BAB V SIAP
-
Upload
galih-pambudi -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of BAB V SIAP
-
7/30/2019 BAB V SIAP
1/3
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian-uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat
dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21/26 yang dilakukan
oleh PT. Angka Wijayasentosa Jakarta atas penghasilan dari pegawai tetap
maupun pegawai kontrak belum sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang
Pajak Penghasilan khususnya Pasal 21 dan Ketentuan lain yang berlaku
karena perusahaan tidak memisahkan antara PPh Pasal 21 atas THR dan PPh
Pasal 21 atas gaji dan perusahaan tidak melakukan pembulatan atas jumlah
Penghasilan Kena Pajak (PKP). Meskipun terdapat perbedaan cara tetapi
tidak menimbulkan perbedaan angka yang sangat signifikan
2. Pelaksanaan penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21/26 yang dilakukan oleh
PT. Angka Wijayasentosa, telah sesuai dengan Undang-Undang Pajak
Penghasilan khususnya Pasal 21 dan Ketentuan lain yang berlaku. PT.
Angka Wijayasentosa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun dari tahun 2006
hingga tahun 2009, tidak pernah ada keterlambatan dalam menyetorkan dan
melaporkan jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang.
3. PT. Angka Wijayasentosa tidak menemukan hambatan atau kendala yang
berarti dalam melaksanakan penghitungan, pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan PPh Pasal 21/26. Hambatan atau kendala yang dihadapi adalah
142
-
7/30/2019 BAB V SIAP
2/3
mengenai jumlah tanggungan dari pegawai yang dikenakan pemotongan PPh
Pasal 21. Hal tersebut terjadi karena PT. Angka Wijayasentosa selalu aktif
menjalin komunikasi dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat
berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban perpajakan perusahaan. Sehingga
pada waktu ada perubahan peraturan perpajakan, perusahaan tidak
mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan peraturan baru
tersebut.
4. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi hambatan atau
kendala yang ada dalam melaksanakan penghitungan, pemotongan,
penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21/26 adalah dengan meminta data dari
masing-masing pegawai mengenai jumlah tanggungan. Data diminta oleh
perusahaan setiap satu tahun sekali yang dilakukan pada setiap akhir tahun
sebelum tahun pajak berikutnya, sehingga tidak ada lagi klaim yang
menyatakan bahwa tanggungan dari pegawai bertambah saat tahun berjalan
pada tahun pajak berikutnya.
B. Saran
Berkenaan dengan analisis dan kesimpulan mengenai pelaksanaan
penghitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21/26 bersama ini
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 21, PT.
Angka Wijayasentosa agar lebih menyesuaikan lagi dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dalam melaksanakan penghitungan
143
-
7/30/2019 BAB V SIAP
3/3
dan pemotongan PPh Pasal 21, sehingga tidak terdapat lagi selisih PPh Pasal
21 terutang yang disebabkan karena adanya perbedaan cara penghitungannya.
2. PT. Angka Wijayasentosa agar tetap mempertahankan kepatuhannya dalam
melaksanakan kewajiban setor dan lapor PPh Pasal 21/26.
3. Untuk mengatasi hambatan atau kendala, sebaiknya perusahaan
menggunakan data tanggungan karyawan setiap awal tahun pajak dan
menjelaskan kepada karyawan bahwa tanggungan yang diperbolehkan adalah
tanggungan yang ada pada awal tahun pajak atau awal dari bagian tahun
pajak.
4. Agar meningkatkan konsultasi rutin dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) setempat guna mengurangi hambatan atau kendala dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya khususnya PPh Pasal 21/26 dan
mengakses peraturan-peraturan terbaru baik melalui media elektronik,
mengikuti penyuluhan dan sosialisasi, maupun seminar-seminar perpajakan.
144