BAB Pendahuluan.docx

15
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur semoga selalu tercurahkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah dapat terselesaikan makalah ini. Makalah di buat atas bimbingan dari dosen pengajar mata kuliah,dengan waktu yang telah di tentukan demi terlaksana nya proses pembelajaran yang di harapkan agar mampu menunjang prestasi kita selaku Mahasiswa yang nanti nya sangat di harapkan menjadi penerus generasi yang berwawasan luas. Semoga dapat bermanfaat dan memotifasi kita agar lebih meningkat kan prestasi belajar yang baik Kami akui bahwa pada makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Karena itu, kepada para pembaca kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di perlukan demi kesempurnaan makalah ini, agar kedepannya lebih baik dan besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Palangka Raya, Juni 2012 Penyusun

Transcript of BAB Pendahuluan.docx

Page 1: BAB Pendahuluan.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur semoga selalu tercurahkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah dapat terselesaikan makalah ini. Makalah di buat atas bimbingan dari dosen pengajar mata kuliah,dengan waktu yang telah di tentukan demi terlaksana nya proses pembelajaran yang di harapkan agar mampu menunjang prestasi kita selaku Mahasiswa yang nanti nya sangat di harapkan menjadi penerus generasi yang berwawasan luas. Semoga dapat bermanfaat dan memotifasi kita agar lebih meningkat kan prestasi belajar yang baik

Kami akui bahwa pada makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Karena itu, kepada para pembaca kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di perlukan demi kesempurnaan makalah ini, agar kedepannya lebih baik dan besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, Juni 2012

Penyusun

Page 2: BAB Pendahuluan.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………... i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang…………………………………………………………………………….. 1B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………. 2C. Tujuan penulisan………………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASANA. Definisi……………………………………………………………………………………. 3B. Hubungan muhammadiyah dalam dunia pendidikan……………………………………... 3C. Pendidikan dan pengajaran muhammadiyah……………………………………………… 4D. Konsep pendidikan yang di terapkan oleh muhammadiyah………………………………. 5E. factor pendukung………………………………………………………………………….. 6F. tujuan pendidikan muhammadiyah……………………………………………………….. 6G. Peran muhammadiyah dalam dunia pendidikan………………………………………….. 7

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan……………………………………………………………………………….. 8

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: BAB Pendahuluan.docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Muhammadiyah kini telah berkembang dengan ribuan amal usahanya yang banyak menyentuh lapisan masyarakat. Berdasarkan data tahun 2005 yang dimuat dalam Profil Muhammadiyah 2005, organisasi ini tercatat telah memiliki amal usaha yaitu: 1132 Sekolah Dasar (SD), 1769 Madrasah Ibtidaiyah/Diniyah (MI/MD), 1184 Sekolah Menengah Pertama (SMP), 534 Madrasah Tsanawiyah (MTs), 511 Sekolah Menengah Atas (SMA), 263 Madrasah Aliyah (MA), 172 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 67 Pondok pesantren, 55 Akademi, 4 Politeknik, 70 Sekolah Tinggi, 36 Universitas, 345 amal usaha kesehatan, 330 amal usaha sosial, 19 Bank Perkreditan Rakyat (BPR), 190 Baitul Tanwil Muhammadiyah (BTM), dan 808 Koperasi (Warga) Muhammadiyah (Tim Penyusun dan Penerbitan Profil Muhammadiyah 2005, 2005: viii).

Di antara sekian ribu amal usaha tersebut, bidang pendidikan menjadi garapan yang tak pernah usang dari awal berdiri hingga kini. Gebrakan K.H. Ahmad Dahlan dalam sistem pendidikan Indonesia yang pada masa itu masih dikotomik menjadi icon tersendiri bagi Muhammadiyah sebagai perintis sistem pendidikan integralistik. Gagasan K.H. Ahmad Dahlan tersebut menjadi jawaban permasalahan pendidikan atas dua sistem pendidikan pada waktu itu yang sama-sama ekstrim. Sistem yang satu hanya menekankan pada sisi religiusitas sedangkan sistem yang lainnya hanya menekankan pada sisi duniawi (Khozin, 2005: 4). Kedua sistem ini hanya mampu melahirkan manusia “cacat” yang sempit dalam religiusitasnya atau manusia-manusia sekuler yang tak mengenal agama.

