BAB PENDAHULUAN I - kemlu.go.id fileUnsur Penunjang, yaitu a. ... kegiatan dalam rangka meningkatkan...

28
Laporan Kinerja KBRI Dar esaamjj7 BAB PENDAHULUAN I A. LATARBELAKANG Laporan Kinerja merupakan suatu bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Laporan Kinerja berisikan ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan Iengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBN. KBRI Oar es Salaam sebagai salah satu Perwakilan RI di luar negeri wajib menyusun Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi, dan perannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan serta ketentuan yang berlaku. Laporan Kinerja tersebut perlu memuat informasi yang berisi capaian, evaluasi dan analisis terhadap pengukuran kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan serta langkah- tang kah perbaikan ke depan. Penyusunan Laporan Kinerja KBRI Oar es Salaam Tahun 2017 mengacu pada Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. B. TUGAS DAN FUNGSI Sesual dengan Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor SK. 06/A'0T1V112004101 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, KBRI Oar es Salaam mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: Tugas Melaksanakan hubungan diplomatik dan memperjuangkan kepentingan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah akreditasi Republik Persatuan Tanzania merangkap Republik Rwanda, Republik Burundi dan Uni Komoro. Fungsi : 1. Peningkatan dan pengembangan kerjasama politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya dengan Negara Penerima; 2. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antar sesama Warga Negara Indonesia di luar negeri; 3. Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan fisik kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, dalam hal terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di Negara Penerima, sesuai dengan penaturan perundang-undangan nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional; 4. Pengamatan, penilaian, dan petaporan mengenai situasi dan kondisi Negara Penerima; 5. Konsuler dan Protokol; 6. Perbuatan hukum untuk dan atas nama Negara dan Pemerintah Republik Indonesia dengan Negara Penerima; 2 / 29

Transcript of BAB PENDAHULUAN I - kemlu.go.id fileUnsur Penunjang, yaitu a. ... kegiatan dalam rangka meningkatkan...

Laporan Kinerja KBRI Dar esaamjj7

BAB PENDAHULUAN I

A. LATARBELAKANG

Laporan Kinerja merupakan suatu bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Laporan Kinerja berisikan ikhtisar yang menjelaskan secara ringkas dan Iengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan APBN.

KBRI Oar es Salaam sebagai salah satu Perwakilan RI di luar negeri wajib menyusun Laporan Kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi, dan perannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan serta ketentuan yang berlaku. Laporan Kinerja tersebut perlu memuat informasi yang berisi capaian, evaluasi dan analisis terhadap pengukuran kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil program/kegiatan serta langkah-tang kah perbaikan ke depan.

Penyusunan Laporan Kinerja KBRI Oar es Salaam Tahun 2017 mengacu pada Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Sesual dengan Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor SK. 06/A'0T1V112004101 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, KBRI Oar es Salaam mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

Tugas Melaksanakan hubungan diplomatik dan memperjuangkan kepentingan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah akreditasi Republik Persatuan Tanzania merangkap Republik Rwanda, Republik Burundi dan Uni Komoro.

Fungsi : 1. Peningkatan dan pengembangan kerjasama politik dan keamanan, ekonomi, sosial dan budaya dengan Negara Penerima;

2. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antar sesama Warga Negara Indonesia di luar negeri;

3. Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan fisik kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, dalam hal terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di Negara Penerima, sesuai dengan penaturan perundang-undangan nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional;

4. Pengamatan, penilaian, dan petaporan mengenai situasi dan kondisi Negara Penerima;

5. Konsuler dan Protokol; 6. Perbuatan hukum untuk dan atas nama Negara dan Pemerintah Republik

Indonesia dengan Negara Penerima;

2 / 29

anI<inerjaKBR1 Dares Salaam 217

7. Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan internal Perwakilan, komunikasi clan persandian;

8. Fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum clan praktek internasional.

Landasan hukum yang mengatur tata kerja, tugas pokok, clan fungsi Perwakilan RI di luar negeri, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan

Organisasi, clan Tata Kerja Kementerian Negara RI, yang menyebutkan bahwa Kementerian Luar Negeri merupakan unsur pelaksana pemerintah di bidang politik clan hubungan luar negeri;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri;

6. Surat Keputusan Menteri Luar Negeri No. 06IAIOTNI/2004101 Tahun 2004 tentang Organisasi clan Tata Kerja Perwakilan di Luar Negeri.

C. STRUKTUR ORGANISASI

1. Berdasarkan Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor SK. 06/AIOT/06/2004/01 Tahun 2004 tentang Organisasi clan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri Lampiran 11-27, susunan/struktur organisasi KBRI Dares Salaam terdiri dan:

Unsur Pimpinan, yaitu Duta Besar LBBP;

Unsur Pelaksana, yaitu 3 orang Pejabat Diplomatik clan Konsuler yang terdiri dan: a. 1 orang Counsellor sebagai Pelaksana Fungsi Politik clan Kepala Kanselerai; b. 1 orang Sekretaris II sebagai Pelaksana Fungsi Ekonomi clan Pensosbud; c. 1 orang Sekretaris III sebagai Pelaksana Fungsi Protokol clan Konsuler.

Unsur Penunjang, yaitu a. 1 orang Bendaharawan clan Penata Kerumahtanggaan Perwakilan; b. 1 orang Petugas Komunikasi.

• Pejabat Diplomatik clan Konsuler yang melaksanakan fungsi ekonomi melakukan tugas membantu Kepala Perwakilan dalam pelaksanaan penyelenggaraan tugas clan kegiatan dalam rangka meningkatkan hubungan clan kerjasama ekoriomi Indonesia dengan Tanzania, Rwanda, Burundi clan Uni Komoro.

Pejabat Diplomatik clan Konsuler tersebut menyelenggarakan fungsi: a. Pen ingkatan hubungan clan kerjasama bilateral, regional clan multilateral; b. Perwakilan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional di Negara

Penerima dan/atau Organisasi Internasional; C. Perwakilan Pemerintah Indonesia dalam berbagai forum bilateral, regional clan

multilateral; d. Pengembangan jejaring clan negosiasi dengan berbagai pihak, meliputi

kalangan pemenintahan, parlemen, akademisi, media massa, clan Organisasi/Lembaga Non Pemerintah, mengenai kepentingan nasional di Negara Penenima dan/atau Organisasi Internasional;

2

3 / 29

e. Penjajakan dan peningkatan kerjasama perdagangan, perhubungan, pertanian, industri, kehutanan, jasa ekonomi dan sektor-sektor ekonomi ainnya;

f. Promosi dan pemasaran produk-produk Indonesia, peluang investasi di Indonesia, industri pariwisata, dan Tenaga Kerja Indonesia di Negara Penerima;

g. Promosi dan peningkatan kerjasama keuangan dan pembangunan, kerjasama teknik, ilmu pengetahuan dan alih teknologi dengan Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional;

h. Penyiapan dan pembuatan perjanjian internasional; I. Penyebarluasan informasi mengenai situasi dan perkembangan ekonomi

Indonesia di berbagai forum melalui berbagai program dan kegiatan; j. Pelaksanaan kunjungan kerja ke berbagai sentra industri dan perdagangan balk

di Negara Penerima maupun di Indonesia dalam upaya meningkatkan kerjasama ekonomi;

k. Penyiapan pembentukan dan pelaksanaan Komisi Bersama antara Indonesia dengan Negara Penerima;

I. Pelaksanaan survei pasar dan pengkajian produk-produk unggulan Indonesia dan produk negara pesaing untuk penerobosan dan penetrasi pasar di Negara Penerima;

m. Pengupayaan penyelesaian sengketa dagang antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha di Negara Penerima;

n. Pengupayaan penghapusan hambatan non-tarif terhadap produk-produk ekspor Indonesia di Negara Penerima;

o. Fasilitasi kunjungan misi dagang, pariwisata dan investasi; p. Pengidentifikasian jumlah mata dagang komoditi Indonesia, jumlah eksportir

Indonesia dan importir di Negara Penerima; q. Pembinaan hubungan dengan para investor dan importir dari Negara Penerima; r. Pengamatan, pengumpulan data dan perkembangan ekonomi, analisis serta

pelaporan situasi dan perkembangan ekonmi di Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional yang berdampak langsung terhadap kepentingan nasional, khususnya di bidang ekonomi dan menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah pusat;

S. Fasilitasi dan penyelenggaraan berbagai program dan kegiatan ekonomi di berbagai forum untuk menjelaskan dan menyebarluaskan informasi mengenai situasi dan perkembangan ekonomi Indonesia;

t. Pengkoordinasian pelaksanaan fungsi-fungsi Atase Teknis terkait; U. Pemberian rekomendasi kepada Pemerintah Pusat sebagai bahan masukan

bagi peningkatan kerjasama bilateral di bidang ekonomi antara Indonesia dengan Negara Penerima;

V. Pelaksanaan misi khusus atau misi lain yang ditugaskan oleh Pemerintah Indonesia.

• Pejabat Diplomatik dan Konsuler yang melaksanakan fungsi politik melakukan tugas membantu Kepala Perwakilan dalam pelaksanaan penyelenggaraan tugas dan kegiatan dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerjasama politik Indonesia dengan Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro.

