Bab v Kesimpulan Dan Saran

4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Sistem Pendingan Pelumas pada Turbine Bearing dan Upper Bearing Turbin bearing dan upper bearing memiliki karakteristik yang sama pada pendinginan pelumas bearing. Konveksi yang terjadi pada pelumas di dalam bak merupakan konveksi paksa walaupun pelumas tidak bersirkulasi (statis) di dalam bak penampung, hal ini terjadi karena secara tidak langsung putaran poros turbin-generator mempengaruhi pergerakan bearing yang ada di dalam bak penampungan pelumas tersebut, sehingga pelumas pun ikut bergerak. Dari perhitungan yang di dapat terlihat bahwa efeksitivas (ε) rata-rata 1 dari pendinginan pelumas pada turbine bearing sebesar 3,34 %, dan efeksitivas (ε) rata- 1 Tabel A-2. Nilai Efektivitas Pendinginan Pelumas pada Turbine Bearing

description

Laporan OJT UBP Saguling

Transcript of Bab v Kesimpulan Dan Saran

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan5.1.1. Sistem Pendingan Pelumas pada Turbine Bearing dan Upper Bearing Turbin bearing dan upper bearing memiliki karakteristik yang sama pada pendinginan pelumas bearing. Konveksi yang terjadi pada pelumas di dalam bak merupakan konveksi paksa walaupun pelumas tidak bersirkulasi (statis) di dalam bak penampung, hal ini terjadi karena secara tidak langsung putaran poros turbin-generator mempengaruhi pergerakan bearing yang ada di dalam bak penampungan pelumas tersebut, sehingga pelumas pun ikut bergerak. Dari perhitungan yang di dapat terlihat bahwa efeksitivas () rata-rata[footnoteRef:2] dari pendinginan pelumas pada turbine bearing sebesar 3,34 %, dan efeksitivas () rata-rata[footnoteRef:3] dari pendinginan pelumas pada upper bearing sebesar 24,437 %. Rendahnya nilai efektivitas () bisa dipengaruhi oleh: kotornya saluran air pendingin (tube-tube); sistem ball-cleaning[footnoteRef:4] kurang efektif; dan lain-lain. [2: Tabel A-2. Nilai Efektivitas Pendinginan Pelumas pada Turbine Bearing] [3: Tabel A-2. Nilai Efektivitas Pendinginan Pelumas pada Turbine Bearing] [4: pembersihan tube menggunakan bola-bola]

5.1.2. Sistem Pendingan Pelumas pada Thrust and Lower Bearing Oil Cooler untuk Thrust and Lower Bearing (T/L Bearing) Unit 4 memiliki bahan tube yang berbeda, unit A menggunakan bahan tembaga-nikel (CuNi) dan unit B menggunakan bahan Stainless steel. Penggantian dimaksudkan agar sisi tube lebih tahan terhadap korosi, imbas memburuknya kondisi air sungai Citarum yang digunakan. Performa kedua Oil Cooler untuk T/L Bearing berbeda dapat ditinjau langsung pada data temperatur oli keluar kedua unit Oil Cooler, dimana Oil Cooler yang menggunakan bahan CuNi (unit A) mampu mengeluarkan oli bertemperatur lebih rendah daripada Oil Cooler yang menggunakan bahan stainless steel. Melalui NTU-effectiveness method, didapat efisiensi Oil Cooler unit 4 A berbahan CuNi memiliki effesiensi () sebesar 20,77 % sedangkan Oil Cooler unit 4 B berbahan stainless steel memiliki effesiensi () sebesar 15,168%.

5.1.3. Sistem Pendingan Udara pada Generator Pendingin udara generator berfungsi untuk mendinginkan udara panas yang dihasilkan generator menggunakan fluida air yang mengalir di dalam pipa. Fluida air pendingin yang digunakan oleh pendingin udara generator berasal dari air Sungai Citarum yang sebelumnya ditampung terlebih dahulu di draft tube. Berdasarkan hasil analisa perhitungan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa nilai efektifitas yang dihasilkan oleh air cooler generator unit 4 dengan tube yang bermaterial stainless steel memiliki nilai efektiftas sebesar 40,7 % karena material tube yang terbuat dari material stainless steel memiliki nilai konduktiftas panas yang kecil sehingga menghasilkan tahanan yang sangat besar dan menyebabkan perpindahan panas dari udara ke tube yang berisi air tidak maksimal, maka temperatur udara di dalam generator masih sangat tinggi dan hampir mencapai batas toleransi temperatur yang ditetapkan.5.2. Saran Perlunya memiliki mobile flowmeter untuk mengukur sisi aliran oli, agar ketika panas bisa ditinjau dari jumlah aliran oli, apakah sesuai dengan spesifikasi pabrikan atau kurang dari itu. Perlunya pendataan dimensi/spesifikasi untuk bak penampung oli pada turbine bearing dan upper bearing. Perlunya analisa penyebab rendahnya selisih temperatur (T) air pendingin pada sisi pendinginan pelumas turbine bearing Perlunya penambahan alat ukur temperatur pelumas di bak penampungan pelumas pada turbine bearing dan upper bearing.