BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

59
2011 BAB VI Routing Isi Materi : 1. Kegunaan, fungsi dan jenis-jenis router 2. Arsitektur/Topologi jaringan menggunakan perangkat Router 3. Pengenalan Router Mikrotik, instalasi mikrotik router OS dan konfigurasi mikrotik router 4. Pengenalan Cisco Router dan Simulasi menggunakan software cisco paket tracert Dasar Teori Routing Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP

description

ffffffffff

Transcript of BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

Page 1: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

BAB VI

Routing

Isi Materi :

1. Kegunaan, fungsi dan jenis-jenis router

2. Arsitektur/Topologi jaringan menggunakan perangkat Router

3. Pengenalan Router Mikrotik, instalasi mikrotik router OS dan konfigurasi mikrotik

router

4. Pengenalan Cisco Router dan Simulasi menggunakan software cisco paket tracert

Dasar Teori Routing

Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke

jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah

metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu

jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat

jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang

ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima

kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya. Router memiliki kemampuan

melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur

diantara keduanya.

Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah

algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system

ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop. IP tidak megnetahui jalur

keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router

berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan. Router dapat digunakan untuk

menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan

dengan baik dari trafik yang dibangkitkan oleh LAN yang lain.

Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai subnetwork

yang berbeda. Merip dengan bridge, router dapat dihubungkan network interface yang

berbeda. Router terletak pada Layer 3 dalam OSI, router hanya perlu mengetahui Net- Id

Page 2: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

(nomor jaringan) dari data yang diterimanya untuk diteruskan ke jaringan yang dituju. Cara

kerjanya setiap paket data yang datang, paket data tersebut dibuka lalu dibaca header paket

datanya kemudian mencocokan atau membandingkan ke dalam table yang ada pada routing

jaringan dan diteruskan ke jaringan yang dituju melalui suatu interface. Untuk mengetahui

network mana yang akan dilewatkan router akan menambahkan (Logical AND) Subnet Mask

dengan paket data tersebut.

Algortima routing untuk host Proses routing yang dilakukan oleh host cukup sederhana. Jika

host tujuan terletak di jaringan yang sama atau terhubung langsung. IP datagram dikirim

langsung ke tujuan. Jika tidak, IP datagram dikirm ke default router. Router ini yang akan

mgnatur perngiriman IP selanjutnya, hingga sampai ke tujuannya. Dalam suatu table routing

terdapat :

1) IP address tujuan

2) IP address next hop router (gateway)

3) Flag, yang menyatakan jenis routing

4) Spesifikasi network interface tempat datagram dilewatkan.

Dalam proses meneruskan paket ke tujuan, IP router akan melakukan hal-hal berikut;

1) Mencari di table routing, entry yang cocok dengan IP address tujuam. Jika ditemukan,

paket akan dikirim ke next hop router atau interface yang terhubunglangsung dengan nya.

2) Mencari di table routing, entry yang cocok dengan alamat network dari network tujuan.

Jika ditemukan, paket dikirm ke nxt hop router tersebut.

3) Mencari di table routing, entry data yang bertanda default, jika ditemukan, paket dikirim

ke router tersebut.

Protokol Routing Protokol routing yang umum digunakan pada jaringan TCP/IP saat ini adalah

Routing Information Protokol (RIP), Open Shortest PATH First (OSPF) dan Border Gateway

Protocol (BGP)

Dalam sebuah kasus praktikum dimana setiap host yang dihubungkan dengan switch

melakukan browsing ke suatu alamat tertentu. Disini penulis menggunakan IP Address

172.24.12.18 yang melakukan permintaan data dari http://www.cisco.com dan melakukan

proses FTP ke server puma MTI.

Page 3: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Dalam proses tersebut tercata dan tercapture oleh program snifer yang cukup ampuh yaitu Iris

Versi 2.0. Pada level aplikasi lewat browser Internet Explorer. Penulis memberikan perintah

kepada browser untuk mencari alamat http://www.cisco.com. Dalam TCP/IP terjadi

penyampaian data dari protocol yang berada di satu layer ke protocol yang berada pada layer

lain. Semua informasi yang diterima protocol diberlakukan sebagai data. Dari layer aplikasi

akan diteruskan ke layer transport yang akan mengadakan komunikasi antara dua host kedua

protocol yaitu TCP dan UDP. Lalu melalui layer IP yang berfungsi untuk menyampaikan paket

data ke alamat yang tepat, protokol yang digunakan yaitu ARP dan ICMP. Sedangkan pada

layer berikutnya layer Internet yang bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket alamat

yang tepat menggunakan protocol IP, ARP, dan ICMP. Pada layer yang paling bawah yaitu layer

Network interface, bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik.

Didalam program Iris mencapture kegiatan penulis yang melakukan kegiatan browsing dengan

port 80 dan melakukan transfer data dengan FTP menggunakan port 21. angka-angka port ini

telah distandarkan pada protocol TCP dan dikenal sebagai Well Known Port. ARP bertugas

untuk menerjemahkan IP address ke alamat Ethernet. Proses ini dilakukan hanya untuk

datagram yang dikirm host karena pada saat inilah host menambahkan header Ethernet pada

datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamta Ethernet dilakukan dengan melihat table

yang disebut sebagai cache ARP.

Jika suatu protocol menerima data dari protocol lain di layer atasnya. Ia akan menambahkan

informasi tambahan miliknya kedata tersebut. Setelah itu akan diteruskan ke layer

dibawahnya. Hal yang sama juga terjadi jika suatu protocol menerima data dari protocol lain

yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protocol akan melepas

informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan ke protocol lain pada layer

diatasnya. Dalam kasus ini dimana host MTI 8 dengan IP address 172.24.12.18 melakukan

browsing ke suatu alamat di Internet. ARP akan memcocokkan dengan Network Id dan Host ID

addressnya, karena data yang dibawa lain dari subnet mask MTI maka ARP request menuju

Router, lalu router akan mencari alamat IP yang terdekat dari rangkaian Routing table yang

dibuat dengan router lain. maka pada saat pencarian table routing ini cache ARP akan

melakukan :

Page 4: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

1. Alamat tujuan datagram dimasking dengan subnet mask host pengirim dan dibandingkan

dengan alamat network host pengirim. Jika sama maka ini adalah routing langsung dan

frame langsung dikirimkan ke interface jaringan.

