Bab v. Konsep

download Bab v. Konsep

of 8

Transcript of Bab v. Konsep

TOR

STUDI KELAYAKAN LOKASI DERMAGA SANDAR KALI CBL MUARA BAKTI, KABUPATEN BEKASILAPORAN AKHIR

BAB V.KELAYAKAN DERMAGA SANDAR5.1. KELAYAKAN JARINGAN TRANSPORTASIKelayakan lokasi dermaga sandar Kali C BL Muara Bakti, berdasarkan analisis terkait rencana pengembangan wilayah khususnya wilayah Kabupaten Bekasi bagian Utara sebagaimana yang telah diuraikan pada bab terdahulu, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :1) Sebagai fasilitas pendukung dari Pelabuhan umum peti kemas di sekitar Muara CBL baik dari sisi angkutan orang atau barang maupun yang bersifat jasa pelayanan pelabuhan tersebut.2) Keterkaitan dengan pelabuhan nelayan dan dermaga, Pantai Bahagia Kecamatan Muaragembong, Desa Hurip Jaya di Kecamatan Babelan, dan pembangunan dermaga di desa Muara Tawar sehingga merupakan satu sistem yang memiliki satu kesatuan yang saling mendukung.3) Menghidupkan kembali jalur transportasi air di Kali CBL yang pernah ada beberapa tahun lalu.4) Sebagai jalur transportasi alternatif untuk pencapaian daratan dari arah laut (Jawa) untuk kebutuhan transportasi orang dan barang.5) Telah didukung dengan adanya rencana pembangunan jaringan transportasi darat baik berupa jalan arteri primer, kolektor dan lokal primer sehingga memudahkan untuk pergantian dari moda angkutan air ke moda angkutan darat.

6) Sebagai fasilitas pendaratan baik orang maupun barang dari daerah-daerah di utara (laut Jawa) seperti Kepulauan Seribu, wilayah Jakarta bahkan wilayah Kalimantan.Berdasarkan hal tersebut maka dilihat secara perwilayahan makro maka rencana pembangunan dermaga sandar di kali CBL secara teknis cukup layak untuk dibangun.5.2. KelayakanTeknis

5.2.1. Karakteristik Kapal5.2.2. Jenis Kapal1) Ukuran dan JenisKapal

Kedalaman hidrolis sungai Kali CBL dalam kondisi sekarang, yaitu sudah terjadi pendangkalan dari kondisi awal, yaitu menjadi sekitar 2 meter. Dengan keep clearance = 0,6 meter, maka kapal yang dapat bersandar untuk saat ini adalah Kapal dengan bobot 10 dan 20 GT. Tabel perhitungan dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 5.1.

Analsis Bobot Kapal Terhadap Kedalaman Kali CBL

NoBobot Kapal (GT)Draft (meter)H total (meter)Keterangan

1101,051,652 meter

Dst.

Sumber :PerhitunganKonsultan, 2010

Tetapi, dari segi lebar manouver kapal minimum sudah tidak dapat memenuhi persyaratan.Tabel perhitungan dapat di lihat di bawahini:

Tabel 5.2.

Analsis Bobot Kapal Terhadap Lebar Kali CBL

NoBobot Kapal (GT)Panjang Kapal (m)Lebar Manuver (m)Keterangan

11013,5027> 20 meter

220> 20 meter

330> 20 meter

450> 20 meter

Sumber :PerhitunganKonsultan, 2010

Dari uraian diatas tampak bahwa untuk kondisi Kali CBL sekarang ini, dimana kali ini telah mengalami baik pendangkalan maupun penyempitan lebar sungai, tidak layak untuk dilalui oleh transportasi air/kapal. Oleh karena itu diperlukan adanya tindakan normalisasi kali CBL sehingga kembali kekondisi semula yang dapat dilalui oleh kapal.

5.2.3. DermagaDermaga merupakan fasilitas transportasi air yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan berbagai kegiatan, seperti bongkar muat penumpang dan barang, pengisian bahan bakar dan bekal, dan menunggu selama dermaga sedang penuh. Berdasarkan karakteristik hidrolis dari Kali CBL, maka kriteria teknis yang dapat diterapkan dalam merencanakan jenis dan dimensi dermaga sandar tersebut, adalah sebagai berikut :

1) Tipe Dermaga Sandar

Penentuan tipe dermaga sandar (tambat) berdasarkan kondisi Kali CBL Muara Bakti baik perairan maupun daratan maka dermaga yang cocok untuk ini adalah dermaga tipe wharf.2) Ukuran/Dimensi Dermaga

a) Dermaga Pendaratan/Bongkarb) Dermaga Perlengkapanc) Dermaga tambat5.2.4. Alur Pelayaran1) Kedalaman Alur

2) Lebar Alur5.2.5. Perairan manuver5.2.6. Luas Kolam PelabuhanKolam pelabuhan dimaksudkan untuk menjamin bahwa perairan pelabuhan yang tenang

dengan lebar yang cukup sehingga kapal dapat melakukan berbagai kegiatan dengan mudah dan aman seperti manuver, tambat untuk bongkar muat maupun isi perbekalan.Kolam pelabuhan dapat diklasifikasi menjadi kolam pendaratan/sandar, kolam perbekalan, dan kolam manuver.