Pejabat Diplomatik dan Konsuler tersebut menyelenggarakan fungsi:

a. Peningkatan hubungan dan kerjasama bilateral, regional dan multilateral; b. Perwakilan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional di Negara

Penerima dan/atau Organisasi Internasional; C. Perwakilan Pemerintah Indonesia dalam berbagai forum bilateral, regional den

multilateral;

4 / 29

d. Pengembangan jejaring dan negosiasi dengan berbagai pihak, meliputi kalangan pemerintahan, parlemen, akademisi, media massa, dan Organisasi/Lembaga Non Pemerintah, mengenai kepentingan nasional di Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional;

e. Pelaksana tugas seremonial kenegaraan dan pemerintahan, pemeliharaan dan peningkatan hubungan secara umum dengan Organisasi/Lembaga Non Pemerintah, kelompok masyarakat dan/atau kelompok berkepentingan di bidang politik, keamanan, hukum dan hak azasi manusia;

f. Peningkatan kerjasama dan penanganan masalah di bidang politik, keamanan, hukum dan hak azasi manusia yang mencakup isi-isu kontemporer seperti terorisme, kejahatan transnasional yang terorganisir, kepemerintahan yang baik, pencucian uang, penyelundupan barang dan manusia, narkoba, imigran gelap;

g. Penjajagan dan peningkatan kerjasama mengenai penanganan isu-isu spesifik di bidang politik, keamanan, hukum dan hak azasi manausia;

h. Pemantapan dukungan seluas-luasnya bagi kepentingan nasional, terutama keutuhan dan kesatuan wilayah Negara Republik Indonesia, baik di Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional;

i. Penyiapan dan pembuatan perjanjian internasional; j. Pengamatan, analisis dan pelaporan perkembangan politik di Negera Penerima

dan/atau Organisasi Internasional yang berkaitan dengan atau berdampak Iangsung terhadap kepentingan nasional Indonesia dan penyampaian rekomendasi kepada Pemerintah Pusat;

k. Penyebarluasan informasi mengenai situasi dan perkembangan politik Indonesia di berbagai forum melalui berbagai program dan kegiatan;

I. Pelaksanaan kunjungan kerja dalam rangka kajian wilayah dan peningkatan kerjasama dengan Negara Penerima;

m. Penyiapan pembentukan dan pelaksanaan komisi bersama antara Indonesia dan Negara Penerima;

n. Pengkoordinasian pelaksana fungsi Atase Pertahanan dan Atase Teknis terkait; o. Pelaksanaan misi khusus atau misi lain yang ditugaskan oleh Pemerintah

Indonesia.

Pejabat Diplomatik dan Konsuler yang melaksanakan fungsi protocol dan konsuler, mempunyai tugas pelayanan notarian, kehakiman dan jasa konsuler serta perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro.

Pejabat Diplomatik dan Konsuler tersebut menyelenggarakan fungsi: Protokol

a. Pengaturan kunjungan kenegaraan resmi; b. Pengaturan tata urutan (preseance) dalam acara-acara resmi dan acara

Perwakilan; C. Pengaturan penyerahan surat-surat kepercayaan (credentials) Kepala

Perwakilan; d. Pengaturan teknis pertemuan Kepala Perwakilan/Pejabat Tinggi Republik

Indonesia dengan pejabat pemerintah Negara Penerima; e. Penyampaian nota-nota diplomatik mengenai kedatangan Home Staff kepada

pemerintah Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional; f. Pengaturan courtesy call kepala Perwakilan; g. Pengaturan pemberian fasilitas bagi staf dan misi diplomatik berupa hak-hak

istimewa/kekebalan/asas timbal balik; h. Pengembangan dan peningkatan jejaring kerja dengan pejabat protokol di

berbagai lembaga pemerintah di Negara Penerima;

4

5 / 29

Laporan Kin erja KBRI Dares Salaam 2017

Pengaturan upacara bendera dan resepsi peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia dan hari-hari nasional lainnya; Tugas-tugas keprotokolan Iainnya;

Konsuler a. Pemberian pengayoman, perlindungan dan bantuan hukum kepada Warga

Negara Indonesia termasuk Tenaga Kerja Indonesia dan Badan Hukum Indonesia dalam hal terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di Negara Penerima, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional, dengan memperhatikan hukum setempat, serta hukum dan kebiasaan internasional;

b. Penanganan pengaduan tentang permasalahan yang dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia dengan majikan, pengguna, dan/atau dengan pemerintah setempat;

C. Pengidentifikasian masalah-masalah yang dihadapi oleh Tenaga Kerja Indonesia dan pelayanan konsultasi dan informasi masalah-masalah kekonsuleran;

d. Pemberian nasehat dan pengupayaan bantuan hukum dalam hal terjadi sengketa perburuhan antara pengguna jasa dengan Tenaga Kerja Indonesia, Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia dan Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Asing, pemenintah setempat, maupun sesama Tenaga Kerja Indonesia;

e. Pendataan secara komprehensif terhadap Warga Negara Indonesia yang ada di Negara Penerima;

f. Penerimaan, pencatatan, penelitian lapor din, pengurusan ketenagakerjaan, dan pengesahan dokumen-dokumen ketenagakerjaan, termasuk kontrak kerjasama dan kontrak kerja;

g. Pelaksanaan fungsi notaniat dan pencatatan sipil yang meliputi: legalisasi dokumen-dokumen nasional yang akan dipakai di Negara Penerima dan sebaliknya, pencatatan pernikahan dan penerbitan Surat Keterangan Nikah, pencatatan perceraian, penerbitan Surat Keterangan Kelahiran, mengetahul keabsahan dokumen pengangkatan anak, Surat Keterangan kematian, dan penyampaian dokumen-dokumen pengadilan kepada pihak-pihak yang berkepentingan;

h. Pengurusan masalah kewarganegaraan (naturalisasi), repatniasi, deportasi, penyelesaian masalah pelintas batas illegal, masalah penyelundupan dan perdagangan manusia dan obat-obat terlarang, ekstradisi, bantuan hukum timbal balik, Warga Negara Indonesia terlantar, dan evakuasi;

i. Pelayanan pengeluaran paspor biasa, Surat Perjalanan Laksana Paspor, surat keterangan penduduk luar negeni, pemberian visa dan keimigrasian Iainnya;

j. Pengurusan perijinan (clearance) melintas atau mendarat pesawat udara maupun kapal Iaut;

k. Bertindak sebagal wakil penwakilan dalam melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama Perwakilan;

I. Pengembangan dan peningkatan jejaning kerja dengan berbagai pihak, terutama dengan kalangan pemerintah dan swasta, termasuk kepolisian dan aparat penegak hukum Iainnya, kejaksaan, imigrasi, bea cukai, otonitas pelabuhan, perusahaan penerbangan, perbankan, perhotelan, masyarakat setempat dan Warga Negara Indonesia di Negara Penerima;

m. Pengamatan, analisis dan pelaporan sistem dan perkembangan hukum setempat agar diupayakan pembeniari informasi yang cepat dan akurat bagi Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di Negara Penerima;

n. Penyiapan dan pembuatan perjanjian internasional; o. Pengkoordinasian pelaksanaan fungsi-fungsi Atase Teknis terkait;

6 / 29

RI Dares Salaam 217

p. Pemberian rekomendasi kepada Pemerintah Pusat sebagai bahan masukan bagi penyusunan kebijakan luar negeri, terutama yang berkaitan dengan isu-isu kekonsuleran;

q. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama Warga Negara Indonesia di luar negeri.

Pejabat Diplomatik dan Konsuler yang melaksanakan fungsi Penerangan, Sosial Budaya melakukan tugas membantu Kepala Perwakilan dalam pelaksanaan penyelenggaraan tugas dan kegiatan dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerjasama masalah penerangan, sosial dan budaya Indonesia dengan Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro.

Pejabat Diplomatik dan Konsuler tersebut menyelenggarakan fungsi:

a. Peningkatan hubungan dan kerjasama bilateral, regional dan multilateral; b. Perwakilan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional di Negara

Penerima dan/atau Organisasi Internasional; C. Perwakilan Pemerintah Indonesia dalam berbagai forum bilateral, regional dan

multilateral; d. Pengembangan jejaring dan negosiasi dengan berbagai pihak, meliputi

kalangan pemerintah, parlemen, akademisi, media massa dan Organisasi/Lembaga Non Pemerintah mengenai kepentingan nasional di Negara Penerima dan/atau Organ isasi Internasional;

e. Pengembangan rencana dan taktik pembentukan opini publik dan dukungan media massa di Negara Penerima untuk mendukung diplomasi Indonesia, terutama berkaitan dengan pemulihan kepercayaan dan citra Indonesia;

f. Pelayanan multi media pada saat kunjungan para pejabat tinggi Indonesia di Negara Penerima;

g. Penjelasan dan pengamanan kebijakan luar negeri Indonesia agar dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah pengertian di kalangan pemerintah dan masyarakat di Negara Penerima;

h. Pelaksanaan program pertukaran pelajar/mahasiswa, misi kesenian dan budaya antara Indonesia dengan Negara Penerima;

i. Penafsiran dan penegasan posisi Indonesia untuk membangun pemahaman dan dukungan publik di Negara Penerima terhadap kebijakan politik Indonesia;

j. Pendekatan kepada kelompok-kelompok masyarakat, lembaga persahabatan, perhimpunan mahasiswa/pelajar Indonesia dan media massa di Negara Penerima;

k. Promosi dan peningkatan intensitas hubungan dan kerjasama sosial, budaya, pendidikan, antara Indonesia dengan Negara Penerima melalui misi penyelenggaraan program-program pendidikan, kebudayaan dan misi-misi kesenian Indonesia:

I. Promosi dan peningkatan upaya-upaya penyebaran informasi dan nilai-nilai budaya Indonesia di Negara Penerima baik melalui media cetak maupun elektronik;

M. Pelaksanaan kunjungan kerja ke berbagai kantor media massa di Negara Penerima untuk menjelaskan berbagai langkah kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia;

n. Perigelolaan dan pengembangan situs dan intranet di Perwakilan; o. Penyusuanan dan pengelolaan basis data tentang media massa di Negara

Penerima; p. Fasilitasi kunjungan jurnalis, kalangan perfilman dan penulis perjalanan wisata

(travel writers) dari Negara Penerima ke Indonesia dan sebaliknya; q. Penyiapan dan pembuatan perjanjian internasional;

6

7 / 29

r. Pengamatan, analisis, dan pelaporan perkembangan sosial dan budaya di Negara Penerima dan/atau Organ isasi Internasional yang berkaitan dengan atau berdampak Iangsung terhadap kepentingan nasional Indonesia dan penyampaian rekomendasi kepada Pemerintah Pusat;

S.

