BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN -...

13
53 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang Hubungan antara Modal Sendiri, kredit Non Anggota dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha di Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia “Handayani” Salatiga. Data yang diperoleh meliputi modal sendiri koperasi, kredit non anggota koperasi serta jumlah perolehan sisa hasil usaha koperasi yang diperoleh dari buku pertanggung jawaban pengurus koperasi . Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi untuk pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dengan bantuan software SPSS versi 17.0. Tahap pengujian hipotesis bertujuan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. A. TEMUAN Pada bagian ini penulis menyajikan hasil uji normalitas data dan hasil analisis korelasi antara variabel modal sendiri ( X 1 ) dengan perolehan sisa hasil usaha ( Y ), kredit non anggota ( X 2 ) dengan perolehan sisa hasil usaha ( Y ) dan variabel modal sendiri ( X 1 ), kredit non anggota ( X 2 ) dan perolehan sisa hasil usaha ( Y ).

Transcript of BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

53

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang Hubungan antara Modal Sendiri, kredit Non

Anggota dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha di Primer Koperasi Tahu Tempe

Indonesia “Handayani” Salatiga. Data yang diperoleh meliputi modal sendiri

koperasi, kredit non anggota koperasi serta jumlah perolehan sisa hasil usaha koperasi

yang diperoleh dari buku pertanggung jawaban pengurus koperasi . Selanjutnya data

yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi untuk pengujian

hipotesis penelitian.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi dengan bantuan

software SPSS versi 17.0. Tahap pengujian hipotesis bertujuan untuk melihat

hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan mengetahui seberapa

besar hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

A. TEMUAN

Pada bagian ini penulis menyajikan hasil uji normalitas data dan hasil

analisis korelasi antara variabel modal sendiri ( X1 ) dengan perolehan sisa hasil

usaha ( Y ), kredit non anggota ( X2 ) dengan perolehan sisa hasil usaha ( Y ) dan

variabel modal sendiri ( X1 ), kredit non anggota ( X2 ) dan perolehan sisa hasil

usaha ( Y ).

Page 2: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

54

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji kenormalan data. Jika data

berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistik parametik,

sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji hipotesis

menggunakan statistik non parametik. Data berdistribusi normal jika taraf

signifikan hitung lebih dari taraf signifikan yang digunakan yaitu 0,05.

Tabel 4.1

Uji Normalitas Modal Sendiri dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha

Pada PRIMKOPTI “Handayani” di Salatiga Tahun 2009-2011

One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Modal Shu

N 36 36

Normal

Parametersa,,

b

Mean 1.0114E9 2.8986E7

Std. Deviation 2.66051E7 2.74201E7

Most

Extreme

Differences

Absolute .169 .198

Positive .089 .198

Negative -.169 -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.013 1.188

Asymp. Sig. (2-tailed) .257 .119

Sumber : data yang diolah menggunakan SPSS, 2014

Page 3: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

55

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus One-

Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan perhitungan program SPSS for

windows release 17,0 dan berdasarkan penghitungan SPSS for windows

release bahwa harga One-Sample Kolmogrov Smirnov Test untuk variabel

modal sendiri diperoleh hasil 0,257. Variabel sisa hasil usaha memperoleh

hasil 0,119. Variabel modal sendiri dengan perolehan sisa hasil usaha

berdistribusi normal karena memperoleh hasil lebih dari 0,05.

Tabel 4.2

Uji Normalitas Kredit Non Anggota dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha

Pada PRIMKOPTI “Handayani” di Salatiga Tahun 2009-2011

One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

shu Kreditnon

N 36 36

Normal

Paramete

rsa,,b

Mean 2.8986E7 1.1430E8

Std. Deviation 2.74201E7 2.23406E7

Most

Extreme

Differenc

es

Absolute .198 .105

Positive .198 .105

Negative -.148 -.068

Kolmogorov-Smirnov Z 1.188 .630

Asymp. Sig. (2-tailed) .119 .823

Sumber : hasil Olah Data menggunakan SPSS, 2014.

Page 4: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

56

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

shu Kreditnon

N 36 36

Normal

Paramete

rsa,,b

Mean 2.8986E7 1.1430E8

Std. Deviation 2.74201E7 2.23406E7

Most

Extreme

Differenc

es

Absolute .198 .105

Positive .198 .105

Negative -.148 -.068

Kolmogorov-Smirnov Z 1.188 .630

Asymp. Sig. (2-tailed) .119 .823

Sumber : hasil Olah Data menggunakan SPSS, 2014.

Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan rumus One-

Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan perhitungan program SPSS for

windows release 17,0 dan berdasarkan penghitungan SPSS for windows

release bahwa harga One-Sample Kolmogrov Smirnov Test untuk variabel

kredit non anggota diperoleh hasil 0,823. Variabel sisa hasil usaha

memperoleh hasil 0,119. Variabel kredit non anggota dengan perolehan sisa

hasil usaha berdistribusi normal karena memperoleh hasil lebih dari 0,05.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Korelasi

Uji Koefisien Korelasi Menurut (Faenkel dan Wallen,

2008:328)“Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian

untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau

lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak

terdapat manipulasi variabel”. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

Page 5: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

57

apakah modal sendiri dan kredit non anggota koperasi mempunyai hubungan

dengan perolehan sisa hasil usaha. Penghitungan uji analisis korelasi

menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows release 17.0

diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 4.3

Koefisien Korelasi antara Modal Sendiri ( X1 ) dengan Perolehan Sisa

Hasil Usaha ( Y ) Pada Primer Koperasi Tahu Tempe “Handayani” di

Salatiga Tahun 2009-2011.

Sumber: Hasil olah data menggunakan SPSS, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.3 dijelaskan sebagai

berikut:

Hasil perhitungan dengan SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi

antara modal sendiri koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha sebesar -

0,980 dengan taraf signifikasi sebesar 0,000. Hasil itu menunjukkan adanya

hubungan yang sangat kuat antara modal koperasi dengan perolehan sisa hasil

usaha akan tetapi negatif. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya hubungan

yang signifikan dengan taraf signifikansi yang diporoleh sebesar 0,000 ini

menunjukkan bahwa modal sendiri memiliki hubungan dengan perolehan sisa

hasil usaha. Maka, H0 ditolak dan Ha diterima . Hal ini berarti ada hubungan

Variabel

Bebas (X1)

Variabel

Terikat (Y) N

Koefisien

Korelasi (r) Signifikansi

Modal

Sendiri

Koperasi

Sisa Hasil

Usaha 36 - 0,980 0,000

Page 6: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

58

yang signifikan antara modal koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha pada

Primkopti “Handayani” periode tahun 2009 – tahun 2011. Modal yang

dimiliki Primkopti “Handayani” berhubungan sangat kuat dengan perolehan

sisa hasil usaha .

Tabel 4.4

Koefisien Korelasi antara Kredit Non Anggota ( X2 ) dengan

Perolehan Sisa Hasil Usaha ( Y ) Pada Primer Koperasi Tahu

Tempe “Handayani” di Salatiga Tahun 2009-2011.

Sumber: Hasil olah data menggunakan SPSS, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.4 dijelaskan sebagai berikut:

Hasil perhitungan dengan SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi

antara kredit non anggota koperasi dengan perolehan sisa hasil usaha sebesar -

0,441 dengan taraf signifikasi sebesar 0,007. Hasil itu menunjukkan adanya

hubungan yang cukup kuat antara modal koperasi dengan perolehan sisa hasil

usaha akan tetapi negatif. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya hubungan

yang signifikan dengan taraf signifikansi yang diporoleh sebesar 0,007 ini

menunjukkan bahwa kredit non anggota memiliki hubungan dengan perolehan

sisa hasil usaha. Maka, H0 ditolak dan Ha diterima . Hal ini berarti ada

hubungan yang signifikan antara kredit non anggota koperasi dengan

Variabel

Bebas (X2)

Variabel

Terikat (Y) N

Koefisien

Korelasi (r) Signifikansi

Kredit Non

Anggota

Koperasi

Sisa Hasil

Usaha 36 - 0,441 0,007

Page 7: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

59

perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” periode tahun 2009 –

tahun 2011. Kredit yang dimiliki Primkopti “Handayani” berhubungan cukup

kuat dengan perolehan sisa hasil usaha .

b. Uji Koefisien Korelasi Ganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah

jumlah anggota dan modal koperasi mempunyai hubungan dengan

perolehan sisa hasil usaha. Penghitungan uji koefisien korelasiganda

menggunakan bantuan komputer program SPSS for windows release 16.0

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5

Koefisien Korelasi antara Modal Sendiri (X1) dan Kredit Non

Anggota (X2) dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) Pada

Primer Koperasi Tahu Tempe “Handayani” di Salatiga Tahun

2009-2011.

3.

4.

