BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING€¦ · Mengenai Dampak Penting, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27...
Transcript of BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING€¦ · Mengenai Dampak Penting, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27...
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 1
BAB IV
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Besarnya dampak dapat dihitung dari melihat perbedaan yang ada antara keadaan
lingkungan yang diprakirakan tanpa adanya proyek dan dengan adanya proyek. Guna
mengetahui perbedaan tersebut, maka diperlukan suatu perhitungan keadaan
lingkungan tanpa adanya proyek dan prakiraan keadaan lingkungan dengan adanya
proyek. Secara sederhana, besarnya dampak yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan
terhadap keadaan suatu komponen lingkungan adalah :
D = Ddp - Dtp
Catatan : D = dampak yang diprakirakan Ddp = dampak lingkungan dengan adanya proyek
Dtp = dampak lingkungan tanpa adanya proyek
Telaahan ini dengan cara menganalisa perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan
hidup yang diperkirakan timbul dengan adanya rencana kegiatan, dan kondisi kualitas
lingkungan hidup yang diperkirakan tanpa adanya kegiatan, dengan menggunakan
metode formal maupun non formal.
Metoda formal dapat dilakukan melalui model fisika, eksperimental dan model
matematis. Sedangkan metode non formal adalah berupa percobaan eksperimen, model
simulasi visual dan peta, metode analogi dan penilaian ahli (professional judgement).
Metoda formal dan non-formal yang dapat diterapkan dalam studi andal pembangunan
kebun sawit, pabrik PKS dan jetty serta tambang batubaara antara lain:
A. Matematis
Dalam metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan besarnya dampak
yang diakibatkan proyek terhadap lingkungan akan dirumuskan secara kuantitatif
dengan model atau dengan menggunakan baku mutu yang telah ditetapkan.
Komponen/sub komponen/parameter lingkungan hidup yang akan didekati dengan
metode ini terutama yang memiliki baku mutu matematis seperti kualitas air, kualitas
udara, kualitas tanah, dan biota.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 2
B. Analogi
Prakiraan dampak ini berdasarkan pada kajian tentang masalah-masalah lingkungan
dari kegiatan yang sama, yang sudah pernah terjadi di daerah lain dan mempunyai
perilaku ekosistem yang sama. Dampak yang pernah terjadi oleh kegiatan sejenis
akan dikaji dan digunakan sebagai analogi untuk memperkirakan dampak pada studi
Adendum Andal dan RKL-RPL rencana pengembangan pembangunan D.I. Komering
(Bahuga Area). Misalnya, analogi studi Andal yang dapat digunakan dalam studi
Adendum Andal dan RKL-RPL rencana pengembangan pembangunan D.I. Komering
(Bahuga Area) adalah studi Andal rencana pembangunan D.I. Bahuga dan atau D.I
Lematang.
C. Penilaian Para Ahli
Parkiraan dampak dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan para ahli
apabila terdapat parameter yang sangat terbatas data atau informasi. Dalam hal ini,
pendekatan penilaian para ahli dalam memprediksi dampak sosekbud, dilakukan
melalui penilaian para ahli yang mendasarkan pada nilai rata-rata (means) dengan
memperhatikan tata nilai, adat istiadat dan budaya masyarakat sekitar.
Penentuan Besaran dan Sifat Penting Dampak
Interaksi yang terjadi antara kegiatan pengembangan pembangunan jaringan irigasi
Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area) dengan komponen lingkungan dianalisis dengan
mengacu pada Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 56 Tahun 1994 Tentang Pedoman
Mengenai Dampak Penting, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang
Izin Lingkungan, yaitu dengan kriteria jumlah manusia yang terkena dampak, luas
wilayah penyebaran dampak, lamanya dan intensitas dampak berlangsung, banyaknya
komponen lingkungan lain yang terkena dampak, sifat kumulatif dampak dan berbalik
tidaknya dampak serta keberadaan teknologi untuk menanggulangi dampak penting.
Ukuran dampak dapat dilihat dari perbedaan yang ada antara keadaan lingkungan yang
diprakirakan tanpa adanya proyek dan dengan adanya proyek. Prakiraan dampak
penting diulas berdasarkan tahapan kegiatan proyek. Analisis penentuan ukuran dan
tingkat kepentingan dampak digunakan 7 kriteria penentuan dapak penting. Skala
kualitas lingkungan hidup digunakan guna menentukan besaran dampak dan sifat
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 3
penting dampak terhadap parameter atau komponen lingkungan hidup yang diukur.
Sebagai patokan atau awal penentuan titik analisis, digunakan kondisi awal dari rona
lingkungan hidup awal atau kondisi eksisting pada titik yang sama. Artinya kondisi rona
lingkungan hidup awal dipakai sebagai titik mula dari kondisi lingkungan hidup tanpa
kegiatan proyek dan dengan atau ada kegiatan proyek. Dengan demikian bila ada selisih
nilai skala kualitas lingkungan hidup terhdap kondisi lingkungan tanpa ada kegiatan
proyek dibandingkan kondisi lingkungan hidup yang ada kegiatan proyek, maka terjadi
dampak negatif atau positif penting dan nilai selisih kualitas lingkungan hidup merupakan
besaran dampak. Apabila ada perbedaan kondisi kualitas lingkungan hidup tanpa proyek
dan dengan keberadaan proyek; misal, kualitas lingkungan hidup dinyatakan bahwa
komponen lingkungan hidup berstatus Tidak Penting (TP) pada saat rona lingkungan
hidup awal dan pada saat proyek berjalan statusnya adalah Penting (P), maka
disimpulkan terjadi dampak penting. Dalam kesimpulan dari tabel analisis akan terlihat
hurf T, P dan TP dan angka di dalam kurung. Bila huruf TP muncul, berarti dampak yang
disebutkan merupakan dampak tidak penting. Kemudian bila ada satu atau lebih
kegiatan yang memberikan dampak yang sama dengan jenis dampak yang berbeda
seperti berdampak Tidak Penting dan bedapak Penting, maka ulasan yang dibahas
dalam prakiraan dampak adalah hanya dampak penting.
