BAB. VII Kesiagaan Dan Sistem Tanggap Darurat

21
BAB. VII KESIAGAAN DAN SISTEM TANGGAP DARURAT 7.1 Keadaan Umum Seringkali dalam proses pekerjaan konstruksi terjadi suatu hal yang bersifat darurat misalnya kebakaran, akan tetapi karena tidak mengerti bagaimana menanganinya kebakaran malah meluas dan menimbulkan korban jiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi. Sesuatu yang dilakukan secara teratur dan membuat suatu prosedur yang baku akan menimbulkan perasaan aman dan tindakan yang terencana dengan baik sehingga apabila terjadi kejadian darurat banyak yang bisa diselamatkan, baik itu jiwa manusia maupun peralatan dan pekerjaan itu sendiri. Dengan memberikan pelatihan dan pengarahan mengenai tindakan pekerja pada kondisi darurat segala sesuatu yang tidak kita inginkan bisa diatasi atau meminimalkan resiko akibat keadaan darurat. Seperti mengadakan simulasi kebakaran dengan mengikutkan instansi yang terkait seperti Dinas Kebakaran dan Dinas Tenaga Kerja setempat akan membuat pengetahuan pekerja untuk mengatasi keadaaan darurat akan bertambah, Penggunaan Apar (Alat pemadam Api Ringan) bisa menjadi kendala pada kondisi darurat karena belum pernah melakukannya dengan adanya simulasi persoalan ini akan menjadi lebih mudah. 120

description

kesiagaan k3 penting gan wajib tau u/k keamanan

Transcript of BAB. VII Kesiagaan Dan Sistem Tanggap Darurat

BAB

BAB. VIIKESIAGAAN DAN SISTEMTANGGAP DARURAT7.1 Keadaan UmumSeringkali dalam proses pekerjaan konstruksi terjadi suatu hal yang bersifat darurat misalnya kebakaran, akan tetapi karena tidak mengerti bagaimana menanganinya kebakaran malah meluas dan menimbulkan korban jiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi. Sesuatu yang dilakukan secara teratur dan membuat suatu prosedur yang baku akan menimbulkan perasaan aman dan tindakan yang terencana dengan baik sehingga apabila terjadi kejadian darurat banyak yang bisa diselamatkan, baik itu jiwa manusia maupun peralatan dan pekerjaan itu sendiri.Dengan memberikan pelatihan dan pengarahan mengenai tindakan pekerja pada kondisi darurat segala sesuatu yang tidak kita inginkan bisa diatasi atau meminimalkan resiko akibat keadaan darurat.Seperti mengadakan simulasi kebakaran dengan mengikutkan instansi yang terkait seperti Dinas Kebakaran dan Dinas Tenaga Kerja setempat akan membuat pengetahuan pekerja untuk mengatasi keadaaan darurat akan bertambah, Penggunaan Apar (Alat pemadam Api Ringan) bisa menjadi kendala pada kondisi darurat karena belum pernah melakukannya dengan adanya simulasi persoalan ini akan menjadi lebih mudah.

7.2 Keadaan Darurat

Keadaan darurat ialah suatu kondisi yang disebabkan baik oleh tindakan manusia, alat dan bencana alam yang cendrung meluas dan bisa melibatkan seluruh pekerja dan peralatan dan menimbulkan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit.Untuk meminimalkan kerugian yang timbul perlu suatu perencanaan pada kondisi atau keadaan darurat yang disebut "Rencana Tanggap Darurat". Rencana atau Prosedur Tanggap darurat ini perlu disebarluaskan kepada seluruh pekerja untuk diketahui dan diikuti.

