BAB V POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11708/5/T1...Mengenai...
Transcript of BAB V POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11708/5/T1...Mengenai...
34
BAB V
POLA KOMUNIKASI REDAKTUR DAN WARTAWAN
DI HARIAN SUARA MERDEKA
5.1 Proses Perencanaan Berita di Harian Suara Merdeka
Tabel 5.1
No Nama Jabatan
1 Dhoni Zustiyantoro Wartawan
2 Petrus Hadi Subono Redaktur / Desk
3 Rukardi Redaktur Pelaksana
4 Edy Muspriyanto Koordinator Liputan
Sumber : Olahan data primer, 2016
Perencanaan program berita dilakukan pada setiap malam, yakni pukul 21.00
hingga 22.00. Awalnya rapat perencanaan dilakukan setiap pagi pukul 09.00 namun
diubah ke malam hari karena pertimbangan kematangan perencanaan. Rapat
perencaaan diubah ke malam hari agar keesokan paginya penugasan liputan bisa
langsung diberikan kepada Wartawan. Dalam perencanaan banyak hal-hal yang harus
didiskusikan secara rinci dan agar bisa lebih matang perencanaan diubah ke malam
hari agar redaksi bisa memiliki banyak waktu untuk mematangkan program berita.
Perencanaan ini akan dipimpin oleh Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan.
Dalam proses perencanaan program berita, masing-masing perwakilan Biro dan Desk
(Redaktur) menyampaikan agenda liputan untuk esok hari. Penentuan arah berita dan
narasumber juga dibahas dalam rapat ini. Jika ada isu atau informasi yang
membutuhkan pengambilan kebijakan khusus, maka biasanya Pemimpin Redaksi
akan turut hadir dalam rapat program ini. Sebagai pengendali, Redaktur Pelaksana
atau Koordinator Liputan akan mencatat semua agenda liputan yang telah
disampaikan untuk menjadi bahan evaluasi esok harinya.
Komunikasi yang dilakukan dalam rapat perencanaan berita oleh bagian-
bagian redaksi merupakan cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh Harian
35
Suara Merdeka dalam menyajikan berita. Setiap perwakilan Biro dan Desk (Redaktur)
menyatakan pemikiran mereka terkait peristiwa, isu, atau informasi-informasi, baik
lokal, regional, maupun nasional yang mereka ketahui agar bisa diliput oleh
Wartawan dan diangkat sebagai berita. Pandangan dan pendapat dari perwakilan Biro
dan Desk (Redaktur) juga disampaikan dengan cara memberi tahu arah pemberitaan
dan narasumber yang dianggap kompeten untuk materi tersebut. Jika memang
Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan memiliki usulan atau pemikiran lain,
maka hal itu juga akan dinyatakan kepada bawahan mereka. Usulan atau pemikiran
tersebut bisa jadi memberikan rekomendasi untuk memilih narasumber yang lain,
penambahan narasumber terkait, termasuk arah pemberitaan agar hasil berita nantinya
tidak sama dengan berita sebelumnya jika berita tersebut merupakan berita lanjutan.
Segala informasi yang diketahui redaksi disampaikan melalui rapat,
menghindari terjadinya kesamaan berita dengan media-media lain atau bahkan
kesalahan pengambilan kebijakan untuk sebuah berita. Dalam beberapa berita yang
berpotensi menjadi berita besar, Pemimpin Redaksi akan turut hadir dalam rapat
untuk menyatakan pendapat dan mengambil kebijakan arah pemberitaan. Pemimpin
Redaksi bisa menjadi pengambil kebijakan teratas jika Redaktur Pelaksana ragu-ragu
atau membutuhkan orientasi dalam untuk menentukan kebijakan.
Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Muria adalah Kudus, Pati,
Jepara, Rembang, dan Blora. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro
Semarang adalah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal,
Grobogan, dan Demak. Sedangkan wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk
Biro Jakarta biasanya adalah berita-berita yang berkelas nasional dari kantor Biro
Suara Merdeka yang berada di Jakarta. Sementara wilayah yang termasuk kawasan
liputan untuk Biro Solo adalah Kota Solo, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar,
dan Sragen. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Kedu adalah Kota
Magelang, Kabupaten Magelang, Provinsi DIY, Wonosobo, Temanggung, Purworejo,
dan Kebumen. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Pantura adalah
Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Brebes, dan
Batang. Wilayah yang termasuk kawasan liputan untuk Biro Banyumas adalah Kota
Purwokerto, Kabupaten Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga, dan Kabupaten
Banyumas.
36
Perencanaan produk berita yang dilakukan secara rutin dan mendalam adalah
agar memenuhi tujuan untuk menyajikan berita dengan kualitas terbaik untuk
pembaca, mengingat persaingan dalam industri media saat ini yang begitu ketat.