S

S

Sumber: Hasil olah data SPSS, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.5 dijelaskan sebagai berikut:

Hasil uji koefisien korelasi ganda memperoleh hasil RSquare sebesar

0,966 dengan taraf signifikansi 0,000. Hasil itu menunjukkan adanya

hubungan yang sangat kuat antara modal sendiri koperasi dan kredit non

anggota dengan perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” tahun

Variabel Bebas

(X1)

Variabel

Bebas (X2)

Variabel

Terikat (Y) N

RSquare

Change Sig F Change

Modal Sendiri Kredit Non

Anggota

Perolehan

Sisa Hasil

Usaha

36 0,966 0,000

Page 8: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

60

2009 - 2011 selama 36 bulan. Hasil tersebut juga menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan karena signifikansi yang diporoleh tidak lebih dari

0,05. Maka, H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan yang

signifikan antara modal sendiri koperasi dan kredit non anggota koperasi

dengan perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” tahun 2009 -

2011 selama 36 bulan.

B. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah apakah modal sendiri dan

kredit non anggota koperasi memiliki hubungan yang signifikan dengan

perolehan sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” di Salatiga periode

tahun 2009 – tahun 2011. Mengacu pada perumusan masalah tersebut, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan modal sendiri dan kredit

non anggota koperasi memiliki hubungan yang signifikan dengan perolehan

sisa hasil usaha pada Primkopti “Handayani” di Salatiga periode tahun 2009 -

tahun 2011 selama 36 bulan.

1. Hubungan Modal Sendiri Koperasi dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha

Pada Primkopti Handayani Salatiga Tahun 2009 – 2011

Modal Koperasi memiliki hubungan yang sangat kuat dengan

perolehan sisa hasil usaha namun negatif. Hal ini disebakan karena sisa

hasil usaha yang di peroleh koperasi mengalami kenaikan dan penurunan

yang kurang stabil bahkan koperasi sering mengalami kerugian ini

Page 9: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

61

disebabkan karena koperasi tidak dapat menutup biaya operasional yang

harus di keluarkan oleh koperasi seperti bunga pinjaman, gaji pegawai dan

lain sebagainya. Koperasi sering mengalami kerugian karena harga

penjualan dan pembelian pada devisi penyedian kedelai bagi para

pengrajin tahu tempe seperti saat koperasi melakukan pembelian kedelai

dengan harga yang tinggi akan tetapi saat koperasi menjualnya kepada para

pengrajin harga kedelai mengalami penurunan hal seperti ini yang sering

membuat koperasi mengalami kerugian jadi koperasi harus menutup biaya

yang telah di keluarkan oleh koperasi sebelumnya. Selain hal tersebut

perolehan sisa hasil usaha yang di peroleh koperasi bisa negatif karena dari

380 anggota yang bergabung di Primkopti Handayani Salatiga hanya 20%

anggota yang berpartisipasi aktif di Primkopti handayani 80% anggota

yang lain berpartisipasi hanya pada saat harga kedelai di Primkopti

Handayani lebih rendah dari harga di pasar padahal setiap harinya

Primkopti Handayani menyediakan kedelai dengan jumlah yang rata-rata

tetap sebagai contoh koperasi setiap harinya rata - rata menyediakan

kedelai bagi para pengrajin sebanyak 300 ton akan tetapi 20% anggota

yang aktif berpartisipasi melakukan pembelian kedelai di koperasi hanya

sebnyak 30 ton. Hal seperti ini yang menyebabkan koperasi sering

mengalami kerugian yang akhirnya berimbas pada perolehan sisa hasil

usaha yang dibagikan kepada anggota.

Page 10: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

62

Setiap kegiatan usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau

laba memerlukan modal. Modal tersebut merupakan pembiayaan bagi

kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha termasuk koperasi.

Oleh karena itu setiapbadan usaha atau koperasi akan selalu berusaha untuk

meningkatkan modal usahanya, karena semakin besar volume usaha yang

dapat dijalankan akhirnya laba yang diperoleh semakin besar. Keberhasilan

koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan usaha sangat

tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan menanamkan

modalnya Modal merupakan dana yang akan digunakan untuk

melaksanakan kegiatan usaha koperasi. Modal dalam koperasi diutamakan

berasal dari anggota koperasi atau yang biasa disebut modal senidiri.

Modal sendiri koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana

cadangan, donasi / hibah. Besarnya sisa hasil usaha yang diterima oleh

setiap anggota koperasi akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi

modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Tiktik Sartika Partomo (2009:49),

“semakin besar jumlah barang/jasa koperasi yang dimanfaatkan oleh para

anggota koperasi, akan semakin besar pula jasa anggota koperasi tersebut

terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Pendapatan inilah yang akan

membantu peningkatan sisa hasil usaha. Hasil pendapatan ini dihasilkan

dan banyaknya anggota yang ikut serta membangun usaha koperasi”.

