BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A....

3
68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara belum berjalan optimal dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1. Komunikasi dalam implementasi kebijakan PMK No 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara belum berjalan efektif. Hal ini dikarenakan pengelola obat tidak mendapatkan informasi secara jelas mengenai bagaimana penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. 2. Sumber daya Sumber daya manusia yaitu tenaga kefarmasian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas belum mencukupi. Pelayanan kefarmasian di puskesmas yang belum memiliki tenaga kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga bukan kefarmasian yang telah diberi wewenang tertulis berupa Surat Keputusan Kepala Puskesmas untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian. Meskipun telah diberi kewenangan, namun tanpa adanya tenaga yang memiliki kompetensi dan keterampilan, implementasi kebijakan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara belum bisa terlaksana dengan baik. Informasi terkait data kepatuhan berupa laporan sudah dikirimkan oleh puskesmas ke Dinas Kesehatan. Namun tidak ada evaluasi terhadap laporan yang dikirimkan. Fasilitas berupa sarana dan prasarana pendukung pelayanan kefarmasian belum mencukupi karena tidak tersedianya anggaran untuk menunjang pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang menyebabkan implementasi kebijakan standar

Transcript of BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A....

Page 1: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116821/potongan/S2-2017... · Fasilitas berupa sarana dan prasarana pendukung pelayanan ... rangka pemenuhan

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2014 tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara

belum berjalan optimal dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Komunikasi dalam implementasi kebijakan PMK No 30 Tahun 2014

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten

Bengkulu Utara belum berjalan efektif. Hal ini dikarenakan pengelola obat

tidak mendapatkan informasi secara jelas mengenai bagaimana penerapan

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

2. Sumber daya

Sumber daya manusia yaitu tenaga kefarmasian yang bertanggung

jawab dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas belum

mencukupi. Pelayanan kefarmasian di puskesmas yang belum

memiliki tenaga kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga bukan

kefarmasian yang telah diberi wewenang tertulis berupa Surat

Keputusan Kepala Puskesmas untuk melaksanakan pelayanan

kefarmasian. Meskipun telah diberi kewenangan, namun tanpa adanya

tenaga yang memiliki kompetensi dan keterampilan, implementasi

kebijakan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten

Bengkulu Utara belum bisa terlaksana dengan baik.

Informasi terkait data kepatuhan berupa laporan sudah dikirimkan

oleh puskesmas ke Dinas Kesehatan. Namun tidak ada evaluasi

terhadap laporan yang dikirimkan.

Fasilitas berupa sarana dan prasarana pendukung pelayanan

kefarmasian belum mencukupi karena tidak tersedianya anggaran

untuk menunjang pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di

Puskesmas yang menyebabkan implementasi kebijakan standar

Page 2: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116821/potongan/S2-2017... · Fasilitas berupa sarana dan prasarana pendukung pelayanan ... rangka pemenuhan

69

pelayanan kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara

belum bisa terlaksana dengan baik.

3. Disposisi atau sikap pelaksana kebijakan standar pelayanan kefarmasian di

Puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara dinilai mendukung dengan

berkomitmen untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan

standar untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian. Meskipun dari

segi dukungan dari Pemerintah Daerah masih sangat rendah. Adanya

insentif yang diberikan kepada pengelola obat memberikan dorongan

untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar.

4. Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di Puskesmas di Kabupaten

Bengkulu Utara sudah ditentukan dengan adanya struktur atau bagan

organisasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian dan Standar Operating

Procedure (SOP) yang sudah dimiliki oleh seluruh puskesmas. Namun

penerapan SOP pelayanan kefarmasian ini masih terkendala pada fasilitas

pendukung yang belum memadai dan kompetensi staf pengelola obat,

sehingga ketaatan terhadap SOP masih sangat rendah.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara

a) Dalam rangka mengatasi permasalahan komunikasi perlu dilakukan

sosialisasi program kepada Kepala Puskesmas dan pengelola obat

sehingga informasi mengenai kebijakan dapat diterima dengan jelas

sehingga implementasi standar pelayanan kefarmasian dapat berjalan

dengan baik.

b) Dalam mengatasi permasalahan sumber daya perlu upaya advokasi ke

Bupati melalui BKPSDM untuk penambahan tenaga kefarmasian.

Diperlukan upaya peningkatan mutu dan kemampuan SDM pengelola

obat yang ada melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, pelatihan

teknis atau magang. Guna kelancaran pelaksanaan perlu melakukan

advokasi kepada Bupati dan DPRD untuk mengalokasikan dana dalam

Page 3: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulanetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/116821/potongan/S2-2017... · Fasilitas berupa sarana dan prasarana pendukung pelayanan ... rangka pemenuhan

70

rangka pemenuhan sarana dan prasarana di puskesmas yang sesuai

dengan standar.

c) Menumbuhkan komitmen dan konsistensi dukungan dari seluruh

jajaran yang terkait dengan pelayanan kefarmasian di Puskesmas.

Memberikan reward yang sesuai kepada petugas pengelola obat

dengan mengalokasikan penambahan insentif.

d) Demi kesinambungan pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di

Puskesmas, sebaiknya supervisi, monitoring dan evaluasi ditingkatkan

setiap 3 bulan sekali dengan menetapkan tujuan, target dan capaian

setiap kegiatan pelayanan kefarmasian.

2. Bagi Puskesmas

a) Mengoptimalkan peran petugas pengelola obat, serta membentuk

struktur organisasi yang jelas disertai job description yang jelas

sehingga tidak ada tumpang tindih beban pekerjaan.

b) Mendukung sumber daya manusia untuk terus meningkatkan

kompetensinya dengan cara berbagi informasi pengetahuan,

mengikutkan apabila ada pelatihan, diklat, magang atau seminar

lainnya.

3. Bagi Kementerian Kesehatan RI

a) Mensosialisasikan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

secara berjenjang mulai dari Dinas Kesehatan Provinsi sampai Dinas

Kesehatan Kab/Kota.

b) Melaksanakan monev terpadu terhadap pelaksanaan pelayanan

kefarmasian di Puskesmas.

c) Dalam rangka akreditasi puskesmas, perlu adanya bimbingan teknis

dan pembekalan bagi tenaga kefarmasian di puskesmas agar mampu

melakukan pelayanan kefarmasian yang merujuk kepada standar

pelayanan kefarmasian di Puskesmas.