Bab_1_Hipertensi

3
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks, semakin banyak bermunculan berbagai masalah. Masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya dinegara-negara maju yaitu semakin banyaknya penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi. (Dalimartha,dkk.2008:6). Menurut Muhamaddun (2010:20) Berdasarakan data Lancet (2008), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus mrningkat. Di India, misalnya, jumlah penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkiakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di Cina, 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan bakal menjadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21 % dari propensi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Sementara itu, Guru besar teknologi pangan IPB, I Made Astaman (2002) menjelaskan bahwa hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukan rata-rata penyakit hipertensi atau tekan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya, perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Hal tersebut terkait eret dengan pola makan, terutama komsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi (Muhamaddun 2010:20). Hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya umur. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (39% pria dan 31% wanita). Prevalensi hipertensi primer pada wanita sebesar 22%- 39% yang dimulai dari umur 50 sampai lebih dari 80 tahun, sedangkan pada wanita berumur kurang dari 85 tahun prevalensinya sebesar 22% dan meningkat sampai 52% pada wanita berumur lebih dari 85 tahun. Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun. Usia 40 sampai 55 tahun banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu (Dalimartha, 2008:9) .

description

hipertensi, kesehatan

Transcript of Bab_1_Hipertensi

Page 1: Bab_1_Hipertensi

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

         Dalam kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks, semakin

banyak bermunculan berbagai masalah. Masalah kesehatan yang cukup dominan

khususnya dinegara-negara maju yaitu semakin banyaknya penderita hipertensi atau

tekanan darah tinggi. (Dalimartha,dkk.2008:6).

         Menurut Muhamaddun (2010:20) Berdasarakan data Lancet (2008), jumlah

penderita hipertensi di seluruh dunia terus mrningkat. Di India, misalnya, jumlah

penderita  hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkiakan 107,3

juta orang pada tahun 2025. Di Cina, 98,5 juta orang mengalami hipertensi dan bakal

menjadi 151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta

penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada

tahun 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21 % dari propensi penduduk dan kebanyakan

tidak terdeteksi. Sementara itu, Guru besar teknologi pangan IPB, I Made Astaman (2002)

menjelaskan bahwa hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1995 menunjukan rata-

rata penyakit hipertensi atau tekan  darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per

1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya, perempuan lebih banyak menderita

hipertensi dibandingkan dengan pria. Hal tersebut terkait eret dengan pola makan,

terutama komsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi (Muhamaddun 2010:20).

         Hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya umur. Pada populasi umum, pria

lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (39% pria dan 31% wanita).

Prevalensi hipertensi primer pada wanita sebesar 22%-39% yang dimulai dari umur 50

sampai lebih dari 80 tahun, sedangkan pada wanita berumur kurang dari 85 tahun

prevalensinya sebesar 22% dan meningkat sampai 52% pada wanita berumur lebih dari

85 tahun. Sekitar 60% lansia akan mengalami hipertensi setelah berusia 75 tahun. Usia

40 sampai 55 tahun banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu

penanganan segera dan terintegrasi. lansia adalah periode dimana organisme telah

mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran

sejalan dengan waktu (Dalimartha, 2008:9) .               

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka kejadian hiperteensi di dunia

cukup tinggi yaitu 10% dari populasi dunia. Data Hypertansion League Brochure 2009

menyebutkan bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,5 miliar jiwa di seluruh dunia dan

garam yang berlebihan adalah faktor utama dalam meningkatkan tekanan darah.

Page 2: Bab_1_Hipertensi

“Hipertensi dianggap hal yang biasa karena gaya hidup kehidupan modern. Asupan

garam yang tinggi merupakan penyebab hipertensi yang banyak ditemukan dari tahun

ketahun,” papar dokter yang berpraktek di rumah sakit harapan kita. Secara global

menurut data yayasan jantung Indonesia, tujuh juta jiwa meninggal tiap tahunnya akibat

menderita tekanan darah tinggi (Dalam Gusti, KTI 2010:1)

Di Indonesia belum ada data nasional namun, pada studi MONICA 2000 di daerah

perkotaan Jakarta dan FKUI 2000-2003 di daerah Lido pedesaan kecamatan Cijeruk

memperlihatkan kasus hipertensi derajat II (berdasarkan JNC VII) masing-masing 20,9%

dan 16,9%. Hanya sebagian kecil yang menjalani pengobatan masing-masing 13,3% dan

4,2%. Jadi di Indonesia masih sedikit sekali yang menjalani pengobatan (Muhammadun

2010:15).

                Kalimantan Selatan penderita hipertensi mencapai 32,67% dan termasuk dalam

10 daerah yang prevalensi penderita hipertensinya tertinggi. Saat ini penderita

hipertensi di Kalimantan Selatan mengalami pergeseran umur, dari sebelumnya biasa

menyerang usia di atas 40 tahun saat ini hipertensi banyak menyerang usia lebih muda,

kurang dari 30 tahun (Admin,2011).

Berdasarkan catatan buku register Puskesmas 9 November pada tahun 2010,

hipertensi menempati urutan keempat penyakit terbanyak yaitu 2218 (14,2%) dari total

kunjungan pasien sebanyak 15576, setelah penyakit Batuk sebanyak 3239

(20,7%) danGastritis sebanyak 2840 (18,2%), Artritis sebanyak 2308 (14,8%), dari data

puskesmas 9 November tersebut pengunjung yang terbanyak ketiga adalah masyarakat

pengambangan RT 04 Banjarmasin.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden pada tanggal 24

Maret 2011 di masyarakat pengambangan RT 04 melalui  wawancara langsung tentang

pola makan (garam),gaya hidup, dan kebiasaan mengkonsumsi kopi/rokok yang

merupakan factor-faktor penyebab hipertensi,diketahui bahwa sebanyak 3 responden

berumur 50 tahun ke atas, 2 responden berumur antara 45-49 tahun dan 5 responden

berumur kurang dari 45 tahun. Dari 10 responden tersebut juga diketahui

bahwa 6 responden memiliki pekerjaan dan 4 responden tidak bekerja (ibu rumah

tangga). Dari 10 responden tersebut di ketahui 5 responden berjenis kelamin laki-laki

dan 5 responden berjenis kelamin perempuan.

  

  Dampak penyakit hipertensi berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan

banyak komplikasi. Hipertensi adalah faktor resiko utama pada penyakit jantung,

serebral (otak), renal (ginjal), dan vas-kular (pembuluh darah) dengan komplikasi

Page 3: Bab_1_Hipertensi

berupa’’infark miokard’’ (serangan jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal

ginjal dan penyakit vaskular perifer. Akibat tekanan darah tinggi yang berlanjut terus,

maka jantung bekerja lebih keras, hingga otot jantung membesar. Kerja jantung yang

meningkat menyebabkan pembesaran yang dapat berlanjut menjadi gagal (heart

failure). Selain itu, tekanan darah tinggi juga berpengaruh terhadap pembuluh darah

koroner di jantung berupa terbentuknya plak (timbunan) aterosklerosis yang dapat

mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan menghasilkan serangan jantung

(heart attack) (Djoko Merdikoputro, 2011).