BAB VI
-
Upload
yoga-wiranoto -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of BAB VI
BAB VI
Analisa Kimia Air Formasi II
6.1. Tujuan
1. Menentukan kandungan Kalsium (Ca)
2. Menentukan kandungan Klorida (Cl)
3. Mengetahui sifat air formasi apakah mengendap atau tidak
4. Mengetahui skala stabilisasi
5. Mengetahui akibat dari sifat kimia air formasi
6.2. Dasar Teori
Air formasi disebut pula dengan oilfield water atau conate water. Air
formasi ini ada yang ikut terproduksi bersama-sama minyak dan gas yang
disebut dengan internal water. Air ini biasanya mengandung bermacam-
macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga merupakan air yang
asam bahkan asam sekali.
Air formasi hampir selalu ditemukan dalam reservoir hidrokarbon
karena memang didalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati
sebagian dari seluruh reservoir, minimal 10% dan maksmial 100% dari
keseluruhan pori.
Air formasi diperkirakan berasal dari air laut yang ikut terendapkan
bersama-sama dengan endapan disekelilingnya, karena situasi
pengendapan batuan reservoir minyak terjadi pada lingkungan pengendapan
laut.
Adapun sifat-sifat air formasi :
a. Sifat fisik yang meliputi :
Kompresibilitas
Kelarutan gas dalam air
Viskositas gas dalam formasi
Berat jenis
Konduktivitas
b. Sifat kimia yang meliputi :
Anion
Kation
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan produksi sumur
, tetapi walau demikian keberadaan air formasi juga mempunyai kegunaan
yang penting yaitu :
a. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur.
b. Untuk mengetahui adanya scale formation.
c. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan adanya suatu kandungan
yodium dan barium yang cukup besar, dan dapat juga digunakan untuk
mengetahui adanya reservoir minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan yang ditimbulkan karena adanya air formasi :
a. Adanya korosi
b. Adanya solid deposit
c. Adanya scale formation
d. Adanyaemulsi
e. Adanyakerusakanformasi
Untuk menganalisa air formasi secara tepat, dipakai klasifikasi air
formasi yang digambarkan, secara grafis hal ini dimaksudkan
untukmengidentifikasi sifat air formasi dengan cara yang paling sederhana
tetapi dapat dipertanggungjawabkan, hanya kelemahannya tergantung pada
spesifikasinya.
Pengambilan sample air formasi dilakukan di kepala sumur dan / atau
di separator dengan menggunakan penampung bertutup terbuat dari kaca
atau plastik agar tidak terjadi kontaminasi dan hilangnya ion Hidrogen karena
akan mempengaruhi kebasahan sample.
Percobaan yang dilakukan adalah dengan menentukan pH,
Alkalinitas, penentuan kandungan Kalsium, Magnesium, Barium, Sulfat,
Ferro, Klorida, Sodium dan perhitungan indeks stabilitas kalsium karbonat.
Untuk menentukan kandungan Ca dan Mg perlu terlebih dahulu
ditentukan kesadahan totalnya.
Unsur ion baku ditentukan dalam air formasi ialah Cl, yang
konsentrasinya lemah sampai pekat. Metode Mohr selalu digunakan dalam
penentuan kadar klorit, tanpa perbaikan nilai pH. Cara pengujian dapat
ditentukan untuk fluida yang bernilai pH antara 6 sampai 8.5 dan hanya ion
SO yang sering mengganggu. Gangguan dapat diketahui dari warna setelah
titrasi dengan larutan AgNO3 warna abu-abu sampai hitam. Bila hal ini dapat
diketahui sebelumnya, ion ini dapat dihilangkan dengan cara mengasamkan
contoh air yang akan diperiksa dengan larutan asam senyawa (HNO) dan
dimasak selama 10 menit. setelah didinginkan, naikkan pH samapi 6 hingga
8.5 dengan NaOH., larutan buffer kesadahan total atau larutan buffer Calver,
dan tidak sekali-sekali mengurangi pH dengan HC.
