BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA -...
Transcript of BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA -...
47
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
Bab ini berisi penyajian data hasil penlitian mengenai hubungan daya tarik
tayangan MasterChef Indonesia dengan minat menonton pemirsa di perumahan
Tanah Mas, Semarang
1.1 Penyajian data.
4.1.1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Adapun gambaran
karakterisitk responden yang dikemukakan disini adalah gambaran responden
berdasarkan jenis kelamin dan usia.
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa responden tidak hanya
berasal dari gender tertentu. Hal ini ditunjukan pada tabel 4. 2 berikut ini:
Tabel 4.1
Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase ( % )
Laki – Laki
Perempuan
11
19
36,66
63,33
Jumlah 30 100,00
Sumber: data primer, 2012
Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 19 (63,33%). Lebih
banyaknya jumlah responden perempuan dibandingkan laki-laki menunjukkan
bahwa perempuan lebih menyukai tayangan MasterChef Indonesia
dibandingkan dengan laki–laki. Hal ini dimungkinkan karena perempuan
48
lebih mempunyai kecenderungan untuk menyukai bidang memasak atau
masakan itu sendiri. Selain itu tayangan bergenre reality show ini memberikan
teknik memasak dan informasi–informasi mengenai cara mengolah masakan
menjadi lebih istimewa. Para pemirsanya juga dibawa untuk menikmati
ketegangan demi ketegangan dalam setiap episode seperti layaknya menonton
sebuah tayangan drama/ sinetron yang kebanyakan diminati oleh perempuan.
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya, responden dalam penelitian ini adalah mereka
yang tergolong remaja sampai dewasa. Tabel 4.2 berikut ini menunjukkan
gambaran responden berdasarkan usianya :
Tabel 4.2
Gambaran Responden Berdasarkan Usia
Usia ( tahun ) Jumlah Prosentase (% )
13-20
21- 35
36- 60
11
13
6
36,66
43,33
20,00
Jumlah 30 100,00
Sumber: data primer, 2012
Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa usia responden yang paling
memiliki ketertarikan terhadap tayangan MasterChef Indonesia adalah usia
21-35 tahun. Namun bila dilihat pada tabel di atas, tayangan MasterChef
Indonesia diminati dari usia remaja sampai usia dewasa. Yang bisa
diinterpretasikan bahwa tayangan MasterChef Indonesia tidak hanya
diperuntukkan untuk sebagian kalangan umur saja. Baik dari sisi kemasan, isi
tayangan maupun informasi dan pengetahuan yang disampaikan bisa diminati
oleh semua kalangan umur. Bila kita lihat dari para peserta tayangan
49
MasterChef Indonesia sendiri, mereka terdiri dari beragam umur yang
berbeda. Hal tersebut bisa menjadi salah satu daya tarik tayangan MasterChef
Indonesia untuk ditonton para pemirsanya dari kalangan usia manapun.
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, maka pekerjaan yang ada dibagi dalam 5
bidang yaitu : pelajar/mahasiswa, karyawan/karyawati, ibu rumah tangga,
guru, wiraswasta. Tabel 4.3 berikut ini menunjukkan gambaran responden
berdasarkan usianya :
Tabel 4.3
Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Prosentase (% )
Pelajar/mahasiswa
Karyawan/karyawati
Ibu rumah tangga
Guru
Wiraswasta
13
6
3
3
5
43,33
20,00
10,00
10,00
16,66
Jumlah 30 100,00
Sumber: data primer, 2012
Tabel diatas menunjukkan bahwa pelajar /mahasiswa memiliki
ketertarikan terhadap tayangan MasterChef Indonesia. Hal ini berarti
tayangan MasterChef Indonesia tidak hanya diminati oleh para ibu–ibu
yang suka memasak tetapi memiliki daya tarik yang luas. Para pelajar
atau mahasiswa yang mempunyai hari libur di hari Sabtu dan Minggu,
bisa menggunakan waktu luang mereka untuk menonton tayangan
MasterChef Indonesia.
