BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

41
32 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK 1. Keausan Bahan RAP Pemeriksaan abrasi atau keausan agregat dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan agregat kasar terhadap keausan agregat. Dalam pemeriksaan agregat RAP ini digunakan tipe B yaitu agregat RAP yang lolos saringan 19,05 mm tertahan saringan 12,5 mm seberat 2500 gram dan yang lolos saringan 12,5 mm tertahan saringan 9,5 mm seberat 2500 gram. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Persen Lolos Pengujian Abrasi (Material bahan RAP) Lolos saringan (mm) Tertahansaringan (mm) Berat benda uji (gr) 19,05 12,5 2500 12,5 9,5 2500 Berat benda uji (a) = 5000 gr Berat tertahan ayakan No. 12 (b) = 3771 gr Keausan = % 100 ) ( x a b a (5.1) = % 100 5000 ) 3771 5000 ( x = 24,58 %

Transcript of BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

Page 1: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

32

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS FISIK

1. Keausan Bahan RAP

Pemeriksaan abrasi atau keausan agregat dimaksudkan untuk

mengetahui ketahanan agregat kasar terhadap keausan agregat. Dalam

pemeriksaan agregat RAP ini digunakan tipe B yaitu agregat RAP yang lolos

saringan 19,05 mm tertahan saringan 12,5 mm seberat 2500 gram dan yang lolos

saringan 12,5 mm tertahan saringan 9,5 mm seberat 2500 gram. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Persen Lolos Pengujian Abrasi (Material bahan RAP)

Lolos saringan (mm) Tertahansaringan (mm) Berat benda uji (gr)

19,05 12,5 2500

12,5 9,5 2500

Berat benda uji (a) = 5000 gr

Berat tertahan ayakan No. 12 (b) = 3771 gr

Keausan = %100)(

xa

ba (5.1)

= %1005000

)37715000(x

= 24,58 %

Page 2: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

33

dengan, a = berat benda uji semula (gram)

b = berat benda uji tertahan pada saringan no. 12 (gram)

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai keausan = 24,58 % adalah

sudah memenuhi spesifikasi persyaratan. Nilai spesifikasi maksimal adalah 40%

(AC-WC), namun akan lebih baik lagi nilai abrasinya dengan menggunakan

agregat baru, karena kemungkinan nilai keausannya akan lebih rendah jika

dibandingkan dengan bahan RAP, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Persen Lolos Pengujian Abrasi (Material Agregat Baru)

Lolos saringan (mm) Tertahan saringan (mm) Berat benda uji (gr)

19,05 12,5 2500

12,5 9,5 2500

Berat benda uji (a) = 5000 gr

Berat tertahan ayakan No. 12 (b) = 3812 gr

Keausan = %100)(

xa

ba (5.2)

= %1005000

)38125000(x

= 23,76 %

dengan, a = berat benda uji semula (gram)

b = berat benda uji tertahan pada saringan no. 12 (gram)

Page 3: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

34

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh nilai keausan = 23,76 % adalah sudah

memenuhi spesifikasi persyaratan. Nilai spesifikasi maksimal adalah 40% (AC-

WC), agregat benda uji sudah bisa dipergunakan dilapangan karena mutu agregat

baik. Dapat disimpulkan material RAP dan agregat baru ke duanya masuk

spesifikasi, bahwa nilai keausan maksimal 40% (SNI 2417: 2008).

1. Berat Jenis dan Penyerapan RAP dan agregat baru

Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan dimaksudkan untuk mengetahui

berat jenis bulk, berat jenis kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu

(apparent specific gravity) dan penyerapan.

Hasil Uji berat jenis dapat dilihat pada Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran (1.1-1.6).

Tabel 5.3. Hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan RAP

Keterangan

Pengujian RAP

Satuan

Agregat

kasar

Agregat

medium

Agregat

halus

(10-20 mm) (5-10 mm) (< 5 mm)

Berat Jenis bulk 2,36 1,44 1,63

Berat Jenis SSD 2,39 1,46 1,67

Berat Jenis semu 2,43 1,47 1,69

Penyerapan (absorpsi) 1,27 1,01 2,46 %

(Sumber : Hasil Penelitian)

Tabel 5.4. Hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan Agregat baru

Keterangan

Pengujian Agregat baru

Satuan

Agregat

kasar

Agregat

medium

Agregat

halus

(10-20 mm) (5-10 mm) (< 5 mm)

Berat Jenis bulk 2,48 1,49 1,24

Berat Jenis SSD 2,53 1,51 1,29

Berat Jenis semu 2,59 1,52 1,31

Penyerapan (absorpsi) 1,74 1,21 4,17 %

(Sumber : Hasil Penelitian)

Page 4: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

35

Hasil data pemeriksaan bahwa berat jenis kedua material RAP dan agregat

baru sama-sama masuk spesifikasi. Penyerapan dari RAP dan agregat baru

menunjukkan bahwa material RAP jauh lebih rendah dari pada agregat baru, hal

ini disebabkan karena RAP masih terselimuti oleh aspal dan tidak sepenuhnya

dapat menyerap air dan masuk ke dalam pori agregatnya (SNI 03–1969-1990).