Penyebarluasan informasi mengenai situasi dan perkembangan Indonesia di berbagai forum melalul berbagai program dan kegiatan;

t.

Pelaksanaan kunjungan kerja dalam rangka pemberdayaan masyarakat Indonesia dan periingkatan kerjasama sosial budaya dengan Negara Penerima;

U. Penyiapan pembentukan dan pelaksanaan komisi bersama antara Indonesia dengan Negara Penerima;

V. Pengkoordinasian pelaksanaan fungsi-fungsi Atase Teknis terkait; W. Pelaksanaan misi khusus dan misi lain yang ditugaskan oleh Pemerintah

Indonesia.

Bendahara dan Penata Kerumahtanggaan Perwakilan (BPKRT) membantu Kepala Perwakilan dan Kepala Kanselerai/HOC dalam menyelenggarakan pengelolaan keuangan, barang milik negara dan kerumah-tanggaan Perwakilan.

BPKRT mempunyai fungsi:

Melaksanakan perencanaan penganggaran, pengelolaan keuangan dan pertariggungjawaban keuangan Melaksanakan perencanaan pengadaan kebutuhan barang dan jasa serta pengelolaan dan pertanggung-jawaban barang milik negara Melaksanaan perencanaan, pengelolaan dan pertanggungjawaban urusan kerumahtanggaan Perwakilan.

• Petugas Komunikasi membantu Kepala Perwakilan dalam menyelenggarakan hubungan komunikasi pemberitaan rahasia dan biasa secara aman, cepat dan tepat sampal pada alamat, serta menyelenggarakan kegiatan pengamanan pada Perwakilan RI.

Petugas Komunikasi tersebut mempunyai fungsi: a. Menyelenggarakan kegiatan komunikasi pemberitaan rahasia dengan Kemlu

Jakarta dan Perwakilan RI lainnya. b. Menyelengarakan kegiatan komunikasi pemberitaan biasa dengan Kemlu

Jakarta den Perwakilan RI Iainnya. C.

Menyelenggarakan kegiatan komunikasi melalui video conference, website dan media sosial Iainnya.

d. Menyelenggarakan sistem pengamanan di Iingkungan Perwakilan.

Struktur Organisasi KBRI Dar es Salaam

7

8 / 29

LaporanKinerjaKBRIDaresSalaam

D. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

KBRI Dar es Salaam adalah salah satu institusi pemerintah yang mempunyai peranan strategis dalam pelaksanaan kebijakan politik luar negeri di wilayah kerja, terutama dalam upaya mewujudkan kepentingan nasional melalui peningkatan hubungan dan kerjasama antara Indonesia dan Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro, peningkatan hubungan perdagangan, investasi dan parawisata, serta melalui pembinaan dan perlindungan Warga Negara Indonesia/Badan Hukum Indonesia di wilayah kerja.

Dalam mengemban peran strategis tersebut, KBRI Dar es Salaam senantiasa mensinergikan arah dan kebijakan, strategi yang dirumuskan untuk mendukung tujuan, sasaran, misi dan visi yang ditetapkan oleh Kementerian Luar Negeri untuk mewujudkan Visi Pembangunan Tahun 2015-2019 dan Misi Pembangunan ke-3 yaitu : Politik Luar Negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara Maritim.

Dinamika hubungan dan kerjasama Indonesia dengan Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro sangat mempengaruhi peran strategis yang diemban KBRI Dar es Salaam. Menjelang akhir tahun 2017, hubungan dan kerjasama antara Indonesia dengan Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro berjalan baik dan tidak mengalami kendala.

Peningkatan intensitas hubungan dan kerjasama tersebut membuka peluang bagi peningkatan serta perluasan hubungan perdagangan, investasi termasuk maritim, pariwisata, pendidikan, olahraga, kesehatan, sosial budaya serta hubungan antar masyarakat. Potensi-potensi kerjasama dalam berbagai bidang tersebut senantiasa terus digali dan dikembangkan oleh KBRI Dar es Salaam bersama-sama dengan instansi/lembaga pemangku kepentingan terkait.

E. ISU-ISU STRATEGIS

E:1

9 / 29

LaporanKerja KBRI Dar es Saloom j7

Dalam mewujudkan peran strategis tersebut, KBRI Dar es Salaam juga dihadapkan kepada paling tidak 4 (empat) isu-isu strategis yang dapat mempengaruhi pencapaian misi Perwakilan RI.

Pertama, pelaksanaan diplomasi ekonomi Indonesia yang diprioritaskan pada penetrasi kawasan Afrika. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kedekatan politik yang telah dibangun dengan kawasan Afrika sejak tahun 1955 diharapkan dapat ditransformasikan menjadi kedekatan ekonomi yang nyata dan menekankan pada peningkatan investasi, kerja sama teknik dan penghapusan hambatan perdagangan. Sehubungan dengan itu, KBRI melakukan pemetaan potensi wilayah-wilayah di Tanzania guna mengetahui kebutuhan serta keunggulan komparatif tiap wilayah untuk dikerjasamakan dengan Indonesia. KBRI Dar es Salaam juga proaktif mendorong terjalinnya kontak langsung antar pelaku usaha, serta terciptanya distributor-distributor produk Indonesia di negara akreditasi.

Kedua, kerjasama pertanian. Kerjasama antara Indonesia dengan Tanzania saat mi menjadi fokus kerjasama bilateral kedua negara. Hal mi juga didukung oleh forum bilateral Joint Agriculture Cooperation Committee (JACC) dimana telah terselenggara JACC ke 111 2-4 November 2014 di Jakarta. Selain itu, terdapatjuga Farmers Agriculture Rural Training Centre (FARTC) di Mkindo, Morogoro, yang dibangun pada tahun 1996 atas dana dari Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI). Untuk itu, diperlukan pelaksanaan hasil-hasil kesepakatan dalam pertemuan JACC ke III serta penyelenggaraan JACC ke IV.

Ketiga, terdapat peningkatan animo pelajar negara akreditasi untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia. Pemerintah Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro berkomitmen untuk meningkatkan SDM melalui pendidikan. Untuk itu, mereka mengapresiasi beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia bagi pelajar di negaranya. Hal mi direspon positif oleh pelajar di negara mereka. Terdapat peningkatan animo pelajar negara akreditasi untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia yang terlihat dari peningkatan jumlah pelamar beasiswa KNB dari 226 orang pada tahun 2016 menjadi 302 pelamar pada tahun 2017. Total jumlah penerima beasiswa KNB dari negara akreditasi juga meningkat, dari 24 orang pada tahun 2016 menjadi 31 orang pada tahun 2017.

Keempat, perlindungan WNI. Berdasarkan data yang dimiliki KBRI, Warga Negara Indonesia yang berada di Tanzania dan Negara akreditasi lainnya seperti Rwanda, Burundi dan Uni Comoros termasuk keluarga KBRI berjumlah 120 orang. Dari 115 orang tersebut 5 orang berada di Rwanda sedangkan pada Negara Burundi dan Uni Comoros belum terdeteksi adanya WNI. Buruh Migran Indonesia (BMI) di Tanzania dan Rwanda sebagian besar bekerja di sektor forma l/profesional dan satu orang sebagai pekerja domestik. Seluruh BMI memiliki dokumen yang sah (legal), baik ijin tinggal maupun ijin kerja dan masuk ke Tanzania atas sponsor mitra kerjanya di Indonesia atau di negara ketiga. Peluang pengiriman TKI formal saat mi menjadi semakin sulit dilakukan mengingat kebijakan Pemerintah Tanzania tentang keimigrasian, yang pada dasarnya tertutup bagi warga asing non-diplomatik/dinas untuk bekerja dan tinggal di Tanzania, karena tingginya angka pengangguran. Saat ini untuk tenaga kerja asing sebelum dibenikan ijin kerja maka akan dipastikan terlebih dahulu apakah posisi yang akan ditempati oleh orang asing tersebut benar-benar tidak bisa diisi oleh pekerja local (tenaga ahli). Disamping itu Indonesia tidak memiliki perjanjian kerjasama ketenagakerjaan dengan Tanzania.

10 / 29

_ Laporan JinerjaKBRI DaresSaloom k)l7

BAB PERENCANAAN KINERJA II

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019 KBRI DAR ES SALAAM

Rencana Strategis (Renstra) KBRI Dar es Salaam 2015-2019 merupakan salah satu dokumen perencanaan kinerja utama KBRI Dar es Salaam yang mengalami penyempurnaan secara menyeluruh dari dokumen Renstra 2010-2014. Penyempurnaan yang dilakukan meliputi rumusan vlsi, misi, tujuan clan sasaran berikut Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi ukuran keberhasilan pencapaian kinerja KBRI Dar es Salaam Penyempurnaan Iainnya meliputi upaya mensinergikan strategi kebijakan yang ditempuh Kementerian Luar Negeri dengan strategi kebijakan yang perlu dilakukan oleh KBRI Dar es Salaam. Dengan cara ini diharapkan terdapatnya sinergitas antara program/kegiatan Perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri clan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mendukung kegiatan Kementerian Luar Negeri, khususnya unit Eselon I yang membidangi wilayah akreditasi/kerja Perwakilan RI.

