Bab VI
Transcript of Bab VI
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
1
BAB 6Propagasi Gelombang Radio
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
2
Pendahuluan
Gelombang Radio adalah salah satu bentuk radiasi electromagnetik
Radiasi Elektromagnetik mempunyai dua sifat: Berkelakuan sebagai gelombang Berkelakuan sebagai particle-partikel (photon)
Untuk frekuensi radio, model gelombang adalah lebih sesuai dan banyak digunakan.
Gelombang elektromagnetik dapat dibangkitkan dengan banyak cara, tetapi kesemuanya selalu berkaitan dengan muatan listrik yang bergerak.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
3
Spektrum Elektromagnetik
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
4
Gelombang Elektromagnetik
Transmisi Elektromagne-tik merambat di ruang sebagai gelombang Transversal
Gelombang dikarakteris-tikkan dengan frekuensi dan panjang gelombang
v f
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
5
Wireless Spectrum
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
6
Band Frekuensi Radio (ITU) ELF SLF ULF VLF LF MF HF VHF UHF SHF EHF
3-30 Hz Extremely Low Frequency 30-300 Hz Super Low Frequency 300 Hz-3 kHz Ultra Low Frequency 3-30 kHz Very Low Frequency 30-300 kHz Low Frequency 300 kHz-3 MHz Medium Frequency 3-30 MHz High Frequency 30-300 MHz Very High Frequency 300 MHz-3 GHz Ultra High Frequency 3-30 GHz Super High Frequency 30-300 GHz Extremely High
Frequency
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
7
P Band 0.23 - 1 GHz L-Band 1 - 2 GHz S-Band 2 - 4 GHz C-Band 4-8 GHz X-Band 8-12.5 GHz Ku-Band 12.5-18 GHz K Band 18-26.5 GHz Ka Band 26.5-40 GHz U Band 40-60 GHz
Band Frekuensi Radio (IEEE)(Alternatif)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
8
Medan-medan Listrik & Magnetik
Gelombang elektromagnetik merambat diruang bebas terdiri dari medan-medan listrik dan magnetik, tegak lurus satu sama lain dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang
Hubungan antara intensitas medan listrik dan magnetik adalah analogi dengan hubungan antara tegangan dan arus dalam rangkaian
Hubungan ini diekspresikan dengan : H
EZ
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
9
Rapat Daya
Rapat daya diruang adalah jumlah daya yang mengalir melalui satuan luasan meter persegi dari suatu permukaan yang tegak lurus terhadap arah rambat
dimana , E = kuat medan listrik Z = impedansi intrinsik
ruangZ
EPD
2
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
10
Gelombang Datar dan Gelombang Bola
Sumber gelombang elektromagnetik yang paling sederhana adalah suatu titik di ruang, dengan gelombang yang memancar (radiasi) merata sama besar kesegala arah. Sumber ini disebut radiator isotropic
Bentuk permukaan yang ditembus oleh gelombang dengan phase sama yang berasal dari radiator isotropis adalah berbentuk bola.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
11
Radio Wave TiltingRadio Wave Tilting
TxTxTxTx
00
11 22
nn
Wave front Wave front tilting
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
12
Polarisasi melingkar
Polarisasi dari gelombang datar adalah merupakan arah dari vektor medan listrik
Gelombang dapat berputar dalam salah satu arah - mis: right-handed bila berputar searah jarum jam
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
13
Propagasi Free-Space (ruang bebas)
Gelombang radio merambat melalui ruang bebas dalam garis lurus dengan kecepatan cahaya (300,000,000 m/s)
Tidak ada daya/energi yang hilang dalam ruang bebas, tetapi terdapat redaman yang disebabkan oleh menyebarnya gelombang.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
14
Antena
Antena pemancar digunakan sebagai mekanisme untuk mengubah energi listrik yang merambat dalam kabel menjadi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan ke udara.
Antena penerima menginduksikan arus ke elemen-elemennya dari medan listrik dan magnetik di udara
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
15
Dipole ½ Panjang Gelombang
Radiator isotropik ideal akan meradiasikan gelombang ke segala arah, secara praktis tidak bisa direalisasikan.
Antena praktis dasar adalah antena ½ panjang gelombang.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
16
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
17
Efisiensi antena
antenakediberikanyangtotaldayaP
radiasidayaP
R
R
P
P
T
r
T
r
t
r
:dimana
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
18
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
19
dBi/dBd
Gain dari dipole dalam arah radiasi maksimum adalah 2.14 dBi dibandingkan dengan radiator isotropik.
Gain antena lainnya dalam dBd adalah dibandingkan dengan gain antena dipole, kalau akan dinyatakan dalam dBi harus ditambah dengan 2.14 dB.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
20
EIRP dan ERP
EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) adalah perkalian dari daya yang diberikan ke antena dan gainnya dibandingkan terhadap radiator isotropik.
