BAB v Sistem Pemrosesan Dan Pengendalian Proses-PT Tripolyta

download BAB v Sistem Pemrosesan Dan Pengendalian Proses-PT Tripolyta

of 27

description

Bab V - Penjelasan dari sistem pengendalian proses PT Tripolyta Cilegon

Transcript of BAB v Sistem Pemrosesan Dan Pengendalian Proses-PT Tripolyta

  • BAB V

    SISTEM PEMROSES DAN PENGENDALIAN PROSES

    5.1 Sistem Pemroses

    Sistem pemroses pada pabrik polipropilena PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. dapat

    dikategorikan dalam beberapa bagian yaitu: tangki dan Boil of Gas System, pemurnian

    bahan baku, sistem reaksi, pemurnian produk, vent recovery system, pembuatan pellet

    dan pengemasan (bagging). PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. memiliki 3 train yang

    dijalankan sekaligus pada saat ini. Train I dan train II memproduksi homopolimer dan

    kopolimer random, sedangkan train III memproduksi kopolimer impak. Train I dan II

    memiliki unit operasi yang identik, sedangkan train III memiliki perbedaan pada sistem

    reaksi dan system pemroses. Pada train III terdapat reaktor kedua yang digunakan untuk

    mereaksikan homopolimer menjadi kopolimer impak.

    5.1.1 Tangki dan Boil of Gas System

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.1.

    Tabel 5.1 Spesifikasi alat pada bagian tangki dan Boil of Gas System

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Tangki

    bertekanan

    rendah

    Tangki silinder,

    berbentuk

    cembung pada

    bagian atas

    Diameter = 28m

    Tinggi =32,6 m

    Tekanan = 500 mmH2O G

    Temperatur = -48C

    menyimpan propilena

    cair bertekanan rendah

    Tangki

    bertekanan

    tinggi

    Tangki

    berbentuk bola

    Diameter luar

    = 20,1 m

    Tekanan = 13 bar G

    Temperatur = 27oC

    menyimpan propilena

    bertekanan tinggi

    BOG

    compressor

    Reciprocating

    compressor

    Kapasitas normal = 1088

    m3

    /jam

    Psuction = 0 barG

    Pdischarge = 16,2 barG

    Daya motor = 180 kW

    menaikkan tekanan

    propilena

  • 58

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.1 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    BOG

    condenser

    Penukar panas

    tipe shell and

    tube

    ID shell=0,65 m

    L = 6 m

    Shell :

    fluida = propilena

    Tin = 115oC

    Tout = 42,8oC

    Tekanan = 16 barG Tube :

    fluida = air pendingin

    Tin = 32oC

    Tout

    = 40oC

    Tekanan = 3,5 barG

    Kapasitas panas = 470116

    x1,2 kkal/jam

    mengkondensasi uap

    propilena

    BOG

    condensat

    e drum

    Tangki

    penyimpanan

    Diameter = 1,3m

    Tinggi = 2,4 m

    Tekanan = 16 barG

    Temperatur = 41oC

    menampung kondensat

    propilena dari

    kondensor

    BOG

    condensat

    e flash

    drum

    Diameter =1,2 m

    Tinggi = 2,3 m

    Tekanan = 3,1 barG

    Temperatur = -1

    menurunkan tekanan

    propilena secara tiba-

    tiba sehingga terjadi

    pemisahan antara uap

    dan cair.

    5.1.2 Pemurnian Bahan Baku

    Bahan baku yang harus dimurnikan adalah nitrogen, hidrogen, propilena, dan

    etilena.

    5.1.2.1 Pemurnian Propilena

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.2.

    Tabel 5.2 Spesifikasi alat pada bagian pemurnian Propilena

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    LP

    propylene

    pump

    Centrifugal pump Kapasitas = 33,4

    m3

    /jam Psuction = 0

    barG Pdischarge = 28,3

    barG Daya =

    90kW

    memompa propilena

    dari tangki

    bertekanan rendah

    menuju unit

    pemurnian propilena

    Propylene

    Filter

    Polyesther plate

    filter

    Filtration area = 4

    m2

    Tekanan = 43,9 barG

    Temperatur = 40oC

    menyaring padatan

    yang mungkin terikut

    pada aliran propilena

  • 59

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.2 (lanjutan) Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Propylene

    preheater

    penukar panas

    shell and tube

    Luas permukaan =

    11,9 m2

    Shell :

    fluida = LP steam

    Tin = 150C

    Tout = 150C

    Tekanan = 4 barG

    Tube :

    fluida = propilena

    Tin = -48C

    Tout = 31C

    Tekanan = 27 barG

    memanaskan

    propilena sebelum

    masuk ke dalam

    degassing column

    Degassing

    column

    kolom distilasi

    tipe tray dengan

    kondensor parsial

    dan reboiler yang

    terintegrasi pada

    kolom

    Jumlah tray = 27

    tray

    Umpan masuk

    pada tray ke 20

    dari bawah

    Tekanan = 20 barG

    Temperatur top = 38,3oC

    Temperatur bottom=

    50,5oC

    menghilangkan

    kandungan gas ringan

    Degassing

    column

    condensor

    Penukar panas

    tipe shell and tube

    Luas permukaan

    = 62,9 m2

    Panjang = 2 m

    Heat exchanged =

    921637 kkal/jam

    Shell :

    fluida = air pendingin

    Tin = 33C

    Tout = 40C

    Tekanan = 4 barG

    Tube :

    fluida = propilena

    Tin = 44,9C

    Tout = 38,3C

    Tekanan = 20 barG

    Mendinginkan

    produk atas dari

    degassing column

    Propylene

    charge

    pump

    Centrifugal pump Kapasitas = 50,4

    m3/jam Psuction = 19

    barG Pdischarge = 45

    barG

    Daya = 90 kW

    menaikkan tekanan

    propilena agar dapat

    dialirkan menuju

    reaktor

    Sulfur

    removal

    vessel

    menara adsorpsi

    dengan unggun

    seng oksida dan

    alumina aktif

    Diameter shell =

    1,55 m

    Tinggi= 7,77m

    Tekanan = 19,6 barG

    Temperatur = 40oC

    menghilangkan

    kandungan sulfur

    dalam propilena

    Degassing

    column

    reboiler

    Penukar panas

    tipe shell and tube

    Luas permukaan =

    33,7 m2

    Panjang = 2 m

    Heat exchanged =

    1144361 kkal/jam

    Shell :

    fluida = propilena

    Tin = 50,5C

    Tout = 50,5C

    Tekanan = 20,2 barG

    Tube :

    fluida = LP steam

    Tin = 135,5C

    Tout = 121C

    Tekanan = 1,06 barG

    Memanaskan kembali

    cairan produk bawah

    degassing column

  • 60

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.2 (lanjutan) Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Propylene

    cooler

    penukar panas

    tipe shell and tube

    Luas permukaan =

    30,2 m2

    Panjang = 3,919 m

    Heat exchanged =

    151171 kkal/jam

    Shell :

    fluida = propilena

    Tin = 47,5oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 20,2barG

    Tube :