A.1. PERNYATAAN VlSi Dengan memperhatikan tugas clan fungsi serta melihat latar belakang clan mencermati kondisi yang ada, KBRI Dar es Salaam mempunyal Vlsi:

Menjadi ujung tombak dalam mewujudkan wibawa diplomasi Indonesia di negara akreditasi untuk kepentingan nasional"

A.2. PERNYATAAN MISI Dari pernyataan Visi yang ditetapkan tersebut, KBRI Dar es Salaam menetapkan beberapa pernyataan Misi yang berlaku selama kurun waktu 2015-2019 sebagai pedoman implementasi Vlsi tersebut. Rumusan Misi KBRI Dar es Salaam adalah: a. Memperkuat peran KBRI Dar es Salaam dalam memajukan kepentingan nasional di

negara akreditasi. b. Memantapkan peran KBRI Dar es Salaam sebagai penjuru dalam upaya mengoptimalkan

pelaksanaan diplomasi di berbagai bidang untuk memajukan kepentingan nasional. c. Mewujudkan kapasitas KBRI Dar es Salaam agar menjadi organisasi yang kompeten,

profesiorial clan mumpuni.

A.3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Dalam rangka implementasi Misi tersebut, dirumuskan tujuan-tujuan Strategis yang hendak dicapai oleh KBRI Dares Salaam pada tahun 2015-2019, yaitu: 1. Peran perwakilari RI dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di negara

akreditasi. 2. Nilai manfaat ekonomi, keuangan clan pembangunan yang optimal melalul upaya

diplomasi KBRI Dar es Salaam di Negara-negara akreditasi clan organisasi internasional.

Sesuai dengan prioritas tujuan Strategis yang telah ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2015 KBRI Dar es Salaam merencanakan untuk mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya dukungan Negara akreditasi terhadap kedaulatan NKRI serta menguatnya

peran KBRI Dar es Salaam dalam mendukung diplomasi maritim, pengembangan

10

11 / 29

Laporan Kinerju KBRI Dares Salaam 1 2 017

infrastruktur poros maritim Indonesia serta kepemimpinan Indonesia di organisasi internasional lainnya yang menguat; Meningkatnya peran KBRI Dar es Salaam dalam mendukung penguatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi; Meningkatnya peran KBRI Dar es Salaam dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, clan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia Menguatnya peran diplomasi soft power yang dilakukan oleh KBRI Oar es Salaam di negara akreditasi Meningkatnya pelayanan clan perlindungan WNI/BHI; Meningkatnya dukungan manajemen kepegawaian, keuangan, clan perlengkapan Perwakilan RI yang akuntabel

Tingkat pencapaian tujuan clan sasaran Strategis dalam pelaksanaan politik luar negeri clan penyelenggaraan hubungan luar negeri serta praktek diplomasi, sangat erat hubungannya dengan faktor eksternal (regional clan global) clan faktor internal (domestik/nasional), yang bahkan tidak jarang berada di luar kendall Perwakilan. Namun, pengukuran tingkat capaian sasaran Strategis setidaknya dapat dilihat dari sejumlah indikator, yaitu:

1. Sasaran 1: Menguatnya peran Perwakilan RI dalam mendukung diplomasi maritim/kerja sama bilateral clan isu-isu global/regional. Indikator Sasaran: Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI Dar es Salaam yang ditindaklanjuti stakeholders.

2. Sasaran 2: Peningkatan peran Perwakilan RI dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di negara akreditasi. Indikator Sasaran: Persentase realisasi rencana aksi/inisiatif yang diimplementasikan.

3. Sasaran 3: Peningkatan peran Perwakilan RI dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, clan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Indikator Sasaran: Presentase peningkatan Trade

4. Sasaran 4: Menguatnya peran diplomasi soft power yang dilakukan oleh Perwakilan RI di negara akreditasi. Indikator Sasaran: Persentase publik di Tanzania yang berpandangan positif terhadap Indonesia.

5. Sasaran 5: Meningkatnya pelayanan clan perlindungan WNI clan BHI, serta pemberdayaan diaspora. Indikator Sasaran:

Indikator Sasaran 5.1 Persentase permasalahan WNI clan BHI di Tanzania yang diselesaikan;

Indikator Sasaran 5.2

11

12 / 29

Laporan Kinerja KBRI Dar es Salaam 217

Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran.

6. Sasaran 6: Meningkatnya dukungan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel.

Indikator Sasaran 6.1: Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) KBRI Dar es Salaam yang dilakukan Itjen dan BPO;

rid ikator Sasaran 6.2: Persentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap Alokasi DIPA KBRI Dar es Salaam.

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri tahun 2015-2019, telah ditetapkan Kebijakan-kebijakan dalam mencapai Tujuan dan Sasaran sebagai berikut: 1. Menggalakkan promosi dan kerjasama perdagangan ekonomi dan investasi Indonesia di

forum bilateral, regional, dan internasional; 2. Menggalakkan promosi pariwisata Indonesia; 3. Memperkuat dukungan terhadap integritas wilayah NKRI; 4. Mengoptimalkan kerjasama politik bagi kepentingan nasional; 5. Mengoptimalkan peran Indonesia dalam hubungan dan kerjasama di bidang politik dan

keamanan; 6. Penguatan Diplomasi Maritim dengan memperjuangkan kepentingan Indonesia sebagai

poros maritime dunia dalam forum internasional termasuk IORA; 7. Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri

dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan; 8. Mengoptimalisasikan Iangkah-langkah pencegahan, deteksi dini, dan cepat tanggap

dalam penyelesaian kasus WNI/BHI di Luar Negeri; 9. Mengoptimalkan diplomasi sosial budaya dan diplomasi kemanusiaan; 10. Melaksanakan diplomasi publik yang berkarakter soft power Indonesia melalui kerja sama

kebudayaan, pemberian beasiswa, people to people contact, jejaring diaspora Indonesia; 11. Mengelola dan memperkuat jaringan alumni asing penerima beasiswa dan pelatihan

Indonesia untuk memperkuat diplomasi publik; 12. Melakukan pendekatan dan kerjasama dengan berbagal kalangan masyarakat; 13. Mengoptimalkan upaya pengembangan sumber daya manusia di Perwakilan RI; 14. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana serta prasarana Perwakilan RI.

Perjanjian Kinerja disusun setelah mendapatkan penetapan pagu anggaran tahun 2017. Perjanjian Kinerja merupakan komitmen Kepala Perwakilan Republik Indonesia di Dar es Salaam untuk melaksanakan program/kegiatan yang terukur dan sesuai dengan tugas, fungsi serta wewenang serta sumber daya yang tersedia, sebagaimana telah disepakati bersama Menteri Luar Negeri Republik Indonesia tahun 2017. Target kinerja pada tahun 2017 merupakan target baseline, dan akan diakumulasikan dengan target tahun-tahun setelahnya dalam mencapai target pencapaian keseluruhan Rencana Strategis Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dares Salaam 2015-2019.

Adapun Penetapan Kinerja dalam bentuk Pernyataan Kinerja KBRI Dar es Salaam Tahun 2017 yang telah ditandatangani oleh KUAI RI dan Menteri Luar Negeri RI adalah sebagai berikut.

12

13 / 29

Laporan Kinerja KBRI Dar es Salaam 2017

No. SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Menguatnya peran Perwakilan RI Persentase rekomendasi hasil kajian 76%

dalam mendukung diplomasi komprehensif KBRI Dar es Salaam maritim/kerja sama bilateral dan isu- yang ditindaklanjuti stakeholders isu global/regional

2. Peningkatan peran Perwakilan RI Persentase realisasi rencana 64% dalam mendukung peningkatan aksi/inisiatif yang diimplementasikan pengaruh Indonesia di negara akreditasi

3. Peningkatan peran Perwakilan RI Persentase peningkatan trade 0,01% dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

4. Menguatnya peran diplomasi soft Persentase publik di Tanzania yang 100% power yang dilakukan oleh Perwakilan berpandangan positif terhadap RI di negara akreditasi Indonesia.

5. Meningkatnya pelayanan dan Persentase permasalahan WNI dan 50% perlindungan WNI dan BHI, serta BHI di Tanzania yang diselesaikan pemberdayaan diaspora

Persentase responden atau 100%

pengguna jasa yang menyatakan

puas atas pelayanan kekonsuleran

6. Meningkatnya dukungan manajemen Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas 75 kinerja dan anggaran yang akuntabel Kinerja lnstansi Pemerintah (AKIP)

KBRI Dar es Salaam yang dilakukan (BB)

ltjen dan BPO

Persentase Realisasi Anggaran 100% (SP2D) terhadap Alokasi DIPA KBRI

Dar es Salaam

Adapun anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kinerja sesuai dengan Daftar

sian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Perwakilan Republik Indonesia di Dar es Salaam Tahun

Anggaran 2017 adalah sebesar Rp. 14.152.201.000,- dengan rincian sebagal berikut:

No. Program Anggaran

1. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Rp. 12.946.019.000,- Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri (5641)

2. Penyelenggaraan Diplomasi dan Kerjasama Rp. 1.206.182.000,- Internasional (5640)

3 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rp. 0 Perwakilan RI di Luar Negeri (1306)

13

14 / 29

LuporanKinerjaKBRIDaresSaluam

Total Rp. 14.152.201.000

14

15 / 29

Laporan Kinerja KBRI Dar es Saloom j_

BAB AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Seperti diuraikan sebelumnya bahwa sasaran strategis, IKU dan target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis KBRI Dares Salaam 2015-2019 berbeda dengan IKU yang ditetapkan pada Renstra KBRI Oar es Salaam sebelumnya. IKU yang ditetapkan dalam Renstra KBRI Dar es Salaam tahun 2015-2019 telah diupayakan mempergunakan pendekatan outcome. Pendekatan ini memungkinkan KBRI Dar es Salaam dapat mengungkapkan kinerja secara Iebih akuntabel melalui hasil-hasil yang dicapai sebagaimana diindikasikan oleh pencapaian Sasaran Strategis berdasarkan IKU yang ditetapkan

Capaian IKU diperoleh dengan membandingkan realisasi kinerja dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra KBRI Oar es Salaam Tahun 2015-2019 dan PK tahun 2017. Secara keseluruhan, capaian tersebut dirangkum dalam tabel berikut.

