BAB IV PERAN MULTINATIONAL CORPORATION DALAM …
Transcript of BAB IV PERAN MULTINATIONAL CORPORATION DALAM …
24
BAB IV
PERAN MULTINATIONAL CORPORATION DALAM
MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET SDGs
DI BIDANG PENYERAPAN TENAGA KERJA
4.1. Profil Perusahaan
Dalam sub bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai profil perusahaan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk kemudian dilanjutkan dengan perusahaan
cabang yang ada di Kota Salatiga. Seperti yang sudah sedikit dijelaskan di atas,
berdasarkan data yang diambil dari laporan tahunan terbaru perusahaan tahun
2018, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk didirikan di Indonesia dengan nama
PT. Charoen Pokphand Indonesia Animal Feedmill Co. Limited berdasarkan Akta
pendirian yang dimuat dalam Akta no. 6 tanggal 7 Januari 1972 yang dibuat
dihadapan Drs. Gde Ngurah Rai, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana telah diubah
dengan Akta No. 5 tanggal 7 Mei 1973 yang dibuat dihadapan Notaris yang sama.
Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan
telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah
No. 2289 tanggal 26 Juni 1973, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No.
65 tanggal 14 Agustus 1973, Tambahan No. 573. Anggaran Dasar Perseroan
tersebut telah diubah, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH No. 94
tanggal 19 Juni 2015. Akta tersebut telah diterima dan dicatat oleh Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-
AH.01.03-0949604 tanggal 8 Juli 2015 (CPI, 2018).
Terdapat beberapa bentuk kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk yaitu kegiatan usaha utama dan kegiatan penunjang.
Termasuk kegiatan usaha utama yaitu industri makanan ternak, industri
pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan daging sapi, pembibitan dan
budidaya ayam ras. Sedangkan bentuk kegiatan usaha penunjang PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk yaitu mengimpor dan menjual bahan baku serta bahan
25
farmasi. Selain itu PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk juga melakukan
kegiatan produksi dan penjualan karung atau kemasan, peralatan industri, alat
peternakan dan rumah tangga dari plastic (CPI, 2015). Guna pelaksanan kegiatan
usahanya, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk kemudian membangun beberapa
cabang perusahaan sebagai fasilitas produksi. Berdasarkan data yang diambil dari
laporan tahunan perusahaan tahun 2018, terdapat 18 (delapan belas) cabang
perusahaan yang dibangun di berbagai kota yang ada di Indonesia. Cabang
perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk disajikan dalam tabel 4.1.
berikut (CPI, 2018: 21-22).
Tabel 4. 1
Daftar Perusahaan Cabang
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
NO. LOKASI PRODUK
1. Jl. Raya Serang km 30, Desa Cangkudu, Kecamatan
Balaraja, Kabupaten Tangeran, Banten;
Pakan Ternak
dan Peralatan
Peternakan
2. Jl. Raya Surabaya-Mojokerto km 26, Desa
Keboharan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur;
Pakan Ternak
3. Jl. Raya Surabaya-Mojokerto km 19, Desa
Bringinbendo, Kecamatan Taman, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur;
Pakan Ternak
4. Kawasan Industri Medan, Jl. Pulau Sumbawa No. 5
km 105, KIM II, Desa Saentis, Kecamatan Percut
Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara;
Pakan Ternak
5. Jl. Raya Semarang-Demak km 8, Kelurahan
Trimulyo, Kecamatan Genuk, Semarang dan Desa
Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak,
Jawa Tengah;
Pakan Ternak
6. Jl. Kima 17 Kavling DD-11, Desa Bira, Kecamatan
Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan;
Pakan Ternak
7. Jl. Ir. Sutami km 15, Desa Rejomulyo, Kecamatan
Tanjung Bintang, Lampung Selatan, Lampung;
Pakan Ternak
8. Jl. Raya Cirebon-Tegal km 11, Desa Astanajapura,
Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa
Barat;
Pakan Ternak
9. Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Modern Makanan Olahan
26
NO. LOKASI PRODUK
Industri IV kav 6-8, Desa Nambo Ilir, Kecamatan
Cikande, Kabupaten Serang, Banten;
10. Jl. Pattimura km 1, Desa Canden, Kelurahan
Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota
Salatiga, Jawa Tengah;
Makanan
Olahan
11. Kawasan Industri Medan II, Jl. Pulau Solor, Desa
Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang,
Sumatera Utara;
Makanan Olahan
12. Kawasan Industri Surabaya Rungkut, Jl. Berbek
Industri I No. 24, Desa Berbek, Kecamatan Waru,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur;
Makanan Olahan
13. Kawasan Industri Ngoro Industri Persada Blok U-
11-12, Desa Lolawang, Kecamatan Ngoro,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur;
Makanan Olahan
14. Jl. Majalaya-Cicalengka, Desa Cikasungka,
Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat;
Makanan Olahan
15. Jl. Raya Serang km 12, Desa Suka Damai,
Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten;
Day Old Chick
(DOC)
16. Jl. Raya Cipunagara, Desa Jati, Kecamatan
Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat;
Day Old Chick
(DOC)
17. Jl. Raya Subang Pagaden km 9.5, Desa Gunung
Sari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa
Barat;
Day Old Chick
(DOC)
18. Jl. Desa Marengmang, Desa Marengmang,
Kecamatan Kalijati, Kab. Subang, Jawa Barat.
Day Old Chick
(DOC)
Sumber : Laporan Tahunan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
SalatigaTahun 2018
Selain 18 (delapan belas) cabang tersebut, terdapat 59 (lima puluh Sembilan)
anak perusahaan yang tercatat di dalam laporan tahunan PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk tahun 2018. Dari tabel 4.1. dapat dilihat bahwa cabang perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk yang ada di Kota Salatiga adalah fasilitas
produksi bagian makanan olahan.
Setelah dipaparkan mengenai cabang perusahaan dari PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk, peneliti di sini juga akan menjelaskan struktur organisasi
27
perusahaan. Dalam sebuah organisasi termasuk di dalamnya perusahaan penting
untuk memiliki struktur organisasi. Disari dari Stephen Robbins dan Mary
Coulter, struktur organisasi adalah pengaturan formal dalam sebuah organisasi
yang biasanya ditampilkan dalam bentuk bagan organisasi yang mana di
dalamnya di atur mengenai spesialisasi kerja, departemen, rantai komando,
rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi serta formalisasi (Robbins &
Coulter, 2012: 265). Stuktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
disajikan dalam Bagan 2.
Bagan 1.
Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Sumber : Laporan Tahunan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
SalatigaTahun 2018
GENERAL MEETING OF
SHAREHOLDERS
DIRECTORS President Director
Vice President Director
Director
Director
Director
Director
BOARD OF
COMMISSIONERS President Commissioner
Vice President Commisioner
Independent Commisioner
Regional Head-Sumatera
Regional Head-Java1
Regional Head-Java2
Regional Head-Java3
Regional Head-Other Islands 1
Regional Head-Other Islands 2
Head-Internal Audit
Head-Procurement
Head-Human Capital
Head-Information Technology
AUDIT COMMITTEE
NOMINATION &
REMUNERATION
COMMITTEE
28
Dilihat dari banyaknya kegiatan usaha dan juga fasilitas produksi yang
dimiliki, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk tentunya memiliki banyak tenaga
kerja. Berdasarkan data yang diambil dari laporan tahunan PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk tahun 2018 diketahui bahwa jumlah tenaga kerja atau karyawan
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk per tanggal 31 Desember 2018 sebanyak
6.540 orang (CPI, 2018: 19). Angka tersebut merupakan jumlah karyawan dengan
status karyawan tetap. Selain jumlah tenaga kerja, peneliti juga akan
memamparkan visi dan misi dari PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Visi misi
yang akan dipaparkan peneliti merupakan visi dan misi dari perusahaan pusat dan
sekaligus juga perusahaan cabang. Visi dan Misi menjadi hal penting bagi sebuah
perusahaan sebagai dasar atau landasan untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Data terkait visi dan misi PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk didapatkan
peneliti pada saat melakukan penelitian di kantor PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk, Salatiga yang kemudian akan disajikan dalam tabel 4.1. berikut.