K.H. Ahmad Dahlan menawarkan konsep baru yang bertolak pada pemahaman hakikat manusia secara utuh. Pendidikan seyogyanya melahirkan manusia-manusia tangguh yang siap menghadapi problema masa depan. Untuk itulah, K.H. Ahmad Dahlan membuat alternatif baru yaitu dengan memadukan sistem pendidikan pribumi atau pesantren dengan sistem pendidikan kolonial yang sesuai dengan ajaran Islam (Khozin, 2005: 4). Hasilnya, terbentuk sistem pembelajaran yang tidak hanya mencekoki peserta didik dengan satu cabang ilmu melainkan mengombinasikan ilmu umum dan ilmu agama. Dalam usia menjelang satu abad, Muhammadiyah sekarang telah berkembang pesat dengan ribuan amal usaha, termasuk di bidang pendidikan. Secara fisik dan kuantitas, Muhammadiyah bisa dikatakan jauh melampaui masa-masa awal berdirinya. Namun demikian, tak berarti secara kualitas pendidikan Muhammadiyah juga berlari seiring perkembangan secara kuantitas. Kini, seringkali pendidikan yang diselenggarakan Muhammadiyah kembali dipertanyakan. Masihkah lembaga pendidikan Muhammadiyah jaya seperti dulu sebagai sekolahsekolah yang mempunyai daya saing? Apabila ditinjau lebih mendalam, ada stagnansi dalam tubuh Muhammadiyah khususnya ghirah ber-Muhammadiyah dalam kurun 1970-an hingga awal abad XXI (Khozin, 2005: 7).

Berbagai kritik juga muncul, melihat pendidikan Muhammadiyah yang belum mampu mencerminkan nilai-nilai Islam dalam perilaku warga sekolahnya. Selain itu, berbagai indikasi

Page 4: BAB Pendahuluan.docx

masih kurangnya kualitas pendidikan Muhammadiyah seperti lemahnya daya saing dengan sekolah-sekolah lain hingga dalam hal pembiayaan yang tidak lagi berpihak pada kaum ekonomi lemah menjadikan kaburnya identitas pendidikan Muhammadiyah. Berbagai permasalahan tersebut tidak cukup diselesaikan dengan perombakan kurikulum, peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan, ataupun dengan pemberian subsidi pada ranah komponen pendidikannya. Untuk itu, perlu keberanian untuk mencari akar permasalahan yang sebenarnya, yaitu belum tersedianya filosofi pendidikan dalam Muhammadiyah. Ironis, bila dalam mendidik seseorang tanpa dibekali terlebih dahulu dengan teori-teori yang bersifat abstrak, sebagai landasan tentang tujuan yang ingin dicapai. Bagian yang abstrak ini pemaknaannya banyak yang perlu diambil dari bidang filsafat. (Imam Barnadib, 2002: 5). Dengan demikian, untuk melakukan perubahan pendidikan, langkah awal yang harus dilakukan adalah merumuskan konsep dasar filosofis pendidikan karena pembaharuan pendidikan akan terarah dengan mantap apabila didasarkan pada filsafat dan teori pendidikan yang mantap pula. (Mukaddimah, 1999: 58)

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

Page 5: BAB Pendahuluan.docx

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.

Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.

Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya. Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

B. Hubungan muhammadiyah dalam dunia pendidikan

Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan aktifitasnya dalam bentuk mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan modern, mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan. Lembaga pendidikan yang didirikan di atas dikelola dalam bentuk amal usaha dengan penyelenggaranya dibentuk sebuah majelis dengan nama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, secara vertikal mulai dari Pimpinan Pusat sampai ke tingkat Pimpinan Cabang.