Kebutuhan mereka untuk mengetahui informasi tayangan
MasterChef Indonesia dikarenakan juga karena tayangan MasterChef
50
Indonesia menjadi tayangan reality show dalam bidang memasak yang
baru dan pertama di Indonesia. MasterChef Indonesia juga memiliki
kemampuan untuk membawa emosi para pemirsanya untuk terus
mengikuti tayangan sampai seluruh episode tayangan MasterChef
selesai. Setiap episodenya memiliki tantangan dan ketegangan yang
berbeda, apalagi bila peserta tayangan MasterChef yang masih bertahan
tinggal sedikit. Para pemirsa begitu antusias dan penasaran untuk
menunggu episode berikutnya, tidak hanya untuk mendapat pengetahuan
soal masakan tapi juga keinginan untuk mengetahui siapa peserta yang
gugur, dan siapa yang berhasil lolos. Tayangan reality show seperti
itulah yang bisa menjadi daya tarik kenapa pelajar ataupun mahasiswa
memiliki daya tarik yang lebih tinggi dibanding yang lain.
4.1.2 Karakteristik Variabel
Ada 2 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel daya tarik dan
variabel minat. Untuk menghitung frekuensi dari tiap variabel maka akan
dilakukan penghitungan dengan cara total skor dibagi jumlah responden dan
dibagi jumlah pertanyaan, seperti berikut :
Frekuensi : Total skor
Jumlah Responden(30) x jumlah pertanyaan(5)
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar daya tarik yang dimiliki oleh
tiap variabel, maka diberi skala interval sebagai berikut :
1,00 – 1,75 : Sangat tidak Menarik
1,76 – 2,50 : Tidak Menarik
2,51 – 3,25 : Menarik
3,26 – 4,00 : Sangat Menarik
51
4.1.2.1 Variabel daya tarik
Variabel daya tarik memiliki 5 indikator yaitu juri, peserta, tantangan,
bintang tamu, masakan. Tiap – tiap indikator yang ada, setelah diuji
hasilnya valid dan reliabel. Adapun gambaran Variabel daya tarik
dapat dilihat di tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4. 4
Gambaran Variabel Daya Tarik
Indikator Total skor Rerata Kategori
Juri
Peserta
Tantangan
Bintang Tamu
Masakan
498
492
500
486
482
3,32
3,28
3,33
3,24
3,21
Sangat Menarik
Sangat Menarik
Sangat Menarik
Menarik
Menarik
Sumber: data primer, 2012
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas terlihat bahwa semua Indikator pada
variabel daya tarik tergolong dalam kategori menarik dan sangat
menarik yang berarti tayangan MasterChef memang memiliki daya
tarik untuk ditonton. Hal ini disebabkan karena tayangan MasterChef
adalah tayangan reality show dalam bidang memasak dengan kemasan
yang baru. Meskipun sebelumnya ada tayangan reality show yang
berhubungan dengan memasak namun hanya dikhususkan untuk para
ahli chef yang kemampuan memasaknya sudah hebat dan sebagian
besar berusia dewasa. Sedangkan tayangan MasterChef diikuti oleh
berbagai macam pekerjaan dan usia. Kemudian tantangan – tantangan
yang diberikan oleh MasterChef Indonesia juga jauh lebih menarik
sehingga tidak hanya para peserta MasterChef Indonesia yang
memiliki ketegangan tapi juga para pemirsanya. Selain itu tayangan ini
52
sudah diadakan lebih dari 20 negara, sehingga tayangan MasterChef
memiliki daya tarik untuk ditonton.
4.1.2.2 Variabel Minat
Variabel daya tarik memiliki 5 indikator yaitu ketertarikan
tayangan, hobby,waktu luang, pengenalan produk, kebutuhan. Tiap –
tiap indikator yang ada, setelah diuji hasilnya valid dan reliabel.
