Bab3

15
Bab III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Lingkungan Kerja Sosial Terhadap Kepuasan Karyawan” akan dilaksanakan dari tanggal 17 Juni – 20 Juni 2014 di PT Singapore Bakery, Jalan Roda no 68, Bogor. 3.2 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan keterangan atau penjelasan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian sehingga dapat di ukur. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu variabel komitmen organisasi, dan lingkungan kerja sosial yang ditetapkan sebagai variabel bebas dan disimbolkan sebagai variabel X1 dan X2. Sedangkan variabel kepuasan kerja dalam penelitian ini ditetapkan sebagai variabel terikat dan disimbolkan sebagai variabel Y. Adapun penjabarannya sebagai berikut: 1) Variabel kepuasan kerja (Y) 27

description

tentang desain eksperimen

Transcript of Bab3

Page 1: Bab3

Bab III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Lingkungan

Kerja Sosial Terhadap Kepuasan Karyawan” akan dilaksanakan dari tanggal

17 Juni – 20 Juni 2014 di PT Singapore Bakery, Jalan Roda no 68, Bogor.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan keterangan atau penjelasan

mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian sehingga dapat

di ukur. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu variabel komitmen

organisasi, dan lingkungan kerja sosial yang ditetapkan sebagai variabel

bebas dan disimbolkan sebagai variabel X1 dan X2. Sedangkan variabel

kepuasan kerja dalam penelitian ini ditetapkan sebagai variabel terikat dan

disimbolkan sebagai variabel Y. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

1) Variabel kepuasan kerja (Y)

Kepuasan kerja merupakan suatu kondisi yang menentukan

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan dan memiliki

pengaruh besar terhadap produktivitas suatu organisasi. Penelitian ini

menggunakan dimensi kepuasan kerja yang dicetuskan oleh

Herzberg, yang terdiri dari:

27

Page 2: Bab3

A. Kepuasan Ekstrinsik

1) Kondisi kerja (working condition), merupakan keadaan fisik di

tempat kerja yang bisa menjamin kenyamanan karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya.

2) Hubungan antar pribadi (interpersonal relation), hubungan yang

baik antara sesama karyawan atau dengan atasan dapat

membantu proses kelancaran kerja.

3) Kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya (company

policy and administration), merupakan peraturan-peraturan

mengenai hak dan kewajiban karyawan dalam menjalankan

tugas pekerjaannya.

4) Teknik pengawasan (supervision technical), merupakan

kemampuan supervisor atau atasan dalam memberikan

dorongan dan bantuan teknis kepada karyawan.

5) Gaji dan Keamanan (pay and security), merupakan imbalan

berupa uang yang diterima oleh karyawan sebagai konsekuensi

dari sumbangan kinerjanya kepada perusahaan.

B. Kepuasan Intrinsik

1) Keberhasilan menyelesaikan tugas (achievement), pemimpin

harus mampu mendorong bawahannya untuk mempunyai

prestasi kerja yang baik. Prestasi yang dicapai karyawan akan

meningkatkan motivasi karyawan untuk menyelesaikan tugas-

tugas berikutnya.

28

Page 3: Bab3

2) Pengakuan (recognition), memberikan penghargaan terhadap

karyawan yang berprestasi bisa memberi kepuasan tersendiri

bagi karyawan. Karyawan akan lebih berusaha bekerja dengan

maksimal untuk memperoleh hasil yang baik dan mendapat

pengakuan dari perusahaan.

3) Pekerjaan itu sendiri (work it self), merupakan faktor yang

berasal dari pekerjaan itu sendiri, misalnya tugas-tugas yang

menarik, kesempatan untuk belajar serta adanya kesempatan

mengemban tanggung jawab ketika diberi suatu posisi atau

jabatan penting di perusahaan.

4) Tanggung jawab (responsibility), pemberian tanggung jawab

kepada karyawan merupakan bentuk pengakuan dan

penghargaan dari perusahaan. Tanggung jawab yang lebih

besar akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam bekerja.