Pendirian pendidikan Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan dengan pemikirannya bahwa pendidikan Muhammadiyah didirikan dan dilandasi atas motivasi teologis bahwa manusia akan mampu mencapai derajat keiamanan dan ketaqwaan yang sempurna apabila mereka

Page 6: BAB Pendahuluan.docx

memiliki kedalaman ilmu pengetahuan. Motivasi teologis inilah menurut Mu’ti, yang mendorong KH. Ahmad Dahlan menyelenggarakan pendidikan di emperan rumahnya dan memberikan pelajaran agama ekstra kurikuler di OSVIA dan kweekschoool. Pada aspek yang berbeda, Muhammad Azhar melihat pendidikan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah pada aspek burhani yakni sebuah lembaga pendidikan lebih banyak melahirkan output ketimbang outcome, aspek irfani yakni pendidikan Muhammadiyah yang bercirikan rasionalitas dan materialitas-birokratik, aspek bayani, yakni pendidikan Muhammadiyah yang model pengajarannya menjadi terasa kering, mengingat paradigma pergerakan Muhammadiyah yang modernistik.

Majelis Dikdasmen yang diserahi tugas sebagai penyelenggaran amal usaha di bidang pendidikan, dalam melaksanakan program mengacu kepada Tanfidz Keputusan Muktamar, Tanfidz Keputusan Musywil dan Tanfidz Keputusan Musda. Agar penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Muhammadiyah mempunyai acuan dan aturan yang jelas, Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah mentanfidzkan Keputusan Rapat Kerja Nasional Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah seluruh Indonesia.

Sebagai bagian dari persyarikatan Muhammadiyah, Majelis Dikdasmen mempunyai tugas pokok adalah menyelenggarakan, membina, mengawasi dan mengembangkan penyelenggaraan amal usaha di bidang pendidikan dasar dan menengah. Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, majelis pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah harus mengacu kepada visi, misi, asas dan tujuan pendidikan Muhammadiyah. Amal usaha pendidikan yang dikelola dan diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen tersebut adalah SD, MI, SMP, MTs, SMA, SMK, MA dan Pondok Pesantren.

C. Pendidikan dan pengajaran muhammadiyah

K.H. Ahmad Dahlan dikenal sebagai seorang yang memiliki jiwa pergerakan dan pernah ikut menjadi guru di sekolah Budi Utomo dalam rangka membina moral keagamaan ahli perkumpulan itu. Aktivitas yang dilakukan K.H.Ahmad Dahlan memberi kesan bahawa cita-citanya untuk membina pendidikan Islam sudah diawali jauh sebelum Muhammadiyah berdiri sebagai sebuah organisasi secara resmi pada tahun 1912. Sejalan dengan tujuan untuk membina umat, kegiatan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam antara lain: mendirikan sekolah, memerdenisasi pesantren, menggiatkan tabligh, serta kegiatan sosial lainnya termasuk yang bersifat insidental, seperti membantu korban bencana alam dan sebagainya. Tetapi tampak jelas, kegiatan pendidikan dan pengajaran lebih diutamakan. Setelah 8 tahun diasaskannya (1920), Muhammadiyah telah tersebar di Jawa, dan pada tahun (1921) telah meliputi wilayah seluruh Indonesia, tanpa melupakan dan mengasaskan sekolah sekolah di masing-masing cawangnya.

Muhammadiyah mengasaskan dua macam lembaga pendidikan, yaitu madrasah diniyat yang khusus memberikan pelajaran agama dan sekolah-sekolah yang memberikan pelajaran umum. Madrasah diniyat Muhammadiyah berbeza dengan madrasah lain yang ada ketika itu, masih menerapkan metode pengajaran sistem khalaqah (belum menggunakan bangku dan meja belajar). Model madrasah Diniyat tersebut sudah mengambil sistem pendidikan Barat (Belanda) kini menggunakan sistem pengajaran klasikal. Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah umum model sekolah kerajaan Hindia Belanda, seperti HIS dan Kweek School (sekolah Guru) yang tetap memberikan pelajaran agama Islam sebagai salah satu materi kurikulumnya. Menurut Mahmud

Page 7: BAB Pendahuluan.docx

Yunus, Muhammadiyah sangat mementingkan pendidikan agama, dan pengajaran agama Islam di berikan sekolah, madrasah mahupun masyarakat. Pelaksanaan itu tampaknya sejalan dengan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan9 yang telah merintis Muhammadiyah.

