Model Pemrosesan Informasi

40
Kode Modul: 01.KIM-SMP-D.2005 MODUL DIKLAT BERJENJANG Jenjang Sekolah : SMP Bidang Studi : Kimia Jenjang Diklat : Dasar MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI Penyusun : Dra. Indrawati, M.Pd Penyunting : Drs. Arief Sidharta, M.Pd DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENATARAN GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM (SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE)

description

pendidikan

Transcript of Model Pemrosesan Informasi

Page 1: Model Pemrosesan Informasi

Kode Modul: 01.KIM-SMP-D.2005MODUL DIKLAT BERJENJANG

Jenjang Sekolah : SMPBidang Studi : Kimia

Jenjang Diklat : Dasar

MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESANINFORMASI

Penyusun : Dra. Indrawati, M.PdPenyunting : Drs. Arief Sidharta, M.Pd

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PUSAT PENGEMBANGAN DAN PENATARAN GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM(SCIENCE EDUCATION DEVELOPMENT CENTRE)

Page 2: Model Pemrosesan Informasi

i

KATA PENGANTAR

Pusat Pengembangan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam (PPPG IPA)sebagai lembaga diklat memiliki tugas pokok dan fungsi antara lain mengembangkandan meningkatkan kualitas pendidikan sains untuk tingkat SD, SMP, SMA, SMK ,dan SLB. Sebagai lembaga pengembang, PPPG IPA selalu berupaya meningkatkanperan dan fungsinya dengan mengembangkan standardisasi kompetensi tenagakependidikan, menerapkan standar pelayanan nasional, serta mengkaji danmengembangkan bahan diklat yang inovativ, aktual, dan sesuai dengan kebutuhanlapangan.

Modul adalah salah satu bahan diklat yang disusun untuk mengembangkanmodel-model pembelajaran sains untuk dikaji, dipahami, dan diimplementasikan olehguru-guru dalam proses pembelajaran, agar guru dan siswa lebih memahamibagaimana proses pemahaman sains. Oleh karena itu, pada proses belajarmengajar sains, guru harus berorientasi pada tiga hal pokok, sebagai berikut.1. Proses sains, siswa belajar dan memahami sains melalui pengamatan,

pengukuran, percobaan, menarik kesimpulan, dan lainnya.2. Struktur konsep sains yaitu: Fisika, Biologi, Kimia, dan IPBA.3. Kecakapan hidup siswa (“life skills”).

Berdasarkan tiga aspek tersebut, cara yang ditempuh adalah dengan lebihmengenalkan konsep-konsep sains dengan cara menggunakan model keterampilanproses sains dan bahan diklat yang sesuai.

Diharapkan modul ini dapat dimanfaatkan oleh guru-guru di sekolah, sehinggadapat meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran sains.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita dalam meningkatkanmutu pendidikan khususnya sains di Indonesia

.

Bandung, November 2005Plh. Kepala PPPG IPA,

DDrs. Suryadi, M.MNIP. 131 070 737

Page 3: Model Pemrosesan Informasi

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar………………………………………………………...…….…….. i

Daftar Isi…………………………………………………………………………….. ii

Daftar Tabel………………………………………………………………………… iii

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………..………. 1

A. Latar Belakang……………………………………….…...……... 1

B. Standar Kompetensi…………. ………………………………… 2

C. Deskripsi Materi ……………………………….……………...…. 3

BAB II. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN MODEL

PEMBELAJARAN RUMPUN PEMROSESAN

INFORMASI ……..

4

A. Penggolongan Dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran ………. 4

B. Pengertian Model Pembelajaran ………………………………. 10

C. Karakteristik Model Pembelajaran……………………………... 11

D. Jenis-jeis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan

Informasi………………………………………………………….. 13

E. Jenis-jenis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan

Informasi………………………………………………………….. 14

F. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan

Informasi Dalam Pembelajaran IPA……………………………. 27

BAB III. RANGKUMAN ………………………………………………………… 30

BAB IV. EVALUASI …………………………………………………………….. 31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...…….. 36

Page 4: Model Pemrosesan Informasi

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Model-Model Pembelajaran Pengolahan Informasi ……...…... 5

Tabel 2. Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)……………….. 7

Tabel 3. Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial…………………… 8

Tabel 4. Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku………………… 10

Page 5: Model Pemrosesan Informasi

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKerangka kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Depdiknas, 2003) memuat gagasan pokok tentang pembelajaran

yang memperhatikan aspek pedagogis dalam

pengimplementasiannya. Prinsip-prinsip umum yang harus diacu guru

dalam melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2004 adalah

sebagai berikut.

1. Berpusat pada siswa

2. Belajar dengan melakukan

3. Mengembangkan kemampuan atau keterampilan memecahkan

masalah

4. Mengembangkan keterampilan sosial

5. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah Bertuhan

6. Mengembangkan kreatifitas siswa

7. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi,

menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, dan

8. Belajar sepanjang hayat

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sesuai dengan kebijakan

Depertemen Pendidikan Nasional mengenai Pendidikan Kecakapan

Hidup yang meliputi Kecakapan Personal (mencakup kesadaran diri

dan kecakapan berpikir), Kecakapan Sosial, Kecakapan Akademik,

dan Kecakapan Vokasional. Pembelajaran yang dilakukan guru juga

harus mengimplementasikan empat pilar pendidikan, yaitu Learning to

know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

Untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip pembelajaran

tersebut dalam pembelajaran di kelas banyak model dan pendekatan

yang dapat digunakan. Model pembelajaran yang dapat digunakan

untuk mengembangkan kecakapan berpikir, misalnya model-model

Page 6: Model Pemrosesan Informasi

2

pembelajaran yang tergolong rumpun model pemrosesan informasi,

sedangkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengembangkan kecakapan sosial, misalnya model-model

pembelajaran yang tergolong rumpun sosial, yang termasuk model

pembelajaran ini antara lain model pembelajaran Kooperatif, tipe

Jigsaw.

Dalam upaya membantu guru melaksanakan Kurikulum Berbasis

Kompetensi, khususnya dalam mata pelajaran IPA yang menekankan

pada kecakapan berpikir, PPPG IPA melalui penyusunan modul yang

digunakan dalam Diklat berjenjang ini memperkenalkan model-model

pembelajaran yang melatihkan kecakapan berpikir yang termasuk

rumpun model Pemrosesan Informasi.

B. Standar KompetensiStandar kompetensi yang harus dikuasai melalui modul ini

adalah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran IPA dengan

menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran IPA.