2. Jika tujuan datagram tidak terletak dalam satu jaringan. Periksa apakah terdapat entri

routing yang berupa host dan bandingkan dengan IP address tujuan datagram. Jika ada

entri yang sama, kirim frame ke router menuju host tujuan.

3. Jika tidak terdapat entri host yang cocok ada table routing, gunakan alamat tujuan

datagram yang telah dimask pada langkah 1 untuk mencari kesamaan di table routing.

Periksa apakah ada network/subnetwork di table routing yang sama dengan alamat

network tujuan datagram. Jika ada entri yang sama, kirim frame ke router menuju

network/subnetwork tersebut.

4. Jika tidak terdapat entri host ataupun entri netwotk/subnetwork yang sesuai dengan

tujuan datagram, host mengirimkan ftrame ke router default dan menyerahkan proses

routing selanjutnya ke pada router default.

5. Jika tidak terdapat rute default di table routing, semua host diasumsikan dalam keadaan

terhubung langsung. Dengan demikian host pengirim akan mencari alamat fisik host tujuan

menggunakan ARP.

Router

Router adalah perangkat jaringan yang bekerja pada layer 3 OSI (network layer) dan dapat

menghubungkan dua atau lebih jaringan yang memiliki subnet berbeda. Router juga berfungsi

sebagai pengatur arus lalu lintas jaringan dan memiliki tugas sangat vital dalam menentukan

kondisi sebuah jaringan. Jadi fungsi router, secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan

dua buah jaringan yang berbeda, tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai

network yang diharapkan Dalam implementasinya, router sering dipakai untuk

menghubungkan jaringan antar lembaga atau perusahaan yang masing-masing telah memiliki

jaringan dengan network id yang berbeda. Contoh lainnya yang saat ini populer adalah ketika

perusahaan anda akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket

data dari perusahaan anda ke lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor

jaringan anda akan berbeda dengan perushaaan yang anda tuju. Router juga mempunyai

Fungsi yaitu untuk menghubungkan 2 buah jaringan.

Page 5: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Perangkat router banyak sekali jenisnya tapi yang akan dibahas dalam bab ini ada 3 jenis yaitu

mikrotik router, cisco router dan Opensouce Router.

5.1 Topologi Router

Internet----------Moderm/router----------- router--------Switch/Hub-----Client

5.1 Mikrotik Router

Mikrotik router adalah router network yang diciptakan oleh perusahaan mikrotik yang awalnya

dirintis oleh john truly dan arnis riekstins john truly adalah seorang amerika yang berimigrasi

ke Latvia. Dilatvia ia berjumpa dengan arnis, seorang sarjana fisika dan mekanik sekitar tahun

1995. Awalnya tujuan mereka adalah untuk membuat program router handal yang

dikembangkan dari linux kernel 2.2. Mikrotik router ini ada 2 jenis yaitu berupa hardware dan

berupa Router OS. Fitur dimikrotik router banyak sekali, Fitur-fitur tersebut diantaranya :

Firewall & Nat, Routing, Hotspot, Point to Point Tunneling Protocol, DNS server, DHCP server,

Hotspot, dan masih banyak lagi fitur lainnya.

Mikrotik yang berupa software bisa diinstal di CPU dengan spesifikasi Minimal processor

Pentium III 800 Mhz, RAM 512 mb dan hdd 10 Gb sebagai firewall dan hotspot server untuk

melayani sekitar 150 user.

Page 6: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

5.2 Instalasi Mikrotik Router

Untuk penginstalan persiapkan cd instalasi miktorik, Setelah cd siap maka masukkan ke cdrom

dan lakukan boot from cd. pastikan komputer yang akan dipergunakan memiliki minimal dua

ethernet card.

Setelah proses booting selesai maka akan muncul tampilan berikut (klik untuk gambar yang

lebih jelas):

Tampilan diatas adalah paket-paket yang akan di install, lanjutkan dengan menekan 'a' untuk

menginstall semuanya dan diteruskan dengan menekan 'I' untuk melanjutkan proses instalasi.

Proses instalasi dilanjutkan dengan pembuatan partisi dan format harddisk,

Setelah melakukan pembuatan partisi dan memformat harddisk maka tahap terakhir adalah

menginstall paket-paket yang dipilih pada awal tadi ke dalam harddisk. setelah selesai tekan

enter untuk reboot.

Keluarkan CD Instalasi dan biarkan hidup normal seperti biasa maka akan muncul tampilan

seperti dibawah ini :

Page 7: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

login sebagai user : admin dan tanpa password.