7.3 Dasar Penanganan Keadaan Darurat

Dasar penetapan kesiagaan dan tanggap darurat mengacu pada ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku termasuk komitmen perusahaan dalam memberikan pertindungan kepada seluruh tenaga kerja dan lingkungan kerjanya, diantaranya :1. UU No. 1 tahun 1970. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Menyatakan pada,BAB VII Pasal 11a. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kejadian kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang dipimpinnya kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.b. Tata cara pelaporan dan Pemeriksaan oleh pegawai yang dimaksud diatur dengan perundang-undangan.2. Lampiran 1. Peraturan Menteri No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Keselamatan Kesehatan Kerja ( SMK3 ), eleman 3.3. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko.1. Sub. elemen 3.3.8 Prosedur Menghadapi Keadaan Darurat atau Bencana, berbunyi:

Perusahaan harus mempunyai prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana, yang diuji secara berkaia untuk mengetahui keandalan pada saat kejadian yang sebenarnya.

Pengujian prosedur secara berkala tersebut dilakukan oleh personel yang memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang mempunyai bahaya besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang.

2.Sub. elemen 3.3.9. Prosedur Menghadapi Insiden, berbunyi :Untuk mengurangi pengaruh yang mungkin timbul akibat insiden, perusahaan harus memiliki prosedur yang meliputi :

a.Penyediaan Fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai mendapat pertolongan medik.b.Proses perawatan Lanjutan.3.Sub. elemen 3.3.10. Prosedur Rencana Pemulihan Keadan Darurat, berbunyi :Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan keadan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi normal dan membantu pemulihan tenaga kerja yang trauma.

3. Komitmen perusahaan untuk memberikan perlindungan kepada seluruh tenaga kerja dan lingkungan kerjanya, yang didasarkan pada :

a.Kemampuan mengatasi sendiri dalam penanganan P3K atas insiden dan Kecelakaan Kerja

b.Kemampuan mengatasi keadaaan dalam keadaan darurat besar seperti kebakaran , bencana alam dll.7.4 Tindakan Awal Dalam Rencana Tanggap Darurat

a. Merencanakan suatu Assembly Point yang merupakan suatu Denah Evakuasi yang menunjukkan kemana pekerja berkumpul bila terjadi kondisi darurat dan diperintahkan untuk evakuasi.b. Mengadakan simulasi Kebakaran yang melibatkan Dinas Kebakaran setempat dan kalau perlu dengan mengikutsertakan Dinas Tenaga Kerja setempat.c. Menyiapkan sirene-sirene dan alarm tanda bahaya.Dalam menyiapkam tanda-tanda keadaan darurat, tentunya disertai dengan prosedur pelaksanaannya atau petunjuk kerja, misalkan dapat dilakukan dengan membunyikan, sirene/alarm , pemukulan benda benda yang menimbulkan suara nyaring dan berteriak., atau pada suatu pabrik yang sudah berdiri mempunyai isyarat sendiri yang ditandai dengan panjang pendeknya sirene yang dibunyikan.seperti pada Unit-unit Produksi Kilang Minyak Pertamina. Sirene selama 6 menit menunjukkan adanya keadaan darurat.

Sirene 3 menit menunjukkan pekerja harus segera mengevakuasi diri kelokasi Assembly Point.

Sirene 1 menit kondisi sudah dapat diatasi dan aman untuk bekerja kembali.

d. Menyiapkan rambu-rambu arah ke tempat Assembly Point, lokasi Tabung Pemadam Kebakaran dll.e. Menyiaplan prosedur tanggap darurat.

Prosedur ini menerangkan fase kejadian suatu situasi keadaan darurat yang perlu ditanggapi oleh petugas yang bertanggung jawab didaerah kejadian untuk tujuan pengendalian keadaan darurat diareal pekerjaan.