    Fluida = air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout

    = 40oC

    Tekanan = 4 barG

    menurunkan

    temperatur propilena

    yang keluar dari

    degassing column

    agar sesuai dengan

    temperatur operasi

    pada bejana pemisah

    sulfur

    Propylene

    vaporizer

    penukar panas

    tipe shell and tube

    Luas permukaan =

    20,2 m2

    Panjang = 6 m

    Heat exchanged =

    344795 kkal/jam

    Shell : fluida = LP steam

    Tin = 151oC

    Tout = 151oC

    Tekanan = 4 barG

    Tube :

    fluida = propilena

    Tin

    = 40oC

    Tout = 125oC

    Tekanan = 44 barG

    menguapkan

    propilena yang

    digunakan sebagai

    carrier katalis slurry

    HP

    propylene

    pump

    Centrifugal pump Kapasitas = 42,3

    m3

    /jam Psuction =

    10,28 barG Pdischarge

    = 27,75 barG Daya

    = 75 kW

    memompa propilena

    dari tangki

    bertekanan tinggi

    menuju unit

    pemurnian propilena

    Propylene

    dryer

    Linde 13XPG

    Molecular sieves

    Diameter vessel =

    2,3 m

    Tinggi =

    6,555 m

    Tekanan = 19,2 barG

    Temperatur = 40oC

    Jumlah = 2 buah

    menghilangkan

    kelembaban dan

    senyawa polar dalam

    propilena

    MAP

    removal

    vessel

    menara adsorpsi

    dengan unggun

    seng oksida dan

    alumina aktif

    Diameter =1,1m

    Tinggi = 4,015m

    Tekanan = 19,4 barG

    Temperatur = 40oC

    menghilangkan

    kandungan MAP

    dalam propilena

    Unit-unit operasi pada bagian pemurnian propilena ini belum ada yang mengalami

    modifikasi semenjak pertama kali pabrik berproduksi. Namun, beberapa unit operasi

    tidak lagi dijalankan karena tidak lagi diperlukan. Unit operasi tersebut antara lain

    Sulfur removal, Arsene removal, dan MAP (Metil Asetilen Propadien) removal. Hal ini

    disebaban propilena yang diterima oleh PT.Tri Polyta memiliki kandungan sulfur, arsen

    dan MAP yang sangat rendah sehingga unit-unit yang disebutkan di atas tidak perlu

    lagi digunakan.

  • 61

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    5.1.2.2 Pemurnian Nitrogen

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.

    Tabel 5.3 Spesifikasi alat pada bagian pemurnian Nitrogen

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Nitrogen

    preheater

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas permukaan

    = 1,5 m2

    Panjang = 1,5 m

    Heat exchanged = 18,720

    kkal/jam

    Shell :

    fluida = LP steam

    Tin = 151oC

    Tout = 151oC

    Tekanan = 4 barG

    Tube :

    fluida = nitrogen

    Tin = 0oC

    Tout = 100oC

    Tekanan= 6 barG

    memanaskan nitrogen

    agar sesuai dengan

    kondisi deoxovessel

    Deoxo

    nitrogen

    filter

    Polyesther plate

    filter

    Filtration area =

    2 m2

    Tekanan = 5 barG

    Temperatur = 40oC

    Menghilangkan

    partikel padat yang

    mungkin terbawa

    aliran

    Nitrogen

    compresso

    r

    Reciprocating

    compressor

    Kapasitas = 121 m3/jam

    Psuction = 4 barG

    Pdischarge = 46 barG

    Daya = 20 kW

    menaikkan tekanan

    nitrogen agar menjadi

    nitrogen bertekanan

    tinggi

    Nitrogen

    dryer

    linde 13XPG

    Molecular

    sieves

    Tekanan = 5,2 barG

    Temperatur = 40oC

    menghilangkan

    kelembaban dan

    senyawa polar dalam

    aliran nitrogen

    Nitrogen

    deoxovesse

    l

    menara adsorbsi

    dengan unggun

    tembaga

    Diameter =

    0,5976 m

    Tinggi =2,995 m

    Tekanan = 5,6 barG

    Temperatur = 100oC

    Nitrogen

    aftercooler

    penukar panas

    tipe double pipe

    Luas permukaan

    = 2,46 m2

    Heat exchanged = 11145

    kkal/jam

    Pipa luar :

    fluida = air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 43oC

    Tekanan = 3,5 barG

    Pipa dalam :

    fluida = nitrogen

    Tin = 100oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 5,2 barG

  • 62

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.3 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Nitrogen

    Heater

    Penukar panas

    tipe double pipe

    Luas permukaan

    = 0,25 m2

    Heat exchanged = 2935

    kkal/jam

    Pipa luar :

    fluida = LP steam

    Tin = 151oC

    Tout = 151oC

    Tekanan = 4 barG

    Pipa dalam :

    fluida = nitrogen

    Tin = 0oC

    Tout = 45oC

    Tekanan = 0,4 barG

    5.1.2.3 Pemurnian Hidrogen

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian pemurnian hidrogen ini dapat

    dilihat pada Tabel 5.4.

    Tabel 5.4 Spesifikasi alat pada bagian pemurnian Hidrogen

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Hydrogen

    dryer

    linde 13XPG

    Molecular

    sieves

    Diameter = 0,3239 m

    Tinggi =3,535 m

    Tekanan = 44,2 barG

    Temperatur = 40oC

    menghilangkan

    kelembaban dan

    senyawa polar

    dari aliran

    hidrogen

    Hydrogen

    filter

    Filtration area = 0,5 m2 Tekanan = 43,9 barG

    Temperatur = 40oC

    menghilangkan

    partikel padat

    yang mungkin

    terikut pada

    aliran hidrogen

    Methanator

    aftercooler

    penukar

    panas tipe

    double pipe

    Luas permukaan : 1m2

    Heat exchanged =

    36785 kkal/jam

    Pipa luar :

    fluida = hidrogen Tin

    = 350oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 45 barG

    Pipa dalam:

    fluida = air

    pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 43oC

    Tekanan = 4 barG

    Mendinginkan

    hidrogen agar

    sesuai dengan

    kondisi operasi

    dryer

  • 63

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.4 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Methanator

    heater

    penukar

    panas tipe

    shell and tube

    Shell diameter =

    0,1143 m

    Heat exchanged = 41580

    kkal/jam

    Tube :

    fluida = hidrogen

    Tin = 0,3 oC

    Tout = 350oC

    Tekanan = 46 barG

    Memanaskan

    hidrogen agar

    sesuai dengan

    kondisi

    methanator

    Methanator menara

    adsorbsi

    dengan

    unggun

    katalis nikel

    oksida

    Diameter = 0,3239 m

    Tinggi =

    1,855 m

    Tekanan = 45,2 barG

    Temperatur = 350oC

    menghilangkan

    CO, CO2 dan O

    2

    dalam aliran H2

    5.1.2.4 Pemurnian Etilena

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.5.