Kompetensi Dasar:

Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, salah satu kompetensi

dasar yang harus dikuasai adalah menguasai model-model

pembelajaran rumpun pemrosesan informasi.

Indikator keberhasilan yang harus dicapai untuk menguasai

kompetensi dasar tersebut adalah sebagai berikut:

Menyebutkan klasifikasi model-model pembelajaran secara umum

Mendeskripsikan karakteristik suatu model pembelajaran

Mendefinisikan pengertian model pembelajaran

Menyebutkan ciri-ciri utama/orientasi pokok golongan model

pembelajaran pemrosesan informasi, sosial, perilaku, dan personal

Mengidentifikasi jenis-jenis model pembelajaran yang tergolong

pada rumpun model pemrosesan informasi

Page 7: Model Pemrosesan Informasi

3

Mendeskripsikan sintaks pembelajaran dari setiap jenis model yang

tergolong model pemrosesan informasi

Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model-

model pemrosesan informasi.

C. Deskripsi MateriMateri yang akan dipaparkan dalam modul ini meliputi

penggolongan model pembelajaran secara umum, pengertian model

pembelajaran, karakteristik model pembelajaran, jenis-jenis model

pembelajaran rumpun pemrosesan informasi, dan contoh penerapan

model pembelajaran rumpun pemrosesan informasi dalam

pembelajaran IPA.

Page 8: Model Pemrosesan Informasi

4

BAB IIMODEL-MODEL PEMBELAJARAN DAN MODEL PEMBELAJARAN

RUMPUN PEMROSESAN INFORMASI

A. Penggolongan Dan Jenis-Jenis Model PembelajaranJoyce dan Weil (1980 dan 1992) dalam bukunya Models of

Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam empat

rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Rumpun model-model Pemrosesan InformasiModel-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari

prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-

cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan,

mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep,

memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol.

Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan

dengan kemampuan pebelajar (siswa) untuk memecahkan

masalah, dengan demikian siswa dalam belajar menekankan pada

berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran

lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara

umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi

yang berasal disiplin ilmu secara akademis.

Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam

rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti pada tabel 1.

Page 9: Model Pemrosesan Informasi

5

Tabel 1. Model-Model Pembelajaran Pengolahan Informasi

No Nama Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat

1 Berpikir Induktif Hilda Taba Terutama ditujukan untuk pembentukan

kemampuan berpikir induktif yang

banyak diperlukan dalam kegiatan

akademik meskipun diperlukan juga

untuk kehidupan pada umumnya. Model

ini memiliki keunggulan melatihkan

kemampuan menganalisis informasi dan

membangun konsep yang berhubungan

dengan kecakapan berpikir.

2. Latihan inkuari Richard

Suchman

Sama dengan model berpikir induktif,

model ini ditujukan untuk pembentukan

kemampuan berpikir induktif yang

banyak diperlukan dalam kegiatan

akademik meskipun diperlukan juga

untuk kehidupan pada umumnya.

3. Pembentukan

konsep

Jerome

Bruner,

Goodnow,

dan Austin

Dirancang terutama untuk pembentukan

kemampuan berpikir induktif, siswa

dilatih mempelajari konsep secara

efektif.

4 Perkembangan

kognitif

Jean Piaget

Irving Sigel

Edmun

Sullivan

Lawrence

Kohlberg

Dirancang terutama untuk pembentukan

kemampuan berpikir/pengembangan

intelektual pada umumnya, khususnya

berpikir logis, meskipun demikian

kemampuan ini dapat diterapkan pada

kehidupan sosial dan pengembangan

moral.

Page 10: Model Pemrosesan Informasi

6

No Nama Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat

5

Advance

Organizer

David

Ausubel

Dirancang untuk meningkatkan

kemampuan mengolah informasi melalui

penyajian materi beragam (ceramah,

membaca, dan media lainnya) dan

menghubungkan pengetahuan baru

dengan struktur kognitif yang telah ada.

7. Mnemonics Pressley,

Levin,

Delaney

Strategi belajar untuk mengingat dan

mengasimilasi informasi.

(Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980 dan Bruce Joyce, Marsha Weil,dan Beverly Showers, 1992, 1996: Models of Teaching)

2. Rumpun model-model Pribadi/individualModel-model pembelajaran yang termasuk rumpun ini

menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model ini

menekankan proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan

mengorganisasi realita, yang memandang manusia sebagai

pembuat makna. Model-model pembelajaran rumpun ini

memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional. Fokus

pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam

mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan

untuk melihat dirinya sendiri.

Jenis-jenis model pembelajaran pribadi seperti tercantum

pada tabel 2.

Page 11: Model Pemrosesan Informasi

7

Tabel 2. Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)

Nama Model Tokoh Misi/Tujuan

Pengajaran

Non Direktif

Carl

Rogers

Penekanan pada pembentukan

kemampuan belajar sendiri untuk

mencapai pemahaman dan penemuan diri

sendiri sehingga terbentuk konsep diri.

Model ini menekankan pada hubungan

guru-siswa.

Latihan

Kesadaran

Fritz Perls

William

Schutz

Pembentukan kemampuan menjajagi dan

menyadari pemahaman diri sendiri.

Sinektik William

Gordon

Pengembangan individu dalam hal

kreativitas dan pemecahan masalah kreatif

Sistem

Konseptual

David Hunt Didisain untuk meningkatkan kompleksitas

pribadi dan fleksibilitas.

Pertemuan

kelas

William

Glasser

Pengembangan pemahaman diri dan

tanggungjawab pada diri sendiri dan

kelompok sosial lainnya.

(Sumberi Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching, )

3. Rumpun model-model Interaksi Sosial

Model-model ini menekankan hubungan individu dengan

masyarakat atau orang lain. Model-model ini memfokuskan pada

proses dimana realitas adalah negosiasi sosial. Model-model

pembelajaran kelompok ini memberikan prioritas pada peningkatan

kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain untuk

meningkatkan proses demokratis dan untuk belajar dalam

masyarakat secara produktif.

Page 12: Model Pemrosesan Informasi

8

Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan

pikiran (mind) diri sebagai pribadi dan materi keakademisan. Jenis-

jenis model pembelajaran rumpun Interaksi Sosial adalah seperti

dalam tabel 3. berikut ini.

Tabel 3. Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial

Nama Model Tokoh Misi/tujuan

Kerja

kelompok.

