BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168...

42
164 BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN BARAT TAHUN 1961-1963 BAGI INDONESIA A. Kegiatan Militer Komando Gabungan Mandala 1. Kegiatan Militer Angkatan Laut Mandala Komando Mandala dalam pelaksanaan operasi pembebasan Irian Barat bersifat “Naval Campaign” maka angkatan laut mempunyai tugas yaitu sebagai penghancur kekuatan musuh di laut, pembuatan dan perebutan pancang kaki (pangkalan pesisir pantai sebagai daerah pendaratan pasukan amfibi), pengangkutan pasukan dan logistik dari pangkalan awal menuju ke pangkalan depan selanjutnya ke daerah sasaran dan kemudian pengawalan/pengawasan dari garis logistik tersebut dan mengganggu dan menghancurkan objek-objek militer musuh didarat. Angkatan Laut Mandala dalam kegiatan militer di laut harus mampu memproyeksikan kekuatan kedarat, yaitu kemampuan membawa pasukan untuk didaratkan ke pantai musuh. a. Kegiatan Operasi Bandar Lumut Operasi Bandar Lumut merupakan operasi berdasarkan Perintah Operasi Panglima Mandala No. 05/PO/SR/6/62, tanggal 18 Juni 1962. Operasi ini bertugas untuk melakukan pendaratan di Kaimana menggunakan 5 buah kapal cepat torpedo (MTB). Pelaksana dari operasi ini diintergrasikan dengan Operasi Gurita yang dilakukan AULA. Rencana pendaratan ditunda karena adanya laporan tentang kekuatan armada musuh tepat diperairan Teluk Kaimana, setelah mengalami 3 kali penundaaan ternyata rintangan musuh belum menyingkir, maka

Transcript of BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168...

Page 1: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

164

BAB IVPENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN

BARAT TAHUN 1961-1963 BAGI INDONESIA

A. Kegiatan Militer Komando Gabungan Mandala

1. Kegiatan Militer Angkatan Laut Mandala

Komando Mandala dalam pelaksanaan operasi pembebasan Irian Barat

bersifat “Naval Campaign” maka angkatan laut mempunyai tugas yaitu sebagai

penghancur kekuatan musuh di laut, pembuatan dan perebutan pancang kaki

(pangkalan pesisir pantai sebagai daerah pendaratan pasukan amfibi),

pengangkutan pasukan dan logistik dari pangkalan awal menuju ke pangkalan

depan selanjutnya ke daerah sasaran dan kemudian pengawalan/pengawasan dari

garis logistik tersebut dan mengganggu dan menghancurkan objek-objek militer

musuh didarat. Angkatan Laut Mandala dalam kegiatan militer di laut harus

mampu memproyeksikan kekuatan kedarat, yaitu kemampuan membawa pasukan

untuk didaratkan ke pantai musuh.

a. Kegiatan Operasi Bandar Lumut

Operasi Bandar Lumut merupakan operasi berdasarkan Perintah Operasi

Panglima Mandala No. 05/PO/SR/6/62, tanggal 18 Juni 1962. Operasi ini bertugas

untuk melakukan pendaratan di Kaimana menggunakan 5 buah kapal cepat

torpedo (MTB). Pelaksana dari operasi ini diintergrasikan dengan Operasi Gurita

yang dilakukan AULA. Rencana pendaratan ditunda karena adanya laporan

tentang kekuatan armada musuh tepat diperairan Teluk Kaimana, setelah

mengalami 3 kali penundaaan ternyata rintangan musuh belum menyingkir, maka

Page 2: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

165

pada tanggal 30 Juni 1962 kesatuan tersebut diperintahkan mengadakan patroli

yang apabila keadaan menguntungkan dapat menyerang musuh. Infiltrasi melalui

Pos Selatan/101 yang telah diperluas sampai Tual dan dipersiapkan oleh Batalyon

521/Brawijaya pun gagal karena Belanda masih mengadakan patroli.1

b. Kegiatan Operasi Bandar Besi

Pada tanggal 11 Agustus 1962 dengan 42 personel kembali melakukan

usaha infiltrasi pada tanggal 12 Agustus 1962 dengan speedboat dan kawalan 5

MTB AULA. Infiltrasi ini merupakan pelaksana dari Operasi Bandar Besi

berdasarkan Petunjuk Operasi No. 06/PO/SR/6/62, tanggal 18 Juni 1962.2 Usaha

infiltrasi tersebut melalui laut mengalami kontak senjata antara MTB AULA

dengan 1 kapal fregat, 1 kapal destroyer dan 1 kapal selam Belanda dengan

diperkuat pesawat Neptune. Operasi ini hanya berhasil menyusupkan 1 perahu

pasukan menuju sasaran setelah sebelumnya mendapat tembakan dari kapal

Belanda, kelompok lainnya gagal dan kembali ke pangkalan. 3

1 M. Cholil., Sejarah Operasi-operasi Pembebasan Irian Barat, (Jakarta:Departemen Pertahanan – Keamanan Pusat Sejarah ABRI. 1979), hlm. 137 dan145.

2 Lampiran “U” Case Study mengenai Kegiatan-kegiatan KomandoMandala. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

3 M. Cholil., op.cit., hlm. 137.

Page 3: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

166

c. Kegiatan Operasi Cakra

Kegiatan militer Angkatan Laut Mandala dengan sandi Operasi Cakra ini

adalah operasi khusus satuan kapal selam yang ditugaskan dengan misi

pengintaian sebagai persiapan Operasi Amfibi Jayawijaya. Operasi Cakra

berlangsung dari tanggal 20 Juli – 29 Juli 1962. Unsur-unsur kapal selam yang

digunakan dalam operasi ini ialah RI-Nagabanda (503) dengan daerah operasi

antara Kotabaru-Biak. RI-Trisula (504) dengan daerah operasi antara Biak-Yapen.

RI-Candrasa (505) dengan daerah operasi antara Noemfoor-Manokwari serta RI-

Nagarangsang (506) dengan daerah operasi Sorong dan sekitarnya.

Kesatuan kapal selam tersebut ditugaskan untuk pengintaian di kota-kota

pelabuhan penting Belanda di Irian Barat. Keempat kapal selam tersebut sesuai

tugasnya ditempatkan di pelabuhan Kotabaru, Biak, Manokwari dan Sorong,

pengintaian dilakukan secara rahasia. Setiap terjadi perubahan atau pergerakan

musuh harus melaporkannya kepada komandan pusat. Tujuan informasi dari

operasi ini agar dapat diperoleh data mutakhir guna operasi amfibi agar pasukan

pendarat tidak dihadapkan kemungkinan pendadakan musuh.

RI-Nagabanda dalam perjalanan kembali ke pangkalan setelah misi

pengintaian sengaja muncul dipermukaan untuk mengisi batrai kapal selam.

Kegiatan tersebut memang sangat ditunggu anak buah kapal selam yang ingin

menghirup udara segar. Namun tiba-tiba muncul Pesawat Neptune yang sudah

mendeteksi RI-Nagabanda melalui radar. Melihat kehadiran Pesawat Neptune

Belanda yang dirancang sebagai pesawat anti kapal selam membuat RI-

Nagabanda segera menyelam dengan kecepatan maksimal (dave case). Tiga jam

Page 4: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

167

kemudian datang 2 kapal destroyer Belanda yang turut melakukan pengejaran

diiringi tembakan bom-bom laut dalam (deep charge). Operasi Cakra yang

merupakan operasi rahasia dan sebisa mungkin menghindari kontak senjata

membuat RI-Nagabanda hanya melakukan usaha penghindaran dari kejaran

musuh. Upaya keluar dari pengejaran pesawat Neptune dan 2 kapal destroyer

dilakukan dengan menyelam dan mematikan mesin pada kedalaman 180 meter

diantara batu karang. Hal itu dilakukan guna menyamarkan bentuk kapal selam

oleh karang sehingga radar pencari sasaran kapal milik Belanda bisa terkecoh.

Taktik Mayor Wigyo Prayitno dengan mematikan mesin dan berhenti pada

kedalaman yang cukup ekstrem ternyata berhasil. Kapal selam masih bisa

mengambang karena adanya inversi dimana berat jenis air di bawah lebih besar

dibandingkan dari yang diatas. 4

Operasi perburuan RI-Nagabanda oleh kapal perang Belanda dan pesawat

Neptune berlangsung sekitar 36 jam. Mayor Wigyo Prayitno setelah keadaan

aman dan permukaan bersih dari patroli Belanda kemudian memutuskan naik

kepermukaan. Akibat penyelaman pada kedalaman yang eksterm dan tekanan

gelombang akibat bom laut dalam RI-Nagabanda mengalami kerusakan setir

kemudi sehingga tidak bisa menyelam kembali. RI-Nagabanda dalam perjalanan

ke ke Teluk Tobelo, Halmahera dengan cara berlayar dipermukaan, posisi ini

rawan sergapan musuh karena kapal dapat kembali terdeteksi radar musuh. Di

4 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA), (Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI, 1995)., hlm. 242-243.Lihat juga Majalah Angkasa Edisi Koleksi., No. 82, Kisah Heroik PertempuranLaut Trikora, 2013, hlm. 64-65.

Page 5: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

168

pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang

baterai, selanjutnya RI-Nagabanda dibawa ke pangkalan Bitung untuk perbaikan.

