bab VI - An.Ek

14
36 6.1. Konsep dasar Analisis ekonomi merupakan tinjauan ekonomis terhadap pembangunan fasilitas baru atau investasi baru dari sudut pandang kepentingan Nasional atau masyarakat luas dan pengguna jasa (user), dalam hal ini keuntungan dan kerugian pengadaan proyek tersebut ditinjau dari kepentingan berbagai pihak khususnya pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan proyek tersebut. Perbedaan analisis biaya-manfaat (= cost benefit analysis = CBA) atau dikenal sebagai cost benefit Ratio = CBR antara analisis ekonomi dengan keuangan adalah: - Tinjauan adanya pengaruh project terhadap pihak luar yang tidak dibahas dalam analisis finansial. - Penerapan suku bunga pada analisis finansial harus mencerminkan langkanya sumber dana nasional sehingga pemakaiannya harus efisien. - Dasar waktu yang digunakan, pada analisis ekonomi adalah saat uang akan dikeluarkan, misal pada awal tahun pembangunan, kalau analisis keuangan berdasar saat pembayaran dilakukan. 36

description

analisa ekonomi

Transcript of bab VI - An.Ek

Page 1: bab VI - An.Ek

36

6.1. Konsep dasar

Analisis ekonomi merupakan tinjauan ekonomis terhadap pembangunan fasilitas

baru atau investasi baru dari sudut pandang kepentingan Nasional atau

masyarakat luas dan pengguna jasa (user), dalam hal ini keuntungan dan kerugian

pengadaan proyek tersebut ditinjau dari kepentingan berbagai pihak khususnya

pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan proyek tersebut.

Perbedaan analisis biaya-manfaat (= cost benefit analysis = CBA) atau dikenal

sebagai cost benefit Ratio = CBR antara analisis ekonomi dengan keuangan

adalah:

- Tinjauan adanya pengaruh project terhadap pihak luar yang tidak dibahas

dalam analisis finansial.

- Penerapan suku bunga pada analisis finansial harus mencerminkan langkanya

sumber dana nasional sehingga pemakaiannya harus efisien.

- Dasar waktu yang digunakan, pada analisis ekonomi adalah saat uang akan

dikeluarkan, misal pada awal tahun pembangunan, kalau analisis keuangan

berdasar saat pembayaran dilakukan.

Pada beberapa kondisi khusus, aspek biaya (cost) dalam analisis ekonomi dan

keuangan dapat bertemu (hasilnya sama) :

- Tenaga kerja yang tidak berasal dari PHK menyebabkan kesulitan dalam

menentukan upah yang harus dibayarkan, karena mereka umumnya ingin gaji

minimal sama dengan pekerjaan sebelumnya. Biaya tenaga kerja dan

kebutuhan dasar produksi lain, yang jarang ada dalam kondisi perekonomian

suatu negara disebut “opportunity cost”.

Untuk Indonesia persoalan ini mungkin tidak terjadi, karena kita memiliki SDM

yang banyak dan membutuhkan pekerjaan.

36

Page 2: bab VI - An.Ek

37

- Kompetisi yang sesungguhnya menyebabkan harga turut berkompetisi melalui

sistem ekonomi, yang mendorong ada efisiensi-efisiensi diberbagai bidang

produksi.

Tetapi pasar sering terdistorsi oleh monopoli, atau sistem kartel, baik oleh

peraturan pemerintah, adanya aturan upah minimum maupun maksimum, oleh

adanya tawar menawar dari serikat pekerja, dan sebagainya.

- Pasar modal yang sempurna, tanpa peraturan dari pemerintah dan bank

sentral, maka tingkat suku bunga akan ditentukan oleh pasar, selanjutnya tidak

adanya intervensi pemerintah akan menjadikan nilai tukar uang menunjukkan

nilai yang sebenarnya dari mata uang tersebut.

Di Indonesia, modal dalam negeri belum berkembang secara baik, dan suku

bunga bervariasi sangat besar yang tidak begitu menunjukkan adanya masalah

kelangkaan modal. Dan adanya intervensi pemerintah menyebabkan nilai tukar

tidak menunjukkan keadaan pasar yang sesungguhnya.

