BAB VI

11
Laporan Praktek Kerja Lapangan BAB VI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 6.1 Pengertian Umum Sej al an de nga n kemaj uan tekno lo gi dalam pembangu nan yan g  berkembang dengan pesat, tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan  bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses produksi, oleh karena itu merupakan pengertian yang tepat bila SDM merupakan aset perusahaan yang harus dilindungi keberadaannya. Dalam rangka melindungi tenaga kerja pemerintah menurunkan perhatian ya ng sangat besar dengan dicant umkannya pasal 27 ayat 2 UUD`45 yang menyatakan “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” sedangkan penerapannya sampai ditingkat pelaksanaan diatur dengan berbagai peraturan / edaran dari pemerintah maupun instansi terkait. 6. 1.1 Kese lama ta n Ker ja Secara umum pengertian keselamatan kerja adalah segala daya upaya atau  pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan  baik jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya untuk kesejahteraan tenaga kerja mupun masyarakat yang adil dan makmur. 6.1 .2 Kese ha ta n Kerja Keseha tan ker ja ada lah kese hatan yan g khusus mel iputi segala upa ya untuk mengatur kebersihan, peredaman udara / suhu, penerangan dan lain- D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 65

Transcript of BAB VI

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 1/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

BAB VI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

6.1 Pengertian Umum

Sejalan dengan kemajuan teknologi dalam pembangunan yang

 berkembang dengan pesat, tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan

 bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses produksi, oleh karena itu

merupakan pengertian yang tepat bila SDM merupakan aset perusahaan yang

harus dilindungi keberadaannya.

Dalam rangka melindungi tenaga kerja pemerintah menurunkan perhatian

yang sangat besar dengan dicantumkannya pasal 27 ayat 2 UUD`45 yang

menyatakan “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusiaan” sedangkan penerapannya sampai ditingkat pelaksanaan

diatur dengan berbagai peraturan / edaran dari pemerintah maupun instansi terkait.

6.1.1 Keselamatan Kerja

Secara umum pengertian keselamatan kerja adalah segala daya upaya atau

 pemikiran yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan

 baik jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budayanya untuk kesejahteraan tenaga kerja

mupun masyarakat yang adil dan makmur.

6.1.2 Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah kesehatan yang khusus meliputi segala upaya

untuk mengatur kebersihan, peredaman udara / suhu, penerangan dan lain-

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 65

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 2/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

lain disemua tempat kerja untuk melindungi kesehatan badan dan jasmani

tenaga kerja.

6.1.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala upaya yang melindungi /

menjaga keselamatan dan kesehatan badan, jiwa manusia sesuai dengan

syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang diberlakukan.

6.2 Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja di

lingkungan kerja PT.PLN (Persero) mengacu pada beberapa dasar hokum

yang mana secara hirarki dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja

adalah sebagai berikut:

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 66

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 3/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

 

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 67

UUD 1945Pasal 27 ayat 2Setiap warga negara berhak atas

 pekerjaan dan penghitungan yang

layak bagi kemanusiaan

UU. No 14 THN 1969 

UU. No 1 THN 1970

Tentang K3 

Permen. No.02/1992

Tentang AK3 

Permen. No.04/1987

Tenteng K3Tenteng

SMK3

Permen. No.04/1987

Tenteng K3 

Pasal 9

Setiap warga negara berhak 

mendapat perlindungan atas

keselamatan, kesehatan,

 pemeliharaan moril kerja serta

 perlakuan sesuai dengan

harkat martabat manusia dan

moral agama.

Pasal 10

Pemerintah membina perlindungankerja yang mencakup :

a. Norma keselamatan kerja

 b. Norma kesehatan kerja &

hygienic perusahaan

c. Norma kerja

d. Pemberian ganti kerugian

 perawatan dan rehabilitasi

dalam hakl keselamatan kerja

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 4/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Untuk intern PT. PLTA (Persero) dalam perkembangannya berpedoman

kepada beberapa surat keputusan, surat edaran dan instruksi.

6.2.1 Pedoman Dasar

Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang KESELAMATAN KERJA

 berisikan antara lain:

Syarat-ayarat keselamatan kerja untuk:

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

 b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,

kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,

cuaca, sinar, radiasi, suara, getaran

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja

 baik phisik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

 j. Menyelenggarakan suhu lembab udara yang cukup.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 68

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 5/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,

cara dan proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

 p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,

 perlakuan dan penyimpanan barang.

q. Mencegah kena aliran listrik yang berbahaya.

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

6.3 Kecelakaan

Kecelakaan adalah suatu kejedian yang tidak diduga dari semula dan tidak 

dikehendaki yang mengganggu suatu proses dari aktivitas yang telah ditentukan

dan dapat mengakibatkan kerugian, korban manusia maupun harta benda.

88 % Tindakan tidak aman (manusia)

10 % Tindakan tidak aman (peralatan)

2 % Alam

Sifat dari kecelakaan

1. Tidak bisa diperkirakan

2. Dapat terjadi setiap saat

3. Dapat terjadi dimana saja

4. Dapat mengakibatkan permasalahan yang serius yaitu kerugian-

kerugian

5. Dapat menimpa siapa saja

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 69

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 6/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

6.3.1 Potensi Bahaya

Factor-faktor berbahaya:

Tingkah laku berbahaya (unsafe act)

Keadaan berbahaya (unsafe condition)

6.3.2 Pengaruh / Akibat Kecelakaan

Pengaruh kecelakaan terhadap yang bersangkutan:

Meninggal, sakit, penderitaan.