Capaian Indikator Kinerja Utama KBRI Dar es Salaam

Sasiran 1KU, VTa?t Raiia1 Infoniast KJnrJa "jumlat "Capaian - Data

_____________

Menguatnya pecan Persentase 78°5 61.5% Rekomendasi yang 39 78.8% Brafaks/sorat

Perwakilan RI dalam rekomendasi basil diSarnpaikan yang

mendukung kajian disampaikan

diplonlasi kornprehensit Perwakilan

Rekomeridasi yang 24 mar11 m/kerja sama KBRI Oar es

bilateral dan au-isv Salaam yang ditindakianjuti Brafaks/surat

global/regional ditindatnlanjuti stakeholders di tindak lanjut dab

stakeholders Indonesia stakeholders

2 Peningkatan peran Persentase 64% 65.3 % Rencana aksi yang 98 41.8% Dokomen

Perwakilan RI dalam realisasi rencana disusun realisasi rencana

mendokung aksi/inisiatif yang aksi sebagai

peningkatan dnmplementasikan implementasi perlantlan/

pengarun Indonesia Kesepakalan di negara akreditasi

Rencana aksi yang 41 Dokumen

direatisasikan rencana aksi sebagal imyternentasi perjanjianlkesep akatan

3 Peningkatan peran Persentase 001% 16.02% Total Ekspor/tmpor US$ 222.549.000 1600/s Data Statist/n Perwakilan RI dalam peoningkatan trade negara akreditasi- perdagangan rnenciptakan nilai Indonesia Jan-Nov 2016 dan Badan Posat manlaat elc000mi. Statist/n

dan pembangunan Total eksporftmpor US$ 258 213 700 setempat

bagi kesejahteraan negara akreditasi- rakyat Indonesia Indonesia Jan-Nov 2017

4 Menguatnya peran Persentase pub/Ic 100% 100% Jumlah kuesioner yang 50 100 % Data survel

diptomasi soft power di Tanzania yang diterirna pandangan

yang ditakultan oteb berpandangan _______________________ pubtik di negara

Jurnlah kuesioner yang 50 Perwakilan RI di positif terhadap

akreditasi berpandangan positif

vagary akreditasi Indonesia

5 Meningtcatnya Persentase 100% 50% Jumtah kasus WNI yang 2 50% Statistik Fongsi Meningkatnya permasalahan ditangani Konsuter delay arian dan WNI/BHI yang per indungan WNI diselessikan

Jumtah kasus WNI yang 1 dan BHI serta pemberdayaan

berrtasit disetesaikan

diaspora Persentase 100% 100% Jumlah kuesioner yang 80 kuesioner 100% Rekapitulasi

responden atau diedarkan Hasil Kuesioner

pengguna tasa Konsuler

15

16 / 29

rja KBRI Dares Salaam 2t7

yang meriyatakan Jumlan kuesioner yang kuesioner puas atas menyatakan puss petaysnan kekonsuleran

6 Menngkatnya Nilai hasy evaluas 75 76% N,Iai hasU eualuas, 76 76 % dukungan Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja manajemen kinerja Kinerja instansi Instansi Pemerintari dan anggaran yang

Pemerintah (AKIP) (66) (AKIP) KBRI Dar as akuntabel Salaam yang dilakukan

KBRI Dar es ltjen dan BPO Salaam yang

dilakukan ltjen dan

SPO

Nilai hasi) evatuas) 1000/ 82 % Presentase Rea))sasi 82 82%

Akuntabilitas Anggaran (SP2D)

Kinerja Instansi terhadap AlOkasi DIPA

Pernerintah (AKIP) KBRI Dares Salaam KBRI Dar es

Salaam yang

dilakukan ltjen dan

BPO

Total capaian /8 %

B. ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN

Secara umum analisis dan evaluasi capaian kinerja masing-masing sasaran sebagai berikut:

Sasaran Strategis I (SS-1) Menguatnya peran KBRI Dar es Salaam dalam mendukung diplomasi maritim dan perbatasan/pengembangan infrastruktu r poros maritim lndonesia/kerjasama bilateral dengan isu-isu global

Dalam rangka mendukung diplomasi maritim, KBRI Dar es Salaam telah mengupayakan serangkaian pendekatan kepada pemangku kepentingan (stakeholders) setempat, antara lain melalui:

a. IORA > Dalam rangka keketuaan Indonesia di IORA 2015-2017 dan penyelenggaraan

IORA Leaders' Summit di Jakarta, 5-7 Maret 2017 di Jakarta, KBRI Dar es Salaam telah melakukan beberapa pendekatan kepada negara akreditasi yang merupakan anggota IORA yaltu Tanzania dan Komoro.

Sebagai hasilnya, dalam pertemuan IORA tersebut, delegasi Tanzania hadir dipimpin oleh Presiden Zanzibar, Dr. Ali Mohammed Shein sementara delegasi Komoro hadir dan dipimpin oleh Menlu Komoro, Mohamed Bacar Dossar.

> Fasilitasi kunjungan delegasi Tanzania dan Komoro pada: - The Second IORA Ministerial Blue Economy Conference 8-10 Mei 2017, - The 7th BiAnnual Meeting of the Committee of Senior Officials (CSO) di Bali,

2-3Agustus - IORA Outreach Program "Marine Safety and Security" di Semarang, 14-21

Agustus 2017

b. Pengiriman ahli rumput laut KBRI Dar es Salaam memfasilitasi pengiriman ahli rumput laut, Ibu Maria Gigih Setiarti yang memberikan pelatihan Penambahan Nilai Rumput Laut yang diselenggarakan oleh Zanzibar Seaweed Cluster Initiative (ZaSCI) Oktober 2017.

16

17 / 29

Lapora n Km erja KBRI Dares Sa1aaj17

Sebagai tindak lanjut pelatihan tersebut, Dubes RI didampingi PF Ekonomi Pensosbud dan PF Protkons melakukan kunjungan ke Zanzibar, dan bertemu dengan Mendag Zanzibar serta Sekjen Kemtan Zanzibar yang memuji petatihan yang diberikan oleh Indonesia dimaksud. Dubes RI juga melakukan kunjungan ke Perkebunan Rumput Laut yang dikelola ZaSCI untuk melihat pengolahan rumput laut secara Iangsung, serta berdiskusi dengan pimpinan dari Kelompok Tani budidaya rumput laut di dua distrik Bweteo dan Bwejuu. Para petani kecit dan kelompok pengotah rumput laut mengapresiasi kehadiran ahli pengolahan rumput taut asal Indonesia yang telah memberikan pengetahuan tentang ragam otahan produk berbahan rumput taut sehingga memiliki nitai tambah dan nilai ekonomi Iebih. Mereka amat mengharapkan kehadiran Indonesia dalam pengembangan industri rumput taut di Zanzibar. Kehadiran Indonesia dapat semakin meningkatkan semangat para petani dalam mencari pendapatan melatui rumput laut.

c. Kampanye Laut Bersih KBRI Dar es Salaam menyampaikan pledging statement Menko Manitim RI, terkait perang terhadap sampah plastik dimana Indonesia akan mengurangi sampah plastic hingga 70% di tahun 2025. Hat ini disampaikan pada peluncuran Kampanye Global PBB untuk Laut Bersih di Bali, 23 Februari 2017.

Pengukuran kinerja

Realisasi Capaian Sasaran Strategis I

Iiidikator Kinerja

Persentase rekomendasi hash kajian komprehensif KBRI Dar es Salaam yang ditindakianjuti Stakeholders

Hambatan: 1. Rekomendasi yang disampaikan oleh KBRI Dar es Salaam telah disampaikan

kepada stakeholders terkait di Indonesia, namun dikarenakan masih lambannya respon yang diterima dari para stakeholders, maka terdapat kesulitan bagi KBRI Dar es Salaam untuk dapat mendokumentasikan hasil-hasil rekomendasi untuk ditindakianjuti.

Pemecahan masalah: 1. Komunikasi yang lebih intensif dengan para stakeholders serta pendekatan personal

dan profesional yang Iebih intensif pada level pejabat tinggi di negara akreditasi guna membantu percepatan petaksanaan tugas dan koordinasi terkait tindak lanjut rekomendasi.

Sasaran Strategis 2 (SS-2) Peningkatan peran KBRI Oar es Salaam dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di negara akreditasi

Sehubungan dengan pencapalan sasaran strategis 2, KBRI Dar es Salaam telah melakukan upaya-upaya sebagal berikut:

17

18 / 29

Laporan Kineria KBRI Dares Salaam 2017

Realisasi Kesepakatan yang ditandatangani Indonesia dan Tanzania memiliki forum bilateral bagi peningkatan kerjasama di bidang pertanian, yaitu Joint Agriculture Cooperation Committee (JACC). JACC mengadakan pertemuan secara rutin secara bergantian tiap dua tahun sekali. JACC ke-3 diselenggarakan di Tangerang pada 2-4 November 2014 dan untuk JACC ke IV, Tanzania mendapat giliran sebagai tuan rumah. Telah dilakukan pendekatan guna memastikan terselenggaranya JACC IV, diantaranya pertemuan dengan pihak Kemtan Tanzania dan pengiriman Nota Diplomatik kepada Kemtan Tanzania serta Brafaks kepada Kemlu RI dan Kemtan RI untuk mengkoordinasikan mengenai hal tersebut.