Dalam hal ini Pak Edy Muspriyanto selaku Koordinator Liputan yang juga sering
memimpin rapat perencanaan menyatakan bahwa :
1“Mengikuti rapat perencanaan itu sangat penting, karena itu sebagai panduan.
Karena tanpa rapat malam nanti apa yang kita harapkan tidak terarah. Masing-
masing media itu kan kalau tanpa arah beritanya akan sama.”
Selain itu, pemrograman suatu berita melalui rapat perencanaan ini berfungsi
untuk mencerminkan sikap Suara Merdeka terhadap suatu isu, peristiwa atau
fenomena yang sedang terjadi. Mengenai hal ini Pak Dhoni Zustiyantoro selaku salah
satu Wartawan Harian Suara Merdeka juga menyampaikan bahwa :
“Perencanaan berita sangat penting, karena kan di lapangan akan ada banyak
sekali isu. Nah perencanaan itu ditujukan, kalau menurut saya lebih kepada
bagaimana media itu bersikap. Bisa jadi sikap antar media satu dan media
lainnya akan sangat berbeda nantinya. Suara Merdeka dengan koran X
misalnya, kan pengambilan isunya akan bisa saja berbeda. Nah itu tergantung
bagaimana pemrograman. Pemrograman sekali lagi akan terkait dengan tadi
rapat redaksi, bagaimana kami bisa menentukan isu-isu yang aktual untuk
lebih digali secara mendalam seperti itu.”
Jika ada peristiwa, informasi, atau isu yang hanya diambil bagian dasarnya
saja atau seadanya, maka berita yang dihasilkan pun dipastikan tidak bisa memenuhi
kebutuhan khalayak atau pembaca. Ketatnya persaingan industri media saat ini
membuat media cetak harus mempunyai strategi pemberitaan yang matang. Terlebih
di era portal berita online, pembaca banyak beralih membaca berita melalui gadget
mereka secara lebih mudah dan mobile. Jadi pertimbangan berita yang akan disajikan
tidak hanya mengejar kecepatan. Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Edy
Muspriyanto :
“Kita harus kreatif lah dan harus punya siasat, punya strategi agar bagaimana
caranya kita berbeda. Salah satu kelemahan kita (media cetak) itu kan
menyajikan sebuah berita dengan kurun waktu yang relatif lama. Nah andai
kata kita tidak punya sesuatu yang unggul, kita terkalahkan oleh berita online.
Kalau misalnya kita lepas (tanpa perencanaan), ya kita sama saja dengan
media online.”
1 Wawancara dengan Pak Edy selaku Korlip pada 23 Februari 2016 dan wawancara dengan Pak Dhoni selaku
Wartawan pada 24 Februari 2016.
37
Mengenai hal ini, Pak Dhoni juga menyampaikan bahwa :
“Ketika dalam media online yang dikejar itu adalah kecepatan bukan
ketepatan. Bukan keakuratan tapi kecepatan sekali lagi ya. Nah disisi lain media cetak
harus bisa membaca sisi lainnya. Media cetak jangan hanya mengejar kecepatan berita
tetapi harus mengejar kedalaman berita yang tidak disajikan oleh media online tentu
saja. Media cetak harus bisa menulis selain kedalaman juga sisi lain pada kejadian itu
sendiri. Itu yang sebenarnya tidak dibaca oleh media online.”
Gambar 8
Suasana Rapat Perencanaan
Sumber : Data primer, 2016
Dari hasil penelitian, dilihat dari teori jaringan komunikasi, komunikasi yang
dilakukan oleh redaksi Harian Suara Merdeka dalam proses perencanaan berita
memperlihatkan jaringan model roda. Komunikasi jaringan model roda ini memiliki
satu orang yang menjadi pusat dari arus komunikasi. Semua laporan, instruksi
perintah kerja dan kepengawasan terpusat pada satu orang yang memimpin. Dalam
proses perencanaan berita, orang yang menjadi pusat dari arus komunikasi itu adalah
Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan selaku pihak yang memimpin jalannya
rapat perencanaan berita. Perwakilan Desk dan Biro mengarahkan arus komunikasi
mereka kepada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Tanda panah yang
mengarah pada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan jika dilihat menurut
komunikasi organisasi, merupakan arah komunikasi dari bawahan kepada atasan,
yakni ketika perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) menyampaikan agenda liputan
kepada Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan. Tanda panah yang mengarah
38
kepada Wartawan dari Biro atau Desk (Redaktur) jika dilihat menurut komunikasi
organisasi, merupakan arah komunikasi dari atasan kepada bawahan. Di Harian Suara
Merdeka, setiap Wartawan akan dikoordinasikan oleh perwakilan dari masing-masing
Biro dan Desk (Redaktur) untuk tugas liputan.
