BAB08 - MAX 154_158
description
Transcript of BAB08 - MAX 154_158
Teknik Akusisi Data 49
6. MAX154/158
6.1. Pendahuluan
MAX154/MAX158 adalah multi-channel analog-to-digital
converter (ADC) dengan kecepatan tinggi. MAX154 mempunyai 4 kanal
input analog sedangkan MAX158 mempunyai 8 kanal. Waktu konversi
untuk keduanya adalah 2.5us. MAX154/MAX158 juga mempunyai
referensi 2.5V internal yang membentuk suatu sistem data akuisisi dengan
kecepatan tinggi.
Keduanya mempunyai track/hold internal, untuk menghapus
track/hold eksternal. Range analog input adalah 0 sampai +5V, meskipun
ADC beroperasi pada single supply +5 volt.
Interfacing dengan mikroprosesor disederhanakan oleh
kemampuan ADC dalam lokasi memori atau port I/O tanpa membutuhkan
rangkaian eksternal. Data output menggunakan latch, rangkaian three-
state buffer memudahkan hubungan langsung ke data bus mikroprosesor
atau sistem input port.
4.2. Aplikasi
ADC ini bisa digunakan untuk
Pemrosesan Sinyal Digital
Data akuisisi dengan kecepatan tinggi
Telekomunikasi
Kontrol Servo kecepatan tinggi
Instrumentasi Audio
Teknik Akusisi Data 50
4.3. Karakteristik
Sistem data akuisisi 1 IC
Kanal Input Analog 4 dan 8
Waktu konversi 2.5 us
Referensi internal 2.5 volt
Internal Track/Hold
Spesifikasi error 1/2 LSB
Single Supply +5 Volt
Tidak ada clock eksternal
4.4. Pin MAX 154 dan MAX 158
gambar 6.1. MAX 154 dan MAX 158
Teknik Akusisi Data 51
Tabel 6.1 Fungsi pin MAX154
Teknik Akusisi Data 52
Tabel 6.2 Fungsi pin MAX 158
Teknik Akusisi Data 53
4.5. Diskripsi Detail
4.5.1. Operasi Konversi
MAX154/MAX158 menggunakan teknik konversi "half-flash"
(gambar 6.2). Dua 4-bit flash ADC digunakan untuk membuat 8 bit data.
Dengan 15 komparator, 4-bit atas MS (most significant) flash ADC
membandingkan dengan input tegangan yang tidak diketahui dengan
referensi ladder dan memberikan 4 data bit atas.
Internal DAC menggunakan bit MS untuk menggerakan input analog
signal dari konversi flash yang pertama. Tegangan sisa menggambarkan
perbedaan antara input yang tidak diketahui dengan tegangan DAC yang
kemudian dibandingkan dengan referensi ladder dengan 15 LS (Least
Significant) komparator flash untuk mendapatkan 4 bit yang rendah.
gambar 6.2. Diagram blok MAX154 / MAX 158
Teknik Akusisi Data 54
4.5.2. Urutan Operasi
Urutan operasi dapat anda lihat pada gambar 6.3 Konversi dimulai
dengan memberikan sinyal falling edge ke pin RD dan CS. Komparator
input mengambil data tegangan input dalam waktu 1 uS. Setelah siklus
pertama, MS akan ditahan di buffer output dan konversi LS dimulai. INT
akan LOW 600 nano detik kemudian , konversi selesai dan output 4 bit
bawah akan ditahan di buffer output. Data kemudian dapat diambil dengan
memberi CS dan RD LOW.
gambar 6.3. Urutan operasi
4.5.3 Interface Digital
MAX 154 / MAX 158 hanya menggunakan CS dan RD sebagai input
sinyal kontrol . Pada operasi RD, CS dan RD LOW, tahan input address
multiplekser (lihat tabel berikut ) dan konversi dimulai.
Tabel 6.3. Pemilihan kanal input
Teknik Akusisi Data 55
Untuk digital interface, terdapat 2 mode operasi yang ditentukan oleh
panjang sinyal RD. Mode 0 diimplementasikan dengan menjaga sinyal RD
LOW sampai konversi selesai. Mode 0 didisain untuk mikroprosesor yang
dapat dipaksa ke keadaan WAIT. Dalam mode ini, konversi dimulai dengan
operasi READ (CS dan RD LOW) dan data dibaca jika konversi selesai.
Mode 1, tidak memerlukan keadaan WAIT dari mikroprosesor. Operasi
READ yang simultan memulai konversi dan membaca hasil konversi
sebelumnya.
4.5.4. Interface Mode 0
Gambar 6.4 menunjukkan timing diagram unutk operasi mode 0.
Mode ini digunakan untuk mikroprosesor yang mempunyai kemampuan
WAIT, dimana perintah READ diberikan untuk mengakomodasi peralatan
memori yang lambat. Dengan memberi CS dan RD LOW, akan menahan
address multiplekser analog dan memulai konversi. Data output DB0 –
DB7 tetap dalam kondisi impedansi tinggi sampai konversi selesai.