D. Konsep pendidikan yang di terapkan oleh muhammadiyah

A. Pengembangan Kurikulum1. Strategi pengembangan kurikulum.2. kurikulum integratif.3. kurikulum kompetensi.4. kurikulum humanistik.5. kurikulum social dan antisifatif.

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia1. Peningkatan kualitas keimanandan ketakwaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan.2. Penigkatan loyalitas pada persyarikatan Muhammadiyah.3. Peningkatan kualifikasi akademik pendidik dan tenaga kependidikan.4. penigkatan kopetensi dan profesionalisme tenaga pendidikan.5. peningkatan kemampuan manajerial kepemimpinan lembaga pendidikan.

C. Reformasi Manajemen Pendidikan1. Hubungan antar lembaga pendidikan muhammadiyah dengan masyarakat, pemerintah, Dan

persyarikatan.2. sistim kepegawaian yang di atur bersama oleh lembaga pendidikan dengan persayarikatan

dan SOP.3. sistim keuangan berbasis kinerja dan SOP.4. penerapan prinsip-prinsip good governace.

D. Pemberdayaan Kelembagaan 1. Fungsi pendidikan2. Fungsi dakwah3. Fungsi pengkaderan4. Fungsi peleyanan

E. Penanaman Kultur1. Disipliun ibadah, waktu, belajar, bekerja2. Kesantunan3. Keteladanan4. Kejujuran5. Kesederhanaan6. Kebersihan7. Suka beramal saleh8. Layanan9. Hemat

Page 8: BAB Pendahuluan.docx

10. Percaya diri11. Sabar dan bersyukur12. Bijak dan bertanggung jawab13. Dinamis 14. Berfikiran maju

F. Pengembangan sarana dan prasarana1. Pendataan aset pendidikan muhammadiyah 2. Standarisasi sarana dan prasarana pendidikan muhammadiyah3. Pengenbangan ICT, penertiban dan perpustakaan

E. faktor pendukung

F. tujuan pendidikan muhammadiyah

Pada awal pergerakannya, tujuan yang diprogramkannya Muhammadiyah iaitu : Menyebarkan pengajaran agama Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera residensi Yokyakarta dan memajukan agama kepada ahli-ahlinya (Amir Hamzah Wirjo Soekarno, ms: 30). Tujuan itu terungkap dalam usaha untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya. Dan pada prinsipnya, sebagaimana di kemukakan Deliar Noer bahawa bagi Muhammadiyah, masalah pokok adalah pembinaan umat “yang diridhai Allah”.

Tujuan yang dirumuskan dinilai dengan kondisi dan kebutuhan umat Islam pada masa itu, terutama di Yokyakarta dan sekitarnya. K.H. Ahmad Dahlan melalui pengamatannya yaitu mengembalikan umat Islam kepada ajaran agamanya yang murni. Usaha dan pemurnian akan lebih efektif di lakukan dengan mengadakan pembaharuan di bidang pendidikan.

G. Peran muhammadiyah dalam dunia pendidikan

Kiprah Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, telah berhasil menopang program pembangunan yang dijalankan pemerintah. Secara khusus, Bung Karno memberikan apresiasi tinggi terhadap peran KH.Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Presiden pertama Republik Indonesia ini menyebut KH.Ahmad Dahlan sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh dalam pergulatan intelektualismenya disamping H.O.S. Cokroaminoto.

Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan aktifitasnya dalam bentuk amal usaha dengan mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan modern, serta mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan.Abdul Mu’ti mengungkapkan dengan pemikirannya bahwa pendidikan Muhammadiyah didirikan dan dilandasi atas motivasi teologis bahwa manusia akan mampu mencapai derajat keiamanan dan ketaqwaan yang sempurna apabila mereka memiliki kedalaman ilmu pengetahuan.

Page 9: BAB Pendahuluan.docx

Muhammadiyah yang didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan memang merupakan suatu pergerakan yang revolusioner dan berani. Betapa tidak, di saat umat Islam pada umumnya terperangkap pada pemahaman keagamaan yang sinkretis dan dengan paradigma anti-barat dalam segala aspek kehidupannya, Muhammadiyah justru melakukan purifikasi dan “peniruan” metode barat, terutama dalam bidang pendidikan dan pemikiran. pada saat itu, hal seperti ini amat mendobrak kemapanan keagamaan umat. Bahkan, KH. Ahmad Dahlan sempat mendapat term kafir. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, justru banyak sekali pihak yang menggunakan metode pendidikan yang dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan. Bahkan, hal ini menjadi fenomena umum diterapkan; baik yang sudah diakomodir negara maupun yang sudah banyak dilakukan oleh yayasan pendidikan islam lainnya.

