BAB IV Partus Fisiologis-KARANGASEM
-
Upload
tary-brahmantra -
Category
Documents
-
view
13 -
download
1
description
Transcript of BAB IV Partus Fisiologis-KARANGASEM
BAB 4
PEMBAHASAN
Kasus yang dibahas dalam laporan kasus ini adalah persalinan normal. Definisi
partus normal adalah bila lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai
alat-alat atau penolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan
umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Diagnosis G1P0 A0 ditegakkan berdasarkan anamnesis, yang mana pasien
mengaku bahwa kehamilannya saat ini adalah kehamilan yang pertama. Dari
tanggal perkiraan persalinan yaitu 4 agustus 2013 didapatkan umur kehamilan saat
ini 40-41 minggu. Dari anamnesis gerakan janin dirasakan baik dan pemeriksaan
fisik didapatkan DJJ (+) 146 x/ menit. Dari hasil pemeriksaan Leopold dan
pemeriksaan denyut jantung janin menunjukkan janin tunggal dalam keadaan
hidup.
Pada kasus ini, penderita datang dengan keluhan sakit perut hilang timbul
dan keluar air sudah merupakan tanda-tanda inpartu. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa penderita tidak mempunyai resiko yang mengarahkan pada
kehamilan resiko tinggi dan dari anamnesis, kontrol ANC dikatakan rutin
dilakukan di bidan dan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Pada
pemeriksaan dalam, didapatkan adanya pembukaan serviks 4 cm. Pengelolaan
yang dilakukan dalam persalinan ini adalah melakukan observasi keluhan, vital
sign, adanya his, dan DJJ dengan pengisian partograf WHO.
Pada kala I, pasien diberitahu agar jangan mengedan dan sesering
mungkin kencing untuk mengosongkan kandung kencing dan mengosongkan
rektum. Posisi berbaring ke tempat punggung janin berada. Cara ini mencegah
tertekannya arteri aorta abdominalis dan vena cava inferior sehingga mencegah
hipoksia intrauterin dan edema tungkai bawah.
Pada pukul 11.40. penderita mengeluh ingin meneran seperti buang air
besar. Salah satu tanda masuknya persalinan kala II adalah keinginan ibu untuk
meneran. Dibuktikan dengan pemeriksaan dalam pembukaan serviks sudah
lengkap. Ini menunjukkan bahwa kala I telah berakhir dan partus memasuki kala
II.
32
Kemudian diambil sikap untuk memulai pimpin persalinan. Penderita
harus dipimpin meneran pada waktu ada his dengan diselingi bernapas. Posisi
penderita berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit
diangkat, sehingga dagunya mendekati dada dan ia dapat melihat perutnya.
Karena pada posisi ini sumbu panggul akan lebih horizontal dan memudahkan
penurunan kepala janin. Saat kepala janin telah sampai di dasar panggul, vulva
mulai membuka. Rambut kepala janin mulai tampak. Perineum dan anus tampak
mulai meregang. Perineum mulai lebih tinggi, sedangkan anus mulai membuka.
Tahan perineum dengan tangan kanan (dengan kain kasa steril) agar tidak robek
(perasat Ritgen). Setelah kepala lahir, bersihkan mulut dan hidung dengan kasa
steril dan hisap lendir di mulut-hidung bayi dengan penghisap lendir. Kemudian
sembari menunggu putaran paksi luar ke arah letak punggung janin, diselidiki
apakah ada belitan tali pusat pada leher. Dilanjutkan melahirkan kedua bahu janin,
badan, trokanter anterior, dan trokanter posterior. Bayi lahir segera menangis.
Jalan napas dibersihkan, tali pusat di klem lalu digunting dan bayi diserahkan ke
bagian perinatologi. Pasien disuntik oksitosin 10 IU im untuk mengurangkan
kontraksi ritmik uterus dalam mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan.
Kala III dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap.
Peregangan tali pusat terkendali dilakukan dengan perasat Kustner untuk
mengetahui lepasnya plasenta. Plasenta lahir diteliti apakah kotiledon-kotiledon
lengkap atau ada sebagian yang tertinggal dalam cavum uteri karena sisa plasenta
bisa menimbulkan perdarahan post partum. Masase ringan dilakukan untuk
memperbaiki kontraksi uterus. Pada penderita ini kontraksi uterus baik. Kemudian
perdarahan dievaluasi. ditemukan robekan pada dinding vagina.
Setelah melewati kala III, dilakukan penjahitan pada luka robekan.
Kemudian penderita di observasi selama 2 jam atau penderita memasuki kala IV.
Diperhatikan apakah kontraksi uterus sudah baik, tidak ada perdarahan aktif dari
vagina atau perdarahan-perdarahan laserasi alat genitalia lainnya; kandung
kencing kosong; bayi dalam keadaan baik; ibu dalam keadaan baik. Nadi dan
tekanan darah normal, tidak ada pengaduan sakit kepala atau mual. Ini sesuai
dengan observasi pada kala IV partus normal. Penderita kemudian dipindahkan ke
ruangan. Penderita di follow up keluhan, vital sign, status obstetri, dan diberi KIE
33
untuk mobilisasi dini, pemberian ASI eksklusif kepada bayinya, cara menjaga
kebersihan diri dan pemakaian KB post partum. Kemudian 1 hari kemudian
pasien diijinkan pulang.
34
BAB 5
RINGKASAN
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus biasa atau partus normal atau
partus spontan adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat-alat atau alat bantu serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Selama persalinan ada tiga faktor penting yang berperan, yaitu kekuatan
kontraksi ibu (his) dan kekuatan mengedan, kondisi jalan lahir, dan janin itu
sendiri. Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi
pembukaan 10 cm, kala ini dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula
kala pengeluaran oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin
didorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari
dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan lamanya
1 jam, dalam kala ini diamati apakah terjadi perdarahan postpartum pada ibu atau
tidak.
Pada laporan ini, pasien mengalami persalinan normal sesuai definisi dari
partus normal. Dibahas kasus seorang wanita 24 tahun, Hindu, Bali, IRT, asal
Kaliakah dengan diagnosis G1P0 A0 aterm tunggal hidup PK I, taksiran berat 2945
gram. Pemimpin persalinan melakukan tindakan dan penanganan sesuai dengan
standar WHO. Ibu dan anak dalam keadaan baik dan dipulangkan 1 hari kemudian
dengan KIE ASI eksklusif, mobilisasi, menjaga higienitas personal, serta diminta
untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian setelah pulang.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, G.H., saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. (2005), Ilmu
Kebidanan, ed. 7, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
2. Gabbe, S.G. et al. (2002), Obsetrics Normal dan Problem Pregnancies, ed
4, Churcill livingstone, New York.
3. Cunningham G.E., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C,
(2001), Williams Obstetrics, ed.21, Mc Graw Hill, New York.
4. Adenia,L, Piliang,S., Roeshadi, R.H., (1999), Kehamilan dan Persalinan
Normal, Bagian Obsetri dan Ginekologi FK USU, Medan.
5. Madjid,O.A., Soekir,S., Wiknjosastro, G.H., dkk. (2007), Asuhan
Persalinan Normal, ed.3, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik, Jakarta.
6. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
(2002). Jakarta
7. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
36