(investigation

group)

Herbert Thelen

John Dewey

Mengembangkan keterampilan-

keterampilan untuk berperan dalam

kelompok yang menekankan

keterampilan komunikasi interpersonal

dan keterampilan inkuari ilmiah. Aspek-

aspek pengembangan pribadi merupakan

hal yang penting dari model ini.

Inkuari Sosial Byron

Massialas

Benjamin Cox

Pemecahan masalah sosial, utamanya

melalui inkuari ilmiah dan penalaran logis.

Jurisprudential National

Training

Laboratory

Bethel, Maine

Donald Oliver

James

P.Shaver

Pengembangan keterampilan

interpersonal dan kerja kelompok untuk

mencapai, kesadaran, dan fleksibilitas

pribadi. Didisain utama untuk melatih

kemampuan mengolah informasi dan

menyelesaikan isu kemasyarakatan

dengan kerangka acuan atau cara ber-

pikir Jurisprudensial (ilmu tentang hukum-

hukum manusia).

Page 13: Model Pemrosesan Informasi

9

Nama Model Tokoh Misi/tujuan

Role playing

(Bermain

peran)

Fannie Shaftel

George

Shafted

Didisain untuk mengajak siswa dalam

menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial

melalui tingkah laku mereka sendiri dan

nilai-nilai yang menjadi sumber dari

penyelidikan itu

Simulasi Sosial Sarene

Boocock,

Harold

Guetzkow

Didisain untuk membantu pengalaman

siswa melalui proses sosial dan realitas

dan untuk menilai reaksi mereka

terhadap proses-proses sosial tersebut,

juga untuk memperoleh konsep-konsep

dan keterampilan-keterampilan

pengambilan keputusan.

(Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)

4. Rumpun Model-model Perilaku

Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada

suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, teori belajar,

teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-

model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan

lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan

perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang

dikehendaki. Adapun jenis-jenis model pembelajaran perilaku

seperti pada tabel 4. berikut ini.

Page 14: Model Pemrosesan Informasi

10

Tabel 4. Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku

Model Tokoh Misi atau tujuanContingencyManagement(manajemen dariakibat/hasil perlakuan)

B.F. Skinner Fakta-fakta, konsep-konsep danketerampilan

Self Conrol B.F. Skinner Perilaku sosial/keterampilan-keterampilan

Relaksasi Rimm &Masters Wolpe

Tujuan-tujuan pribadi

Stress Reduction(pengurangan stres)

Rimm &Masters

Cara relaksasi untuk mengatasikecemasan dalam situasi sosial

Assertive Training(Latihan berekspresi)

Wolpe,lazarus, Salter

Menyatakan perasaan secaralangsung dan spontan dalamsituasi sosial

Desensititation Wolpe Pola-pola perilaku,keterampilan–keterampilan

Direct training GagneSmith & Smith

Pola tingkah laku, keterampilan-keterampilan.

(Sumber: Bruce Joyce dan Marha Weil, 1980, Models of Teaching)

B. Pengertian Model Pembelajaran

1. PembelajaranDi dalam modul ini pembelajaran diartikan sebagai proses belajarmengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen

penting, yaitu guru dan siswa yang saling berinteraksi. Dengan

demikian, dalam makalah ini, pembelajaran didefinisikan sebagai

pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi

lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya

belajar pada siswa.

2. Model pembelajaranModel pembelajaran dalam modul ini diartikan sebagai suatu

rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran

tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-siswa di

Page 15: Model Pemrosesan Informasi

11

dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang

menyebabkan terjadinya belajar pada siswa. Di dalam pola

pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan

atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-siswa atau dikenal dengan

istilah sintak dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit di balik

tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang

membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model

pembelajaran yang lainnya.

C. Karakteristik Model Pembelajaran

Rangke L Tobing, dkk (1990:5) mengidentifikasi lima

karakterististik suatu model pembelajaran yang baik, yang meliputi

berikut ini.

1. Prosedur Ilmiah

Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur yang

sistematik untuk mengubah tingkah laku siswa atau memiliki sintaks

yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang

dilakukan guru-siswa.

2. Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan

Suatu model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara

rinci mengenai penampilan siswa.

3. Spesifikasi lingkungan belajar

Suatu model pembelajaran menyebutkan secara tegas kondisi

lingkungan dimana respon siswa diobservasi.

4. Kriteria penampilan

Suatu model pembelajaran menunjuk kriteria penerimaaan

penampilan yang diharapkan dari para siswa. Model pembelajaran

merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari siswa yang dapat

didemonstrasikannya setelah langkah-langkah mengajar tertentu.

Page 16: Model Pemrosesan Informasi

12

5. Cara-cara pelaksanaannya

Semua model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang

menunjuk reaksi siswa dan interaksinya dengan lingkungan.

Bruce dan Weil (1980 dan 1992: 135-136) mengidentifikasi

karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut.

1. Sintaks

Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan tahap-

tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase

menggambarkan bagaimana model tersebut dalam aksinya.

2. Sistem sosial

Sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama guru-siswa

dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan siswa dan

hubungannyanya satu sama lain.

3. Prinsip reaksi

Prinsip reaksi menggambarkan bagaimana seharusnya guru

melihat siswa dan merespon apa yang telah siswa lakukan.

4. Sistem pendukung

Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang harus

diperhatikan agar model ini dapat terlaksana, misalnya alat dan

bahan, kesiapan guru, serta kesiapan siswa.

5. Dampak pembelajaran langsung dan iringan

Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang

dicapai dengan cara mengarahkan para siswa pada tujuan yang

diharapkan sedangkan dampak iringan adalah hasil belar lainnya

yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran.

Page 17: Model Pemrosesan Informasi

13

D. Jenis-jeis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan Informasi

Pengajaran IPA pada umumnya akan lebih efektif bila

diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk

rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model-model

pembelajaran ini menekankan pada bagaimana seseorang berpikir

dan bagaimana dampaknya terhadap cara-cara mengolah informasi.

Model-model pembelajaran pemrosesan informasi didasarkan atas

studi-studi dari beberapa sumber, yaitu sebagai berikut.

1. Studi tentang berpikir

Sejak zaman Yunani Kuno, para ahli filsafat telah

mengembangkan teori-teori tentang bagaimana otak bekerja dan

bagaimana fungsi berpikir induktif dan deduktif. Selama periode

sekarang, studi tentang berpikir telah dilaksanakan dengan

menggunakan eksperimen laboratorium dan pengamatan

terhadap individu dalam situasi problem solving. Simulasi

komputer mengenai proses-proses mental telah dikembangkan

dan semua pengetahuan teori pemrosesan informasi telah

dikembangkan untuk membantu studi berpikir dan dalam problem

solving.