Apabila digambarkan, pola komunikasi untuk proses perencanaan berita
adalah sebagai berikut :
Bagan 9
Sumber : Olahan data primer, 2016
Koordinator
Liputan atau
Redaktur
Pelaksana
Biro
Semarang
Biro
Jakarta
Biro Solo
Biro
Banyumas
Biro
Pantura
Biro Kedu
Desk
Nasional
Desk
Ekonomi
Desk
Olahraga
Desk
Internasional
Biro Muria
Wartawan
kawasan
Semarang
Wartawan
kawasan
Muria
Wartawan
kawasan
Jakarta
Wartawan
kawasan
Pantura
Wartawan
kawasan
Banyumas
Wartawan
kawasan
Solo
Wartawan
kawasan
Kedu
Wartawan
Olahraga
Wartawan
Internasional
Wartawan
Nasional
Wartawan
Ekonomi
Desk
Pendidikan
Desk
Hiburan
Wartawan
Pendidikan
Wartawan
Hiburan
39
5.3 Penugasan Liputan kepada Wartawan
Setelah dilakukan rapat perencanaan untuk program berita, Redaktur (Desk)
atau Biro akan memberikan tugas liputan kepada Wartawan. Rapat program dilakukan
pada malam hari. Biasanya penugasan liputan harian diberikan setiap pagi hari kepada
Wartawan. Wartawan tidak menghadiri rapat program perencaaan berita seperti
Redaktur atau Biro. Mereka akan menerima penugasan dari atasan. Komunikasi yang
dibangun antara Waratwan dengan yang memberi penugasan sifatnya diskusi, bukan
seperti perintah yang sifatnya formal antara atasan dengan bawahan. Wartawan akan
dikoordinasikan dan diberi penugasan oleh Biro. 2Pak Dhoni menyampaikan bahwa :
“Kalau sistemnya di Suara Merdeka itu biasanya penugasan. Jadi yang ikut
rapat itu cuma dewan redaksi, diatasnya lagi ada yang namanya Koordinator
Liputan, diatasnya lagi ada yang namanya Redaktur Pelaksana. Jadi mereka
rapat dulu membahas isu-isu yang berkembang atau acara-acara yang besok
diselenggarakan di sekitar wilayah kerja begitu yang menarik untuk diangkat
isunya, terus setelah itu menugaskan kepada Wartawan.”
Hal mengenai penugasan liputan kepada Wartawan juga bisa diberikan dari
Koordinator Liputan langsung kepada Wartawan. Jadi tidak selalu dari Biro atau
Desk. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pak Petrus selaku Redaktur (Desk)
bahwa :
“Yang rancang (agenda liputan) pertama Redaktur, minta besok rencana
liputannya ini ini ini, ada berapa poin misalnya, ada berapa isu. Kita
sampaikan ke Koordinator Liputan. Nanti Koordinator Liputan menyampaikan
ke Wartawan. Tapi nggak semua memang harus lewat 3Korlip. Ada juga itu
misalnya dari Desk daerah itu memang bisa langsung, nugasin langsung.”
Redaksi memiliki waktu hingga deadline berita masuk ke server yang harus
dipenuhi, yaitu sesi pertama pada pukul 17.00, dan sesi kedua pada pukul 21.00.
Berita yang telah diliput oleh Wartawan harus sudah masuk ke server redaksi Suara
Merdeka 30 menit sebelum waktu deadline dalam bentuk naskah berita. Berita yang
sudah masuk ke server akan disunting oleh Redaktur melalui komputer server.
Redaktur akan menentukan berita mana yang layak terbit, dan mana yang tidak.
Dalam hal ini, Redaktur terkadang juga melakukan koordinasi dengan Redaktur
Pelaksana. Setelah tahap suntingan dari Redaktur selesai, koreksi berita yang lebih
bersifat kebijakan penyajian akan dilanjutkan ke Redaktur Pelaksana.
