Bab v Hasil Dan Pembahasan

33
5- 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Pemetaan Bidang Diskontinu Pemetaan bidang diskontinu yang dilakukan berupa pengukuran pada cross cut level 4 pada kedalaman a. Data topografi diperoleh dari hasil pengukuran topografi oleh perusahaan. b. Data batas kuasa pertambangan dan situasi wilayah didapatkan dari perusahaan. Peta topografi dan batas konsesi tambang dapat dilihat pada gambar 5.1. c. Kondisi endapan batubara diperoleh dari permodelan berdasarkan data log bor yang diproses dengan menggunakan software Minescape. Ada dua lapisan batubara di pit BRE Seam AB yaitu seam A dan seam B. Seam A dibagi menjadi dua seam yaitu seam A1 (upper) dan seam A2 (lower) dengan ketebalan masing- masing ± 18 meter dan ± 22 meter, kedua seam dibatasi oleh material lempung (clayband) setebal ±10 m.Ketebalan rata-rata seam B ± 9 meter. Peta kontur roof seam A1, seam A2, dan seam B dapat dilihat pada lampiran A. d. Lereng pit dan disposal mengacu pada arahan perusahaan. Single slope (kemiringan lereng tunggal) pada side dan high wall 55 o , sudut Low wall 26 o dengan tinggi jenjang 10 meter dan lebar safety berm 2.5 m. e. Stripping Ratio ekonomis yang diterapkan di KPP saat ini adalah ± 3. f. Densitas batubara yang digunakan adalah ±1,3 g/cm 3 . g. Target produksi batubara mengacu pada arahan perusahaan

description

Hasil

Transcript of Bab v Hasil Dan Pembahasan

Page 1: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-1

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Pemetaan Bidang Diskontinu

Pemetaan bidang diskontinu yang dilakukan berupa pengukuran pada cross

cut level 4 pada kedalaman

a. Data topografi diperoleh dari hasil pengukuran topografi oleh perusahaan.

b. Data batas kuasa pertambangan dan situasi wilayah didapatkan dari

perusahaan. Peta topografi dan batas konsesi tambang dapat dilihat pada

gambar 5.1.

c. Kondisi endapan batubara diperoleh dari permodelan berdasarkan data log

bor yang diproses dengan menggunakan software Minescape. Ada dua

lapisan batubara di pit BRE Seam AB yaitu seam A dan seam B. Seam A

dibagi menjadi dua seam yaitu seam A1 (upper) dan seam A2 (lower) dengan

ketebalan masing- masing ± 18 meter dan ± 22 meter, kedua seam dibatasi

oleh material lempung (clayband) setebal ±10 m.Ketebalan rata-rata seam B

± 9 meter. Peta kontur roof seam A1, seam A2, dan seam B dapat dilihat

pada lampiran A.

d. Lereng pit dan disposal mengacu pada arahan perusahaan. Single slope

(kemiringan lereng tunggal) pada side dan high wall 55o

, sudut Low wall 26o

dengan tinggi jenjang 10 meter dan lebar safety berm 2.5 m.

e. Stripping Ratio ekonomis yang diterapkan di KPP saat ini adalah ± 3.

f. Densitas batubara yang digunakan adalah ±1,3 g/cm3.

g. Target produksi batubara mengacu pada arahan perusahaan yaitu 120.000

ton/bulan.

h. Data peralatan yang tersedia di perusahaan terdapat di Lampiran D.

i. Data swell factor yang digunakan adalah 0,8 untuk OB.

Page 2: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-2

Page 3: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-3

5.2. Analisa Data

Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan pit

menghitung volume per blok penambangan yaitu :

limit dan

a. Peta topografi, batas KP, situasi wilayah dan kontur struktur digambarkan

pada suatu peta.

b. Menentukan Pit Limit berdasarkan batas subcrop dan target floor batubara

yang diambil.

c. Geometri lereng tambang pit BRE Seam AB mengacu pada rekomendasi

dari Engineering Department PT Kalimantan Prima Persada. Single slope

(kemiringan lereng tunggal) pada side dan high wall 55o dengan tinggi

jenjang 10 meter, sudut Low wall mengikuti dip batubara. Lebar safety berm

2 m.

Gambar 5.2.Penampang Dimensi Jenjang Pit BRE Seam A & B

d. Volume OB dan ton batubara dihitung masing-masing untuk menghitung nilai

SR.

e. Umur tambang diperoleh dari perbandingan jumlah cadangan batubara

dengan target produksi. Target produksi batubara adalah ±120 ribu

ton/bulan. Kemudian ditentukan waktu dan target penggalian 3 bulanan.

f. Batas-batas penambangan yang diperoleh dari dimensi tambang yang

meliputi lebar, panjang, kedalaman, luas pit, serta geometri lereng tambang

digambarkan pada peta.

g. Pit dibagi ke dalam dimensi yang lebih kecil untuk memudahkan perhitungan

tahapan penambangan. Dimensi blok penambangan dalam penelitian ini

dapat diilihat pada gambar 5.4.