Selain itu, sebagaimana tercatat dalam kesepakatan JACC ke-Ill untuk revitalisasi FARTC, KBRI Oar es Salaam memberikan bantuan pembangunan name board, sign board, information board, tirai dan tempattidur untuk asrama di pusat pelatihan yang dibangun Indonesia tersebut.

b. Pendekatan terkait permintaan dukungan atas pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional. KBRI telah melakukan pendekatan intensif ke Kemlu Tanzania dan Kedutaan Besar negara rangkapan (Burundi, Rwanda dan Uni Komoro) di Dar es Salaam terkait permintaan dukungan atas pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional, yaitu: 1) Pencalonan Indonesia sebagai anggota Executive Board UNESCO untuk

periode 2017-2021; 2) Pencalonan Dubes Arief Havas Oegroseno sebagai Hakim International

Tribunal for the Law of the Sea (ITLOS) untuk periode 2017-2026;

3) Pencalonan Indonesia sebagai anggota International Maritime Organization (IMO) kategori C untuk periode 2018-2019;

4) Pencalonan Ibu Risnawafi Utami sebagai Anggota Committee on the Rights of Person with Disabilities (CRPD) periode 2019-2022;

5) Pencalonan Dr. Delima Hasri Azahari sebagai Direktur Eksekutif International Coffee Organization (ICO) periode 2017-2022;

6) Pencalonan Prof. Dr. Purwyatnoo Hariyadi sebagai Wakil Ketua the Codex Alimentarius Commission periode 2018-2022;

7) Pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 2019-2020.

Keseluruhan pendekatan dan lobby yang dilakukan terkait permintaan pencalonan tersebut mendapat tindaklanjut dari pemerintah negara akreditasi, yaitu: 1) Persetujuan saling dukung dari Rwanda terhadap pencalonan Indonesia pada

OK PBB; 2) Pernyataan lisan dukungan dari Tanzania terhadap pencalonan Indonesia pada

OK PBB; 3) Pernyataan lisan dukungan dari Komoro terhadap pencalonan Indonesia pada

OK PBB;

Pengukuran kinerja

Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Indikator Kinerja siCapaie

in

19 / 29

Laporan jaKBRI Dares Saloom 2i7

Persentase realisasi rencana aksi sebagai impleinentasi dan

perjanjian/kesepakatan

Hambatan: 1. Realisasi kesepakatan yang ditandatangani

- Terdapat kendala teknis, pembiayaan clan SDM khususnya di pihak Tanzania terkait implementasi kesepakatan-kesepakatan yang telah ditandatangani.

2. Permintaan dukungan atas pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional - Pejabat Tanzania lamban dalam merespon permintaan pertemuan bahkan waktu

pertemuan diberikan dalam waktu mendekati proses pemilihan keanggotaan organisasi internasional tersebut.

- Kedubes negara rangkapan di Dar es Salaam (Burundi, Rwanda clan Uni Komoro) tidak dapat memberikan respon yang cepat atas permintaan dukungan dari Indonesia karena mereka harus menunggu konfirmasi dari Kemlu masing-masing.

Pemecahan masalah: 1. Realisasi kesepakatan yang ditandatangani

- Memantau clan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian RI maupun Kementerian Pertanian, Peternakan clan Perikanan Tanzania guna merealisasikan kesepakatan bersama.

- Untuk merealisasikan penyelenggaraan pertemuan maupun pelatihan dengan efisiensi biaya, dapat disinergikan rencana pengiriman expert/pelatih dan Indonesia dengan kegiatan/agenda pelatihan yang telah dimiliki clan disusun oleh pihak Tanzania.

2. Permintaan dukungan atas pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional - Terus melakukan upaya pendekatan kepada Departemen terkait di Kemlu

Tanzania maupun perwakilan negara-negara rangkapan di Dar es Salaam. - Melakukan kontak Iangsung ke Kemlu negara-negara rangkapan guna

mengetahui posisi mereka atas permohonan dukungan Indonesia dimaksud.

Sasaran Strategis 3 (SS-3) Peningkatan peran Perwakilan RI dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia

a. Perdagangan Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2012-2016), total perdagangan Indonesia dengan Tanzania menunjukkan trend penurunan, namun Indonesia selalu mengalami surplus dalam neraca perdagangan bilateral. Total perdagangan periode Januari-November 2017 tercatat sebesar USD 276,08 juta, naik 29,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 212,62 juta.

Dengan Komoro, total perdagangan bilateral pada periode Jan uari-November 2017, tercatat sebesar USD 10,98 juta, naik 201 34% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 3,64 juta.

IM

20 / 29

KBRI Dar es Salaam 217

Dengan Rwanda, total perdagangan bilateral pada periode Januari-November 2017, tercatat sebesar USD 6,02 juta, naik 3,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 5,8 juta.

Dengan Burundi, total perdagangan bilateral pada periode Jan uari-November 2017, tercatat sebesar USD 862 ribu, Naik 86,59% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 462 ribu.

Total perdagangan dengan negara akreditasi untuk periode Januari- November 2017 tercatat sebesar USD 293,88 juta, naik 16,02% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 222,54 juta.

Beberapa produk Indonesia telah masuk ke pasar dan semakin dikenal oleh masyarakat Tanzania, Rwanda, Burundi dan Uni Komoro Tanzania, diantaranya Palm OiI/Veg Fats and Oil products, produk kertas, pakaian jadi, tekstil, furniture, makanan kemasan, food products, alat-alat elektronik, produk ban dan penyemprot serangga.

b. Economic Intelligence Guna memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai kondisi terlcini perekonomian yang terjadi di ke-4 negara akreditasi melalui pemetaan potensi yang dimiliki oleh negara-negara tersebut bagi pelaksanaan diplomasi ekonomi yang maksimal, KBRI Dar es Salaam menyusun data Economic Intelligence untuk ke empat negara akreditasi. Penyusunan data Economic Intelligence tersebut untuk mendukung upaya pemerintah RI dalam upaya peningkatan kapasitas ekonomi negara sehingga nantinya pelaku usaha Indonesia bisa menempatkan strategi dan kebijakannya secara tepat

Ruang Iingkup dari Data Economic Intelligence ini adalah terkait gambaran umum ekonomi setempat, kebijakan ekonomi negara setempat, kiat mengembangkan bisnis di negara setempat, prospek ekonomi dan bisnis negara setempat (meliputi: Perdagangan, Investasi, Pariwisata, Jasa dan Kerjasama Ekubang), serta kontak informasi bisnis.

c. Promosi Perdagangan Dar es Salaam International Trade Fair 2017 Untuk memperkenalkan produk Indonesia, KBRI berpartisipasi dalam Dar es Salaam International Trade Fair (DITF/Saba-Saba) yang merupakan pameran dagang terbesar di Tanzania diselenggarakan selama seminggu pada awal Juli setiap tahunnya. KBRI Dar es Salaam berpartisipasi pada DITF ke-40 dengan membuka stand, menampilkan contoh produk dan katalog perusahaan Indonesia seperti PT. INKA, PT. Rutan (produsen mesin pertanian), PT. Tjiwi Kimia (perusahaan kertas), PT. Mulia Glass (produsen kaca), PT Cahaya Sakti Furintraco/ Olympic (produsen mebel), PT. Ateja (produsen kain interior), dan PT. Supreme Belts Perkasa (produsen sabuk mekanis).

> Trade Expo Indonesia 2017 Untuk mendorong kehadiran pengusaha dari negara akreditasi pada Trade Expo Indonesia 2016, KBRI Dar es Salaam melakukan beberapa pendekatan dan pertemuan dengan pengusaha Tanzania, serta melakukan penyebaran informasi dengan mengirim brosur dan informasi kepada perusahaan, serta asosiasi bisnis dan investasi. Sebagai hasilnya terdaftar 9 pengusaha dari Tanzania yang hadir dalam pameran dagang dimaksud.

20

21 / 29

Laporan Kinerja KBRI Dar es Salaam 1 2 017

Fasilitasi pertemuan Dirjen Tembakau Tanzania dengan GAPEROMA

KBRI Dar es Salaam mendampingi Direktur Jenderal Otoritas Tembakau Tanzania (TTA) bertemu dengan Gabungan Pengusaha Rokok Malang (GAPEROMA) di Malang, 16 Oktober 2017. Pertemuan dilakukan dalam rangka menjajaki peluang kerjasama pembelian oversupply tembakau Tanzania, pemasaran maupun investasi industri tembakau/ rokok Indonesia di Tanzania. Dalam pertemuan tersebut, disampaikan pula presentasi mengenai peluang kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Tanzania oleh P.F. Ekonomi KBRI Oar es Salaam, serta paparan mengenai kerjasama sektor tembakau Tanzania oleh Dirjen TTA.

d. Regional Mapping Dalam rangka peningkatan hubungan kerjasama dengan Indonesia khususnya di bidang ekonomi antar kedua negara, KBRI Dar es Salaam melakukan pemetaan potensi wilayah-wilayah di Tanzania guna mengetahui kebutuhan serta keunggulan komparatif tiap wilayah untuk dikerjasamakan dengan Indonesia. Dalam kunjungan kerja tersebut, dilakukan pertemuan dengan Regional Commissioner, District Commissioner, KADIN dan Agrikultur, pengusaha, badan litbang serta peninjauan lapangan ke sentra-sentra bisnis. Beberapa daerah yang telah dikunjungi oleh Dubes RI bersama Tim KBRI Dar es Salaam antara lain Morogoro (29-31 Agustus 2017), Kigoma (27-29 September 2017), Mbeya (3-6 Oktober 2017 dan 10-12 Desember 2017), dan Zanzibar (24-27 November 2017). Pada kunjungan ke empat daerah/provinsi dimaksud, Dubes RI secara aktif melakukan pembicaraan dengan pemerintah, pengusaha, organisasi masyarakat, KADIN dan petani untuk menggali peluang ekonomi di Tanzania.