B. Analisis Sifat Adhesi Fisik

Static Immersion Test dan Dynamic Immersion Test.

Pengujian ini dimaksudkan dengan tujuan untuk mengetahui adhesi fisik

dari bahan RAP dan agregat baru. Hasil uji adhesi fisik dapat dilihat pada Tabel

5.5 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.1-2.4.

Tabel 5.5. Hasil Uji Adhesi Fisik RAP dan agregat baru

No Sampel RAP Agregat baru Satuan

1 SIT 1 98 100 %

2 SIT 2 98,545 99,909 %

3 SIT 3 98,909 99,727 %

4 DIT 1 96,454 99,636 %

5 DIT 2 97,909 99,545 %

6 DIT 3 97,727 99,454 %

(Sumber : Hasil Penelitian)

Pengujian Static immersion test dan Dynamic immersion test bahan RAP dan

agregat baru menunjukkan hasil yang baik dalam ikatan aspal, pengujian ini

menunjukkan nilai adhesi yang baik, bisa dilihat dalam pengujian perendaman

dan getaran. Nilai persentase pengujian perendaman dan getaran menunjukkan

hasil yang sedikit berbeda akan tetapi masih masuk spesifikasi. Nilai spesifikasi

kelekatan aspal terhadap agregat minimal 95% (SNI03-2439-1991). Nilai

pengujian perendaman menunjukkan aspal yang terlepas lebih sedikit daripada

pengujian perendaman dan getaran, nilai rata-rata pengujian SIT RAP 98,48%, dan

Agregat baru 99,87%. Nilai rata-rata pengujian DIT RAP 97,36% dan Agregat

baru 99,54%.

Page 5: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

36

C. Analisis Saringan.

Analisa saringan dalam penelitian menggunakan spesifikasi AC-WC sesuai dengan ketentuan bina marga 2010, material yang digunakan adalah

meterial RAP dan agregat baru. Analisa saringan dapat dilihat pada Tabel 5.6 - 5.7. dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.7-1.8.

Tabel 5.6 Analisa Saringan RAP Rekayasa

Ukuran

Saringan

(mm)

Lolos Lolos Lolos

CA (%) MA (%) FA (%) Jumlah

Medium

Spec. Keterangan

F1 F2 F3 Spec.

19 100,00 100 100 27 26 47,00 100,00 100 100 masuk

12.5 65,60 100 100 17,71 26,00 47,00 90,71 95 90-100 masuk

9.5 13,07 95,60 100 3,53 24,86 47,00 75,38 81 72-90 masuk

4.75 7,33 34,60 97,00 1,98 9,00 45,59 56,57 61,5 54-69 masuk

2.36 5,07 23,60 77,20 1,37 6,14 36,28 43,79 46,05 39,1-53 masuk

1.18 3,80 15,10 59,40 1,03 3,93 27,92 32,87 35,8 31,6-40 masuk

0.600 3,40 9,40 44,80 0,92 2,44 21,06 24,42 26,55 23,1-30 masuk

0.300 3,20 5,50 32,00 0,86 1,43 15,04 17,33 18,75 15,5-22 masuk

0.150 2,40 1,70 19,40 0,65 0,44 9,12 10,21 12 9-15 masuk

0.075 1,67 0,20 6,60 0,45 0,05 3,10 3,60 7 4-10 tidak masuk

Pan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 masuk

(Sumber : Hasil penelitian)

Page 6: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

37

Analisa saringan pada Tabel 5.6 dapat dibuat grafik untuk memperjelas dan

dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut :

Gambar 5.1 Grafik Analisa Saringan RAP Rekayasa

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0,01 0,10 1,00 10,00

Lolo

s sa

rin

gan

˰%

Saringan mm

Grafik Gradasi RAP

Spesifikasi Atas

Spesifikasi Bawah

Gradasi RAP Rekayasa

Page 7: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

38

Tabel 5.7 Analisa Saringan Agregat Baru

Ukuran

Saringan

(mm)

Lolos Lolos Lolos

CA (%) MA (%) FA ( %) Jumlah

Medium

Spec.