Page 4: Bab v Hasil Dan Pembahasan

Gambar 5.3.Penampang Horizontal Blok Penambangan Pit BRE Seam A & B

Gambar 5.4.Dimensi Blok Penambangan

h. Blok-blok direncanakan waktu penambangannya untuk mencapai target

produksi bulanan yang telah dibuat pada poin g dengan memperhatikan nilai

SR.

i. Keperluan alat gali muat dan alat angkut ditentukan untuk memenuhi target

produksi. Rencana jam kerja efektif, data jenis alat, jumlah alat, dan

produktivitas alat gali muat diambil dari data yang dimiliki perusahaan.

Keperluan alat angkut dihitung dengan mempertimbangkan jarak angkut.

Data-data dan perhitungan keperluan alat terlampir pada lampiran D.

Page 5: Bab v Hasil Dan Pembahasan

j. Volume berai OB dihitung. Kemudian dirancang tempat penimbunan dengan

geometri lereng sebagaimana tampak pada gambar 5.5.

Gambar 5.5.Sketsa Geometri Lereng Timbunan

k. Rencana bentuk permukaan setelah penambangan selesai digambarkan

dalam peta topografi akhir.

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk gambar dan tabel, yang terdiri

atas peta desain tambang, tabel cadangan tertambang, grafik perbandingan

rencana pengupasan OB dan batubara, peta dan tabel tahapan penambangan,

tabel keperluan alat gali muat dan alat angkut, Tabel volume OB serta kapasitas

masing-masing timbunan, dan peta desain disposal timbunan.

a. Nilai SR yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 1,93; 2,5 dan 3,03. Peta

desain tambang dapat dilihat pada gambar 5.6, gambar 5.7, dan gambar

5.8..

Page 6: Bab v Hasil Dan Pembahasan

Gambar 5.6.Peta Desain Pit BRE Seam A dan B dengan SR 1,93

Page 7: Bab v Hasil Dan Pembahasan

Gambar 5.7.Peta Desain Pit BRE Seam A dan B dengan SR 2,5

Page 8: Bab v Hasil Dan Pembahasan

Gambar 5.8.Peta Desain Pit BRE Seam A dan B dengan SR 3,03

Page 9: Bab v Hasil Dan Pembahasan

Prod

uksi

b. Hasil perhitungan cadangan tertambang dan perkiraan umur tambang

dengan tiap-tiap SR dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.Hasil Perhitungan Cadangan Tertambang Pit BRE seam A dan B

No. Stripping Ratio 1,93 2,5 3,03

1 Ton Batubara (ton) 7.504.429 8.667.420 13.664.254

2 Volume Overburden (bcm) 14.500.617 21.423.106 41.454.664

3 Target Produksi Batubara 120.000 ton/bulan 120.000 ton/bulan 120.000 ton/bulan

4 Target Pengupasan Overburden 240.000 bcm/bulan 300.000 bcm/bulan 365.000 bcm/bulan

5 Umur Pit ± 6 tahun ± 6,5 tahun ± 10,5 tahun

Keterangan : Umur Pit didapatkan dari penjadwalan produksi (lampiran C)

c. Perbandingan target pengupasan OB dan batubara bulanan tiap-tiap SR

dapat dilihat pada gambar 5.9, gambar 5.10, dan gambar 5.11. Target

produksi bulanan dapat pula dilihat pada lampiran C.

800000

700000

600000

500000

400000

300000

200000

100000

0

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

Simbol Triwulan

Overburden (bcm) Batubara (ton)

Gambar 5.9.Grafik Perbandingan Target Pengupasan OB dan Produksi Batubara dengan

SR 1,93

Page 10: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-10

Prod

uksi

1000000

900000

800000

700000

600000

500000

400000

300000

200000

100000

0

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Simbol Triwulan

Overburden (bcm) Batubara (ton)

Gambar 5.10.Grafik Perbandingan Target Pengupasan OB dan Produksi Batubara dengan SR 2,5

Page 11: Bab v Hasil Dan Pembahasan

Prod

uksi

A B C D E F G

H I J K L M N

O P Q R S T U V W X Y Z

AA

AB

AC

AD

AE

AF

AG

AH

AJ

AK

AL

AM

AN

AO

AP

AQ

5-11

1400000

1200000

1000000

800000

600000

400000

200000

0

Simbol Triwulan

Overburden (bcm) Batubara (ton)

Gambar 5.11.Grafik Perbandingan Target Pengupasan OB dan Produksi Batubara dengan SR 3,03

Page 12: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-12

d. Tahapan penambangan tampak atas tiap SR dapat dilihat pada gambar 5.12,

5.13, dan 5.14. Penyesuaian target produksi dengan penjadwalan produksi,

keterangan penjadwalan produksi, serta penyesuaian penjadwalan produksi

dengan tahapan penambangan untuk masing-masing design pit dapat dilihat

pada Lampiran C.

Page 13: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-13

Page 14: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-14

Page 15: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-15

Page 16: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-16

e. Keperluan alat gali muat dan alat angkut dapat dilihat pada tabel 5.2.. Hasil

perhitungan keperluan alat dapat dilihat pada lampiran D.