Adapun prosedur yang harus diikuti adalah sebagai berikut :1. Setiap Pekerja/karyawan bertanggung jawab untuk mengamati keadaan keadaan didaerah kegiatannya dan menanggulangi atau melaporkan segera setiap kejadian yang tidak biasa didaerah tersebut.2. Karyawan pada saat menemukan api, kebocoran gas atau cairan berbahaya lainnya segera melapor kepada atasnnya atau petugas yang menguasai areal tersebut.3. Setelah melapor atas petunjuk pengawas diserah tersebut langsung mengambil tindakan untuk menguasai keadan atau menjaga agar api tidak meluas sampai bantuan datang , seperti memindahkan bahan-bahan yang mudah terbakar, menutup kerangan saluran gas, mengaktifkan system sprinkler, penggunaan tabung pemadam kebakaran dll.4. Pengawas/Supervisor mendengarkan laporan, mengajukan pertanyaan sebab-sebab kejadian dan menginstruksikan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat.5. Pengawas/Supervisor segera menuju ketempat kejadian mengamati keadaan keadaan dan meyakinkan bahwa prosedur tanggap drurat sudah dilaksanakan dengan baik.6. Jika situasi sukar diatasi dan perlu bantuan maka salah seorang segera menelepon pihak yang dimintai tolong seperti Pemadam Kebakaran , Polisi, Rumah Sakit dll.f. Pengendalian KendaraanHanya Kenderaan keadaan darurat yang telah ditentukan yang boleh memasuki daerah gawat darurat. Jangan halangi jalan menuju daerah keadaan darurat. Tinggaikan kunci kontak untuk memudahkan pemindahan kenderaan jika diperlukan.Pengendalian Kendaraan . Segera menuju Assembling Point Area. Semua Personil/Pekerja yang tidak terlibat pengamanan daerah kejadian sudah berada disassembly area untuk kemudian dicatat sambil menunggu instruksi selanjutnya. Jangan meninggalkan assembly area sebelum tercatat oleh Supervisor atau Pengawas .g. Menghubungi Pihak-Pihak yang terlibat atau Dilibatkan dalam Tanggap Darurat.

1. Pimpinan proyek/Pimpinan Pabrik atau Kilang dan staff Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta seluruh Petugas Pemadam Kebakaran dan Keamanan.

2. Klinik dan Rumah Sakit yang terdekat atau Rumah Sakit rujukan.

3. Pihak Kepolisian terdekat.4. Dinas Kebakaran dan Pos Kebakaran yang terdekat.5. Dinas Tenaga Kerja.6. Asuransi Kecelakaan Kerja.7. Warga sekitar lokasi Pabrik/Proyek.Semua telepon dari pihak yang terkait dipampang dipapan pengumuman dan jika perlu nama personelnya yang dapat dihubungi.h. Tindakan Pekerja Pada Keadaan Darurat Gempa Bumi

1. Jauhi areal yang mudah terkena reruntuhan atau kawat/sengatan listrik.

2. Hindari sekat kaca, jendela dan rak gantung, sekat paralatan yang dapat menimpa anda.

3. Hindari genangan dan kebocoran air karena dapat bermuatan listrik.

4. Berlindunglah di bawah meja dan tetap diam, dan lindungi kepala, leher, mata, dan jika tidak ada tempat berlindung, jongkoklah ke lantai dengan punggung menempel di dinding. Lingkari kepala dengan tangan silang menjepit menutup leher.

5. Tinggalkan gedung segera/secepat mungkin dengan tenang, jika hanya kondisi gedung tidak memungkinkan. Gunakan tangga darurat, Segera menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan dan tunggu instruksi lanjutan dari Petugas K3

i. Mempersiapkan system dan prosedur pelaporan kecelakaan dan penyelidikan kecelakaan. Penyelidikan kecelakaan disini, lebih difokuskan pada kronologis dan

keadaan/situasi yang berkembang sesaat setelah kejadian yang digunakan sebagai penjelasan laporan kejadian kecelakaan, Semua kejadian dimaksud, termasuk kejadian-kejadian yang hampir celaka merupakan gejala-gejala kelemahan atau kegagalan untuk mencapai operasi yang efisien dan produksi maksimum yang aman. Kesemuanya ini akan diselidiki dengan cara saksama oieh fungsi manajemen yang terlibat dan mengembangkan usaha-usaha pengendalian yang efektif untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama.

Penyidikan dan Pelaporan yang segera harus dilaksanakan, tentang semua kejadian kejadian yang hampir saja menyebabkan keceiakaan bertujuan untuk :

Memenuhi ketentuan-ketentuan Pelaporan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia

Penyedia informasi untuk analisa kejadian kecelakaan Menentukan dasar Pelaksanaan tindakan perbaikan.