Adapun gambaran Variabel daya tarik dapat dilihat di tabel 4.5 berikut
ini :
Tabel 4. 5
Gambaran Variabel Minat
Indikator Total skor Rerata Kategori
Ketertarikan Tayangan
Hobby
Waktu Luang
Pengenalan produk
Kebutuhan
493
500
489
474
450
3,28
3,33
3,26
3,16
3
Sangat Menarik
Sangat Menarik
Sangat Menarik
Menarik
Menarik
Sumber: data primer, 2012
Berdasarkan Tabel 4.5. di atas terlihat bahwa semua Indikator pada
variabel minat tergolong dalam kategori menarik dan sangat menarik.
Yang berarti tayangan MasterChef memang memiliki daya tarik untuk
menumbuhkan minat menonton. Hal ini dimungkinkan karena adanya
waktu luang yang cukup dan tayangan MasterChef berada pada jam
tayang di hari Sabtu dan Minggu, dimana hari dan jam tayang yang
dipilih oleh tayangan MasterChef Indonesia sesuai dengan waktu luang
yang dimiliki oleh banyak pemirsa. Pemilihan jam tayang yang tepat
mternyata meningkatkan daya tarik para pemirsa untuk menonton,
karena pada jam tayangan MasterChef adalah jam prime time, yang
53
dimana banyak orang memiliki waktu santai dan bisa digunakan untuk
menonton televisi. MasterChef Indonesia juga menjawab kebutuhan
dari pemirsa mengenai informasi tentang dunia memasak dan juga
mampu meningkatkan kemampuan ataupun teknik dalam memasak,
khususnya yang memiliki hobby memasak.
4.1.3 Uji Prasyarat Hipotesis
Uji prasyarat hipotesis diperlukan, untuk mengetahui apakah analisis data
untuk hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.
4.1.3.1 Normalitas
Bertujuan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Uji Normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis pada uji Kologorov-Smirnov adalah
sebagai berikut :
Ho : Data mengikuti distribusi yang ditetapkan
Ha : Data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan
Dengan menggunakan program SPPS, Interpretasinya adalah jika
signifikansi di bawah 0,05 maka data yang akan diuji mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data
tersebut tidak normal
Jika signifikasi lebih dari 0, 05 maka berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara data yang diuji dengan data normal baku, yang
berarti data tersebut normal.
Hasil uji Normalitas melalui program Statistical Packages for Social
Science (SPSS) , adalah sebagai berikut:
54
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Variabel Daya Tarik Minat Menonton Distribusi
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig ( 2 tailed )
0,532
0,940
0,775
0,586
Normal
Normal
Sumber : Output One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, 2012
Dari tabel di atas menunjukkan besarnya nilai signifikasi > 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara data yang diuji dengan data normal baku. Hal
ini berarti variabel Daya Tarik dan Minat Menonton berdistribusi
normal
4.1.3.2. Linearitas
Bertujuan untuk mencari persamaan garis regresi variabel bebas x
terhadap variabel terikat y. Berdasarkan gari regresi yang telah dibuat,
selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linearitasnya.
Uji linearitas antara variabel bebas x dan variabel terikat y
menggunakan program SPSS.
Hasil uji Linearitas melalui program Statistical Packages for Social
Science (SPSS) , adalah sebagai berikut:
55
Tabel 4.7
Hasil Uji Linearitas
Variabel P F LINIER Korelasi
Hubungan Daya Tarik dengan
Minat Menonton
0.000
42,505
Linier
Sumber : Output Regression, 2012
Dari tabel di atas menunjukkan besarnya nilai Flinear adalah 42,505
dengan probabilitas (P) sebesar 0,00 < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat penggunaan media
dengan motif kepuasan media menunjukkan bahwa hubungan tersebut
membentuk garis linier.