Keterangan F1 F2 F3 Spec.

19 100,00 100 100 25,5 27,5 47,00 100,00 100 100 masuk

12.5 72,93 96,6 100 18,60 26,57 47,00 92,16 95 90-100 masuk

9.5 20,47 90,60 100 5,22 24,92 47,00 77,13 81 72-90 masuk

4.75 10,13 37,80 98,00 2,58 10,40 46,06 59,04 61,5 54-69 masuk

2.36 9,13 22,80 70,00 2,33 6,27 32,90 41,50 46,05 39,1-53 masuk

1.18 1,83 13,60 71,20 0,47 3,74 33,46 37,67 35,8 31,6-40 masuk

0.600 5,40 7,00 55,60 1,38 1,93 26,13 29,43 26,55 23,1-30 masuk

0.300 3,80 2,70 38,00 0,97 0,74 17,86 19,57 18,75 15,5-22 masuk

0.150 1,67 1,20 22,40 0,43 0,33 10,53 11,28 12 9-15 masuk

0.075 0,67 0,20 9,40 0,17 0,06 4,42 4,64 7 4-10 masuk

Pan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 masuk

(Sumber : Hasil penelitian)

Page 8: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

39

Analisa saringan pada Tabel 5.7 dapat dibuat grafik untuk memperjelas dan dapat

dilihat pada Gambar 5.2 berikut :

Gambar 5.2 Grafik Analisa Saringan Agregat Baru

Hasil dari gradasi RAP rekayasa dari Kabupaten Tegal di Jalur Pantura,

pada grafik mendekati spesifikasi AC-WC. Meskipun tidak 100 % masuk

spesifikasi semua, saringan 0,075 mm tidak masuk spesifikasi. Hasil analisa

saringan dari agregat baru menggunakan spesifikasi AC-WC.

RAP rekayasa merupakan suatu campuran yang didesain untuk pembuatan

campuran, karena penelitian ini menggunakan spesifikasi AC-WC maka campuran

didekatkan ke spesifikasi tersebut.

C. Analisis Kepadatan

1. Kepadatan Bahan RAP

Pemeriksaan kepadatan RAP rekayasa dan agregat baru dilakukan untuk

membandingkan nilai dari bahan RAP dan agregat baru. Bahan perkerasan yang

telah di recycling dari Kabupaten Tegal di Jalur Pantura nilai kepadatan dapat

dilihat pada Tabel 5.8 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

3.1-3.2.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

0,01 0,1 1 10

Lolo

s sa

rin

gan

%

Saringan mm

Gradasi Agregat Baru

Spesifikasi bawah

Gradasi Agregat baru

Page 9: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

40

Tabel 5.8 Kepadatan RAP rekayasa dan Agregat baru.

Kepadatan Kepadatan Kadar air

maksimum optimum

Bahan RAP rekayasa 1,64 gr/cm3 5,1 %

Metode Standard Proctor

Agregat Baru Metode 1,74 gr/cm3 5,6 %

Standard Proctor

(Sumber : Hasil Penelitian)

Pemeriksaan nilai kepadatan material RAP dan agregat baru dapat dilihat pada

Gambar 5.3 dan 5.4 berikut :

Gambar 5. 3 Grafik Kepadatan RAP rekayasa

Z AVL

R² = 0,9184

1,00

1,50

2,00

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0

Ber

at

Volu

me

Ker

ing

(gr/

cm3)

Kadar Air%

Grafik Hubungan Kadar Air Dengan Berat Volume

Kering

(Standard Proctor)

Page 10: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

41

Gambar 5. 4 Grafik Kepadatan Agregat baru

Penelitian pemadatan yang dilakukan mendapatkan nilai kepadatan

maksimum dan kadar air optimum, pemadatan dengan menggunakan metode

Standard proctor. Grafik yang digunakan adalah Polynomial. Dapat

disimpulkan bahwa agregat baru dengan metode Standard proctor mempunyai

nilai kepadatan lebih tinggi dari pada RAP. Hal ini terjadi karena nilai fraksi

halus yang lebih banyak dibanding dengan fraksi kasar, sehingga

penyerapannya air lebih banyak dan rongga pada agregat yang terjadi lebih

kecil. Kepadatan perkerasan berhubungan dengan rongga diantara agregat

maupun rongga dalam campuran, menunjukkan besarnya rongga berhubungan

dengan pengerasan atau nilai penetrasi, makin besar rongga maka makin kecil

nilai penetrasi.