2. Ahli teori belajar

Beberapa tokoh teori belajar peduli terhadap pengembangan

model untuk mengajarkan konsep. Menurut mereka, siswa

menggunakan konsep-konsep yang mereka pelajari untuk

memperoleh informasi. Untuk mengajarkan konsep, menurut

pandangan ini akan mengubah sebagian proses berpikir individu.

Salah satu dari tokoh teori belajar tersebut adalah David Ausubel,

ia telah mengembangkan belajar verbal.

Page 18: Model Pemrosesan Informasi

14

3. Disiplin ilmu

Beberapa model pembelajaran telah dikembangkan untuk

mengajarkan konsep-konsep utama atau sistem inkuari yang

digunakan oleh para ahli disiplin ilmu dengan asumsi bahwa pada

saat siswa belajar, proses dan gagasan mengenai disiplin (ilmu),

mereka gabungkan semua ini ke dalam sistem mereka sendiri dan

hasilnya berupa perubahan tingkah laku. Dalam model

pembelajaran rumpun pemrosesan informasi, ini terlihat pada

model yang dikembangkan oleh Joseph Schwab dan kawan-

kawannya dari Biological Sciences Study Committee.

4. Studi tentang perkembangan intelektual

Para peneliti telah mempelajari proses-proses perkembangan

intelektual pada anak dan remaja. Studi ini memberikan peta

(yang masih agak tentatif) mengenai perkembangan intelektual,

tetapi dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori

mengenai cara meningkatkan pengembangan intelektual itu.

Untuk memberikan gambaran itu, dalam model pembelajaran ini

akan dikemukakan model yang dikembangkan oleh Jean Piaget.

Ia merupakan pelopor pengembangan intelektual anak yang

karyanya sering digunakan sebagai dasar untuk pengembangan

model mengajar.

E. Jenis-jenis Model Pembelajaran Rumpun Pemrosesan Informasi

Jenis-jenis model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun

pemrosesan informasi adalah sebagai berikut.

1. Model pembentukan Konsep

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Jerome Bruner.

Model ini muncul dari studi tentang proses berpikir. Menurut

Bruner, suatu konsep memiliki lima komponen, yaitu 1) nama, 2)

Page 19: Model Pemrosesan Informasi

15

contoh-contoh, 3) atribut (esensial dan non esensial), 4) nilai

atribut, dan 5) aturan. Memahami suatu konsep berarti

mengetahui semua komponen ini.

Nama, merupakan istilah yang diberikan pada suatu

kategori, sebagai contoh : konsep pohon, konsep pohon berasal

dari sejumlah tumbuh-tumbuhan yang mempunyai karakteristik-

karakteristik umum. Karakteristik (ciri-ciri) ini disebut atribut.Suatu konsep didefinisikan oleh atribut-atributnya. Sebagai contoh

konsep pohon didefinisikan oleh atributnya di antaranya memiliki

akar, batang, ranting, cabang, dan daun. Atribut-atribut ini

merupakan konsep.

Contoh, mengacu pada kejadian konsep. Misalnya di

hadapan Anda terdapat sejumlah buah-buahan, akan tetapi

kebanyakan dari buah-buahan itu adalah jenis apel dan satu atau

dua buah merupakan jeruk dan pir. Dengan demikian konsep yang

dibentuk adalah buah apel (yang merupakan contoh positif) dan

jeruk serta pir merupakan non contoh. Contoh-contoh yang

esensial merupakan nilai atribut. Sedangkan aturan merupakan

definisi atau pengaturan yang spesifik dari atribut-atribut esensial

yang membentuk suatu konsep.

Bruner juga mengemukakan tahap-tahap perkembangan

intelektual, yang meliputi enaktif, berpikir dengan cara manipulasi

secara kongkrit; ekonik, dapat membayangkan melalui suatu

gambar; dan simbolik, yaitu berpikir secara abstrak. Berdasarkan

hal ini, maka Bruner melihat bahwa pebelajar (siswa) dapat

memperluas pengetahuannya melalui proses pengembangan dan

pengujian hipotesis. Ternyata hal ini sesuai dengan prinsip belajarpenemuan (Discovery learning).

Belajar penemuan biasanya dimulai dengan menghadapkan

siswa pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu

masalah. Kemudian siswa dituntut untuk membandingkan realita

Page 20: Model Pemrosesan Informasi

16

di luar dirinya dengan model-model mental yang telah dimilikinya.

Dengan pengalaman-pengalamannya, ia akan mencoba untuk

menata kembali struktur-struktur gagasannya dalam rangka untuk

meningkatkan hingga mencapai keadaan yang seimbang. Untuk

mencapai hal ini, ia harus mencoba mengadakan sintesis dan

analisis untuk menemukan informasi baru dan menyingkirkan

informasi yang tidak diperlukan serta mengubah gagasan-

gagasan tersebut.

Proses pembelajaran untuk membentuk konsep ini

berlangsung melalui tiga fase, yaitu sebagai berikut.

Fase pertama: Penyajian data dan identifikasi konsepGuru menyajikan contoh-contoh konsep. Siswa

membandingkan atribut dalam contoh positif dan negatif. Siswa

menggeneralisasikan dan menguji hipotesis. Selanjutnya siswa

menyatakan suatu definisi menurut atribut-atribut esensial yang

ditemukan.

Fase kedua: Pengujian konsepSiswa mengidentifikasi konsep dengan menambahkan

contoh-contoh yang dilabeli “ya” dan “tidak”. Guru

mengkonfirmasikan hipotesis siswa, nama konsep, dan

pernyataan definisi menurut atribut esensial. Siswa menemukan

contoh-contoh konsep.

Fase ketiga: Analisis strategi berpikirSiswa menjelaskan apa yang dipikirkannya. Siswa

mendiskusikan peran hipotesis dan atribut. Siswa mendiskusikan

jenis dan jumlah hipotesis.

