Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

16
BAB IV ANALISIS PENANGANAN MASALAH KELEBIHAN MUATAN DI JEMBATAN TIMBANG A. Pembahasan Muatan Lebih. Masalah muatan lebih dilihat dari hipotesa penyebab dan kerugiannya dibahas sebagai berikut : 1. Hipotesa penyebab muatan lebih . Pemilik barang menilai bahwa tarif angkutan per ton terlalu tinggi apabila menggunakan kendaraan sesuai dengan JBI, sehingga kesepakatan antara pemilik barang dan penyedia angkutan adalah tarif tetap tidak diturunkan tetapi kapasitas barang ditambah. Alternatif ini sekilas terlihat saling menguntungkan. Pengusaha menilai bahwa dengan membawa muatan lebih secara finansial akan lebih menguntungkan dan apabila membawa muatan sesuai dengan yang diizinkan (JBI) akan merugi Pengusaha berusaha semaksimal mungkin untuk menekan pengeluaran termasuk biaya transportasi ; dan muatan lebih adalah alternatif yang memungkinkan. Dengan anggapan tersebut maka membawa muatan lebih semakin lama makin berkembang dan dikhawatirkan semua kendaraan akan membawa muatan muatan lebih kecuali untuk jenis muatan yang volumenya besar tapi ringan. Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-1

Transcript of Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Page 1: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

BAB IV

ANALISIS PENANGANAN MASALAH KELEBIHAN MUATAN DI JEMBATAN TIMBANG

A. Pembahasan Muatan Lebih. Masalah muatan lebih dilihat dari hipotesa penyebab dan kerugiannya dibahas sebagai berikut :

1. Hipotesa penyebab muatan lebih .

Pemilik barang menilai bahwa tarif angkutan per ton terlalu tinggi apabila menggunakan kendaraan sesuai dengan JBI, sehingga kesepakatan antara pemilik barang dan penyedia angkutan adalah tarif tetap tidak diturunkan tetapi kapasitas barang ditambah. Alternatif ini sekilas terlihat saling menguntungkan.

Pengusaha menilai bahwa dengan membawa muatan lebih secara finansial akan lebih menguntungkan dan apabila membawa muatan sesuai dengan yang diizinkan (JBI) akan merugi

Pengusaha berusaha semaksimal mungkin untuk menekan pengeluaran termasuk biaya transportasi ; dan muatan lebih adalah alternatif yang memungkinkan.

Dengan anggapan tersebut maka membawa muatan lebih semakin lama makin berkembang dan dikhawatirkan semua kendaraan akan membawa muatan muatan lebih kecuali untuk jenis muatan yang volumenya besar tapi ringan.

Perkembangan teknologi kendaraan bermotor demikian pesatnya sehingga daya angkut kendaraan semakin besar, sementara peningkatan daya dukung jalan tebentur dengan anggaran yang tersedia.

2. Kerugian muatan lebih .

Muatan lebih apabila dilihat dari jangka pendek seolah –olah menguntungkan, tetapi apabila dilihat dalam jangka panjang dan lingkup yang lebih luas sangat merugikan berbagai pihak baik pengusaha, pemerintah ataupun masyarakat non pengguna.dalam hal ini kerugian

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-1

Page 2: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

yang ditanggung oleh masyarakat non pengguna sangat tinggi seperti biaya kemacetan, polusi dan keselamatan lalu lintas.Kerugian muatan lebih dijelaskan sebagai berikut :

Kerusakan jalanDengan biaya pemeliharaan jalan Rp 18 Milyar per tahun dan asumsi kerudakan jalan yang disebabkan muatan lebih sebesar 15 % maka biaya yang ditanggung masyarakat karena muatan lebih adalah Rp. 270 juta /tahun.

Kerusakan kendaraanBeberapa factor yang mempengaruhi kerusakan kendaraan sehubungan dengan muatan lebih adalah : Biaya operasi kendaraan Kebutuhan daya untuk tahanan rolling. Kebutuhan daya untuk tahanan kemiringan tanjakan Kebutuhan daya untuk tahanan angin Kebutuhan daya karena factor ketinggian Kebutuhan daya karena factor temperatur Dengan adanya muatan lebih maka beberapa factor diatas menjadi lebih besar dari kondisi normal sehingga memperpendek umur operasi kendaraan.Konsumsi bahan bakar dapat juga meningkat apabila kecepatan kendaraan terlalu rendah atau terlalu tinggi, seperti terlihat pada grafik berikut :