4.1.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yaitu pengujian data dan statistik unyuk mengetahui data
hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan
antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus korelasi
Rank-Order ( Spearman’s Rho Rank-Order Correlation )
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data
untuk melihat hubungan antaravariabel sebenarnya dengan skala ordinal
Dasar pengambilan keputusan, suatu hipotesis diterima atau ditolak
adalah sebagai berikut :
1. Jika rHitung > r Tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
2. Jika rHitung < r Tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
56
Atau dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitasnya,
yaitu :
1. Jika Probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
2. Jika Probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima
Selanjutnya untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, Guilford
menggunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut :
0,20 – 0,39 : hubungan rendah sekali
0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi
>0,90 : hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan ( Krisyantono,
2007 )
Dalam penelitian ini, hipotesis utama adalah sebagai berikut :
Ho: Tidak terdapat hubungan daya tarik (Juri, Peserta, Tantangan, Bintang
tamu, Masakan) yang signifikan antara tayangan MasterChef Indonesia
terhadap minat (Ketertarikan Tayangan, Waktu Luang, Hobby, Pengenalan
Produk, Kebutuhan) pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang
H1 : Terdapat hubungan daya tarik (Juri, Peserta, Tantangan, Bintang tamu,
Masakan) yang signifikan antara tayangan Master Chef Indonesia terhadap
minat (Ketertarikan Tayangan, Waktu Luang, Hobby, Pengenalan Produk,
Kebutuhan)pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang
Sebelum melakukan Uji Hipotesis utama, maka akan dilakukan analisis
hubungan dari setiap indikator dengan masing–masing variable (daya
tarik&minat). Hasil uji hipotesis detail adalah sebagai berikut :
57
Tabel 4.8
Hasil Uji Hipotesis Spearman Detail
4.1.5. Pembahasan Tabel
4.1.5.1 Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan ketertarikan tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Juri dan ketertarikan tayangan adalah 0,080, Sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,673. Karena besarnya probabilitas > 0,05
(0,673 > 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator juri dan ketertarikan tayangan ditolak.
4.1.5.2 Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan waktu luang
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Juri dan waktu luang adalah 0,057, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,765. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,765>
58
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator juri dan waktu luang ditolak
4.1.5.3 Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Juri dan hobby adalah 0,164, Sedangkan besarnya probabilitas
adalah 0,765. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,387> 0,005) maka
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara indikator juri dan
hobby ditolak
4.1.5.4 Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan pengenalan produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Juri dan pengenalan produk adalah 0,131, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,491. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,491>
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator juri dan pengenalan produk ditolak
4.1.5.5 Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Juri dan kebutuhan adalah 0,074,sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,697. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,697>
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator juri dan kebutuhan ditolak.
4.1.5.6 Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan ketertarikan
tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Peserta dan ketertarikan tayangan adalah 0,471, Sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,009. Karena besarnya probabilitas > 0,05
59
(0,009 <0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan ketertarikan tayangan diterima
.
4.1.5.7 Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan waktu luang
.Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Peserta dan waktu luang adalah 0,676, sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000 <
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan waktu luang diterima.
4.1.5.8 Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Peserta dan hobby adalah 0,519, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,003. Karena besarnya probabilitas < 0,005 (0,003
< 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan hobby diterima.
4.1.5.9 Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan pengenalan produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Peserta dan pengenalan produk adalah 0,648, Sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05
(0,000 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan pengenalan produk diterima
4.1.5.10 Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Peserta dan kebutuhan adalah 0,568, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,001. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,001<
60
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan kebutuhan diterima.
4.1.5.11 Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan ketertarikan
tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Tantangan dan ketertarikan tayangan adalah 0,468, Sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,026. Karena besarnya probabilitas < 0,05
(0,026< 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator tantangan dan ketertarikan tayangan diterima.
4.1.5.12 Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan waktu luang
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Tantangan dan waktu luang adalah 0,328, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,077. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,077 >
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator tantangan dan waktu luang ditolak.