Tabel 4.2.
Visi Misi PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
No Visi Misi
1. Menjadi produsen kelas dunia
dalam bidang makanan olahan
dari daging ayam khususnya dan
bahan lain umumnya;
Membantu meningkatkan kualitas
bangsa Indonesia dan dunia, serta
memuaskan pelanggan dan pemegang
saham dengan memproduksi makanan
olahan bermutu tinggi, halal dan aman
untuk dikonsumsi dengan menerapkan
GMP, SSOP, Sistem Jaminan Halal,
HACCP dan FSSC 22000;
2. Menjadi perusahaan yang
bertanggung jawab, peduli
terhadap dampak sosial dan
lingkungan di dalam menjalankan
kegiatan kami.
Menjaga dan menerapkan prinsip-
prinsip kelestarian lingkungan hidup
sesuai peraturan yang berlaku.
29
Telah dijelaskan di atas bahwa PT. Charoen Pokphand Indonesia mempunyai
18 (delapan belas) cabang perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah yang ada
di Indonesia. Dalam hal ini fokus penelitian peneliti yaitu cabang perusahaan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk di Kota Salatiga yang kemudian akan peneliti
sebut dengan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga. Karena statusnya
sebagai perusahaan cabang, oleh karenanya profil perusahaan yang dimiliki tidak
banyak berbeda dari perusahaan pusat. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan HRD PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk, Salatiga diketahui beberapa hal terkait akta pendirian dan jumlah
karyawan. Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Mei 2019 bertempat di kantor
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga. Dalam wawancara dengan
peneliti, HRD PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga mengatakan bahwa
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga berdiri pada tahun 2007
berdasarkan Akta Pembukaan Cabang dan Kuasa Notaris Rachmad Umar, SH.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga berlokasi di Jl. Pattimura km 1,
Desa Canden, Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa
Tengah. Sebagai cabang perusahaan dengan fokus produksi makanan olahan, PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga mempunyai karyawan sebanyak 664
orang pada tahun 2018 (HRD, wawancara, 16 Mei 2019). Upah minimum PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga sebesar Rp. 2.000.000,- pada tahun
2019 (CPI, 2019). Data terkait upah minimum PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk, Salatiga didapatkan peneliti dari Peraturan Perusahaan PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga tahun 2019 dan juga melalui wawancara yang
dilakukan peneliti dengan HRD PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga.
Upah minimum PT. Charoen Pokphand Indoensia Tbk, Salatiga akan dipaparkan
melalui tabel berikut.
30
Tabel 4.3.
Upah Pekerja PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
Tahun Upah Minimum (Rp.) Upah Per Jam Pekerja (Rp)
2015 1.287.000,- 7.439,-
2016 1.450.953,- 8.387,-
2017 1.596.844,- 9.225,-
2018 1.735.930,- 10.034,-
Sumber : Wawancara; Peraturan Perusahaan, Upah Kerja, diolah.
Untuk jam kerja sendiri, berdasarkan data yang didapat peneliti ketika
melakukan penelitian melalui observasi dokumen perusahaan, diketahui bahwa
jam kerja PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga yaitu 6 (enam) hari
kerja dengan pembagian waktu yaitu pada hari Senin sampai dengan Jumat
dimulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB. Sementara pada hari Sabtu, jam kerja
dimulai pukul 08.00 sampai dengan 14.00. Hal tersebut dituliskan dalam dokumen
perusahaan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Data terkait
jam kerja, akan disajikan peneliti dalam tabel berikut.
Tabel 4.4.
Jam Kerja PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
No Hari Kerja Jam Kerja Waktu Istirahat
1. Senin s/d Jumat 08.00-16.00 1 jam
2. Sabtu 08.00-14.00 1 jam
Sumber : Peraturan Perusahaan, Waktu Kerja, Waktu Istirahat, dan
Lembur, diolah.
Dari data tersebut kemudian diketahui bahawa rata-rata jam kerja per hari dari
karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga yaitu pada hari Senin
sampai dengan Jumat 7 (tujuh) jam kerja dan pada hari Sabtu 5 (lima) jam kerja.
31
4.2. Gambaran Ketenagakerjaan di Kota Salatiga
4.2.1. Jumlah Penduduk
Dalam sub bab ini peneliti akan memaparkan terlebih dahulu
mengenai jumlah penduduk di Kota Salatiga sebelum masuk ke pembahasan
mengenai ketenagakerjaan. Data jumlah penduduk di Kota Salatiga pada
tahun 2015 tercatat di BPS Kota Salatiga yaitu sebanyak 183.815 jiwa,
dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 89.928 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 93.887 jiwa (BPS, 2016). Kemudian pada
tahun 2016, jumlah penduduk Kota Salatiga mengalami peningkatan sebesar
2.605 jiwa yaitu menjadi 186.420 jiwa dari tahun sebelumnya. Pada tahun ini,
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 91.198 jiwa sedangkan penduduk
perempuan sebanyak 95.222 jiwa (BPS, 2018). Pada tahun selanjutnya,
jumlah penduduk Kota Salatiga mengalami kenaikan kembali sebesar 2.508
jiwa menjadi 188.928 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak
92.426 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 96.502 jiwa (BPS, 2018).
Kemudian pada tahun 2018, jumlah penduduk Kota Salatiga sebanyak
191.571 jiwa, dengan penduduk laki-laki sebanyak 93.718 dan penduduk
perempuan sebanyak 97.853 jiwa (BPS, 2018). Jadi dari data tersebut dapat
diketahui kemudian bahwa penduduk Kota Salatiga di dominasi oleh
perempuan. Sedangkan jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2015 yaitu sebanyak 33.774.141 jiwa. Pada tahun 2016 sebanyak 34.019.095
jiwa. Kemudian pada tahun 2017 semakin meningkat menjadi 34.257.865
jiwa. Terakhir pada tahun 2018 jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah
sebanyak 34.490.835 jiwa (BPS, 2018). Jika dilihat dari jumlah penduduk di
Provinsi Jawa Tengah, Kota Salatiga menempati peringkat ke 34 (tiga puluh
empat) yang mana merupakan peringkat kedua terkecil dari 35 (tiga puluh
lima) kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Adapun data
jumlah penduduk Kota Salatiga di atas diolah oleh peneliti yang kemudian
disajikan dalam tabel berikut.
32
Tabel 4.5.
Jumlah Penduduk Kota Salatiga Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2015-2018 (jiwa)
Jenis
Kelamin 2015 2016 2017 2018
Laki-Laki 89.928 91.198 92.426 93.718
Perempuan 93.887 95.222 96.502 97.853
Jumlah
(Salatiga)
183.815
186.420
188.928
191.571
Jawa Tengah 33.774.141 34.019.095 34.257.865 34.490.835
Sumber : BPS, diolah
4.2.2. Deskripsi Ketenagakerjaan Kota Salatiga
Dalam sub bab ini peneliti akan memaparkan kondisi ketenagakerjaan
dengan menggunakan data-data terkait ketenagakerjaan di Kota Salatiga. Data
mengenai ketenagakerjaan dalam hal ini menjadi penting karena berkaitan
dengan penelitian yang peneliti ambil yaitu membahas pembangunan
berkelanjutan. Oleh karenanya di sini peneliti akan memaparkan data-data
yang menggambarkan kondisi ketenagakerjaan di Kota Salatiga. Data-data
yang dimaksud yaitu penduduk usia kerja, angkatan kerja, tingkat partisipasi
angkatan kerja, jumlah pengangguran terbuka, tingkat pengangguran terbuka,
jumlah dan tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin,
persentase setengah pengangguran dan juga upah rata-rata per jam pekerja.