- Tidak adanya pengaruh eksternal, yang menunjukkan tidak adanya faktor biaya

dan manfaat yang mempengaruhi atau dipengaruhi masyarakat, bukan berarti

proyek ini tidak punya pemasukan atau pengeluaran.

Contoh pembangunan pabrik senjata untuk angkatan bersenjata, tidak

mempengaruhi atau dipengaruhi masyarakat. Tetapi pembangunan terminal

bus, akan sangat dipengaruhi atau mempengaruhi masyarakat.

Kerusakan ekologi, polusi tanah, air, dan udara, merupakan efek eksternal

yang harus diperhitungkan dalam analisis ekonomi.

Sehingga dalam analisis ekonomi dan analisis keuangan harga yang

diterapkan akan berbeda. Adanya faktor konversi harus diterapkan disini, untuk

merubah harga keuangan menjadi harga ekonomi.

Sedangkan CBA berkonsentrasi pada analisis keuntungan (profitability analysis),

dan hanya aspek operasional bukan keuangan yang diperhatikan.

6.2. Dasar-dasar CBR

Dalam analisis keuangan CBR dibutuhkan menampilkan elemen arus kas pada

“operasional bukan keuangan” dalam terminologi yang bisa diperbandingkan.

37

Page 3: bab VI - An.Ek

38

Biaya (cost) berhubungan dengan investasi pada awal proyek, dan biaya

operasional yang berjalan selama umur proyek.

Manfaat (benefit) berasal dari penggunaan produktif dari proyek.

Baik biaya maupun manfaat ditampilkan dalam terminologi kuantitasnya dan

ditransfer pada terminologi keuangan dengan menggunakan harga pasar dari

besaran input dan output yang ditinjau.

Manfaat dapat diperoleh dengan membandingkan kondisi ‘dengan’ atau ‘tanpa’

proyek. Besaran manfaat didapatkan dari selisih biaya yang diperoleh pengguna

jasa atau masyarakat dari perubahan harga atau biaya yang dikeluarkan akibat

kondisi ‘dengan’ atau ‘tanpa’ proyek. Misal : pada pemilhan rute jalan maka

manfaat adalah selisih biaya per kendaraan antara rute baru dibanding rute lama

dikalikan jumlah kendaraan yang akan lewat selama umur proyek ditambah

penghematan waktu bagi tiap orang yang menggunakan jalan.

Biaya dan manfaat dapat terjadi pada waktu yang berbeda. Agar keduanya dapat

dibandingkan, biasanya ditampilkan dalam ‘nilai uang saat ini (present value)’

dengan mengalikan discount factor yang sesuai.

Disini menjadi jelas bahwa analisis keuangan dikeluarkan dari CBR, karena nilai

sekarang (present value) dari cicilan dan bunga jadinya sama dengan present

value dari sumber pendanaan termasuk juga cicilan dan bunganya, sehingga

terjadi perhitungan ganda terhadap cicilan dan bunga tersebut.

Setelah tidak menggunakan CBR untuk analisis keuangan maka yang sesuai

adalah analisis profitibilitas dari proyek.

6.3. Faktor Konversi

Pada analisis keuangan dapat digunakan langsung harga yang berlaku dipasaran,

sedang pada analisis ekonomi harga yang digunakan harus mencerminkan

kelangkaan baik input maupu output, sehingga proyek yang terpilih menunjukkan

penggunaan alokasi sumber-sumbernya secara efisien.

Ada beberapa cara yang diperkenalkan untuk menentukan besaran faktor konversi

ini yaitu:

Pertama, didefinisikan sebagai keuntungan bersih suatu proyek terhadap

masyarakat dalam bentuk konsumsi pribadi yang dihargai sesuai nilai dalam negeri

tetapi dinyatakan dalam mata uang asing.

38

Page 4: bab VI - An.Ek

39

Kedua, dinyatakan sebagai keuntungan bersih dalam bentuk pendapatan

masyarakat, dihargai sebagai nilai perbatasan (= border price) yang dinyatakan

dalam bentuk mata uang asing atau mata uang lokal.

Kedua pendekatan ini makin di perhalus oleh perjalanan waktu, dan digunakan baik

dalam penentuan harga ekonomi maupun analisis ekonomi.