    Tabel 5.5 Spesifikasi alat pada bagian pemurnian Etilena

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Ethylene deoxo

    preheater

    penukar panas

    tipe shell and tube

    Luas

    permukaan =

    4m2

    Heat exchanged =

    193000 kkal/jam

    Shell :

    fluida = LP steam

    Tin = 151oC

    Tout = 151oC

    Tekanan= 5,9 barG

    Tube :

    fluida = etilena

    Tin = 0,3oC

    Tout = 1100oC

    Tekanan = 35 barG

    mepanaskan etilena

    agar sesuai dengan

    kondisi operasi

    deoxovessel

    Ethylene filter Polyesther plate

    filter Tekanan = 35 barG

    Temperatur = 40oC

    Menghilangkan

    partikel padatan yang

    terbawa pada aliran

    etilena

    Ethylene deoxo

    aftercooler

    penukar panas

    tipe shell and tube

    Luas

    permukaan =

    23 m3

    Heat exchanged =

    122997 kkal/jam

    Shell : fluida = etilena

    Tin = 100oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 35 barG

    Tube : fluida = air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 41oC

    Tekanan=4,5 barG

    Mendinginkan etilena

    agar sesuai dengan

    kondisi operasi dryer

  • 64

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.5 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Ethylene dryer linde 13XPG

    Molecular sieves

    Diameter =

    0,914 m Tinggi

    = 4,674 m

    Tekanan = 35 barG

    Temperatur = 40oC

    Menghilangkan

    kelembaban dan

    senyawa polar

    dalam aliran

    etilena Jenis:

    linde 13XPG

    Molecular sieves

    Ethylene deoxo

    vessel

    Menara adsorbsi

    dengan unggun

    tembaga

    Diameter =

    0,914 m

    Tinggi = 4,42 m

    Tekanan= 34,9 barG

    Temperatur = 100oC

    Menghilangkan

    oksigen dalam

    aliran etilena

    Ethylene boost up

    compressor

    Centrifugal

    compressor Kapasitas = 1268

    m3/jam

    Psuction = 33,83barG

    Pdischarge= 43,03barG

    Daya = 30 kW

    Meningkatkan

    tekanan etilena

    agar dapat

    dipompakan ke

    reaktor

    Aftercooler

    compressor

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Shell :

    fluida = air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 43oC

    Tekanan = 4 barG

    Tube :

    fluida = etilena

    Tin = 43oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 42,6

    barG

    Menurunkan

    temperatur yang

    terjadi akibat

    kompresi

    5.1.3 Sistem Reaksi

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.6

    Tabel 5.6 Spesifikasi alat pada bagian sistem reaksi

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    TEAl feed pot Cylindrical

    vessel

    Diameter =

    0,168m

    Tinggi = 0,61 m

    Tekanan = 2,5 barG

    Temperatur= 30oC

    Untuk

    menampung TEAl

    sebelum

    diumpankan ke

    dalam reaktor

    TEAl charge

    pump

    Reciprocating

    pump

    Kapasitas = 0,3936

    sampai 4,5L/jam

    Psuction = 2,5 barG

    Pdischarge = 40barG Daya

    = 0,4 kW

    Untuk

    mengumpankan

    TEAl ke dalam

    reaktor

    Mineral drum

    pump

    Reciprocating

    pump

    Kapasitas = 137m3/jam

    Psuction = 0 barG

    Pdischarge = 1,08barG

    Memompa

    mineral oil ke

    dalam slurry feed

    tank

  • 65

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.6 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Mineral oil

    blow tank

    Cylindrical

    vessel

    Diameter =

    0,2731 m

    Tinggi = 1,22 m

    Tekanan = 7.1barG

    Temperatur = 30oC

    Menampung mineral

    oil sebelum

    diumpankan

    Seal pot Cylindrical

    vessel

    Diameter = 0,95

    m Tinggi =

    1,22 m

    Tekanan = 0,1barG

    Temperatur = 30oC

    Slurry feed

    tank agitator

    Tipe impeller =

    3 stage 4 pitch

    blade

    Daya = 3.7 kW Mengaduk slurry

    feed tank agar bubur

    katalis tetap

    tersuspensi

    Slurry feed

    tank

    Cylindrical

    vessel

    Diameter = 0,65

    m Tinggi =

    2,335 m

    Tekanan =0,28barG

    Temperatur= 40oC

    Menampung bubur

    katalis sebelum

    diumpankan ke

    dalam reaktor

    Drum house Cylindrical

    vessel

    Kapasitas = 2,27L/jam

    Psuction = 0 barG

    Pdischarge = 44,7 barG

    Daya = 0,75 kW

    memompakan bubur

    katalis ke dalam

    reaktor

    Reaktor 1 Tipe : reaktor

    unggun

    terfluidisasi

    Bentuk :bejana

    tekan dengan

    bagian atas

    yang membesar

    Diameter =

    (3,4+5,5) m

    Tinggi = 21,180

    m

    Tekanan = 38 barG

    Temperatur = 62,8oC

    Tempat

    berlangsungnya

    reaksi polimerisasi

    Reaktor 2

    (train 3)

    Tipe : reaktor

    unggun

    terfluidisasi

    Bentuk : bejana

    tekan dengan

    bagian atas

    yang membesar

    Dkepala reaktor =

    1981,2 mm

    Dtabung reaktor =

    2438,5 mm

    Tinggi

    =18796mm

    Tekanan (desain)

    : 23,44 barG

    Temperatur (desain)

    : 150C

    Tempat terjadinya

    crosslink block

    kopolimer

    Cycle gas

    compressor

    Centrifugal

    compressor

    Kapasitas =

    9824m3/jam

    Psuction = 37,5 barG

    Pdischarge = 38,8 barG

    Daya = 520 kW

    menaikkan tekanan

    cycle gas

    Cycle gas

    cooler

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas permukaan

    = 392 m2

    Panjang = 9,116

    m

    Shell :

    fluida = air pendingin

    Tin

    = 33oC

    Tout

    = 69oC

    Tekanan= 4 barG

    Tube :

    fluida = cycle gas

    Tin = 69oC

    Tout = 64,5oC

    Tekanan = 39,9 barG

    memindahkan panas

    yang dihasilkan

    reaksi

    Product

    chamber

    Conical vessel Diameter = 1,1

    m Tinggi = 1,525

    m

    Tekanan = 0 38,7 barG

    Temperatur = 67oC

    menerima resin

    produk dari reaktor

  • 66

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    5.1.4 Pemurnian Produk

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.7.

