BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianrepository.poltekkes-denpasar.ac.id/1075/12/BAB...
Transcript of BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitianrepository.poltekkes-denpasar.ac.id/1075/12/BAB...
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross
sectional. Variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus (gangguan fungsi
seksual) yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan secara
simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu (dalam waktu yang
bersamaan) dan tidak ada follow up. Jenis penelitian yang digunakan adalah
observasional analitik yaitu peneliti mencari hubungan antar variabel. Penelitian ini
menganalisis hubungan antara variabel yaitu variabel bebas yaitu karakteristik ibu
mencakup umur dan lama pernikahan serta lama pemakaian kontrasepsi DMPA
dengan variabel terikat yaitu gangguan fungsi seksual.
B. Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari studi pendahuluan untuk mengetahui
populasi wanita usia subur akseptor KB DMPA yang ada di Puskesmas II Denpasar
Barat. Setelah mengetahui populasi dilanjutkan menentukan besar sampel yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik sampling
non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Sampel yang
digunakan disesuaikan dengan kriteria inklusi penelitian. Proposal yang dibuat
selanjutnya dipresentasikan melalui seminar proposal. Setelah proposal diajukan
dan disetujui kemudian dilakukan pengurusan izin dan ethical clearance. Izin yang
telah diperoleh dilanjutkan dengan pengumpulan data. Data yang sudah
dikumpulkan kemudian diolah lalu hasilnya diinterpretasikan.
Gambar 3. Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Populasi Wanita usia subur akseptor KB suntik DMPA yang berada dalam wilayah kerja
di Puskesmas II Denpasar Barat
Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi
Sampling
Teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling
Seminar Proposal
Pengurusan Izin Penelitian, Ethical Clearance
Informed consent dan Pengumpulan Data
Melakukan informed consent kepada sampel yang menjadi subjek
penelitian menggunakan kuesioner dengan pertanyaan yang telah disusun
Pengolahan Data
Sampel
Total sampling yang memenuhi kriteria inklusi penelitian
Intepretasi Hasil Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Barat yang beralamat di Jalan Gunung Soputan Gang Puskesmas 3, Pemecutan
Klod, Denpasar Barat. Pertimbangan tempat penelitian yaitu cakupan wilayah kerja
Puskesmas di Kota Denpasar dengan jumlah peserta KB suntik terbanyak kedua di
tahun 2017 dan jumlah kunjungan untuk metode suntik DMPA pada bulan Januari-
Maret 2018 lebih banyak dibandingkan ketiga Puskesmas dengan jumlah akseptor
KB suntik terbanyak Kota Denpasar. Waktu penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2018. Jadwal penelitian yang telah
dilaksanakan terlampir (Lampiran 1).
D. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah wanita usia subur yang merupakan
akseptor KB suntik DMPA di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah wanita usia subur akseptor KB suntik
DMPA sesuai kriteria inklusi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat. Besar
sampel yang dihitung menggunakan rumus untuk jenis penelitian analitik korelatif
(Anggraeni dan Saryono, 2013) hasilnya diperoleh 53 orang responden.
Perhitungan besar sampel yaitu sebagai berikut:
n = (𝑍𝛼+𝑍𝛽
0,5 𝑙𝑛 (1+𝑟
1−𝑟))
2
+ 3
n = (1,96+1,64
0,5 𝑙𝑛 (1+0,47
1−0,47))
2
+ 3
n = (3,6
0,5 𝑙𝑛 2,77)
2+ 3
n = (3,6
0,51)
2+ 3
n = (7,06)2 + 3
n = 52, 84 (dibulatkan menjadi 53)
Keterangan :
n : besar sampel
α dan β : 5% (0,05)
r : koefisien korelasi (0, 47 dalam Ott et al, 2011)
Zα : tingkat kemaknaan (1,96)
Zβ : power (1,64)
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability
sampling dengan metode purposive sampling. Wanita usia subur yang
menggunakan kontrasepsi metode suntik DMPA dan memiliki catatan kartu peserta
KB akan dijadikan sampel pada penelitian. Sampel yang diambil adalah wanita usia
subur akseptor suntik DMPA yang berada di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Barat. Pengambilan sampel di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat
dilakukan melalui pelayanan di dalam gedung dan di luar gedung. Pelayanan di
dalam gedung yaitu akseptor yang datang ke Puskesmas, sedangkan kegiatan luar
gedung yaitu kegiatan Posyandu dan kunjungan ke rumah (door to door).
Responden sebelumnya telah diberikan penjelasan mengenai penelitian yang
dilakukan dan diberikan Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) apabila wanita usia
subur akseptor KB DMPA bersedia menjadi responden. Kriteria sampel dibagi
menjadi 2 yaitu:
a. Kriteria inklusi
Kriterian inklusi pada penelitian ini adalah wanita usia subur akseptor suntik
DMPA:
1) Bersedia menjadi responden
2) Tidak memiliki penyakit komplikasi yaitu hipertensi dan diabetes mellitus.