Kejadian ini merupakan kontak pertama kapal perang Indonesia dengan kapal

perang Belanda.

d. Kegiatan Operasi Lumba-Lumba

Operasi rahasia yang bersandi Operasi Lumba-Lumba dilaksanakan

berdasarkan Perintah Operasi Panglima Mandala No. 07/PO/SR/6/62, tanggal 25

Juli 1962.5 Satuan kapal selam yang dilibatkan dalam operasi ini adalah RI-

Candrasa, RI-Trisula dan RI-Nagarangsang. Misi operasi ini adalah mendaratkan

Tim Khusus Satuan RPKAD ke Teluk Tanah Merah yang merupakan pantai

tersembunyi di dekat Kotabaru, Irian Barat. Operasi ini merupakan tahap kedua

setelah operasi pengintaian. Tugas pasukan khusus adalah melakukan sabotase

terhadap objek-objek vital untuk melumpuhkan pertahanan Belanda. Hal itu

bertujuan agar dalam pendaratan pasukan dalam Operasi Jayawijaya tidak banyak

mendapat perlawanan. Pasukan RPKAD juga ditugaskan mempersiapkan rakyat

setempat untuk berlatih militer dan perang gerilya melawan pasukan Belanda. Tim

Khusus RPKAD dengan misi sabotase didaratkan dengan menggunakan RI-

Nagarangsang sedang Tim Khusus RPKAD dengan misi tugas pemerintahan sipil

didaratkan menggunakan RI-Candrasa.

5 Lampiran “U” Case Study mengenai Kegiatan-kegiatan KomandoMandala. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

Page 6: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

169

Selama masa persiapan Infiltrasi, semua personel pasukan melakukan

pelatihan mengeluarkan dan mengembangkan perahu dari kapal selam. Jumlah

total pasukan yang dikerahkan dalam operasi sebanyak 45 personel (Satuan

RPKAD) dan Tim-2 Detasemen Pasukan Chusus (DPC) dibawah pimpinan Lettu

Dolf Latumahina. Pasukan diberangkatkan menggunakan tiga kapal selam,

masing-masing kapal selam membawa 15 orang personel bersenjata lengkap.

Kapal selam yang dikerahkan antara lain RI-Candrasa dengan komandan Mayor

(P) Mardoiono, RI-Nagarangsang dengan komandan Mayor (P) Agus Subroto dan

RI-Trisula dengan Komandan Mayor (P) Teddy Asikin Natamadja.

Komandan Pasukan RPKAD Lettu Dolf Latumahina naik RI-Trisula

dijadwalkan mendarat lebih awal dan dalam menjaga misi operasi ketiga kapal

selam tersebut dijaga dua kapal selam lain. Sasaran pendaratan adalah Teluk

Tanah Merah dekat kampung Depapre dan menyusun pangkalan gerilya di

Gunung Cyclope. Selama perjalanan, konvoi kapal selam Indonesia berhasil

dideteksi kapal-kapal perang Belanda, memasuki Teluk Galvin dua kapal

Indonesia diserang dengan bom laut dalam. Akibat serangan tersebut, RI-

Nagarangsang terkena ledakan bom yang menyebabkan kerusakan pada vertical

stabilizer-nya, maka diputuskan RI-Nagarangsang kembali ke pangkalan.

Meskipun salah satu kapal selam kembali, RI-Trisula dan RI-Candrasa tetap

melanjutkan rencana operasi mendaratkan pasukan.

Pelayaran dua kapal selam tersebut, memasuki Teluk Tanah Merah

komandan RI-Trisula berdasarkan perhitungan permukaan tidak ada musuh

karena terhalang kabut menaikan kapal ke permukaan. RI-Trisula yang sudah

Page 7: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

170

berada diatas permukaan baru menyadari ada kapal musuh yang menuju kearah

yang sama, selain itu juga muncul pesawat Neptune Belanda yang melintas diatas

RI-Trisula. Kesiap-siagaan dari patroli Belanda di Teluk Tanah Merah dengan

tembakan meriam dan peluru suar membuat komandan RI-Trisula memutuskan

membatalkan pendaratan. Lettu Dolf Latumahina meminta Mayor (P) Teddy

Asikin untuk mengalihkan pendaratan ke Hollandia namun ditolak dan diputuskan

membatalkan operasi dan kembali kepangkalan. Keputusan berbeda diambil RI-

Candrasa, setelah tahap pertama gagal mendaratkan pasukan, kapal ini kembali

berusaha mendaratkan pasukan keesok harinya. Pada operasi pendaratan kedua,

RI-Candrasa kembali mendaratkan pasukan di lokasi yang sama dengan

perhitungan patroli kapal Belanda dipastikan tidak berjaga ditempat yang sama.

Perhitungan Mayor Mardiono tersebut ternyata benar dan RI-Candrasa berhasil

mendaratkan 15 personel RPKAD ke Teluk Tanah Merah, Irian Barat.

Keberhasilan operasi ini membuat 60 awak kapal selam RI-Candrasa dianugerahi

penghargaan “Bintang Sakti” dari Presiden Soekarno.6

6 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 244-245. Lihat juga Majalah Angkasa Edisi Koleksi.,No. 82, Kisah Heroik Pertempuran Laut Trikora, 2013, hlm. 68-69.

Page 8: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

171

2. Kegiatan Militer Angkatan Udara Mandala

Gambar. 23

Peta Infiltrasi Udara dalam Operasi Banteng, Garuda, Serigala dan Naga.

Sumber: Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

a. Kegiatan Operasi Banteng

Operasi ini lancarakan berdasarakan Perintah Operasi Panglima No.

01/PO/SR/4/1962, tanggal 11 April 1962 dan dilaksanakan pada tanggal 26 April

1962.7 Melalui operasi ini AULA bertugas menerjunkan pasukan RPKAD dan

PGT dengan sasaran Kaimana dan Fak-Fak. Operasi udara ini dilakukan dengan

cara terbang rendah (low level flaying) untuk menghindari dari jaringan radar

Belanda, baru setelah melintasi pantai daratan Irian Barat pesawat meninggi

7 Lampiran “U” Case Study mengenai Kegiatan-kegiatan KomandoMandala. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

Page 9: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

172

menelusuri daerah pegunungan. Jika didaerah pantai pesawat terbang rendah,

memasuki daerah pegunungan di Irian Barat pesawat terbang tinggi dengan

memangfaatkan daerah gunung-gunung agar terhindar dari radar. Memasuki

daerah sasaran pesawat mencari daerah penerjunan (dropping zones) yang baik.

Di daerah tersebut pasukan diterjunkan dalam formasi yang baik berikut dengan

perlengkapan dan perbekalan semua dapat diterjunkan. Operasi Banteng

dilakukan pada pagi hari menjelang fajar menyingsing.

Pelaksanaan operasi penerjunan dari udara ini didahului dengan

penerbangan penipuan (deception flight). Pelaksanaan operasi dilakukan dengan 6

buah pesawat C-47/Dakota yang bertugas pada pagi hari tanggal 26 April 1962

bersama 15 pesawat AULA lainnya, dengan maksud untuk melakukan penipuan

terhadap pesawat-pesawat Belanda kearah lain. Pesawat deceptor sengaja terbang

tinggi agar terdeteksi radar Belanda yang ditempatkan di kapal perangnya, dan

pihak kapal perang Belanda akan memberitahu skadron pemburu yang berada di

Jeffman/Sorong dan Kaimana untuk melakukan pengejaran. Pasukan dalam

operasi ini diberangkatkan dari lapangan terbang Laha/Ambon pukul 03.00 dan

penerjunan dilakukan pada pukul 05.00 didekat desa Pasir Putih. Pertama kali

diterjunkan adalah logistik baru kemudian anggota pasukan.

Operasi Banteng ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu Operasi Banteng

I (Banteng Putih) dipimpin oleh Mayor Udara Nayoan dengan sasaran Fak-Fak.

Operasi ini menerjunkan 1 Tim RPKAD/PGT-AU sebanyak 42 personel dibawah

komando Letda Agus Hernoto dengan menggunakan 3 pesawat C-47/Dakota.

Operasi Banteng II (Banteng Merah) dipimpin oleh Kapten Penerbang Santoso

Page 10: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

173

dengan sasaran Kaimana. Operasi ini menerjunkan 1 Tim RPKAD/PGT-AU

sebanyak 39 personel dibawah pimpinan Letda Heru Simodo.8

b. Kegiatan Operasi Garuda

Operasi Garuda merupakan pelaksanaan dari Perintah Operasi Panglima

Mandala No. 02/PO/SR/5/62, tanggal 13 Mei 1962. Daerah sasaran penerjunan

adalah Fak-Fak dan Kaimana. Operasi Garuda terbagi menjadi dua penerbangan

yaitu (a) Operasi Garuda Merah, dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 1962 dengan

pesawat C-47/Dakota. Pasukan yang diterjunkan sebanyak 40 personel dibawah

komando Kapten Kartawi. Pasukan yang diterjunkan ialah kompi dari Yon

454/Para dengan daerah sasaran Fak-Fak. (b) Operasi Garuda Putih, dilaksanakan

pada tanggal 15 Mei 1962 dengan pesawat C-47/Dakota. Pasukan diterjunkan

sebanyak 27 personel, jumlah yang sama juga diterjunkan pada tanggal 17 Mei

1962 setelah sebelumnya pada tanggal 16 Mei 1962 gagal karena cuaca buruk.

Pasukan ini dipimpin oleh Lettu Idrus Ki-4 Yon 454 dan PGT dengan daerah

sasaran Kaimana.

Operasi Garuda ini unsur KT Baladewa berperan dalam pemberangkatan

pesawat dari Lanud Pattimura/Laha, setelah selesai melaksanakan penerjunan

pasukan, pesawat-pesawat C-47/Dakota kembali ke pangkalan dengan kawalan

pesawat B-25 dan P-51. Setelah penerjunan pasukan pada tanggal 17 Mei 1962

8 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 246-248. Keterangan lihat juga Lampiran A dariPO.No.08/PO/SR/6/1962 mengenai Perkiraan keadaan Pasukan dalam GerakanOperasi Banteng-Garuda-Serigala. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat SejarahTNI.