Tidak mampu bekerja untuk selamanya

Tidak mampu mengerjakan pekerjaan semula

Efek psychologis (adanya cacad)

Kehilangan pendapatan

Tidak dapat / sukar mengikuti kehidupan social yang baik 

6.3.3 Pencegahan Kecelakaan

Melatih pegawai secara tepat

Belajar untuk mengantisipasi bahaya

Mengadakan investigasi kecelakaan secara teliti agar tidak terulang

lagi

Bekerja sama bila tidak bias melakukannya sendiri

Inspeksi peralatan-peralatan

Jangan paksakan bekerja bila kondisi tidak memungkinkan

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 70

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 7/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

6.3.4 Peralatan Keselamatan Kerja yang Diperlukan

Peralatan keselamatan kerja yang dipergunakan untuk menerapkan

 prosedur keselamatan kerja pada Instalasi Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi adalah

sebagai berikut :

 No. NAMA

PERALATAN

FUNGSI / KEGUNAAN KETERANGAN

1. Shackel Stock  

(Tongkat)

Penghubung

- Terbuat dari bahan isolasi

 bentuknya merupakan tongkat dan

ujungnya dilengkapi besi

melengkung ke dalam dan keluar 

 juga dilengkapi dengan kawat arde

/ pentanahan.

-Gunanya untuk mengeluarkan/

memasukkan PMS / Load Break 

Switch (LBS)

Cara pemakaian :

~ Pilih shackelstock yang sesuai

dengan tegangan kerja

~ Sebelum digunakan , alat

 pentanahan shackelstock harus

dipasang terlebih dahulu.

~ Pakailah sarung tangan dan

sepatu berisolasi

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 71

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 8/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

2. PMS Tanah Alat ini dipergunakan sebagai

 pengaman pada penyulang /

 penghantar terhadap tegangan sisa.

Cara penggunaannya :

- PMS pentanahan dimasukkan

setelah penyulang / penghantar 

tersebut bebas dari tegangan kerja.

3. Alat Pentanahan

Portable

Digunakan untuk mengetanahkan

 peralatan / instalasi

4. Voltage Tester  

(Alat test

tegangan)

- Terbuat dari bahan non

konduktor seperti : ebonite,

 plastik, fiberglass dll. Kekuatan

isolasinya disesuaikan dengan

tegangan kerjanya.

- Berbentuk seperti galah dan pada

ujungnya terdapat alat yang dapat

menyalakan indicator tegangan.

- Alat ini gunanya untuk  

meyakinkan apakah penyulang-

 penyulang / alat-alat listrik lainnya

yang telah dibebaskan dari

tegangan kerja masih bertegangan

atau sudah bebas, hal ini dapat

dilihat pada indicator tegangan

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 72

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 9/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

alat tersebut.

5. Bangku Isolator - Bangku yang terisolasi terhadap

tanah yang berfungsi sebagai alat

Bantu bagi petugas pada waktu

melaksanakan pekerjaan.

6. Rambu-rambu

 pengaman / tanda

 peringatan

Macamnya :

- Pita / rantai yang terbuat dari

 bahan non konduktor yang

 berwarna merah, dilengkapi

dengan tonggak-tonggak / patok 

untuk penyangga pita / rantai

 plastik tersebut dan dipasang

sebagai pembatas daerah

 pemeliharaan.

- Bendera merah dipasang pada

tonggak-tonggak didaerah atau

lokasi yang berbahaya (di luar 

lokasi pekerjaan pemeliharaan)

- Bendera hijau dipasang pada

tonggak-tonggak didaerah atau

lokasi pekerjaan yang aman.

- Tanda-tanda peringatan yang

 bertuliskan peringatan atau

larangan

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 73

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 10/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

- Daerah berbahaya dipasang

tanda peringatan “Awas

Berbahaya ada Tegangan”

7. Topi Pengaman

(Helm)

Terbuat dari bahan non konduktor,

fungsinya :

- Melindungi kepala dari

 benturan / kejatuhan benda keras

dan tajam.

8. Pakaian Kerja - Dapat menyerap keringat dan

memenuhi syarat untuk pekerjaan

di bengkel, regu jaga maupun regu

 pemelliharaan dan berfungsi untuk 

melindungi diri.

9. Sarung tangan - Berfungsi untuk melindungi

tangan pada saat melaksanakan

 pekerjaan.

Macamnya :

- Sarung tangan

isolasi (tahan

tegangan)

- Sarung tangan

tahan panas.

- Sarung tangan

kulit

10. Kaca Mata - Berfungsi untuk melindungi

mata pada waktu melaksanakan

 pekerjaan juga melindungi mata

dari cahaya – cahaya yang dapat

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 74

7/16/2019 BAB VI

http://slidepdf.com/reader/full/bab-vi-563384eee7b02 11/11

Laporan Praktek Kerja Lapangan

merusak mata.

11. Sabuk Pengaman - Dipergunakan oleh para petugas

yang bekerja memanjat ke tempat

 – tempat tinggi seperti tower atau

tiang menara.

12. Sepatu Kerja - Terbuat dari bahan karet atau

kulit yang bersifat konduktor 

dengan sol dan lars yang tinggi.

- Berfungsi untuk melindungi kaki

 pada saat melaksanakan pekerjaan.

Macamnya :

- Sepatu tahan

tegangan

- Sepatu tahan

 pukul

- Sepatu anti

selip

13. Masker hidung - Berfungsi untuk mengamankan

 petugas dari gangguan pernafasan

terhadap kotoran / debu atau

 bahan kimia.

14. Pelindung Telinga - Berfungsi untuk melindungi

telinga dari kebisingan

D4 Teknik Listrik Politeknik Negeri Malang 75