Menurut BPS, yang termasuk dalam kategori penduduk usia kerja
adalah penduduk usia 15 (lima belas) tahun dan lebih (BPS, 2019). Penduduk
usia kerja kemudian dibagi ke dalam dua kategori yaitu angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Perkembangan penduduk usia kerja di Kota Salatiga
selama 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2015-2018 cenderung mengalami
peningkatan. Awalnya pada tahun 2015 jumlah penduduk usia kerja di Kota
Salatiga berada pada angka 143.818 (Dispernaker, 2018: 20). Kemudian pada
tahun 2018 angka tersebut mengalami peningkatan menjadi 151.400 jiwa
33
(BPS, 2019: 13). Berdasarkan data yang diambil dari laporan akhir Rencana
Tenaga Kerja Daerah (RTKD) Kota Salatiga Tahun 2019-2023, diketahui
bahwa peningkatan angka penduduk usia kerja di tahun 2015-2018 pada
khususnya disebabkan oleh adanya penduduk dari luar Kota Salatiga yang
datang untuk menuntut ilmu menjadi pelajar atau mahasiswa di Kota Salatiga
(Dispernaker, 2018: 21). Data terkait jumlah penduduk usia kerja Kota
Salatiga Tahun 2015-2018 akan dipaparkan dalam diagram 1.
Diagram 1.
Penduduk Usia Kerja
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (jiwa)
Sumber : RTKD Dispernaker; BPS, Penduduk usia Kerja, 2019, diolah.
Data terkait Penduduk Usia Kerja Kota Salatiga tahun 2016 pada diagaram I
tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional
hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level provinsi. Hal
tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan peneliti dari BPS
Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam lampiran.
140.000
142.000
144.000
146.000
148.000
150.000
152.000
2015 2016 2017 2018
143.818
148.851
151.400
Penduduk usia kerja
34
Dari sekian banyaknya penduduk usia kerja yang telah dipaparkan di
atas, hanya beberapa dari angka tersebut yang kemudian masuk ke dalam
kategori penduduk bekerja menurut data dari RTKD (2018: 44) dan BPS
(2019: 72). Peneliti di sini menyajikan data tersebut ke dalam sebuah tabel
yang diolah.
Tabel 4.6.
Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (jiwa dan persen)
Jenis Kelamin 2015 2016 2017 2018
Laki-Laki Orang
%
47.222
55.96
-
-
54.871
54.42
54.064
51.99
Perempuan Orang
%
37.158
44.04
-
-
45.963
45.58
49.918
48.00
Jumlah Orang
%
84.380
100.00
-
-
100.834
100.00
103.982
100.00
Sumber : RTKD Dispernaker; BPS, jumlah angkatan kerja, diolah
Banyaknya penduduk usia kerja pada tahun 2015 yaitu 143.818 jiwa, hanya
84.380 jiwa penduduk Kota Salatiga yang bekerja. Pada tahun 2017 sebanyak
100.834 jiwa yang bekerja dan tahun 2018, 103.982 jiwa penduduk Kota
Salatiga yang bekerja. Sedangkan apabila dilihat dari proporsi dan jumlah,
penduduk yang bekerja paling banyak yaitu berjenis kelamin laki-laki di
setiap tahunnya selama periode tahun 2015-2018. Data tahun 2016 pada tabel
Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin tidak tersedia dikarenakan
pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional hanya menghasilkan indikator
ketenagakerjaan sampai level provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat
keterangan yang didapatkan peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana
dilampirkan peneliti dalam lampiran.
35
Setelah diketahui kondisi penduduk usia kerja dan penduduk yang
bekerja di Kota Salatiga, perlu juga diketahui mengenai angkatan kerja. Oleh
karenanya di sini peneliti akan memaparkan kondisi angkatan kerja yang ada
di Kota Salatiga. Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja
(Dispernaker, 2018: 32). Jadi semakin bertambahnya penduduk usia kerja,
juga akan menambah jumlah angkatan kerja. Definisi dari angkatan kerja
sendiri adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang mana selama
seminggu yang lalu mempunyai pekerjaan baik yang memang bekerja
maupun yang sementara tidak bekerja dikarenakan suatu alasan tertentu
seperti cuti dan lain sebagainya. Selain itu ada kelompok lain yang masuk ke
dalam kategori angkatan kerja yaitu penduduk yang tidak mempunyai
pekerjaan tetapi sedang mengharapkan pekerjaan (BPS, 2019: 7-8).
Perkembangan angkatan kerja di Kota Salatiga dari tahun 2015-2018
dipaparkan melalui diagram 2. berikut (Dispernaker, 2018: 33).
Diagram 2.
Angkatan Kerja Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (Jiwa)
Sumber : RTKD Dispernaker;BPS, Angkatan Kerja,2019, diolah
80.000
85.000
90.000
95.000
100.000
105.000
110.000
2015 2016 2017 2018
90.174
104.989 107.095
Angkatan Kerja
36
Berdasarkan diagram 2., dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu 4
(empat) tahun, jumlah angkatan kerja di Kota Salatiga mengalami
ketidaktetapan. Dilihat dari diagram 2. juga diketahui bahwa pada tahun
2015-2018 jumlah angkatan kerja di Kota Salatiga mengalami peningkatan
cukup tajam yaitu 90.174 jiwa menjadi 107.095 jiwa. Data terkait Angkatan
Kerja Kota Salatiga tahun 2016 pada diagaram 2 tidak tersedia dikarenakan
pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional hanya menghasilkan indikator
ketenagakerjaan sampai level provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat
keterangan yang didapatkan peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana
dilampirkan peneliti dalam lampiran.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja atau yang kemudian sering disebut
dengan TPAK adalah indikasi besaran persentase dari penduduk usia kerja
yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah (Dispernaker, 2018: 27). Semakin
tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin banyak juga tenaga kerja yang
tersedia. TPAK Kota Salatiga mengalami kenaikan selama 4 (empat) tahun
terakhir dari tahun 2015 sebesar 62.70 persen menjadi 71.75 persen di tahun
2018. Data terkait TPAK Kota Salatiga (BPS, 2019). yang diolah akan
disajikan dalam grafik 1.
37
Grafik 1.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (%)
Sumber : BPS, diolah
Data terkait Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Salatiga tahun 2016
pada grafik 1 tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja
Nasional hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level
provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan
peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam
lampiran.
Tabel 4.7.
Perbandingan TPAK Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional
Tahun 2015-2018 (persen)
Tahun 2015 2016 2017 2018
Salatiga 62.70 - 70.53 71.75
Jawa Tengah 67.86 67.15 69.11 68.56
Nasional 65.76 66.34 66.67 67.26
Sumber : BPS, diolah
62,7
70,53 71,75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2015 2016 2017 2018
TPAK
38
Dari tabel tersebut diketahui bahwa TPAK nasional pada tahun 2015
yaitu 65.76 persen, pada tahun 2016 sebesar 66.34 persen, pada tahun 2017
66.67 persen dan pada tahun 2018 sebesar 67.26 persen. TPAK Provinsi Jawa
Tengah sendiri pada tahun 2015 mencapai angka 67.86 persen kemudian
turun menjadi 67.15 persen di tahun 2016, meningkat menjadi 69.11 persen
di tahun 2017 dan 68.56 persen di tahun 2018 (BPS, 2018). Salatiga di
tingkatan Provinsi menduduki posisi 4 (empat) terendah untuk TPAK di
tahun 2015. Sedangkan di tahun 2017, TPAK Kota Salatiga menduduki posisi
13 (tiga belas) terbesar dan kemudian di tahun 2018 TPAK Kota Salatiga
semakin mengalami peningkatan yaitu berada pada posisi 9 (sembilan)
terbesar se Provinsi Jawa Tengah. Data TPAK Kota Salatiga tahun 2016 tidak
tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional hanya
menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level provinsi. Hal tersebut
diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan peneliti dari BPS Kota
Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam lampiran.
Untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan di Kota Salatiga, selain
pemaparan mengenai penduduk usia kerja, angkatan kerja dan TPAK, juga
perlu dipaparkan mengenai tingkat pengangguran terbuka. Peneliti akan
menjelaskan terlebih dahulu definisi dari pengangguran terbuka. Berdasarkan
data yang di ambil dari Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran dibagi
menjadi dua kategori yaitu pengangguran terbuka dan juga pekerja tidak
penuh. Dikategorikan sebagai pengangguran terbuka apabila :
a. tidak mempunyai pekerjaan dan mencari pekerjaan;
b. tidak mempunya pekerjaan dan mempersiapkan usaha;
c. tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan;
d. sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Sedangkan yang masuk ke dalam kategori setengah penganggur adalah :
a. orang yang bekerja kurang dari 35 jam selama satu minggu dan masih
mencari pekerjaan;
39
b. orang yang bekerja kurang dari 35 jam selama satu minggu namun sudah
tidak mencari pekerjaan lain (BPS, 2019).
Jumlah pengangguran terbuka pada 4 (empat) tahun terakhir dari
tahun 2015-2018 mengalami dinamika naik dan turun. Berdasarkan data yang
diambil dari profil ketenagakerjaan Kota Salatiga hasil Sakernas Agustus
2018 yang dikeluarkan oleh BPS, diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah
pengangguran terbuka sebesar 4.648 jiwa (BPS, 2019: 23). Angka tersebut
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 5.794 jiwa
(BPS, 2018). Data terkait jumlah pengangguran terbuka Kota Salatiga yang
diolah, disajikan oleh peneliti dalam tabel berikut.
Tabel 4.8.
Jumlah Pengangguran Terbuka
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (jiwa)
Tahun Jumlah Pengangguran Terbuka
2015 5.794
2016 -
2017 4.155
2018 4.648
Sumber : BPS, diolah
Data terkait Jumlah Pengangguran Terbuka Kota Salatiga tahun 2016 pada
tabel 4.8. tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja
Nasional hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level
provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan
peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam
lampiran.
Sementara itu, tingkat penganggur terbuka di Kota Salatiga dari tahun
2015-2018 tampak pada grafik 2 berikut (BPS, 2018). Tingkat pengangguran
terbuka menggambarkan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah
angkatan kerja. Jadi untuk mencari tingkat pengangguran terbuka perlu
adanya perhitungan antara jumlah pengangguran dibagi jumlah angkatan
40
kerja dikali 100 persen dan hasilnya akan ditemukan tingkat penganggur
terbuka.
Grafik 2.
Tingkat Penganggur Terbuka
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (persen)
Sumber :BPS, diolah
Berdasarkan grafik 2. dapat dilihat bahwa dalam 4 (empat) tahun terakhir,
tingkat pengangguran terbuka Kota Salatiga Tahun 2015 yaitu 6.43 persen
mengalami penurunan pada tahun 2018 menjadi 4.28 persen. Data terkait
Tingkat Penganggur Terbuka Kota Salatiga tahun 2016 pada grafik 2 tidak
tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional hanya
menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level provinsi. Hal tersebut
diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan peneliti dari BPS Kota
Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam lampiran.
Dari paparan jumlah pengangguran terbuka pada tabel 4.8. kemudian
dibedakan antara jumlah pengangguran terbuka laki-laki dan perempuan pada
tabel 4.9. yang mana diketahui bahwa, jumlah pengangguran terbuka berjenis
kelamin laki-laki mengalami penurunan angka dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2018. Begitu juga dengan pengangguran terbuka berjenis
0
1
2
3
4
5
6
7
2015 2016 2017 2018
Tingkat PenganggurTerbuka
41
kelamin perempuan yang mengalami penurunan pada periode waktu yang
sama.
Tabel 4. 9.
Jumlah Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (jiwa)
Tahun
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Pengangguran
Terbuka
2015 2.929 2.865 5.794
2016 - - -
2017 1.235 2.920 4.155
2018 2.287 2.361 4.648
Sumber : BPS, diolah
Data terkait Jumlah Pengangguran Terbuka Menurut Jenis Kelamin Kota
Salatig atahun 2016 pada tabel 4.9. tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan
Survei Angkatan Kerja Nasional hanya menghasilkan indikator
ketenagakerjaan sampai level provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat
keterangan yang didapatkan peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana
dilampirkan peneliti dalam lampiran.
Sedangkan untuk tingkat pengangguran terbuka menurut jenis
kelamin, akan dipaparkan peneliti dalam grafik 3. Pada grafik tersebut terlihat
bahwa tingkat penganggur terbuka yang berjenis kelamin laki-laki di Kota
Salatiga mengalami penurunan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018.
Sedangkan pengangur terbuka jenis kelamin perempuan juga turun di tahun
2018. Data terkait tingkat pengangguran terbuka menurut jenis kelamin,
peneliti dapatkan dari rumusan perhitungan yang ada pada BPS, yaitu
persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja (BPS,
2019).
42
Grafik 3.
Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (persen)
Sumber : BPS, diolah
Data terkait Tingkat Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin Kota
Salatiga pada grafik 3 tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei
Angkatan Kerja Nasional hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan
sampai level provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang
didapatkan peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti
dalam lampiran.
Setelah dijelaskan mengenai Tingkat Penganggur Terbuka di Salatiga,
peneliti akan memaparkan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah
dan Nasional. Hal tersebut untuk mengetahui kedudukan TPT Kota Salatiga
di Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Pemaparan Tingkat Pengangguran
Terbuka di Jawa Tengah dan Nasional ditunjukkan pada tabel berikut.
5,84
2,2
4,06
7,16
5,97
4,52
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2015 2016 2017 2018
Laki-laki
Perempuan
43
Tabel 4.10.
Perbandingan Tingkat Penganggur Terbuka Kota Salatiga,
Provinsi Jawa Tengah dan Nasional
Tahun 2015-2018 (persen)
Tahun 2015 2016 2017 2018
Salatiga 6.43 - 3.96 4.28
Jawa Tengah 4.99 4.63 4.57 4.51
Nasional 6.18 5.61 5.50 5.34
Sumber : BPS, diolah
Dari tabel 4.10 diketahui bahwa Tingkat Penganggur Terbuka Nasional pada
tahun 2015 yaitu 6.18 persen, pada tahun 2016 naik menjadi 5.61 persen,
pada tahun 2017 semakin naik menjadi 5.50 persen dan di tahun 2018,
Tingkat Penganggur Terbuka Nasional berada pada angka 5.34 persen.
Sedangkan Tingkat Penganggur Terbuka Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2015 yaitu 4.99 persen, pada tahun 2016 4.63 persen, pada tahun 2017
mengalami peningkatan menjadi 4.57 persen dan pada tahun 2018 yaitu 4.51
persen. Tingkat Penganggur Terbuka Kota Salatiga di tingkat Provinsi berada
pada posisi 7 besar pada tahun 2015, 14 besar pada tahun 2017 dan 16 besar
pada tahun 2018. Data terkait Tingkat Penganggur Terbuka Kota Salatiga
tahun 2016 pada tabel 4.10. tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei
Angkatan Kerja Nasional hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan
sampai level provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang
didapatkan peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti
dalam lampiran.
Selanjutnya peneliti di sini juga akan memaparkan data terkait
persentase setengah pengangguran untuk mengetahui penduduk Kota Salatiga
yang bekerja di bawah jam kerja normal, yaitu 35 (tiga puluh lima) jam.