Pembaharuan pendidikan Islam yang dilakukan KH Ahmad Dahlan ialah sebagai soko guru atau katalisator pemberdayaan umat. Hal itu meliputi seluruh manusia, pengikut Muhammadiyah atau bukan, maupun yang beragama lain, bahkan yang tidak beragama. Nilai-nilai tersebut bisa dilihat di dalam praktik berbagai jenis amal usaha Muhammadiyah yang bermanfaat bagi semua orang (rahmatan lil-alamien).

Page 10: BAB Pendahuluan.docx

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah, dan dunia pendidikan juga termasuk tujuan utama dari muhammadiyah untuk mencapai derajat keiamanan dan ketaqwaan yang sempurna apabila mereka memiliki kedalaman ilmu pengetahuan.

Kiprah Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, telah berhasil menopang program pembangunan yang dijalankan pemerintah. Secara khusus, muhammadiyah telah melakukan aktifitasnya di dunia pendidikan dalam bentuk mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan modern, mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan. Lembaga pendidikan yang didirikan di atas dikelola dalam bentuk amal usaha dengan penyelenggaranya dibentuk sebuah majelis dengan nama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, secara vertikal mulai dari Pimpinan Pusat sampai ke tingkat Pimpinan Cabang.

Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah telah melakukan aktifitasnya dalam bentuk amal usaha dengan mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren dengan memasukkan kurikulum pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan umum dan modern, serta mendirikan sekolah-sekolah umum dengan memasukkan kurikulum keislaman dan kemuhammadiyahan.Abdul Mu’ti mengungkapkan dengan pemikirannya bahwa pendidikan Muhammadiyah didirikan dan dilandasi atas motivasi teologis bahwa manusia akan mampu mencapai derajat keiamanan dan ketaqwaan yang sempurna apabila mereka memiliki kedalaman ilmu pengetahuan. Muhammadiyah yang didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan memang merupakan suatu pergerakan yang revolusioner dan berani. Betapa tidak, di saat umat Islam pada umumnya terperangkap pada pemahaman keagamaan yang sinkretis dan dengan paradigma anti-barat dalam segala aspek kehidupannya, Muhammadiyah justru melakukan purifikasi dan “peniruan” metode barat, terutama dalam bidang pendidikan dan pemikiran. pada saat itu, hal seperti ini amat mendobrak kemapanan keagamaan umat. Bahkan, KH. Ahmad Dahlan sempat mendapat term kafir. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, justru banyak sekali pihak yang menggunakan metode pendidikan yang dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan. Bahkan, hal ini menjadi fenomena umum diterapkan; baik yang sudah diakomodir negara maupun yang sudah banyak dilakukan oleh yayasan pendidikan islam lainnya.

Page 11: BAB Pendahuluan.docx

DAFTAR PUSTAKA

Khozin, Menggugat Pendidikan Muhammadiyah, Malang: UMM Press, 2005

M. Yusron Asrofie, Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kepemimpinannya,Yogyakarta: MPKSDI PP Muhammadiyah, 2003

Tim pembina Al Islam dan Kemuhammadiyahan, Muhammadiyah Sejarah, Pemikiran, dan Amal Usaha, Malang: Pusat Dokumentasi dan Publikasi UMM, 1990

Abdul Munir Mulkhan, K.H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1990

Tim Penyusun dan Penerbitan Profil Muhammadiyah 2005, Profil Muhammadiyah 2005, Yogyakarta: PP Muhammadiyah, 2005

Mohammad Ali dan marpuji Ali, Mazhab Al-Maun,Tafsir Ulang Praksis Pendidikan Muhammadiyah, Yogyakarta: Apeiron Philotes, 2005

Mohammad Ali, muhammadiyah gerakan pembaruan, Yogyakarta: Suara muhammadiyah, 2010