bab1mikro_aili
Click here to load reader
-
Upload
schailichs -
Category
Documents
-
view
144 -
download
9
Transcript of bab1mikro_aili
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak sekolah merupakan cikal bakal Sumber Daya Manusia (SDM) suatu
bangsa. Pembentukan kualitas SDM sejak masa sekolah akan mempengaruhi
kualitasnya pada saat mereka mencapai usia produktif. Pangan jajanan
memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan
gizi bagi anakanak usia sekolah. Akan tetapi, peranan yang strategis ini tidak
diimbangi dengan mutu dan keamanan pangan jajanan yang baik (BPOM, 2008).
Data Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan yang dihimpun oleh
Direkorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) Badan POM RI
pada tahun 2007 menunjukkan bahwa 28 kejadian KLB Keracunan Pangan
(16%) terjadi di lingkungan sekolah dengan korban terpapar 3894 siswa dan
korban yang sakit 1336 siswa. Pangan jajanan berkontribusi sebesar 28.57%
sebagai pangan penyebab KLB Keracunan Pangan di lingkungan Sekolah dan
siswa sekolah dasar (SD) merupakan kelompok yang paling sering (67%)
mengalami keracunan Pangan Jajanan Anak Sekolah (BPOM, 2008).
Menurut Winarno (1997), dari semua jenis keracunan makanan ternyata
lebih dari 90% disebabkan oleh kontaminasi mikroba, baik yang berasal dari
tanah, air, udara, peralatan dan badan manusia (Setyowati, 2006).
Hasil monitoring PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) yang dikoordinasi
oleh Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Produk Pangan, Badan POM RI pada
tahun 2007 menunjukkan bahwa dari 2957 sampel PJAS yang dianalisis
terhadap parameter uji cemaran mikroba, sebanyak 1445 sampel (49%) tidak
memenuhi syarat karena mengandung cemaran mikroba melebihi batas, yaitu
sebanyak 887 sampel (30%) mengandung ALT melebihi batas maksimal, 450
sampel (15%) mengandung MPN coliform melebihi batas maksimal, dan 108
sampel (4%) mengandung Angka Kapang-Khamir yang melebihi batas maksimal.
Sedangkan kontaminasi bakteri E. coli ditemukan pada 28 sampel (1%) PJAS
yaitu es, minuman, bakso dan mie (BPOM, 2008).
Keracunan pangan oleh bakteri dapat berupa intoksifikasi atau infeksi.
Ada dua jenis intoksifikasi makanan yang disebabkan oleh bakteri yaitu botulism,
karena adanya toksin dalam makanan yang dihasilkan oleh Clostridium
botulinum dan intoksifikasi lain yaitu stafilokokkal, yang disebabkan oleh
enterotoksin dari Staphylococcus aureus (BPOM, 2008).
Keracunan makanan stafilokokkal adalah salah satu penyebab paling
umum penyakit akibat makanan di banyak bagian di dunia. Di Amerika Serikat,
data outbreak penyakit akibat makanan terakhir yang tersedia yang dilaporkan
oleh Centre for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa
Staphylococcus aureus menduduki peringkat keiga sebagai agen bakteri paling
umum (9.8%) (Hongkong Centre for Health Protection, 2011).
Batas maksimum cemaran mikroba pada makanan yang ditetapkan oleh
Badan Standardisasi Nasional meliputi 15 golongan komoditas bahan dan 10
jenis mikroba. Diantaranya adalah batas maksimum cemaran Escherichia coli
adalah 0-103 g/ml, Staphylococcus aureus 0-5 x 103 g/ml dan koliform fekal 0-102
g/ml (BPOM, 2004).
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian tentang identifikasi cemaran bakteri koliform,
Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan total bakteri pada jajanan pukis
yang dijual oleh pedagang kaki lima di sekitar sekolah dasar di Kota Malang.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada cemaran bakteri pada jajanan pukis yang dijual pedagang
kaki lima di sekitar sekolah dasar di Kota Malang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui kualitas mikrobiologis jajanan pukis yang dijual pedagang kaki
lima di sekitar sekolah dasar di Kota Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengatahui jumlah bakteri koliform, Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
dan total bakteri pada jajanan pukis yang dijual pedagang kaki lima di sekitar
sekolah dasar di Kota Malang.
2. Mengetahui kelayakan jajanan pukis yang dijual pedagang kaki lima di sekitar
sekolah dasar di Kota Malang untuk dikonsumsi sesuai dengan SNI 7388
tahun 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Paangan.
3. Mengetahui tingkat higiene sanitasi jajanan pukis yang dijual pedagang kaki
lima di sekitar sekolah dasar di Kota Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pengembangan Ilmu
Sebagai tambahan ilmu dan dasar penelitian selanjutnya mengenai
gambaran kualitas mikrobiologi khususnya cemaran bakteri koliform, Escherichia
coli, Staphylococcus aureus dan total bakteri pada jajanan pukis yang dijual
pedagang kaki lima di sekitar sekolah dasar di Kota Malang.
1.4.2 Bagi Masyarakat
1. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang gambaran kualitas mikrobiologi
khususnya cemaran bakteri koliform, Escherichia coli, Staphylococcus aureus
dan total bakteri pada jajanan pukis yang dijual oleh pedagang kaki lima di
sekitar sekolah dasar di Kota Malang sehingga diharapkan masyarakat akan
lebih selektif dalam memilih jajanan.
2. Sebagai informasi bagi pembuat kebijakan yang terkait dalam hal
pelaksanaan pengawasan dan penyusunan program mengenai keamanan
makanan jajanan sehingga dapat lebih berhasil dan berdaya guna.