Berdasarkan data yang diambil dari laporan akhir RTKD Kota Salatiga Tahun
2019-2023 (Dispernaker, 2018: 52), diketahui bahwa persentase setengah
pengangguran di Kota Salatiga pada tahun 2015 sebesar 16.26 persen,
semakin meningkat menjadi 21,3 persen pada tahun 2017 dan 28,38 persen
44
pada tahun 2018 (BPS, 2019: 76). Data terkait persentase setengah
pengangguran tersebut akan diolah dan dipaparkan peneliti dalam tabel
berikut.
Tabel 4.11.
Persentase Setengah Pengangguran
Kota Salatiga tahun 2015-2018 (persen)
No Jam Kerja 2015 2016 2017 2018
1.
2.
1-14 jam
15-34 jam
2.42
13.84
-
-
4.89
16.41
9.31
19.07
Jumlah 16.26 - 21.3 28.38
Sumber : Dispernaker; BPS, diolah
Data terkait Persentase Setengah Pengangguran Kota Salaitga tahun 2016
pada tabel 4.11. tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan
Kerja Nasional hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level
provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan
peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam
lampiran.
Selain penjelasan di atas, untuk mengetahui kondisi ketenagakerjaan
di Kota Salatiga perlu juga diketahui upah rata-rata per jam pekerja di Kota
Salatiga. Berdasarkan data yang diambil dari BPS Provinsi Jawa Tengah
(BPS, 2018) diketahui bahwa pada tahun 2015 upah minimum Kota Salatiga
yaitu Rp. 1.287.000,-. Kemudian untuk mengetahui upah rata-rata per jam
pekerja berdasarkan pada Keputusan Menteri No. KEP.102/ MEN/ VI/ 2004
yaitu dengan menggunakan rumus 1/173 X upah sebulan (Kemnakertrans,
2004). Dari rumus tersebut kemudian diketahui bahwa upah rata-rata per jam
pekerja di Kota Salatiga pada tahun 2015 yaitu 1/173 X Rp. 1.287.000,- = Rp.
7.439,-. Pada tahun 2016, upah minimum Kota Salatiga yaitu Rp. 1.450.953,-
dengan upah rata-rata per jam pekerja yaitu Rp. 8.387,-. Kemudian pada
tahun 2017 upah minimum Kota Salatiga Rp. 1.596.844,- dengan upah rata-
45
rata per jam pekerja yaitu Rp. 9.225,-. Pada tahun 2018, menggunakan rumus
yang sama diketahui bahwa upah rata-rata per jam pekerja di Kota Salatiga
yaitu sebesar Rp. 10.034,- dengan upah minimum mencapai 1.735.930,-. Data
upah minimum Kota Salatiga diambil berdasarkan lampiran keputusan
Gubernur Jawa Tengah pada saat peneliti melakukan penelitian di Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Salatiga. Upah rata-rata per jam pekerja
di Kota Salatiga akan disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.12.
Upah Rata-Rata Per Jam Pekerja
Kota Salatiga Tahun 2015-2018
No
Tahun
Upah
Minimum Kota
(Rp)
Upah Rata-Rata Per Jam Pekerja
(1/173 X upah sebulan) (Rp)
1. 2015 1.287.000,- 7.439,-
2. 2016 1.450.953,- 8.387,-
3. 2017 1.596.844,- 9.225,-
4. 2018 1.735.930,- 10.034,-
Sumber : Lampiran Keputusan Gubernur Jawa Tengah, diolah
4.2.3. Tren Angkatan Kerja
Setelah dipaparkan mengenai jumlah penduduk, penduduk usia kerja,
angkatan kerja, TPAK, jumlah pengangguran terbuka dan tingkat
pengangguran terbuka, berikut akan dipaparkan oleh peneliti mengenai tren
angkatan kerja di Kota Salatiga pada periode tahun 2015-2018 berdasarkan
data yang telah dipaparkan pada sub bab 4.2.2.
46
Tabel 4.13.
Jumlah Penduduk, Penduduk Usia Kerja, Angkatan Kerja,
Pengangguran Terbuka Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (jiwa)
Uraian 2015 2016 2017 2018
Penduduk 183.815 186.420 188.928 191.571
Penduduk Usia
Kerja
143.818 - 148.851 151.400
Angkatan Kerja 90.174 - 104.989 108.630
Pengangguran
Terbuka
5.794 - 4.155 4.648
L P L P L P L P
2.929 2.865 - - 1.235 2.920 2.287 2.361
Keterangan : Data tahun 2016 tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan
Survei Angkatan Kerja Nasional hanya menghasilkan
indikator ketenagakerjaan sampai level provinsi..
Dilihat dari tabel 4.13., diketahui bahwa jumlah penduduk Kota
Salatiga periode tahun 2015 sebesar 183.815 jiwa , tahun 2016 sebesar
186.420 jiwa, tahun 2017 sebesar 188.928 jiwa, tahun 2018 sebesar 191.571
jiwa. Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 penduduk Kota Salatiga
semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan terjadi sebesar 2.605 jiwa
pada tahun 2015 sampai dengan 2016, kemudian antara tahun 2016 dengan
2017 peningkatan terjadi sebesar 2.508 jiwa dan pada tahun 2018 jumlah
penduduk di Kota Salatiga mengalami peningkatan kembali sebesar 2.643
jiwa. Jadi, berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk di Kota Salatiga mengalami peningkatan selama periode tahun
2015-2018, dengan jumlah peningkatan yang berbeda. Peningkatan paling
besar terjadi yaitu pada tahun 2018 sebesar 2.643 jiwa dengan jumlah
penduduk 191.571 jiwa.
Dari jumlah penduduk tersebut, Kota Salatiga mempunyai penduduk
usia kerja sebanyak 143.818 jiwa pada tahun 2015, kemudian pada tahun
2017 sebanyak 148.851 jiwa dan pada tahun 2018 sebanyak 151.400 jiwa.
Jumlah penduduk usia kerja di Kota Salatiga juga menunjukkan tren
47
meningkat selama kurun waktu 2015-2018. Peningkatan paling besar terjadi
yaitu pada tahun 2018 sebesar 2.549 jiwa dari yang sebelumnya pada tahun
2017 yaitu 148.851 jiwa.
Situasi angkatan kerja di Kota Salatiga pada tahun 2015 tercatat
sebanyak 90.174 jiwa, pada tahun 2017 sebanyak 104.989 jiwa dan pada
tahun 2018 sebanyak 108.630 jiwa. Sama halnya dengan jumlah penduduk
maupun penduduk usia kerja, jumlah angkatan kerja di Kota Salatiga juga
mengalami tren meningkat setiap tahunnya selama periode tahun 2015-2018.
Jumlah angkatan kerja paling besar di Kota Salatiga terjadi pada tahun 2018
yaitu sebesar 108.630 jiwa. Sedangkan jumlah angkatan kerja yang paling
rendah yaitu pada tahun 2015 sebesar 90.174 jiwa.
Dilihat dari tabel 4.13. kemudian dapat diketahui bahwa jumlah
pengangguran terbuka di Kota Salatiga dalam kurun waktu 2015-2018
berfluktuasi. Dimulai pada tahun 2015 yang mana jumlah pengangguran
terbuka di Kota Salatiga menunjukkan angka 5.794 jiwa, kemudian angka
tersebut mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu menjadi 4.155 jiwa dan
pada tahun 2018 jumlah pengangguran terbuka di Kota Salatiga mengalami
peningkatan kembali menjadi 4.648 jiwa.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa pengangguran
terbuka selama 4 (empat) tahun terakhir menunjukkan tren menurun dengan
dominasi oleh perempuan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya jumlah
pengangguran terbuka paling banyak yaitu perempuan. Jumlah pengangguran
terbuka dengan jumlah paling banyak laki-laki terjadi hanya pada tahun 2015.