    Tabel 5.7 Spesifikasi alat pada bagian pemurnian produk

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Product blow tank Conical vessel Diameter =

    1,25 m Tinggi

    = 3,275 m

    Tekanan = 0 38,7 barG

    Temperatur = 70C

    menerima resin dari

    product chamber

    Product recevier Conical vessel Diameter =

    (2+2,2)m

    Tinggi

    = 8,925 m

    Tekanan

    = 0,2-0,9 barG

    Temperatur

    =65oC

    menerima produk

    resin dari product

    discharge system dan

    menghilangkan gas

    yang terbawa resin

    Product recevier

    dust collector

    Pulse jet Tekanan =

    0,16barG

    Temperatur =60oC

    menyaring debu resin

    agar tidak terbawa

    aliran gas

    Mechanical

    delumper

    Pipe line

    delumper

    Tekanan = 0,4barG

    Temperatur =60oC

    Daya = 2,2 kW

    mengalirkan resin

    menuju product purge

    bin

    Product purge bin Conical vessel Diameter

    = 4,9 m

    Tinggi

    = 11,735 m

    Tekanan = 0,04 barG

    Temperatur =65oC

    Mendeaktivasi katalis

    dan menghilangkan

    gas yang masih terikut

    dalam resin

    Product purge bin

    filter

    Pulse jet Tekanan = 0,07 barG

    Temperatur =60oC

    menyaring agar resin

    tidak ikut terbawa

    aliran gas dan kukus

    Product purge bin

    rotary feeder

    Kapasitas = 6 - 11 ton Mengalirkan produk

    resin menuju

    pembuatan pellet

    5.1.5 Vent Recovery System

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.8.

    Tabel 5.8 Spesifikasi alat pada bagian Vent Recovery System

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Compressor

    suction guard filter

    Polyesther plate

    filter

    Filtration area

    = 22,4 m2

    Tekanan

    = 0,18-0,88 barG

    Temperatur = 60oC

    menyaring aliran gas

    yang berasal dari

    product receiver dari

    resin yang terikut

    Reactor vent guard

    filter

    Polyesther plate

    filter

    Filtration area

    = 2 m2

    Tekanan

    = 12 barG

    Temperatur = 87oC

    menyaring aliran gas

    yang berasal dari

    reaktor dari resin yang

    mungkin terikut

  • 67

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.8 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Vent

    recovery

    surge tank

    tangki

    penyimpanan

    Diameter

    =3,1m

    Tinggi

    =7.62 m

    Tekanan = 0,9 barG

    Temperatur = 50oC

    menampung gas dari

    compressor suction guard

    filter dan reactor vent

    guard filter untuk

    mencegah fluktuasi

    tekanan yang disebabkan

    aliran gas secara mendadak

    pada saat sistem reaksi

    mengeluarkan produk

    Product

    receiver vent

    cooler

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas

    permukaan

    = 38,9 m2

    Panjang

    = 5 m

    Heat exchanged = 25422

    kkal/jam

    Shell :

    fluida = air

    pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 43oC

    Tekanan = 3,5 barG

    Tube :

    fluida = hidrokarbon

    Tin = 52,3oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 0,2 barG

    Mendinginkan gas yang

    berasal dari product

    receiver

    Vent

    recovery

    compressor

    intercooler 1

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas

    permukaan

    = 58 m2

    Panjang

    = 4.485 m

    Heat exchanged = 217380

    kkal/jam

    Shell :

    fluida = mixed propylene

    Tin = 104,5oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 4,3 barG

    Tube :

    fluida = air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 4 barG

    Menurunkan temperatur

    gas yang meningkat akibat

    kompresi tahap pertama

    pada vent recovery

    compressor

    Vent

    recovery

    compressor

    intercooler 2

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas

    permukaan

    = 57,7 m2

    Panjang =

    4,471 m

    Heat exchanged = 202230

    kkal/jam

    Shell :

    fluida = mixed propylene

    Tin = 100oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 14,5 barG

    Tube :

    fluida= air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 4 barG

    Menurunkan temperatur

    gas yang meningkat akibat

    kompresi tahap kedua pada

    vent recovery compressor

  • 68

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.8 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Recovery column

    degassing pot

    Flash drum Diameter shell

    = 0,8 m

    Tinggi=2,895m

    Tekanan = 24,7 barG

    Temperatur = 30oC

    memisahkan gas

    dari cairan dari

    compressor

    aftercooler/cond

    enser dan dari

    refrigeration

    interchanger

    Recovery column

    boost pump

    Centrifugal

    pump

    Kapasitas = 46,4L/jam

    Psuction = 3,1 barG

    Pdischarge = 4,99barG

    Daya = 5,5 kW

    Memompakan

    air pendingin ke

    dalam recovery

    column

    condensor

    Recovery column kolom distilasi

    jenis tray

    tower

    Diameter =

    (1,4+ 0,850) m

    Tinggi=19,76m

    Tekanan =22,6 barG

    Temperatur = 60oC

    memisahkan gas

    untuk digunakan

    kembali

    Compressor

    aftercooler /condenser

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas

    permukaan =

    127 m2

    Panjang =7,2m

    Heat exchanged =

    419738 kkal/jam Shell

    :

    Fluida=air pendingin

    Tin = 33oC Tout

    = 43oC Tekanan =

    3,5 barG Tube :

    fluida =hidrokarbon

    Tin = 116,3oC

    Tout

    = 40oC

    Tekanan= 41,9 barG

    Menurunkan

    temperatur gas

    yang meningkat

    akibat kompresi

    pada vent

    recovery

    compressor

    Vent recovery

    compressor

    Reciprocating

    compressor

    Kapasitas = 3709,5

    kg/jam

    Psuction = 0,09 barG

    Pdischarge = 41.8barG

    Daya = 520 kW

    mengkompresi

    gas sebelum

    dialirkan menuju

    refrigeration

    interchanger

    Refrigeration

    interchanger

    Shell and tube Diameter =

    0,273 m

    Tinggi=1,150m

    Tekanan

    = 1,6 barG

    Temperatur = -55oC

    menukarkan

    panas dari dan ke

    aliran-aliran

    fluida yang

    melaluinya

    Vent recovery

    separator

    Flash drum Diameter = 1 m

    Tinggi =2,5 m

    Tekanan = 26,4barG

    Temperatur = -45oC

    memisahkan

    cairan dan uap

    dari refrigeration

    interchanger

    dengan sistem

    flash

  • 69

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.8 (lanjutan) Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Recovery column

    reboiler

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas

    permukaan

    =15,5 m2

    Panjang =1,4 m

    Heat exchanged =

    489548 kkal/jam

    Shell :

    fluida = hidrokarbon

    Tin = 58,5oC

    Tout = 58,7oC

    Tekanan= 28,1 barG

    Tube :

    fluida = kukus

    Tin = 135,5oC

    Tout = 121oC

    Tekanan = 1,06barG

    memisahkan gas

    untuk digunakan

    kembali

    Recovery column

    condensor

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Luas

    permukaan =

    257 m2

    Panjang =

    5.972 m

    Heat exchanged =

    463260 kkal/jam

    Shell :

    fluida = air

    pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 43oC

    Tekanan = 3,5 barG

    Tube :

    fluida = gas

    Tin = 54,3oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 22,2barG

    Mendinginkan

    gas yang melalui

    tray paling atas

    recovery column

    Recovered propylene

    pump

    Centrifugal

    pump

    Kapasitas = 7,5L/jam

    Psuction = 23,2 barG

    Pdischarge = 45,99

    barG

    Daya = 30 kW

    Memompakan

    propilena yang

    berhasil diambil

    kembali ke

    dalam sistem

    reaktor

    Propylene popover

    cooler

    penukar panas

    tipe double

    pipe

    Luas

    permukaan:

    3,36 m

    Heat exchanged =

    13307 kkal/jam

    Pipa luar :

    fluida = air

    Pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 4 barG

    Pipa dalam:

    fluida = hidrokarbon

    Tin = 46oC

    Tout = 40oC

    Tekanan = 45,7barG

    Mendinginkan

    kembali

    propilena

    berlebih yang

    berhasil diambil

    kembali

    Nitrogen surge tank Tangki

    penyimpanan

    Diameter

    =1,6m

    Tinggi =3,96 m

    Tekanan

    = 24,3-25,3 barG

    Temperatur = 30oC

    menampung

    nitrogen yang

    dihasilkan

    sebagai produk

    atas recovery

    column

  • 70

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Beberapa peralatan di vent recovery system telah mengalami penurunan kinerja

    jika ditinjau dari temperatur operasi aktual saat ini. Beberapa diantaranya adalah vent

    recovery separator dan refrigeration interchanger. Vent recovery separator dirancang

    untuk bekerja pada -45C, akan tetapi aktualnya alat ini bekerja pada -40C. Hal yang

    sama juga terjadi pada refrigeration interchanger yang keluarannya bersuhu -40C dari

    yang seharusnya -55C.

    5.1.6 Pembuatan Pellet dan Pengemasan

    Spesifikasi peralatan yang termasuk pada bagian ini dapat dilihat pada Tabel 5.9.

    Tabel 5.9 Spesifikasi alat pada bagian pembuatan pellet dan pengemasan

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Mastermix resin

    cooler

    penukar panas

    tipe shell and

    tube

    Tekanan shell = 0,3barG

    Tube:

    fluida =air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 43oC

    Tekanan = 3,5 barG

    mendinginkan resin

    sebelum memasuki

    mastermix blender

    Mastermix

    feeder

    Kapasitas minimum

    = 16,2 kg/jam

    Kapasitas maksimum

    = 154,8 kg/jam

    Tekanan = 0,007 barG

    Temperatur= 30oC

    Mengumpankan resin

    menuju mastermix

    blender

    PCW tank Tangki

    penampungan

    Kapasitas =

    10m3

    menampung air

    pendingin pelet

    Mastermix

    blender

    Kapasitas = 4 m3/batch

    Daya = 16kW

    mencampur resin

    dengan aditif secara

    manual

  • 71

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.9 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Additive drum

    pump

    Kapasitas =1,44 m3/jam

    Psuction = 0 barG

    Pdischarge = 1,06 barG

    memompakan aditif

    ke dalam mastermix

    blender

    Additive feed

    pot

    Diameter =

    0,65 m

    Tinggi = 0,94 m

    Tekanan = 44,7 barG menampung aditif

    yang akan

    diumpankan ke dalam

    mastermix blender

    Continuous

    mixer

    Kapasitas = 11,1

    ton/jam

    Kecepatan rotor = 500

    rpm

    Daya = 2813 kW

    mencampur aditif

    Diverter valve Kapasitas = 11,1 m3/jam

    Psuction =0,4-4 barG

    Pdischarg e =24,5-31,5barG

    Daya motor = 300kW

    Screen charger multibucket

    slide plate

    Jumlah screen

    pack = 12

    Pressure drop:

    100 mesh = 469 psi

    200 mesh = 811 psi

    325 mesh = 1038 psi

    Menyaring

    berdasarkan ukuran

    partikel

    Die plate heat channel Jumlah lubang

    = 650

    Diameter

    lubang = 2,3

    mm

    melelehkan resin dan

    membentuk batangan

    panjang yang siap

    dipotong

    Pelleter underwater

    pelleter

    Jumlah pisau =

    16

    Daya = 90kW memotong batangan

    yang berasal dari die

    plate menjadi pellet

    Agglomerate

    removal

    centrifugal

    dryer

    Udara pengering

    = 115 Nm3/jam

    Daya drye r = 11 kW

    Daya drying fan=5,5kW

    menghilangkan air

    yang terbawa resin

  • 72

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.9 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    PCW pump

    Centrifugal

    pump

    Kapasitas = 200m3/jam

    Psuction = 0,1 barG

    Pdischarge = 2,6 barG

    Daya = 30 kW

    memompakan air

    pendingin pelet

    (PCW) ke dalam

    PCW cooler

    PCW cooler penukar panas

    jenis shell and

    tube

    Luas

    permukaan

    = 69,8 m2

    Kapasitas panas = 2 x 106

    kkal/jam

    Shell :

    fluida = air pendingin

    Tin = 33oC

    Tout = 43oC

    Tekanan = 3,5 barG Tube :

    fluida = air pendingin

    pelet (PCW)

    Tin = 70oC

    Tout = 60oC

    Tekanan = 2,5 barG

    mendinginkan air

    pendingin pelet

    Pellet screener horizontal

    vibrating screen

    Daya = 3,7 kW menyaring pelet yang

    sesuai dengan ukuran

    yang diinginkan

    Product rotary

    feeder

    Kapasitas = 11 ton/jam

    Kecepatan putar = 40 rpm

    Daya motor = 1,1 kW

    mengalirkan produk

    menuju silo

    penyimpanan

    sementara

    Transition bin

    dan aim grade

    bin

    Silo conical

    vessel

    Diameter

    =4,3 m

    Tinggi = 15

    m

    Tekanan = 0 barG

    Temperatur = ambient

    menyimpan produk

    sementara (produk

    transisi pada

    transition bin, produk

    yang sesuai dengan

    spesifikasi pada aim

    grade bin)

  • 73

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.9 (lanjutan)