Page 11: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

63

2. Hubungan Kredit Non Anggota Koperasi dengan Perolehan Sisa Hasil

Usaha Pada Primkopti Handayani Salatiga Tahun 2009 – 2011.

Kredit non anggota koperasi mempunyai hubungan yang cukup kuat

dengan perolehan sisa hasil usaha namun negatif hal ini disebabkan

pembayaran angsuran anggota yang kurang disiplin, atau karena banyak

anggota koperasi yang bermasalah dengan Primkopti seperti halnya ada

anggota yang memiliki tunggakan angsuran, atau bahkan ada anggota

yang belum membayar selama beberapa bulan karena usaha yang sedang

dijalankan sedang mengalami penurunan penjualan, atau ada anggota

yang sedang mempunyai masalah dengan usahanya. Hal seperti ini yang

membuat kredit non anggota koperasi negatif pada saat – saat tertentu

koperasi menerima angsuran yang berasal dari kredit non anggota yang

banyak karena tunggakan bulanan atau kadang koperasi mengalami

kerugian karena tidak terlalu banyak peminjam yang menyetorkan

angsuran secara rutin. Walaupun koperasi telah memberikan teguran

ataupun perhatian khusus bahkan sampai ketindakan kepada nasabah

yang bukan merupakan anggota koperasi ini tetap saja masih banyak

orang yang tetap tidak memperhatikannya padahal sudah seharusnya

orang atau badan usaha yang telah melakukan transaksi kredit dengan

orang atau badan usaha mempunyai kewajiban dalam mengembalikannya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Anwar (2002:14) dalam bukunya yang

berjudul praktek perbankan, kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh

Page 12: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

64

suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan

lagi pada jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang yang

disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa uang.

3. Hubungan Modal Sendiri, Kredit Non Anggota Koperasi dengan

Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada Primkopti Handayani Salatiga Tahun

2009 – 2011.

Modal Sendiri koperasi dan kredit non anggota koperasi secara

bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan perolehan sisa

hasil usaha. Kredit non anggota koperasi dan sisa hasil usaha bisa negatif

hal ini di sebabkan karena banyak non anggota koperasi yang meminjam

uang di koperasi tidak membayarkan angsuran perbulan secara rutin

kepada koperasi, untuk perolehan sisa hasil usaha koperasi sering

mengalami kerugian, kerugian ini disebabkan perolehan sisa hasil usaha

yang didapatkan lebih untuk menutup biaya operasional yang harus

dibayarkan koperasi, sedangkan modal sendiri yang dihimpun oleh

anggota rutin dilakukan setiap bulan seperti simpanan wajib, simpanan

simpanan dari anggota ini yang digunakan koperasi untuk menjalankan

kegiatan usahanya seperti simpan pinjam termasuk kredit yang diberikan

kepada non anggota koperasi, apabila kredit telah diberikan tentunya

dengan syarat dan kesepakatan yang telah ditentukan akan tetapi

peminjam tidak melakukan angsuran secara rutin ini menyebabkan

Page 13: BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5567/5/T1_162009097_BAB IV.pdf · lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel ... secara

65

perolehan sisa hasil usaha digunakan untuk keperluan biaya yang lain

untuk menutup kerugian koperasi..

Kelangsungan usaha sebuah koperasi tentunya tidak lepas dari peran

aktif para anggotanya, baik itu dalam bentuk moril maupun

materi.Semakin banyak jumlah anggota koperasi yang menyimpan

dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan

koperasi sehingga akan meningkatkan sisa hasil usaha yang akan

diperoleh koperasi, yang pada akhirnya diharapkan pula akan

meningkatkan gerakan kegiatan yang dijalankan. Anggota sebagai

penghimpun modal koperasi dan non anggota sebagai pengkredit dalam

sebuah organisasi koperasi dapat sama – sama displin dalam

pengumpulan modal ataupun penyetoran angsuran pinjaman, maka

perolehan sisa hasil usaha yang akan di dapatkan akan semakin

meningkat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Tiktik Sartika Partomo, M.S.

bahwa “Seperti halnya pelayanan koperasi terhadap anggotanya, maka

pelayan koperasi terhadap non anggota juga akan menghasilkan

pendapatan koperasi. Namun, pendapatan koperasi yang berasal dari

pelayanan non anggota tersebut bukan merupakan hasil kontribusi

anggota terhadap pelayanan koperasi. Oleh karena itu besarnya jasa

usaha anggota koperasi dapat dikatakan sebagai besarnya partisipasi

anggota koperasi terhadap modal koperasi.