untuk
menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan
ini dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi
organisasi dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik
b. Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi
c. Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan
masalah.
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 5: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/5.jpg)
Dalam pandangan modern, konflik sebenarnya dapat memberikan
manfaat yang banyak bagi organisasi. Sebagai contoh, pengembangan
konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat sehingga
organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring.
Kesimpulannya, konflik tidak selalu merugikan organisasi selama
bias ditangani dengan baik sehingga konflik dapat memberikan peran, di
antaranya:
a. Mengarah ke inovasi dan perubahan
b. Memberi tenaga kepada orang bertindak
c. Menyumbangkan perlindungan untuk hal-hal dalam organisasi
d. Merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisasi
6. Jenis-jenis Konflik
Menurut James A.F Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima
jenis konflik, yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar
individu dan kelompok, konflik antar kelompok, dan konflik antar organisasi.
a. Konflik intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang
lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, atau bidang kerja. Konflik
intrapersonal dalam diri seseorang biasanya terdapat hal-hal berikut.
1) Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing.
2) Beraneka macam cara berbeda yang mendorong peranan-peranan
dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahir.
3) Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara
dorongan dan tujuan.
4) Adanya aspek positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan
yang diinginkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal, yaitu:
1) Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang di hadapkan
pada dua pilihan yang sama-sama menarik;
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 6: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/6.jpg)
2) Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang di hadapkan
pada dua pilihan yang sama menyulitkan;
3) Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang di
hadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif
sekaligus.
b. Konflik Antar individu-individu atau kelompok-kelompok
Konflik ini berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-
tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka
oleh kelompok kerja. Sebagai contoh, seseorang individu dapat dihukum
kelompok kerja karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas
kelompok tempat ia berada.
c. Konflik Antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-
organisasi. Konflik ini dapat terjadi antar lini dan staf, pekerja dan pekerja
manajemen, semuanya merupakan dua macam bidang konflik antar
kelompok.
d. Konflik Antara organisasi
Konflik antara organisasi, seperti di bidang ekonomi di mana Amerika
Serikat dan Negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik dan
konflik ini biasanya disebut dengan persaingan. Konflik ini telah
menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi
baru, dan servis baru sehingga harga lebih rendah dan pemanfaatan
sumber daya secara lebih efisien.
e. Konflik antar suku, Antar kampong, dan Antar golongan
Konflik ini memiliki skala lebih besar, melibatkan banyak orang, waktunya
lama, dan kerugiannya besar. Penyebab terjadinya konflik ini biasanya
karena faktor diskriminasi ras secara polotis, pertentangan idiologi
(Nasakom), kesenjangan social/ekonomi/budaya, atau konflik antar warga
yang tidak terselesaikan.
f. Konflik politik
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 7: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/7.jpg)
Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi antar partai politik karena terjadi
benturan ideology, asas, dan cita-cita politik yang tidak dapat
dikompromikan. Contoh konflik politik, yaitu munculnya gerakan
separatisme atau pemberontakan.
g. Konflik internasional
Konflik internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok
Negara (blok) karena benturan kepentingan atau ekspansi wilayah ke
Negara lain. Contoh konflik internasional, yaitu terjadinya perang dunia,
konflik Negara-negara arab dengan Israel, atau perang teluk.
7. Akibat Konflik
Konflik yang terjadi di masyarakat maupun dalam organisasi dapat
memberikan akibat, diantaranya:
a. Bertambah kuatnya solidaritas in group jika konfliknya terjadi dengan
kelompok lain
b. Terjadinya disintegrasi (perpecahan) jika konfliknya terjadi antar warga di
dalam kelompok sendiri
c. Berubahnya kepribadian seseorang atau kelompok tertentu (bagi yang
kalah perang)
d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
e. Terjadinya akomodasi, dominasi, atau takluknya pihak tertentu.
8. Penanganan Konflik
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani konflik,
yaitu sebagai berikut.
a. Introspeksi diri
b. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
c. Identifikasi sumber konflik
Spiegel menjelaskan ada empat tindakan yang dapat kita lakukan
dalam penanganan konflik, yaitu sebagai berikut.
a. Berkompetisi
b. Menghindari konflik
c. Akomodasi
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 8: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/8.jpg)
d. Kompromi
Selain keempat langkah tersebut konflik dapat diredam dengan cara-
cara sebagai berikut.
a. Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk berhenti.
b. Mengajak pihak-pihak yang bertikai untuk saling bertemu guna
berkompromi.
c. Meminta bantuan pihak ketiga yang secara aktif mengupayakan
tercapainya perdamaian.
d. Meminta bantuan pihak ketiga sebagai mediator dan fasilitator untuk
mempertemukan pihak-pihak yang bertikai
e. Meminta bantuan badan-badan tetap untuk menjadi penengah dan
penasehat sekaligus mencarikan jalan keluar terbaik agar mereka yang
bertikai mau rujuk/rukun.
f. Menghimbau kepada kelompok-kelompok social yang berbeda (agama,
suku, ras, budaya, dan status) untuk bertoleransi yang tinggi. Cara ini
bersifat preventif, non formal, dan diprakarsai para pemimpin.
g. Jika cara-cara di atas tidak mampu mendamaikan mereka yang bertikai,
sebaiknya diselesaikan di pengadilan (adjudication).
h. Jika yang mengalami konflik itu antar Negara, sebaiknya meminta badan
dunia untuk memprakarsai terwujudnya perdamaian melalui perundingan
atau gencatan senjata (stalemate).