Dari kunjungan ke empat daerah/provinsi dimaksud, Tim KBRI Dar es Salaam telah mengidentifikasi peluang kerja sama ekonomi dan investasi bagi perusahaan Indonesia di Tanzania khususnya di bidang industri pengolahan kapas (Mwanza), produk pertanian (Morogoro dan Mbeya), rumput laut (Zanzibar) dan kelapa sawit (Kigoma). Berdasarkan peluang dan tantangan yang terdapat di Tanzania, investasi di bidang pengolahan kapas dan rumput laut memiliki potensi terbesar bagi Indonesia untuk masuk ke pasar Tanzania

Selain itu, dari kunjungan ke provinsi-provinsi dimaksud, Mbeya dan Zanzibar mengusulkan untuk pembentukan sister province dengan salah satu provinsi di Indonesia. Usulan pembentukan sister province dari Zanzibar disampaikan secara Iangsung oleh Presiden Zanzibar, All Mohamad Shein kepada Dubes RI di bulan November 2017 yang menyatakan keinginannya untuk adanya kerja sama antara Bali dan Zanzibar di bidang pariwisata dalam bentuk sister province.

e. Identifikasi Peluang Pasar Produk potensial Dari kunjungan serta pertemuan dengan kalangan usaha di Tanzania, KBRI Oar es Salaam telah memetakan produk-produk Indonesia yang potensial untuk masuk ke Tanzania. Beberapa di antaranya adalah, barang-barang konsumsi (consumer's goods) seperti sabun, mentega, obat nyamuk, permen, tisu, biskuit dan lampu. Selain itu, produk-produk dari Indonesia seperti kertas, suku cadang, ban, alat-alat elektronik dan garmen yang telah masuk ke pasar Tanzania juga memiliki potensi untuk meningkatkan pasokan barangnya di masa mendatang.

> Tender INKA Upaya memperkuat penetrasi kepentingan ekonomi Indonesia di Tanzania juga dilakukan KBRI Dar es Salaam dengan mengidentifikasi kesempatan tender di

21

22 / 29

LaporanKinerja KBRI Dar es SalaJJ1L_

Tanzania. Informasi tender terakhir yang disampaikan adalah kesempatan untuk mengikuti tender pengadaan lokomotif, gerbong kereta, Kereta Rel Listrik (KRL) dan peralatan mekanik kereta api. Informasi dimaksud telah disampaikan kepada PT. INKA yang saat ini sedang mempersiapkan dokumen pengajuan untuk ikut-serta dalam proses pra-kualifikasi tender dimaksud.

> Pembelian Kapal Kargo Selain itu, KBRI Dar es Salaam juga telah memfasilitasi transaksi bisnis antara PT. Anugerah Wijaya Bersaudara dengan Al Ghubra Marine Services untuk pembelian kapal kargo. Transakasi dimaksud telah disampaikan KBRI Dar es Salaam kepada Pusat untuk kiranya kesepakatan dimaksud dapat dipertimbangkan untuk diumumkan pada penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum 2018.

Studi Kelayakan Tempe Untuk semakin memperkuat upaya promosi produk alat pengolah hasil pertanian dan teknologi Indonesia, KBRI Dar es Salaam telah menyelesaikan tahap awal studi kelayakan pembuatan tempe di Provinsi Mbeya. Hasil studi kelayakan pembuatan tempe juga telah disampaikan kepada pemerintah, kelompok petani kedelai dan pusat penilitian pertanian di Mbeya. Dalam waktu dekatjuga sedang dijajaki penyediaan tempe untuk salah satu rumah sakit di Dar es Salaam.

Appreciation Night Dinner Untuk mendorong partisipasi potential buyers dari Tanzania dalam Trade Expo Indonesia (TEl), KBRI telah mengidentifkasi pengusaha, distributor dan pedagang Tanzania yang secara rutin mengunjungi Indonesia untuk melakukan pembelian barang. Selanjutnya, KBRI Dares Salaam mengadakan appreciation night dimaksud sebagai wujud apresiasi bagi para bagi para pengusaha, distributor dan pedagang Tanzania untuk terus berbisnis di Indonesia serta dapat menghadini TEL

Sebagai tindak lanjut Appreciation Night Dinner, pada hari Kamis, 21 Desember 2017, Duta Besar RI mengadakan jamuan makan malam mengundang pengusaha Tanzania yang berkeinginan untuk menjadi distributor produk farmasi dan alat kesehatan dari Indonesia, mendirikan pabnik serta restoran Indonesia di Tanzania.

Kesempatan pertemuan juga dimanfaatkan untuk memberikan informasi mengenai rencana penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum April 2018 serta mendorong para pengusaha dimaksud untuk berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia Oktober 2018.

g. PTA Sebagai tindak lanjut dari arahan Presiden RI terkait upaya penurunan tariff guna mendorong peningkatan perdagangan RI dengan negara-negara kawasan Afrika Sub-Sahara, diusulkan upaya penurunan tarid barang dalam bentuk Preferential Trade Agreement (PTA), antara Indonesia dengan Tanzania, dan Indonesia dengan EAC.

Pengukuran kinerja

Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3

Indikator Realisasi Capalanl

Kinerja L,. ........................

22

23 / 29

Lupo ran I<inerJal<BRI Dares Salaam jl7

Persentase peningkatan Trade and

Tourism (TT)

Tantan gan: 1. Masih belum banyaknya pengusaha Indonesia tertarik untuk mengikuti Bares Salaam

International Trade Fair (DITF/Saba-saba) sebagai sarana untuk mengenalkan produk-produk mereka ke pasar Tanzania.

2. Pengusaha Indonesia cenderung mengikuti pameran international di negara-negara yang sudah maju ekonominya.

3. Belum adanya identifikasi produk-produk yang akan dimasukkan dalam kategori sebagai subyek untuk mendapatkan penurunan tariff.

Pemecahan masalah: 1. Perlunya terus mendorong pengusaha Indonesia untuk mengikuti DITF melalui peran

aktif Ditjen PEN. 2. Pentingnya melakukan promosi tentang daya tank Indonesia untuk dikunjungi melalui

berbagai event di dalam negeri antara lain DITF. 3. Mengupayakan para investor Indonesia menanamkan modalnya di Tanzania di sektor-

sektor yang dianggap memilki prospek yang cerah dimasa yang akan datang. 4. Pusat dalam hal ini Kementenian Luar Negeri bekerjasama dengan Kementenian

Perdagangan perlu merumuskan produk-produk apa saja yang akan dimasukkan dalam kategori untuk mendapatkan penurunan tariff. Selain itu perlu juga disiapkan bahan-bahan panduan bagi perwakilan untuk dapat melakukan pendekatan terkait usulan pembentukan PTA dimaksud.

Sasaran Strategis 4 (SS-4) Menguatnya peran soft power diplomacy yang dilakukan oleh perwakilan RI di negara akreditasi

Citra positif Indonesia telah terbangun sejak perwakilan RI dibuka di Dar es Salaam tahun 1965. Tanzania memandang Indonesia sebagai negara yang berpengaruh dan memiliki posisi strategis di kawasan. Pembangunan dan perkembangan Indonesia yang pesat di berbagai bidang membuat Tanzania menjadikan Indonesia sebagai role model pembangunannya.

Hubungan baik dan citra positif tersebut semakin terpupuk dengan adanya kerjasama di berbagai bidang utamanya sosial dan budaya dengan mempromosikan people-to-people contact bagi tercapainya kesalingpahaman.

Upaya tersebut dilakukan antara lain melalui pemberian bantuan teknis, pemberian beasiswa, promosi sosial dan budaya serta networking dengan berbagai kalangan baik pemerintah maupun media. Selain itu, dilakukan pula upaya penggalangan guna memaksimalkan keberadaan diaspora Indonesia maupun alumni penerima beasiswa dan pelatihan Indonesia dalam membantu mempromosikan Indonesia.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna mencapai sasaran dimaksud selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan kegiatan penggalangan WNI berupa lomba 17 Agustus, silaturahmi WNI setiap bulan dan upacara guna meningkatan sinergi/ikatan masyarakat Indonesia/diaspora yang berada di negara akreditasi.

23

24 / 29

• Diseminasi informasi mengenai beasiswa KNB 2017 kepada instansi pemerintah dan universitas. Sebagai hasilnya terdapat peningkatan jumlah permintaan surat rekomendasi beasiswa dari 227 pada tahun 2016 merijadi 302 pada tahun 2017.

• Diseminasi informasi dan pendekatan kepada pejabat pemerintah negara akreditasi mengenai pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia sehingga pada tahun 2017 negara akreditasi mengirimkan wakilnya dalam seluruh pelatihan dimaksud. Pelatihan tersebut yaltu: > pelatihan revalidasi sertifikat keterampilan bidang kelautan staf Tanzania Port

Authority (TPA) di Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta yang terselenggara pada bulan Januari 2017;

> Media for World Harmony, Bandung 21-22 Februari 2017; Workshop on Promoting Research and Study on Islamic Concepts and Practices Concerning Labor Matters" for 010 Member States di Jakarta, 11-13 April 2017;

> Training on Strategic Partnership with Moslem Religious Leaders (MRLs) in Family Planning in Yogyakarta Indonesia, 24-29 April 2017;

e International Training on Agriculture Sector for African Countries, Mkindo, Morogoro, Tanzania, 2-16 Mei 2017

• Pelaksariaan kegiatan promosi di bidang sosial dan budaya melalui kegiatan •promosi kuliner dan budaya Indonesia pada Resepsi Diplomatik September 2017.

• Dubes RI menjadi pembicara kunci pada seminar "MIKTA and Innovative Partnership" yang diselenggarakan di Center for Foreign Relations di Oar es Salaam, 17 November 2017.

• Peningkatan citra Indonesia di mata publik negara akreditasi melalui diseminasi informasi portal situs KBRI dan peluncuran akun media sosial twitter dan facebook KBRI guna menjangkau berbagai kalangan.

Berdasarkan angket yang disebar oleh KBRI Dar es Salaam pada kegiatan-kegiatan promosi sosial budaya, secara keseluruhan pandangan masyarakat mengenai Indonesia sangat balk.

Selain itu, pemberitaan di media setempat mengenai Indonesia didominasi oleh pemberitaan positif. Selama tahun 2017, dari 18 pemberitaan kesemuanya merupakan pemberitaan positif. Guna menambah bobot positif pemberitaan media massa setempat mengenai Indonesia, KBRI Oar es Salaam melakukan pendekatan kepada media-media utama serta memberikan informasi mengenai kegiatan yang dilaksanakan oleh KBRI Oar es Salaam guna mendapat liputan dari media-media tersebut.