Dengan penambahan faktor lingkungan atau komponen lain berdasarkan penentuan
tingkat kepentingan dampak dengan 7 komponen tambahan dan satu faktor teknologi
maka secara matematika akumulasi dampak yang ditimbulkan dampat mencapai angka
maksimum sebesar 5. Angka tersebut teridiri dari besaran parameter yang diukur
maksimal 5 ditambah dengan komponen lingkungan hidup yang terkait dengan 7 faktor
yang masing-masing dampak yang mempunyai notasi P dan TP, sehingga total dampak
yang terjadi dapat mencapai nilai maksimum sebesar 5 + nP. Untuk memprediksi
dampak penting, komponen penentu dampak penting cukup diberi notasi TP (untuk
Tidak Penting) dan P (untuk Penting). Apabila dalam 7 komponen kriteria penentuan
dampak penting terdapat satu komponen yang mempunyai selisih notasi dari TP
menjadi P dan atau dari P menjadi TP maka dampak yang diprakirakan mempunyai nilai
penting atau berdampak penting dan sebaliknya. Tingkat atau kuantifikasi kepentingan
dampak ditentukan dari nilai yang ditunjukkan oleh komponen dampak yang diprediksi.
Sebagai contoh: bila hasil kesimpulan tabel adalah (-2) + P artinya bahwa dampak yang
diprediksi adalah dampak penting dengan besaran dampak - 2. Bila dalam ke enam
komponen penentu dampak penting tidak ditemukan selisih notasi sedangkan dalam
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 4
kuantifikasi nilai dampak yang diprediksi lebih besar dan atau sama dengan nilai tiga (3)
maka dampak yang diprediksi termasuk dampak penting. Uraian pada paragaraf-
paragraf berikut memberikan gambaran tentang notasi dan nilai yang ada pada tiap
dampak yang terangkum dalam satu tabel. Penjelasan prakiraan dampak dibahas
berdasarkan urutan uraian kegiatan proyek. Pertama adalah sub pokok bahasan dengan
judul tahapan kegiatan dan dilanjutkan dengan dampak-dampak yang diprediksikan
besaran dampak dan dilanjutkan dengan sifat penting dampak.
4.1 Tahap Pra Konstruksi
a. Dampak Persepsi Masyarakat
Besaran Dampak
Pada waktu belum ada proyek, di dalam kehidupan masyarakat di ke tiga desa belum
ada persepsi, artinya kondisi rona awal masih dalam kriteria sangat bagus sehingga
mempunyai skala kualitas lingkungan hidup sebesar 5 skala. Keberadaan rencana
pengembangan pembangunan D.I. Komering (Bahuga Area ) memberikan pendapat atau
persepsi di kalangan masyarakat. Persepsi yang ada dikelompokkan dalam kriteria
berskala 4, karena masyarakat yang beranggapan bahwa proyek memberikan dampak
negatif berjumlah kurang dari 5 persen terhadap jumlah penduduk dari ke empat desa
wilayah studi. Besaran dampak yang terjadi adalah konversi lahan pertanian menjadi
tapak bangunan jaringan irigasi seluas panjang 58 km dikalikan lebar rata-rata 10 meter.
Jumlah kepala keluarga atau pemilik lahan yang terkena dampak adalah berkisar 300
pemilik lahan tetapi tidak semua pemilik lahan memberikan persepsi negatif. Besaran
dampak yang menimpa penduduk diperkirakan lebih dari 300 orang karena pemilik lahan
mempunyai keluarga sehingga besaran dampak langsung yang dirasakan penduduk
lokal dapat mencapai lebih dari 1000 orang.
Sebaliknya masyarakat yang tidak terkena dampak langsung terhadap pembebasan
lahan, memberikan dampak positif karena mereka telah dapat memprediksi akan
menghasilkan padi di lokasi rencana pencetakan sawah mereka. Besaran dampak
persepsi masyarakat yang bersifat positif, berjumlah sangat banyak yaitu lebih dari
12.000 orang dengan asumsi bahwa setiap pemilik lahan mempunyai keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan minimal 2 anak; pemilik lahan mempunyai lahan dengan luas
rata-rata 2 ha.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 5
Sifat Penting Dampak
Sumber dampak dari dampak persepsi negatif masyarakat pada tahap pra-konstruksi
adalah kegiatan sosialisasi, survey dan pemetaan lahan serta pembebasan lahan. Minim
informasi yang diterima masyarakat memberikan dampak negatif terhadap citra rencana
kegiatan pengembangan pembangunan D.I. Komering (Bahuga Area). Mengingat
proses kegiatan yang menjadi sumber dampak relatif singkat dan jumlah manusia yang
berprasangka negatif juga relatif sedikit atau kurang dari 5 persen terhadap jumlah
penduduk 3 Desa (Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulak Buntar) maka dampak persepsi
negatif masyarakat tergolong kepada dampak negatif tidak penting. Dampak persepsi
memuncak pada saat kegiatan pembebasan lahan dan ditambah dengan ketidak-tahuan
mereka akan legalitas kepemilikan lahan. Oleh karena itu, kegiatan pembangunan
jaringan irigasi pada kegiatan pembebasan lahan dianggap merugikan bagi petani yang
mempunyai lahan yang terkena tapak proyek. Dengan demikian dampak yang terjadi
adalah dampak negatif penting.Berdasarkan uraian pada paragraf di atas dan tabel 4.1
disimpulkan bahwa dampak penting hipotetik terhadap persepsi masyarakat yang akan
terjadi berubah menjadi dampak positif penting dengan notasi (2) + P.
Tabel 4.1.
Penentuan dampak penting terhadap persepsi negatif masyarakat
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak Penduduk 3 dea
TP
TP
2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya TP TP
3 Lamanya dampak berlangsung <1 th TP TP
4 Komponen LH yang kena dampak manusia TP TP
5 Sifat komulatif komulatif TP P 6 Berbalik atau tidak Bisa berbalik TP TP 7 Teknologi Media cetak dan elektronik TP TP
8 Persepsi masyarakat
Kurang dari 5 % pdd dari 3 desa untuk yang berprersepsi negatif; sedangkan untuk yang berpersepsi positif adalah lebih dari 12.000 penduduk .