Akses mirotik:

1. via console

Mikrotik router board ataupun PC dapat diakses langsung via console/ shell maupun

remote akses menggunakan putty (www.putty.nl)

2. via winbox

Mikrotik bisa juga diakses/remote menggunakan software tool winbox

3. via web

Mikrotik juga dapat diakses via web/port 80 dengan menggunakan browser

5.3 Setting Mikrotik Router

Reset, Restart dan Shutdown

Reset ini berguna untuk menghaopus konfigurasi pada router dan mengembalikannya ke posisi

default, keadaan ketika pertama kali mikrotikk diinstal

[admin@MikroTik] > System resetDangerous! Reset anyway? (y/n):y

Reboot dibutuhkan ketika Anda menambah paket perangkat lunak pada system. Reboot

computer diperllukan pula ketika terdapat salah satu aplikasi tidak berfungsi normal :

[admin@MikroTik] > System rebootReboot, Yes?(Y/N):Y

Shutdown berfungsi untuk mematikan system

[admin@MikroTik] > System shutdownshutdown, Yes?(Y/N):Y

Page 8: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Memberi nama Mirotik

[admin@MikroTik] > system identity print name: "Mikrotik"[admin@MikroTik] > system identity editvalue-name: name

masuk ke editor ketik misal saya ganti dengan nama daliman:

dalimanC-c quit C-o save&quit C-u undo C-k cut line C-y paste

Edit kemudian tekan Cltr-o untuk menyimpan dan keluar dari editor kalau menggunakan

winbox, tampilannya seperti ini:

Mengganti nama interface:

[admin@MikroTik] > /interface printFlags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R ether1 ether 0 0 1500 1 R ether2 ether 0 0 1500[admin@MikroTik] > /interface edit 0value-name: name

Nilai 0 adalah nilai ether1, jika ingin mengganti ethet2 nilai 0 diganti dengan 1. masuk ke editor

ketik missal saya ganti dengan nama local:

local

C-c quit C-o save&quit C-u undo C-k cut line C-y paste

Edit kemudian tekan Cltr-o untuk menyimpan dan keluar dari editor Lakukan hal yang sama

untuk interface ether 2, sehingga jika dilihat lagi akan muncul seperti ini:

Page 9: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

[admin@MikroTik] > /interface printFlags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R local ether 0 0 1500 1 R public ether 0 0 1500

Kalau Via winbox settingannya adalah sebagai berikut :

Pilih menu interface, klik nama interface yg ingin di edit, sehingga muncul jendela edit

interface.

Seting IP Address :

[admin@MikroTik] > /ip address addaddress: 192.168.1.1/24interface: local[admin@MikroTik] > /ip address printFlags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE 0 192.168.0.254/24 192.168.0.0 192.168.0.255 local

Masukkan IP addres value pada kolom address beserta netmask, masukkan nama interface yg

ingin diberikan ip addressnya.Untuk Interface ke-2 yaitu interface public, caranya sama dengan

diatas, sehingga jika dilihat lagi akan menjadi 2 interface:

[admin@MikroTik] > /ip address printFlags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE 0 192.168.0.254/24 192.168.0.0 192.168.0.255 local 1 202.51.192.42/29 202.51.192.40 202.51.192.47 public

Kalau Via winbox settingannya adalah sebgai berikut :

Page 10: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Mikrotik sebagai Gateway

Sebelumnya untuk melakukan setting gateway gunakan perintah ip route print

[admin@MikroTik] > /ip route print

Maka informasi gateway yang belum terpasang akan terlihat, lanjutkan dengan menambahkan

gateway dengan menggunakan perintah seperti gambar dibawah ini :

[admin@MikroTik] > /ip route add gateway=202.51.192.1[admin@MikroTik] > /ip route print

Sesudah menambahkan gateway lanjutkan dengan menambahkan DNS

[admin@MikroTik] > /ip dns set primary-dns=202.169.224.200[admin@MikroTik] > /ip dns set secondary-dns=202.169.224.201[admin@MikroTik] > /ip dns print

Mikrotik Sebagai NAT

Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode

untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan

satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP

yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam

administrasi jaringan.

Saat ini, protokol IP yang banyak digunakan adalah IP version 4 (IPv4). Dengan panjang alamat

4 bytes berarti terdapat 2 pangkat 32 = 4.294.967.296 alamat IP yang tersedia. Jumlah ini

secara teoritis adalah jumlah komputer yang dapat langsung koneksi ke internet. Karena

Page 11: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

keterbatasan inilah sebagian besar ISP (Internet Service Provider) hanya akan mengalokasikan

satu alamat untuk satu user dan alamat ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang

diberikan akan berbeda setiap kali user melakukan koneksi ke internet. Hal ini akan

menyulitkan untuk bisnis golongan menengah ke bawah. Di satu sisi mereka membutuhkan

banyak komputer yang terkoneksi ke internet, akan tetapi di sisi lain hanya tersedia satu

alamat IP yang berarti hanya ada satu komputer yang bisa terkoneksi ke internet. Hal ini bisa

diatasi dengan metode NAT. Dengan NAT gateway yang dijalankan di salah satu komputer,

satu alamat IP tersebut dapat dishare dengan beberapa komputer yang lain dan mereka bisa

melakukan koneksi ke internet secara bersamaan.

Misal kita ingin menyembunyikan jaringan local/LAN 192.168.0.0/24 dibelakang satu IP

address 202.51.192.42 yang diberikan oleh ISP, yang kita gunakan adalah fitur Mikrotik source

network address translation (masquerading) . Masquerading akan merubah paket-paket data

IP address asal dan port dari network 192.168.0.0/24 ke 202.51.192.42 untuk selanjutnya

diteruskan ke jaringan internet global.

Untuk menggunakan masquerading, rule source NAT dengan action 'masquerade' harus

ditambahkan pada konfigurasi firewall:

[admin@MikroTik] > /ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade

out-interface=public

Kalau settingan menggunakan winbox, akan terlihat seperti gambar dibawah ini:

Page 12: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Mikrotik sebagai Transparent web proxy

Salah satu fungsi proxy adalah untuk menyimpan cache. Apabila sebuah LAN menggunakan

proxy untuk berhubungan dengan Internet, maka yang dilakukan oleh browser ketika user

mengakses sebuah url web server adalah mengambil request tersebut di proxy server.

Sedangkan jika data belum terdapat di proxy server maka proxy mengambilkan langsung dari

web server. Kemudian request tersebut disimpan di cache proxy. Selanjutnya jika ada client

yang melakukan request ke url yang sama, akan diambilkan dari cache tersebut. Ini akan

membuat akses ke Internet lebih cepat.