Pengukuran kinerja

Realisasi Capaian Kiner;a Sasaran Strategis 4 Indikator Kinerja

Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia

Tantangan 24

25 / 29

ranKinerja KBRI Dares Sa1aam2()17

Keberhasilan pencapaian target indikator kinerja publik di Tanzania yang berpandangan positifterhadap Indonesia tahun 2017 secara umum diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu: a. Keterbatasan bahan promosi yang minim

Keterbatasan bahan promosi yang minim menjadi salah satu hambatan dalam keikutsertaan KBRI Dar es Salaam pada kegiatan pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat maupun kegiatan promosi yang dilakukan oleh KBRI Dar es Salaam.

b. Penundaan/pembatalan kegiatan oleh panitia Terdapat beberapa kegiatan promosi sosial dan budaya yang tidak dapat terlaksana sesuai rencana pada tahun 2017 karena penundaan oleh panitia, yaltu Asian Film Festival dan Zenj Empire Islamic Festival.

c. Keterbatasan Anggaran akibat self blocking Beberapa kegiatan promosi seni dan budaya tidak dapat terlaksana sesuai rencana di tahun 2017 disebabkan adanya pemotongan anggaran.

Pemecahan Masalah a. Melakukan promosi yang lebih gencar atas kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan

oleh KBRI dengan membidik target audience yang tepat.

b. Untuk mengatasi masalah keterbatasan bahan promosi, KBRI Dar es Salaam memperbanyak bahan promosi dengan melakukan penggandaan ulang. Selain itu, guna memiliki bahan promosi yang dibutuhkan, dilakukan pula penjemputan langsung bahan tersebut di kementerian-kementerian terkait.

c. Dilakukan koordinasi intensif dengan pihak panitia untuk memastikan kemungkinan kegiatan dapat terselenggara dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, meski dalam beberapa hal terjadi pula kondisi yang tidak dapat dikontrol seperti keamanan yang kurang kondusif maupun kendala finansial pihak penyelenggara.

Sasaran Strategis 5 (SS-5) Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI, serta pemberdayaan diaspora

Permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan Jumlah WNI di negara akreditasi KBRI Dar e Salaam tercatat sebanyak 120 orang, jumlah tersebut terdiri dari 115 orang berada di Tanzania dan 5 orang berada di Rwanda, sementara di Burundi dan Uni Komoro belum tercatat adanya WNI. Pada umumnya WNI yang tinggal di negara akreditasi KBRI Dar es Salaam merupakan pekerja formal dan professional/formal di bidang pendidikan, kesehatan, pertambangan, industri dan konstruksi. Sementara di sektorjasa terdapattenaga kerja di bidang perhotelan/wisata. Selain itu, terdapat pula WNI yang menikah dengan WN asing yang bekerja sebagai tenaga ahli baik untuk perusahaan-perusahaan internasional maupun organisasi internasional.

a. Permasalahan WNI Pelayanan/Perlindungan kepada warga negara Indonesia (WNI) bermasalah terus dilakukan oleh KBRI Dar es Salaam dan saat mi masih terfokus pada 1 WNI yang ditahan berada di penjara sejak 12 Agustus 2012 karena kedapatan membawa paket kokain seberat ±4 kg di Bandara lnternasional Julius Nyerere, Dar Es Salaam, Tanzania. Saat mi yang bersangkutan berada di tahanan Keko Remand Prison, Dar es Salaam dan masih terus mengikuti sidang. KBRI Dar es Salaam berkomitmen untuk terus mendampingi pada saat sidang dan mengunjungi secara rutin selama berada di tahanan untuk memastikan hak-hak nya terpenuhi. Sampai saat mi perlakuan terhadap WNI tersebut selama di penjara sangat balk dan yang

25

26 / 29

Laporan Kinerjo KBRIDar esSalaam 2017

bersangkutan dalam keadaan sehat. KBRI memfasilitasi pembiayaan pengacara bagi WNI tersebut.

Selain itu, pada September 2017, KBRI Dares Salaam menerima keluhan dari WNI yang bekerja di salah satu hotel di Pulau Pemba Zanzibar mengenai gaji dari yang bersangkutan yang belum dibayarkan oleh pengelola selama 9 bulan. Menindaklanjuti hal dimaksud, KBRI Dar es Salaam telah menginimkan surat kepada pengelola untuk melakukan klarifikasi terkait keluhan yang ditujukan kepada yang bersangkutan.

Selanjutnya, pemilik hotel secara tertulis menjanjikan akan membayarkan sisa gaji yang belum dibayarkan secara bertahap. Berdasarkan informasi dari WNI dimaksud, sisa gaji dari yang bersangkutan telah semua dikembalikan oleh pemilik hotel pada Januari 2018.

b. Pendataan WNI KBRI pada tahun 2017 juga telah mengadakan kegiatan pendataan WNI dan Sosialisasi Kekonsuleran tanggal 24 November 2017 di Zanzibar.

Pengukuran kinerja

Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis 5 Indikator Kinerja nggung Jawab [ Tar fRealisasi f Capaian

I (%) I (Wa) (%)

1. Persentase Permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan

2. Persentase Responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan

Taritangan Keberhasilan pencapaian target indikator kinerja Permasalahan WNI dan BHI di Tanzania yang diselesaikan tahun 2017 secara umum diakibatkan beberapa hal yaitu: a. Lambatnya proses pengadilan.

Lamanya vonis yang dijatuhkan kepada WNI yang tenlibat penyelundupan narkoba adalah karena sistem peradilan yang masih belum balk, seluruh kegiatan persidangan berjalan lambat dan masih maraknya korupsi serta pungutan liar di dalam peradilan. Jadwal persidangan pun sangat tidak jelas sehingga terkadang menghambat KBRI untuk melakukan pendampingan.

b. Terdapat beberapa WNI/BMI yang belum terdaftar di KBRI. Beberapa WNI/BMI tidak

mengetahul pentingnya lapor din, bahkan tidak mengetahui adanya perwakilan RI. Sebagian lainnya tinggal di daerah terpencil sehingga sulit mendapatkan akses

transportasi dan Internet.

c. Tidak tersedianya anggaran yang sewaktu-waktu dapat digunakan oleh perwakilan RI

untuk keperluan penyewaan pengacara, pemulangan WNI dlI.

Pemecahan Masalah

26

27 / 29

Laporun Kinerja KBRI Dar es Salaam 1 2047

a. Mengantisipasi dan terus melakukan pendekatan kepada petugas pengadilan sehingga bisa mendapatkan info akurat mengenal persidangan dan progress dan kasus WNI tersebut.

b. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya lapor diri dan memberikan kemudahan lapor diri melalui website.

c. Aktif memberikan sosialisasi kekonsuleran, keimigrasian dan hukum setempat, dengan melakukan kunjungan ke sentra-sentra pemukiman WNI ataupun sosialisasi di kantor KBRI.

d. Usulan kepada pusat untuk penyediaan anggaran yang dapat dipergunakan bagi keperluan menyewa pengacara.

Sasaran Strategis 6 (SS-6) Meningkatnya dukungan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel

Dalam rangka mendukung tercapainya kinerja dan anggaran yang akuntabel, KBRI Dan es Salaam senantiasa melakukan pengimplementasian sistem AKIP sesual pedoman. KBRI Dar es Salaam juga berupaya merealisasikan kegiatan sesuai dengan perencanaan kinerja dan anggaran.

Pengukuran kinerja

Reahsasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis6 Indikator Kinerja EPenanggung Jawabi Target RealsaiJ Capaian

1%] (01°) (%)

1. Nilal hasil evaluash Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) KBRI Dar es SAIaam yang dilakukan Itjen dan BPO

2. Persentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap Alokasi DIPA KBRI Dar es Salaam

27

28 / 29

thporanKinea KBRI Dar es Saloom 1

BAB PENUTUP Iv

!t1h!iIUIWi.ilk]

Laporan Kinerja (LKj) KBRI Dar es Salaam tahun 2017 ini diharapkari dapat mengungkapkan kinerja Perwakilan RI selama tahun 2017 melalui pengukuran Indikator Kinerja Utama (I KU) serta target yang telah disepakati dalam Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2017. IKU dan target yang disepakati mengindikasikan pencapaian Sasaran Stategis yang terdapat dalam Rencana Strategis KBRI Dar es Salaam Tahun 2015-2019.

Secara keseluruhan capaian kinerja yang dicapai KBRI Dar es Salaam selama tahun 2017 menunjukkan hasil yang baik. Terdapat sedikit kendala dikarenakan adanya arahan self blocking penghematan anggaran yang membuat beberapa kegiatan tidak dapat terlaksana. Meski demikian, KBRI Dar es Salaam senantiasa meningkatkan koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait dalam memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kerjasama dan hubungan dengan negara akreditasi, dalam segala bidang serta mengidentifikasi dinamika yang memunculkan permasalahan, tantangan dan kendala atau bahkan hambatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KBRI Dar es Salaam.

Pada tingkat pencapaian sasaran peran diplomasi soft power yang dilakukan KBRI Dar es Salaam; meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora menunjukan capaian yang cukup baik, dan dapat ditingkatkan ke depannya. Sementara itu, peran KBRI Dar es Salaam dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia tersebut membutuhkan komitmen, keterlibatan, dan dukungan aktif seluruh pihak.

Upaya koordinasi dan peningkatan kerja sama dengan berbagai instansi di diharapkan dapat Iebih intensif ke depannya mengingat target indikator hanya dapat dicapai dengan melibatkan seluruh stakeholder, dalam penyelenggaraan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang berorientasi pada hash, berbasis kinerja dan bertujuan untuk mendukung pencapaian kepentingan nasional.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dar es Salaam

28

29 / 29