    Alat Jenis Dimensi Kondisi operasi Fungsi

    Utility bin Silo conical

    vessel

    Diameter = 3 m

    Tinggi = 14,2 m

    Tekanan = 0 barG

    Temperatur = ambient

    menyimpan produk

    yang jauh dari

    spesifikasi

    Rotary feeder

    untuk transition

    dan aim grade

    bin

    Kapasitas = 30 ton/jam

    Kecepatan putar = 17

    rpm

    Daya = 2,2 kW

    mengalirkan produk

    dari silo penyimpanan

    menuju product

    storage bin

    Rotary feeder

    untuk utility bin

    Kapasitas = 14 ton/jam

    Kecepatan putar = 40

    rpm

    Daya = 1,1 kW

    mengalirkan produk

    dari silo penyimpanan

    menuju product

    storage bin

    Product storage

    bin

    Silo conical

    vessel

    Diameter =4,3 m

    Tinggi = 15 m

    Tekanan = 0 barG

    Temperatur = ambient

    menyimpan produk

    sebelum dikemas

    Bagging

    machine

    Kapasitas: = 600

    kantong/jam, dimana 1

    kantong = 25 kg

    Mengemas produk

    Flecon Packer Kapasitas = 20

    supersack/jam

    1 supersack = 600 kg

    Mengemas produk

    5.2 Sistem Pengendalian Proses

    Sistem pengendalian yang digunakan di PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. terdiri

    dari tiga tingkatan pengendalian, yaitu sistem pengendalian terdistribusi (DCS

    :Distributed Control System), sistem pengendalian SCS (Supervisory Control System),

    dan PLC (Programmable Logic Control). Pelaksanaan dari sistem pengendalian

    tersebut menggunakan perangkat kendali yang beroperasi secara pneumatik dan

    elektronik. Variabel-variabel yang dikendalikan antara lain temperatur, tekanan, laju

    alir, dan arus cairan.

  • 74

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    DCS merupakan sistem pengendalian tingkat pertama. Sistem ini berguna untuk

    mengamati dan mengendalikan variabel proses serta mengatur bermacam-macam

    aktuator dan instrumen yang berhubungan langsung dengan proses seperti valve,

    pengukur laju alir, dan penghitung (counting). Dengan DCS, aplikasi besar dapat dibagi

    menjadi beberapa subsistem yang lebih kecil. Tiap bagian ini menangani sebagian

    aplikasi dan dapat berhubungan satu sama lain. DCS juga bertindak sebagai interpreter

    antara instrumen tingkat rendah dengan sistem pengendalian SCS.

    SCS merupakan sistem pengendalian tingkat dua. Sistem ini mengkoordinasi

    kegiatan DCS meliputi koordinasi kegiatan satu DCS atau lebih. Sistem ini dapat

    menyediakan ringkasan operasi seluruh pabrik atau laporan sejarah proses seluruh

    pabrik.

    Beberapa kemampuan yang dapat dilakukan oleh sistem pengendalian SCS

    adalah sebagai berikut :

    1. Kalkulasi termodinamik, seperti production rate dengan perhitungan mass

    dan heta balance, menghitung dew point, dan menghitung persentase

    kondensat.

    2. Memprediksi sifat resin dan kontrol, seperti melt flow, xylene soluble, dan

    kadar etilen. Hasil prediksi ini kemudian digunakan untuk menghitung

    setpoint baru yang dikirim ke DCS. Melt flow dikendalikan dengan

    temperatur rasio Al(TEAL)/ SCA, sedangkan kadar etilen dikendalikan

    dengan rasio C2

    / C 3 .

    3. Menyimpan history data. Kapasitas memory dari SCS jauh lebih besar

    daripada DCS sehingga dapat menyimpan jumlah data yang banyak untuk

    jangka waktu yang lama.

    Jenis komputer yang diguanakan untuk pengendalian SCS adalah MicroVax

    3300 untuk train I dan train II serta Microvax 4000 untuk train III.

    Untuk mengontrol peralatan-peralatan di lapangan digunakan Programmable

    Logic Control (PLC). PLC menerima sinyal input dari peralatan diskrit atau analog

    (sensor). Modul input mengidentifikasikan serta mengubah sinyal dalam bentuk

    tegangan yang sesuai dan mengirimnya ke CPU. Sinyal input tersebut kemudian diolah

  • 75

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    dan dikirim ke modul output berdasarkan program yang telah disimpan di CPU. Bentuk

    sinyal output diubah juga menjadi tegangan yang sesuai dan digunakan untuk

    menjalankan peralatan luar (actuator). Contoh peralatan lapangan yang dikendalikan

    oleh PLC adalah Prax air, Genset train III, bagging, dan vent filter.

    Perhitungan matematis yang rumit dan kompleks dilakukan dengan Supervisor

    Control System (SCS). SCS merupakan sebuah program yang dibuat menggunakan

    program FORTRAN, yang mampu melakukan:

    1. Kalkulasi laju produksi, dew point gas dan derajat kondensasi gas.

    2. Prediksi sifat resin dan mengendalikannya.

    Sifat resin ini meliputi melt flow, xylene soluble dan kadar etilena dalam

    resin. Prediksi inilah yang digunakan untuk menghitung set point baru yang

    dikirim ke DCS. Pengendalian melt flow dilakukan dengan mengendalikan

    rasio hidrogen dengan propilena. Xylene soluble dikendalikan dengan

    mengendalikan rasio TEAL dengan SCA. Kadar etilena dalam resin

    dilakukan dengan mengendalikan rasio Etilena dengan propilena.

    3. Menyimpan data untuk jangka panjang.

    SCS memiliki kapasitas memori yang lebih besar dari pada DCS sehingga

    mampu menyimpan data dengan jangka waktu yang lebih lama.

    Susunan pengendalian DCS dan SCS dapat dilihat pada Gambar 5.1.

    Gambar 5.1 Hierarki sistem SCS dan DCS

    Pengendalian ini meliputi empat tingkatan kebutuhan informasi dan sistem

    pengendalian. Model hirarki ini disebut dengan Computer Integrated System (CIS)

  • 76

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    dicapai dengan pengkoordinasian dan penggunaan secara efektif aliran informasi

    melalui seluruh tingkatan. Model hirarki ini dapat dilihat pada Tabel 5.10.

    Tabel 5.10 Tingkatan kebutuhan informasi dan sistem pengendalian

    Tingkatan Fungsi

    1. Regulatory and

    Sequential Control

    Memonitor, mengendalikan dan mengatur aktuator dan

    perangkat yang berhubungan langsung dengan proses.

    2. Supervisory Control

    System

    1. mengkoordinasikan kegiatan antara satu atau lebih DCS

    tingkat 1.

    2. menyediakan plantwide summary dan plantwide process

    overview.

    3. Sistem informasi

    yang dibutuhkan oleh

    Local Plant

    Management

    Mengatur operasi tiap hari seperti penjadwalan produk,

    pemantauan operasi laboratorium jaminan kualitas,

    akumulasi data produksi-biaya, dan tracking shipment.

    4. Management

    Information System

    Mengkoordinasi informasi keuangan, penjualan dan

    pengembangan produk di tingkat perusahaan.