Bagaimana agar setiap pengguna dipastikan mengakses Internet melalu web proxy yang telah

kita aktifkan? Untuk ini kita dapat menerapkan transparent proxy. Dengan transparent proxy,

setiap Browser pada komputer yang menggunakan gateway ini secara otomatis melewati

proxy.

Mengaktifkan fiture web proxy di mikrotik:

[admin@MikroTik] > /ip web-proxy set enabled=yes[admin@MikroTik] > /ip web-proxy set cache-administrator = [email protected][admin@MikroTik] > /ip web-proxy set transparent-proxy=yes[admin@MikroTik]> /ip web-proxy print enabled: yessrc-address: 0.0.0.0port: 3128hostname: "MikroTik"

Page 13: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

transparent-proxy: yesparent-proxy: 0.0.0.0:0cache-administrator: "[email protected]"max-object-size: 8192KiBcache-drive: systemmax-cache-size: unlimitedmax-ram-cache-size: unlimitedstatus: runningreserved-for-cache: 4733952KiBreserved-for-ram-cache: 2048KiB

Membuat rule untuk transparent proxy pada firewall NAT, tepatnya ada dibawah rule untuk

NAT masquerading:

[admin@MikroTik] > /ip firewall nat add chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=3128[admin@MikroTik] > /ip firewall nat printFlags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic 0 chain=srcnat out-interface=public action=masquerade 1 chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=3128

Kalau menggunakan winbox:

1. Aktifkan web proxy pada menu IP>Proxy>Access>Setting ( check box enable)

2. Setting parameter pada menu IP>Web Proxy>Access Setting>General

Page 14: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

3. Membuat rule untuk transparent proxy pada menu IP>Firewall>NAT

Page 15: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Transparent proxy dengan proxy server terpisah/independent

Web Proxy built in MikroTik menurut pengamatan saya kurang begitu bagus dibandingkan

dengan proxy squid di linux, squid di linux lebih leluasa untuk dimodifikasi dan diconfigure,

misalkan untuk feature delay-pool dan ACL list yang berupa file, belum ada di mikrotik seri

2.9.x.

Biasanya kebanyakan orang lebih suka membuat proxy server sendiri, dengan PC

Linux/FreeBSD dan tinggal mengarahkan semua client ke PC tersebut. Topologi PC proxy

tersebut bisa dalam jaringan local ataupun menggunakan ip public. Konfigurasinya hampir

mirip dengan transparent proxy, bedanya adalah pada rule NAT actionnya yaitu sbb:

Page 16: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Dalam contoh diatas 192.168.0.100 adalah IP proxy server port 8080

Perbedaan antara transparent proxy dengan non transparent hanya terletak pada bagian

transparent-proxy nilainya yes atau no kalau nilainya yes maka transparent proxynya aktif tapi

jika tidak maka nilainya no.

Mikrotik sebagai bandwidth limiter

Mikrotik juga dapat digunakan untuk bandwidth limiter (queue) . Untuk mengontrol

mekanisme alokasi data rate.

Secara umum ada 2 jenis manajemen bandwidth pada mikrotik, yaitu simple queue dan queue

tree. Silahkan gunakan salah satu saja.

Tutorial berikutnya semua setting mikrotik menggunakan winbox, karena lebih user friendly

dan efisien.

Simple queue

Misal kita akan membatasi bandwidth client dengan ip 192.168.0.3 yaitu untuk upstream

64kbps dan downstream 128kbps

Page 17: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Setting pada menu Queues>Simple Queues

Queue tree

Klik menu ip>firewall>magle

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb:

Pada tab General: Chain=forward, Src.address=192.168.0.3 (atau ip yg ingin di limit) Pada tab Action : Action = mark connection, New connection mark=client3-con (atau nama dari mark conection yg kita buat) Klik Apply dan OK

Page 18: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Buat rule lagi dengan parameter sbb:

Pada tab General: Chain=forward, Connection mark=client3-con (pilih dari dropdown menu) Pada tab Action: Action=mark packet, New pcket Mark=client3 (atau nama packet mark yg kita buat) Klik Apply dan OK

Klik menu Queues>Queues Tree

Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb:

Page 19: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Pada tab General:

Name=client3-in (misal), Parent=public (adalah interface yg arah keluar), Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle), Queue Type=default, Priority=8, Max limit=64k (untuk seting bandwith max download) Klik aplly dan Ok

Buat rule lagi dengan parameter sbb:

Pada tab General: Name=client3-up (misal), Parent=local (adalah interface yg arah kedalam), Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg kita buat pada magle), Queue Type=default, Priority=8, Max limit=64k (untuk seting bandwith max upload)

Klik aplly dan Ok

Mikrotik sebagai Bridging

Bridge adalah suatu cara untuk menghubungkan dua segmen network terpisah bersama-sama

dalam suatu protokol sendiri. Paket yang diforward berdasarkan alamat ethernet, bukan IP

address (seperti halnya router). Karena forwarding paket dilaksanakan pada Layer 2, maka

semua protokol dapat melalui sebuah bridge.

Page 20: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Jadi analoginya seperti ini, jika anda mempunyai sebuah jaringan local 192.168.0.1/24 gateway

ke sebuah modem ADSL yg juga sebagai router dengan ip local 192.168.0.254 dan ip public

222.124.21.26.

Anda ingin membuat proxy server dan mikrotik sebagai BW management untuk seluruh client.

Nah mau ditaruh dimanakan PC mikrotik tersebut? Diantara hub/switch dan gateway/modem?

Bukankah nanti jadinya dia sebagai NAT dan kita harus menambahkan 1 blok io privat lagi yang

berbeda dari gateway modem?