Kemudian di tahun-tahun selanjutnya perempuan yang mendominasi dalam
jumlah pengangguran terbuka di Kota Salatiga. Pada tahun 2015, jumlah
pengangguran terbuka dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 2.929 jiwa
dan 2.865 jiwa berjenis kelamin perempuan. Kemudian tahun 2017 jumlah
pengangguran terbuka berjenis kelamin laki-laki menurun sebanyak 1.694
jiwa menjadi 1.235 jiwa. Sedangkan 2.920 jiwa lainnya adalah pengangguran
terbuka berjenis kelamin perempuan. Angka tersebut mengalami peningkatan
sebanyak 55 jiwa dari tahun sebelumnya. Kemudian untuk tahun 2018,
48
jumlah pengangguran terbuka tetap didominasi oleh perempuan dengan
jumlah 2.361 jiwa dan 2.287 jiwa berjenis kelamin laki-laki. Jumlah
pengangguran terbuka berjenis kelamin laki-laki mengalami peningkatan di
tahun ini sebanyak 1.052 jiwa dan perempuan mengalami penurunan yang
cukup signifikan yaitu sebesar 559 jiwa. Jumlah pengangguran terbuka
berjenis kelamin laki-laki paling banyak yaitu pada tahun 2015 dan paling
sedikit yaitu pada tahun 2017. Sedangkan untuk perempuan, jumlah paling
banyak ditunjukkan yaitu pada tahun 2017 dan paling sedikit pada tahun
2018.
Sumber : BPS, diolah
Grafik 4.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka
Kota Salatiga Tahun 2015-2018 (persen)
Dilihat dari grafik 4. diketahui bahwa TPAK Kota Salatiga pada
periode tahun 2015-2018 menunjukkan tren meningkat yaitu sebesar 9.05
persen. Dimulai pada tahun 2015 TPAK Kota Salatiga sebanyak 62.7 persen,
kemudian naik sebanyak 7.83 persen menjadi 70.53 persen di tahun 2017 dan
mengalami peningkatan kembali pada tahun 2018 sebanyak 1.22 persen
62,7
70,53 71,75
6,43 3,96 4,28
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2015 2016 2017 2018
Partisipasi AngkatanKerja
Pengangguran Terbuka
49
menjadi 71.75 persen. Dari data yang telah dipaparkan di atas, diketahui
bahwa TPAK Kota Salatiga paling tinggi yaitu pada tahun 2018 dan paling
rendah yaitu pada tahun 2015. Sedangkan untuk tingkat pengangguran
terbuka pada periode tahun yang sama menunjukkan tren menurun yaitu
sebanyak 2.15 persen. Pada tahun 2015, tingkat pengangguran terbuka Kota
Salatiga yaitu 6.43 persen turun menjadi 3.96 persen pada tahun 2017 dan
4.28 persen pada tahun 2018. Tingkat pengangguran terbuka paling tinggi di
Kota Salatiga pada periode tersebut terjadi yaitu pada tahun 2015 sebesar
6.43 persen dan tingkat pengangguran terbuka paling rendah terjadi yaitu
pada tahun 2017 sebesar 3.96 persen. Data terkait Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka Kota Salatiga tahun 2016 pada
grafik 4. tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja
Nasional hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level
provinsi. Hal tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan
peneliti dari BPS Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam
lampiran.
4.2.4. Isu Strategis Ketenagakerjaan Kota Salatiga Tahun 2015-2018
Berdasarkan data yang diambil dari Rencana Strategis yang kemudian
sering disebut Renstra Tahun 2017-2022 Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kota Salatiga, pengangguran menjadi isu strategis yang berkaitan
dengan ketenagakerjaan khususnya di Kota Salatiga karena tingkatnya yang
masih tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik 4. mengenai tingkat
penganggur terbuka Kota Salatiga tahun 2015-2018, yang mana pada tahun
2015 angka tingkat penganggur terbuka Kota Salatiga mencapai 6,43 persen
kemudian kembali mengalami peningkatan pada tahun 2018 meskipun
angkanya tidak sebesar tahun 2015 (Dispernaker, 2017: 43). Pengangguran
menjadi isu yang strategis dikarenakan dalam pembangunan daerah isu
tesebut memiliki keterkaitan dengan tingkat pendapatan penduduk dalam
pemenuhan hidup. Jadi pembangunan dikatakan berhasil apabila angka
pengangguran di suatu daerah rendah.
50
4.3. Peran Multinational Corporation Dalam Penyerapan Tenaga Kerja
4.3.1. Program CSR PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
Dalam hal ini, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga telah
melaksanakan kegiatan CSR. Kegiatan CSR yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan perusahaan
didirikan pada khususnya dan lebih luas masyarakat Kota Salatiga.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti melalui studi dokumen
perusahaan yang di dapat dari HRD PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
Salatiga didapatkan data mengenai CSR PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk yang mana disajikan oleh peneliti ke dalam tabel berikut.
Tabel 4.14.
CSR PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
No Uraian Kegiatan
1. Pembagian daging sapi masyarakat Canden;
2. Bantuan bahan bangunan balai dusun Canden;
3. Perlengkapan pecah belah RT dan RW 3 Ds. Canden, Kelurahan
Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga;
4. Perlengkapan kursi pertemuan RT 4 RW 4 Purwosari, Kelurahan
Bugel. Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga;
5. Bahan bangunan Mushola RT 5 RW 4 Sinar Pagar, Kelurahan
Bugel, Kecamatan Sidoerjo, Kota Salatiga;
6. Perlengkapan pecah belah RT 4 RW 8 Domas, Kelurahan Salatiga,
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga;
7. Perlengkapan pecah belah RT 4 RW 8 Domas, Kelurahan Salatiga,
Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga;
8. Pemberian beasiswa untuk 20 (dua puluh) anak tidak mampu di
sekitar perusahaan;
9. Pembangunan taman baca masyarakat canden;
10. Donasi peringatan HUT RI warga sekitar perusahaan (Canden,
51
Domas, Bugel);
11. Acara Kelompok Tani sekitar perusahaan;
12. Bantuan acara saresehan bulanan RT (Canden, Domas, Bugel).
Sumber : dokumen perusahaan, diolah
Pembagian daging sapi berdasarkan data terakhir laporan kegiatan
CSR PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga tahun 2018
dilaksanakan pada bulan Januari 2018. Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga setiap tahunnya. Selain
diberikan untuk masyarakat sekitar perusahaan, PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk, Salatiga juga memberikan olahan daging ayam atau hasil dari
produksinya untuk masyarakat Kota Salatiga pada umumnya. Pemberian hasil
produksi oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga dilakukan pada
waktu tertentu, semisal Hari Raya Idul Fitri atau hari-hari besar lainnya.
Kemudian PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga juga melakukan
kegiatan CSR dengan memberikan bantuan pembangunan Balai Dusun
Canden pada bulan Agustus 2018. Selain itu diberikan juga bantuan
perlengkapan pecah belah pada bulan November 2018, kursi pertemuan
Kecamatan Bugel pada bulan Oktober 2018, membantu pembangunan
Mushola Kelurahan Bugel pada bulan Oktober, memberikan perlengkapan
pecah belah kelurahan Salatiga pada bulan Oktober 2018, memberikan
beasiswa untuk 20 (dua puluh) anak tidak mampu pada bulan Maret 2018,
membangun taman baca masyarakat Canden pada bulan Apri 2018,
memberikan donasi peringatan HUT RI untuk wilayah Canden, Domas dan
Bugel pada bulan Agustus, mengadakan acara kelompok tani pada bulan
Januari dan Agustus 2018 dan memberikan bantuan acara saresehan RT di
wilayah Canden, Domas serta Bugel setiap bulannya.