6.3. Alat dan Bahan
6.3.1. Alat
Buret
Tiang Statif
Gelas Kimia
Gelas Ukur
Labu Ukur
Labu Erlenmeyer
Pipet Tetes
Pipet Volumetrik
Balp
Spatula Kaca
Corong Gelas
6.3.2. Bahan
Air Formasi
NaOH 20% (Murexid)
EDTA 0,01 N (Trietanol Amin)
NH4OH 25% (Amonium Oksalat)
Indikator PP (Phenolptalein)
K2CrO4 5% (Kalium Kromat)
AgNO3 5% (Perak Nitrat)
6.4. Prosedur Percobaan
6.4.1. Penentuan ion Ca2+
1. Mengambil air formasi sebanyak 10 mL menggunakan gelas ukur
2. Memasukkan air formasi 10 mL ke dalam labu erlenmeyer
3. Mengambil larutan 3 mL NH4OH menggunakan pipet volumetrik dan balp
4. Memasukkan larutan 3 mL NH4OH ke dalam labu erlenmeyer berisi air
formasi 10 mL
5. Melihat indikasi yang terjadi
6. Membersihkan labu erlenmeyer
7. Mengambil 10 mL air formasi menggunakan gelas ukur
8. memasukkan air formasi 10 mL ke dalam labu erlenmeyer
9. Mengambil 1 mL larutan NH4OH menggunakan pipet tetes
10. Menambahkan 1 mL NH4OH ke dalam labu erlenmeyer berisi air formasi
11. Menambahkan 2 tetes indikator pp
12. Menitrasi air formasi menggunakan larutan EDTA sampai berubah
menjadi warna merah muda
13. Mencatat volume EDTA yang digunakan
14. Merapihkan alat dan bahan
6.4.2. Penentuan ion Cl-
1. Mengambil air formasi sebanyak 10 mL menggunakan gelas ukur
2. Memasukkan air formasi 10 mL ke dalam labu erlenmeyer
3. Mengambil larutan AgNO3 menggunakan pipet tetes sebanyak 2
mL
4. Menambahkan 1 tetes AgNO3 ke dalam labu erlenmeyer berisi air
formasi
5. Mengamati indikasi yang terjadi
6. Membersihkan labu erlenmeyer
7. Mengambil 10 mL air formasi menggunakan gelas ukur
8. Memasukkan air formasi 10 mL ke dlaam labu erlenmeyer
9. Mengambil larutan K2CrO4 menggunakan pipet volumetrik dan
balp sebanyak 1 mL
10. Menambahkan larutan K2CrO4 1 mL ke dalam air formasi
11. Menitrasi air formasi menggunakan larutan AgNO3 sampai
warna merah bata terlihat
12. Mencatat volume larutan AgNO3 yang digunakan
13. Merapihkan alat dan bahan
6.5. Analisa Data
6.5.1 Penentuan ion Ca2+
a. Kualitatif
Vsampel = 10 mL
VNH4OH = 3 mL
Indikasi = warna keruh
b. Kuantitatif
Vsampel = 10 mL
VNH4OH = 1 mL
Indikator pp = 2 tetes
VEDTA = 15,1 mL
6.5.2 Penentuan ion Cl-
a. Kualitatif
Vsampel = 10 mL
VAgNO3 = 1 tetes
Indikasi = warna keruh dan terdapat endapan Cl-
b. Kuantitatif
Vsampel = 10 mL
VK2CrO4 = 1 mL
VAgNO3 = 6,6 mL
Indikasi = terdapat tetesan warna merah bata
6.6. Pengolahan Data
a. Konsentrasi Ca2+
Diketahui : Vtitrasi = 15,1 mL
Vsampel = 10 mL
Ditanya : [Ca2+] = ... Mg/L ?
Jawab : [Ca2+] = Vtitrasi x 1000Vsampel
= 15,1 x 100010
= 1510 Mg/L
b. Konsentrasi Ca2+
Diketahui : [Ca2+] = 1510 Mg/L
ArCa = 40
Ditanya : [Ca2+] = ... Me/L ?
Jawab : [Ca2+] = ¿¿
= 151 04 0
= 37,75 Me/L
c. Konsentrasi Cl-
Diketahui : Vtitrasi = 6,6 mL
Vsampel = 10 mL
Ditanya : [Cl-] = ... Mg/L ?
Jawab : [Cl-] = Vtitrasi x 1000Vsampel
= 6,6 x 100010
= 660 Mg/L
d. Konsentrasi Cl-
Diketahui : [Cl-] = 660 Mg/L
ArCl = 35,5
Ditanya : [Cl-] = ... Me/L ?
Jawab : [Cl-] = [Cl- ] Mg/LArCl
= 66035,5
= 1,86 Me/L
e. Tabel 5.1
Nilai Kation dan Anion yang Terkandung
Anion Me/L Kation Me/L
Cl- 1,86 Ca2+ 37,75
SO4- 1,043 Mg2+ 0
CO3- 104 Ba2+ 0
HCO3- 17 Fe2+ 0,53
OH- 0 - -
Σ 123,903 Σ 38,28
f. Kadar Na+
Diketahui : Σ Anion = 123,902 Me/L
Σ Kation = 38,28 Me/L
ArNa = 23
Ditanya : Kadar Na+ = ... Me/L ?
Kadar Na+ = ... Mg/L ?