Page 11: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

174

dengan sasaran Sorong dan Kaimana, rombongan dengan tujuan Sorong terdeteksi

pesawat Neptune Beland dan rombongan ini selamat karena pilot B-25 mampu

lepas dari kawalan pesawat Belanda. Namun rombongan dengan tujuan Kaimana

setelah terlibat kontak senjata dengan pesawat Neptune Belanda, dua buah

pesawat C-47/Dakota tipe T-440 dan T480 tidak dapat menghindari sergapan

lawan. Hal itu karena peswat C-47/Dakota hanya berfungsi sebagai pesawat

angkut dan tidak dipersenjatai. Pesawat C-47/Dakota yang dipiloti Kapten Udara

Pnb Djalaluddin secara tiba-tiba disergap oleh pesawat Neptune, satu-satunya cara

menyelamatkan diri dengan melakukan maneuver untuk menghindari serangan-

serangan pesawat Neptune. Namun usaha tersebut gagal, salah satu motor pesawat

tertembak disusul hancurnya ekor pesawat hingga tidak dapat dikendalikan.

Pesawat yang dipiloti Kapten Djalaluddin tersebut terpaksa mendarat darurat di

laut, tepatnya sebelah timur Batubelah. Seluruh awak kapal selamat, namun

mereka ditawan dan ditahan oleh Belanda.

Pasca tertembaknya pesawat C-47/Dakota dalam penerjunan pasukan

membuat Kolonel (Pnb) Rusmin Buryadin selaku Koops menghadap KSAU Omar

Dhani meminta supaya pesawat C-47/Dakota tidak lagi digunakan dalam

penerjunan pasukan dan diganti pesawat C-130/Hercules. Awalnya KSAU Omar

Dhani menolak usulan tersebut, karena penggunaan pesawat C-130/Hercules bisa

menimbulkan perang terbuka. Namun setelah dikemukakan alasan dengan

tertembaknya pesawat C-47/Dakota akan menimbulkan dampak psikologis bagi

penerbang dan keselamatan pasukan, KSAU mengijinkan penggunaan pesawat C-

130/Hercules. Penerjunan pasukan pertama yang menggunakan pesawat C-

Page 12: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

175

130/Hercules dilakukan pada penerjunan di Taminabuan dengan pilot Mayor

(Pnb) Nayoan.

Operasi Garuda juga kembali melakukan penerjunan pasukan pada tanggal

19 Mei 1962 dengan Garuda Merah sebanyak 79 personel dan pada tanggal 25

Mei 1962 dengan Operasi Garuda Putih sebanyak 68 personel. Kedua operasi

tersebut telah menggunakan pesawat C-130/Hercules, pesawat jenis ini dapat

terbang sampai jauh kebelakang garis musuh untuk mengelabuhi radar dan

penerjunan pasukan dilakukan pada waktu penerbangan pulang.9

c. Kegiatan Operasi Serigala

Operasi Serigala dilakukan berdasarkan Perintah Operasi Panglima

Mandala No. 03/PO/SR/5/62, tanggal 13 Mei 1962.10 Pelaksana dari operasi ini

adalah kesatuan PGT/AURI dengan sasaran daerah Sorong dan sekitarnya.

Operasi Serigala terbagi kedalam dua tahap yaitu (a) Tanggal 17 Mei 1962 dengan

pesawat C-47/Dakota telah diterjunkan sebanyak 40 personel dibawah pimpinan

Letnan Udara II Manuhua di Taminabuan. Pasukan penerjun jatuh tepat diatas

asrama Belanda, setelah melewati pertempuran kecil pasukan ini berhasil

mengkonsolidasi pasukan. Pasukan ini juga berhasil mengibarkan bendera merah

putih didaerah tersebut pada tanggal 21 Mei 1962. (b) Tanggal 19 Mei 1962

dengan pesawat Hercules telah diterjunkan sebanyak 80 personel dibawah

9 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 249-250.

10 Lampiran “U” Case Study mengenai Kegiatan-kegiatan KomandoMandala. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

Page 13: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

176

pimpinan Letnan Udara Suhadi di Sansopor. Pasukan penerjun ini juga mendarat

diatas asrama Belanda sehingga menimbulkan kontak senjata.11

d. Kegiatan Operasi Kancil

Operasi Kancil dilaksanakan pada tanggal 15, 16 dan 17 Mei 1962 dengan

tiga pembagian penerbangan. Sesuai dengan nama operasi, operasi ini bertujuan

mengadakan pengintaian dan pemotretan. Berhubung cuaca yang buruk operasi

ini mengalami penundaan beberapa waktu hingga. Pada tanggal 15 Mei 2 buah

pesawat B-25 berangkat dari Pangkalan Udara Laha di Ambon menuju daerah

Sorong untuk mencari kemungkinan daerah penerjunan (dropping zone). Dua hari

kemudian tepatnya pada tanggal 17 Mei dilakukan penerjunan pasukan dengan

sandi kancil.

1) Kancil I

Regu Kancil I dikirim dengan tujuan penerjunan di daerah Fak-Fak.

Pesawat yang membawa satu kompi pasukan (kurang lebih 250 personel) yaitu 3

buah pesawat C-47/Dakota dengan pengawalan 2 buah pesawat P-51 Mustang. P-

51 Mustang diterbangkan oleh Kapten Udara Pnb. Iskandar dan Mayor Pnb. Loeli

Wardiman.

2) Kancil II

Regu Kancil II dikirim dengan tujuan penerjunan di daerah Kaimana.

Pesawat yang membawa satu kompi pasukan (kurang lebih 250 personel) tersebut

11 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 251.

Page 14: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

177

yaitu 3 buah pesawat C-47/Dakota dengan pengawalan pesawat B-25 yang

diterbangkan Kapten Udara Pnb. Abdulkadir.

3) Kancil III

Regu Kancil III dikirim dengan sasaran daerah Sorong terdiri dari 3

pesawat B-25 yang diterbangkan Mayor Udara Pnb. Soedarman dan Kapten Udara

Pnb. Soedjito. Operasi Kancil ini penting karena merupakan penerbangan dengan

tujuan tipuan dan sekaligus pengawalan untuk operasi selanjutnya yaitu Operasi

Garuda.12

e. Kegiatan Operasi Naga

Operasi Naga merupakan pelaksana dari Perintah Operasi Panglima

Mandala No. 04/PO/SR/6/1962, tanggal 2 Juni 1962. Sasaran operasi adalah

daerah Merauke. Pelaksanaan operasi tersebut dilakukan pada tanggal 24 Juni

1962 yang sekaligus menggunakan 3 buah pesawat C-130/Hercules. Satu pesawat

C-130/Hercules membawa Tim I/DPC dan Staf Komando DPC dengan pilot

Kapten Pnb Pribadi, 2 pesawat lainnya membawa Ki-2 Ton 530. Jumlah pasukan

yang diterjunkan sebanyak 214 personel, terdiri dari 55 orang (1 tim) RPKAD dan

160 orang dari Kompi-2 Batalyon 530/Brawijaya dibawah pimpinan Kapten

Bambang Soebono dan Komodor Udara Leo Wattimena.

Kapten Benny Moerdani selaku Komandan Operasi Naga memberikan

berifing kepada pasukan, dalam berifing tersebut dijelaskan mengenai sasaran

12 Ibid. Keterangan lihat juga Sejarah Skadron I/Pembom TNI-AU 1950-1977. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI., hlm. 123-124.

Page 15: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

178

penerjunan disekitar Kota Merauke dengan tujuan mengikat musuh dengan

melakukan serangan terbatas dalam rangka menyiapakan daerah untuk menerima

pasukan yang akan didaratkan kemudian. Oleh karena itu pasukan menghindarkan

pertempuran dengan musuh yang berkekuatan besar. Pasukan nantinya dibagi

kedalam kelompok-kelompok yang terdiri 10 sampai 20 orang dan selalu

berpindah tempat. Tim Operasi Naga diangkut dengan tiga buah pesawat C-

130/Hercules dengan pilotnya yaitu Mayor Penerbang Mhd. Slamet dengan

navigator Mayor Gan Sing Liep (Sugandhi B), Mayor Penerbang Nayoan dan

Kapten Penerbang Pribadi.

Pasukan yang dikerahkan dalam Operasi Naga antara lain kelompok

Komando DPC serta Tim-I/DPC RPKAD dibawah pimpinan Letda Soedarto.

Selain itu juga Ki-2 Yon 530/Brawijaya yang dipimpin Kapten Bambang

Soepono, sebagai Komandan Operasi Naga adalah Kapten Benny Moerdani.

Kapten Benny Moerdani dengan kelompok Komando DPC, Tim-I DPC serta

setengah peleton (kurang lebih 25 personel) dari Ki-2 Yon 530 naik pesawat

dengan pilot penerbang Mhd. Slamet dan navigator Gan Sing Liep (Sugandhi B).

Pesawat kedua yang membawa 2 peleton (kurang lebih 100 personel) dan

kelompok Komando Kompi-2 Yon 530 dipimpin oleh Letda Legiman

Darmosugito. Rencananya pesawat-pesawat pertama dan kedua akan menerjunkan

pasukan di Boad Miraaf sekiar 50 km dari Merauke. Pesawat ketiga membawa

Kapten Bambang Soepono dan sisa dari Ki-2 Yon 530. Sasaran pendropan

pasukan sebenarnya di desa Yanggadur, sebelah timur Sungai Maro namun karena

desa-desa di Irian Barat tanpa penerangan dan terlindung pohon-pohon lebat

Page 16: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

179

sehingga tidak terlihat dari atas. Pesawat setelah melakukan beberapa putaran

kemudian baru menerjunkan pasukan, sebagian besar pasukan bersama Komando

Operasi Naga jatuh disebelah Timur Sungai Kumbe sedang 9 orang lainnya

berada disebelah Barat Sungai Kumbe diantaranya Lettu Dr. Ben Mboy.