4.1.5.13 Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Tantangan dan hobby adalah 0,020, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,020. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,020<
0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator tantangan dan hobby diterima.
61
4.1.5.14 Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan pengenalan
produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Tantangan dan pengenalan produk adalah 0,278, sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,137. Karena besarnya probabilitas > 0,05
(0,137> 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator tantangan dan pengenalan produk ditolak
4.1.5.15 Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Tantangan dan kebutuhan adalah 0,367, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,046. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,046<
0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada ubungan antara
indikator tantangan dan kebutuhan diterima.
4.1.5.16 Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan ketertarikan
tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Bintang tamu dan ketertarikan tayangan adalah 0,525,
Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,003. Karena besarnya
probabilitas < 0,05 (0,003< 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara indikator bintang tamu dan ketertarikan
tayangan diterima.
4.1.5.17 Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan waktu luang
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Bintang tamu dan waktu luang adalah 0,654, Sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05
62
(0,000< 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator bintang tamu dan waktu luang diterima.
4.1.5.18 Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Bintang tamu dan hobby adalah 0,717, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000<
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator bintang tamu dan hobby diterima.
4.1.5.19 Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan pengenalan
produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Bintang tamu dan pengenalan produk adalah 0,607, Sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05
(0,000 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator bintang tamu dan pengenalan produk diterima.
4.1.5.20 Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Bintang tamu dan kebutuhan adalah 0,619, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000 <
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator bintang tamu dan kebutuhan diterima.
4.1.5.21 Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan ketertarikan
tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Masakan dan ketertarikan tayangan adalah 0,477, Sedangkan
63
besarnya probabilitas adalah 0,008. Karena besarnya probabilitas < 0,05
(0,008 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan ketertarikan tayangan diterima
4.1.5.22 Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan waktu luang
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Masakan dan waktu luang adalah 0,362, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,050. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,050<
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan waktu luang diterima.
4.1.5.23 Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Masakan dan hobby adalah 0,195, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,765. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,302 >
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan indikator
masakan dan hobby ditolak
4.1.5.24 Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan pengenalan
produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Masakan dan pengenalan produk adalah 0,440, Sedangkan
besarnya probabilitas adalah 0,015. Karena besarnya probabilitas < 0,05
(0,015 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan pengenalan produk diterima.
4.1.5.25 Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Masakan dan kebutuhan adalah 0,406, Sedangkan besarnya
64
probabilitas adalah 0,026. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,026<
0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan kebutuhan diterima.
Hasil Uji Hipotesis utama:
Tabel 4.9
Hasil Uji Hipotesis Spearman Total
Sumber : Output Regression, 2012
Dari tabel di atas menunjukkan besarnya nilai signifikasi Daya Tarik
dengan Minat Menonton adalah 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang nyata antara Daya Tarik tayangan
MasterChef Indonesia dengan Minat Menonton Pemirsa di Perumahan
Tanah Mas, Semarang. Sedangkan koefisien korelasinya adalah 0,655
yang menurut kekuatan derajat hubungan termasuk hubungan yang cukup
berarti.
Correlations
1,000 ,655**
. ,000
30 30
,655** 1,000
,000 .
30 30
Correlat ion Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Correlat ion Coef f icient
Sig. (2-tailed)
N
Day aTarik
MinatPenonton
Spearman's rho
Day aTarik
Minat
Penonton
Correlat ion is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).**.
65
4.2 Analisa Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan daya
tarik antara tayangan MasterChef Indonesia terhadap minat menonton para
pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang. Dari hasil penelitian yang telah
disajikan di bab IV, dapat kita lihat bahwa ada indikator yang mempunyai
hubungan daya tarik dan ada yang tidak mempunyai hubungan daya tarik.