52
4.3.2. Peran Multinational Corporation Dalam Penyerapan Tenaga
Kerja
Sebagai Multinational Corporation, PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk berperan dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Salatiga. Peran tersebut
yang kemudian akan dijelaskan peneliti dalam sub bab ini. Berdasarkan
penelitian yang telah peneliti lakukan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan
melalui studi dokumen dan juga wawancara, didapatkan data mengenai
jumlah tenaga kerja atau karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
Salatiga dalam kurun waktu 2015-2018. Data tersebut nantinya akan peneliti
gunakan untuk melihat peran PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
sebagai Multinational Corporation dalam melakukan penyerapan tenaga
kerja melalui peluang kerja yang diberikan perusahaan terhadap masyarakat
Kota Salatiga pada khususnya.
Berdasarkan dokumen perusahaan man power & domisili karyawan
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga diketahui bahwa PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga memiliki karyawan yang merupakan
masyarakat dari Kota Salatiga dan juga beberapa kota atau wilayah lainnya,
seperti Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Boyolali, Ambarawa, Klaten,
Yogyakarta, Medan dan bahkan ada beberapa karyawan yang berasal dari
Lampung. Pada tahun 2015, PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
memiliki karyawan sebanyak 339 orang yang mana 55.75 persen merupakan
penduduk Kota Salatiga. Sedangkan 44.25 persen lainnya terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu 25.07 persen berasal dari Kabupaten Semarang, 8.85
persen dari Kota Semarang, 3.54 persen berasal dari Boyolali, 2.36 persen
lainnya dari Ambarawa, 1.47 persen dari Klaten dan 2.95 persen lainnya
merupakan penduduk asal Yogyakarta.
Kemudian untuk data yang diperoleh di tahun 2016 diketahui bahwa
karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga yaitu sebanyak 520
orang. Angka tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun
2015. Peningkatan jumlah karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
Salatiga dari tahun 2015 ke 2016 yaitu sebesar 339 orang. Dari 520 orang
53
karyawan yang dimiliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga pada
tahun 2016, sebanyak 53.46 persen berasal dari Kota Salatiga, kemudian
30.96 persen dari Kabupaten Semarang, 6.35 persen berasal dari Kota
Semarang, 4.62 persen dari Boyolali, 1.54 persen berasal dari Ambarawa,
1.35 persen dari Klaten dan dari Yogyakarta sebanyak 1.73 persen.
Pada periode waktu satu tahun setelahnya yaitu tahun 2017, karyawan
yang dimiliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Salatiga semakin
bertambah. Namun pada periode ini penambahan jumlah karyawan tidak
sebanyak pada saat tahun 2016. Tahun 2017 PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk, Salatiga memiliki karyawan dengan jumlah 575 orang yang
mana 54.09 persennya berasal dari Kota Salatiga, kemudian yang berasal dari
Kabupaten Semarang sebanyak 32.52 persen, 5,22 persen berasal dari Kota
Semarang, 3.83 persen dari Boyolali, 1.39 persen dari Ambarawa, 0.87 persen
berasal dari Klaten, 1.74 persen dari Yogyakarta. Pada tahun ini, PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga memiliki penambahan karyawan yang
berasal dari Medan dan juga Lampung. Penambahan jumlah karyawan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga dari masing-masing wilayah
tersebut yaitu sebanyak 0.17 persen.
Pada tahun terakhir fokus penelitian peneliti yaitu tahun 2018, PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga memiliki jumlah karyawan
sebanyak 664 orang. Terjadi peningkatan juga di tahun ini sebanyak 89 orang
dibanding dengan tahun 2017. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jumlah
karyawan paling banyak yang dimiliki PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
Salatiga yaitu berasal dari Kota Salatiga sebanyak 53.92 persen. Kabupaten
Semarang sebanyak 32.08 persen, Kota Semarang 4.82 persen, Boyolali
sebanyak 3.77 persen, Ambarawa 1.36 persen, Klaten 0.75 persen,
Yogyakarta 2.56 persen, Magelang 0.30 persen, Medan dan Lampung masih
sama seperti tahun sebelumnya yaitu hanya 0.15 persen. Di tahun ini, PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga memiliki karyawan tambahan
yang berasal dari Magelang dan Kota Tegal. Persentase jumlah karyawan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga yang berasal dari Kota Tegal
54
yaitu sebanyak 0.15 persen. Data terkait jumlah karyawan dan domisili PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga yang diambil dari dokumen
perusahaan akan disajikan oleh peneliti dalam tabel berikut.
Tabel 4.15.
Jumlah Karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
Tahun 2015-2018
NO
TAHUN
JUMLAH
TENAGA
KERJA
DOMISILI
JUMLAH
PERSEN-
TASE
1. 2015 339 Salatiga
Kab. Semarang
Kota Semarang
Boyolali
Ambarawa
Klaten
Yogyakarta
189
85
30
12
8
5
10
55.75%
25.07%
8.85%
3.54%
2.36%
1.47%
2.95%
2. 2016 520 Salatiga
Kab. Semarang
Kota Semarang
Boyolali
Ambarawa
Klaten
Yogyakarta
278
161
33
24
8
7
9
53.46%
30.96%
6.35%
4.62%
1.54%
1.35%
1.73%
3. 2017 575 Salatiga
Kab. Semarang
Kota Semarang
Boyolali
Ambarawa
Klaten
Yogyakarta
Medan
311
187
30
22
8
5
10
1
54.09%
32.52%
5.22%
3.83%
1.39%
0.87%
1.74%
0.17%
55
NO
TAHUN
JUMLAH
TENAGA
KERJA
DOMISILI
JUMLAH
PERSEN-
TASE
Lampung
1 0.17%
4. 2018 664 Kota Salatiga
Kab. Semarang
Kota Semarang
Boyolali
Ambarawa
Klaten
Yogyakarta
Magelang
Tegal
Medan
Lampung
358
213
32
25
9
5
17
2
1
1
1
53.92%
32.08%
4.82%
3.77%
1.36%
0.75%
2.56%
0.30%
0.15%
0.15%
0.15%
Sumber : Dokumen Perusahaan Man Power & Domisili Karyawan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga, diolah.
Dilihat dari tabel 4.15., diketahui bahwa jumlah karyawan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga paling banyak yaitu pada tahun
2018 di mana jumlah karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
Salatiga mencapai 664 orang. Sedangkan jumlah karyawan PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga dengan jumlah paling sedikit yaitu pada
tahun 2015, sebanyak 339 orang. Jumlah karyawan terbanyak PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga pada tahun 2015-2018 yaitu berasal dari
Kota Salatiga kemudian disusul dengan Kabupaten Semarang, Kota
Semarang, Boyolali, Yogyakarta, Ambarawa, Klaten, Magelang, Medan,
Lampung dan Tegal. Jumlah karyawan yang berasal dari Kota Salatiga paling
banyak yaitu 358 orang atau sekitar 53.92 persen di tahun 2018 dan paling
sedikit yaitu pada tahun 2015 dengan jumlah 189 orang atau setara dengan
55.75 persen dari total seluruh karyawan yang ada.
56
Dari data yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui juga
bahwa PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga telah menyumbang
setidaknya 189 tenaga kerja dari 84.380 tenaga kerja atau sekitar 0.22 persen
penduduk Kota Salatiga yang bekerja pada tahun 2015. Selanjutnya pada
tahun 2016 telah menyumbang sebanyak 278 tenaga kerja dari penduduk
Kota Salatiga untuk dipekerjakan sebagai karyawan PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk, Salatiga. Pada tahun 2017, telah menyumbang sebanyak 311
tenaga kerja dari 100.834 tenaga kerja atau 0.30 persen penduduk Kota
Salatiga yang bekerja. Tahun selanjutnya yaitu tahun 2018, PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga semakin berperan dalam penyerapan
tenaga kerja di Kota Salatiga dibuktikan dengan 0.34 persen penduduk Kota
Salatiga yang bekerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga.