Penerjunan dilakukan di atas target (tree-stop) antara 1.500-2.000 kaki. Pesawat

melakukan droping sambil berputar dengan tujuan supaya jatuhnya pasukan tidak

berpencar jauh serta menghindari jangan sampai jatuh ke sungai. Namun

kenyataannya pasukan menjadi terpencar-pencar akibat pengaruh patron yaitu

tiupan angin dari putaran pesawat.

Kelompok Operasi Naga merupakan satu-satunya tim yang dapat

melakukan hubungan komunikasi radio dengan Amahai yang dikendalikan oleh

Letkol Djoko Basuki dan dikoordinasi Kapten A.R. Ramli. Komando Operasi

Naga menggariskan bahwa kontak dengan musuh tidak untuk mencari

kemenangan namun untuk memecah konsentrasi kekuatan musuh. Maka kekuatan

Belanda di Merauke yang terdiri dari 1 kompi menjadi terpecah-pecah sehingga

kemudian ditambah lagi dengan 1 kompi mariner. Kelompok Mayor Benny

kemudian mendapat resupply logistik yang didrop dari udara oleh pesawat C-

130/Hercules dengan pilot Mayor Mhd. Slamet, Co-pilot Letnan Sibun dan

navigator Mayor Gan Sing Liep (Sugandhi B). Penerjunan bantuan logistik

berlangsung lancar karena ada hubungan komunikasi dengan komandan di

belakang. Pasukan yang berada dibawah diperintahkan menyiapkan tanda-tanda

khusus berupa api unggun letter-T serta tembakan pistol. Tembakan pistol dengan

isyarat warna putih memberitahukan kedudukan, hijau menandakan boleh didrop

Page 17: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

180

dan merah menandakan musuh datang. Komando Operasi Naga juga mendapat

tambahan 1 kompi Yon-2 PGT/AURI. Kelompok ini diterbangkan dari Bandung

dibawah pimpinan Letnan Udara II B. Matitaputty dari Tim Alap-Alap dengan

kekuatan 132 orang. Penerjunan dilakukan pada pukul 03.00-04.00 dan sebelum

tengah hari sudah dapat mengadakan konsolidasi.13 Pasukan Operasi Naga dapat

konsolidasi penuh pada tanggal 1 September 1962 setelah terjadi perintah

gencatan senjata. Pasukan Operasi Naga tergolong cepat mendapat informasi

gencatan senjata karena kelompo tersebut membawa alat komunikasi GRC-9 dan

RS-2.

Sesuai dengan intruksi Presiden/Panglima Tertinggi No. 1, Tahun 1962

yang berisi instruksi untuk menyesuaikan operasi militer dengan kegiatan di

bidang diplomasi. Komando Mandala kemudian mengeluarkan POPS-

03/SR/3/1962, tanggal 26 Maret 1962 untuk menghadapi kemungkinan

penyerahan Irian Barat secara damai dan POPS-04/SR/3/1962, tanggal 27 Maret

1962 tentang Pertahanan Daerah Mandala untuk menghadapi serangan musuh.

Tugas ini dipercayakan kepada pada Komando Pertahanan Udara Gabungan.

Operasi selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 1962 dengan tugas pokok

melakukan penambahan kekuatan pasukan dan logistik didaerah penerjunan

Merauke dan Kaimana.

13 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 252-257.

Page 18: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

181

f. Kegiatan Operasi Rajawali

Operasi ini berdasarkan Perintah Operasi Panglima Mandala No.

14/PO/SR/7/62, tanggal 26 Juli 1962.14 Operasi dilaksanakan pada tanggal 31 Juli

1962 dengan penerjunan pasukan sebanyak 71 personel dari Kompi Yon-

328/Siliwangi dibawah pimpinan Letnan Atma. Selain pasukan operasi ini juga

dropping logistik untuk pasukan gerilyawan yang sudah berada di Irian Barat.

Daerah tujuan operasi ini adalah Kaimana.15

g. Kegiatan Operasi Lumbung

Operasi Lumbung dilancarkan berdasarkan Perintah Operasi Panglima

Mandala No. 08/PO/SR/6/62, tanggal 26 Juni 1962. Operasi ini sesuai namanya

bertujuan melakukan resupply logistik kepada pasukan yang telah diterjunkan di

daratan Irian Barat antara lain dilaksanakan terhadap pasukan Mayor Benny

Moerdani (Pasukan Naga) dengan sebuah pesawat C-130/Hercules pada tanggal

30 Juni 1962.16

14 Lampiran “U” Case Study mengenai Kegiatan-kegiatan KomandoMandala. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

15 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 257.

16 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., loc.cit.

Page 19: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

182

Gambar. 24Peta Infiltrasi Udara dalam Operasi Rajawali dan Jatayu ke Irian Barat.

Sumber: Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

h. Kegiatan Operasi Jatayu

Operasi Jatayu dilakukan pada tanggal 14 Agustus 1962 berdasarkan

Perintah Operasi Panglima Mandala No. 15/PO/SR/7/62, tanggal 9 Agustus 1962.

Tugas operasi yaitu memberikan dukungan kepada kegiatan diplomatik dengan

menerjunkan pasukan dan perbekalan didaerah Sorong, Merauke dan Kaimana.

Operasi ini dilakukan untuk menutup operasi infiltrasi udara dan dibagi kedalam

tiga bagian yaitu:

1) Elang

Pasukan yang diangkut berjumah 134 personel dibawah pimpinan Kapten

Radix Sudarsono dan terdiri atas staf Yon-2/PGT serta 1 kompi (kurang lebih

180-250 personel) yang dipimpin Letnan Udara II Sujatto dengan daerah sasaran

Page 20: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

183

Sorong. Pasukan diberangkatkan secara mendadak dari Laha pada malam hari

dengan 2 pesawat C-130/Hercules dengan pilot Mayor (Pnb) Slamet dan Kapten

(Pnb) Sukardi. Pasukan diterjunkan didaerah sasarah yaitu Sorong pada pukul

02.00 dinihari dan selama kurang lebih selama dua minggu baru dapat melakukan

konsolidasi sebanyak 60% dari kekuatan pasukan.

2) Gagak

Pasukan yang diangkut terdiri dari 141 personel dari anggota Yon-

454/Para dibawah pimpinan Mayor Untung dengan daerah sasaran Kaimana.

Pasukan ini diterjunkan oleh pesawat C-130/Hercules yang dipiloti Mayor Mhd.

Slamet dan navigator Mayor Gan Sing Liep (Gunadhi. B).

3) Alap-Alap

Pasukan yang diangkut 1 kompi dari Yon-2/PGT sebanyak 133 personel

dibawah pimpinan Letnan Udara II B. Matitaputty.

Total pasukan yang diterjunkan dalam Operasi Jatayu berjumlah 407

personel dengan menggunakan 9 buah pesawat C-130. Operasi Jatayu merupakan

kegiatan penerjunan pasukan terakhir yang dilakukan didaratan Irian Barat. Sehari

setelah penerjunan, pada tanggal 15 Agustus 1962 telah ditandatangai persetujuan

New York disusul perintah penghentian permusuhan oleh Presiden Panglima

Besar Pembebasan Irian Barat.17

17 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 258-260.

Page 21: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

184

3. Kegiatan Militer dan Pengaruhnya dalam Aspek Militer

a. Masuknya Unsur-unsur Pasukan Indonesia di Irian Barat

Operasi infiltrasi sesuai strategi sebagai langkah untuk mengikat musuh

berjalan sesuai yang direncanakan. Keberhasilan penyusupan udara walau

menggunakan pesawat Dakota berdampak pada ketidakpercayaan sekutu-sekutu

Belanda mengenai kemampuan Belanda mempertahankan wilayah kekuasaannya.

Pasukan dropping yang berhasil masuk kewilayah Irian Barat membawa dampak

menguntungkan bagi diplomasi Indonesia.18 Keberhasilan infiltrasi pasukan oleh

Angkatan Laut Mandala dan Angktan Udara Mandala terlihat dari keberadaan

kantong-kantong gerilya pasukan Indonesia di Irian Barat. Berdasarkan laporan

Komando Mandala hingga tanggal 5 Desember 1962 tercatat jumlah pasukan

yang didaratkan di Irian Barat sebanyak 1.397 personel. Jumlah tersebut terdiri

dari Angkatan Darat sebanyak 887 personel, Angkatan Udara sebanyak 428

personel dan Brimob/Polisi sebanyak 82 personel. Pasukan 1.397 personel yang

berhasil didaratkan berjumlah 900 personel terdiri Angkatan Darat sebanyak 557

personel, Angkatan Udara 263 personel dan Brimob/Polisi sebanyak 60 personel.

Pasukan Indonesia yang berhasil masuk ke Irian Barat banyak mengalami

kontak senjata dengan Belanda saat penyusupan baik lewat laut atau udara.

Jumlah personel yang gugur dalam pertempuran berjumlah 134 personel, jumlah

pasukan gugur didominasi Angkatan Darat sebanyak 82 personel dan Angkatan

Udara sebanyak 52 personel. Pasukan yang terluka sebanyak 20 personel terdiri

18 Case Study mengenai Kegiatan-kegiatan Komando Mandala, KoleksiDinas Dokumentasi Pusjarah TNI, Arsip Komando Mandala Pembebasan IrianBarat No. 1.746/85, hlm. 26-27.