ERP (Effective Radiated Power) adalah perkalian dari daya yang diberikan ke antena dan gainnya dibandingkan terhadap dipole
TTGPEIRP
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
21
Gain dan Direktivitas
Direktivitas adalah merupakan arah pancaran antena dan mempengaruhi gainantena.
Gain adalah perkalian direktivitas dan efisiensi antena.
antenaefisiensi
antenakediumpankandiberikanyangdayaP
totalradiasiDayaP
PP
T
X
TX
/
:dimana
DG
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
22
Gain Antena Pemancar
Dalam sistem komunikasi praktis, perlu mengetahui kuat sinyal pada input penerima.
Hal ini tergantung pada daya pancar dan jarak dari pemancar ke penerima, dan juga tergantung pada antena pemancar dan penerima.
Dua karakteristik penting antena adalah: Gain/ penguatan antena pemancar Luasan efektif antena penerima menangkap sinyal
Antena mempunyai gain dalam arah dimana sebagian besar antena diradiasikan.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
23
Gain Antena Penerima
Antena penerima menyerap sebagian energi gelombang radio yang melaluinya.
Semakin besar gain antena penerima semakin banyak daya yang diserap (berkaitan dengan luasan permukaan antena)
Antena penerima juga mempunyai gain sama dengan antena pemancar.
Daya yang diambil di antena penerima merupakan fungsi dari gain dan ukuran pisik antena
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
24
Impedansi
Tahanan Radiasi dari antena dipole ½ gelombang di ruang bebas adalah mendekati 70 ohm.
Impedansi bersifar resistif pada frekuensi resonansi.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
25
Efek bumi pada polaradiasi antena
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
26
Redaman Free Space
Suatu radiator isotropic akan menghasilkan gelombang berbentuk bola (spheric)
Rapat daya dari suatu radiator isotropic adalah daya total dibagi dengan luas permukaan bola :
PD Pt
4r 2
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
27
RF RF Free Space LossFree Space Loss
XPt
Rapat Daya Pd = Pt /4r2 Watt/m2
r
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
28
Rugi Lintasan Rugi ruang bebas (Free-space) adalah
perbandingan antara daya yang diterima dengan daya yang dipancarkan
Rugi seperti ini disebut rugi ruang bebas (free-space) atau path loss (rugi lintasan)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
29
Refleksi, Refraksi, dan Difraksi
Terdapat tiga sifat yang sama antara cahaya dan gelombang radio.
Untuk refleksi dan refraksi, pengaruh permukaan lebih besar daripada panjang gelombang; bila tidak, maka difraksi yang akan muncul.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
30
Refleksi
Refleksi (pantulan) gelombang dari permukaan halus (smooth) (disebut : specular reflection) mengakibatkan sudut pantul sama dengan sudut datang
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
31
Tipe lain Refleksi
Corner reflector Parabolic reflector Diffuse Reflection
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
32
Refraksi Perubahan dari satu
medium ke medium lain menghasilkan pembelokkan gelombang radio, seperti halnya cahaya
Hukum Snell menunjukkan kelakuan dari gelombang elektromagnetik yang di refrasikan :
n1 sin1 n2 sin2
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
33
Difraksi
Sebagai akibat difraksi, gelombang elektromagnetik nampak “melingkar disekitar tonjolan”
Difraksi lebih jelas bila ujung objek tajam, yaitu bila dimensi obyek kecil dibandingkan dengan panjang gelombang
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
34
Height
N0 300
Height
N0 300
Profil Profil Radio RefractivityRadio Refractivity
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
35
N0 300
Height
N0 300
Radio Refractivity
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
36
Propagasi Gelombang Tanah (Ground-Wave)
Kebanyakan, gelombang radio tidak selalu berada dalam kondisi “free-space”
Mode propagasi : Gelombang tanah (Ground wave)
Didapatkan bahwa pada frekuensi sampai dengan 2 Mhz, gelombang elektromagnetik tidak dapat menembus ionosfer
Gelombang angkasa (Sky wave) Gelombang Elektromagnetik “direfleksikan” oleh ionosfer.
Propagasi Line-of-sight Diatas 30 Mhz ionosfer “dapat ditembus” gelombang EM
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
37
Propagasi Gelombang Tanah (Ground Wave)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
38
Mengikuti contour bumi Dapat merambat pada jarak tertentu Frekuensi sampai 2 MHz Contoh :
Gelombang Radio AM, Komunikasi untuk navigasi,
Propagasi Gelombang Tanah (Ground Wave)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
39
Propagasi Gelombang Angkasa (Sky Wave)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
40
Sinyal dipantulkan dari lapisan ionofer kembali ke bumi
Sinyal dapat menjalar dalam beberapa lintasan, bolak-balik antara ionosfer dan permukaan bumi
Efek pantulan disebabkan oleh refraksi Contoh :
Radio Amatir Radio CB
Propagasi Gelombang Angkasa (Sky Wave, 2 – 30 MHz)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
41
Komunikasi jarak-jauh pada band frekuensi tinggi, dimungkinkan karena adanya refraksi didaerah atmosfer yang disebut ionosfer
Ionosfer dibagi menjadi tiga daerah yang disebut lapisan D, E, dan F
Ionisasi berbeda untuk ketinggian diatas bumi yang berbeda dan dipengaruhi oleh waktu (siang-malam) dan aktivitas matahari.