2 Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016 dan wawancara dengan Pak Petrus
selaku Redaktur pada 11 Maret 2016. 3 Singkatan sehari-hari untuk menyebut Koordinator Liputan
40
Jika ada informasi yang berkembang, biasanya langsung diteruskan kepada
Wartawan sesuai bidang tugas masing-masing. Dalam hal tertentu, jika Suara
Merdeka sudah mengetahui bahwa dalam beberapa hari kedepan sudah ditetapkan
agenda untuk suatu kegiatan tertentu, maka Redaktur akan memberitahukan kepada
Wartawan dan mengajak Wartawan berdiskusi mengenai hal apa saja yang bisa digali
dari kegiatan tersebut. 4Seperti halnya ketika berlangsung pelantikan kepala daerah di
Simpanglima, Semarang. Pelantikan tersebut dilakukan di tempat umum, sehingga
masyarakat bisa ikut merayakan. Masyarakat membawa makanan khas daerah
masing-masing untuk disantap bersama. Dua hari sebelum pelaksanaan, Redaktur
sudah memberi tahu Wartawan mengenai agenda ini. Redaktur berkomunikasi dengan
Wartawan mengenai hal kreatif apa yang bisa digali dari kegiatan ini. Melalui
komunikasi antara Redaktur dengan Wartawan, akhirnya ditentukan arah untuk
pemberitaan tersebut, yakni masyarakat membawa masakan khas dari daerahnya
masing-masing. Masakan khas tersebut dibahas lebih detail lagi, dan ternyata hasil
berita di Suara Merdeka pun berbeda dari media-media lain. Hal ini disampaikan oleh
Pak Edy, bahwa :
“Ini kan sebagai sesuatu yang istimewa. Andai kata kita biarkan, paling kan
beritanya hanya standar, biasa. Tapi, bagaimana kita mengelola agar kita itu
bisa berbeda dengan yang lain (koran-koran lain). Jadi, dua hari sebelum
pelaksanaan, kita sudah minta Wartawan, ada sesuatu yang baru, kira-kira apa
yang paling istimewa. Oh ada makanan khas, ada ini, ada itu. Dari bocoran itu
kemudian kita juga memberikan instruksi ke teman Biro daerah lain, yang
kebetulan kepala daerahnya dilantik saat itu, menanyakan tentang makanan
khas apa yang akan ditampilkan disana nanti. Nah dari situlah tersaji sebuah
laporan tentang makanan khas yang akan ditampilkan nanti. Dan itu sama
sekali berbeda dari media lain.”
5Jika ada agenda besar jauh-jauh hari, maka penugasan akan mengikuti. Isu
besar akan dikembangkan dan disiapkan secara mendalam supaya berita bisa disajikan
secara lebih menarik. Biasanya juga mengangkat sisi lain, human interest, dan ditulis
dalam format feature, selain itu ada pula yang ditulis dalam format straight news.
Saat mengalami kesulitan di lapangan, Wartawan akan menginformasikan
kepada yang memberikan penugasan, bisa Biro atau Desk (Redaktur) masing-masing
bagian, atau Koordinator Liputan. Biro, Desk (Redaktur) atau Koordinator Liputan
4 Hasil wawancara dengan Pak Edy Muspriyanto selaku Koordinator Liputan, 23 Februari 2016.
5 Hasil wawancara dengan Dhoni Zustiyantoro selaku Wartawan, 12 April 2016.
41
pun akan memberikan respon untuk membantu Wartawan. 6Seperti yang disampaikan
oleh Pak Dhoni :
“Nah kalau misalnya ada kendala Reporter, biasanya langsung kontak
Redaktur atau kontak Korlip juga bisa, dua-duanya. Karena kita kan tiap hari
harus koordinasi terus. Redaktur, Reporter, Korlip kadang 7Redpel juga ikut
terlibat. Terutama kalau ada isu-isu besar, isu-isu penting gitu.”
Saat narasumber yang direkomendasikan tidak bisa ditemui oleh Wartawan,
maka Desk (Redaktur) berusaha mencarikan dan memberikan rekomendasi
narasumber lain. Sebisa mungkin tetap berupaya untuk menemui narasumber yang
valid, terpercaya, dan sesuai dengan kompetensinya. Untuk wawancara, narasumber
idealnya ditemui secara langsung oleh Wartawan. Seperti yang dikatakan oleh Pak
Dhoni :
“Karena dari pertemuan itu, Wartawan akan mendapatkan keterikatan emosi
dan hal-hal lain yang tidak didapat dari wawancara via telepon.”
8Seperti halnya ketika terjadi peristiwa gerhana matahari di Indonesia, Suara
Merdeka membahasnya secara mendalam untuk Jawa Tengah. Awalnya narasumber
akan diambil dari pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Semarang, namun ternyata BMKG Semarang tidak mempunyai kapasitas untuk
penelitian mengenai gerhana matahari. Akhirnya Koordinator Liputan menerima
informasi dari Biro Banyumas bahwa BMKG Banjarnegara memiliki kapasitas terkait
penelitian tentang gerhana matahari. Data-data terkait gerhana matahari ada di kantor
BMKG cabang Banjarnegara yang memang khusus menangani soal antariksa. Segera
Koordinator Liputan memberi tahu kepada perwakilan Biro Banyumas untuk
menginstruksikan kepada Wartawan yang bertugas di kawasan Banjarnegara untuk
menemui narasumber di sana. Hal ini seperti disampaikan oleh Pak Rukardi :
“Jadi gini mbak, waktu itu kita menduga bahwa kantor BMKG itu ada di
Semarang, karena sebagai pusat pemerintahan, ibu kota Jawa Tengah. Kantor
BMKG memang berada di Semarang. Tapi ternyata dalam struktur BMKG itu
yang menangani itu beda-beda. Jadi misalkan soal cuaca itu kantornya di
Semarang. Nah ternyata yang soal gerhana ini, berkaitan dengan antariksa
kayak gini, ini ternyata kantornya justru di Banjarnegara. Nah ini kan di luar
6 Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016 dan 12 April 2016.