Page 22: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

185

dari Angkatan Darat 17 personel dan Angkatan Udara 3 personel, sedang yang

ditawan sebanyak 292 personel terdiri dari Angkatan Darat 198 personel,

Angkatan Udara 72 personel dan Brimob 292 personel. Keadaan medan Irian

Barat yang terdiri dari hutan belantara dan penerjunan pasukan didaerah yang

tidak dikenal membuat banyak personel hilang dalam tugas, personel yang

dinyatakan hilang sebanyak 71 personel terdiri Angkatan Darat dengan 30

personel dan Angkatan Udara 41 personel.19 Kantong-kantong gerilyawan

pasukan Indonesia terbagi dalam 9 daerah dislokasi dengan kekuatan yang

berbeda-beda. Daerah Holllandia telah disusupi 15 personel sedang Daerah

Merauke disusupi 347 gerilyawan Indonesia serta 347 gerilyawan disekitar

Daerah Kaimana.20

Pasukan dari Angkatan Darat yang berhasil mendarat di Irian Barat dan

Brimob/Polisi menunjukan bahwa Angkatan Laut Mandala dan Angkatan Udara

Mandala berhasil menjalankan perannya memasukan pasukan infiltrasi ke wilayah

Irian Barat. Keberadaan pasukan tersebut mempunyai pengaruh akan

keberjalanannya unsur-unsur pemerintah didaerah perang yang nantinya

dijalankan oleh pasukan penyerbu. Unsur militer dengan tugas pemerintahan

daerah yang disusupkan oleh Angkatan Laut Mandala melalui laut dilakukan

dalam sebuah operasi bersandi Lumba-Lumba. Operasi dilaksanakan berdasarkan

19 Surat Laporan Panglima Komando Mandala No. R. 52/A/11/1962,tanggal 5 Desember 1962 mengenai Daftar Nominatife Anggota yang di daratkandi Irian Barat dalam Rangka Operasi Mandala.

20 Julius Pour., Laksamana Sudomo Mengatasi Gelombang Kehidupan,(Jakarta: PT. Gramedia, 1997), hlm.143.

Page 23: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

186

Perintah Panglima Mandala No. 07/PO/SR/6/62, tanggal 25 Juli 1962. Misi

operasi ini adalah mendaratkan Tim Khusus Satuan RPKAD ke Teluk Tanah

Merah yang merupakan pantai tersembunyi di dekat Kotabaru, Irian Barat. Tugas

pasukan khusus adalah selain melakukan sabotase terhadap objek-objek vital

Belanda adalah menyiapkan unsur-unsur Pemerintahan Indonesia di Irian Barat.

Tim Khusus RPKAD dengan misi sabotase didaratkan dengan menggunakan RI-

Nagarangsang sedang Tim Khusus RPKAD dengan misi tugas pemerintahan sipil

didaratkan menggunakan RI-Candrasa.21

b. Masuknya Unsur Biro Pemerintahan Staf Gabungan Bidang 5

Komando Mandala di Irian Barat

Biro Pemerintahan yang dikoordinasi oleh Angkatan Darat Mandala

melalui Staf Gabungan Bidang-5 berhasil masuk di Irian Barat melalui kegiatan

militer Angkatan Laut Mandala dan Angkatan Udara Mandala. Staf Gabungan

Bidang 5 adalah badan utama dari Staf Gabungan Mandala yang

menyelenggarakan pengawasan staf terhadap pelaksanaan kebijaksanaan

mengenai pembinaan dan pengendalian wilayah di Irian Barat. Alasan

pembentukannya adalah bahwa pada saat terjadi pembebasan/pendudukan daerah

akan timbul suatu kekosongan pemerintahan dari daerah tersebut, maka menjadi

kewajiban bagi komandan pasukan penyerbu setelah berhasil menduduki daerah

untuk menjalankan fungsi pemerintahan sipil guna mengembalikan dan

21 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 244.

Page 24: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

187

memelihara ketertiban umum. Fungsi ini dijalankan oleh komandan pasukan

dengan dibantu tenaga-tenaga ahli sipil dan pemerintahan dari departemen-

departemen guna menjalankan dengan baik pemerintahan bagi daerah yang telah

diduduki.22 Salah satu kegiatan dari Staf Gabungan Bidang 5 mengenai

pemerintah sipil adalah perannya dalam melakukan stabilitas politik pasca

Belanda menyerahkan Irian Barat kepada UNTEA-PBB.

Kegiatan yang dilakukan Biro Pemerintahan adalah mengikuti

perkembangan sosial politik dan ekonomi di Irian Barat dalam rangka usaha

pemulihan keamanan dan ketertiban umum akibat perang. Biro Pemerintahan ini

juga bertugas menyiapkan unit-unit pemerintahan untuk daerah yang akan

diduduki dan membantu tugas dari pasukan tempur untuk memulihkan kembali

pemerintahan sipil dan ekonomi guna keperluan operasi. Bidang 5 juga turut

memberikan saran dan usul kepada Panglima Mandala dalam menentukan

kebijaksanaan penindakan terhadap unsur-unsur yang memusuhi, merusak negara

dalam arti politik, ekonomi, militer dan keamanan. Seperti dalam rangka

pembinaan kesadaran dan mental rakyat Indonesia yang tinggal diwilayah daratan

Irian Barat agar supaya sesuai dengan haluan negara maka kegiatan politik di Irian

Barat dihentikan.23

22 Arsip Laporan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat Bidang G-5(Territorial dan Perlawanan Rakyat). Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat SejarahTNI., hlm 2.

23 Penghentian kegiatan politik meliputi pembekuan partai-partai proBelanda, untuk partai pro Indonesia ditampung dan dibina dalam Dewan PembinaPotensi Karya. Semua bertujuan menghentikan kekacauan dari ambisi pemimpin

Page 25: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

188

Tabel. 14Daftar Partai/Organisasi Pro Indonesia dan Pro Belanda di Irian Barat.

No. Nama Partai Pemimpin1. Partai Pro Indonesia Persatuan Perjuangan Kemerdekaan

Irian Barat (PPKI)J. Ki Kulat-Dimara

2. Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) SK. Tumengkel3. Organisasi Pemuda Indonesia Irian

(OPII)CN. Krey

4. Organisasi Pemuda Irian (OPI) Ttd5. Partai Kemerdekaan Irian (PKI) Tau Tjuo Ek6. Organisasi Tjendrawasih (OT) Ttd7. Partai Tidak

Jelas/DiragukanPersatuan Semangat Pemuda 1945

(PSP)Mardjono

8. Gerakana Pemuda Indonesia (GPI) Sdr. Rumbewas9. Tentara Tjendrawasih Tjadangan

(TTT)Lukas Rumboren

10. Partai Pro Belanda Eenheid Party Nieuw Guinea(EPANG)

L. Mandatjan

11. Demokratisch Volke Party (DVP) A. Runtuboy12. Algemene Rumskatulike

Vereninging (ARKA)Ttd

13. Persatuan Sekerdja Kristen NG(Perseken)

Ttd

14. Christelyke werkenmersbond NG(CWNG)

Ttd

15. Party Sarekat Pemuda PemudiPapua (Persepp)

J. Wammer

16. Party Orang Niuew Guniea(PONG)

J. Ariks

17. Sama Sama Manusia (SSM) H. Warwey18. Party Nasional (PARNA) H. Wojoi19. Dewan Nieuw Guniea (DHG) JHF. Sollewyn

Geptu (ditunjukBelanda)

20. Party Papua Merdeka (PPM) Mozon RumainumBA

Sumber: Arsip Laporan Komando Mandala Bidang G-5 Territorial dan

Perlawanan Rakyat. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

Ttd: Tidak Tersedia Data.

politik yang tidak sehat dan indoktrinasi Pancasila dan Manipol-Usdek. LaporanKomando Mandala Bidang G-5., hlm. 62.

Page 26: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

189

Komando Mandala menyimpulkan bahwa strategi Panglima Mandala

dalam memecah pemusatan musuh di Biak dengan operasi-operasi Infiltrasi

berhasil dengan baik. Perebutan keunggulan udara atas melihat kemampuan

musuh sudah pasti dapat tercapai serta perlindungan udara yang dibutuhkan

Angkatan Laut Mandala dapat terpenuhi karena lemahnya Angkatan Udara

Belanda. Keunggulan udara dan laut Komando Mandala yang jauh lebih besar

dipastikan berhasil merebut sasaran Biak. Hal itu didasarkan kenyataan sesudah

perjanjian Indonesia-Belanda bahwa kekuatan Belanda di Biak yang semua

diprediksi berkekuatan 2 Brigade sesudah perundingan ternyata hanya berjumlah

1 Batalyon. Selain itu cadangan musuh telah dikerahkan ke front-front depan

sekitar daerah lokasi para gerilyawan Indonesia. Angkatan Udara Belanda dalam

kondisi lemah dikarenakan instalasi alat-alat radar yang belum selesai dipasang

dan luas daerah yang hadapi terlalu luas sedangkan Angkatan Laut Belanda

disebar guna mengangkut pasukan-pasukan ke wilayah Irian Barat bagian

Selatan/Barat sehingga menunjukan kekuatan musuh tidak lagi utuh/kokoh lagi.24

24 Arsip Laporan yang dibuat Panglima Staf Gabungan-2 (Bidang Operasi)Otto Bojoh selaku Kepala Cabang Perencanaan pada tanggal 31 Januari 1963.Laporan dalam Case Study mengenai Kegiatan-kegiatan Komando Mandala,Koleksi Dinas Dokumentasi Pusjarah TNI., op.cit., hlm 29.