Pembahasan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
4.2.1 Indikator yang tidak memiliki hubungan daya tarik
Bisa dilihat pada bab sebelumnya, bahwa 5 pertanyaan untuk juri,
probabilitasnya < 0,05 ( sehingga bisa dikatakan bahwa indikator Juri dalam
tayangan MasterChef Indonesia secara keseluruhan dikatakan tidak memiliki
hubungan daya tarik yang mempengaruhi minat menonton pemirsa di
Perumahan Tanah Mas, Semarang. Dari pertanyaan yang telah disampaikan di
kuisioner, salah satu alasan juri tidak memiliki hubungan daya tarik adalah
juri yang dipilih belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Pemilihan juri akan
berpengaruh terhadap daya tarik sebuah acara.
Menurut Royan (2004) alasan yang menyebabkan selebriti sangat
diminati oleh produsen untuk mengiklankan produknya karena pesan yang
disampaikan oleh sumber yang menarik (kaum selebriti yang sedang populer)
akan mendapat perhatian yang lebih besar disamping akan sangat mudah
diingat. Sehingga bukan hanya produk yang diiklankan tapi juga sebuah acara
yang diwakili oleh selebrity itu sendiri. Selebrity yang sedang populer
membuat daya tarik tayangan lebih tinggi. Salah satu contohnya : Indonesian
Idol, beberapa orang menonton Indonesian Idol karena penasaran dengan
komentar para juri atau hari itu apa yang juri kenakan dan sebagainya.
.
66
4.2.2 Indikator yang memiliki Hubungan daya tarik
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sebagian besar indikator yang
dimiliki oleh tayangan MasterChef Indonesia memiliki hubungan daya tarik
terhadap minat menonton para pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang.
Tayangan MasterChef memiliki kemampuan daya tarik untuk meningkatkan
minat menonton (tantangan,peserta,dll), begitu juga minat menonton para
pemirsa dijawab oleh tayangan MasterChef Indonesia (ketertarikan tayangan,
waktu luang yang cukup, hobby memasak, pengenalan produk masakan,
kebutuhan informasi mengenai masakan)
Sehingga jika dikaitkan dengan teori yang digunakan, maka teori Uses
and Gratification sangat relevan dalam penelitian ini. Terlihat dari hasil
penelitian, bahwa semakin kebutuhan dan harapan mereka terjawab oleh
tayangan MasterChef Indonesia maka semakin tinggi pula minat mereka
untuk menonton tayangan MasterChef Indonesia. Dalam teori Uses and
Gratification juga dikatakan bahwa pemirsalah yang aktif untuk memilih satu
media dibanding yang lain. Mereka memilih isi media tertentu untuk
kebutuhan pelarian, hiburan atau untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari – hari. Yang intinya adalah bagaimana media memenuhi
kebutuhan pribadi dan sosial permirsa, sehingga media itulah yang dipilih.
Kemudian bila kita kaitkan dengan teori komunikasi massa bahwa
komunikasi massa Komunikasi massa mempunyai beberapa fungsi, salah
satunya adalah sebagai tempat orang mendapatkan informasi. Mulai dari gaya
hidup bahkan sampai informasi mengenai dunia memasak. Tayangan
MasterChef, sebagai salah satu isi dari komunikasi massa, yaitu televisi
menjadi salah satu jawaban sebagai tempat untuk mendapatkan informasi.
Menurut hasil kuisioner, kebutuhan orang mengenai informasi masakan apa
yang dibuat oleh para peserta, mengenai acara itu sendiri, juga informasi
karena memiliki hobby membuat resep – resep baru dan mempnyai
67
ketertarikan dengan dunia memasak yang pada akhirnya memunculkan daya
tarik untuk menonton tayangan MasterChef Indonesia.