B. Mengembangkan Visi dan Misi Perusahaan
1. Ruang Lingkup Visi Perusahaan
a. Konsep Visi Perusahaan
Visi perusahaan adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi
perusahaan dan digunakan untuk memandu perumusan misi. Dengan
kata lain, visi perusahaan adalah pandangan jauh ke depan, ke mana
perusahaan tersebut akan dibawa, atau gambaran apa yang diinginkan
perusahaan.
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 9: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/9.jpg)
Visi adalah sebuah pencitraan atau gambaran yang konseptual mengenai
masa depan yang diinginkan. Visi perusahaan akan menunjukan suatu
kondisi ideal masa depan yang realistic, dapat dipercaya, meyakinkan,
serta mengandung daya tarik. Visi diciptakan dengan tujuan yang terarah
dan akan menyediakan lebih dari sekedar gambaran masa depan
organisasi atau perusahaan. Selain itu, visi merupakan sebuah standar
puncak bagi pengukuran kemajuan suatu organisasi atau perusahaan.
b. Kriteria-kriteria Membuat Visi Perusahaan
Dalam membuat pernyataan visi perusahaan, sebaiknya
mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut.
1) Ringkas dan mudah diingat
2) Mampu member semangat dan tantangan
3) Menggambarkan hal-hal yang ideal
4) Memikat bagi para pegawai, konsumen, dan stakeholder (pihak-pihak
yang berkepentingan)
5) Menggambarkan tingkatan jasa di masa depan
6) Idealis
7) Bertahan lama
8) Dapat dibayangkan seluruh jajaran organisasi perusahaan
9) Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti seluruh jajaran
organisasi perusahaan
10)Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan
zaman
11)Memiliki nilai-nilai yang diinginkan anggota organisasi
12)Memungkinkan pencapaian tujuan perusahaan
13)Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat
beroperasi.
c. Penetapan Visi Perusahaan
Perumusan visi perusahaan harus merupakan shared vision dari seluruh
komponen organisasi. Adapun tujuan penetapan visi perusahaan, yaitu
sebagai berikut.
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 10: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/10.jpg)
1) Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan
2) Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan
3) Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan
perusahaan
4) Memberikan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas
5) Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan.
Adapun pentingnya visi bagi perusahaan adalah sebagai elemen
utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian hasil yang lebih tinggi.
2. Ruang Lingkup Misi Perusahaan
a. Pengertian Misi Perusahaan
Pernyataan tentang misi perusahaan menjelaskan apa dan untuk siapa
organisasi atau perusahaan dan program atau sub-program ditujukan. Misi
perusahaan adalah tindakan untuk merealisasikan visi perusahaan. Untuk
mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, setiap organisasi
perusahaan harus mempunyai misi yang jelas arahnya. Pernyataan misi
perusahaan akan membawa organisasi perusahaan kepada suatu fokus
tujuan dan sasaran. Misi perusahaan akan menjelaskan, mengapa
organisasi itu harus ada dan apa yang dilakukannya serta bagaimana
melakukannya.
b. Kriteria-kriteria Membuat Misi Perusahaan
Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
1) Penetapan misi harus melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan,
seperti pegawai perusahaan, masyarakat, mitra kerja, akademis, dan
birokrasi.
2) Penetapan misi harus menyelaraskan kegiatan proses utama dengan
sumber daya yang ada untuk memungkinkan perusahaan
melaksanakan kegiatannya dengan lebih baik dan dengan biaya
seefisien mungkin.
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 11: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/11.jpg)
3) Penetapan misi harus menilai lingkungan yang sangat berguna dalam
menentukan apakah misi organisasi perusahaan tidak bertentangan
secara internal dan eksternal.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi
perusahaan, di antaranya:
1) Produk atau pelayanan jasa apa yang dihasilkan dan yang kan
ditawarkan kepada konsumen?
2) Kualitas apa yang diinginkan pada masa mendatang yang
berhubungan dengan manfaat dan keuntungan masyarakat terhadap
produk atau pelayanan jasa?
3) Apakah produk atau pelayanan jasa tersebut dibutuhkan masyarakat?
4) Sasaran public mana yang akan dilayani?
Untuk member kemudahan dalam perkembangan, peninjauan dan
revisi terhadap misi perusahaan atau organisasi, program atau sub-program
dapat dilakukan langkah-langkah berikut.
a. Jabarkan tujuan awal organisasi
b. Jabarkan kebutuhan dan permasalahan
c. Lakukan peninjauan dan revisi
3. Manfaat Visi dan Misi Perusahaan
a. Menumbuhkan Komitmen dan Semangat Kerja Karyawan
Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu
untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan
pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya
untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.
b. Menumbuhkan Rasa Kebermaknaan
Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan
pekerjaannya. Contohnya, seorang pemecah batu tidak akan melihat
dirinya sebagai tukang batu, dia akan melihat dirinya sebagai seorang
yang membuat bangunan untuk suatu peradaban umat manusia.
c. Menumbuhkan Standar Kerja yang Prima
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7
![Page 12: BAB9manajemenkonflik.doc](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022083004/55cf986b550346d03397866f/html5/thumbnails/12.jpg)
Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang
sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar
prima untuk setiap pekerjaannya.
d. Menjembatani Keadaan Perusahaan Masa Sekarang dan Masa Depan
Visi dan Misi yang jelas akan mengantar perusahaan secara pelan, tetapi
pasti untuk mencapai idealism masa depan. Pimpinan akan memiliki
pegangan di dalam mengendalikan jalannya perusahaan.
B a b 9 M a n a j e m e n K o n fl i k d a l a m M e n g e m b a n g k a n V i s i d a n M i s i p e r u s a h a a n
Page 7