Page 27: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

190

B. Kembalinya Irian Barat kedalam Wilayah Kedaulatan Negara KesatuanRepublik Indonesia

1. Usaha-usaha Diplomasi Menuju Tercapainya Persetujuan New York

Komando Mandala yang sudah merencanakan fase operasi ke tahap

eksploitasi melalui persiapan Operasi Jayawijaya membuat Amerika Serikat

khawatir dengan kesungguhan niat Indonesia. Kekhawatiran Amerika Serikat jika

kedua belah pihak terlibat dalam konflik senjata akan memicu keterlibatan dua

blok besar yang sedang berseteru. Amerika Serikat mengambil perannya dalam

usaha meredam ketegangan antara Indonesia dengan Belanda dengan jalan

mengajak kembali berunding. Tindak lanjut dari upaya mendamaikan tersebut,

Amerika Serikat memberi ijin pesawat angkut militer Belanda untuk

menggunakan fasilitas pangkalan udaranya. Hal tersebut dilakukan agar Belanda

mau mendengarkan Amerika Serikat untuk kembali berunding dengan Indonesia.

Sikap Amerika Serikat juga diikuti dengan sekutu Belanda di Asia Tenggara yaitu

Australia. Australia melalui Perdana Menteri R.G. Menzies menyatakan bahwa

Australia tidak bertanggung jawab bila Belanda menyatakan perang dengan

Indonesia termasuk jika apabila nanti Irian Barat diserang. Penegasan PM

Australia tersebut juga merupakan sebagai jawaban dari pernyataan pimpinan

oposisi dari Partai Buruh yaitu Arthur Calsweek bahwa Australia merasa teracam

dengan kegiatan militer Indonesia sehingga harus mengambil tindakan terhadap

kekuatan negara tertangga tersebut. Pernyataan PM Australia menunjukan

Page 28: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

191

perubahan sikap dengan berbalik memberikan dukungan penuh mengenai

penyelesaian masalah Irian Barat dengan jalan damai.25

Pada tanggal 17 Februari, Robert F. Kennedy selaku utusan dari Presiden

Amerika Serikat memberikan keterangan pers di Istana Negara bahwa masalah

Irian Barat akan dapat diselesaikan dengan cara damai walau tidak dalam waktu

dekat. Robert F. Kennedy juga menyatakan akan juga mengajak berunding

Belanda sesudah dari Indonesia guna penyelesaian masalah yang cepat. Pada

tanggal 18 Februari, Robert F. Kennedy secara resmi menyampaikan sikap

Pemerintah Amerika Serikat dalam perundingan di Istana Negara yang dihadiri

kedua belah pihak dari Indonesia dan Amerika. Perundingan tersebut dari pihak

Indonesia yang hadir adalah Presiden Sukarno, Wakil PM Ir. Djuanda dan Menlu

Dr. Subandrio sedang dari pihak Amerika Serikat hadir Robert F. Kennedy,

Siegen Thaler (Sekretaris Pribadi) dan Dubes AS untuk Indonesia Howard P.

Jones. Pada perundingan tersebut Robert F. Kennedy meminta Indonesia agar

bersedia berunding dengan Belanda, dan Amerika Serikat menyatakan bersikap

netral dan bersedia menjadi penengah.

Pada tanggal 19 Februari 1962, Robert F. Kennedy setelah kunjungannya

di Indonesia melanjutkan misinya ke negeri Belanda. Robert F. Kennedy setiba di

Belanda mengadakan pembicaraan dengan Ratu Yuliana kemudian PM De Quay

serta Menteri Luar Negeri Dr. J. Luns. Inti pembicaraan Robert F. Kennedy

adalah menyampaikan pesan dari Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy yang

25 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 270.

Page 29: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

192

meminta Belanda bersedia menyelesaikan masalah Irian Barat melalui

perundingan tanpa syarat. Robert F. Kennedy kemudian melaporkan hasil

kunjungan-kunjungan itu kepada Presiden John F. Kennedy. Dubes Amerika

Serikat di Indonesia, Howard P. Jones juga memberikan laporan kepada

pemerintahannya bahwa semangat rakyat Indonesia sangat tinggi guna

membebaskan Irian Barat. Howard P. Jones yang menghadiri rapat raksasa

Trikora di Yogyakarta dan juga rapat samudera Trikora di Makassar memberikan

pendapat bahwa penyelesaian masalah Irian Barat yang terbaik adalah

mengembalikan daerah sengketa ke dalam wilayah Indonesia.26 Laporan-laporan

tersebut membuat Amerika Serikat mengambil sikap memprakasai pertemuan

Indonesia-Belanda menuju kembalinya Irian Barat kepada Indonesia.

Dekrit Presiden Sukarno pada tanggal 24 Februari 1962 mengenai

mobilisasi umum dalam rangka mengerahkan segala potensi nasional merebut

Irian Barat dengan senjata, membuat Belanda segera mengambil sikap. Pada

tanggal 12 Maret 1962 secara resmi Belanda mengumumkan bersedia berunding

dengan Indonesia mengenai masalah Irian Barat. Pernyataan tersebut disambut

juga persetujuan dari Indonesia. Pemerintah Amerika Serikat melalui deputy

menteri luar negerinya mengenai masalah politik George GMC Hee membahas

persiapan-persiapan perundingan tentang penyelesaian Irian Barat.

Sekretaris Jenderal PBB, U Thant menyambut baik kesediaan pihak

Indonesia dan Belanda untuk berunding. Amerika Serika memanggil masing-

masing dubes kedua negara untuk membicarakan tanggal dimulainya serta tempat

26 Ibid., hlm. 272.

Page 30: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

193

perundingan. Pertemuan tersebut masing-masing pihak setuju sebelum

perundingan dimulai didahului pertemuan pendahuluan yang bersifat rahasia.

Kelanjutan kesepakatan tersebut kemudian diadakan perundingan di sebuah villa

di Hotland Estate Middleburg yang berjarak 30 km dari Washington DC.

Perundingan tersebut delegasi Indonesia dipimpin Adam Malik (Dubes Indonesia

di Uni Soviet) dengan anggota Mr. Sudjarwo Tjondronegoro, Mr. Surjo Tjondro,

Mr. Nugroho dan Mr Zairin Zain (Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat). Pihak

Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen (Dubes Belanda untuk Amerika Serikat),

dan Scuurman Dubes Belanda untuk PBB. Amerika Serikat dalam perundingan

tersebut bersedia menjadi penengah yang diwakili Dubes Amerika Serikat di India

dan Italia yaitu Ellsworth Bunker. Pada tanggal 20 Maret perundingan dimulai

dengan pokok acara membicarakan usul Ellsworth Bunker, pada prinsipnya kedua

belah pihak menyetujui usul Bunker tersebut. Namun dalam pelaksanaannya

terjadai perbedaan pendapat sehingga menimbulkan perdebatan terutama

mengenai masa pemerintahan sementara. Waktu pemerintahan sementara selama

2 tahun tidak dapat diterima Indonesia karena terlalu lama. Akibat tidak

tercapainya kata sepakat antara kedua belah pihak, ketua delegasi Indonesia

melaporkan ke Jakarta. Maka ada oleh Presiden Sukarno, PM Djuanda, Subandrio

dan Jenderal A.H Nasution dijalankan strategi memancetkan perundingan dengan

mengajukan tuntutan supaya penyerahan Irian Barat harus dilaksanakan pada

tanggal 1 Januari 1963.

Menlu Subandrio menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia didepan

delegasi Belanda di Middleburg yang khusus datang ke Amerika Serikat bersama-

Page 31: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

194

sama dengan Deputy Menteri Pertahanan Letnan Jenderal R. Hidayat dalam

rangka perundingan. Delegasi Belanda segera mengeluarkan reaksi tidak bersedia

lagi melanjutkan perundingan. Mancetnya perundingan membuat Menlu

Indonesia Subandrio menghadap kepada Presiden Amerika Serikat John F.

Kennedy untuk mengulang kembali tuntutan Indonesia sambil menambahkan

kemungkinan penyelesaian damai terletak pada keputusan Presiden John F.

Kennedy, perang akan melibatkan seluruh kekuatan nasional dan keadaan ini akan

menguntungkan golongan komunis. Sikap tersebut membuat Presiden John F.

Kennedy mendesak Belanda untuk menyetujui tanggal 1 Mei 1963 sebagai

tanggal penyerahan administrasi Irian Barat kepada Indonesia yang didahului oleh

suatu masa peralihan selama 6 bulan. Masa peralihan tersebut administrasi Irian

Barat berada dibawah PBB. Amerika Serikat berpendapat bahwa menyetujui usul

Bunker adalah salah satu cara penyelesaian terbaik, oleh Dr. Van Royen usul

tersebut akan disampaikan kepada pemerintahannya di Den Haag.27

Dr. Van Royen pada tanggal 17 Juli 1962 menyampaikan kepada

Pemerintah Amerika Serikat dan Sekjen PBB U That di Markas Besar PBB bahwa

Pemerintah Belanda menerima usul Ellsworth Bunker. Pada tanggal 18 Juli 1962

dicapai suatu perumusan yang menyebutkan bahwa Belanda menerima pokok-

pokok dari usul Bunker dengan syarat Pemerintah Belanda mendapat jaminan

dilindunginya kepentingan rakyat Irian Barat. Hal tersebut karena dalam usul

Bunker disebutkan penyerahan pemerintahan Irian Barat dari Belanda kepada

Indonesia melalui Badan Pemerintah Sementara PBB. Kesepakatan tersebut

27 Ibid., hlm. 276.

Page 32: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

195

menunjukan bahwa Belanda bersedia melepaskan kekuasaannya di Irian Barat dan

Indonesia sepakat dengan penafsiran tersebut. Kesamaan penafsiran antara

Belanda dan Indonesia mengenai usul Bunker kemudian diteruskan pembicaraan-

pembicaraan rahasia guna menghindari kemungkinan adanya pihak ketiga yang

mengganggu usaha penyelesaiian.