Propagasi Gelombang Angkasa (Sky Wave)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
42
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
43
Propagasi Line-of-Sight (diatas 30 MHz)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
44
Propagasi Line-of-Sight
Sinyal pada VHF dan range yang lebih tinggi tidak selamanya dapat dikembalikan ke bumi oleh ionosphere
Kebanyakan komunikasi terrestrial menggunakan frekuensi-frekuensi yang diradiasikan langsung dari pemancar ke penerima
Tipe propagasi ini disebut propagasi gelombang ruang (space-wave), garis pandang (line-of-sight), atau propagasi troposfer
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
45
Propagasi Line-of-Sight Pemancar dan Penerima harus dalam garis pandang
(line of sight) Komunikasi satelite – sinyal diatas 30 MHz tidak dipantulkan oleh
ionosfer Komunikasi di Bumi (Terrestrial) – antena harus berada dalam
garis effective karena adanya refraksi
Refraksi – pembelokan gelombang mikro oleh atmosfer Kecepatan gelombang elektromagnetik merupakan fungsi
kerapatan medium Bila gelombang berubah medium, kecepatan akan berubah. Gelombang akan dibelokkan pada bidang batas antar medium
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
46
Persamaan Line-of-Sight LOS, secara optik (Penerima harus bisa melihat
pemancar) :
LOS efektif, atau radio (Penerima bisa “melihat” sinyal yang dikirim) :
d = jarak antara antenna dan horizon (km) h = Tinggi antenna (m) K = faktor kelengkungan bumi, karena sifat
refraksi, misal : K = 4/3
hd 57.3
hd 57.3
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
47
Gangguan-gangguan pada Sistem Transmisi LOS Redaman dan distorsi redaman Rugi ruang bebas Noise/derau Penyerapan oleh Atmosphere Lintasan jamak Refraksi Thermal noise
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
48
Redaman (atenuasi) Kuat sinyal akan menurun terhadap jarak pada
saat merambat di media transmisi. Karena adanya redaman, maka untuk media non
kabel: Sinyal yang diterima harus cukup kuat sehingga
rangkaian dlm penerima dapat menginterprestasikan sinyal dengan benar.
Sinyal harus dijaga pada level cukup tinggi daripada derau agar pesan dapat diterima tanpa error
Redaman lebih besar pada frekuensi yang lebih besar, sehingga menyebabkan distorsi
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
49
Rugi Free Space Rugi Ruang bebas, antena isotropik ideal
Pt = daya sinyal antena pemancar
Pr = daya sinyal antena penerima = panjang gelombang carrier d = jarak propagasi antar antena c = Kecepatan cahaya (3 10-8 m/s)
Dimana d dan sama satuannya (misal: meter)
2
2
2
2 44
c
fdd
P
P
r
t
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
50
Gangguan Lainnya Penyerapan oleh atmosfer – uap air dan
oksigen Lintasan jamak (Multipath) – halangan
yang memantulkan sinyal. Refraksi – membelokkan gelombang radio
saat merambat di atmosphere
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
51
Mode Propagasi Lainnya Tropospheric Scatter – memungkinkan peng-
gunaan penghamburan (scattering) gelombang radio di lapisan troposfer untuk merambatkan sinyal dalam range frekuensi 250 MHz –5 GHz .
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
52
Ducting
Pada kondisi tertentu, khususnya sepanjang daerah berair (laut), akan terbentuk lapisan superrefraktif di troposphere yang akan mengembalikan sinyal ke bumi
Sinyal dapat merambat jauh karena lintasan bolak-balik akibat pantulan bumi dan refraksi dari lapisan superrefraktif tersebut.
Kondisi tersebut terjadi karena lapisan tebal troposfer dengan indeks refraktif yang tinggi, sedemikian rupa sehingga membentuk terowongan (duct)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
53
Contoh dari Ducting
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
54
Propagasi oleh Butiran-Meteor
Meteor setiap saat selalu memasuki atmosfer bumi dan akan hancur menjadi butiran butir-an.
Meteor-meteor yang memasuki atmosfir meninggalkan butiran-butiran terionisasi yang dapat digunakan untuk komunikasi.
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
55
Contoh dari Interferensi Lintasan jamak (Multipath)
Chapter 15: Radio-Wave Propogation
56
Propagasi Multipath
Sketsa Tiga Mekanisasi Propagasi Penting : Refleksi (R) Scattering (S), Difraksi (D)