3 5
Kesimpulan (2)+ P Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan P = penting; TP = tidak penting; Angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 6
4.2 Tahap Konstruksi
a. Dampak Peningkatan Kesempatan Kerja
Besaran Dampak
Yang menjadi sumber dampak adalah penerimaan tenaga kerja, penyiapan lahan untuk
pengembangan pembangunan irigasi dan pelepasan tenaga kerja. Kegiatan penerimaan
tenaga kerja dan penyiapan lahan merupankan sumber dampak, sedangkan kegiatan
lain merupakan sumber dampak tidak penting. Kegiatan konstruksi bangunan
memerlukan tenaga kerja dan tenaga kerja yang dibutuhkan banyak berasal dari lokasi
tapak proyek. Kegiatan penyiapan lahan, juga memerlukan tenaga kerja. Untuk
keperluan tersebut dibutuhkan peralatan dan bahan serta jasa-jasa, sehingga kegiatan di
atas membentuk lapangan usaha baru. Dengan demikian, terbentuklah kesempatan
kerja dan lapangan usaha baru dalam bidang penyiapan lahan persiapan konstrusi
jaringan irigasi, untuk kegiatan pembanguan jaringan irigasi. Pada kesempatan tersebut
akan terbentuk multiflier effects. Pada saat belum ada kegiatan, kondisi di lokasi tidak
memerlukantenaga kerja. Kegiatan pembangunan jaringan irigasi memerlukan tenaga
kerja setiap hari dengan jumlah lebih dari 250 tenaga kerja. Besaran dampak
peningkatan kesempatan kerja yang dirasakan langsung oleh manusia adalah 250
orang. Peningkatan jumlah tenaga kerja lokal dan luar memberikan gambaaran tentang
peningkatan kualitas lingkungan hidup dari parameter kesempatan kerja dan usaha.
Manusia yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut lebih dari 500 orang sehingga
kuantifikasi kualitas lingkungan hidup menjadi berskala 5 skala kualitas lingkungan hidup
bila ada kegiatan proyek. Nilai 500 orang merupakan besaran dampak dan dampak yang
terjadi merupakan dampak primer. Secara keseluruhan besaran dampak terhadap
peningkatan tenaga kerja dan usaha adalah sebesar 1 skala kualitas lingkungan hidup
dengan asumsi bahwa kuantifikasi kualitas lingkungan hidup terhadap kesempatan kerja
pada rona awal dengan tanpa proyek adalah 4 skala.
Sifat Penting Dampak
Dari angka tersebut, dapat dikatakan bahwa dampak peningkatan kesempatan tenaga
kerja dan usaha termasuk dampak sangat penting menggingat jumlah manusia yang
menerima dampak dan akumulisasi dampak yang terjadi berupa multiflier effects. Sifat
penting dampak sudah cukup tinggi walaupun belum ditambahkan dengan komponen
lingkungan hidup lainnya yang berperasn sebagai penguat besaran dampak yang akan
terjadi.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 7
Dari analisis tabel 4.2. dapat disimpulkan bahwa dampak peningkatan kesempatan kerja
dan usaha sebagai dampak penting hipotetik dari kegiatan pengembangan
pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area ) menjadi dampak positif penting.
Tabel 4.2.
Penentuan dampak penting kesempatan kerja dan usaha
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak Lebih dari 500 orang
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya
TP
P
3 Lamanya dampak berlangsung > 2 th TP TP
4 Komponen LH yang kena dampak manusia TP TP
5 Sifat komulatif multi effek TP P 6 Berbalik atau tidak Tidak TP P 7 Teknologi Tidak ada TP TP
8 Peningkatan kesempatan kerja
250 tenaga kerja, potensial kesempatan bekerja bagi penduduk lokal
4 5
Kesimpulan
(1)+ 4 P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
b. Dampak Peningkatan Pendapatan
Besaran Dampak
Sumber dampak adalah penerimaan tenaga kerja, penyiapan lahan untuk pembangunan
irigasi dan pelepasan tenage kerja. Kegiatan penerimaan tenaga kerja dan pelepasan
tenaga kerja merupankan sumber dampak primer, sedangkan kegiatan lain merupakan
sumber dampak tidak langsung. Kegiatan konstruksi bangunan memerlukan tenaga kerja
dan tenaga kerja yang dibutuhkan banyak berasal dari lokasi tapak proyek, walaupun
setelah konstruksi terjadi pelepasan tenaga kerja. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan
peralatan dan bahan serta jasa-jasa, sehingga kegiatan di atas membentuk lapangan
usaha baru. Dengan demikian, terbentuklah kesempatan kerja dan lapangan usaha baru
dalam bidang penyiapan konstrusi jaringan irigasi, untuk kegiatan pembangunan yang
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 8
memacu peningkatan pendapatan masyarakat. Pada awal kegiatan, penduduk dengan
profesi petani mempunyai penghasilan antara 2 juta hingga 4 juta rupiah. Keberadaan
kegiatan pembangunan konstruksi jaringan irigasi, memberikan nilai tambah terhadap
penghasilan bulanan karena mereka tetap bertani dan ada tambahan bekerja sebagai
buruh konstruksi. Penambahan penghasilan penduduk bervariasi, ditentukan oleh
kreatifitas dan keuletan penduduk dalam meraih kesempatan untuk berusaha. Secara
umum, tingkat pendapatan penduduk lokal dapat bertambah dari satu juta rupiah hingga
5 juta rupiah. Angaka satu hingga lima juta rupiah merupakan besaran dampak dari
peningkatan pendapatan penduduk. Besaran dampak yang terjadi setara dengan
besaran dengan skala 2 kualitas lingkungan hidup.
