BAB IV Pencampuran

4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mixer 4.1.1 Prinsip Kerja Mixer Mixer sering digunakan untuk mengaduk adonan kue yang menggunakan campuran telur, tepung, dan larutan tertentu. Pada praktikum pencampuran pasta, mixer digunakan untuk mencampur tepung dengan air. Pada mixer terdapat tungkai pengaduk yang digerakkan oleh sebuah motor listrik melalui kopel roda-roda gigi. Variasi kecepatan putar dapat diatur dengan sebuah saklar, pilih yang diletakkan sedemikian rupa hingga mudah dijangkau oleh ibu jari atau jari telunjuk yang sedang menggenggam gagang mixer. Lalu tungkai pengaduk akan mengaduk adonan / bahan yang terdapat dalam bowl. 4.1.2 Bagian-Bagian Mixer

description

pencampuran

Transcript of BAB IV Pencampuran

Page 1: BAB IV Pencampuran

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mixer

4.1.1 Prinsip Kerja Mixer

Mixer sering digunakan untuk mengaduk adonan kue yang menggunakan campuran telur,

tepung, dan larutan tertentu. Pada praktikum pencampuran pasta, mixer digunakan untuk

mencampur tepung dengan air. Pada mixer terdapat tungkai pengaduk yang digerakkan oleh

sebuah motor listrik melalui kopel roda-roda gigi. Variasi kecepatan putar dapat diatur dengan

sebuah saklar, pilih yang diletakkan sedemikian rupa hingga mudah dijangkau oleh ibu jari atau

jari telunjuk yang sedang menggenggam gagang mixer. Lalu tungkai pengaduk akan mengaduk

adonan / bahan yang terdapat dalam bowl.

4.1.2 Bagian-Bagian Mixer

Gambar 4.1 Tampak luar bagian mixer

Sumber : Irfandy (2013)

Page 2: BAB IV Pencampuran

Gambar 4.2 Tampak dalam bagian dalam mixer

Sumber : Irfandy (2013)

4.2 Indeks Pencampuran

Indeks pencampuran adalah mengukur kualitas proses pencampuran, rasio dari area

permukaan partikel setelah dan sebelum pencampuran, terutama ketika pencampuran bahan

menjadi polimer. Pencampuran Indeks berbanding lurus dengan standar deviasi : semakin kecil

maka pencampuran akan semakin baik. Mengingat jumlah sampel dari masing-masing partikel

yang terkandung , estimasi nilai komposisi campuran ini didasarkan oleh kesetimbangannya.

4.3 Prinsip Perhitungan

4.3.1 Perhitungan Nilai Fraksi

X = FF+E

Keterangan : -F adalah berat terigu total (berat terigu kering + berat air dari terigu)

-E adalah berat air yang tercampur

Xrata-rata = (X1+X2)/2

Keterangan : -X1 adalah fraksi untuk sampel pertama dari duplo

-X2 adalah fraksi untuk sampel kedua dari diplo

4.3.2 Perhitungan Nilai Indeks Pencampuran

Untuk mendapatkan nilai Ig terlebih dahulu perlu dihitung nilai St2, So2, Sr2

Page 3: BAB IV Pencampuran

St2=(X 1−Xratarata )2+(X 2−Xratarata )2

2

Jadi untuk masing masing menit akan ada nilai St2

So2 = p (1-p), dimana p = fraksi total = totalberat tepungterigu yangdicampurtotal berat terigu+air yang dicampur

Sr2 = So2

n, dimana n = jumlah partikel = tak terhingga (~), sehingga Sr2 = So2/ = 0

Ig = So2−St 2

S o2−Sr2

Nilai ini menunjukkan berapa persen bahan sudah tercampur, Ig = 1 sama dengan 100

BibliographyRahman, Irfandy. "Cara Kerja, Pengertian dan Bagian Bagian Mixer." 2013, 5.

Sulaymon, Abbas H., Ammar S. Abbas, and Rasha H. Salman. "Prediction of Equilibrium Mixing Index and Optimum Mixing Time for Three Solid Materials in Fluidized Column." Al-Khwarizml Engineering Journal, 2010: 4.

Tasirin, S. M., S. K. Kamarudin, and A.M A. Hweage. "Mixing Process of Binary Polymer Particles in Different Type of Mixers." 2009: 6.