    Sistem DCS memakai perangkat Honeywell TDC 3000. TDC 3000 ini

    merupakan evolusi dari tiga jenis sistem komunikasi jaringan yang berbeda. Jenis

    jaringan ini adalah data high way, local control network (LCN), dan universal Control

    Network (UCN). Elemen penyusun TDC 3000 dapat dilihat pada Tabel 5.11 dan Peran

    setiap jenis jaringan sistem komunikasi dapat dilihat pada Tabel 5.12

    Tabel 5.11 Elemen-elemen penyusun TDC 3000

    Elemen Fungsi

    Process Connected Devices Mengakuisisi data dan kendali proses dasar.

    Processing Module Advance Control, History Collection, Computing.

    Gateway dan Interface Module Menghubungkan jaringan komunikasi proses dan

    komputer ke dalam sistem jaringan komunikasi

    utama.

  • 77

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Tabel 5.12 Sistem komunikasi jaringan dalam TDC 3000

    Sistem Definisi Fungsi

    Data

    Highway

    Jaringan komunikasi yang

    menghubungkan PCD-PCD

    yang tersebar

    Sebagai saluran komunikasi bagi

    peralatan akuisisi data dengan peralatan

    kendali dari proses yang sedang

    berlangsung

    Local

    Control

    Network

    LAN yang menghubungkan

    Universal Studio dengan

    modul-modul lainnya

    Menghubungkan rangkaian modul-modul

    untuk menyediakan tingkat pengendalian

    yang lebih tinggi, penyimpanan data

    dengan kapasitas besar, dan analisis yang

    lebih rumit

    Universal

    Control

    Netwrok

    LAN yang menghubungkan

    Proceess Manager (peralatan

    kendali dan akuisisi data,

    melakukan fungsi pengaturan

    dan logik)

    Sebagai saluran komunikasi bagi

    peralatan akuisisi data dengan peralatan

    kendali dari proses yang sedang

    berlangsung

    Pengendalian terhadap variabel proses dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

    sistem pengendalian pneumatik dan elektronik. variabel-variabel yang dikendalikan ini

    berupa tekanan, temperatur dan laju alir. Pengendalian variabel lainnya dilakukan pada

    bagian-bagian proses. Alat ukur variabel utama ini dapat dilihat pada Tabel 5.13

    Tabel 5.13 Alat ukur variabel utama

    Variabel Alat Ukur

    Temperatur Termokopel

    Tekanan Pressure Gauge

    Laju alir Orrificemeter, Venturymeter, Vortex

    Coriolismeter, Rotating Vanemeter

    Aras Float Level Device

    5.3 Pengendalian Proses yang dijelaskan lebih lanjut

    Variabel yang dikendalikan dalam reaktor adalah temperatur reaktor, tekanan

    degassing column, laju alir masuk dan keluar (kolom distilasi, aliran cycle gas, pompa

    dan gas inert) dan ketinggian (tangki penampungan, reaktor, vent recovery dan resin

    degassing).

  • 78

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    5.3.1 Pengendalian Temperatur Reaktor

    Reaksi polimerisasi polipropilena merupakan reaksi yang bersifat eksoterm.

    Energi yang dihasilkan selama reaksi berkisar antara 86-104 kJ/mol resin yang

    dihasilkan. panas reaksi yang dihasilkan ini bergantung pada jenis propilena yang

    diproduksi. Panas yang dihasilkan ini dapat menyebabkan meningkatnya temperatur

    unggun. Temperatur ini perlu dijaga agar tidak terlalu tinggi. Jika temperatur reaktor

    melebihi temperatur pelelehan polipropilena, maka resin dalam unggun dapat saling

    melekat dan dapat membentuk lembaran yang dapat menyebabkan keseluruhan unggun

    polipropilena menjadi sebuah gumpalan padat (chunk). Chunk ini dapat terjadi pada

    temperatur 80oC.

    Panas yang dihasilkan reaksi dipindahkan ke gas sirkulasi dalam unggun

    fluidisasi. Gas ini meninggalkan reaktor pada temperatur rata-rata unggun. Temperatur

    unggun rata-rata ini dikendalikan pada nilai di antara 60-80oC. Hasil pengukuran

    menunjukkan bahwa temperatur rata-rata unggun seragam dengan deviasi sekitar 1 atau

    2 oC dari teinggian 0,3048 m (1 ft) di atas distribution plate.

    Temperatur diukur dengan menggunakan termokopel yang tersebar dalam

    unggun. Temperatur unggun ini dikendalikan dengan mendinginkan gas yang keluar

    dari reaktor dalam sebuah pendingin air yang terletak di luar reaktor. Pengendalian ini

    dilaksanakan dengan sebuah sistem pump back yang mampu mensirkulasikan air

    seluruhnya dengan sebuah control valve pada air pendingin pada air pendingin keluar

    cooler. Selama proses start-up dan periode generasi panas rendah lainnya, cycle gas

    dipanaskan dengan menggunakan panas kompresi dan penambahan kukus secara

    langsung.

    Temperatur di dalam reaktor dikendalikan antara 65-67oC. Temperatur operasi

    ditentukan berdasarkan kebutuhan operasi dalam reaktor dan biasanya jauh di bawah

    temperatur pelelehan resin yang diproduksi di dalam reaktor untuk memungkinkan

    dilakukannya penghentian reaksi akibat kegagalan sistem kompresi atau proses

    pendinginan.

    Pengendalian temperatur di dalam reaktor dikendalikan dengan cycle gas cooler.

    Laju alir air pendingin cycle gas cooler bergantung dari temperatur reaktor. Jika

    temperatur reaktor meningkat maka valve pada bagian cooling water return ditutup dan

  • 79

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    dipompakan kembali ke dalam cycle gas cooler. Jika temperatur reaktor turun, maka

    valve tersebut akan membuka dan air pendingin tersebut dialirkan keluar. Diagram alir

    pengendalian temperatur reaktor ini dapat dilihat pada Gambar 5.2

    Gambar 5.2 Pengendalian temperatur dalam reaktor

    5.3.2 Pengendalian Tekanan Propylene Degassing Column

    Degassing column dalam pemurnian propilena digunakan untuk memisahkan

    O2, CO dan CO2. Proses ini terlaksana dengan mengontakkan fasa uap dan fasa cair

    dalam beberapa tahap. Propilena cair yang mengandung pengotor dimasukkan pada

    bagian tengah kolom.

    Pada bagian bawah kolom terdapat sebuah reboiler tipe kettle dengan media

    pemanas berupa kukus. Reboiler ini digunakan untuk menguapkan sebagian cairan yang

    ada pada bagian bawah kolom. Uap yang terbentuk dari reboiler bergerak ke atas dan

    cairan yang tidak teruapkan dikeluarkan dari bagian bawah kolom sebagai propilena

    yang telah dimurnikan.