Sifat Penting Dampak
Dari uraian besaran dampak yang terjadi, selain pendapatan yang langsung didapatkan
dari kegiatan pembangunan konstruksi fisik, ada komponen lingkungan hidup lain yang
andil dalam penentuan besaran dampak dari dampak peningkatan pendapatan
penduduk. Oleh karena itu dampak yang terjadi tergolong dampak penting. Sifat penting
dampak ditunjang dengan evaluasi yang terdapat dalam tabel 4.3., besaran dampak
yang terjadi menunjukan tingkat kepentingan dampak dan menunjukkan dampak penting
hipotetik peningkatan pendapatan penduduk berubah menjadi dampak penting.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 9
Tabel 4.3. Penentuan dampak penting peningkatan pendapatan masyarakat
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak
Penduduk sekitar tapak proyek: 250 tanaga kerja; menyangkut hajad hidup
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya TP P
3 Lamanya dampak berlangsung > 1,5 th TP TP
4 Komponen LH yang kena dampak manusia TP TP
5 Sifat komulatif multi effek P P 6 Berbalik atau tidak Berbalik TP TP 7 Teknologi Tidak ada TP TP
8 Peningkatan pendapatan Tingkat pendapatan penduduk dapat meningkat: 1 hingga 5 juta per bulan
4 5
Kesimpulan (+1) + 2P Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting, TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
c. Dampak Peningkatan Kekeruhan Air
Salah satu indicator untuk penentuan kualitas air permukaan dalam kegiatan
pengembangan pembangunan jaringan irigasi Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area)
adalah kekerutah air atau disingkat dengan nama TSS (Total Suspended Solid). Untuk
itu uraian kualitas air permukaan ditujukan kepada parameter kekeruhan atau TSS.
Yang menjadi sumber dampak pada tahap konstruksi adalah kegiatan penyiapan lahan
untuk pembangunan jaringan irigasi. Kegiatan penyiapan lahan dan pembangunan
jaringan irigasi, memberikan konstribusi air larian yang mengandung partikel tanah
sehingga air yang masuk ke dalam anak-anak sungai Belitang menjadi keruh atau
dengan kadar partikel (TSS: total suspended solid) yang cukup tinggi dan kegiatan
penyaluran air. Kadar partikel dalam air ditentukan oleh jenis tanah, kelerengan, curah
hujan, luas permukaan tanah yang terbuka dan jenis kegiatan pembangunan jaringan
irigasi. Untuk itu besaran kuantitatif terhadap prediksi TSS sulit untuk ditentukan bila
proyek berlangsung, ditambah dengan keterbatasan data yang ada. Bila kegiatan
pembangunan jaringan irigasi tanpa ada saluran drainase sementara, kolam
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 10
pengendapan sementara, maka TSS diprediksikan mencapai 100 persen dari kondisi
rona awal, di Sungai Belitang. Artinya konsentrasi TSS dengan keberadaan proyek
dapat mencapai melewati BML sehingga kuantifikasi dapak mempunyai skala sebesar 1
skala kualitas lingkungan hidup atau dengan kriteria sangat buruk bila kegiatan tahap
konstruksi berlangsung. Bila mengacu kepada rona lingkungan hidup awal, kuantifikasi
TSS adalah 2,3 skala maka besaran dampak adalah 2,3 – 1 = 1,3 skala.
Kondisi eksisteing Sungai Belitang adalah dengan nilai TSS sebesar 45 mg/l. Bila ada
kegiatan konstruksi fisik, tingkat kekeruhan air Sungai Belitang diprakirakan dapat
mencapai 100 mg/l, sehingga besaran dampak yang terjadi adalah 100 – 45 = 55 mg/l.
Untuk menentukan beban yang masuk ke dalam Sungai Belitang, diperlukan taksiran
volume air yang masuk ke sungai. Ini dapat dihitung dengan memperhatikan curah hujan
sehingga beban yang masuk ke sungai Belitang adalah 55 x 220 mg/l*mm/bulan*luas
area.
Sifat Penting Dampak
Kejadian seperti dijelaskan tersebut berlangsung lama (selama tahap konstruksi atau
lebih kurang selama 2 tahun) dan menyebar sampai ke Sungai Belitang, sehingga
dampak penurunan kualitas air dikelompokkan ke dalam dampak negatif penting.
Analisis prakiraan dakpak penting menggunakan tabel 4.4.. Kesimpulan memberikan
nilai P berarti terjadi dampak penting dan skala kuantifikasi lingkungan hidup
menentukan jenis dan besaran dampak yaitu sebesar – 1,3 skala kualitas lingkungan
hidup. Dampak potensial peningkatan kekeruhan air permukaan yang terjadi menjadi
dampak penting.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 11
Tabel 4.4.
Penentuan dampak penting peningkatan kekeruhan air
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak
Penduduk di pinggir Sungai Belitang
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Sampai ke Hilir Sungai Belitang TP P
3 Lamanya dampak berlangsung <2 th TP P
4 Komponen LH yang kena dampak Tanah, biota, manusia P P
5 Sifat komulatif multi effek P P 6 Berbalik atau tidak Berbalik TP TP 7 Teknologi KLP, drainase TP TP
8 Penurunan kualitas air Selisih nilai TSS= 55 mg/l 2,3 1
Kesimpulan (- 1,3) + 3 P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting ; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
d. Dampak Penurunan Keanekaragaman Flora
Besaran Dampak
Sumber dampak dari penurunan keanekaragaman flora pada tahap konstruksi adalah
kegiatan penyiapan lahan untuk pembangunan jaringan irigasi dan fasilitas
penunjangnya. Tumbuhan atau vegetasi yang ada di areal tapak proyek akan dibuang
sehingga tertinggal lahan tanpa tanaman karena lahan tesebut akan diperuntukkan
sebagai lahan untuk bangunan irigasi dan fasilitas penunjangnya. Beberapa tanaman
yang bersifat sebagai penahan longsoran dan mungkin juga mempunyai sifat ekonomis
akan ditebang sehingga tertinggal lahan tanpa tanaman. Nilai keanekaragaman flora di
tapak proyek pada saat rona lingkungan hidup awal atau kondisi eksisting adalah
berindeks keanekaragaman sebesar 3. Bila lokasi tapa proyek tidak terdapat tanaman
maka nilai indeks keanekaragaman menjadi nol, sehingga besaran dampak penurunan
keanekaragaman adalah 3 skala indeks keanekaragaman flora. Dengan kata lain bahwa
besaran dampak yang terjadi adalah kehilangan 30 sampai 40 jenis tumbuhan.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 12
Kuantifikasi kualitas lingkungan hidup pada rona awal sebelum ada kegiatan adalah 5
skala kualitas lingkungan hidup (lihat rona awal lingkungan hidup di bab 2). Jumlah dan
jenis species yang ada di tapak proyek akan berkurang drastis karena ditebang.