7 Singkatan sehari-hari untuk menyebut Redaktur Pelaksana.
8 Hasil wawancara dengan Rukardi selaku Redaktur Pelaksana, 07Maret 2016.
42
perkiraan kita. Barangkali itu terjadi mis disitu. Data-data ini ternyata ada di
Banjarnegara.”
Namun, jika terpaksa narasumber tidak bisa ditemui, Wartawan bisa
melakukan wawancara lewat telepon. Misalnya apabila narasumber berada di luar
kota dalam waktu yang lama. Wartawan melaporkan kepada Biro jika sampai masa-
masa deadline narasumber itu tidak bisa dihubungi. Setelah itu bisa didiskusikan
alternatif narasumber lain yang tetap terpercaya. Untuk narasumber yang terkenal atau
sudah tidak asing, biasanya kontak sudah dimiliki, baik oleh Wartawan, Biro, maupun
redaksi. Namun apabila ada narasumber yang relatif masih baru dan belum banyak
Wartawan memiliki kontaknya, Biro maupun redaksi akan membantu memfasilitasi.
Jika tidak, maka Wartawan akan mencari sendiri kontak dan alamat narasumber
melalui jejaring atau kenalan yang dimiliki. Keberadaan media sosial sekarang ini
juga membantu untuk mendapatkan informasi kontak dan informasi lain terkait
narasumber.
Ketika ada isu yang berkembang di lapangan, 9Wartawan juga dapat memberi
tahu, berkoordinasi, melaporkan kepada Biro untuk mendiskusikan arah pemberitaan
yang diambil. Saat Wartawan bekerja di lapangan dan menemukan isu baru yang
menarik akan langsung melaporkan kepada perwakilan Biro masing-masing. Dalam
hal ini, Wartawan media massa cetak dituntut untuk menulis berita secara mendalam.
Jadi, tidak sekadar memberitakan kejadian. Hal ini disampaikan oleh Pak Dhoni :
“Nah Wartawan juga berhak memberi masukan tentang program-program
yang ada di lapangan.”
Wartawan harus bertanggung jawab penuh karena merupakan orang yang
berhubungan langsung dengan masyarakat dan juga dengan narasumber.
Berhubungan dengan masyarakat maksudnya adalah Wartawan bisa menyuarakan
suara rakyat. Jika dalam posisi yang dilematis, Wartawan harus memilih menolong
dulu atau mengambil berita dulu. Jadi kesuksesan untuk tercapainya pemenuhan
perencanaan sebuah berita merupakan tugas mereka. Wartawan harus jeli melihat
seberapa dalam suatu informasi bisa digali. Dia harus memilih sudut pandang atau
angle yang tepat dan eksklusif. Dimulai dari Wartawan itu sendiri, harus ada
kepekaan untuk langsung memperlakukan suatu berita secara teknis - profesional.
9 Wawancara dengan Pak Dhoni selaku Wartawan pada 24 Februari 2016.
43
Wartawan harus menanamkan prinsip untuk tidak segera mengirimkan berita tanpa
melakukan konfirmasi kepada sumber mana saja yang harus dihubungi sesuai
kompetensinya.
Wartawan menerima instruksi penugasan liputan melalui media telepon, grup
Blackberry Messenger, atau grup Watsapp. Jika penugasan diberikan melalui chat di
grup watsapp atau bbm, biasanya hanya berupa poin-poin penting, jadi dalam hal ini
kurang ada penjelasan rinci, dan biasanya Wartawan kurang memahami tugas liputan
yang diberikan. Jika Wartawan tidak paham akan penugasan yang diberikan, biasanya
akan mendiskusikan dengan kepala Biro atau Desk (Redaktur) yang mengkoordinasi
Wartawan tersebut. 10
Di dalam diskusi tersebut Wartawan akan terus bertanya
mengenai narasumber hingga arah berita yang akan dikembangkan seperti apa. Dalam
hal ini Pak Dhoni menyampaikan bahwa :
“Itu pentingnya komunikasi karena penugasan kan biasanya kalau nggak lewat
telepon atau lewat bbm grup atau whatsapp grup. Disitu kan kalimatnya biasanya
pendek-pendek, terus ada poin-poin dibawahnya. Ini cari angle disini, terus
narasumbernya bisa dua atau tiga orang, ini ini ini. Nah terkadang kan kami bingung
di lapangan, harus apa nih. Nah maka itu kami di grup sering diskusi. Nah diskusi
akan berjalan terus sampai pada kami melakukan penulisan di sore hari.”