Gambar Grafik Hubungan Kecepatan dengan Konsumsi BBM

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-2

Y = 0.0040 X2 - 0.455 X + 17

Page 3: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Keselamatan lalu lintasDalam hal keselamatan lalu lintas kelebihan muatan kendaraan sangat merugikan karena dapat menghilangkan kesempatan produktivitas orang yang mengalami kecelakaan. Angka kerugian yang diakibatkan kecelakaan dapat dihitung apabila sudah diketahui data kecelakaan lalu lintas di Propinsi Jawa Barat.Dalam hal keselamatan ukuran tidak hanya dilihat dari kelebihan berat tapi juga kelebihan dimensi, batasan dimensi kendaraan untuk keperluan keselamatan adalah : Lebar maksimum 2500 mm Tinggi maksimum 4200 mm dan tidak lebih dari 1.7 kali lebar

kendaraan Panjang kendaraan maksimum tunggal 12000 mm, rangkaian

gandengan / tempelan maksimum 18000 mm Lebar kereta gandengan yang dapat ditarik oleh sepeda motor

maksimum 1000 mm

Polusi udara dan suaraPolusi udara seperti halnya konsumsi bahan bakar juga dapat meningkat apabila kecepatan kendaraan terlalu rendah atau terlalu tinggi, penurunan kecepatan dari 40 km/ jam ke 25 km/jam dapat meningkatkan polusi karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan oksida nitrogen (NOx ) sampai dengan 50 %.

Kerugian muatan bagi pengusaha, masyarakat dan pemerintah dapat dirangkum sebagai berikut :

a. Bagi pengusaha. Biaya operasi kendaraan lebih tinggiUmur operasi kendaraan lebih pendek.Kecelakaan lalu lintas lebih tinggiMenguntungkan dalam jangka pendek tapi merugikan untuk jangka panjang.

b. Masyarakat ( non-user ) Masyarakat adalah pihak yang paling dirugikan dalam hal muatan lebih karena tambahan biaya yang ditimbulkan karena muatan lebih pada akhirnya akan dibebankan pada masyarakat. Biaya yang secara langsung ditanggung masyarakat adalah :

Kemacetan lalu lintas.Polusi udara dan suara.Kerusakan jalan.kecelakaan lalu lintas.

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-3

Page 4: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

c. Pemerintah Pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan sarana distribusi angkutan barang dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

B. Alternatif Penanganan Masalah.

1. Alternatif penanganan masalah mikro.

Alternatif penangan masalah mikro yang mungkin dapat dipilih adalah :

a. Penurunan kelebihan muatan .(sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 5 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan pasal 12)

Kendala yang dihadapi :membutuhkan fasilitas pelataran yang luas serta gudang untuk menampung kelebihan muatan.aturan tentang cara penurunan, personel dan tanggungjawab barang yang diturunkan.pembangunan gudang dan fasilitasnya membutuhkan biaya besar.

Karena persiapannya yang panjang maka program ini dapat dikategorikan jangka panjang.

b. Kembali dan tidak boleh melanjutkan perjalanan .Cara ini dilakukan pada jalan-jalan masuk di perbatasan.

Kendala yang dihadapi :memerlukan pengawasan pada jalan – jalan masuk yang kontinyu (termasuk jalan tol dan jalan tikus).koordinasi dengan daerah lain (paling tidak daerah yang berbatasan).program ini dapat dikategorikan program jangka menengah.

c. Kombinasi 1 dan 2 yaitu dengan cara penurunan kelebihan muatan dan tidak boleh melanjutkan perjalanan. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada jembatan timbang yang pertama kali dimasuki kendaraan yang kelebihan muatan.

d. Pengawasan pada awal pemberangkatan barang .Jembatan timbang ditempatkan pada lokasi potensial pembangkit lalu lintas angkutan barang (daerah produksi)

Kendala yang dihadapi adalah :memerlukan jembatan timbang dan personel yang relatif lebih banyak.biaya operasional menjadi lebih tinggi.

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-4

Page 5: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Pengawasan pada daerah produksi dapat dilakukan juga dengan alat penimbangan portable namun biaya yang dibutuhkan cukup tinggi.

e. Melanjutkan perjalanan setelah dikenakan denda (sesuai dengan Perda Propinsi Jawa Barat No. 21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Perhubungan pasal 32 ayat 1).