3) Mampu membaca dan menulis.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah wanita usia subur akseptor suntik
DMPA:
1) Baru pertama kali suntik DMPA.
2) Memiliki riwayat pernah berobat ke psikiater.
3) Tidak melanjutkan mengisi kuesioner karena merasa tidak nyaman dengan
pertanyaan yang tersedia.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan
1. Jenis data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang diperoleh secara langsung oleh peneliti terhadap responden penelitian dengan
menggunakan pedoman kuesioner pengumpulan data. Secara umum pedoman
kuesioner berisi tentang kode responden, umur, lama pernikahan dan lama
pemakaian KB suntik DMPA serta pertanyaan tentang gangguan yang dialami
selama aktivitas seksual yang terdiri dari 10 pertanyaan.
2. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kuesioner yang sudah
disebarkan, diinformasikan tujuan penelitian dan manfaat dari dilakukannya
penelitian terkait dengan pelayanan yang berhak diperoleh untuk fungsi reproduksi
dan seksual wanita yang sehat. Setelah itu meminta persetujuan kepada responden
untuk dijadikan subjek penelitian secara sukarela. Responden yang bersedia
menjadi subjek penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden. Responden diberi penjelasan mengenai cara menjawab kuesioner serta
diminta untuk mengkoreksi kembali kebenaran dan kelengkapan jawaban setiap
butir pertanyaan yang telah diisi.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang disusun memuat tentang kode responden, umur lama pemakaian KB, lama
pernikahan serta 10 pertanyaan tentang perubahan fungsi seksual wanita terhadap
aktivitas seksual berdasarkan acuan dari kuesioner Female Sexual Fuction Index
(FSFI) oleh Rosen et al (2000). Pengelompokkan kategori gangguan fungsi seksual
dilakukan berdasarkan perhitungan jawaban responden. Setiap jawaban dari masing
– masing pertanyaan dikalikan sesuai domain lalu dijumlahkan pada tiap domain,
setelah itu dihitung secara keseluruhan. Skor untuk cut off point kategori gangguan
fungsi seksual yaitu 26,55 dengan 19 pertanyaan FSFI (Rosen et al, 2000). Oleh
karena kuesioner yang digunakan pada penelitian ini telah dimodifikasi dengan 10
pertanyaan sesuai pedoman FSFI maka gangguan fungsi seksual dikelompokkan
berdasarkan cut off point median yaitu 12,10 karena menggunakan uji statistik non
parametrik yaitu uji chi square dengan skala nominal.
Instrumen ini telah di uji validitas oleh pakar yaitu dosen yang ahli di bidang
KB/Kespro, kemudian di uji reliabelitas menggunakan aplikasi SPSS. Hasilnya
kuesioner telah disusun dan dimodifikasi sesuai situasi dan kondisi setempat.
Proses uji reliabilitas kuesioner penelitian, peneliti menggunakan subyek
diluar penelitian yang memiliki karakteristik hampir sama dengan subyek penelitian
yaitu wanita usia subur akseptor KB suntik DMPA di Puskesmas Pembantu Dauh
Puri. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan pada bulan Mei 2018.
a. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji kuesioner dalam penelitian yaitu
untuk menguji apakah pertanyaan – pertanyaan pada kuesioner sudah sesuai atau
tidak. Jika sesuai bisa dipakai jika tidak harus dibuang/diganti karena dianggap
tidak relevan.
Hasil uji validitas kuesioner berdasarkan pengujian validitas konten/isi
kuesioner telah selesai dan disetujui oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Kesehatan
Reproduksi dan Dosen Pengampu Mata Kuliah Pelayanan Keluarga Berencana,
kemudian dilanjutkan dengan uji menggunakan rumus teknik korelasi product
moment yang dibantu dengan program SPSS. Hasil uji validitas dengan
menggunakan rumus teknik korelasi product moment didapatkan hasil dari 10 soal
kuesioner r hitung > r table 0,4973. Simpulan hasil yang didapatkan semua soal dari
kuesioner telah valid karena r hitung > r table.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas menggunakan uji Cronbach’s Alpha. Butir pertanyaan
dikatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha ≥ 0,6 (Sugiyono, 2016). Uji
reliabilitas dengan 16 responden diperoleh nilai Cronbach’s Alpha pada 10 item
pertanyaan kuesioner sebesar 0,832. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 sehingga 10
item pertanyaan kuesioner dianggap reliabel.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
a. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ulang data mengenai kelengkaan
kuesioner yang telah terisi. Proses editing meliputi kelengkapan data dan
kesesuaian data yang diisi responden.
b. Coding
Coding dilakukan untuk memberikan kode dalam mengolah data pada setiap
poin di dalam kuesioner. Coding berfungsi untuk mempermudah pada saat proses
analisis data serta mempercepat memasukan data.