Data terkait peran PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga terhadap
penyerapan tenaga kerja di Kota Salatiga dipaparkan dalam tabel berikut.
Tabel 4.16.
Penyerapan Tenaga Kerja Kota Salatiga oleh
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
Tahun 2015-2018 (persen)
No Keterangan Tahun
2015 2016 2017 2018
1. Tenaga Kerja PT.
Charoen Pokphand
Indonesia Tbk,
Salatiga yang berasal
dari Kota Salatiga
189 278 311 358
2. Penduduk Kota
Salatiga yang bekerja
84.380 - 100.834 103.982
Sumber : Dokumen perusahaan; BPS, diolah
Data terkait Penduduk Kota Salatiga yang bekerja tahun 2016 pada tabel
4.16. tidak tersedia dikarenakan pelaksanaan Survei Angkatan Kerja Nasional
hanya menghasilkan indikator ketenagakerjaan sampai level provinsi. Hal
57
tersebut diperkuat dengan surat keterangan yang didapatkan peneliti dari BPS
Kota Salatiga yang mana dilampirkan peneliti dalam lampiran.
Kemudian apabila dilihat dari upah rata-rata per jam pekerja,
diketahui bahwa PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga telah
memenuhi standar upah karyawan yaitu sesuai dengan upah minimum Kota
Salatiga yang ditetapkan pada periode waktu 2015-2018. Upah rata-rata per
jam pekerja PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga pada tahun 2015
yaitu sebesar Rp. 7.439,- dengan upah minium yang diberikan perusahaan
kepada karyawan sebesar Rp. 1.287.000,-. Sedangakan di tahun selanjutnya,
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga telah menetapkan upah per
jam pekerja yaitu sebesar Rp. 8.387,- dengan upah minimum perusahaan
yaitu Rp. 1.450.953,-. Upah perusahaan dari tahun 2015 ke 2016
menunjukkan peningkatan jumlah sesuai dengan upah minimum yang
ditetapkan di Kota Salatiga. Hal yang sama juga terjadi pada tahun 2017
sampai dengan tahun 2018 yang mana dari data yang sudah dipaparkan
sebelumnya diketahui bahwa upah PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
Salatiga meningkat selaras dengan upah minimum yang ditetapkan di Kota
Salatiga.
Peluang kerja yang diberikan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk,
Salatiga sejak tahun 2015-2018 untuk masyarakat Kota Salatiga pada
khususnya, secara tidak langsung juga telah mendukung pencapaian target
SDGs penyerapan tenaga kerja di Kota Salatiga. Hal tersebut dibuktikan
dengan TPAK di Kota Salatiga yang mengalami peningkatan dari 62.70
persen pada tahun 2015 menjadi 70.53 persen pada tahun 2017 dan semakin
meningkat menjadi 71.75 persen pada tahun 2018. Sedangkan tingkat
pengangguran terbuka di Kota Salatiga pada tahun 2015-2018 mengalami
penurunan dari 6.43 persen pada tahun 2015 turun menjadi 3.96 persen dan
4.28 persen pada tahun 2018. Data tersebut peneliti ambil dari laporan akhir
RTKD Kota Salatiga Tahun 2019-2023. Penurunan tingkat pengangguran di
Kota Salatiga periode waktu 2015-2018, menunjukkan bahwa penyerapan
tenaga kerja tercapai dengan maksimal. Keberhasilan tersebut tentunya
58
didukung oleh berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta (BPS,
2018: 5).
Apabila dilihat dari sisi jam kerja PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk, Salatiga diketahui bahwa karyawan yang bekerja di PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga memang benar telah melakukan pekerjaan
selama kurang lebih 40 jam. Artinya, karyawan yang bekerja di PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga bukan merupakan bagian dari penduduk
yang dikategorikan sebagai setengah pengangguran. Peraturan jam kerja yang
telah ditetapkan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
terhadap karyawannya tersebut juga sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan
yang berlaku, yang mana di dalamnya diatur jam kerja dalam seminggu yaitu
40 (empat puluh) jam.
Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa Multinational
Corporation memang berperan pada penyerapan tenaga kerja melalui peluang
kerja yang diberikan, yang mana menunjukkan adanya keselarasan dengan
agenda SDGs target 8.5. Jadi dengan adanya PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk di Kota Salatiga yang beroperasi sejak tahun 2007,
pemerintah Kota Salatiga secara tidak langsung juga terbantu dalam hal
penanganan isu ketenagakerjaan yaitu pengangguran serta upaya untuk
mewujudkan target SDGs 8.5 di Kota Salatiga.
Apabila dihubungkan dengan teori yang peneliti gunakan pada
penelitian ini, yaitu Neoliberalisme Interdependensi, maka dapat dilihat
bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk, Salatiga sebagai Multinational Corporation menunjukkan gagasan kaum
Neoliberal Interdependensi mengenai adanya pembagian peran antara negara
atau dalam hal ini yaitu pemerintah Kota Salatiga dengan pelaku ekonomi
atau aktor non negara. Bentuk pembagian peran tersebut dapat dilihat dari
adanya pembuatan regulasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga terkait
pengelolaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan yaitu
Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 30 Tahun 2018, sedangkan peran PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga yaitu pembuatan sekaligus
59
pelaksanaan program CSR. Dengan adanya Peraturan Daerah No. 30 Tahun
2018 yang dibuat pemerintah Kota Salatiga, semakin memberikan kejelasan
kepada perusahaan yang ada di Kota Salatiga khususnya PT. Charoen
Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga untuk melaksanakan program CSRnya.
Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 30 Tahun 2018 berisi tentang
dorongan perusahaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan
sosial dan program pembangunan daerah pada umumnya; memberikan acuan
bagi perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan CSR yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat serta pembangunan daerah; memberikan acuan
pemerintah untuk melakukan koordinasi dan fasilitasi perencanaan,
implementasi dan pengawasan CSR serta mendorong peningkatan
implementasi CSR. Perusahaan yang dimaksud di sini adalah setiap bentuk
usaha baik perusahaan perseorangan atau persekutuan yang berbadan hukum
ataupun tidak, kepemilikian swasta ataupun BUMN dan atau BUMD, yang
menjalankan usahanya di Kota Salatiga sebagai kantor pusat, kantor cabang
atau perwakilan perusahaan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Tujuannya adalah agar tercipta hubungan yang serasi antara lingkungan, nilai,
norma dan budaya masyarakat setempa; tercipta peningkatan partisipasi
perusahaan terhadap proses pembangunan dan peningkatan kesejahteraan,
tercapai koordinasi penyelenggaraan CSR di daerah dan tericptanya program
CSR yang mempunyai arah sesusai dengan kebutuhan masyarakat (Pemkot
Salatiga, 2018).
Pemerintah Kota Salatiga masih sebagai aktor penting dalam kerangka
kerjasama yang dilakukan, namun tindakan dari pemerintah sangat
dipengaruhi oleh ketergantungan timbal balik yang ada. Ketergantungan
timbal balik tersebut timbul dari adanya kepentingan pihak aktor non negara
seperti PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga yang juga ingin untuk
bertahan hidup di tengah keberadaannya di Kota Salatiga. Sehingga PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga mempunyai kemampuan untuk
memutuskan aktivitas bisnis melalui program CSR yang dibuat. Oleh
karenanya, pemerintah Kota Salatiga dalam hal ini juga tidak dapat
60
mengabaikan keberadaan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga
dikarenakan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Salatiga telah
memberikan dampak terhadap isu ketenagakerjaan yaitu pengangguran yang
ada di Kota Salatiga serta upaya untuk mewujudkan target SDGs 8.5.
Masing-masing aktor tersebut di atas memiliki kepentingan yang mana pada
akhirnya dapat terpenuhi melalui hubungan kerjasama.