Solusinya mikrotik di set sebagai bridging, jadi seolah2 dia hanya menjembatani antar kabel

UTP saja. Topologinya sbb:

Internet ---------- Moderm/router ----------- Mikrotik -------- Switch/Hub ----- Client

Setting bridging menggunakan winbox

1. Menambahkan interface bridge

Klik menu Interface kemudian klik tanda + warna merah untuk menambahkan interface, pilih

Bridge

memberi nama interface bridge, missal kita beri nama bridge1

Page 21: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

2. menambahkan interface ether local dan public pada interface

Klik menu IP>Bridge>Ports , kemudian klik tanda + untuk menambahkan rule baru:

Buat 2 rules, untuk interface local dan public.

3. Memberi IP address untuk interface bridge

Klik menu IP kemudian klik tanda + untuk menambahkan IP suatu interface, missal

192.168.0.100, pilih interface bridge1 (atau nama interface bridge yang kita buat tadi)

Page 22: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Dengan memberikan IP Address pada interface bridge, maka mikrotik dapat di remote baik

dari jaringan yg terhubung ke interface local ataupun public.

Mikrotik sebagai MRTG / Graphing

Graphing adalah tool pada mokrotik yang difungsikan untuk memantau perubahan parameter-

parameter pada setiap waktu. Perubahan perubahan itu berupa grafik uptodate dan dapat

diakses menggunakan browser.

Graphing dapat menampilkan informasi berupa:

a. Resource usage (CPU, Memory and Disk usage)

b. Traffic yang melewati interfaces

c. Traffic yang melewati simple queues

Mikrotik sebagai DHCP Server

Dhcp server ini digunakan supaya seorang administrator jaringan tidak lagi direpotkan untuk

mengisikan ip address secara manual ke computer client. Secara otomatis nantinya computer

client akan mendapatkan ip address secara otomatis.

Untuk tahap awal pastikan ip address, dns dan settingan yang lainnya sudah dilakukan. Lalu

lanjutkan dengan membuat konfigurasi sebagai berikut :

[admin@MikroTik] > ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.1.10-192.168.1.20[admin@MikroTik] > ip dhcp-server network add address=192.168.1.0/24 gateway=192.168.1.1[admin@MikroTik] > ip dhcp-server add interface=local address-pool=dhcp-pool[admin@MikroTik] > ip dhcp-server enable 0

Mengaktifkan fungsi graping

Klik menu Tool >Graphing>Resource Rules

Adalah mengaktifkan graphing untuk resource usage Mikrotik. Sedangkana allow address

adalah IP mana saja yang boleh mengakses grafik tersebu,. 0.0.0.0/0 untuk semua ip address.

Page 23: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Klik menu Tool>Graphing>Interface Rules

Adalah mengaktifkan graphing untuk monitoring traffic yang melewati interface, silahkan pilih

interface yg mana yang ingin dipantau, atau pilih “all” untuk semua.

Graphing terdiri atas dua bagian, pertama mengumpulkan informasi/ data yang kedua

menampilkanya dalam format web. Untuk mengakses graphics, ketik URL dengan format

http://[Router_IP_address]/graphs/ dan pilih dari menu-menu yang ada, grafik mana yang

ingin ditampilkan.

Contoh hasil grafik untuk traffic interface public:

Page 24: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Untuk lebih lengkapnya lagi tutorial yang sudah tersedia di situs resmi mikrotik.

Mikrotik Sebagai Hotspot

Analoginya jika seseorang menggunakan wireless untuk terkoneksi ke internet maka akan

dihadapkan terlebih dahulu dengan login user yang sudah terdaftar lebih dulu. Usahakan

settingan ip address, dhcp server dan firewall nat sudah di setting. Untuk lebih jelasnya lakukan

settingan berikut :

[admin@MikroTik] > ip hotspot[admin@MikroTik] ip hotspot > setupHotspot interfaces : localLocal address of network : 192.168.1.1/24Masquerade network: yesAddress pool of network:192.168.1.10-192.168.1.20Select certified: noneIp address of smtp server: 202.169.224.254Dns server:202.169.224.200Dns name: alibanget.web.idName of local hotspot user: adminPassword for the user: 12345[admin@MikroTik] ip hotspot > print

Untuk menambahkan user baru selain admin

[admin@MikroTik] ip hotspot > user add name=ali password=qwerty[admin@MikroTik] ip hotspot > user print

Settingan menggunakan winbox

Masuk ke IP ==> Hotspot ==> Setup

Page 25: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Kemudian tentukan IP lokal hospot yang akan ada gunakan, misal 192.168.10.1 dan Tentukan

IP DHCP ke clientnya yang akan anda gunakan, dalam contoh ini adalah 192.168.10.2-

192.168.10.255

Untuk SMTP Server sebaiknya anda kosongin saja, Kemudian DNS servernya anda isikan

sesuaikan dengan Provider anda, dalam contoh ini adalah DNS1=202.47.78.1

DNS2=202.47.78.9

Page 26: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

DNS lokal hotspot anda NEXT saja kemudian pada Hotspot user anda dalam contoh berikut

diisi admin password admin123

Hotspot Server Profile digunakan untuk mensetting server yang akan sering digunakan untuk

semua user seperti metode autentikasi dan Limitasi data rate. Ada 6 jenis autentikasi Hotspot

mikrotik yang berbeda dalam profile setting, jenis autentikas tersebut adalah : HTTP PAP, HTTP

CHAP, HTTPS, HTTP cookie, MAC address, Trial

Page 27: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Metode autentikasi yang akan digunakan, biasanya cukup menggunakan metode HTTP CHAP

Page 28: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Data rate limitation digunakan sebagai default setting untuk user yang belum di setting

bandwidth limit pemakaiannya. Dimana RX adalah Client upload dan TX adalah Client

download. Misal setting default data rate di 64k/128k (upload/download)

Hotspot user profile digunakan untuk menyimpan data user yang akan dibuatkan rule

profilenya. Dimana didalamnya bisa dilakukan setting firewall filter chain untuk traffic yang

keluar/masuk, juga bisa untuk mensetting limitasi data rate dan selain itu dapat juga dilakukan

paket marking untuk setiap user yang masuk kedalam profile tersebut secara otomatis.