Menyediakan informasi untuk klaim Asuransi bila diperlukan.Batasan Peristiwa Insiden dan Kecelakaan : INSIDEN adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan kerugian atau dapat menurunkan efisiensi kerja, dimana insiden dapat mengarah pada suatu kecelakaan KECELAKAAN adalah suatu kejadian yang mengakibatkan orang cidera atau kerusakan pada harta benda atau terhentinya suatu proses pekerjaan.Sistem Pelaporan Kecelakaan :

a. Adalah suatu tugas dan tanggung jawab dari setiap Pengawas atau Pelaksana untuk meyakinkan bahwa setiap kejadian yang mengakibatkan kerusakan pada harta benda atau yang menyebabkan luka pada setiap Pekerja yang berada dibawah pengawasannya harus dilaporkan kepada Petugas Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di unit kerjanya secara tertulis dengan membuat format Laporan yang telah disetujui dan dibuat sebelumnya.b. Laporan Kecelakaan yang lengkap sekurang kurangnya sudah berada dikantor P2K3 24 jam setelah kejadian.c. Laporan Lisan mendahului Laporan Tertulis seperti dinyatakan diatas bisa dilakukan tetapi tidak menghilangkan kewajiban untuk membuat Laporan Tertulis.

d. Setiap Kejadian yang berakibat Fatal atau mengakibatkan cacat harus dilaporkan ke Departemen Tenaga Kerja selambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian kecelakaan.e. Penyidikan harus segera dilaksanakan sesegera mungkin setelah kejadian Penyidikan bersifat mencari Fakta bukan mencari kesalahan.

f. Pengawas yang bertanggung jawab atas orang atau peralatan yang mendpat kecelkaan harus melakukan penyidikan bersama petugas P2K3 dan segera membuat Laporan Penyidikan Kecelakaan Kerja,

g. Penyidikan Lanjutan akan diadakan untuk kejadian yang lebih parah dengan mengikutkan pihak terkait dan untuk ini dibuat Laporan Tambahan.Sistem Pelaporan Keadaan Darurat :

Cara yang baik untuk melaporkan keadaan darurat harus berbicara dengan jelas dan terang serta memberikan informasi berurutan sebagai berikut :

Semua Pangilan Keadaan darurat didahului dengan INI KEADAAN DARURAT Beritahu Lokasi Kejadian

Ringkasan Kejadian , penyebab kebakaran, pipa bocor dan lain-lain. Perkenalkan diri anda, nama, nama perusahaan.atasan, bagian/seksi.

Ulangi Informasi diatasPetugas Fire Safety akan mengulang informasi diatas untuk menghindari kesalahan.

7.5 Tata Laksana Baku (SOP) Dalam Keadaan Darurat

a. Menetapkan prosedur sesuai yang diterangkan dalam sub bab sebelumnya.b. Melaksanakan pelatihan/simulasi keadaan darurat, termasuk pelaksanaan evakuasic. Mengadakan simulasi Kebakaran.Contoh Prosedur Keadaan Darurat.1. Prosedur Keadaan Darurat

Tanggap darurat adalah perencanaan keadaan darurat dan penanganannya disebut "rencana tanggap darurat". Perencanaan tanggap darurat ini harus ditetapkan, diinformasikan/diseminasikan ke seiuruh tingkatan pekerja, dijelaskan, dan dilatihkan, ke seluruh pekerja harus mengetahuinya.

Dasar penanganan keadaan darurat, pada dasarnya ada 2 (dua) yakni :

1. Kemampuan mengatasi sendiri kecelakaan kerja :Penanganan P3K atas insiden dan kecelakaan seperti pada, kendaraan terbakar, kebakaran tumpukan sampah, kebocoran gas LPG atau gas yang lainnya, atau kebocoran bahan kimia yang mudah terbakar.

