Bab v. Sondir

13
BAB V PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN ALAT SONDIR IV.1 Lingkup Pekerjaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser dengan perlekatan tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang. IV.2 Peralatan IV.2.1. Konus

description

tanah

Transcript of Bab v. Sondir

BAB VPEMERIKSAAN KEKUATAN TANAHDENGAN ALAT SONDIRIV.1 Lingkup Pekerjaan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser dengan perlekatan tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang.

IV.2 PeralatanIV.2.1.Konus

Konus yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (lihat Gambar 1): a) keadaan tertekan

b) keadaan terbentang

Gambar IV.1 Rincian konus ganda1) ujung konus bersusut 600 50 ;

2) ukuran diameter konus adalah 35,7 mm 0,4 mm atau luas proyeksi konus = 10 cm2;

3) bagian runcing ujung konus berjari-jari kurang dari 3 mm. Konus ganda harus terbuat dari baja dengan tipe dan kekerasan yang cocok untuk menahan abrasi dari tanahIV.2.2. Selimut (bidang) geser

Selimut (bidang) geser yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Ukuran diameter luar selimut geser adalah 35,7 mm ditambah dengan 0 mm s.d 0,5 mm;

b) Proyeksi ujung alat ukur penetrasi tidak boleh melebihi diameter selimut geser;

c) Luas permukaan selimut geser adalah 150 cm2 3 cm2;

d) Sambungan-sambungan harus didesain aman terhadap masuknya tanah.

e) Selimut geser pipa harus mempunyai kekasaran sebesar 0,5 m AA 50 %.IV.2.3. Pipa dorong

Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m;

b) Pipa harus menerus sampai konus ganda agar penampang pipa tidak tertekuk jika disondir/didorong;c) Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter dasar konus ganda untuk jarak minimum 0,3 m di atas puncak selimut geser;d) Setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap;e) Pipa-pipa tersambung satu dengan yang lainnya dengan penyekrupan sehingga terbentuk rangkaian pipa kaku yang lurus;f) Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi.IV.2.4. Batang dalam

Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa dorong;

b) Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang konstan;

c) Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa dorong dengan perbedaan kira-kira 0,1 mm;d) Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat menyalurkan perlawanan konus tanpa mengalami tekuk atau kerusakan lain;e) Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar antara 0,5 mm dan 1,0 mm;f) Pipa dorong dan batang dalam harus dilumasi dengan minyak pelumas untuk mencegah korosi;g) Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran untuk mencegah gesekan antara batang dalam dan pipa dorong.IV.2.5. Mesin pembeban hidraulik

Mesin pembeban yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (lihat Gambar 2 dan Gambar 3):

a) Rangka mesin pembeban harus dijepit oleh 2 buah batang penjepit yang diletakkan pada masing-masing jangkar helikoidal agar tidak bergerak pada waktu pengujian;

b) Rangka mesin pembeban berfungsi sebagai dudukan sistem penekan hidraulik yang dapat digerakkan naik/turun;

c) Sistem penekan hidraulik terdiri atas engkol pemutar, rantai, roda gigi, gerigi dorong dan penekan hidraulik yang berfungsi untuk mendorong/menarik batang dalam dan pipa dorong;

d) Pada penekan hidraulik terpasang 2 buah manometer yang digunakan untuk membaca tekanan hidraulik yang terjadi pada waktu penekanan batang dalam, pipa dorong dan konus (tunggal atau ganda). Untuk pembacaan tekanan rendah disarankan menggunakan manometer berkapasitas 0 Mpa s.d 2 MPa dengan ketelitian 0,05 Mpa. Untuk pembacaan tekanan menengah digunakan manometer berkapasitas 0 MPa s.d 5 MPa dengan ketelitian 0,05 MPa, dan untuk pembacaan tekanan tinggi digunakan manometer berkapasitas 0 MPa s.d 25 MPa dengan ketelitian 0,1 MPa.

Gambar IV.2 Rangkaian ala penetrasi konus ( sondir Belanda )

Gambar IV.3 Rincian penekanan hidrolikIV.3 Prosedur PemeriksaanIV.3.1.Pasang dan aturlah agar mesin sondir vertikal di tempat yang akan

diperiksa dengan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat kedalam tanah. Pengisisan minyak hidrolik harus bebas dari

gelembung udara.

IV.3.2.Pasang konus atau bikonus sesuai kebutuhan pada pipa pertama.

IV.3.3.Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin

sondir.IV.3.4.Tekanlah pipa untuk memasukkan konus dan bikonus sampai

kedalaman tertentu, umumnya setiap 20 cm.IV.3.5. Tekanlah batang :

IV.3.5.1 Apabila digunakan bikunus maka penetrasi ini pertama-tama akan menggerakaan ujung konus kebawah

sedalam 4cm, dan bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi konus ( PK). Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung ke bawah sedalam 8 cm. Bacalah menometer sebagai hasil jumlah

perrlawanan (JP), yaitu perlawanan penetrasi konus (PK)

dan hambatan lekat (HL)

IV.3.5.2 Apabila digunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada penetrasi pertama ( PK ).

IV.3.6.Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur. Biasanya pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.

IV.4. Perhitungan

IV.4.1. Perlawanan konus (qc)

Nilai perlawanan konus (qc) dengan ujung konus saja yang terdorong, dihitung dengan menggunakan persamaan :Pkonus = P piston ...........................................................................(IV.1)

qc x Ac = Cw x Api ........................................................................ (IV.2)qc = Cw x Api / Ac .........................................................................(IV.3)

Api = (Dpi )2 / 4 .......................................................................... (IV.4)Ac = (Dc)2 / 4 ..............................................................................(IV.5)

IV.4.2 Perlawanan geser (fs)

Nilai perlawanan geser lokal diperoleh bila ujung konus dan bidang geser terdorong bersamaan, dan dihitung dengan menggunakan persamaan :

Pkonus + Pgeser = Ppiston ..............................................................(IV.6)

(qc x Ac) + (fs x As) = Tw x Api ....................................................(IV.7)(Cw x Api) + (fs x As) = Tw x Api .................................................(IV.8)fs = Kw x Api / As .......................................................................... (IV.9)

As = Ds Ls ................................................................................... (IV.10)

Kw = (Tw - Cw ) .............................................................................. (IV.11)IV.4.3 Angka banding geser (Rf)

Angka banding geser diperoleh dari hasil perbandingan antara nilai perlawanan geser lokal (fs) dengan perlawanan konus (qs), dan dihitung dengan menggunakan persamaan:Rf = (fs / qs ) x 100 ..........................................................................(IV.12)IV.4.4 Geseran total (Tf)

Nilai geseran total (Tf) diperoleh dengan menjumlahkan nilai perlawanan geser lokal (fs) yang dikalikan dengan interval pembacaan, dan dihitung dengan menggunakan persamaan :Tf = (fs x interval pembacaan) .......................................................... (10)dengan :

Cw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus (kPa);

Tw : pembacaan manometer untuk nilai perlawanan konus dan geser (kPa);

Kw : selisih dengan (kPa);

Pkonus : gaya pada ujung konus (kN);

Ppiston : gaya pada piston (kN);

qc : perlawanan konus (kPa);

fs : perlawanan geser lokal (kPa);

Rf : angka banding geser (%);

Tf : geseran total (kPa);

Api : luas penampang piston (cm2);

Dpi : diameter piston (cm);

Ac : luas penampang konus (cm2);

Dc = Ds : diameter konus sama dengan diameter selimut geser (cm);

As : luas selimut geser (cm2);

Ds : diameter selimut geser (cm);

Ls : panjang selimut geser (cm)