Page 29: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Hotspot user yaitu nama-nama user yang akan diautentikasi pada sistem hotspot. Beberapa

hal yang dapat dilakukan dalam konfigurasi hotspot user yaitu : username dan password,

Membatasi user berdasarkan waktu dan paket data yang akan digunakan, hanya ip address

tertentu dari ip address dhcp yang ditawarkan atau hanya mengizinkan user untuk koneksi ke

sistem hotspot dari MAC Address tertentu saja.

IP Bindings digunakan untuk mengizinkan ip tertentu untuk membypass autentikasi hotpot, ini

sangat berguna sekali ketika kita ingin menjalankan layanan server, atau IP telephony dibawah

system hotspot. Misal, PC atau Notebook anda untuk dapat membypass hotspot system,

Page 30: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

dengan demikian anda dapat melakukan browsing tanpa autentikasi IP Bindings digunakan

untuk mengizinkan ip tertentu untuk membypass autentikasi hotpot, ini sangat berguna sekali

ketika kita ingin menjalankan layanan server, atau IP telephony dibawah system hotspot.

Misal, PC atau Notebook anda untuk dapat membypass hotspot system, dengan demikian

anda dapat melakukan browsing tanpa autentikasi

Sumber Referensi:

Moh. Linto herlambang dan azis catur L (panduan lengkap menguasai router masa depan)

http://www.mikrotik-id.blogspot.com

http://www.indonesiacyber.net/

CISCO ROUTER

Selain router menggunakan mikrotik kita juga akan mengenal perangkat keras cisco router.

untuk solusi belajar cisco ada beberapa simulator yang bisa digunakan salah satunya adalah

paket tracert.

Packet Tracer

Cisco Packet Tracer merupakan program simulasi networking kuat yg memungkinkan siswa utk

bereksperimen dgn perilaku jaringan & bertanya pertanyaan "bagaimana jika". Sebagai bagian

integral dari Akademi Jaringan pengalaman belajar yg lengkap,Packet Tracer memberikan

Page 31: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

simulasi, visualisasi, authoring, penilaian, & kolaborasi kemampuan & memfasilitasi mengajar

& belajar dari konsep teknologi yg kompleks.

Packet Tracer suplemen peralatan fisik di kelas dgn memungkinkan siswa utk menciptakan

sebuah jaringan dgn jumlah tak terbatas perangkat, mendorong praktik, penemuan, &

pemecahan masalah. Simulasi berbasis lingkungan belajar membantu siswa mengembangkan

keterampilan abad 21 seperti pengambilan keputusan, kreatif & berpikir kritis, & pemecahan

masalah.

Packet Tracer Networking Academy melengkapi kurikulum, sehingga dgn gampang instruktur

utk mengajar & menunjukkan konsep-konsep teknis yg rumit & desain sistem jaringan. dgn

Packet Tracer, instruktur dapat menyesuaikan kegiatan individu atau multiuser, menyediakan

tangan-on pelajaran bagi siswa yg menawarkan nilai & relevansi dalam kelas mereka. Siswa

dapat membangun, mengkonfigurasi, & atasi masalah jaringan menggunakan peralatan &

simulasi virtual koneksi, sendiri atau bekerja sama dgn siswa lain. Paling penting, Packet Tracer

membantu siswa & instruktur menciptakan virtual mereka sendiri "dunia jaringan" utk

eksplorasi, eksperimentasi, & penjelasan tentang konsep & teknologi jaringan.

Paket kegiatan Tracer diikutsertakan dalam CCNA Discovery, CCNA Exploration, & Keamanan

CCNA kurikulum utk menyediakan teknologi jaringan kaya pengalaman pembelajaran.

Software ini sangat praktis digunakan untuk mendesain topologi jaringan yang kita inginkan,

disertai dengan berbagai perangkat - perangakat jaringan dibutuhkan pada suatu area network

misal router, switch, hub maupun perangkat lainnya. Dengan dukungan dari banyak perangkat

tersebut akan memudahkan kita dalam menentukan jenis perangkat jaringan yang akan kita

gunakan pada topologi kita inginkan.

Aplikasi packet tracert memiliki keunggulan dan kemudahan dibandingkan dengan simulator

jenis lain. Kita dapat melakukan rancangan suatu topologi jaringan dengan mudah serta

penempatan perangkat jaringan dapat diatur dan ditentukan dengan baik. Konfigurasi –

konfigurasi juga dapat dilakukan dengan teliti sehingga antara perangkat jaringan dapat

dihubungkan dengan baik. Kemudahan yang diberikan packet tracer juga terlihat pada saat

penginstallan aplikasi tersebut. Software packet tracer dapat diinstall pada PC maupun laptop

dengan spesifikasi rendah sehingga tidak tergantung pada spesifikasi yang baik sekalipun.

Page 32: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Packet tracer sangat mudah digunakan dan diaplikasikan pada suatu desain topologi

jaringan/network. Dengan kemudahan tersebut aplikasi telah melakukan peningkatan –

peningkatan agar dapat melengkapi aplikasi packet tracer versi sebelumnya. Saya memakai

simulator ini versi 4.1, dengan versi kemudahaan sudah sangat kelihatan apalagi sekarang

muncul versi terbaru 5.0 keluaran Cisco dengan packet tracer 5.0 akan sangat membantu para

administrator jaringan untuk mengimplementasikan topologi jaringan sebelum diterapkan

pada suatu area nyata. Untuk mendapatkan aplikasi ini kamu bisa mendownloadnya di

internet secara gratis.