2. Kemampuan mengatasi keadaan darurat.Kemampuan untuk menguasai keadaan darurat dimana kondisi yang ada telah mengancam keselamatan seiuruh pekerja dan property. Penanganan keadaan darurat yang berdasarkan pada kemampuan orang dalam menangani keadaan yang lebih besar seperti, kebakaran besar gedung.2. Tahapan Aktivitas

1. Merencanakan denah Evakuasi, dan menglnformasikan Daftar Pihak-Pihak yang terkait dalam keadaan darurat ditempatkan di :a. Papan Informasi (lihat Dok.No. W 313 ST 002 Lampiran 2, Petunjuk Kerja Pemenuhan Sarana dan Fasilitas K3)

b. Tempat-tempat strategis yang mudah diketahui dan

dibaca oleh semua pihak diantaranya staf/Karyawan/Pekerja (Denah Evakuasi, ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mudah rusak atau hilang).2. Memberikan pengertian/penyuluhan, simulasi dan penjelasan untuk mengantisipasi keadaan darurat, seperti kebakaran, ledakan, gempa bumi, banjir bandang, kondisi darurat jalan dan lain-lain.3. Dalam Keadaan Darurat.Mewajibkan Penemu keadaan darurat, segera melaporkan ke atasannya atau ke petugas K3 (atau petugas yang mewakili, seperti sekuriti/keamanan, pengawas pekerjaan), Dalam keadaan kondisi darurat pelapor hams dapat melaporkan dengan jelas dan teliti hal-hal berikut ini :a.Didahului dengan pemyataan" KONDISI DARURAT".

b.Lokasi peristiwa/kejadian/kecelakaanc.Ringkasan peristiwa/Kejadian dan Penyebab keadaan darurat (termasuk laporan adanya korban jiwa)d.Nama Pelapor , Bagian/Seksi, Kontraktor/Sub Kontraktor, Vendor

e.Ulangi Laporan4. Petugas K3 mengatnbii langkah - langkah penanganan,berupa instruksi dapat secara sistematis diprogram melalui radio komunikasi dan/atau telephone, Pengeras suara (speaker), Alarm/sirene, diantaranya memberikan :a.Informasi kondisi/keadaan darurat kepada seluruh pekerja dan jajarannya, agar tetap dalam kondisi tenang, tidak panik, agar mudah menemukan arah penunjuk keluar (exit sign/gate) menuju tangga/jalan darurat yang telah ditentukan, kemudian

b.Penghentian semua kegiatan yang berkenaan dengan keadaan darurat dan/atau berpotensi berkembangnya situasi lanjutan,

c.Instruksi pemadaman darurat jika terjadi kebakaran (bila mampu, dapat dipadamkan oleh karyawan/personel yang mempunyai pengetahuan pemadaman dengan tidak mengorbankan diri personel sendiri).d.Informasi instruksi keadaan darurat lain, seperti Keadaan Darurat Gempa Bumi, diantaranya : Jauhi areal yang mudah terkena reruntuhan atau kawat /sengatan listrik. Hindari sekat kaca, jendala dan rak gantung, sekat paralatan yang dapat menimpa anda.

Hindari genangan dan kebocoran air karena dapat bermuatan listrik.

Berlindunglah di bawah meja dan tetap diam, dan lindungi kepala, leher, mata, dan jika tidak ada tempat berlindung, jongkoklah ke lantai dengan punggung menempel di dinding. Lingkari kepaia dengan tangan silang menjepit menutup leher.

Tinggalkan gedung segera/secepat mungkin dengan tenang, jika hanya kondisi gedung tidak memungkinkan. Gunakan tangga darurat, Segera menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan dan tunggu instruksi lanjutan dari Petugas K3.

e.Tindakan evakuasi secepatnya sebelum keadaan berkembang menjadi lebih berat dan parah keadaannya.f.Menggiring atau mengarahkan seluruh pekerja berjalan menuju tempat berkumpul (assembly point) yang telah ditentukan sebelumnya,5. Semua personil/pekerja diwajibkan mengetahui keadaan darurat dan dapat melakukan ketentuan diatas sesuai butir 2 s/d 3.e.

