BAB VI Pembahasan
-
Upload
welly-dehsy -
Category
Documents
-
view
5 -
download
2
description
Transcript of BAB VI Pembahasan
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang personal hygiene yang dilaksanakan diwilayah RT VI dan V, Desa Kaccia, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Populasi penelitian adalah seluruh warga desa yang berusia 13-55 tahun.
A. Kebersihan kulit Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang kebersihan kulit sebanyak 41 orang (78,8%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang buruk tentang kebersihan kulit sebanyak 11 orang (21,2%). Dari data tersebut memperlihatkan bahwa sudah banyak responden yang pengetahuannya baik mengenai kebersihan kulit.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Muh.iqbal,dkk (2013) Perilaku Personal Hygiene di Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara mendalam dikemukakan bahwa informan melakukan personal hygiene dikarenakan kebiasaan yang selalu dilakukan dan menjadi rutinitas yang tidak bisa dipisahkan. Informan melakukan mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, karena mandi merupakan perilaku yang setiap hari dilakukan agar diri kita tetap sehat dean segar.(11)
Dalam memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu
diperhatikan adalah menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri, mandi
minimal 2 kali sehari, mandi memakai sabun, menjaga kebersihan pakaian, makan yang bergizi
terutama banyak sayur dan buah, dan menjaga kebersihan lingkungan.(2)
B. Kebersihan rambut
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang kebersihan rambut sebanyak 41 orang (78,8%), sedangkan responden yann memiliki
pengetahuan yang buruk terhadap kebersihan rambut sebanyak 11 orang (21,2%). Responden
telah banyak endapatkan informasi tentang bagiaman cara menjaga kebersihan rambutnya.
Menurut Notoatmodjo (2007) terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuan,
Informasi merupakan factor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin sering
seseorang menerima dan terpapar akan suatu informasi maka banyak pula pengetahuan yang
diperoleh. Selain itu factor usia turut berperan dalam memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi
usia seseorang, semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan
yang diterimapun akan semakin baik dan mudah diterima.
C. Kebersihan mulut
Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa responden yang memiliki kebersihan mulut yang
baik sebanyak 30 orang (57,7%) dan responden yang memiliki kebersihan mulut yang buruk
sebanyak 22 orang (42,3%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Indirawati Tjahja dan Lannywati Ghani
(2007),dari hasil penelitian terlihat bahwa subjek dengan status kesehatan gigi fan mulut baik
sebesar 84,3% dan kurang sehat 15,7%. Dinyatakan pula usia seseorang berkaitan dengan
pengalaman hidup. Oleh karena itu, makin tua usia seseorang makin banyak belajar dari
pengalaman tentang pemeliharaan kesehatan gigi.(12)
D. Kebersihan tangan, kaki, dan kuku
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa responden yang memiliki kebersihan tangan,
kaki, dan kuku yang baik sebanyak 35 orang (67,3%) dan responden yang memiliki kebersihan
tangan, kaki, dan kuku yang buruk sebanyak 17 orang (32,7%).
Menurut Agsa Sajida (2012), kebersihan tangan dan kuku sangatlah penting karena
apabila penderita memiliki kebersihan tangan dan kaki yang buruk serta kuku yang panjang
dapat menyebabkan perkembangan kuman penyakit kulit akibat garukan pada kulit yang infeksi.
(13)
E. Kebersihan Pakaian
Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa responden yang memilki kebersihan pakaian yang
baik sebanyak 32 orang (61,5%) dan responden yang memilki kebersihan pakaian yang buruk
sebanyak 20 orang (38,5%).
Pakaian yang kotor akan menghalangi seseorang untuk terlihat sehat dan segar walaupun seluruh
tubuh sudah bersih. Pakaian banyak menyerap keringat, lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan.
Dalam sehari saja, pakaian berkeringat dan berlemak ini akan berbau busuk dan menganggu. Pakaian
bersentuhan langsung dengan kulit sehingga apabila pakaian yang basah karena keringat dan kotor akan
menjadi tempat berkembangnya bakteri di kulit.(9)
F. Kebersihan handuk
Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa responden yang memiliki kebersihan handuk yang baik
sebanyak 32 orang (61,5%) dan responden yang memiliki kebersihan handuk yang buruk sebanyak 20
orang (38,5%).
Menjaga kebersihan handuk dengan menjemurnya di terik matahari,dan pemakaiannya tidak
bergantian dengan anggota keluarga yang lain dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit infeksi
kulit yang dapat menular seperti scabies.
G. Kebersihan tempat tidur
Berdasarkan tabel 17 diketahui bahwa responden yang memiliki kebersihan handuk yang baik
sebanyak 22 orang (42,3%) dan responden yang memiliki kebersihan handuk yang buruk sebanyak 30
orang (57,7%).
Pada penelitian ini kebersihan tempat tidur termasuk dalam kategori buruk, masalah yang terjadi
pada sebagian responden adalah kasur dan bantal yang jarang dijemur dan sprei yang jarang diganti. Saat
peneliti melakukan wawancara singkat saat penelitian banyak responden yang memberikan pendapat
bahwa kasur dan bantalnya dijemur lebih dari 2 minggu dikarenakan mereka mengaanggap kasur dan
bantalnya tetap bersih dikarenakan mereka tidak memilki anak kecil. Dan untuk kebersihan sprei mereka
menggantinya bila sprei sudah terlihat kotor.
Kebersihan tempat tidur yang buruk akan menjadi tempat berkembang biak yang baik untuk
mikroorganisme. Kasur merupakan salah satu factor yang menentukan kualitas tidur. Agar kasur tetap
bersih dan terhindar dari kuman penyakit maka perlu menjemur kasur 1kali sebulan karena tanpa disadari
kasur juga bisa menjadi lembab hal ini dikarenakan seringnya berbaring dan suhu kamar yang berubah-
ubah.(13)