BAB IV n V

13
BAB IV PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini, dibahas mengenai system neurologi dengan kasus Low Back Pain (LBP). LBP nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbo sakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. Terjadinya LBP antara lain ditandai dengan kelainan tulang punggung, adanya trauma, perubahan jaringan, serta akibat perubahan gaya gerak. LBP diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Pada stadium lanjut, skoliosis merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan pada penderita nyeri punggung bawah karena Spondilosis. Hal ini terjadi karena pasien selalu memposisikan tubuhnya kearah yang lebih nyaman tanpa mempedulikan sikap tubuh normal. Hal ini didukung oleh ketegangan otot pada sisi vertebra yang sakit. Pada kasus Ny.N, LBP sudah menjalar ke ekstremitas bawah. Selain hal tersebut, 98

Transcript of BAB IV n V

Page 1: BAB IV n V

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, dibahas mengenai system neurologi dengan kasus

Low Back Pain (LBP). LBP nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta

(tulang rusuk) sampai lumbo sakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar

ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha. Terjadinya LBP

antara lain ditandai dengan kelainan tulang punggung, adanya trauma, perubahan

jaringan, serta akibat perubahan gaya gerak. LBP diklasifikasikan menjadi dua

jenis, yaitu akut dan kronis. Pada stadium lanjut, skoliosis merupakan komplikasi

yang paling sering ditemukan pada penderita nyeri punggung bawah karena

Spondilosis. Hal ini terjadi karena pasien selalu memposisikan tubuhnya kearah

yang lebih nyaman tanpa mempedulikan sikap tubuh normal. Hal ini didukung

oleh ketegangan otot pada sisi vertebra yang sakit. Pada kasus Ny.N, LBP sudah

menjalar ke ekstremitas bawah. Selain hal tersebut, dalam kasus ini ada beberapa

yang perlu dibahas, antara lain:

1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk

diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal

penyakit LBP. Nyeri punggung bagian bawah dengan skala >7 yang dialami

sejak 4 minggu yang lalu akibat aktivitas berlebihan, tidak dapat berjalan,

disertai kelemahan tungkai, serta tanda Lasegue positif, Braqurd positif, Patric

positif merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor yang perlu

98

Page 2: BAB IV n V

diperhatikan pada pasien LBP adalah faktorusia, jenis kelamin, status

antropometri, pekerjaan, aktivitas/olahraga, kebiasaan merokok dan

abnormalitas struktur.

Beberapa keluhan dan gejala klinis yang didapatkan dalam anamnesis,

sesuai dengan teoridi atas yaitu nyeri punggung bagian bawah dengan skala >7

yang dialami sejak lama akibat aktivitas berlebihan disertai kelemahan tungkai,

serta tanda Lasegue positif. Berdasarkan riwayat pengakajian, alasan Ny.N

masuk rumah sakit yaitu nyeri punggung bawah dan tidak dapat berjalan

kurang lebih sejak 4 minggu yang lalu.

Faktor-faktor yang meyebabkan Ny.N mengalami LBP yaitu akibat

pekerjaan dan aktivitas menjahit yang membuatnya duduk lama yang dimulai

pasien sejak pasien berumur 22 tahun dengan rutinitas yang dilakukan setiap

hari dengan aktivitas yang sama kurang lebih 33 tahun.

Pemeriksaan fisik juga sangat penting dalam mendiagnosis suatu penyakit.

Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, ditemukan kelainan-kelainan berupa

tidak dapat bergerak, kelemahan tungkai, dan tanda Lasegue positif, Braqurd

positif, Patric positif. Semua abnormalitas yang ditemukan pada pasien yang

mengalami nyeri punggung bawah dengan skala nyeri >7, dan adanya riwayat

aktivitas duduk dalam waktu lama (menjahit), sehingga pasein dicurigai LBP

dan hal ini kemudian diperkuat oleh hasil pemeriksaan tes tanda Lasegue,

Braqurd, Patric yang positif.

Terdapat beberapa teori tentang timbulnya nyeri pada punggung bawah,

yakni masalah kesehatan atau keluhan pada punggung yang sering dijumpai

99

Page 3: BAB IV n V

pada setiap orang. LBP merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan

gejala utama nyeri atau perasaan tidak enak pada punggung bawah yang

berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut

dan sekitarnya.

2. Pemeriksaan Laboratorium.

a. Pemeriksaan neurology pada tungkai

1) Sensibilitas (dermatome), motorik (kekuatan), tonus otot, reflek,

tropik.

2) Test provokasi (sensorik)

a) Laseque

b) Bragard

c) Patrick

3. Diagnosa keperawatan

Dalam konsep teori, diagnose keperawatan yang lazim ditemukan pada

pasien dengan LBP yaitu nyeri, gangguan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas,

gangguan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, kerusakan integritas kulit,

hipertermi, gangguan pola tidur, defisit perawatan diri, kurang pengetahuan

dan ansietas.

Sedangkan, dalam kasus Ny.N berdasarkan data-data yang ditemukan

dalam pengkajian dan analisa data dirumuskan diagnose keperawatan yaitu

nyeri berhubungan dengan masalah musculoskeletal, hipertermi berhubungan

dengan proses penyakit, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

spasme otot dan berkurangnya kelenturan, kerusakan integritas kulit

100

Page 4: BAB IV n V

berhubungan dengan mobilitas fisik, gangguan pola tidur berhubungan dengan

nyeri, tidak nyaman. Masalah keperawatan tersebut, sesuai dengan teori

diagnose keperawatan LBP.