6. Menghubungi pihak -pihak yang terkait dalam Kondisi Keadaan Darurat sesuai dengan Lampiran Form ST 001-1 dan ST 001-2, diantaranya :a. Cari bantuan petugas P3K dan bantuan P3KK yang ditunjuk.b. Dalam kondisi darurat hubungi nomor-nomor di bawah ini (jika diperlukan)

c. Ambulance (tergantung daerah)

: 118

d. Rumah sakit terdekat (ditentukan oleh Proyek)

: (0341-xxxxxxx)

e. Pemadam Kebakaran (tergantung daerah)

: 113

f. Kantor Polisi terdekat (jika diperlukan)

g. Kantor Dinas Tenaga Kerja; dilakukan oleh petugas K3 dan tetap menjadi tanggung jawab Kepala Proyek.

7.6 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Semua mandor di tempat kerja harus dilatih P3K dan mempunyai sertifikat P3K yang bertaraf nasional. Sejumlah karyawan yang memenuhi syarat harus dilatih P3K.

Fasilitas P3K harus dapat dilaksanakan pada tempat yang nyaman pada tiap tempat kerja. Pusat P3K harus dibangun pada tiap tempat kerja yang luas/besar dengan peralatan yang memadai dan harus mudah diidentifikasikan, dijaga kebersihannya, dicatat yang baik, dan penerangan dan ventilasi yang mencukupi /cocok. Penyediaan sediaan medis yang cukup untuk pengobatan, bidai, tandu dan obatobatan harus disediakan. Pusat P3K harus mempunyai air mengaliryang bersih.

Perlengkapan keadaan darurat misalnya tandu/usungan, dan telephone harus tersedia di Pusat P3K.

Kotak-kotak P3K yang mencukupi berisi perlengkapan dan persedlaan obat- obatan harus disediakan di tempat kerja di bawah pengawasan mandor.

Cara-cara harus ditentukan dan dipublikasikan untuk keadaan darurat dari pada karyawan yang cedera dari tempat kerja, persiapan P3K dan dimana periu, untuk medis atau pengobatan rumah sakit/dokter setempat

Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus dilakukan oleh dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K).

Perlengkapan P3K : Alat P3K atau kotak obat-obatan yang memadai harus disediakan ditempat kerja dan di jaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain

Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk kompres, perban, gauze yang steril, antiseptik, plester, forniquet, gunting, splint dan perlengkapan gigitan ular. Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan tidak boleh berisi benda -benda lain selain alat-alat P3K yang diperlukan dalam keadaan darurat

Alat-alat P3K dan kotak obat-obatan harus berisi keterangan / instruksi yang mudah dan jelas sehingga mudah dimengerti

Isi dari kotak obat-obatan dan alat P3K harus diperiksa secara teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).

Kereta untuk mengangkat orang sakit (Carrying basket) harus selalu tersedia. Jika tenaga kerja diperkerjakan dibawah tanah atau pada keadaan lain, alat penyelamat harus selalu tersedia didekat tempat mereka bekerja.

Jika tenaga kerja diperkerjakan ditempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko tenggelam atau keracunan gas alat-alat penyelamat harus selalu tersedia didekat tempat mereka bekerja.

DAFTAR PUSTAKA1. Pedoman Dasar Keselamatan Kerja (Petunjuk Kerja Aman di Kilang Minyak UP V Pertamina)2. Himpunan Peraturan dan Perundang-undangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Direktorat Jenderal Hubungan Industrial dan Pengawsan Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia3. Semiloka Penerapan SMK3 di sektor Konstruksi dalam menunjang otonomi daerah dan Globalisasi, 20024. Seminar Sistem Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja disektor Industri Konstruksi, 2004.5. ILO Geneva, Safety aVid Health in Building and Civil Engineering.6. Modul Pelatihan Tenaga Ahli Muda K3 Kostruksi, 2010.

Gambar 7.1 Flow Chart Kecelakaan Kerja (Tanggap Darurat).

121