Fungsi yang lain dari komunikasi massa adalah Identitas pribadi,
integrasi dan interaksi sosial. Identitas pribadi adalah dimana seseorang
berusaha menemukan model perilaku, dan mengidentifikasikan dirinya
dengan nilai/hal yang didapat. Yang pada akhirnya juga menjawab salah satu
kebutuhan yang disampaikan Maslow, yaitu untuk aktualisasi diri. Sedangkan
integrasi dan inetraksi sosial adalah dimana sesorang mengidentifikasikan diri
dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki serta menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial. Peserta yang mengikuti kontes tayangan
memasak MasterChef Indonesia terdiri dari beragam jenis pekerjaan, umur,
ras. Perbedaan inilah yang menjadi sangat menarik, karena mewakili sebagian
karakteristik pemirsa yang menonton.
Kesamaan karekteristik dengan salah satu peserta akan membuat para
pemirsa bisa mengisi salah satu kebutuhannya untuk aktualisasi diri. Tidak
hanya peserta, tapi bintang tamu, karena bintang tamu yang dihadirkan
merupakan bintang tamu yang terkenal dan memiliki hobby ataupun
ketertarikan didunia memasak.
Menurut Kasali ( 1992 ), terdapat 3 kekuatan dari televisi sebagai
media komunikasi massa, yaitu pesan komersial, dampak yang kuat dan
mempengaruhi persepsi. Dikatakan bahwa kebanyakan masyarakat
meluangkan waktunya untuk menonton tayangan acara televisi daripada tidak
sama sekali. Menurut hasil dari kuisioner, waktu luang yang dimiliki oleh
para pemirsa di Perumahan Tanah Mas, Semarang menumbuhkan hubungan
daya tarik untuk menonton tayangan MasterChef. Karena tayangan
MasterChef mempunyai jam tayang yang sesuai dengan waktu luang yang
dimiliki, dan tayangan MasterChef dikatakan memiliki daya tarik karena
acaranya menarik dan mampu mengurangi rasa bosan dan membantu untuk
menghibur diri.
68
Format acara dalam sebuah komunikasi massa pun beragam,tayangan
MasterChef Indonesia adalah salah satu tayangan yang bergenre reality game
show, dimana focus dari tayangan ini adalah para kontestan menjalani kontes
dengan penuh tipu muslihat, sampai reaksi menang atau kalah. Sehingga
tantangan – tantangan yang diberikan kepada para kontestan MasterChef
Indonesia menimbulkan daya tarik bagi para pemirsa unntuk mengetahui
siapakah kontestan yang mampu menghadapi tantangan dan
memenangkannya.Beragam tantangan itulah yang juga menjadi salah satu
daya tarik tayangan MasterChef Indonesia menjadi menarik.
Menurut Effendy (2000:10) minat adalah kelanjutan perhatian yang
merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan tindakan yang
diharapkan. Sehingga setelah dibahas diatas mengenai indikator – indikator
yang memiliki daya tarik dalam tayangan MasterChef,diharapkan ada
tindakan yang dikerjakan yaitu menonton MasterChef bahkan mengikuti
tayangan ini sampai berakhir.
Dan hubungan daya tarik tayangan MasterChef Indonesia terhadap
minat menonton para pemirsanya cukup berarti, karena tayangan MasterChef
(tantangan,peserta,bintang tamu dan masakan) memiliki kemampuan untuk
mampu menumbuhkan minat. Juga para pemirsa memiliki ketertarikan
tayangan, waktu luang yang cukup, hobby memasak, pengenalan produk
masakan, kebutuhan informasi mengenai masakan yang dijawab oleh
tayangan MasterChef Indonesia.
Jika kita kaitkan dengan kajian teori komunikasi, maka dari hasil
penelitian ini bisa kita lihat bahwa program tayangan MasterChef Indonesia
yang bisa dibilang sebagai program reality competition show berkajian
kuliner yang bisa dibilang baru ternyata memiliki daya tarik dan mampu
bersaing dengan berbagai macam program yang sudah lama diminati pemirsa,
seperti sinetron,dll. Sehingga unsur kebaruan dalam suatu program acara
69
ternyata mampu menjadi daya tarik untuk acara tersebut ditonton atau
diminati.