Komunikasi antara Redaktur dan Wartawan akan terus berlangsung hingga
Wartawan melakukan penulisan berita. Semua tulisan berita dan foto yang sudah
didapatkan oleh Wartawan dari hasil liputan dikirim ke server Suara Merdeka. Hal ini
pun disampaikan oleh Pak Dhoni :
“Kami lewat server, ada server tersendiri. Ada server di Suara Merdeka,
alamatnya di news.suaramerdeka.com. Tapi yang bisa login kan cuma
Wartawan sama Redaktur.”
Setelah berita dikirim ke server, berita yang ditulis Wartawan tersebut akan
dicek oleh Desk (Redaktur). Desk (Redaktur) akan menilai kelayakan berita yang
akan dimuat besok dan melakukan penyuntingan berita melalui server. Ada kalanya
Redaktur kesulitan untuk memutuskan apakah suatu berita layak dimuat atau tidak.
Jika ada di posisi seperti ini, maka Redaktur bisa berdiskusi dan meminta masukan
10
Wawancara dengan Pak Dhoni selalu Wartawan pada 24 Februari 2016.
44
dari Redaktur Pelaksana. Baru kemudian penyuntingan berita akan diteruskan kepada
Redaktur Pelaksana. 11
Dalam hal ini Pak Petrus menyampaikan bahwa :
“Desk bisa minta pertimbangan, ini gimana, ini bisa dimuat apa enggak. Jadi
diskusi, baru diputuskan.”
Dari hasil penelitian, penugasan liputan kepada Wartawan memperlihatkan
jaringan komunikasi model lingkaran tempat interaksi terjadi dari atasan kepada
bawahan tanpa ada kelanjutan pada tingkatan yang lebih tinggi. Interaksi untuk
memperoleh berita di lapangan dilakukan oleh Wartawan, Koordinator Liputan, Desk
(Redaktur) dan Biro. Jadi jika ada masalah yang dialami oleh Wartawan atau ada isu
berkembang yang harus segera ditangani, diskusi yang terjadi dilakukan antara
Wartawan dan Biro atau Wartawan dan Koordinator Liputan atau Koordinator
Liputan dan Biro atau Desk (Redaktur) dan Wartawan. Diskusi yang terkait peliputan
berita tidak dilanjutkan kepada Pemimpin Redaksi. Kalaupun dalam hal tertentu
melibatkan Redaktur Pelaksana, bukan Wartawan yang berkomunikasi langsung
dengan Redaktur Pelaksana. Biasanya dilakukan oleh Koordinator Liputan dan
diteruskan kepada Wartawan.
Jika digambarkan, proses komunikasi penugasan liputan kepada Wartawan
adalah sebagai berikut:
Bagan 10
Sumber : Olahan data primer, 2016
11
Wawancara dengan Pak Petrus selaku Redaktur pada 11 Maret 2016.
Koordinator
Liputan
Wartawan
Desk
(Redaktur)
Biro
45
5.4 Rapat Distribusi Berita (Budgetting) di Harian Suara Merdeka
Pada pukul 18.30 dilakukan rapat distribusi berita, yaitu rapat pembahasan
untuk persebaran berita yang telah diliput hari ini. Menu berita yang menjadi bahan
evaluasi hari ini merupakan agenda berita yang telah dirapatkan dalam rapat program
berita kemarin malam. Dalam rapat akan dibahas berita manakah yang akan dijadikan
headline, berita mana yang akan ditempatkan pada frontpage, dan detail-detail teknis
seterusnya, serta pemilihan foto untuk grafis. Redaktur Pelaksana menjadi pengendali
pemberitaan dan menerima laporan liputan hari ini. Melalui rapat ini, bisa saja ada
materi berita yang bergeser dari rapat perencanaan karena redaksi juga harus
menyesuaikan dengan perkembangan informasi atau isu-isu terkini yang terjadi di
lapangan. Masing-masing perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) kembali
menyampaikan agenda yang telah dibahas dalam rapat program kemarin. Masing-
masing perwakilan Biro dan Desk (Redaktur) akan memberi tahu berita mana yang
menjadi headline, berita mana yang awalnya direncanakan untuk headline namun
digeser menjadi berita di bawah headline tetapi tetap ditempatkan di frontpage. Setiap
alasan untuk penyajian berita dikemukakan dalam rapat budgetting ini.