Di dalam model pembelajaran pembentukan konsep ini, guru

berfungsi sebagai pengontrol proses belajar dalam kelas. Selama

pembelajaran, guru diharapkan membantu siswa dalam

Page 21: Model Pemrosesan Informasi

17

Modelpembentukankonsep

Sifat konsepPeningkatan konsep dan pembentukan strategi

Konsep-konsep spesifik

Menyadari adanya pandanganalternatif

Berpikirinduktif

Toleran terhadap ambiguitas(tetapidengan apresiasi yang logis

Sensitif thd penalaranlogis dalamberkomukasi

menemukan dan menyusun hipotesis untuk kemudian

didiskusikan dan dibandingkan dengan hipotesis yang disusun

oleh siswa yang lain.

Model pembelajaran pembentukan konsep ini dapat menjadi

alat penilaian yang baik apabila guru ingin menentukan apakah

gagasan-gagasan penting yang telah diperkenalkan telah dikuasai

siswa atau belum. Model pembelajaran ini dengan cepat dapat

mengungkapkan kedalaman pemahaman siswa dan dapat

menguatkan pengetahuan siswa sebelumnya.

Di dalam penggunaannya, model pembelajaran

pembentukan konsep ini mempunyai dampak pengajaran

langsung (Instructional effects) dan dampak pengajaran iringan

(Nurturant effects). Dampak pengajaran langsung dan dampak

iringan dari penggunaan model pembelajaran pembentukan

konsep adalah sebagai berikut.

Dampak langsung Dampak iringan

2. Model Pembelajaran berpikir Induktif

Model pembelajaran ini dikemukakan oleh Hilda Taba. Ia

menganalisis berpikir dari sudut psikologi dan butir-butir logika,

kemudian ia menyimpulkan bahwa :

“Sementara proses-proses berpikir itu merupakan proses psikis,

oleh karena itu terpengaruh oleh proses analisis psikologis,

Page 22: Model Pemrosesan Informasi

18

produk dan isi berpikir harus dinilai dengan kriteria logis dan dinilai

oleh aturan aturan logis.”

Taba mengajukan tiga postulat mengenai berpikir, yaitu

sebagai berikut,

1. Proses berpikir dapat dipelajari.

2. Proses berpikir merupakan transaksi aktif antara individu dan

data. Hal ini berarti bahwa dalam situasi di kelas, bahan-

bahan pelajaran menjadi sesuai bagi individu bila ia

membentuk operasi-operasi kognitif tertentu terhadap bahan

pelajaran tersebut dengan cara mengorganisasi fakta-fakta ke

dalam sistem konseptual, menghubungkan butir-butir dalam

data pada yang lainnya dan menggeneralisasikan fakta-fakta,

memprediksi, dan menjelaskan fenomena-fenomena yang

tidak dikenal. Operasi mental ini tidak dapat diajarkan secara

langsung tanpa melalui bahan-bahan pelajaran. Peran guru

adalah membantu siswa dalam hal menginternalisasikan dan

mengkonseptualisasikan proses-proses mental tersebut.

Prinsip mengajar dengan model ini meminta guru agar melihat

tugas-tugas kognitif apa yang dapat diberikan kepada siswa

pada waktu yang tepat. Fungsi utama guru adalah sebagai

pemonitor cara-cara siswa melakukan proses informasi. Guru

harus menentukan kesiapan siswa untuk menerima

pengalaman baru.

Adapun sintak (tahapan) pembelajaran dengan menggunakan

model berpikir induktif ini adalah sebagai berikut.

Page 23: Model Pemrosesan Informasi

19

Strategi pertama: pembentukan konsep

Fase 1 : menyebutkan dan menyusun daftar konsep (proses

mental: membedakan)

Fase 2 : mengelompokkan (proses mental: mengenali ciri-ciri

umum dan mengabstraksikan)

Fase 3 : memberi label dan mengkategorikan (proses mental:

menentukan urutan secara hierarkis)

Strategi kedua: Interpretasi data

Fase 4 : mengidentifikasi butir-butir dimensi dan hubungan

(proses mental: membedakan

Fase 5 : menjelaskan butir-butir informasi yang telah

diidentifikasikan (proses mental: menghubungkan butir

demi butir dan menentukan hubungan sebab akibat)

Fase 6 : merumuskan kesimpulan (proses mental: menemukan

implikasi dan ekstrapolasi)

Strategi ketiga: Aplikasi konsep/prinsip-prinsip

Fase 7 : berhipotesis, memprediksi konsekuensi, menjelaskan

fenomena yang tidak biasa (proses mental :

menganalisis hakikat dari situasi atau masalah dan

mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan)

Fase 8 : menjelaskan dan atau mendukung ramalan dan

hipotesis (proses mental: menentukan hubungan

kausal yang menuju ke prediksi dan hipotesis)

Fase 9 : menguji ramalan (proses mental: menggunakan

prinsip-prinsip atau pengetahuan faktual yang logis

dalam rangka menentukan kondisi yang diperlukan)

Page 24: Model Pemrosesan Informasi

20

Model pembelaran berpikir induktif ini dalam penggunaannya

memiliki dampak pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.

Dampak pengajaran langsung

Dampak pengajaran iringan

3. Model pembelajaran Latihan Inkuari

Latihan inkuari berasal dari suatu keyakinan bahwa siswa

memiliki kebebasan dalam belajar. Model pembelajaran ini

menuntut partisipasi aktif siswa dalam inkuari (penyelidikan) ilmiah.

Siswa memiliki keingintahuan dan ingin berkembang, dan latihan

inkuari menekankan pada sifat-sifat siswa ini, yaitu memberikan

kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dan memberikan arah

yang spesifik sehingga area-area baru dapat tereksplorasi dengan

lebih baik. Tujuan umum dari model latihan inkuari adalah

Modelberpikirinduktif

Prosespembentukankonsep

Konsep-konsep yangspesifik

Perhatianpada logika

Sensitivitaspada bahasa

Kesadaranakan hakikatpengetahuan

Page 25: Model Pemrosesan Informasi

21

membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan

keterampilan-keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan

dan menemukan (mencari) jawaban yang berawal dari

keingintahuan mereka.

Model pembelajaran latihan inkuari dikemukan oleh Richard

Suchman, ia menginginkan siswa untuk bertanya mengapa suatu

peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan kegiatan, mencari

jawaban, memproses data secara logis, sampai akhirnya siswa

mengembangkan strategi pengembangan intelektual yang dapat

digunakan untuk menemukan mengapa suatu fenomena bisa

terjadi.

Model pembelajaran latihan inkuari ini memiliki lima fase

sebagai sintak pembelajarannya. Adapun kelima fase tersebut

adalah sebagai berikut.

Fase 1 : Berhadapan dengan masalahGuru menjelaskan prosedur inkuari dan menyajikan

peristiwa yang membingungkan.