Kendala yang dihadapi adalah :Dikhawatirkan terjadi unjuk rasa karena pengambilan denda dilakukan langsung di jembatan timbang bukan di pengadilan.Image masyarakat bahwa di jembatan timbang terjadi pungutan liar. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan perawatan fasilitas umum seperti ikut sertanya memelihara fasilitas jalan, padahal biaya pembangunan dan pemeliharaan fasilitas jalan diambil dari pajak.

f. Dikenakan denda dan tidak boleh melanjutkan perjalanan atau boleh melanjutkan perjalanan setelah menurunkan kelebihan muatan. (sesuai dengan Perda Propinsi Jawa Barat No. 21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Perhubungan pasal 32 ayat 2).Kendala yang dihadapi alternatif ini sama dengan alternatif 5.

Dari 6 (enam) alternatif pemecahan masalah ini, alternatif 5 dan 6 adalah alternatif yang dapat dilaksanakan dalam jangka pendek. Namun demikian diperlukan koreksi eksternal dan internal untuk mengantisipasi dampak negatif dari pemberian sanksi di jembatan timbang ini. Koreksi internal dilakukan dengan cara pembinaan personel jembatan timbang, dan eksternal dengan cara sosialisasi jenis sanksi dan denda yang akan dikenakan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Sosialisasi hendaknya melibatkan semua unsur termasuk pengusaha, sopir, YLKI, LSM, mahasiswa, kreditur dan non-pengguna jasa.

2. Alternatif penanganan masalah makro.

Alternatif penangan masalah makro yang dapat dipilih adalah relokasi jembatan timbang, peningkatan daya dukung jalan dan pemisahan jaringan lintas angkutan barang dengan jaringan trayek angkutan penumpang sebagai berikut :

a. Relokasi jembatan timbang.

Relokasi jembatan timbang dengan lokasi sesuai dengan studi yang tengah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat, yang memerhatikan :

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-5

Page 6: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Rencana umum tata ruang ; Jaringan transportasi jalan ; Volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk angkutan barang ; Kelancaran arus lalu lintas ; Kelas jalan ; Kondisi topografi lokasi ; Tersedia lahan sekurang-kurangnya 4000 m2 ; Efektivitas pengawasan berat kendaraan beserta muatannya. b. Peningkatan daya dukung jalan.Peningkatan daya dukung jalan diprioritaskan pada : Jalan yang dilewati angkutan barang dengan volume harian tinggi; Jalan dengan kondisi dan geometrik tertentu.

c. Pemisahan Rute.Pemisahan rute angkutan membutuhkan jaringan jalan yang banyak dan membutuhkan lebih besar anggaran, karenanya alternatif ini dapat dipilih untuk pemecahan masalah jangka panjang.

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-6

Page 7: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

d. Perhitungan denda berdasarkan penghematan waktu barang ( inventory costs ) Barang yang diangkut oleh kendaraan barang mengandung biaya waktu selama dalam pengangkutan. Hal ini dipandang sebagai biaya

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-7

Page 8: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Harga barang/ton = Harga rata-rata barang/ton rata-rata muatan barang

persediaan yang dapat diukur dalam hubungan dengan bunga yang dibayar pada nilai barang yang diangkut selama perjalanan.Secara rata-rata, penghematan biaya inventory dapat dikatakan dicerminkan secara memadai oleh penghematan waktu perjalanan. Penghitungan inventory cost dirumuskan sebagai berikut :

Dimana harga barang/ton dihitung sebagai berikut:

C. KESIMPULAN DAN SARAN.

a. Penyebab terjadinya pelanggaran adalah motivasi finansial pengusaha angkutan barang dan kecilnya denda yang diberikan , dengan demikian walaupun setiap perjalanan dilakukan penilangan bagi para pengusaha saat ini tidak jadi masalah, karena masih dianggap untung.

b. Biaya yang dikeluarkan pengusaha sehubungan dengan muatan lebih memang tidak berarti, namun apabila dilihat dari dampak yang ditimbulkannya (biaya yang ditanggung masyarakat) maka biaya ini menjadi sangat besar.

c. Dengan demikian solusi penanganan masalah jangka pendek adalah pengkodisian dimana pengusaha / pengemudi merasa bahwa dengan membawa muatan sesuai JBI lebih menguntungkan caranya adalah meningkatkan besaran denda lebih besar dari keuntungan marginal yang diperoleh pengusaha apabila mengangkut muatan lebih.

d. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan selanjutnya menghilangkan pelanggaran kelebihan muatan di jembatan timbang adalah :1) Memperbaiki kondisi jembatan timbang (management) agar

sesuai dengan persyaratan teknis (rujukan KM 5 Tahun 1995) 2) Pendidikan (education) dengan cara melakukan pembinaan,

penyuluhan dan sosialisasi internal dan eksternal secara berkesinambungan .