5.2.6.1. Kolam Pendaratan/SandarKebutuhan ruang untuk pendaratan kapal dihitung dengan anggapan kapal mendarat/ sandar sepanjang dermaga yang dihitung dengan persamaan :A1= L1 x B1

Dimana :

A1=luas kolam pendaratan (m2) =jumlah kapalL1 =panjang dermaga pendaratan/sandar = 1,5 LB1=lebar perairan untuk pendaratan/sandar = 1,5 BBila diasumsikan jumlah kapal yang tambat/sandar adalah 3 bh kapal dengan bobot 50 GT pada saat yang bersamaan, maka luas kolam pendaratan/sandar adalah sebesar :

A1= L1 x B1

=3 x (1.5x21.5) x (1.5x5)

=725,625 m2 ~ 730 m25.2.6.2. Kolam PerlengkapanKolam perlengkapan adalah luasan perairan didepan dermaga yang dierlukan oleh kapal pada waktu memuat perlengkapan. Luas kolam yang diperlukan dihitung dengan cara yang sama dengan hitungan kolam pendaratan/sandar.5.2.6.3. Kolam TambatKolam tambat adalah perairan depan dermaga tambat yang digunakan kapal bertambat/menunggu sebelum melaut kembali. Disini kapal bertambat secara tegak lurus dermaga dan dihitung dengan persamaan sebagai berikut :A2= L2 x B2

Dimana :

A2=luas kolam tambat (m2) =jumlah kapal

L2 =1,1 LoaB2=1,5 B

5.3. KESIMPULAN AWAL1) Dengan adanya rencana pengembangan sistem dan jaringan trasnsportasi darat maupun prasarana transportasi laut di wilayah utara kabupaten Bekasi, secara umum merupakan potensi untuk mengembangkan sistim transportasi air di Kali CBL. Khususnya pembagunan dermaga sandar sebagai simpul prasarana transportasi di Kali CBL Muara Bakti.

2) Dapat berperan dalam upaya pengembangan wilayah terutama dalam menunjang pengembangan kepelabuhan di sekitar pantai utara Kabupaten Bekasi.3) Namun disisi lain kondisi Kali CBL saat ini tidak lagi memenuhi untuk digunakan sebagai lalu lintas perairan, karena telah tejadi penyempitan lebar sungai dan pendangkalan yang diakibatkan oleh sedimentasi atau pengendapan dengan tingkat yang cukup tinggi sehingga diperlukan adanya normalisasi kali CBL.

4) Selain itu banyaknya sampah padat yang berasal dari daerah sekitarnya dan adanya usaha penyeberangan dengan menggunakan perahu tambang (eretan), turut menjadi kendala dalam pengembangan transportasi air di wilayah Kali CBL Muara Bakti ini.

5) Pengembangan transportasi air di wilayah desa Muara bakti merupakan potensi yang dapat meningkatkan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya dan wilayah Kabupaten Bekasi umumnya.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1. KESIMPULAN

1) Dengan adanya rencana pengembangan sistem dan jaringan trasnsportasi darat maupun prasarana transportasi laut di wilayah utara kabupaten Bekasi, secara umum merupakan potensi untuk mengembangkan sistim transportasi air di Kali CBL. Khususnya pembagunan dermaga sandar sebagai prasarana transportasi di Kali CBL Muara Bakti.

2) Kondisi Kali CBL saat ini tidak lagi memenuhi untuk digunakan sebagai lalu lintas perairan, karena telah tejadi penyempitan lebar sungai dan pendangkalan yang diakibatkan oleh sedimentasi atau pengendapan dengan tingkat yang cukup tinggi.3) Selain itu banyaknya sampah padat yang berasal dari daerah sekitarnya dan adanya usaha penyeberangan dengan menggunakan perahu tambang (eretan), turut menjadi kendala dalam pengembangan transportasi air di wilayah Kali CBL Muara Bakti ini.

6.2. REKOMENDASI

1) Penetapan fungsi dermaga melalui studi kelayakan dari sisi perekonomian wilayah2) Penyusunan DED dermaga

3) Pengerukan

4) Dengan adanya kegiatan dermaga maka lokasi ini merupakan lokasi yang akan berkembang, sehingga perlu perencanaan dalam bentuk tata ruang kawasan dermaga (masterplan) serta pengawasan yang ketat dalam perkembangannya.5) Penyediaan fasltas daratan kegiatan dermaga ini disesuaikan dengan fungsi dan peran dari kegiatan yang ada di dermaga ini, karena drmaga untuk perikanan akan berbeda dengan dermaga untuk penumpang dan barang non ikan.

5.1. KONSEP DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN

V-3BAPPEDA KABUPATEN BEKASI