5) Kemajuan dan pertumbuhan karyawan (advancement and

growth), merupakan pengembangan potensi diri karyawan

dalam pekerjaannya. Misalnya perusahaan memberikan

promosi, latihan keterampilan, dan lain-lain.

2) Variabel Komitmen Organisasi (X1)

Komitmen organisasi merupakan suatu komitmen antara karyawan

terhadap organisasi atau perusahaan tempatnya bekerja yang

berlangsung secara terus menerus dimana para karyawan

memberikan perhatian pada organisasi dan mendukung setiap

29

Page 4: Bab3

kegiatan perusahaan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang

akan datang. Penelitian ini menggunakan dimensi komitmen

organisasi yang dicetuskan oleh Greenberg dan Baron (2000), yang

terdiri dari:

a. Komitmen Afektif (Affective commitment), merupakan

keterkaitan emosional pekerja dan keterlibatannya untuk

mempertahankan keanggotaan karena mereka ingin (want).

Contoh: karyawan bertahan di suatu perusahaan karena sudah

merasa cocok berada di dalam perusahaan tersebut.

b. Komitmen Kontinuans (continuance commitment), merupakan

keterkaitan pekerja dengan organisasi karena adanya

pertimbangan harga yang harus ditanggung jika mereka

meninggalkan organisasi. Contoh: karyawan bertahan di suatu

perusahaan karena takut kehilangan tunjangan-tunjangan dan

fasilitas yang telah diberikan oleh perusahaan.

c. Komitmen Normatif (normative commitment), merupakan

perasaan karyawan terhadap adanya keharusan untuk tetap

berada dalam organisasi. Contoh: seorang karyawan memilih

bertahan di perusahaan karena merasa belum memenuhi

tanggung jawabnya sebelum menyelesaikan proyek yang

dikerjakan.

30

Page 5: Bab3

3) Variabel Lingkungan Kerja Sosial (X2)

Lingkungan kerja sosial merupakan sikap dan tindakan rekan sekerja

di tempat kerja. Variabel lingkungan kerja ini terdiri dari:

a. Hubungan Atasan dan Bawahan, merupakan komunikasi yang

baik antara atasan dan bawahan terhadap atasan, yang mana

karyawan akan melakukan tugas yang dibebankan dengan

rasa senang, penuh tanggung jawab, dan terampil.

b. Hubungan Antar Karyawan, merupakan etika dan sopan santun

dalam berhubungan dengan rekan kerja

c. Kerja Sama, merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama.

3.3 Metode Pengumpulan data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer,

yaitu data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama

oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi

(Sekaran, 2006 : 60). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

kuesioner, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam alternatif

yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan suatu mekanisme

pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa

yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Sekaran,

2006:82).

31

Page 6: Bab3

Untuk mendukung penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan

data. Dengan cara:

3.3.1 Riset lapangan (Field Research)

Riset lapangan ini untuk mendapatkan data primer, yaitu dengan

mendatangi PT Singapore Bakery secara langsung guna mendapatkan data,

informasi, dan keterangan lain yang diperlukan dalam penelitian ini. Data

primer disini adalah data yang didapatkan melalui penyampaian daftar

pertanyaan atau kuesioner yang lansung diisi sendiri oleh responden. Teknik

pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :

Teknik penyebaran kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data

dengan cara menyebarkan sejumlah pertanyaan kepada responden

agar dapat mengisi secara obyektif. Kuesioner terbagi menjadi tiga,

yaitu:

Kuesioner tentang kepuasan kerja.

Kuesioner tentang komitmen organisasi.

Kuesioner tentang lingkungan kerja sosial (non-fisik).

Jenis – jenis pertanyaan dibuat dengan skala ordinal atau jenjang.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Singapore Bakery

yang berjumlah 40 orang. Oleh karena jumlah hanya 40 orang, maka sampel

yang akan diteliti sama dengan jumlah populasi.