Z AVL R² = 0,9217

1,20

1,40

1,60

1,80

2,00

2,20

0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0

Ber

at

Volu

me

Ker

ing (

gr/

cm3)

Kadar Air %

Grafik Hubungan Kadar Air Dengan Berat

Volume Kering

(Standard Proctor)

Page 11: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

42

E. Analisis Nilai CBR (California Bearing Ratio)

1. Pemeriksaan CBR RAP rekayasa dan agregat baru menggunakan mesin CBR

Pemeriksaan CBR dimaksudkan untuk mengetahui besar nilai CBR yang telah

dilakukan. Pemeriksaan CBR RAP rekayasa dan agregat baru dilakukan tanpa

perendaman (Unsoaked) dapat dilihat pada Gambar 5.5-5.7 dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1-4.2.

Gambar 5.5. Grafik CBR RAP Unsoaked 10 Pukulan

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

GRAFIK CBR

Page 12: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

43

Gambar 5.6. Grafik CBR RAP Unsoaked 35 Pukulan

Gambar 5.7. Grafik CBR RAP Unsoaked 65 Pukulan

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

GRAFIK CBR

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

-0,1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

GRAFIK CBR

Page 13: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

44

Pemeriksaan CBR Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked)

dapat dilihat pada Gambar 5.8 - 5.10.

Gambar 5.8 Grafik CBR Agregat baru Unsoaked 10 Pukulan

Gambar 5.9 Grafik CBR Agregat baru Unsoaked 35 Pukulan

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(l

b)

Penurunan (inchi)

GRAFIK CBR

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

2600

2800

3000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

GRAFIK CBR

Page 14: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

45

Gambar 5.10 Grafik CBR Agregat baru Unsoaked 65 Pukulan

Pemeriksaan CBR RAP rekayasa dan agregat baru dilakukan tanpa perendaman

(Unsoaked) dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5. 9 nilai CBR RAP rekayasa dan agregat baru menggunakan mesin CBR

Jumlah Pukulan Nilai CBR RAP Nilai CBR Agregat baru

10 Pukulan 11,667 33

35 Pukulan 28,167 37,367

65 Pukulan 32,067 78,5

(Sumber : Hasil Penelitian)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

2600

2800

3000

3200

3400

3600

3800

4000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

GRAFIK CBR

Page 15: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

46

Nilai CBR dibuat grafik agar lebih jelas dalam menyimpulkan, dapat dilihat

pada Gambar 5.11.

Gambar 5.11. Grafik CBR menggunakan mesin CBR untuk bahan RAP rekayasa dan

agregat baru.

Pemeriksaan test CBR dilakukan tanpa perendaman. Berdasarkan data

yang didapat dari pengujian test CBR di laboratorium Universitas

Muhammadiyah Surakarta diperoleh hasil seperti Tabel 5.9. Tabel tersebut

menyatakan nilai CBR tanpa perendaman RAP dan agregat baru menunjukan

bahwa semakin banyak pukulan yang diperoleh menunjukkan nilai semakin

besar. Nilai RAP pada 10 pukulan mengalami peningkatan yang signifikan ke

35 pukulan, akan tetapi nilai peningkatan ke 65 pukulan tidak terlalu

signifikan. Nilai pada agregat baru menunjukkan bahwa nilai 10 pukulan tidak

terlalu signifikan ke 35 pukulan, akan tetapi nilai ke 65 pukulan mengalami

kenaikan yang signifikan. Hal ini terjadi karena yang dipadatkan dengan

metode pemadatan modified proctor masih mempunyai pori-pori meskipun

sudah dipadatkan dalam mold, nilai dari material RAP rekayasa tersebut rendah

dikarenakan umur material yang sudah lama dan kualitas material rendah. Nilai

dari agregat baru lebih tinggi dikarenakan dari material, bahwa material sangat

mempengaruhi nilai daya dukung. Nilai CBR yang dipakai adalah yang

terbesar, baik itu pada penetrasi 0,1” maupun 0,2”.

11,44

28,16

32,06

33 37,36

78,5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0 35 70

Nil

ai

CB

R

Jumlah pukulan

Bahan RAP

Agregat baru

Page 16: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

47

2. Pemeriksaan CBR menggunakan mesin UTM (Universal Testing Machine)

Pemeriksaan CBR RAP rekayasa dan agregat baru menggunakan mesin UTM

Pemeriksaan UTM dimaksudkan untuk mengetahui besar nilai UTM yang telah

dilakukan. Pemeriksaan UTM RAP rekayasa dan Agregat baru dilakukan tanpa

perendaman (Unsoaked) dapat dilihat pada Gambar 5.12 - 5.14. dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.3-4.4.