Keberadaan proyek memberikan gambaran kualitas lingkungan hidup terhadap
parameter flora menjadi berskala 1. Besaran dampak yang terjadi adalah – 4 skala
kuallitas lingkungan hidup.
Sifat Penting Dampak
Berdasarkan jumlah tanaman yang hilang dan luas lahan yang relatif luas (58 – 100 ha)
serta melibatkan flora yang berfungsi sebagai pelindung bibir tebing, maka dampak
penurunan keanekaragaman flora tergolong sebagai dampak penting. Ditambahkan
dengan evaluasi kualitas lingkungan hidup yang terangkum dalam tabel 4.5. maka
dampak penting hipotetik penurunan keanekaragaman flora berubah menjadi dampak
penting.
Tabel 4.5.
Penentuan dampak penting penurunan keanekaragaman flora
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak 300 lebih petani
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya TP P
3 Lamanya dampak berlangsung > 2 th TP P
4 Komponen LH yang kena dampak Tanah, biota, manusia TP P
5 Sifat komulatif multi effek P P 6 Berbalik atau tidak Tidak berbalik TP P
7 Teknologi RTH, Green belt, pohon pelindung TP TP
8 Penurunan keanekaragaman flora
Skala lingkungan hidup; jumlah jenis tanaman yang hilang
5
1
Kesimpulan (-4)+ 5 P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 13
e. Dampak Penurunan Keanekaragaman Fauna Besaran Dampak
Sumber dampak dari penurunan keanekaragaman fauna pada tahap konstruksi adalah
kegiatan penyiapan lahan untuk pembangunan jaringan irigasi. Kegiatan penyiapan
lahan memberikan dampak terhadap penurunan keanekaragaman flora yang berlanjut
kepada gangguan keanekaragaman fauna. Tanaman sebagai tempat mencari makan,
berlindung, bersarang dan tempat bermain fauna menjadi hilang, sehingga fauna harus
bermigrasi ke tempat lain dan atau mati. Berdasarkan jumlah tanaman yang akan hilang
dan luas lahan yang relatif luas, maka dampak penurunan keanekaragaman fauna
tergolong sebagai dampak yang perlu mendapat perhatian.
Pada saat rona awal, kualitas lingkungan hidup untuk parameter keanekaragaman fauna
mempunyai nilai 5 skala kuallitas lingkungan hidup. Flora hilang, fauna mengalama
gangguan, sehingga di tapak proyek, juga tidak ditemukan fauna secara nyata.
Berdasarkan hasil survey, fauna yang tercatat di sekitar wilayah studi akan melakukan
migrasi ke tempat lain dan atau mengurangi daerah edar dan daerah teritorial mereka.
Kuantitas kualitas lingkungan hidup pada saat ada pekerjaan konstruksi, dikelompokkan
pada taraf sangat buruk dengan skala sebesar 1 skala.
Walaupun belum menambahkan faktor lain yaitu komponen lingkungan hidup yang
berpartisipatif aktif dalam penambahan penentuan dampak penting, keberadaan
kegiatan telah memberikan dampak sangat penting, sehingga penambahan faktor
pendukung merupakan faktor penguat tingkat kepentingan dampak yang terjadi
bertambah penting. Besaran dampak gangguan keanekaragaman fauna adalah – 4
skala kualitas lingkungan hidup.
Sifat Penting Dampak
Berdasarkan evaluasi yang terangkum dalam tabel 4.6.. dan jumlah jenis fauna yang
akan pindah, maka dampak penting hipotetik terhadap penurunan keanekaragaman
fauna berubah menjadi dampak penting.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 14
Tabel 3.6.
Penentuan dampak penting penurunan keanekaragaman fauna
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak
Lebih dari 300 pemilik lahan atau petani
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya TP P
3 Lamanya dampak berlangsung < 2 th TP P
4 Komponen LH yang kena dampak Tanah, biota air, manusia TP P
5 Sifat komulatif multi effek TP P 6 Berbalik atau tidak Tidak berbalik TP P
7 Teknologi Penangkaran, Ruang terbuka hijau, penanaman pohon pelindung
TP TP
8 Penurunan keanekaragaman fauna
Skala lingkungan hidup; ada lebih dari 40 species akan tidak dijumpai di lokasi studi
5 1
Kesimpulan
(-4) + 6P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari tabel 4.6., memperlihatkan bahwa kegiatan
penyiapan lahan memberikan dampak penurunan keanekaragaman fauna yang bersifat
dampak penting.
f. Dampak Penurunan Keanekaragaman Plankton
Sumber dampak dari penurunan keanekaragaman plankton pada tahap konstruksi
adalah kegiatan penyiapan lahan pembangunan jaringan irigasi. Kegiatan tersebut
memberikan dampak penting terhadap gangguan flora, fauna dan biota perairan khusus
plankton. Vegetasi yang ada di areal tapak proyek dibuang sehingga tertinggal lahan
tanpa tanaman karena lahan tesebut akan diperuntukkan sebagai lahan untuk
penempatan bangunan irigasi berikut fasilitas pendukungnya. Pada saat hujan, lahan
menjadi becek dan air sungai menjadi keruh karena ada peningkatan TSS. Berdasarkan
luas perairan yang terbatas walaupun luas lahan yang relatif luas tetapi dampak dapat
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 15
kembali pulih dan terjadi dalam waktu yang singkat, namun dampak penurunan
keanekaragaman plankton tergolong dampak yang perlu diperhatikan. Dampak
penurunan keanekaragaman plankton diteruskan kepada dampak gangguan
keanekaragaman nekton.
Pada kondisi rona awal lingkungan hidup atau kondisi kualitas lingkungan hidup tanpa
ada kegiatan penyiapan lahan untuk bangunan irigasi (kondisi eksisting), kuantitas
lingkungan hidup berada pada taraf berskala 3. Keberadaan kegiatan penyiapan lahan,
kondisi lingkungan hidup berubah menjadi berskala > 1 kualitas lingkungan hidup atau
dengan kriteria sedang. Besaran dampak yang terjadi adalah 2 skala kualitas lingkungan
hidup. Keberadaan kegiatan pembangunan konstruksi, menyebabkan kekeruhan yang
tinggi sehingga memungkinkan hanya beberapa plankton yang dapat hidup dan dapat
diprakirakan nilai indeks keanekaragaman menurun hingga dibawah nilai satu. Dari sisi
jumlah jenis plankton, pada kondisi eksisting terdapat 5 jenis plankton yang teridentifikasi
di Sungai Belitang. Jumlah jenis plankton di Sungai Belitang bersifat dinamis sehingga
jenis yang ada saat eksisting dapat muncul kembali dan dapat pula hilang. Oleh karena
itu nilai indeks keanekaragaman dapat dijadikan standard untuk penentuan nilai besaran
dampak.