Dalam kuesioner digunakan skala Likert, yaitu suatu skala psikometrik

yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling

banyak digunakan dalam riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari

32

Page 7: Bab3

nama Rensis Likert. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert,

responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu

pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Skala

Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan

positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan, dengan format sebagai

berikut:

1= Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Netral

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

3.3.2 Riset Kepustakaan (Library Research)

Dalam riset kepustakaan ini, penulis melakukan penelitian dengan

cara mempelajari literatur, surat kabar, majalah, maupun bahan-bahan lain

yang berkaitan dengan penelitian untuk mendukung analisis dan

pembahasan masalah.

3.4 Metode Analisis Data

3. 4. 1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat

ukur telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran (2006), validitas

menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi

33

Page 8: Bab3

ukurnya. Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang

seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Metode uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

korelasi untuk menguji validitas butir-butir pertanyaan kuesioner. Butir

pertanyaan dikatakan valid bila rhitung > rtabel. Pengujian ini dilakukan dengan

mengunakan program SPSS 17.

3. 4. 2 Uji Reliabilitas

Reliability (keandalan) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana

pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan–error free) dan karena itu

menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item

dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan

indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur

konsep dan membantu menilai ”ketepatan” pengukuran (Sekaran, 2006:40).

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliable bila memberikan hasil score

yang konsisten pada setiap pengukuran. Dalam penelitian ini pengukuran

reliabilitas untuk kuesioner dilakukan dengan menghitung nilai dari Alpha

Cronbach.

Alpha Cronbach merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang

paling sering digunakan. Skala pengukuran yang reliabel sebaiknya memiliki

nilai Alpha Cronbach minimal 0,70. Alpha Cronbach dapat diinterpretasikan

sebagai korelasi dari skala yang diamati (observed scale) dengan semua

34

Page 9: Bab3

kemungkinan pengukuran skala lain yang mengukur hal yang sama dan

menggunakan jumlah butir pertanyaan yang sama (Uyanto, 2006:239).

3. 4. 3 Mean Score

Analisis mean score dan overall mean score digunakan untuk melihat

pengaruh dimensi-dimensi kepuasan kerja dan variabel komitmen organisasi

dan kepuasan kerja. Rumus mean score yang digunakan adalah sebagai

berikut :

a. Mean Score (MS) atau nilai rata–rata

MS=∑(Bobot nilai×frekuensi jawaban )

Jumlahseluruh responden

b. Overall Mean Score (OMS) atau nilai rata–rata keseluruhan

OMS=MS1+MS2+MS3+ .. .. . ..+MSn

JumlahMS

Untuk memperoleh gambaran yang lebih terperinci mengenai

kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan lingkungan kerja sosial diperlukan

skala interval sebagai dasar perbandingan dengan mean score. Skala

interval tersebut dapat diperoleh dengan rumus :

Interval= Nilai tertinggi−Nilai terendahBanyaknyakelas

35

Page 10: Bab3

Perhitungan Interval =5−1

5=0,8

Dengan menggunakan rumusan di atas, maka interval kelas yang

digunakan untuk menggolongkan persepsi responden terhadap kepuasan

kerja, komitmen organisasi, dan lingkungan kerja sosial PT Singapore

Bakery dapat dilihat.

Bedasarkan rumusan di atas, kelas interval yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Skala 1,00-1,80 : Komitmen organisasi dan lingkungan kerja sosial

tidak menyebabkan kepuasan kerja pada karyawan.

Skala 1,81-2,60 : Komitmen organisasi dan lingkungan kerja sosial

kurang menyebabkan kepuasan kerja pada

karyawan.

Skala 2,61-3,40 : Komitmen organisasi dan lingkungan kerja sosial

cukup menyebabkan kepuasan kerja pada

karyawan.

Skala 3,41-4,20 : Komitmen organisasi dan lingkungan kerja sosial

banyak menyebabkan kepuasan kerja pada

karyawan.

Skala 4,21-5,00 : Komitmen organisasi dan lingkungan kerja sosial

36

Page 11: Bab3

sangat banyak menyebabkan kepuasan kerja pada

karyawan.

37