Gambar 5.12 Grafik CBR RAP Unsoaked 10 Pukulan

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

Page 17: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

48

Gambar 5.13 Grafik CBR RAP Unsoaked 35 Pukulan

Gambar 5.14 Grafik CBR RAP Unsoaked 65 Pukulan

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

Page 18: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

49

Nilai test UTM semakin banyak pukulan menunjukkan nilai semakin

besar. Bahan RAP menunjukan nilai yang meningkat pada setiap pukulan hal

ini terjadi karena adanya kepadatan pada material begitu juga dengan agregat

baru.

Pemeriksaan UTM Agregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked)

dapat dilihat pada Gambar 5.15 - 5.17.

Gambar 5.15 Grafik CBR agregat baru unsoaked 10 pukulan

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

Page 19: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

50

Gambar 5.16 Grafik CBR agregat baru unsoaked 35 pukulan

Gambar 5.17 Grafik CBR agregat baru unsoaked 65 pukulan.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

2600

2800

3000

3200

3400

3600

3800

4000

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

Beb

an

(lb

)

Penurunan (inchi)

Page 20: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

51

Tabel 5. 10 nilai CBR RAP rekayasa dan agregat baru Unsoaked menggunakan

mesin UTM

Jumlah Pukulan Nilai UTM RAP Nilai UTM Agregat baru

10 Pukulan 11,4 27,5

35 Pukulan 28,83 32,16

65 Pukulan 33,5 59,96

(Sumber : Hasil Penelitian)

Nilai CBR dibuat grafik agar lebih jelas dalam menyimpulkan dan dapat

dilihat pada Gambar 5.18.

Gambar 5.18 Grafik CBR menggunakan mesin UTM RAP rekayasa dan

agregat baru.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil seperti Tabel

5.10 dapat disimpulkan nilai dari UTM tanpa perendaman RAP rekayasa dan

Agregat baru menunjukan hasil yang berbeda, nilai RAP pada 10 pukulan

mengalami peningkatan yang cukup signifikan ke 35 pukulan, akan tetapi nilai

dari 35 pukulan ke 65 pukulan tidak terlalu signifikan. Nilai agregat baru pada

10 pukulan tidak terlalu signifikan ke 35 pukulan, akan tetapi nilai ke 65

pukulan mengalami kenaikan yang signifikan, kedua material mengalami

peningkatan pada setiap jumlah pukulan, pemeriksaan test CBR baik

11,4

28,83

33,5

27,5

32,16

59,96

0

10

20

30

40

50

60

70

0 35 70

Nil

ai

CB

R

Jumlah pukulan

Bahan RAP

Agregat baru

Page 21: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

52

menggunakan mesin CBR dan mesin UTM sama-sama mempunyai nilai yang

hampir sama pada pengujian tersebut. Nilai material RAP lebih rendah dari

agregat baru, bahwa material RAP merupakan suatu limbah perkerasan dan

menunjukkan kualitas material yang kurang bagus, sehingga daya dukung dan

ketahanan deformasinya rendah dibanding dengan material agregat baru.

Nilai UTM yang dipakai adalah yang terbesar, baik itu pada penetrasi 0,1”

maupun 0,2”.

F. Analisis Ketahanan Deformasi (Deformation)

1. Pemeriksaan Deformasi RAP Rekayasa dan Agregat Baru Menggunakan Mesin

CBR

Pemeriksaan deformasi dimaksudkan untuk mengetahui besar nilai kritis

pada benda uji yang telah dilakukan. Pemeriksaan deformasi menggunakan mesin

CBR RAP rekayasa dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked)

dapat dilihat pada Gambar 5.19-5.21 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 5.1-5.2.

Gambar 5.19 Grafik Deformasi mesin CBR RAP unsoaked 10 pukulan

270

0,15

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

10,000 100,000 1000,000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Page 22: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

53

Gambar 5.20 Grafik Deformasi mesin CBR RAP unsoaked 35 pukulan

Gambar 5.21 Grafik Deformasi mesin CBR RAP unsoaked 65 Pukulan.

500

0,09

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

10 100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

650

0,1

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

10 100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Page 23: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

54

Pemeriksaan deformasi CBR Agregat baru dilakukan tanpa perendaman

(Unsoaked) dapat dilihat pada Gambar 5.22-5.24.