Fase 2 : Pengumpulan data untuk verifikasiMenemukan sifat obyek dan kondisi. Menemukan

terjadinya masalah.

Fase 3 : Pengumpulan data dalam eksperimenMengenali variabel-variabel yang relevan,

merumuskan hipotesis dan mengujinya.

Fase 4 : Merumuskan penjelasanMerumuskan aturan-aturan atau penjelasan-

penjelasan.

Fase 5 : Mengalisis proses inkuariMenganalisis strategi inkuari dan mengembangkannya

menjadi lebih efektif.

Page 26: Model Pemrosesan Informasi

22

Di dalam penggunaannya, model ini memiliki dampak

pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.

Dampak langsung Dampak iringan

4. Model Pembelajaran Advance Organizer

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh David Ausubel. Ia

adalah salah seorang penganut aliran psikologi perkembangan

kognitif sama halnya dengan Piaget dan Bruner. Ia menekankan

pada cara belajar secara verbal bermakna, yaitu suatu cara belajar

yang menurut dia merupakan kenyataan dalam praktik pengajaran

yang berlangsung di sekolah-sekolah.

Ausubel sangat peduli untuk membantu guru dalam

menyajikan informasi secara bermakna dan secara efisien.

Teorinya digunakan pada situasi bila guru berperan sebagai

ModellatihanInkuari

Keterampilan proses sains

Strategi untuk penyelidikankreatif

Semangat untukkreativitas

Kebebasan atauotonomi dalambelajar

Menyadari bahwa pengetahuanitu bersifat sementara

Toleran terhadappendapat yang berbeda

Page 27: Model Pemrosesan Informasi

23

penceramah atau sebagai pemmberi penjelasan. Model

pembelajaran yang dikemukakannya dirancang untuk menguatkan

struktur kognitif siswa ketika mempelajari pengetahuan. Selanjutnya

menurut Ausubel, setiap pengetahuan (ilmu) mempunyai struktur

konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem

pemrosesan informasi yang dikembangkan dalam ilmu itu. Tugas

guru dalam mengajar pertama-tama adalah menyajikan kerangka

konsep yang umum dan menyeluruh untuk kemudian dilanjutkan

dengan penyajian informasi yang lebih spesifik. Kerangka umum

(organizer) tersebut akan berfungsi sebagai penyusun yang

mengorganisasikan semua informasi berikutnya yang akan

diasimilasikan oleh siswa.

Sintak pembelajaran model advance organizer ini terdiri atas

tiga fase, yaitu sebagai berikut.

Fase 1 : Penyajian advance organizera. Mengklarifikasi tujuan pengajaran

b. Menyajikan organizer

Mengidentifikasikan atribut

Memberi contoh-contoh

Menyediakan/mengatur suasana/konteks

Mengulangi.

Memancing dan mendorong pengetahuan dan

pengalaman dari siswa.

Fase 2 : Penyajian bahan pelajaran

Membuat organisasi secara tegas

Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan

eksplisit

Memelihara suasana agar siswa penuh perhatian

Menyajikan bahan.

Page 28: Model Pemrosesan Informasi

24

Fase 3 : Penguatan organisasi kognitif

Menggunakan prinsip-prinsip

Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima)

Meningkatkan pendekatan kritis tentang pokok

bahasan

Mengklarifikasikan.

Dalam penggunaannya, model pembelajaran advance

organizer ini mempunyai dampak pengajaran langsung dan iringan

sebagai berikut.

Dampak langsung Dampak iringan

5. Model Pembelajaran Perkembangan Kognitif

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Jean Piaget,

seorang ahli psikologi perkembangan dari Swiss. Model ini

dikembangkan dengan bertitik tolak dari perkembangan kognitif.

Piaget meyakini bahwa tingkat berpikir manusia akan meningkat ke

arah yang lebih kompleks dalam tahap-tahap tertentu. Setiap tahap

perkembangan berpikir ini mempunyai ciri-ciri tertentu. Piaget

menekankan belajar sebagai suatu proses pengolahan informasi

Modeladvanceorganizer

Strukturkonseptual

Asimilasi bermaknadari informasi danide

Minat dalaminkuari

Memiliki perilakuberpikir secaratepat

Page 29: Model Pemrosesan Informasi

25

yang aktif. Konsep-konsep dasar teori belajar Piaget terdiri atas

asimilasi dan akomodasi. Menurutnya, proses belajar merupakan

proses pengembangan skema-skema baru melalui akomodasi.

(baca kembali teori belajar Piaget).

Model pembelajaran perkembangan kognitif ini berasal dari

prinsip-prinsip wawancara klinis yang dikembangkan Piaget. Dalam

model ini menuntut guru untuk memberikan tugas kepada siswa

dan mencatat bagaimana siswa berinteraksi dengan tugas tersebut.

Model pembelajaran ini terdiri atas tiga fase, yaitu sebagai

berikut.

Fase 1 : Mengkonfrontasikan para siswa dengan masalah.

Pada fase ini guru menyajikan situasi yang

membingungkan (tidak logis menurut pikiran siswa)

atau merupakan teka-teki bagi siswa. Masalah yang

disajikan harus relevan dengan perkembangan

intelektual siswa.

Fase 2 : Inkuari

Pada fase ini, guru memancing respon siswa serta

meminta mereka mengajukan pertimbangannya. Siswa

mengajukan sanggahan dan guru menggali respon

yang lebih dalam. Pada fase ini guru dapat

menentukan tingkat penalaran siswa.

Fase 3 : Trasfer

Pada fase ini guru menyajikan tugas yang

berhubungan dengan tugas pada fase 1 dan menggali

penalaran siswa. Tujuan utama dari fase ini untuk

melihat apakah siswa akan memberikan penalaran

yang sama dengan tugas yang berhubungan tersebut.

Guru sekali lagi menyajikan masalah, dan meminta

Page 30: Model Pemrosesan Informasi

26

Modelperkembangankognitif

Aspek-aspekterseleksi dariperkembangankognitif

Aspek-aspek lain darikognitif danperkembangan Sosioemosionallainnya

siswa membuat pertimbangan, guru meminta siswa

untuk mengetahui alasan dari jawaban siswa dan

kemudian meminta siswa untuk mengajukan saran-

saran balasan.

Dalam penggunaannya, model ini mempunyai dampak

pengajaran langsung dan iringan sebagai berikut.