Faktor konversi ini sudah dikembangkan untuk berbagai negara, dan dapat

dihubungkan dengan tiap-tiap komoditas. Tetapi tidak bisa dan tidak praktis untuk

memakai faktor konversi per komoditas, jadi harus bersifat lebih sektoral, semacam

untuk pembangunan atau transportasi dan sebagainya.

Umumnya faktor konversi agregat adalah faktor konversi standart, didasarkan

pada hubungan antara nilai agregat dari barang yang diperdagangkan secara

Internasional pada “harga perbatasan “ (penjelasan lihat 6.5) dengan harganya di

dalam negeri atau dibanding terhadap barang yang sama produk dalam negeri, dan

faktor konversi konsumsi yaitu perbandingan antara “harga perbatasan” dan

harga lokal untuk barang-barang keperluan konsumtif. Misal harga udang di

Surabaya Rp.100.000,-/kg dengan harga fob Rp. 110.000,-/kg menghasilkan faktor

konversi 1,1.

Misal untuk masalah tanah yang dibutuhkan untuk pengembangan suatu terminal

barang, pada saat beli harganya Rp. 100.000,- per m2 tapi setelah terminal

berkembang harga tanah akan naik jadi Rp. 350.000,-, maka untuk analisis

ekonomi harga yang dimasukkan adalah Rp. 350.000,-.

6.4. Modal dan suku bunga

Pengertian terhadap Modal masih menjadi perdebatan bagi banyak ahli ekonomi,

yaitu apakah merupakan suku bunga tabungan (interest rate) ataukah suku bunga

pinjaman (discount rate).

Opportunity cost dari modal dapat dilihat dari segi:

a. Marginal time preference dari para konsumen

Pendapatan yang dinikmati seseorang secara umum dapat dimanfaatkan

dalam 2 cara yang berbeda yaitu dihabiskan ataupun ditabung. Ditabung berarti

pemakaian untuk dikonsumsi dikurangi. Jumlah yang disimpan dapat berupa

tabungan atau untuk investasi sehingga uangnya lerbih produktif. Konsumen

mau menabung di bank jika imbalan bunga dari bank cukup tinggi untuk

39

Page 5: bab VI - An.Ek

40

mengatasi kebutuhan konsumsi. Jika bunga bank rendah, akan sedikit orang

yang mau menabung dan lebih suka untuk membelanjakan saja.

Pada prinsipnya dapat disusun suatu kesimpulan mengenai rata-rata waktu

yang tepat (time preference) bagi setiap orang untuk mulai menabung yang

menghasilkan tingkat bunga yang menarik konsumen bank. Bunga yang tinggi

menyebabkan adanya penumpukan modal masyarakat pada pasar uang.

Sedang disisi lain makin tinggi bunga bank makin kecil kebutuhan untuk dipakai

sebagai modal, karena akan menurunkan tingkat profitabilitas dari investasi.

Hal ini disederhanakan sebagaimana grafik berikut:

Tingkat suku bunga yang paling seimbang i akan mengikuti grafik

keseimbangan demand dan supply. Tetapi oleh berbagai alasan, misal belum

sempurnanya pasar modal, maka prosentase bunga ini bergeser jauh dari

kenyataan.

Disamping mengunakan ‘time preference (rata-rata)’ dapat digunakan pula

‘marginal time preference’ yaitu suku bunga yang ditetapkan agar konsumen

bersiap menahan satuan konsumsi yang terakhir merupakan prosentase yang

besarnya menguntungkan sedikit (margin) dibanding bila dibelanjakan (tingkat

inflasi). Bisanya tolok ukurnya adalah tingkat inflasi, jadi suku bunga

40

Modal

Supply

Demand

Bunga

i

i

Page 6: bab VI - An.Ek

41

seharusnya ada sedikit diatas tingkat inflasi rata-rata per tahun. Banyak survey

dan study dalam bidang ekonomi harus dilakukan untuk menentukan marginal

time preference bagi konsumen.

b. Tingkat pengembalian investasi (Rate of return on invesment = ROI)

Dalam suatu situasi kesetimbangan kompetisi yang sempurna secara teoritis,

tingkat suku bunga menunjukkan produktivitas keuntungan terhadap waktu dari

pengelolaan modal dan juga tingkat keuntungan terhadap preferensi waktu dari

pinjaman.