Gambar 5.22 Grafik Deformasi mesin CBR agregat baru unsoaked 10 pukulan

Gambar 5.23 Grafik Deformasi mesin CBR agregat baru unsoaked 35 pukulan

800

0,08

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

10 100 1000 10000

Pen

uru

nan

(In

chi)

Beban (lb)

600

0,06

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

10 100 1000 10000

Pen

uru

nan

(In

chi)

Beban (lb)

Page 24: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

55

Gambar 5.24 Grafik Deformasi mesin CBR agregat baru unsoaked 65 pukulan.

Gambar 5.25 Grafik Deformasi mesin CBR material RAP rekayasa unsoaked

1700

0,06

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

10 100 1000 10000

Pen

uru

nan

(In

chi)

Beban (lb)

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1,0

0 500 1000 1500 2000 2500

Pen

uru

nan

(In

chi)

Beban (lb)

65 Pukulan

35 Pukulan

10 Pukulan

Page 25: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

56

Gambar 5.26 Grafik Deformasi mesin CBR material Agregat baru unsoaked

Pemeriksaan deformasi menggunakan mesin CBR material RAP rekayasa

dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked) dapat dilihat pada

Tabel 5.11.

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0 1000 2000 3000 4000

Pen

uru

nan

(In

chi)

Beban (lb)

65 Pukulan

35 Pukulan

10 Pukulan

Page 26: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

57

(Sumber : Hasil Penelitian)

Tabel 5.11 Deformasi RAP rekayasa dan agregat baru

menggunakan mesin CBR.

Sampel

RAP Agregat baru

Titik kritis Sebelum kritis Sesudah kritis Titik kritis Sebelum kritis Sesudah kritis

(in/lb/in2) (in/lb/in

2) (in/lb/in

2) (in/lb/in

2)

10 Pukulan 0,15 inchi (270lb)

0,06 0,07 0,08 inchi (800lb) 0,005 0,056

35 Pukulan 0,09 inchi (500lb)

0,02 0,03 0,06 inchi (600lb) 0,0087 0,02

65Pukulan 0,10 inchi (650lb)

0,028 0,032 0,06 inchi (1700lb) 0,033 0,035

Page 27: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

58

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil seperti Tabel

5.11 dapat disimpulkan nilai deformasi CBR tanpa perendaman material RAP

rekayasa dan Agregat baru menunjukan hasil yang berbeda. Deformasi agregat

baru mempunyai kualitas baik, dapat dilihat pada pembebanan yang terjadi

dengan penurunan, nilai tersebut menunjukkan bahwa ketahanan dalam

mempertahankan material baik. Deformasi pada material RAP mengalami

perubahan yang cukup signifikan, karena pada setiap pukulan mengalami

penurunan yang derastis. Nilai penurunan 10 pukulan material RAP 0,15 inchi

dengan beban 270 lb dan agregat baru nilai penurunan 0,08 inchi dengan beban

800 lb. Nilai penurunan material RAP 35 pukulan 0,09 inchi dengan beban 500 lb

dan agregat baru nilai penurunan 0,06 dengan beban 600 lb. Nilai penurunan 65

pukulan material RAP 0,1 inchi dengan beban 650 lb dan agregat baru nilai

penurunan 0,06 inchi dengan beban 1700 lb. Perbedaan yang signifikan antara

material RAP dan agregat baru menunjukkan bahwa material RAP untuk nilai

deformasi mempunyai kualitas rendah, umur material dan suatu limbah daur ulang

mempengaruhi kualitas. Material dipadatkan dengan metode pemadatan modified

proctor.

Pemeriksaan deformasi titik kritis menggunakan mesin CBR RAP rekayasa

dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked) dapat dilihat pada

Gambar 5.27-5.28.

Page 28: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

59

Gambar 5.27 Grafik titik kritis penurunan menggunakan mesin CBR material

RAP dan Agregat baru unsoaked.

Gambar 5.28 Grafik titik kritis beban menggunakan mesin CBR material RAP

dan Agregat baru unsoaked.

0,15

0,08 0,09

0,06

0,1

0,06

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

0,14

0,16

Titik Kritis alat CBR

Penurunan (RAP)

Penurunan (Agregat baru)

Penurunan (RAP)

Penurunan (Agregat baru)

Penurunan (RAP)

Penurunan (Agregat baru)

270

800

500 600 650

1700

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Titik kritis alat CBR

Beban (RAP)

Beban (Agregat baru)

Beban (RAP)

Beban (Agregat baru)

Beban (RAP)

Beban (Agregat baru)

Page 29: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

60

Pemeriksaan nilai slope deformasi menggunakan mesin CBR material

RAP rekayasa dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked) dapat

dilihat pada Gambar 5.29-5.30.