Ada beberapa diagnose keperawatan yang tidak didapatkan seperti

intoleransi aktivitas, gangguan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, defisit

perawatan diri, kurang pengetahuan, dan ansietas.

Intoleransi aktifitas: diagnose ini tidak diangkat karena pada masalah

gangguan mobilitas fisik sudah mencakup masalah.

Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh: pada saat dilakukan

pengkajian, TB : 155 cm. BB : 53 kg. IMT: 22,06 (normal).

Defisit perawatan diri tidak diangkat karena perawatan diri masih

terpenuhi dengan dibantu oleh keluarga.

Kurang pengetahuan dan ansietas tidak diangkat karena tidak ada tanda-

tanda klien mengalami ketakutan dan masalah kurang pengetahuan, klien sudah

mengetahui pengobatan dan masalah yang dialami melalui penjelas atau

edukasi dari petugas kesehatan baik dari dokter ataupun perawat.

4. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan untuk mengatasi diagnose keperawatan pada

kasusNy. N disusun berdasarkan intervensi yang didelegasikan dalam konsep

standar asuhan keperawatan Nanda NIC NOC. Beberapa rencana keperawatan

yang ditetapkan dilakukan modifikasi sesuai dengan kondisi dan ketersediaan

instrumen di ruangan perawatan.

101

Page 5: BAB IV n V

5. Evaluasi keperawatan

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny.N

dengan LBP yang dilaksanakan selama tiga hari, dari lima masalah

keperawatan yang ditemukan menunjukkan :

1. Masalah nyeri tidak teratasi, dibuktikan dengan pasien masih mengeluh

nyeri, dan wajah pasien nampak meringis.

2. Masalah hipertermi teratasi dibuktikan oleh suhu klien 37ºc.

3. Masalah gangguan mobilitas fisik tidak teratasi dibuktikan oleh, pasien

masih tampak berbaring lemah di tempat tidur dan masih mengeluh nyeri,

serta susah bergerak.

4. Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi dibuktikan dengan

adanya kemerahan pada bokong pasien.

102

Page 6: BAB IV n V

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan keperawatan yang dilakukan dengan memperhatikan ilmu dan

skill yang dimilki dapat membantu perawat dalam meningkatkan

profesionalisme.

2. Seluruh pasien yang masuk rumah sakit dengan Low Back Pain (LBP)

harus mendapat perhatian yang serius dan komprehensif dari medis

maupun para medis yang bertugas.

3. Setiap intervensi keperawatan bila dilakukan secara terpadu dan

berkesinambungan dapat mengatasi masalah yang dihadapi oleh pasien.

4. Kasus Ny.N dengan LBP, ditegakkan lima diagnosa yaitu nyeri

berhubungan dengan masalah musculoskeletal, hipertermi berhubungan

dengan proses penyakit, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan

nyeri spasme otot dan berkurangnya kelenturan, kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan mobilitas fisik, gangguan pola tidur berhubungan

dengan nyeri, tidak nyaman.

B. Saran

1. Pemerintah terkait kesehatan dapat lebih meningkatkan fungsi promotif

untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

penyakit–penyakit yang sering terjadi dimasyarakat.

103

Page 7: BAB IV n V

2. Untuk pemberi pelayanan kesehatan agar lebih memperhatikan kondisi-

kondisi pasien yang baru masuk dengan kondisi sakit parah atau dalam

kondisi baik, sehingga penanganan akan lebih terarah

3. Perlu adanya pemberian/pelayanan dukungan moril (support system/ terapi

modalitas) di rumah sakit, terutama untuk pasien-pasien dengan

keganasan.

104

Page 8: BAB IV n V

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2008.Cancer Facts & Figures. Atlanta : American Cancer Society.

Amin, Z. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jakarta :Pusat Penerbitan IPD FK UI.

Ancuceanu, R. V., and Victoria, I, 2004, Pharmacologically Active Natural Compounds for Lung Cancer, Altern. Med. Rev

Carpenito, L.J. 2000. Buku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC

Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV Darus Sunnah.

Doengoes, Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC

Elizabeth, J. Corwin.2008. Buku Saku Patofisiologis. Jakarta: ECG

Halim, Hadi. 2007. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sudoyo AW, et al. Edisi 4, Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI.

Jabbar, Abdul. 2008. Nge-Rokok Bikin Kamu “Kaya”. Solo: Samudera.

Melindawati Br.G., 2009. Karakteristik Penderita penyakit LBP Rawat Inap di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008. Skripsi Mahasiswa FKM USU.

Muzasti, Riri Andri. 2011. Prosedur Diagnostik Dan Staging Kanker Paru. Departemen Ilmu Penyakit Dalam: USU

Nashr, Abdul Karim Muhammad. 2008. Rokok Haram. Bandung: Citra Risalah.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Low back pain; Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesis. PDPI: Indonesia

Robbins, S.L &Kumar, V., Cotran, R.S.,2007.Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC.

Stoppler, M.C.2010.Lung Cancer. Available from : http://www.emedicinehealth/ [Accesed on 20 April 2010]

105

Page 9: BAB IV n V

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2006. Buku Ajar Medikal-Bedah. Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC.

Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuhan Gangguan Sistem neurologi. Yogyakarta: B First

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.

Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik.  Edisi 2. EGC:Jakarta.

Wilkinson, Judith M dan ahern, Nancy R. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed. 9. Jakarta: EGC

Wilson, Lorraine Mand Price,  Sylvia A. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.

106