3) Menanamkan kesadaran pengusaha bahwa banyak kerugian yang ditimbulkan karena muatan lebih antara lain :

Pelanggaran hukum / tidak disiplin / hukum kurang berfungsi;Prasarana jalan dan jembatan cepat rusak ;

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-8

Nilai Waktu Barang = harga Barang/ton x tingkat suku bunga 365 hari x 24 jam

Page 9: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Sarana / kendaraan cepat rusak ;Kecelakaan cenderung meningkat.

4) Penegakan hukum (law enforcement) yang konsisten dan konsekuen secara berkesinambungan dan tanpa pandang bulu sehingga pelanggar jera dan tidak lagi melakukan pelanggaran.

e. Apabila upaya yang dilakukan kurang efektif maka upaya selanjutnya adalah meningkatkan denda secara progresif mendekati nilai maksimum sebagaimana Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 (Rp. 3 juta) , melalui koordinasi denga yudikatif / hakim:

f. Oleh karena materi Perda No. 21 Tahun 2001 masih bersifat umum, maka upaya yang perlu dilaksanakan dalam jangka pendek adalah membuat produk hukum yang lebih rinci dalam bentuk Keputusan Gubernur – atau produk hukum lainnya yang dimungkinkan, sesuai ketentuan

g. Upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi jembatan timbang adalah :

Meningkatkan fungsi jembatan timbang sebagi sarana untuk melakukan pendataan khususnya terhadap arus lalu lintas barang dan umumnya dalam mendukung perencanaan dan pembangunan perekonomian baik Jawa Barat maupun Nasional.Memfungsikan jembatan timbang sebagai sarana untuk melatih disiplin dan tanggung jawab moral baik bagi para petugas maupun para pengusaha dan pengemudi, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang tidak ada lagi anggapan bahwa jembatan timbang adalah tempat terjadinya pelanggaran dua belah pihak.

FORMULIR QUESTIONER USAHA ANGKUTAN BARANG

I. Data Perusahaan Angkutan

1. Nama Perusahaan : 2. Nama Pemilik :3. Alamat Perusahaan :4. Jumlah armada dimiliki :

II. Data Kendaraan :1. Nomor Kendaraan :2. Jenis / merk / tipe :3. JBB :4. JBI :5. Daya angkut :

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-9

Page 10: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

6. Harga beli :

III. Data Operasional :1. Barang yang diangkut :2. Kelebihan muatan :3. Alasan*) :

(diisi alasan melakukan kelebihan muatan misalnya keinginan pengguna jasa, keinginan sopir atau keinginan pengusaha)

4. Asal – tujuan perjalanan :5. Jarak perjalanan :6. Rit / hari :7. Jarak operasi rata- rata/hari :8. Biaya operasional :9. Tarif muatan normal :10. Tarif tambahan karena kelebihan muatan :11. Jumlah setoran :12. Penghasilan pengemudi/ kenek :13. Keuntungan yang diperoleh perusahaan / hari / bulan / tahun :

14. Catatan :

Surveyor :Catatan surveyor :

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-10

Page 11: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Perhitungan Denda berdasarkan Kerugian atas Kerusakan Jalan

A. Kerusakan jalan diakibatkan oleh :1. Alam, asumsi :

tergenang air / longsor drainage = 40 % topografi

2. LHR > = 20 %3. Lain – lain / perencanaan = 10 %4. Kelebihan muatan = 30 %

B. Asumsi perbaikan jalan per tahun yang dilalui oleh kendaraan yang lebih muatan dari 7 UPPKB sebesar :

Rp. 18.000.000.000,00 x 0,3 = Rp 5.400.000.000,00

C. Perhitungan jumlah kendaraan yang melakukan pelanggaran kelebihan muatan berdasarkan data dari 7 UPPKB sebanyak : 90980 kend / tahun.

= Rp 5.400.000.000,00 / 90980 = Rp 59.353,70 / kendaraan.

D. Asumsi per kendaraan rata-rata dalam satu kali operasi per hari lewat 2 UPPKB, maka biaya konpensasi bisa ditekan menjadi :

Rp 59.353,70 / 2 = Rp 29.676,85 / kendaraan

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-11

Page 12: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Konsep

UPAYA PENINGKATAN FUNGSI PELAYANAN UNIT PELAKSANA PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR

DI JAWA BARAT

PEMERINTAH PROPINSI JAWA BARATDINAS PERHUBUNGAN

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-12

Page 13: Bab IV Penanganan Masalah Kelebihan Muatan Di Jt

Jalan Sukabumi No. 1 Telp. 7272258 – 720645 Fax.7202163 Bandung

Analisis Penanganan Masalah Kelebihan Muatan IV-13