Dampak pengajaran

Dampak iringan

Page 31: Model Pemrosesan Informasi

27

F. Contoh Penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan InformasiDalam Pembelajaran IPA

CONTOH SKENARIO PEMBELAJARAN IPAMODEL ADVANCE ORGANIZER

Mata pelajaran : IPAKelas : VIIIAspek : Materi dan sifatnyaMateri Pokok : Unsur, Senyawa, dan campuranWaktu : 2x 45 menit

A. Standar Kompetensi:

Melakukan percobaan untuk membedakan unsur, senyawa, dan

campuran, memisahkan campuran dengan beberapa cara sesuai

dengan karakteristiknya, membandingkan perubahan fisis dan

perubahan kimia, serta mengkomunikasikan hasilnya

B. Kompetensi Dasar :

Membedakan sifat unsur, senyawa, dan campuran.

C. Indikator

1. menjelaskan aturan penulisan lambang unsur

2. menuliskan nama dan lambang unsur

3. menuliskan nama dan rumus kimia sederhana

4. membuat bagan klasifikasi materi secara sederhana

D. Alat dan bahan: buku sains SMP

E. Strategi pembelajaran

1. Metode : ceramah, tanya-jawab, demonstrasi

2. Pendekatan : Konsep

3. Model pembelajaran : advance organizer

Page 32: Model Pemrosesan Informasi

28

F. Kegiatan pembelajaran

Tahappembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

I. Penyajianadvanceorganizer(kerangkaawal)

Pada awal pelajaran gurumenginformasikan topik pelajaran danhasil belajar yang diharapkan.Selanjutnya guru menyajikan kerangkaawal pembelajaran (advance organizer)berupa:A. Pengajuan pertanyaan

- Apakah yang kamu ketahuitentang materi?

- Dapatkah kalian memberi contohmateri yang ada di sekitar kita?

- Samakah sifat-sifat materitersebut?

B. Pemberian peta konsep mengenaiklasifikasi materi

Guru memberikan orientasipembelajaran dengan meminta siswamengamati peta konsep tentang materi,dan menginformasikan ruang lingkupmateri pelajaran yang akan dipelajarimencakup konsep-konsep yang adadalam bagan.

Menyimakinformasi.

Memberikanrespon.

Mempelajari petakonsep, menyimakinformasi guru,mengajukanpertanyaan.

II.Penyajiantugasbelajar danmateripelajaran

Guru meminta siswa mengamati benda-benda yang disediakan, contoh: pakubesi, kawat tembaga, timah, kertas,cuka, air kali, garam kotor, air gula, airsusu, campuran pasir dan serbuk besi,paku berkaratGuru mengajukan pertanyaan:- Apakah semua benda ini termasuk

materi?- Manakah dari benda-benda tersebut

yang termasuk zat tunggal dan zatmajemuk?

- Apakah paku, kawat tembaga, dantimah terdiri atas beberapa zat?

- Bagaimana dengan kertas, apakahkertas terdiri atas beberapa zat?

- Samakah sifat paku dengan pakuberkarat?

Mengamati,membedakan,menjawabpertanyaan.

Page 33: Model Pemrosesan Informasi

29

- Bagaimana dengan air gula dan airsusu? Apakah zat tunggal ataumajemuk? Mengapa disebut zatmajemuk?

Dari tanya-jawab tersebut, gurumenginformasikan bahwa zat tunggalseperti paku besi, emas, timah disebutunsur, sedangkan kertas, garam, airdisebut zat majemuk, karena gabungandari dua atau lebih zat tunggal. Zatmajemuk ini disebut senyawa. Air guladan air susu, serta campuran pasir danserbuk besi disebut campuran.Berdasarkan tanya-jawab tersebut,siswa diminta mendefinisikan unsur,senyawa, dan campuran danmemberikan contoh-contohnya.

Guru mengenalkan lambang unsur dannama beberapa unsur, serta aturanpenulisan lambang-lambang unsur.Guru memperkenalkan senyawa-senyawa sederhana, dan penulisanrumus kimia sederhana (misalnyarumus kimia air, gas karbon dioksida,garam dapur, gas oksigen, gas metana)

MendefinisikanMemberi contoh.

Menyimakinformasi.

III. Penguatankognitifsiswa

Guru meminta siswa merefleksikanmateri yang telah dipelajari danmenghubungkan dengan kerangkaawal (Peta konsep klasifikasi materi).

Merangkum materidan melengkapibagan klasifikasimateri dengancontoh-contohnya.

Page 34: Model Pemrosesan Informasi

30

BAB IIIRANGKUMAN

Tugas dan tanggung jawab guru tidak hanya mengajarkan

materi pelajaran sesuai dengan kurikulum, melainkan juga

memberikan pengalaman belajar yang bersifat mendidik.

Pembelajaran yang memberikan efek mendidik, terutama dalam

mengembangkan kepribadian siswa adalah dengan menggunakan

berbagi model pembelajaran. Secara umum model pembelajaran

digolongkan ke dalam empat rumpun, yaitu rumpun model

pemrosesan informasi, rumpun sosial, rumpun personal, dan

rumpun perilaku.

Model pembelajaran didefinisikan sebagai pola

pembelajaran dimana dalam pembelajaran tersebut dapat terlihat

kegiatan guru-siswa di dalam mewujudkan kondisi belajar atau

sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada

siswa. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat

karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan

guru-siswa atau dikenal dengan istilah sintak. Di samping adanya

sintaks, suatu model pembelajaran ditandai dengan adanya

karakteristik sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung, dan

dampak pembelajaran.

Jika guru ingin mengembangkan kemampuan berpikir, maka

model pembelajaran yang sesuai untuk itu adalah model

pembelajaran rumpun pemrosesan informasi. Jenis-jenis model

pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun ini adalah model

pembentukan konsep, berpikir induktif, latihan inkuari,

perkembangan kognitif, advance organizer, dan Nmonik.

Page 35: Model Pemrosesan Informasi

31

BAB IV

EVALUASI

Untuk menguji pemahaman Anda terhadap materi yang telah dipaparkan

dalam modul ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Model pembelajaran merupakan gambaran yang utuh tentang ….

A. langkah-langkah kegiatan guru

B. interaksi guru dan siswa

C. ruang lingkup bahan pembelajaran

D. proses belajar siswa

2. Salah satu karakteristik model pembelajaran adalah adanya….

A.pembagian tugas guru-murid

B.urutan langkah pembelajaran

C.hubungan timbal balik guru-siswa

D.interaksi siswa dengan siswa

3. Jika Anda akan mengajarkan cara-cara bagaimana siswa Anda

mengenal dirinya, maka model pembelajaran yang cocok adalah

kelompok model ….