Sifat Penting Dampak
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari tabel 4.7. memperlihatkan bahwa kegiatan
penyiapan lahan untuk pembangunan jaringan irigasi memberikan dampak penting
hipotetik penurunan keanekaragaman plankton mennadi dampak penting.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 16
Tabel 4.7.
Penentuan dampak penting penurunan keanekaragaman plankton
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak Lebih dari 300 pemilik lahan
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Sungai Belitang TP P
3 Lamanya dampak berlangsung < 2 bulan TP TP
4 Komponen LH yang kena dampak Biota perairan, manusia TP P
5 Sifat komulatif multi effek TP P 6 Berbalik atau tidak Berbalik TP TP 7 Teknologi KPL dan drainase TP TP
8 Penurunan keanekaragaman plankton
Nilai indeks keanekaragaman 1,3 dapat turun menjadi dibawah nilai satu
3 2
Kesimpulan (-1) + 4P Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
g. Dampak Persepsi Masyarakat
Besaran Dampak
Sumber dampak dari dampak persepsi masyarakat pada tahap konstruksi adalah seluruh
kegiatan pembangunan jaringan irigasi pada tahap konstruksi. Minim informasi yang
diterima masyarakat memberikan dampak negatif terhadap citra rencana kegiatan
pembangunan D.I. Komering (Bahuga Area). Besaran dampak adalah jumlah manusia
yang memberikan opini terhadap pelaksanaan pembangunan fisik. Berdasarkan
informasi yang dikumpulan, 90 persen responden setuju tentang pelaksanaan
pengembangan pembangunan Daerah Irigasi Komering (Bahuga Area).
Sifat Penting Dampak
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 17
Mengingat proses kegiatan yang menjadi sumber dampak relatif singkat dan jumlah
manusia yang berprasangka negatif juga relatif sedikit maka dampak persepsi negatif
masyarakat tergolong kepada dampak negatif tidak penting. Dampak positif penting
terjadi terhadap persepsi masyarakat adalah dengan keberadaan kegiatan penerimaan
tenaga kerja dan pembangunan jaringan irigasi.
Evaluasi dilakukan dengan membuat tabel 4.8.. Hasil kesimpulan memperlihatkan bahwa
dampak penting hipotetik persepsi masyarakat berubah menjadi dampak penting.
Tabel 4.8.
Penentuan dampak penting terhadap persepsi positif masyarakat
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak
Tegal Besar, Sumber Sari dan Ulak Buntar
TP
TP
2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Bahuga Timur TP P
3 Lamanya dampak berlangsung > 2 th TP
P
4 Komponen LH yang kena dampak manusia TP TP
5 Sifat komulatif Tidak komulatif TP TP 6 Berbalik atau tidak Tidak berbalik TP P 7 Teknologi Belum ada TP P 8 Persepsi masyarakat (skala lingkunan hidup) 2 4
Kesimpulan (+2) +4P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan : P = penting; TP = tidak penting; sngka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
4.3 Tahap Operasi
Pada tahap Oprasi dampak-dampak penting yang diperkirakan akan terjadi meliputi:
a. Dampak peningkatan kekeruhan air
b. Dampak penurunan keanekaragaman plankton
c. Dampak peningkatan pendapatan
d. Dampak terhadap persepsi masyarakat.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 18
Berikut analisis prakiraan dampak penting mengenai masing-masing dampak tersebut.
Berdasarkan studi Andal Bahuga tahun 2007, dampak yang terjadi pada tahap
operasi adalah dampak pendangkalan sungai, dampak kekurangan tenaga
panen, dampak penambahan mata pencaharian dan dampak peningkatan
pendapatan.
Dampak yang terjadi menurut dokumen Andal Bahuga tahun 2007 adalah
sama dengan dampak yang diprakiraan pada dokumen Adendum Andal dan
RKL-RPL. Letak perbedaan adalah dalam dokumen Andal Bahuga kegiatan
pengelolaan sawah merupakan bagian dari komponen kegiatan, sedangkan
pada dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL, kegiatan persawahan tidak
termasuk dalam analisis dan evaluasi dampak sehingga tidak muncul dampak
kekurangan tenaga pemanen padi.
Perbedaan prinsip lain adalah dalam dokumen Andal Bahuga tahun 2007,
dampak yang terjadi pada tahap operasi tidak dapat dikuantifikasikan
sehingga mucul dampak penting positif dan dampak penting negatif. Dalam
dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL, dampak penting hipotetik telah
dievalusi menjadi dampak penting dan mempenyai besaran dampak. Dengan
demikian dokumen Adendum Andal dan RKL-RPL lebih kuantifikasi terhadap
kualitas lingkungan hidup.
a. Dampak Peningkatan Kekeruhan Air
Besaran Dampak
Yang menjadi sumber dampak pada tahap operasi adalah kegiatan penyaluran air.
Kegiatan penyaluran air, memberikan konstribusi air yang mengandung partikel tanah
masuk ke sawah dan dari sawah masuk ke dalam anak-anak sungai Belitang. Air yang
masuk ke Sungai belitang terpolusi karena air dari anak-anak sungai mempunyai kadar
hara (dari pupuk dan mungkin mengandung herbisida dan pestisida) yang relatif tinggi.
Kejadian seperti dijelaskan tersebut berlangsung lama dan menyebar di Sungai Belitang,
sehingga dampak penurunan kualitas air dikelompokkan ke dalam dampak sangat
penting. Dampak operasi irigasi adalah memberikan air ke lahan sawah tadah hujan.