Tingkat pengembalian yang diperoleh dari keuntungan investasi dalam sektor

industri menunjukkan ‘opportunity cost’, dari suatu modal.

Pendekatan ini dapat diterima secara umum. Berdasar asumsi bahwa disini

tidak ada keterbatasan anggaran, opportunity cost dari modal sama dengan

tingkat pengembalian yang sesungguhnya dalam sektor swasta.

Untuk menentukan opportunity cost dari modal tidak mudah.

Pendekatan yang dijelaskan tersebut mengasumsikan bahwa ekonomi dapat

menyerap semua sumber pemodalan yang ada. Semua proyek baru yang

diluncurkan dibawah kondisi tersebut harus menarik sumber daya dari proyek

yang lain untuk memulai proyek pada tingkat keuntungan (margin) ekonomi.

Suatu survey harus dilakukan untuk menentukan tingkat pengembalian modal

yang ditanamkan pada margin (posisi selisih) dari ekonomi tersebut; tingkat

IRR harus sedikitnya sama dengan tingkat pengembalian modal yang

ditanamkan untuk menarik modal. Dengan kata lain, suatu proyek dengan IRR

lebih rendah dari ‘marginal rate of return’ (tingkat pengembalian keuntungan)

tidak akan dapat menarik sumber-sumber modal, harga yang harus dibayar

(opportunity cost dari modal) adalah sama dengan tingkat pengembalian

keuntungan (marginal rate of return).

Hal ini diluar tugas insinyur untuk menentukan tingkat EIRR yang akan

digunakan. Dalam kenyataannya ini merupakan tugas pemerintah untuk

menetapkan tingkat bunga untuk analisis ekonomi suatu proyek, dan

memastikan penggunaan bunga yang seragam pada semua proyek sehingga

hasil analisisnya dapat diperbandingkan.

41

Page 7: bab VI - An.Ek

42

6.5. Barang perdagangan

Proposal ekonomi suatu proyek, input dan output dapat dibedakan menjadi barang

yang dapat diperdagangkan (= barang perdagangan) dan tidak dapat

diperdagangkan.

Barang perdagangan dan jasa diperdagangkan secara internasional mengacu pada

harga yang sudah ditetapkan secara pasti.

Harga pasaran dunia didefinisikan sebagai harga pada titik masuk ke suatu negara

atau pada titik keluar dalam kasus muatan eksport, sehingga disebut juga sebagai

harga perbatasan (=border price).

Border price untuk barang import dihitung sebagai harga c.i.f (cost, insurance,

freight) yaitu harga yang mencakup biaya transport, asuransi, dan harga barang itu

sendiri. Sedangkan untuk muatan eksport dihitung harga f.o.b (free on board) yaitu

harga asli dari barang tidak termasuk untuk biaya transport.

Penetapan harga dari suatu barang dalam analisis ekonomi mengikuti pola

‘demand-supply’, hanya pajak dan bea masuk barang tidak perlu dihitung sedang

biaya transportasi dan distribusinya ditetapkan sesuai nilai ekonominya.

Asumsinya selalu bahwa proyek yang ditinjau tidak akan merubah harga hasil

outputnya. Asumsi ini biasa dipakai, kecuali dalam kasus khusus dimana suatu

proyek mempengaruhi border price, untuk itu harga yang paling menguntungkan

yang digunakan dalam proposal.

6.6. Barang bukan perdagangan (non-tradable)

Barang bukan perdagangan adalah barang dan jasa yang tidak diperdagangkan

secara internasional, contohnya: tanah, listrik, tenaga kerja, dan sebagainya.

Bila terdapat harga yang hampir sama di pasaran dunia untuk hasil-hasil produk ini,

seluruhnya ditentukan berdasar prinsip kompetisi bebas. Hal ini menunjukkan

opportunity cost dari produk tersebut dan bisa dipakai sebagai harga ekonomi.

Pada beberapa barang bukan perdagangan, ada pengaruh dari pemerintah

misalnya dalam hal pajak, pungutan-pungutan, subsidi, upah minimum buruh, dan

sebagainya, untuk itu hal-hal tersebut harus dipisahkan dulu dalam menentukan

harga ekonomi dari barang. Adanya suatu proyek tertentu dapat mempengaruhi

42

Page 8: bab VI - An.Ek

43

harga suatu produk, tetapi dalam penentuan harga “ekonomi” dan harga

“keuangan” ada perbedaan.