Untuk membuat sebuah konfigurasi jaringan, bagi pemula, sebaiknya ditentukan dulu jenis

device yang digunakan, berapa jumlahnya dan bagaimana bentuk konfigurasi jaringan tersebut

pada kertas buram. Jenis-jenis kabel penghubung ditentukan berdasarkan aturan sebagai

berikut :

Untuk mengkoneksikan peralatan yang berbeda, gunakan kabel Straight-through

Router – Switch

Router – Hub

PC – Switch

PC – Hub

Untuk mengkoneksikan peralatan yang sama, gunakan kabel Cross-Over

Router - Router

Router – PC

Switch - Switch

Switch – Hub

Untuk mengkonfigurasi Router melalui PC gunakan kabel Roll-Over

Pada konfigurasi perangkat – perangkat jaringan sangat menentukan dalam merangcang suatu

topologi jaringan . Proses konfigurasi merupakan bagian penting dalam susunan jaringan.

Proses konfigurasi di masing-masing device diperlukan untuk mengaktifkan fungsi dari device

tersebut. Proses konfigurasi meliputi pemberian IP Address dan subnet mask pada interface-

interface device (pada Router, PC maupun Server), pemberian Tabel Routing (pada Router),

Page 33: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

pemberian label nama dan sebagainya. Setelah proses konfigurasi dilakukan, maka tanda

bulatan merah pada kabel yang terhubung dengan device tersebut berubah menjadi hijau. Ada

2 mode konfigurasi yang dapat dilakukan : mode GUI (Config mode) dan mode CLI (Command

Line Interface). Contoh konfigurasi dengan mode GUI Klik device yang akan dikonfigurasi. Pilih

menu Config. Klik interface yang diinginkan. Isi IP Address dan subnet mask-nya. Lakukan hal

yang sama untuk interface-interface dan device yang lain. Berikut contoh sederhana

penggunaan packet tracer :

Praktikum Penggunaan Paket tracert

1.Buka paket tracer

Gambar Packet Tracer Main Window

Page 34: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Tambahkan device dengan menggunakan panel di bagian bawah.

Gambar Panel Device

Untuk menghubungkan komputer satu dengan yang lain pilihlah connection.

Gambar Konektor

Susun device seperti gambar berikut.

Gambar Koneksi Sederhana

Untuk mengatur IP, klik di salah satu komputer kemudian atur IP seperti gambar berikut.

Gambar Konfigurasi IP PC

Lakukan hal yang sama dengan komputer lainnya dengan IP berbeda tetapi masih di network

yang sama.

Page 35: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Lakukan tes koneksi dengan menggunakan perintah ping.

Gambar Testing

Administrasi Router Menggunakan Packet Tracer

Buatlah skema jaringan seperti berikut

Gambar Skema Jaringan Studi Kasus

Koneksi dua router di atas belum terbentuk. Untuk menghubungkan dua router tersebut

pertama kita harus menambahkan serial port ke router tersebut. Klik salah satu router

Page 36: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Gambar Interface Router

Tambahkan modul serial WIC-2T seperti ilustrasi gambar di atas

Gambar Modul Tambahan

Lakukan hal yang sama pada router lainnya. Buatlah koneksi sehingga skema jaringan menjadi

seperti berikut

Gambar Skema Akhir

Page 37: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Klik pada salah satu router dan pilih tab CLI sehingga muncul tampilan berikut.

Gambar CLI

Ada beberapa mode CLI dalam router cisco seperti dibawah ini

Berikut mode konfigurasi dalam Router Cisco CLI

Gambar Konfigurasi Interfaces

Page 38: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Berikut command untuk konfigurasi nama host

Gambar Konfigurasi Hostname

Konfigurasi password router cisco

Gambar Konfigurasi Password

Melihat konfigurasi yang sedang berjalan

Gambar File Konfigurasi

Page 39: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Konfigurasi interface router

Mengaktifkan dan menonaktifkan interface router

Gambar Mengaktifkan interface

Gambar Mematikan Interface

Keluar dari konfigurasi interface

Gambar Keluar Konfigurasi Interface

Konfigurasi Interface Ethernet

Konfigurasi Serial

Konfigurasi semua node yang ada di skema jaringan kemudian cobalah melakukan ping

Gambar Skema Jaringan Soal

Page 40: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Praktikum Routing Statis

Buatlah Jaringan kumputer yang sesuai dengan skema berikut

Gambar Skema Jaringan

Lakukan konfigurasi berikut agar computer di setiap segmen dapat terhubung satu dengan

yang lain.

Configuration for Router1

Router> enableRouter# hostname sterlingSterling#configuration terminalSterling(config)# interface eth 0Sterling(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0Sterling(config-if)#no shutdownSterling(config-if)#exitSterling(config)#interface serial 0Sterling(config-if)#ip add 172.16.2.1 255.255.255.0Sterling(config-if)#clock rate 56000Sterling(config-if)#no shutdownSterling(config-if)#exit

Page 41: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Configuration for Router2

Configuration for Router3

STATIC ROUTE CONFIGURATION

Router> enableRouter# hostname hobokenhoboken#configuration terminalhoboken(config)# interface eth 0hoboken(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0hoboken(config-if)#no shutdownhoboken(config-if)#exithoboken(config)#interface serial 1hoboken(config-if)#ip add 172.16.2.2 255.255.255.0hoboken(config-if)#clock rate 56000hoboken(config-if)#no shutdownhoboken(config-if)#exithoboken(config)#interface serial 0hoboken(config-if)#ip add 172.16.4.1 255.255.255.0hoboken(config-if)#clock rate 56000hoboken(config-if)#no shutdown

Router> enableRouter# hostname WaycrossWaycross#configuration terminalWaycross(config)# interface eth 0Waycross(config-if)#ip address 172.16.5.1 255.255.255.0Waycross(config-if)#no shutdownWaycross(config-if)#exitWaycross(config)#interface serial 1Waycross(config-if)#ip add 172.16.4.2 255.255.255.0Waycross(config-if)#clock rate 56000Waycross(config-if)#no shutdownWaycross(config-if)#exit

Sterling(config)# ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.2.2----hoboken(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.2.1hoboken(config)#ip route 172.16.5.0 255.255.255.0 172.16.4.2----Waycross(config)#ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 172.16.4.1

Page 42: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Troubleshooting

Mengecek konfigurasi dari routing static bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Gambar Skema Testing

Dari PC A :

1. Lakukan ping/tracert ke PC B.

2. Lakukan ping/tracert ke PC C.

Praktikum Routing Dinamis

Buatlah jaringan computer sesuai dengan skema berikut :

Gambar Skema Jaringan RIP

Konfigurasi router di atas agar semua segment jaringan bisa berhubungan.