Coding data dilakukan dengan cara memberikan kode terhadap setiap
jawaban yang diberikan dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses entry data.
Coding yang digunakan dalam penelitian ini yaitu responden dengan kode R1, R2
dan seterusnya. Karakterisitik responden dibuat kategori yaitu umur, lama
pernikahan, lama pemakaian kontrasepsi suntik DMPA dan gangguan fungsi
seksua.
Kategori untuk umur yaitu kode 1 untuk <20 tahun, kode 2 untuk 20-35
tahun dan kode 3 untuk > 3 tahun. Kategori untuk lama pernikahan yaitu kode 1
untuk < 8 tahun, kode 2 untuk ≥ 8 tahun. Kategori untuk lama pemakaian suntik
DMPA yaitu kode 1 untuk < 3 tahun, kode 2 untuk ≥ 3 tahun. Kategori gangguan
fungsi seksual dengan kode 1 untuk gangguan fungsi seksual dan 2 untuk tidak
gangguan fungsi seksual.
Coding untuk setiap butir pertanyaan pada kuesioner FSFI yang terdiri dari
10 pertanyaan yang telah dimodifikasi dari kuesioner aslinya agar sesuai dengan
kondisi dan situasi dimana penelitian dilakukan, yaitu:
Tabel 2
Coding Kuesioner FSFI
No pertanyaan Kode
1,2,3 0 = tidak ada hubungan suami istri
1 = tidak pernah/tidak menginginkan
2 = sesekali/sedikit menginginkan
3 = kadang-kadang/biasa saja
4 = seringkali/menginginkan
5 = selalu/sangat menginginkan
4,5,6 0 = tidak ada hubungan suami istri
1 = tidak pernah/sangat tidak puas
2 = sesekali/cukup tidak puas
3 = kadang-kadang
4 = seringkali/cukup
5 = selalu/sangat puas
7,8,9,10 1 = tidak pernah/sangat nyeri
2 = sesekali/nyeri
3 = kadang-kadang/sedang
4 = seringkali/sedikit nyeri
5 = selalu/sangat rendah
c. Entry
Entry data adalah memasukan data yang telah diberi kode untuk dilakukan
analisis data dengan menggunakan bantauan program pengolah data di komputer.
d. Tabulating
Tabulating adalah langkah memasukan data dari hasil penelitian ke dalam
tabel sesuai dengan kriteria untuk disajikan dan dianalisis.
e. Cleaning
Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dimasukan ke dalam
program pengolah data di komputer, kemudian membandingkan standar penelitian
yang sudah ditetapkan. Peneliti memeriksa kembali apakah terjadi kesalahan atau
tidak ketika memasukkan data ke dalam komputer.
2. Analisis data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis yang merupakan langkah
terakhir dalam penelitian ini. Data dimasukkan ke dalam komputer dan diuji secara
statistik. Langkah ini terdiri dari:
a. Analisis univariat
Analisis univariat adalah teknik analisis data terhadap satu variabel secara
mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya. Analisis
ini bertujuan mendeskripsikan masing – masing variabel yang diteliti sesuai dengan
data yang didapat. Data dianalisa menggunakan statistik deskriptif yang digunakan
untuk melaporkan hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase (%) dari
masing – masing item. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada umur,
lama pernikahan, lama pemakaian suntik DMPA dan gangguan fungsi seksual.
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat berguna untuk menganalisis hubungan antara dua variabel
Analisis ini digunakan untuk menganalisis hubungan antara lama pemakaian suntik
DMPA dengan gangguan fungsi seksual di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Barat. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah uji nonparametrik
karena skala yang digunakan adalah kategorik. Uji yang digunakan adalah Chi-
Square, karena dapat digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua
variabel nominal. Untuk mengetahui hubungan antara lama pemakaian suntik
DMPA dengan gangguan fungsi seksual pada wanita usia subur digunakan taraf
signifikan yaitu α (0,05).
Karakteristik umur dan lama pernikahan responden juga dilakukan analisis
bivariat untuk mengetahui hubungannya dengan gangguan fungsi seksual.
Hubungan lama pernikahan dengan gangguan fungsi seksual diuji menggunakan uji
Chi-Square. Uji analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara umur
dengan gangguan fungsi seksual menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji ini
digunakan karena kategori umur menggunakan tabel 2 x k dan syarat untuk
menggunakan uji Chi-Square tidak terpenuhi. Syarat uji Chi-Square adalah sel yang
mempenyaui nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Alternatif
uji Chi-Square untuk tabel 2 x k adalah uji Kolmogorov-Smirnov (Dahlan, 2014).