Jawab : Kadar Na+ = Σ Anion - Σ Kation
= 123,903 – 38,28
= 85,653 Me/L
Kadar Na+ = Me/L Na+ x ArNa
= 85,653 x 23
= 1970 Mg/L
g. Tabel 6.2
Tenaga Ion
IonKonsentrasi Konsentrasi Faktor
Tenaga Ion (BxC)Me/L (A) Mg/L (B) Ppm (C) Me/L (D)
Na+ 85,653 1970 2,2 x 10-5 5 x 10-4 4334 x 10-5
Ca2+ 37,75 1510 5,0 x 10-5 1 x 10-3 7550 x 10-5
Mg2+ 0 0 8,2 x 10-5 1 x 10-3 0
Cl- 1,86 660 1,4 x 10-5 5 x 10-4 924 x 10-5
Σ = 12808 x 10-5
Tenaga Ion = Konsentrasi ion Mg/L x Konsentrasi Faktor ion ppm
h.
i. k Pada 100 C = 2,184
k Pada 500 C = 2,04
k Pada 800 C = 0,28
j. Harga pCa = 1,4
Harga pAlk = 0,95
k. SI dengan k pada 100 C
Diketahui : pH = 8
K = 2,184
pCa = 1,4
pAlk = 0,95
Ditanya : SI dengan k pada suhu 100 C= ... ?
Jawab : SI dengan k pada suhu 100 C= pH – k – pCa – pAlk
= 8 – 2,18 – 1,4 – 0,95
= 3,5
Karena SI > 0 maka air formasi mengandung endapan
SI dengan k pada 500 C
Diketahui : pH = 8
K = 2,04
pCa = 1,4
pAlk = 0,95
Ditanya : SI dengan k pada suhu 500 C= ... ?
Jawab : SI dengan k pada suhu 500 C= pH – k – pCa – pAlk
= 8 – 2,08 – 1,4 – 0,95
= 3,61
Karena SI > 0 maka air formasi mengandung endapan
SI dengan k pada 800 C
Diketahui : pH = 8
K = 0,28
pCa = 1,4
pAlk = 0,95
Ditanya : SI dengan k pada suhu 800 C= ... ?
Jawab : SI dengan k pada suhu 800 C= pH – k – pCa – pAlk
= 8 – 0,28 – 1,4 – 0,95
= 5,37
Karena SI > 0 maka air formasi mengandung endapan
Keterangan
SI > 0 : air formasi mengandung endapan
SI = 0 : endapan pada air formasi imbang
SI < 0 : air formasi tidak mengandun endapan
6.7. Pembahasan
Setelah melakukan percobaan pada data yang didapat bahwa pH
sebesar 8, pCa sebesar 1,45 dan pAlk sebesar 0,95. Kemudian dari
pengolahan data didapat konsentrasi Ca2+ yaitu sebesar 1510 Mg/L
selanjutnya dikonversikan menjadi 37,75 Me/L. Setelah itu untuk konsentrasi
Cl- adalah 660 Mg/L kemudian dikonversikan menjadi 1,86 Me/L.
Dari anion dan kation yang telah dijumlahkan adalah sebesar
123,902 Me/L untuk anion dan sebesar 38,28 Me/L untuk kation. Kemudian
dilakukan perhitungan kadar Na+ yaitu sebesar 85,652 Me/L dan
dikonversikan menjadi 1970 Mg/L. Untuk mendapatkan jumlah tenaga ion
maka dilakukan penjumlahan dari seluruh konsentrasi ion Mg/L dikali faktor
konsentrasi ion ppm dan didapat hasil sebesar 12833,2 x 10-5.
Dari grafik didapat harga k untuk 100 C adalah 2,184, untuk 500 C
adalah 2,04 dan untuk 800 C adalah 0,28. Kemudian ditentukan harga
stabilisasi indeks setiap suhu pada air formasi , untuk 100 C didapat nilai 3,5,
untuk 500 C didapat nilai 3,61 dan untuk 800 C didapat nilai 5,37. Dari
seluruh kondisi tersebut disimpulkan bahwa nilai SI lebih besar dari 0 maka
air formasi mengandung endapan
6.8. Analisa Kesalahan
Dari percobaan analisa kimia air formasi II ini terdapat beberapa
kesalahan, yaitu :
Pembacaan skala buret kurang teliti
Tetesan pada saat menitrasi tidak konstan
Berlebihan dalam menggunakan larutan AgNO3 saat proses titrasi
6.9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan analisa kimia air formasi II dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Harga SI yang sama dengan nol menunjukkan bahwa tidak ada
masalah pada produksi adalah sifat yang timbul dari air formasi yang
bersifat seimbang tidak mementuk korosi maupun scale.
2. Harga SI yang positif mempengaruhi masalah produksi, masalah
yang timbul dari air formasi bersifat korosif.
3. Harga SI yang negatif, masalah yang timbul dari air formasi bersifat
scale.
4. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah nilai k
5. Harga SI untuk 100 C sebesar 3,5
6. Harga SI untuk 500 C sebesar 3,61
7. Harga SI untuk 800 C sebesar 5,37