12Seperti halnya ketika di rapat perencanaan hari Rabu, dipersiapkan berita
soal kegaduhan antar menteri dalam kabinet dan Presiden Jokowi akan mengevaluasi
total para menteri serta berita munas partai Golkar. Awalnya kedua berita tersebut
direncanakan menjadi headline untuk koran edisi hari Jumat. Ternyata pada hari
Kamis muncul-lah informasi tentang Jaksa Agung, M. Prasetyo yang menerbitkan
surat deponering terkait kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto (BW). Hal
ini seperti disampaikan oleh Pak Rukardi selaku Redaktur Pelaksana saat
diwawancarai oleh peneliti di ruangan redaksi Suara Merdeka. Pak Rukardi memberi
penjelasan bahwa :
“Saat perencanaan kita menyiapkan berita munas golkar dan kabinet gaduh,
gitu ya. Dua itu yang kita persiapkan. Tapi ternyata, pada hari berikutnya itu,
ada berita soal pembebasan, penerbitan deponering oleh Jaksa Agung atas
kasus Abraham Samad dengan Bambang Widjojanto. Nah, menurut kami,
menurut Suara Merdeka peristiwa ini peristiwa penting. Maka kita mengubah
rencana headline yang kita rancang itu. Awalnya yang mau dijadikan headline
soal kabinet gaduh atau munas golkar, karena kita juga nggak tahu kan. Kita
siapkan, fokuskan kesitu.”
12
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redaktur Pelaksana di Harian Suara Merdeka pada 7 Maret 2016.
46
Setelah menimbang-nimbang nilai berita melalui hasil diskusi akhirnya
rencana berita yang awalnya dijadikan headline diubah. Berita tentang deponering
Samad dan BW ditempatkan menjadi headline karena menurut redaksi Harian Suara
Merdeka informasi tersebut memiliki nilai berita yang lebih tinggi di masyarakat,
khususnya masyarakat Jawa Tengah.
13“Jadi ya yang dijadikan headline yang ini, yang Jaksa Agung menerbitkan
deponering atas kasus Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.”
Sementara itu, berita tentang kegaduhan menteri ditempatkan menjadi
dibawah headline namun tetap ditempatkan di frontpage karena nilai beritanya dirasa
lebih rendah dibandingkan informasi tentang deponering Samad dan BW.
“Yang soal kabinet gaduh kita muat dibawah karena kita anggap nilai
beritanya lebih rendah dari kasus pembebasan Samad.”
13
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
47
Gambar 11
Berita di Harian Suara Merdeka
Sumber : Suara Merdeka cetak edisi Maret, 2016
Berita tentang munas partai Golkar yang awalnya direncanakan menjadi
headline di frontpage pun bergeser. 14
Berita tersebut tetap menjadi headline, namun
tidak ditempatkan di frontpage tapi di halaman dua.
“Ini juga direncanakan salah satu rancangan untuk headline. Tapi ternyata kan
ada peristiwa tadi. Tapi tetap headline.”
14
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
48
Gambar 12
Berita di Harian Suara Merdeka
Sumber : Suara Merdeka cetak edisi Maret, 2016
Saat penelitian ini dilakukan, pada bulan Maret sedang marak akan fenomena
gerhana matahari. Fenomena ini sangat langka karena hanya terjadi satu kali dalam
kurun waktu berpuluh-puluh tahun. Gerhana matahari yang akan terjadi pada 9 Maret
menjadi topik hangat masyarakat. Harian Suara Merdeka memfokuskan untuk
membahas gerhana matahari yang akan terjadi di Jawa Tengah. Hal yang akan
dibahas Harian Suara Merdeka dalam beritanya adalah tentang presentase tutupan
gerhana matahari di tiap-tiap kota, durasi waktu tiap-tiap kota mengalami gerhana
matahari, perkiraan cuaca hingga kacamata untuk melihat gerhana matahari. Selain
konten berita yang direncanakan, grafis pun direncanakan oleh redaksi. Berita tentang
fenomena gerhana matahari dilengkapi dengan grafis sebagai informasi yang lebih
lengkap untuk masyarakat. 15
Meskipun tulisan berita sesuai perencanaan namun untuk
grafis belum sesuai dengan yang direncanakan.
”Meskipun direncanakan tapi grafis itu tidak sesuai yang direncanakan.
Karena awalnya kita lebih detail. Kita merancang tiap kota, misalkan ya
Semarang itu gerhananya itu berapa persen, karena Jawa Tengah kan
semuanya tidak total ya. Maka kita perlu merinci, Semarang itu misalkan 80
persen. Kemudian durasi gerhananya itu terjadi dari jam berapa menit ke
berapa sampai jam berapa menit ke berapa. Itu rencana awalnya.”