    Uap yang mencapai bagian atas kolom didinginkan dan dikondensasi menjadi

    cairan dalam overhead condenser. Cairan ini bergerak ke bagian bawah kolom. Bagian

    yang tidak terkondensasikan meninggalkan bagian atas kolom dan menuju menara

    pembakaran.

    CWS

    CWR

    Cycle gas

    compressor

    Cycle

    gas

    cooler

    TIC

  • 80

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Kemudahan pemisahan senyawa kimia dalam kolom distilasi bergantung pada

    volatilitas relatif dari berbagai senyawa yang terdapat di dalamnya. Volatilitas relatif ini

    dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur. Tekanan di dalam degassing column dijaga

    agar tetap konstan. Tekanan di dalam kolom diatur dengan kontroler tekanan. Kontroler

    ini mengendalikan laju alir kukus pada reboiler.

    Ketika tekanan di dalam reaktor turun, kontroler meningkatkan laju alir kukus

    masuk ke dalam reboiler. Peningkatan laju alir kukus ini mengakibatkan semakin

    banyak propilena yang menguap sehingga tekanan di dalam kolom meningkat. Ketika

    tekanan dalam kolom meningkat, laju alir kukus ini akan diturunkan sehingga

    mengurangi laju pembentukan uap sehingga tekanan dalam kolom dapat diturunkan.

    Diagram alir pengendalian tekanan dalam propylene degassing column dapat dilihat

    pada Gambar 5.3.

    Gambar 5.3 Pengendalian tekanan pada Propylene Degassing Column

    5.3.3 Pengendalian Laju Alir

    Alat ukur yang digunakan untuk mengendalikan laju aliran adalah orificemeter

    dan venturimeter. Data yang diukur oleh alat dikonversi oleh transducer dan

    disampaikan oleh transmitter ke DCS berupa sinyal elektronik. Pengukuran laju alir

    terutama dilakukan di aliran masuk-keluar kolom distilasi, aliran cycle gas, pompa, dan

    gas inert.

    propilena

    Degassing

    column

    Light gas

    to flare

    Propilena

    Mediu

    m Steam

    kondensat

    PI

    C

  • 81

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    5.3.4 Pengendalian Level (Ketinggian)

    Pengendalian ini dilakukan di tangki penampungan, reaktor, vent recovery, dan

    resin degassing dengan menggunakan alat yang disebut dengan float level device.

    5.3.5 Pengendalian Kualitas

    Pengendalian kualitas produk dilakukan oleh Unit Production Quality and

    Environmental Department. Departemen ini bekerja dalam suatu laboratorium. Layanan

    yang diberikan oleh departemen ini adalah :

    1. Pengujian bahan baku.

    2. Pengujian kualitas air dan air buangan.

    3. Pengujian kualitas produk polipropilen.

    4. Pengembangan produk.

    5. Pelayanan konsumen.

    Bahan baku yang diterima secara import dan dari PT Chandra Asri juga diuji

    kualitasnya sebelum digunakan. Parameter yang diukur adalah,

    1. Kandungan propilen

    2. Kadar air

    3. Kadar gas-gas (seperti propana, karbon dioksida, dan senyawa olefin lain).

    Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas, moisture

    analyzer dan oxygen analyzer.

    Air yang diterima PT. Tri Polyta Indonesia Tbk. diuji kualitasnya sebelum

    masuk ke unit pengolahan air. Parameter yang diuji meliputi warna, tingkat kekeruhan,

    alkalinitas, kesadahan, kandungan klorin, sulfat, dan silika. Air terdemineralisasi yang

    dihasilkan unit demineralisasi juga diuji oleh departemen ini. Parameter yang diuji

    adalah pH, konduktivitas, dan kandungan silika (SiO2). Pada air umpan boiler

    diperlukan pengukuran kadar :

    1. Hydrazine

    2. Amonia

    3. Ion Fosfat

  • 82

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    Produk yang dihasilkan pabrik diharapkan mampu memenuhi kualitas yang

    diinginkan konsumen. Oleh karena itu diperlukan pengujian sifat-sifat produk antara

    lain :

    1. Melt Flow ( viskositas )

    Mengukur berat polimer yang melewati die plate dengan diameter dan panjang

    tertentu selama 10 menit pada temperatur dan tekanan konstan. Melt flow dapat

    dikorelasikan dengan berat dan panjang rantai polimer. Pengukuran melt flow

    dilakukan terhadap sampel resin keluaran reaktor, pellet, dari extruder dan pellet

    dari bagian pengemasan.

    2. Xylene soluble

    Untuk mengetahui kadar ataktik dalam polimer. Cara pengukuran adalah dengan

    melarutkan sejumlah resin ke dalam larutan xylene, komponen isotaktik akan

    mengendap, komponen ataktik akan larut. Prinsip pengukuran dengan cara

    gravimetri atau dengan menggunakan peralatan spektrofotometer resonansi inti

    magnet.

    3. Yellowness index

    Untuk mengetahui warna polimer. Karena polimer yang baik adalah putih.

    Perubahan warna polimer terjadi karena produktivitas yang kurang baik dan

    adanya oksidasi terhadap polimer. Pengujian yellowness index dilakukan

    terhadap sampel dari reaktor, extruder dan pengemasan. Alat yang digunakan

    adalah Colorimeter gardner.

    4. Kandungan residu katalis yang menandakan produktivitas katalis. Semakin

    banyak kandungan residu katalis, produktivitas katalis semakin rendah.

    Pengujian ini dilakukan pada sampel dari reaktor, extruder, dan pengemasan.

    5. Distribusi ukuran partikel atau ukuran partikel rata-rata. Pengujian ini dilakukan

    untuk sampel dari extruder.

    6. Fines and Oursize, dilakukan untuk memonitor jalannya pelleting dan keperluan

    spesifikasi produk. Alat yang digunakan adalah satu seri ayakan.

    7. Kandungan SCA, dilakukan dengan menggunakan UVSpectrofotomer.

  • 83

    Bab V Sistem Pemroses dan Pengendalian Proses

    Laporan Kerja Praktek PT. Tri Polyta Indonesia Tbk.

    8. Kandungan etilen, fraksi kopolimer dan kadar kopolimer total dilakukan dengan

    menggunakan FTIR Spectrometer.

    9. Gel Count, khusus untuk aplikasi film.

    10. Spec on/ in. Spec on adalah kotoran yang menempel pada polipropilen yang

    dapat hilang dengan ditiup atau digosok. Spec in adalah yang tidak dapat hilang

    dengan digosok atau ditiup.

    11. Tail and married. Tail adalah bentuk pelet polipropilen yang tidak sesuai standar

    (memiliki ekor) yang mungkin disebabkan oleh ketidaktajaman pisau memotong

    maupun sebab-sebab yang lain. Married merupakan istilah untuk pellet yang

    saling melekat satu sama lain yang mungkin disebabkan oleh suhu yang tidak

    sesuai dengan temperatur proses.