Sawah tadah hujan, mengharapkan air dari hujan yang terjadi pada musim penghujan
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 19
sehingga musim tanam ditentukan oleh iklim. Artinya ketersediaan air terbatas dan tidak
dapat dikendalikan. Kondisi seperti itu dapat dikatakan sebagai kondisi dengan kriteria
sedang atau dengan berskala 3. Penyaluran air ke sawah tadah hujan, memberikan
dampak perubahan status lahan sawah tadah hujan menjadi sawah beririgasi teknis.
Ketersediaan air tidak dibatasi oleh iklim dan dapat dikontrol setiap saat. Perubahan
kondisi tersebut membawa kuantifikasi kualitas lingkungan hidup menjada berskala 5
atau berkriteria sangat bagus. Besaran dampak terhadap penyaluran air ke sawah
adalah dua skala kualitas lingkungan hidup.
Pengoperasian jaringan irigasi, memberikan air dari saluran irigasi menuju sawah dan
diteruskan ke saluran drainase menuju ke Sungai Belitang. Air membawa partikel tanah
dari sawah menuju sungai. Artinya konsentrasi TSS dengan keberadaan proyek dapat
mencapai melewati BML sehingga kuantifikasi dapak mempunyai skala sebesar 1 skala
kualitas lingkungan hidup atau dengan kriteria sangat buruk bila kegiatan tahap operasi
berlangsung. Bila mengacu kepada rona lingkungan hidup awal, kuantifikasi TSS adalah
2,3 skala maka besaran dampak adalah 2,3 – 1 = 1,3 skala.
Kondisi eksisteing Sungai Belitang adalah dengan nilai TSS sebesar 45 mg/l. Bila ada
kegiatan penyaluran air ke sawah, tingkat kekeruhan air Sungai Belitang diprakirakan
dapat mencapai 100 mg/l, sehingga besaran dampak yang terjadi adalah 100 – 45 = 55
mg/l. Untuk menentukan beban yang masuk ke dalam Sungai Belitang, diperlukan
taksiran volume air yang masuk ke sungai. Ini dapat dihitung dengan memperhatikan
curah hujan sehingga beban yang masuk ke sungai Belitang adalah 55 x 220
mg/l*mm/bulan*7.796 ha.
Analisis prakiraan dakpak penting menggunakan tabel 3.10. Kesimpulan memberikan
nilai P berarti terjadi dampak penting dan skala kuantifikasi lingkungan hidup
menentukan jenis dan besaran dampak yaitu sebesar 2 skala kualitas lingkungan hidup.
Sifat Penting Dampak
Kejadian seperti dijelaskan tersebut berlangsung lama (selama tahap operasi atau lebih
kurang selama 50 tahun) dan menyebar sampai ke Sungai Belitang, sehingga dampak
penurunan kualitas air dikelompokkan ke dalam dampak negatif penting. Analisis
prakiraan dampak penting menggunakan tabel 4.9.. Kesimpulan memberikan nilai P
berarti terjadi dampak penting dan skala kuantifikasi lingkungan hidup menentukan jenis
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 20
dan besaran dampak yaitu sebesar – 1,3 skala kualitas lingkungan hidup. Dampak
potensial peningkatan kekeruhan air permukaan yang terjadi disimpulkan menjadi
dampak penting.
Tabel 4.9.
Penentuan dampak penting peningkatan kekeruhan air
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak Pemilik sawah tadah hujan
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Sampai ke Hilir Sungai Belitang TP P
3 Lamanya dampak berlangsung > 50 th TP P
4 Komponen LH yang kena dampak Tanah, biota, manusia P P
5 Sifat komulatif multi effek P P 6 Berbalik atau tidak Bisa kembali TP TP
7 Teknologi Pemeliharaan bangunan irigasi, pemeliharaan pohon pelindung
TP TP
8 Peningkatan kekeruhan air Toral parameter air (skala ling. hidup), nilai TSS meningkat sampai melwati BML
2,3
1
Kesimpulan
(-1,3) + 3P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan : P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
b. Dampak Penurunan Keanekaragaman Plankton
Besaran Dampak
Dengan penurunan kualitas air Sungai Belitang (lihat uraian penurunan kualitas air) maka
biota perairan (plankton) juga terusik sebagai dampak susulan. Tingkat gangguan
keanekaragaman biota perairan selaras dengan tingkat penurunan kualitas air Sungai
Belitang. Pada saat konstruksi, tingkat keanekaragaman biota perairan (plankton) telah
mengalami gangguan sehingga kuantifikasi dari kualitas lingkungan hidup mempunyai
besaran skala sebanyak 3 skala. Pada tahap operasi gangguan tersebut terus berjalan
dan bertambah tekanan lingkungan terhadap biota perairan, sehingga nilai kuantifikasi
kualitas lingkungan hidup untuk paarameter keanekaragaman biota perairan menjadi dua
skala atau berkriteria buruk. Dengan demikian dampak yang terjadi tergolong dampak
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 21
negatif penting. Dampak ini akan dapat berubah menjadi dampak negatif tidak penting,
selama petani menggunakan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan seperti pupuk
kompos, pestisida alami dengan mempertahankan predator yang ada. Keanekaragaman
plankton dapat turun hingga dibawah nilai satu, maka besaran dampak terhadap
penurunan keanekaragaman plankton adalah sekitar 0,5 indeks keanekaragaman.
Sifat Penting Dampak
Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari tabel 4.10.. memperlihatkan bahwa kegiatan
penyaluran air untuk pengairan sawah memberikan dampak penting hipotetik penurunan
keanekaragaman plankton mennadi dampak penting.
Tabel 4.10.