Keuntungan juga dapat berupa adanya penurunan atau efisiensi dalam masa

operasional suatu jasa terhadap waktu yang berarti penurunan biaya, dan pada

akhirnya menurunkan nilai jual produk jasa tersebut, hal ini berlaku pada kegiatan

perdagangan jasa transportasi pada umumnya. Dimana antrian sering terjadi dan

menyebabkan banyak kehilangan-kehilangan pada sumber daya yang ada, yang

selanjutnya akan dikenakan pada biaya dari penggunaan jasa tersebut.

6.7. Buruh

Buruh merupakan faktor penting sebagai barang bukan perdagangan, dan penting

untuk dapat dipisahkan antara buruh yang terlatih dan tidak terlatih.

Sering kali kekurangan tenaga buruh terjadi dan seluruhnya terserap bekerja,

dalam kondisi seperti ini upah buruh terlatih menunjukkan opportunity cost dari

buruh. Berarti kalau ada buruh akan direkrut dari tempat kerja lama ke yang baru

maka nilai produktivitasnya berubah sesuai upah yang akan diterimanya pada

pekerjaan baru, disebut juga ‘shadow price’.

Kekurangan tenaga terampil ini, bisa terjadi pada negara-negara dengan tingkat

pengangguran tinggi, dan yang banyak menganggur adalah tenaga kerja kurang

terampil atau tidak terlatih. Mempekerjakan tenaga tidak terlatih ini tidak

mempengaruhi secara ekonomi. Jadi opportunity cost dari buruh tersebut adalah

nol, upahnya ditata pada tingkat minimum oleh pemerintah.

43

Jumlah

Harga

F

E

A

B

C D

ABCD Keuntungan ekonomis dengan adanya proyek

ABEF Keuntungan konsumenF ke E Kerugian produsen

Page 9: bab VI - An.Ek

44

Sedangkan penentuan upah buruh sebagai shadow pricenya akan agak sulit, dan

harus mencakup gaji yang layak untuk hidup mereka.

Survey yang luas harus dilakukan untuk menentukan shadow price dari buruh

semacam ini dan dapat saja mengikuti standart penggajian Internasional, misal

pada operator alat-alat berat yang banyak merupakan TKI dari luar negeri

umumnya menuntut gaji yang hampir sama dengan tempat kerja semula.

6.8. Pemilihan Proyek

Bila suatu proyek telah dinilai kelayakan ekonomi dan efisiensi harganya, ada lagi

kriteria yang harus diperhitungkan yaitu NPV dan IRR dengan menerapkan tingkat

suku bunga diskonto.

IRR yang dihasilkan disebut pula sebagai Economic rate return (ERR).

Bila NPV positif dan IRR melebihi tingkat suku bunga pinjaman di bank, maka

proyek dapat diterima.

Untuk proyek yang bersifat mutually exclusive. NPV merupakan kriteria yang lebih

tepat. Keterbatasan anggaran sama pengaruhnya seperti dalam analisis keuangan.

Pada perhitungan analisis ekonomi dalam suatu appraisal proyek langsung

menunjuk pada angka, maka tujuan utama analisis tersebut adalah untuk melihat

pengaruh positif keberadaan proyek terhadap penerapan sumber-sumber daya

nasional. Sedemikian hingga hasil kajian analisis ekonomi suatu proyek harus

mampu memberi keputusan jadi tidaknya proyek dilaksanakan.

Masalah yang lebih kompleks dapat muncul bila hasil kajian analisis ekonomi dan

keuangan tidak memberi hasil yang sama.

Bila suatu proyek layak secara ekonomis tetapi tidak secara keuangan, berarti

proyek akan memberi konstribusi terhadap efisiensi secara nasional, tetapi

membutuhkan tambahan dukungan dana. Dan sebaliknya, suatu proyek akan

memberi nilai balik yang bagus pada pemerintah atau investor tetapi tidak ada

kontibusinya terhadap sumber daya nasional.

44

Page 10: bab VI - An.Ek

45

45