Taraf siginifikan untuk variabel umur dan lama pernikahan dengan gangguan fungsi
seksual adalah α (0,05).
1. Apabila p<0,05 = Ho ditolak berarti ada hubungan antara lama pemakaian
suntik DMPA dengan kejadian gangguan fungsi seksual pada wanita usia subur.
2. Apabila p ≥ 0,05 = Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara lama
pemakaian suntik DMPA dengan gangguan fungsi seksual pada wanita usia subur.
G. Etika Penelitian
1. Ethical Clearance (kelayakan etik)
Penelitian dilakukan dengan melibatkan responden manusia serta
khususnya terkait dengan fungsi seksual wanita. Penelitian ini telah diuji
kelayakannya oleh Komisi Etik Penelitian dengan hasil layak. Hasil dari uji
kelayakan ini dipergunakan sebagai mestinya selama penelitian.
2. Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent dilakukan sebelum pengumpulan data dilakukan. Masalah
kesehatan seksual merupakan masalah yang sensitif dan beberapa orang juga masih
enggan untuk mengungkapkan masalah kesehatan seksual yang dialaminya.
Penjelasan yang diberikan kepada responden terdiri dari tujuan dan manfaat
penelitian, serta pentingnya masalah terkait gangguan fungsi seksual wanita yang
juga diatur dalam peraturan menteri kesehatan. Berdasarkan hal tersebut informed
consent sebelum responden diminta berpartisipasi dalam penelitian sangat penting
dilakukan.
Penelitian yang telah dilakukan dimulai dengan memberikan penjelasan
sebelum persetujuan penelitian. Penjelasan yang diberikan mengenai efek samping
yang bisa terjadi pada akseptor suntik DMPA yaitu penurunan libido/mood, vagina
kering, dan nyeri saat berhubungan. Keluhan – keluhan yang dirasakan tersebut
dijelaskan kaitannya dengan gangguan fungsi seksual wanita. Peraturan menteri
kesehatan, hak-hak reproduksi serta tujuan dari SDGs mengenai pelayanan
kesehatan reproduksi dan seksual yang sehat berhak diperoleh bagi wanita yang
termasuk di dalamnya berkaitan dengan gangguan fungsi seksual. Petugas
kesehatan juga memiliki peran untuk mengatasi masalah yang dialami wanita
terkait fungsi seksualnya. Semua penjelasan dapat diterima oleh responden dan
dilanjutkan dengan persetujuan menjadi responden dengan menandatangani lembar
persetujuan.
Lembar persetujuan diberikan kepada calon responden setelah mendapatkan
penjelasan sebelum persetujuan yang memenuhi kriteria sebagai bukti
kesediaannya menjadi responden penelitian. Penjelasan yang diberikan sebelum
persetujuan pada penelitian ini adalah tujuan dan manfaat penelitian, serta isi dari
pertanyaan yang akan diajukan, sehingga responden yakin untuk berpartisipasi
dalam penelitian secara sukarela.
3. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang sensitif dalam setiap penelitian,
salah satunya adalah berhubungan dengan identitas. Penelitian ini yang memiliki
informasi – informasi yang bersifat pribadi dan rahasia akan dilakukan sesuai
dengan persetujuan responden terutama berhubungan dengan hal pribadi yaitu
fungsi seksual wannita. Pengumpulan data yang dilakukan telah sesuai dengan etika
penelitian yaitu peneliti tidak akan mencantumkan identitas berupa nama terang
dari responden, melainkan setiap responden telah diberi kode-kode misalnya kode
R untuk responden yaitu R1, R2, R3 dan seterusnya pada lembar kuesioner dan
hanya diketahui peneliti saja juga atas persetujuan responden.
4. Confidentiality (kerahasiaan)
Penelitian dilakukan dengan menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian
baik informasi maupun masalah – masalah lainnya yang diperoleh dari responden.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian. Masalah pada
fungsi seksual wanita termasuk masalah yang pribadi dan beberapa wanita masih
enggan memberikan informasi terhadap masalah yang dialami. Peneliti telah
memberi penjelasan kepada responden bahwa data yang diperoleh akan digunakan
sesuai aturan untuk kemudian diolah tanpa merugikan ataupun menyebarluaskan
informasi yang sudah disepakati bersifat rahasia.
5. Justice (Keadilan)
Penelitian ini dilakukan dengan berlaku adil pada semua responden tanpa
memandang suku, ras, agama, dan status sosial. Seluruh responden mendapatkan
perlakuan yang sama selama pengambilan data. Peneliti tidak akan mengambil
sampel sesuai suku, agama, ras ataupun adat yang dianut oleh responden. Setiap
wanita usia subur akseptor suntik DMPA sesuai dengan kriteria inklusi akan
dijadikan responden tanpa membeda-bedakan perlakuan yang diberikan.