Gambar 5.29 Grafik slope deformasi menggunakan mesin CBR material RAP

unsoaked.

Gambar 5.30 Grafik slope deformasi menggunakan mesin CBR material

Agregat baru unsoaked.

0,06

0,07

0,02

0,03 0,028 0,032

0

0,01

0,02

0,03

0,04

0,05

0,06

0,07

0,08

Nilai slope deformasi RAP alat CBR

Sebelum kritis (RAP)

Sesudah kritis (RAP)

Sebelum kritis (RAP)

Sesudah kritis (RAP)

Sebelum kritis (RAP)

Sesudah kritis (RAP)

0,005

0,056

0,0087

0,02

0,033 0,035

0

0,01

0,02

0,03

0,04

0,05

0,06

Nilai slope deformasi agregat baru alat CBR

Sebelum kritis (Agregat baru)

Sesudah kritis (Agregat baru)

Sebelum kritis (Agregat baru)

Sesudah kritis (Agregat baru)

Sebelum kritis (Agregat baru)

Sesudah kritis (Agregat baru)

Page 30: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

61

2. Pemeriksaan Deformasi RAP Rekayasa dan Agregat Baru Menggunakan Mesin

UTM

Pemeriksaan deformasi UTM dimaksudkan untuk mengetahui besar nilai

keruntuhan pada benda uji yang telah dilakukan. Pemeriksaan deformasi UTM

RAP rekayasa dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked)

Pemeriksaan dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked) dapat dilihat pada Gambar

5.31-5.33 dan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.3-5.4.

Gambar 5.31 Grafik Deformasi mesin UTM RAP unsoaked 10 pukulan

2100

0,55

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

1,8

2,0

2,2

2,4

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Page 31: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

62

Gambar 5.32 Grafik Deformasi mesin UTM RAP unsoaked 35 pukulan

Gambar 5.33 Grafik Deformasi mesin UTM RAP unsoaked 65 pukulan

1450

0,35

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

1200

0,27

-0,2

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Page 32: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

63

Pemeriksaan deformasi UTM Agregat baru dilakukan tanpa perendaman

(Unsoaked) dapat dilihat pada Gambar 5.34-5.36.

Gambar 5.34 Grafik Deformasi Alat UTM Agregat baru Unsoaked 10 Pukulan

1200

0,33

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Page 33: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

64

Gambar 5.35 Grafik Deformasi mesin UTM agregat baru unsoaked 35 pukulan

Gambar 5.36 Grafik Deformasi mesin UTM agregat baru unsoaked 65 pukulan

950

0,25

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1,0

100 1000 10000

pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

940

0,12

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Page 34: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

65

Gambar 5.37 Grafik Deformasi mesin UTM material RAP unsoaked

Gambar 5.38 Grafik Deformasi mesin UTM material agregat baru unsoake

Pemeriksaan deformasi menggunakan mesin UTM material RAP rekayasa

dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked) dapat dilihat pada

Tabel5.12.

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

0 2000 4000 6000 8000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

65 Pukulan

35 Pukulan

10 Pukulan

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

0 2000 4000 6000 8000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

65 Pukulan

35 Pukulan

10 Pukulan

Page 35: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

66

(Sumber : Hasil Penelitian)

Tabel 5.12 Deformasi RAP rekayasa dan agregat baru

menggunakan mesin UTM.

Sampel

RAP Agregat baru

Titik kritis Sebelum kritis Sesudah kritis Titik kritis Sebelum kritis Sesudah kritis

(in/lb/in2) (in/lb/in

2) (in/lb/in

2) (in/lb/in

2)