Pada tanggal 31 Juli 1962 telah dicapai sebuah persetujuan sementara

(Prelimanary Understanding) yang berisi poin-poin antara lain:

a) Setelah pengesahan persetujuan antara Indonesia dengan Belanda,

maka selambat-lambatnya tanggal 1 Oktober 1962 penguasa dari

pemerintah sementara PBB UNTEA (United Nations Temporary

Exceutive Authority) akan tiba di Irian Barat untuk melakukan serah

terima pemerintahan dari tangan Belanda. Penurunan bendera

Belanda menandakan kekuasaan atas daerah tersebut diserahkan

kepada UNTEA. Pemerintah sementara PBB akan memakai tenaga-

tenaga Indonesia baik sipil maupun alat-alat keamanan bersama-

sama dengan alat-alat keamanan putra-putri Irian Barat dan pegawai

Belanda yang masih diperlukan.

b) Pasukan-pasukan Indonesia tetap tinggal di Irian Barat yang

berstatus dibawah kekuasaan UNTEA.

c) Angkatan perang Belanda mulai saat itu berangsur-angsur

dikembalikan, yang berangkat akan ditempatkan dibawah

pengawasan PBB dan tidak dipergunakan untuk operasi-operasi

militer.

Page 33: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

196

d) Antara Irian Barat dan daerah Indonesia berlaku lalu lintas laut

bebas.

e) Setelah tanggal 31 Desember 1962 bendera Indonesia akan

dikibarkan bersama bendera PBB.

f) Pemulangan anggota-anggota sipil dan militer Belanda harus sudah

selesai pada tanggal 1 Mei 1963 dan selambat-lambatnya pada

tanggal 1 Mei 1963 Pemerintah Indonesia secara resmi menerima

pemerintahan Irian Barat dari UNTEA.28

Hasil perundingan kemudian diratifikasi oleh kedua delegasi dengan

Dubes E. Bunker dan Robert. F. Kennedy sebagai penengah. Persetujuan

Middelburg ditandatangani oleh masing-masing Menlu dari kedua negara pada

tanggal 15 Agustus 1962 di Markas Besar PBB, New York. Indonesia diwakili

oleh Menlu Dr. Subandrio sedang Belanda diwakili Scuurman selaku Dubes

Belanda di PBB. Menlu Belanda Dr. J. Luns tidak hadir dalam dalam

penandatanganan perjanjian tersebut sebagai bentuk protes. Dr. J. Luns mewakili

negaranya kecewa dengan Pemerintah Amerika Serikat yang dianggapnya

merugikan Belanda. Perundingan tersebut kemudian disahkan dalam Sidang

Majelis Umum PBB pada bulan September 1962.29

Presiden Sukarno sebagai pelaksana dari persetujuan mengeluarkan

perintah selaku Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik

28 M. Cholil., op.cit., hlm. 84.

29 Mabes ABRI., Tri Komando Rakyat Pembebasan Irian Barat(TRIKORA)., op.cit., hlm. 280.

Page 34: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

197

Indonesia/Panglima Besar Komando Pembebasan Irian Barat pada tanggal 16

Agustus 1962 yang antara lain yaitu:

a) Berdasarkan Persetujuan Pemerintah Indonesia dan Belanda yang

ditandatangani di New York pada tanggal 15 Agustus 1962 pukul

21.00 GMT permusuhan dihentikan pada tanggal 18 Agustus 1962

pukul 00.01 GMT atau tanggal 18 Agustus 1962 pukul 09.39 waktu

Irian Barat.

b) Perintah untuk penghentian tembak menembak dan permusuhan

mulai tanggal 18 Agustus 1962 pukul 09.31 waktu Irian Barat. Selain

itu diadakan konsolidasi pasukan untuk tetap waspada dan

menunggu menerima perintah lebih lanjut untuk tugas-tugas baru di

Irian Barat.30

Majelis Umum PBB dalam Sidang Umum ke XVII tanggal 17 September

1962 menerima baik resolusi bersama Indonesia-Belanda yang memberikan

kekuasaan kepada PBB untuk melaksanakan persetujuan Indonesia-Belanda yang

telah ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 1962 di New York. Persetujuan ini

dilaporkan oleh Deputy Menteri Keamanan Nasional kepada Presiden di Istana

Bogor. Tindak lanjut dari persetujuan ini, pada tanggal 1 Oktober 1962 Kerajaan

Belanda menyerahkan Irian Barat kepada PBB yang diwakili oleh UNTEA.

Penyelesaian dibidang militer mengenai penarikan pasukan Belanda, Pemerintah

30 Arsip Surat Perintah Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan PerangRepublik Indonesia/Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian BaratTentang Penghentian Permusuhan Belanda-Indonesia. Tanggal 16 Agustus 1962,di Jakarta. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

Page 35: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

198

Indonesia mengirim tiga perwira kedalam Komisi Militer PBB di New York.

Komisi Militer PBB tersebut mempunyai tugas mengatur dan menyelesaikan

masalah-masalah dibidang militer terutama penarikan pasukan Belanda. Tiga

perwira tersebut adalah Brigadir Jenderal Achmad Tahir, Kolonel (P) Machmud

Subarkah dan Kolonel (Pnb) Rusmin Nuryadin.

2. Pemerintahan Peralihan Sementara UNTEA di Irian Barat

Tahap pertama pelaksanaan Persetujuan New York telah dipenuhi Belanda

pada tanggal 1 Oktober 1962 dengan menyerahkan pemerintahan Irian Barat

kepada UNTEA. Sejak penyerahan tersebut, wilayah pemerintahan Irian Barat

berada dibawah pemerintahan Badan Penguasa Sementara PBB (UNTEA). Sekjen

PBB, U Thant menunjuk Rolz Bennet yang berasal dari Guatemala untuk menjadi

Gubernur UNTEA yang sekaligus merangkap wakil Sekjen PBB di Irian Barat.

Dibidang militer sesuai Pasal VII dalam Persetujuan New York, Pasukan

Indonesia dan Korps Sukarelawan Irian Barat dilibatkan serta dalam Pasukan

United Nations Security Forces (UNSF). Korps Sukarelawan Irian Barat dan

Pasukan Indonesia dalam Persetujuan New York adalah korps bersenjata bentukan

Belanda yang terdiri dari putra-putra daerah dan pasukan-pasukan Indonesia yang

pada saat penandatanganan persetujuan telah berada diwilayah Irian Barat. United

Nations Security Forces (UNSF) dipimpin oleh Brigadir Jenderal Said Udin Khan

dari Angkatan Darat Pakistan sedang Perwira Penghubung PBB adalah Brigadir

Jenderal Hindrajit Rikhye dari Angkatan Darat India.

Page 36: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

199

Perwira penghubung PBB dari Indonesia mempunyai tugas untuk

mengkonsolidasi dan menghubungi pasukan-pasukan gerilyawan Indonesia yang

telah tersebar di wilayah Irian Barat. Tugas tersebut dilakukan karena pasukan-

pasukan Indonesia yang tersebar di sekitar Merauke, Kaimana, Fak-Fak,

Teminabuan, Sorong, Raja Empat, Misool dan Waigeo sukar dihubungi dan

dikirim persediaan makanan serta diketahui jumlahnya guna ditempatkan dibawah

kekuasaaan UNTEA. Perwira penghubung Indonesia saat UNTEA masih dalam

tahap konsolidasi, menghadap kepada Komando Tertinggi (Koti) di Jakarta dalam

rangka mendapat instruksi untuk menetapkan garis status quo antara pasukan

Republik Indonesia dengan Belanda serta mengatur penempatan pasukan apabila

gencatan senjata mengalami kegagalan posisi pasukan Republik Indonesia tidak

sampai terjepit.

Perwira penghubung Indonesia atas instruksi dari Komando Tertinggi

kemudian mengumpulkan pasukan-pasukan gerilyawan Indonesia pada suatu

daerah tertentu guna konsolidasi. Setelah terkumpulnya pasukan-pasukan

gerilyawan Indonesia di tempat-tempat yang telah ditentukan oleh UNTEA-PBB,

maka segera dibentuk komando untuk memimpin pasukan-pasukan tersebut.

Komando Tertinggi (Koti) kemudian menginstruksikan kepada Panglima

Angkatan Darat Letjen Achmad Yani untuk melaksanakan suatu pembentukan

komando bagi pasukan-pasukan Indonesia. Kotindo berdasarkan kedudukan

tersebut, maka secara organisasi dan administrasi tetap berada dalam tanggung

jawab ABRI, hanya saja dalam penugasan berada dibawah perintah UNSF.

Sehingga Kotindo berbeda dengan Pasukan Pakistan, Polisi Papua dan batalyon

Page 37: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

200

Papua yang seluruh organisasi dan taktis berada dibawah komando United

Nations Security Forces (UNSF).31 Penyusunan organisasi kepolisian dilakukan

oleh Kotindo guna mengambil alih tugas-tugas kepolisian UNTEA yang akan

berakhir pada tanggal 1 Mei 1963.