Page 43: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Configuration for Router1

Configuration for Router2

Configuration for Router3

Router> enableRouter# hostname sterlingSterling#configuration terminalSterling(config)# interface eth 0Sterling(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.0Sterling(config-if)#no shutdownSterling(config-if)#exitSterling(config)#interface serial 0Sterling(config-if)#ip add 172.16.2.1 255.255.255.0Sterling(config-if)#clock rate 56000Sterling(config-if)#no shutdownSterling(config-if)#exit

Router> enableRouter# hostname hobokenhoboken#configuration terminalhoboken(config)# interface eth 0hoboken(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0hoboken(config-if)#no shutdownhoboken(config-if)#exithoboken(config)#interface serial 1hoboken(config-if)#ip add 172.16.2.2 255.255.255.0hoboken(config-if)#clock rate 56000hoboken(config-if)#no shutdownhoboken(config-if)#exithoboken(config)#interface serial 0hoboken(config-if)#ip add 172.16.4.1 255.255.255.0hoboken(config-if)#clock rate 56000hoboken(config-if)#no shutdown

Router> enableRouter# hostname WaycrossWaycross#configuration terminalWaycross(config)# interface eth 0Waycross(config-if)#ip address 172.16.5.1 255.255.255.0Waycross(config-if)#no shutdownWaycross(config-if)#exitWaycross(config)#interface serial 1Waycross(config-if)#ip add 172.16.4.2 255.255.255.0Waycross(config-if)#clock rate 56000Waycross(config-if)#no shutdownWaycross(config-if)#exit

Page 44: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

DYNAMIC ROUTE CONFIGURATION

Troubleshooting

Mengecek konfigurasi dari routing static bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Gambar Skema Testing RIP

Dari PC A :

1. Lakukan ping/tracert ke PC B.

2. Lakukan ping/tracert ke PC C.

Sterling(config)# router ripSterling(config-router)# network 172.16.1.0Sterling(config-router)# network 172.16.2.0----hoboken(config)# router riphoboken(config-router)# network 172.16.2.0hoboken(config-router)# network 172.16.3.0hoboken(config-router)# network 172.16.4.0----Waycross(config)#router ripWaycross(config-router)#network 172.168.4.0Waycross(config-router)#network 172.168.5.0

Page 45: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Router Fisik Cisco

Router yang digunakan kali ini adalah cisco 1801. Interface dari router tersebut seperti gambar

berikut :

Gambar Interface Router 1801

Sedangkan detail dari interface router cisco 1801 memiliki bermacam-macam interface seperti

gambar berikut :

Gambar Skema Port Cisco 1801

Untuk melakukan konfigurasi awal router, kita memerlukan kabel DB 9 yang bisa

menghubungkan antara serial port pada PC dan console port pada router. Bentuk dari kabel

DB9 adalah sebagai berikut :

Gambar Konektor RJ45 dan DB9

Page 46: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Skema pembuatan konektor RJ45 dan DB9 secara manual adalah sebagai berikut :

Gambar Skema konektor RJ45 dan DB9

Praktikum

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum ini adalah :

1) Komputer dengan serial port dan hyperterminal.

2) Cisco Router.

3) Kabel rollover

Langkah-langkah praktikum

Hubungkan kabel rollover dengan DB9 ke serial PC dan RJ45 ke port console di router. Seperti

skema berikut :

Gambar Koneksi menggunakan rollover

Nyalakan router dan PC

Jalankan aplikasi hyperterminal pada PC, dengan Start > Programs > Accessories >

Communications > HyperTerminal

Page 47: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Konfigurasi hyperterminal :

Gambar Membuat koneksi

Masukkan nama koneksi di atas dan piih icon yang sesuai

Gambar Konfigurasi Parameter

Pilih COM1 atau koneksi yang sesuai dengan keadaan

Gambar Parameter Koneksi

Masukkan parameter koneksi dengan nilai seperti dibawah ini

Page 48: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Setting Value

Bits per Second 9600

Data bits 8

Parity None

Stop bits 1

Flow control None

Klik OK. Jika tidak ada error maka akan muncul tampilan seperti gambar berikut.

Gambar Hyperterminal Console

Skema praktikum

Susunlah jaringan computer yang sesuai dengan skema jaringan berikut.

Gambar Skema Jaringan Router Fisik

1) Tentukan IP dari setiap segmen jaringan yang ada.

2) Konfigurasi router dengan menggunakan hyperterminal. Dalam hal ini pc yang digunakan

untuk konfigurasi adalah PC0 untuk konfigurasi router0 dan PC3 untuk konfigurasi router1.

3) Lakukan testing koneksi dari PC1 ke PC2.

Page 49: BAB VI Routing Mikrotik Dan Cisco

2011

Sumber Referensi

1. Roger Pressman, “Software Engineering A Practitioner’s Approach”, 5th Edition, Mc

GrawHill

2. Tanembaum, Andrew S.2003.Computer Networks.Prentice Hall

3. Mir, Nader F.2006.Computer and Communication Network.Prentice Hall.

4. Lammle, Todd.2004.CCNA.Sybex.