10 Pukulan 0,55 inchi (2100lb) 0,01 0,013 0,33 inchi (1200lb) 0,016 0,021

35 Pukulan 0,35 inchi (1450lb) 0,013 0,022 0,25 inchi (950lb) 0,018 0,031

65Pukulan 0,27 inchi (1200lb) 0,028 0,035 0,12 inchi (940lb) 0,017 0,033

Page 36: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

67

Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil dapat disimpulkan nilai

deformasi UTM tanpa perendaman material RAP rekayasa dan agregat baru

menunjukan hasil yang berbeda. Deformasi agregat baru mempunyai kualitas

baik dengan penurunan dan beban yang terjadi tidak terlalu signifikan, akan

tetapi untuk deformasi RAP rekayasa mengalami penurunan yang signifikan

dengan beban yang kecil. Nilai penurunan pada 10 pukulan material RAP 0,55

inchi dengan beban 2100 lb dan nilai penurunan pada 10 pukulan agregat baru

0,33 inchi dengan beban 1200 lb. Nilai penurunan pada 35 pukulan material

RAP 0,35 inchi dengan beban 1450 lb dan nilai penurunan pada 35 pukulan

agregat baru 0,25 inchi dengan beban 950 lb. Nilai penurunan pada 65 pukulan

material RAP 0,27 inchi dengan beban 1200 lb dan nilai penurunan pada 65

pukulan agregat baru 0,12 inchi dengan beban 1000 lb. Hal ini terjadi karena

dari kualitas material yang berbeda. Material dipadatkan dengan metode

pemadatan modified proctor dan nilai material RAP rekayasa mempunyai

kualitas yang kurang baik sehingga nilai dari deformasinya rendah.

Gambar 5.39 Grafik titik kritis penurunan menggunakan mesin UTM material

RAP dan Agregat baru unsoaked.

0,55

0,33 0,35

0,25 0,27

0,12

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

Titik Kritis alat UTM

Penurunan (RAP)

Penurunan (Agregat baru)

Penurunan (RAP)

Penurunan (Agregat baru)

Penurunan (RAP)

Penurunan (Agregat baru)

Page 37: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

68

Gambar 5.40 Grafik titik kritis beban menggunakan mesin UTM material RAP

dan Agregat baru unsoaked.

Pemeriksaan nilai slope deformasi menggunakan mesin UTM material

RAP rekayasa dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman (Unsoaked) dapat

dilihat pada Gambar 5.41-5.42.

Gambar 5.41 Grafik slope deformasi menggunakan mesin UTM material RAP

unsoaked.

2100

1200

1450

950

1200

1000

0

500

1000

1500

2000

2500

Titik kritis alat UTM

Beban (RAP)

Beban (Agregat baru)

Beban (RAP)

Beban (Agregat baru)

Beban (RAP)

Beban (Agregat baru)

0,01 0,013

0,013

0,022

0,028

0,035

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

Nilai slope deformasi RAP alat UTM

Sebelum kritis (RAP)

Sesudah kritis (RAP)

Sebelum kritis (RAP)

Sesudah kritis (RAP)

Sebelum kritis (RAP)

Sesudah kritis (RAP)

Page 38: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

69

Gambar 5.42 Grafik slope deformasi menggunakan mesin UTM material Agregat

baru unsoaked.

Perbandingan grafik deformasi pada setiap pukulan menggunakan mesin

CBR material RAP rekayasa dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman

(Unsoaked) dapat dilihat pada Gambar 5.43-5.45.

Gambar 5.43 Grafik Deformasi mesin CBR material RAP dan agregat baru 10

pukulan unsoaked

0,016

0,021

0,018

0,031

0,017

0,033

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

Nilai slope deformasi agregat baru alat UTM

Sebelum kritis (Agregat baru)

Sesudah kritis (Agregat baru)

Sebelum kritis (agregat baru)

Sesudah kritis (Agregat baru)

Sebelum kritis (Agregat baru)

Sesudah kritis (Agregat baru)

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

10 100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Deformasi mesin CBR Agg baru

Deformasi mesin CBR RAP

Page 39: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

70

Gambar 5.44 Grafik Deformasi mesin CBR material RAP dan agregat baru 35

pukulan unsoaked

Gambar 5.45 Grafik Deformasi mesin CBR material RAP dan agregat baru 65

pukulan unsoaked

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

10 100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Deformasi mesin CBR agg baru

Deformasi mesin CBR RAP

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Deformasi mesin CBR agg baru

Deformasi mesin CBR RAP

Page 40: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

71

Perbandingan grafik deformasi pada setiap pukulan menggunakan mesin

UTM material RAP rekayasa dan Aggregat baru dilakukan tanpa perendaman

(Unsoaked) dapat dilihat pada Gambar 5.46-5.48.

Gambar 5.46 Grafik Deformasi mesin UTM material RAP dan agregat baru 10

pukulan unsoaked

Gambar 5.47 Grafik Deformasi mesin UTM material RAP dan agregat baru 35

pukulan unsoaked

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

100 1.000 10.000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Deformasi mesin UTM agg baru

Deformasi mesin UTM RAP

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

beban (lb)

Deformasi mesin UTM agg baru

Deformasi mesin UTM RAP

Page 41: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FISIK ...

72

Gambar 5.48 Grafik Deformasi mesin UTM material RAP dan agregat baru 65

pukulan Unsoaked

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

100 1000 10000

Pen

uru

nan

(in

chi)

Beban (lb)

Deformasi mesin UTM agg baru

Deformasi mesin UTM RAP