3. Penyerahan Pemerintahan Irian Barat Kepada Republik Indonesia

Masa pemerintahan UNTEA di Irian Barat akan berakhir pada tanggal 1

Mei 1963. Menjelang berakhirnya pemerintahan UNTEA, pasukan United

Nations Security Forces (UNSF) secara bertahap personel yang tergabung

didalamnya mulai ditarik. Wilayah-wilayah di Irian Barat yang berada dibawah

pengamanan United Nations Security Forces (UNSF) satu persatu mulai

diserahkan kepada ABRI. Seperti tanggal 15 April 1963, United Nations Security

Forces (UNSF) menyerahkan daerah Selatan Irian Barat yang meliputi Merauke,

Kaimana dan Fak-Fak kepada ABRI. Pada tanggal 20 April 1963, UNSF kembali

menyerahkan daerah Sorong dan Manokwari kepada ABRI. Pasukan United

Nations Security Forces (UNSF) Pakistan yang berjumlah 800 orang pada tanggal

21 April 1963 secara bertahap meninggalkan Biak dengan diangkut kapal RI-

Halmahera. Gelombang kedua penarikan terjadi pada tanggal 28 April, sebanyak

700 pasukan United Nations Security Forces (UNSF) Pakistan berangkat dari

pelabuhan Biak.

31 Arsip Komando Tertinggi APRI Pembebasan Irian Barat. SuratKeputusan Presiden /Panglima Tertinggi Angkatan Perang RepublikIndonesia/Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat. Nomor:79/PLM.BS. Tahun 1962. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

Page 38: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

201

UNTEA menyerahkan kekuasaan pemerintahan di Irian Barat melalui Dr.

Djalal Abdoh kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Sudjarwo

Tjondronegoro S.H. dengan disaksikan oleh Menlu Indonesia Dr. Subandrio dan

utusan PBB. Penyerahan pemerintahan ditandai dengan upacara penurunan

bendera PBB dan pengibaran bendera Indonesia yang dilanjutkan dengan defile

pasukan dari Pakistan, ABRI dan Polisi Papua. Dalam rangka melanjutkan

pembinaan pemerintahan di Irian Barat, pada tanggal 1 Mei 1963 juga sekaligus

dilantik E.J. Bonay sebagai Gubernur Provinsi Irian Barat oleh Wakil Menteri

Pertama Urusan Irian Barat, Dr. Subandrio.

4. Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) di Irian Barat Pada Tahun 1969

Pemerintah Republik Indonesia setelah menerima penyerahan kekuasaan

wilayah Irian Barat dari Pemerintah Sementara UNTEA pada tanggal 1 Mei 1963,

sesuai dengan Perjanjian New York tahun 1962 dalam Pasal XIV sampai XVII

maka harus dilakukan penentuan pendapat rakyat mengenai status Irian Barat

sesudah tahun 1969. Penentuan pendapat tersebut berupa pernyataan dari rakyat

Irian Barat untuk tetap bergabung dengan Republik Indonesia atau lepas dari

Republik Indonesia. Pelaksanaan PEPERA dilakukan pada delapan kabupaten dan

setiap kabupaten akan dibentuk sebuah badan atau Dewan Musyawarah Rakyat

(Dewan Musyawarah Kabupaten).

Page 39: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

202

Tabel. 15Jumlah Anggota Dewan Musyawarah Pepera Tiap Kabupaten

No Kabupaten Jumlah Penduduk Jumlah Wakil1. Jayapura 81.246 110 orang2. Teluk Cendrawasih 93.230 130 orang3. Manokwari 53.290 75 orang4. Sorang 86.840 110 orang5. Fak-Fak 38.917 75 orang6. Merauke 141.373 175 orang7. Paniai 156.000 175 orang8. Pegunungan Jayawijaya 165.000 175 orang

Jumlah Perwakilan 1.025 orangSumber: Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat, 25

Tahun Trikora. Koleksi Dinas Dokumentasi Pusat Sejarah TNI.

Cara pemungutan PEPERA dalam Dewan Musyawarah Pepera dilakukan

dengan cara musyawarah antara pemerintah dengan dewan tersebut. Kesepakatan

dalam musyawarah dilakukan tanpa ada pemungutan suara secara perseorangan

dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan Pasal XVIII (poin c) dalam

Persetujuan New York, yaitu “… (a) apakah mereka ingin tetap bergabung

dengan Indonesia atau (b) apakah mereka ingin memutuskan hubungan mereka

dengan Indonesia”.32

PEPERA dalam pelaksanaannya diselenggarakan secara berturut-turut dari

satu kabupaten kepada kabupaten yang lain dengan jenjang waktu yang sudah

ditentukan. Hasil Pelaksanaan PEPERA dari tanggal 14 Juli 1969 sampai tanggal

32 Arsip Persetujuan Indonesia-Nederland. Arsip Koleksi DinasDokumentasi Pusat Sejarah TNI AD.

Page 40: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

203

2 Agustus 1969 yang dilaksanakan di delapan kabupaten di Irian Barat adalah

sebagai berikut:33

1) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Merauke

Musyawarah PEPERA dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 1969 dengan

jumlah Dewan Masyarakat Penentuan Pendapat Rakyat yaitu 175 orang mewakili

144.171 jiwa. Dewan Musyawarah yang diketuai Gregorius Darmowidigdi S.E

mewakili anggotanya secara bulat memutuskan untuk tetap ikut dengan Indonesia.

2) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Jayawijaya

Musyawarah PEPERA di Kabupaten Jayawijaya dengan ibukota Wamena

dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 1969 dengan jumlah Dewan Masyarakat

Penentuan Pendapat Rakyat yaitu 175 orang mewakili 165.000 jiwa. Dewan

Musyawarah yang diketuai Clemens Kiriwaib mewakili anggotanya secara bulat

memutuskan untuk tetap ikut dengan Indonesia

3) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Paniai

Musyawarah PEPERA di Kabupaten Painai dengan ibukota Nabire

dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 1969 dengan jumlah Dewan Masyarakat

Penentuan Pendapat Rakyat yaitu 175 orang mewakili 156.000 jiwa. Dewan

Musyawarah yang diketuai Drs. S. Soerodjotanojo S.H mewakili anggotanya

secara bulat memutuskan untuk tetap ikut dengan Indonesia.

33 Lampiran Arsip Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis IrianBarat., 25 Tahun Trikora., hlm. 223-254.

Page 41: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

204

4) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Fak-Fak

Musyawarah PEPERA di Kabupaten Fak-Fak dilaksanakan pada tanggal

23 Juli 1969 dengan jumlah Dewan Masyarakat Penentuan Pendapat Rakyat yaitu

75 orang mewakili 43.183 jiwa. Dewan Musyawarah yang diketuai Alex Silas

Onim mewakili anggotanya secara bulat memutuskan untuk tetap ikut dengan

Indonesia.

5) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Sorong

Musyawarah PEPERA di Kabupaten Sorong dilaksanakan pada tanggal 26

Juli 1969 dengan jumlah Dewan Masyarakat Penentuan Pendapat Rakyat yaitu

110 orang mewakili 75.474 jiwa. Dewan Musyawarah yang diketuai D. Subardja

mewakili anggotanya secara bulat memutuskan untuk tetap ikut dengan Indonesia.

6) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Manokwari

Musyawarah PEPERA di Kabupaten Manokwari dilaksanakan pada

tanggal 29 Juli 1969 dengan jumlah Dewan Masyarakat Penentuan Pendapat

Rakyat yaitu 130 orang mewakili 91.870 jiwa. Dewan Musyawarah yang diketuai

Semuel Demianus Kawab mewakili anggotanya secara bulat memutuskan untuk

tetap ikut dengan Indonesia.

7) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Teluk Cendrawasih

Musyawarah PEPERA di Kabupaten Teluk Cendrawasih dengan ibukota

Biak dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 1969 dengan jumlah Dewan Masyarakat

Penentuan Pendapat Rakyat yaitu 130 orang mewakili 91.870 jiwa. Dewan

Musyawarah yang diketuai Drs. Sjarifuddin Harahap mewakili anggotanya secara

bulat memutuskan untuk tetap ikut dengan Indonesia.

Page 42: BAB IV PENGARUH DARI OPERASI MILITER PEMBEBASAN IRIAN ... · Laut Trikora, 2013, hlm. 64-65. 168 pangkalan setelah pemeriksaan baru diketahui adanya kebocoran pada ruang baterai,

205

8) Daerah Musyawarah PEPERA Kabupaten Jayapura

Musyawarah PEPERA di Kabupaten Jayapura dengan ibukota Provinsi

Irian Barat dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 1969 dengan jumlah Dewan

Masyarakat Penentuan Pendapat Rakyat yaitu 110 orang mewakili 83.750 jiwa.

Dewan Musyawarah yang diketuai Drs. Anwar Ilmar mewakili anggotanya secara

bulat memutuskan untuk tetap ikut dengan Indonesia.

Hasil PEPERA kemudian dibawa ke Sidang Majelis Umum PBB yang ke-

XXIV oleh Utusan Republik Indonesia, yang terdiri dari: Adam Malik, Sudjarwo

Tjondronegoro S.H, A. Sani DAN Dr. Roeslan Abdulgani. Penyelesaian Hasil

PEPERA di Sidang Majelis Umum PBB menghasilkan usul resolusi dengan

perbandingan suara Setuju: 84 negara, Tidak setuju: 0, dan Blanko: 30. Majelis

Umum PBB kemudian mengesahkan hasil PEPERA dengan mengeluarkan

Resolusi Majelis Umum PBB No. 2504 tanggal 19 Nopember 1969. Resolusi itu

sekaligus mengakhiri perdebatan panjang tentang status politik wilayah Irian

Barat. Dunia Internasional secara mutlak telah menerima hasil PEPERA ditandai

dengan tidak ada satupun negara yang menolaknya.34

34 Artikel yang ditulis oleh Kapten Infanteri Freddy A.R.S dalam websitedengan alamat http://www.kodam17cenderawasih.mil.id/tulisan/fokus/sejarah-kembalinya-irian-barat-ke-pangkuan-nkri/ diakses pada tanggal 18 Juni 2015,pukul 14.04.