15
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
49
Data mengenai perkiraan cuaca juga menjadi faktor yang sangat penting
disajikan kepada pembaca. Pada saat nanti terjadi gerhana matahari, pada 9 Maret,
harus juga diperkirakan mengenai cuaca di Jawa Tengah. Hal ini menjadi penting
karena ketika hujan masyarakat tidak akan bisa menyaksikan fenomena gerhana
matahari. Diharapkan melalui grafis tentang cuaca yang akan disajikan Harian Suara
Merdeka menjadi informasi bagi masyarakat yang antusias menyaksikan fenomena
langka ini. 16
Berita ini ditempatkan di frontpage, disamping berita tentang deponering
Samad dan BW.
“Juga ada data soal cuaca. Jadi mereka bisa memperkirakan, wah ternyata
cerah ya. Wah kita siap-siap deh nonton. Kalau ternyata hujan gitu mereka wes
mending ra sah siap-siap lah, ra sah tuku kacamata. Nah kemarin data itu
nggak tembus, belum bisa kita akses.”
Berita yang sudah diteruskan ke Redaktur Pelaksana berbeda dari koreksi
berita (penyuntingan/ editing) yang dilakukan oleh Redaktur. Koreksi berita oleh
Redaktur Pelaksana dilakukan dalam dua tahap, dan sejauh ini secara praktis masih
menggunakan cara manual. Petugas layout akan memberikan cetakan naskah berita
berupa print out halaman-halaman kepada Redaktur Pelaksana, namun cetakan
tersebut belumlah sempurna. Redaktur Pelaksana akan melakukan koreksi berita
melalui cetakan naskah tersebut. Setelah melakukan filter berita tahap pertama,
cetakan naskah tersebut akan dikembalikan kepada petugas layout. Kemudian
petugas layout akan membetulkan sesuai dengan yang telah dikoreksi oleh Redaktur
Pelaksana dan mencetaknya kembali dalam bentuk print out untuk dilakukan filter
berita tahap kedua. Redaktur Pelaksana akan melakukan koreksi ulang, memastikan
tidak ada kesalahan cetak atau kesalahan penulisan berita, termasuk infografis.
Redaktur Pelaksana juga memiliki waktu deadline untuk melakukan koreksi karena
naskah berita harus dicetak untuk diterbitkan besok.
Dari hasil penelitian, dalam rapat penentuan distribusi berita ini terlihat
jaringan komunikasi model bebas atau semua saluran (all-channel) tapi juga terlihat
jaringan komunikasi model roda. Komunikasi yang berlangsung dalam rapat ini
memperlihatkan kombinasi jaringan model bebas dan model roda. Dalam jaringan
komunikasi model roda terdapat satu orang yang menjadi tokoh sentral dalam arus
komunikasi. Di rapat distribusi berita ini Redaktur Pelaksana atau Koordinator
16
Wawancara dengan Pak Rukardi selaku Redpel pada 7 Maret 2016.
50
Liputan akan kembali memimpin jalannya rapat. Redaktur Pelaksana atau
Koordinator Liputan akan kembali bertanya pada masing-masing perwakilan Biro dan
Desk mengenai hasil berita yang telah diliput Wartawan hari ini. Dalam model
jaringan komunikasi bebas atau semua saluran (all-channel), semua orang yang
terlibat dalam jaringan tersebut dapat melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat
siapa yang menjadi tokoh sentralnya. Redaktur Pelaksana atau Koordinator Liputan
tetap membuka jalannya rapat dan memegang catatan perencanaan berita kemarin
malam, namun tidak menutup kemungkinan semua pihak yang terlibat rapat
distribusi berita ini memberikan kontribusi. Interaksi dalam rapat ini bersifat lebih
bebas dibandingkan dengan dalam rapat perencanaan. Semua orang yang terlibat
dalam rapat ini bebas untuk memberi masukan, saran, komentar, dan pertanyaan satu
dengan yang lainnya. Dalam rapat ini diskusi yang berlangsung adalah untuk
menentukan menu berita apa saja yang akan disajikan, dan bagaimana berita tersebut
akan disajikan. Apakah disajikan untuk headline, di frontpage, atau halaman
selanjutnya. Jadi sesama anggota Desk atau Biro bisa saling bertukar pikiran dan
memberikan informasi. Dalam rapat distribusi berita, semua orang yang terlibat bebas
untuk berkomunikasi secara aktif tanpa melihat siapa yang memegang peranan
penting. Semua anggota yang terlibat rapat bebas berkontribusi.
Jika digambarkan komunikasi yang terjadi dalam rapat budgetting atau
distribusi berita adalah sebagai berikut:
Bagan 13
Sumber : Olahan data primer, 2016
Redaktur Pelaksana
atau Koordinator Liputan
Masing-masing
Desk
(Redaktur)
Masing-masing
Biro