A. pengolahan informasi

B. personal

C. perilaku

D. sosial

4. Jika Anda akan mengajarkan siswa Anda bagaimana cara-cara

menggali, menggorganisasikan data, mengenali adanya masalah, dan

mengupayakan jalan pemecahannya, maka salah satu model

pembelajaran yang cocok untuk itu ada dalam kelompok model

pembelajaran….

Page 36: Model Pemrosesan Informasi

32

A. sosial

B. personal

C. perilaku

D. pengolahan informasi

5. Orientasi pokok jenis model pembelajaran pemrosesan informasi di

antaranya adalah ….

A. kesadaran individu

B. berpikir induktif

C. semangat kelompok

D. koreksi diri

6. Cara mengajar yang dimulai dengan pemberian kerangka awal (

misalnya dengan memberikan peta konsep materi pembahasan ),

penyajian bahan pelajaran, dan pemberian penguatan konsep

merupakan ciri model pembelajaran yang didasari oleh teori belajar

yang dikemukakan oleh ….

A. J. Piaget

B. J. Bruner

C. D. Ausubel

D. R. Gagne

7. Suatu model pembelajaran dapat dibedakan dari metode mengajar,

karena model pembelajaran di antaranya memiliki karakteristik adanya

….

A. media pembelajaran, interaksi guru-siswa, dampak pembelajaran

B. tahapan pembelajaran, sistem sosial, dampak pembelajaran

C. sistem pendukung, prinsip reaksi, media pembelajaran

D. prinsip sosial, dampak pembelajaran, dampak iringan

Page 37: Model Pemrosesan Informasi

33

8. Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan definisi yang tepat

dari model pembelajaran?

A. Model pembelajaran adalah cara membelajarkan siswa dengan

menggunakan berbagai teknik mengajar

B. Model pembelajaran adalah cara membelajarkan siswa dengan

menggunakan berbagai metode mengajar

C. Model pembelajaran adalah pembelajaran yang memperlihatkan

suatu pola tertentu didalamnya terdapat urutan mengajar yang

ditujukan untuk mencapai hasil belajar siswa yang diharapkan

D. Model pembelajaran adalah interaksi guru-siswa dengan

menggunakan berbagai strategi mengajar

9. Orientasi pokok dari model pembelajaran rumpun pemrosesan

informasi adalah ….

A. kemandirian siswa dan pembinaan kepribadian

B. terapi perilaku dan penguatan respon siswa

C. interaksi sosial dan kebersamaan kelompok

D. pengembangan proses kognitif dan berpikir induktif

10. Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan bentuk kegiatan

belajar siswa yang memusatkan perhatian pada ….

A. pengujian ide secara empiris

B. pencapaian hasil belajar

C. penemuan konsep secara deduktif

D. penemuan konsep secara induktif

11. Model pembelajaran pemrosesan informasi pada dasarnya

menitikberatkan pada ….

A. proses penyampaian informasi oleh guru

B. pengaturan kegiatan pencarian informasi oleh siswa

C. dinamika proses berpikir siswa

D. interaksi sumber informasi dengan siswa

Page 38: Model Pemrosesan Informasi

34

12. Jenis-jenis model pembelajaran yang termasuk rumpun model

pemrosesan informasi di antaranya adalah ….

A. berpikir induktif, pencapaian konsep, latihan inkuari

B. memorisasi, bermain peran, advance organizer

C. non direktif, kontrol diri, simulasi

D. Nmonik, bermain peran, berpikir induktif

13. Model pembelajaran berpikir induktif memiliki sintaks/tahapan

pembelajaran yang meliputi….

A. pembentukan konsep, interpretasi data, aplikasi konsep/prinsip

B. presentasi data dan identifikasi konsep, pengujian pencapaian

konsep, analisis strategi berpikir

C. penyajian bahan pelajaran, pengembangan koneksi, latihan

mengingat

D. penyajian data, pembimbingan siswa, latihan siswa, aplikasi

14. Apabila Anda akan melatihkan penalaran hubungan sebab-akibat,

keterampilan mengajukan pertanyaan, dan melakukan penelitian

kepada siswa, maka model pembelajaran yang cocok adalah ….

A. pencapaian konsep

B. berpikir induktif

C. latihan inkuari

D. pengembangan kognitif

15. Manakah dari kelompok model pembelajaran berikut yang termasuk

model pembelajaran rumpun sosial?

A. partnerships, bermain peran, inkuari, advance organizer

B. bermain peran, pencapaian konsep, inkuari, advance organizer

C. bermain peran, penyelidikan kelompok, parnership, jurisprudential

inquari

D. induktif, pencapaian konsep, advance organizer, inkuari

Page 39: Model Pemrosesan Informasi

35

Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban yang ada

dalam lampiran 1, hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar, kemudian

gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda

terhadap materi dalam modul ini.

Rumus:

Tingkat penguasaan = jumlah jawaban yang benar/10 x 100 %

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda

dapat meneruskan ke modul selanjutnya, akan tetapi bila tingkat

penguasaan Anda kurang dari 80%, sebaiknya Anda mencoba

mempelajari modul ini lagi.

Page 40: Model Pemrosesan Informasi

36

DAFTAR PUSTAKA

Donald R, Daugs and Jay A. Monson, (tanpa tahun), Science, Technology,

and Society A Primer For Elementary Teachers, Logan: Utah

State University.

Joyce and Weil, 1980, Models of Teaching, Second Edition, New Jersey:

Prentice Hall, Inc.

Indrawati, 1998, Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pendekatan STS,

makalah pada pelatihan Pendidikan Lingkungan Hidup.

Katu, Nggandi, 1999, Belajar sebagai kegiatan aktif Setiap Individu dalam

mengkontruksi Pengetahuan, makalah disajikan dalam

Seminar//Lokakarya Pengembangan Cara Pembelajaran IPA di

PPPG IPA Bandung, Tanggal 17-18 Juni 1999.

Tobing, Rangke L , Setia Adi, Hinduan, 1990, Model-Model mengajar

Metodik Khusus Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam Sekolah

Dasar, makalah dalam penataran Calon Penatar Dosen

Pendidikan Guru SD (Program D-II).

Wilkins, Robert A, 1990, Model Lessons Bridging the gap between models

of teaching and classroom application, Curtin University of

Technology.