Ada 2 status output : INT dan RDY, output open drain (tanpa
resistor pull up internal), dihubungkan ke input READY / WAIT
mikroprosesor. RDY akan LOW pada saat falling edge CS dan high
impedance pada akhir konversi dan data akan keluar. Jika RDY tidak
Teknik Akusisi Data 56
diperlukan , resistor pull up eksternal dapat dibuang. INT akan LOW ketika
konversi selesai dan kembali high impedance pada sisi naik dari CS dan
RD.
gambar 6.4 Interface mode 0
4.7.3. Interface Mode I
Mode 1 didisain untuk aplikasi dimana mikroprosesor tidak dipaksa
ke keadaan WAIT. Dengan memberi CS dan RD LOW, menahan address
multiplekser dan memulai konversi (gambar 6.5). Data dari konversi
sebelumnya dapat segera diambil dari output (DB0 –DB7).
INT akan HIGH pada saat rising edge dan CS atau RD dan akan
LOW pada akhir konversi. Operasi READ kedua diperlukan untuk
membaca hasil konversi ini.
READ kedua menahan address multiplekser dan memulai konversi
lainnya. Waktu tunda 2.5 mikro detik harus diberikan diantara operasi
Teknik Akusisi Data 57
READ. RDY LOW pada saat falling edge dari CS dan high impedance
pada saat rising edge dari CS. Jika RDY tidak diperlukan, resistor pull up
dapat dihilangkan.
gambar 6.5. Interface mode 1
4.8. Spesifikasi Analog
4.8.1. Referensi dan Input
Input VREF+ dan VREF- menentukan skala zero dan skala penuh
dari ADC. Dengan kata lain VREF- menentukan tegangan input dimana
output digital akan 0 semua : 0000 0000 dan VREF+ akan menentukan
tegangan input dimana output digital akan 1 semua : 1111 1111. Lihat
gambar 6.6.
Gambar 6.7, 6.8 dan 6.9 menunjukkan beberapa kemungkinan
referensi yang bisa digunakan. Kapasitor bypass 0.01 uF digunakan untuk
mengurangi output impedansi karena frekuensi tinggi. Kapasitor yang lebih
Teknik Akusisi Data 58
besar tidak boleh dipergunakan karena dapat mengurangi kestabilan buffer
referensi. Referensi 2.5 volt diberikan ke pin VREF+
gambar 6.6 Fungsi Transfer
gambar 6.7 Referensi Internal
Teknik Akusisi Data 59
gambar 6.8 Catu daya sebagai referensi
gambar 6.9 Acuan Input tidak terhadap ground
4.8.2. Bypassing
ELCO 47 uF dan keramik 0.1 uF sebaiknya digunakan untuk bypass
antara VDD dan GND. Kapasitor ini harus ditempatkan sedekat mungkin
dengan VDD jika terlalu jauh dapat menyebabkan kesalahan konversi dan
ketidakstabilan. Jika tegangan referensi ditempatkan jauh, maka harus
diberi kapasitor 0.1 uF terhadap GND.
4.8.3. Input Current
Teknik Akusisi Data 60
ADC ini mempunyai perlakuan yang berbeda terhadap input
analognya, tidak seperti pada ADC yang lain. Komparator yang digunakan
untuk mengambil data membutuhkan sejumlah arus dari inputnya,
tergantung siklusnya.(Lihat gambar di bawah). Pada saat konversi dimulai,
AIN(n) dihubungkan ke komparator MS dan LS. AIN(n) dihubungkan
dengan kapasitor 1 pF sebanyak 31 buah
gambar 6.10 Ekivalen Rangkaian Input
Untuk memberikan sinyal input selama 1 mikro detik, kapasitor
input harus mengisi tegangan input lewat resistansi multiplekser (kira-kira
600 ohm) dan saklar analog komparator ( 2 K ohm samapai 5 Kohm per
komparator). Selain itu kapasitor 12 pF harus dicharge. Input dapat
dimodelkan sebagai rangkaian RC seperti gambar 6.11. Karena RS dapat
naik, kapasitor dapat lebih lama untuk dicharge.
Teknik Akusisi Data 61
gambar 6.11. Ekivalen RC
Karena waktu akuisisi internal sudah didisain, resistansi yang besar
(lebih besar dari 100 ohm) akan menyebabkan kesalahan settling.
Impedansi output dari Op Amp adalah impedansi output open loop dibagi
dengan gain pada saat frekuensi diberikan. Hal ini sangat penting untuk
mendrive input pada frekuensi 1 MHz agar impedansi rendah pada output
dapat dijaga.
4.8.4. Input Filtering
Transien pada input analog yang disebabkan oleh komparator
pengambil data tidak mengurangi performasin ADC, karena ADC hanya
mengambil data setelah transien terjadi. Komparator output akan
mengambil data input selama 1 mikro detik dan kemudian menahannya.
Oleh karena itu paling tidak selama 1 mikro detik kapasitor input ADC
akan charge. Sehingga tidak perlu filter untuk menangani kejadian transien
ini.
4.8.5. Sinusoidal Inputs
MAX 154 / MAX 158 dapat mengukur sinyal input dengan slew
rate 157 mV / uS. Artinya frekuensi input analog 10 kHz bisa dimasukkan
tanpa tambahan track / hold eksternal. Sampling rate maksimum dibatasi
oleh waktu konversi (tCRD = 2 mikro detik) daitambah waktu yang
dibutuhkan untuk konversi (tP = 500 nano detik). Sehingga frekuensi
maksimumnya adalah :
Teknik Akusisi Data 62
fMAX memberikan sampling rate maksimum 50 kHz per kanal jika
menggunakan MAX 158 dan 100 kHz jika menggunakan MAX 154
sehingga frekuensi 20 kHz masih bisa dimasukkan ke ADC ini .