Penentuan dampak penting gangguan biota perairan
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak
Penduduk di pinggir Sungai Belitang
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Sampai ke Hilir Sungai Belitang TP P
3 Lamanya dampak berlangsung > 50 th TP P
4 Komponen LH yang kena dampak air, biota, manusia P P
5 Sifat komulatif multi effek P P 6 Berbalik atau tidak Bisa kembali TP TP
7 Teknologi Pupuk dan pestisida organik, kul.jar.; konserv. gen TP TP
8 Biota perairan (plankton) Nilai keanekaragaman plankton dapat turun hingga dibawah nilai satu
1,4
0,9
Kesimpulan
(-0,5) + 3P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 22
b. Dampak peningkatan pendapatan
Besaran Dampak
Sehubungan dengan peningkatan kesempatan kerja dan usaha pada bidang pertanian
khususnya persawahan, petani mempunyai kesempatan untuk meningkatkan
pendapatannya. Pada saat operasi berlangsung, sebagian petani memperoleh
pendapatan dari hasil panen padi. Kondisi tersebut membawa kepada kuantifikasi kualitas
lingkungan hidup pada kondisi rona awal yaitu petani dengan penghasilan 7 hinggga 9 ribu
rupiah harga beras per kg dengan produksi padi sekitar 8 ton per hektar dengan panen 2
kali setahun. Total penghasilan kotor adalah 5 ribu rupiah harga gabah x 2 x 8 ton x 2 =
160 juta rupiah. Bila penghasilan karet tahun 2016 adalah 5 ribu per kilo dan 3 pikul per
bulan untuk satu hektar, maka pengahasilan setahun adalah 36 juta rupiah per 2 hektar
per tahun. Besarn dampak yang terjadi adalah 160 juta – 36 juta = 124 juta rupiah.
Keadaan tersebut memberikan kriteria pada tahap sangat bagus atau mempunyai
kuantifikasi kualitas lingkungan hidup pada taraf 5 skala kualitas lingkungan hidup.
Peningkatan frekuensi tanam petani, memberikan dampak sebesar dua skala kualitas
lingkungan hidup, sehingga kondisi sawah beririgasi dapat digolongkan kepada taraf
berskala 5 atau dengan kriteria sangat bagus. Pendapatan petani dapat meningkat dan
peningkatan pendapatan tersebut ditentukan oleh upaya yang dilakukan oleh petani.
Tingkat pendapatan petani dari jerih payah petani sendiri. Petani yang rajin dan mau
bekerja keras, diharapkan akan memperoleh hasil panen yang melimpah. Keberhasilan
petani merupakan indikasi akan keberadaan peningkatan pendapatan petani sawah.
Dengan demikian, diharapkan tingkat kesejahteraan petani sawah meningkat
dibandingkan waktu mereka menjadi petani karet.
Sifat Penting Dampak
Tabel 4.11.
Penentuan dampak penting peningkatan pendapatan masyarakat
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak Penduduk 3 dea
TP
P
2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Belitang II dan Belitang Mulya TP P
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 23
3 Lamanya dampak berlangsung > 50 th TP P
4 Komponen LH yang kena dampak manusia TP P
5 Sifat komulatif multi effek TP P 6 Berbalik atau tidak Tidak TP P 7 Teknologi Teknologi pertanian TP TP
8 Peningkatan pendapatan masyarakat
Besaran dampak=124 juta rupiah per 2 ha per tahun 3 6
Kesimpulan (+2)+ 6P Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan tabel 4.11., penyusun
menyimpulkan bahwa dampak penting potensial peningkatan pendapatan masyarakat
berubah menjadi dampak penting.
c. Dampak terhadap persepsi masyarakat
Yang menjadi sumber dampak adalah seluruh kegiatan operasi ajringan irigasi. Dengan
beroperasinya sistem jaringan irigasi, masyarakat mendapat air secara teknis untuk
mengairi sawah mereka, tanpa mengeluarkan biaya. Ketersediaan air untuk irigasi sawah
berlangsung terus-menerus sehingga masyarakat merasa nyaman, lega dan terpenuhi
hasrat yang telah lama diidamkan. Oleh karena itu, terbentuklah citra positif terhadap
keberadaan pembangunan D.I. Komering ( Bahuga Area ). Citra positif terhadap
keberadaan jaringan irigasi merupakan dampak positif persepsi masyarakat.
Besaran Dampak
Persepsi positif akan diberikan oleh masyarakat di Kecamatan Belitang II dan Belitang
Mulya. Besaran dampak adalah jumlah manusia yang ada di ke dua kecamatan yaitu
lebih dari 30.000 jiwa.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 24
Sifat Penting Dampak
Evaluasi sifat penting dampak dilakukan berdasarkan rangkuman evaluasi yang tertuang
dalam tabel 4.12.. Kesimpulan tabel memperlihatkan nilai positif, berarti dampak penting
potensial persepsi masyarakat berubah menjadi dampak penting.
Tabel 4.12.
Penentuan dampak penting terhadap persepsi positif masyarakat
No. Komponen Lingkungan Hidup Tolok Ukur Kriteria Tanpa
Proyek Dengan Proyek
1 Jumlah manusia yang terkena dampak Penduduk 3 desa
TP
P 2 Luas penyebaran dampak Kecamatan Bahuga Timur TP TP
3 Lamanya dampak berlangsung > 40 th TP
TP
4 Komponen LH yang kena dampak manusia TP TP
5 Sifat komulatif Komulatif TP P 6 Berbalik atau tidak Tidak berbalik TP P 7 Teknologi Teknologi pertanian TP TP 8 Persepsi masyarakat (skala lingkunan hidup) 3 5
Kesimpulan (+2)+ 3P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 th 2012, Kepala BAPEDAL No. KEP-056/1994 Keterangan: P = penting; TP = tidak penting; angka 1 sampai dengan 5 adalah skala kualitas lingkungan hidup
4.4 Tahap Pasca Oprasi
Pada tahap pasca operasi, kegiatan pengelolaan jaringan irigasi masih terus
dilaksanakan pada tahun ke 51. Pengoperasian jaringan irigasi pada tahap pasca
operasi, memberikan dampak yang sama dengan dampak yang berlangsung pada tahap
operasi. Oleh karena itu, dampak yang terjadi pada tahap pasca operasi merupakan
penerusan dampak yang terjadi pada tahap operasi. Dikarenakan keterbatasan waktu
kajian studi Adendum Andal dan RKL-RPL pengembangan pembangunan Daerah Irigasi
Komering (Bahuga Area) dan dimungkinkan terjadi perubahan mendasar dari rona
lingkungan hidup, maka diperlukan dokumen lingkungan hidup yang baru.
Review AMDAL Pembangunan D.I.Komering ( Bahuga Area ) di Kabupaten Oku Timur
BAB IV PRAKIRAAN DAMPAK PENTING IV - 25
Gambar 4.1. Peta Tutupan Lahan di Pembangunan D.I Komering ( Bahuga Area )