Tabel 5.2.Keperluan Alat Gali-Muat dan Alat Angkut

MaterialAlat Gali-Muat Jumlah Alat Gali-Muat Alat Angkut Jumlah Alat Angkut

Jarak (km)Tipe SR 1,93 SR 2,5 SR 3 Tipe SR 1,93 SR 2,5 SR 3

OB PC1250 1 1 1 HD465 5-6 6-8 5-8 1-2PC750 1 1 2 HD465 3-5 4-7 7-9 1-2

Batubara PC300 2 2 2 FM260 16-21 16-21 16-21 5-7

f. Volume OB yang harus dipindahkan serta kapasitas penimbunannya dapat

dilihat pada tabel 5.3. Perhitungan kapasitas timbunan terlampir pada

Lampiran E

Tabel 5.3.Penempatan Timbunan Overburden dan Kapasitasnya

g. Peta desain timbunan untuk masing-masing SR terdapat pada gambar 5.15,

gambar 5.16, dan gambar 5.17.

h. Peta kontur akhir masing-masing SR dapat dilihat pada gambar 5.18,

gambar 5.19, dan gambar 5.20

Page 17: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-17

Page 18: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-18

Page 19: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-19

Page 20: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-20

Page 21: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-21

Page 22: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-22

Page 23: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-23

5.3. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh rancangan pit dengan

bermacam nilai SR yaitu 1,93; 2,5; dan 3. Luas bukaan dan batas penambangan

SR 1,93 adalah 38,5 ha dengan elevasi terendah -50 mdpal. Jika SR 2,5 adalah

35 ha dengan elevasi terendah -70 mdpal. Jika SR 3,03 adalah 48,8 ha dengan

elevasi terendah -120 mdpal.

Cadangan batubara tertambang dengan SR 1,93; 2,5; dan 3,03 berturut-

turut adalah 7.504.428,81 ton; 8.668.855 ton; dan 13.664.254 ton. Volume OB

dengan nilai SR 1,93; 2,5; dan 3,03 masing-masing adalah 14.500.616,68 BCM;

21.572.123 BCM; dan 41.454.664 BCM.

Penambangan direncanakan dimulai pada saat pit BRE seam E,F, & G

selesai ditambang yaitu pada bulan April 2011. Target produksi batubara adalah

120.000 ton/bulan. Umur pit direncanakan berumur 6 tahun dengan SR 1,93; 6,5

tahun dengan SR 2,5; dan 10,5 tahun dengan SR 3,03.

Arah tahapan penambangan dari timur laut ke barat daya. Bulan pertama

penggalian dilakukan di sekitar batas singkapan di bagian utara. Pada bulan-

bulan selanjutnya dilakukan penambangan pada strip (searah kemiringan

batubara) dan blok (searah strike) berikutnya sehingga luas dan kedalaman pit

semakin bertambah. Demikian seterusnya hingga mencapai pit limit.

Keperluan alat gali-muat untuk batubara adalah 1 unit Backhoe Komatsu

PC300 berpasangan dengan alat angkut 16-21 unit dump truck Hino FM260. Alat

muat OB adalah Backhoe Komatsu PC1250 dan PC750 yang berpasangan

dengan alat angkut off-highway dump truck Komatsu HD465. Jumlah alat

disesuaikan dengan target pembongkaran OB perbulan.

Opsi lokasi disposal disebelah timur tidak bisa dilaksanakan karena

terbatas wilayah batas konsesi tambang, sedangkan untuk wilayah disekitar arah

kemiringan batubara (down dip) sebaiknya dilakukan karena suatu saat batubara

pada daerah tersebut bisa saja masih bernilai ekonomis untuk ditambang. Opsi

lokasi disposal yang dapat dilakukan adalah dengan backfilling terhadap pit yang

sudah ditambang yaitu pit BRE seam E, F, & G. Dengan dilakukannya backfilling

pada pit BRE seam E, F, & G maka lubang bukaan (void) pada pit tersebut

dapat berkurang dan sebagian overburden hasil penambangan pit seam A & B

dapat ditangani. Penampang vertical dari inpitdump pit BRE seam A & B untuk

masing-masing nilai SR dan Backfilling pit BRE seam E,F,& G dapat dilihat pada

Page 24: Bab v Hasil Dan Pembahasan

5-24

lampiran E. Di lokasi ini dapat menampung volume OB sebesar 13.201.810,84

lcm, sedangkan untuk sisa overburden memakai sistem inpit dump pada pit BRE

seam A & B. Terdapat sisa lubang bukaan pada bagian selatan pit saat akhir

penambangan. Semakin tinggi nilai SR, kapasitas inpit dump dan luas sisa

lubang bukaan semakin besar.

Untuk SR 3,03, sisa OB yang tidak tertampung pada Backfilling pit BRE

seam E, F, & G dan inpit dump pit BRE seam A & B disarankan penempatannya

di sebelah Timur pit BRE seam A & B atau berlawanan arah dengan kemiringan

batubara (up dip) sehingga tidak mengganggu apabila ada perluasan pit BRE

seam A & B.