BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianrepository.poltekkes-denpasar.ac.id/1356/5/BAB...
Transcript of BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitianrepository.poltekkes-denpasar.ac.id/1356/5/BAB...
31
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-
eksperimental designs karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen dan tidak adanya variabel control serta
sampel tidak dipilih secara random dengan rancangan yang digunakan yaitu One-
group pretest-posttest(Sugiyono, 2016).
Keterangan :
O1 : Pengukuran kesiapsiagaan sebelum diterapkan metode School Watching
X : Intervensi penerapan metodeSchool Watching
O2 : Pengukuran kesiapsiagaan setelah diterapkan metode School Watching.
Gambar 2Desain Penelitian Pengaruh Pemberian Edukasi dengan Metode School
Watching terhadap Kesiapsiagaan Siswa dalam Menghadapi Bencana di
SDN 16 Kesiman Denpasar Tahun 2018
Pre test Perlakuan Post test
O1 X O2
32
B. Alur Penelitian
Alur penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3. Alur Penelitian Pengaruh Pemberian Edukasi Dengan Metode School
Watching Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi
Bencanadi SDN 16 Kesiman Denpasar Tahun 2018
Populasi
Siswa sekolah dasar yang duduk dibangku kelas IV dan V SDN 16 Kesiman
Sampling
Probability sampling dengan teknikproportionatestratified random
sampling
Sampel
70 siswasekolah dasar yang duduk dibangku kelas IV
dan V SDN 16 Kesiman
Pre test pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
Pemberian edukasi tentang kesiapsiagaan bencana
dengan metode school watching
Post test pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana
Analisa data kesiapsiagaan bencana dengan uji Wilcoxon(α=0,05)
Uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov( n >50) ( <alpha (0,05))
data berdistribusi tidak normal
33
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 16 Kesiman Denpasar dengan
pertimbangan bahwa tempat penelitian belum pernah dilakukan sosialisasi terkait
kesiapsiagaan bencana kepada siswa dari instansi-instansi terkait maupun guru
melalui pembelajaran. Selain itu SDN 16 Kesiman Denpasar merupakan sekolah
yang berada di daerah perkotaan yang dikelilingi oleh bangunan dan gedung
sekolah yang bertingkat. Penelitian ini telah dilaksanakan selama satu bulan pada
tanggal 8April sampai 11 Mei 2018.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti (Nursalam, 2017).). Populasi dari penelitian ini adalah siswa sekolah
dasar yang duduk dibangku kelas IV dan kelas V SDN 16Kesiman Denpasar
berjumlah 85 siswa. Kriteria sampel dari penelitian ini adalah :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dalam suatu
populasi yang akan diteliti (Nursalam, 2017). Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
1) Siswa sekolah dasar yang duduk dibangku kelas IV dan kelas V SDN 16
Kesiman Denpasar pada tahun ajaran 2017/2018
2) Siswa yang bersedia menjadi responden dengan menandatangani inform
consent saat pengambilan data.
34
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari penelitian
karena dapat mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil (Nursalam,
2017). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengundurkan diri
saat proses pengumpulan data berlangsung
2. Unit analisis dan responden
Unit analisis dalam penelitian ini adalah subyek penelitian yaitu siswa
sekolah dasar yang duduk dibangku kelas IV dan kelas V SDN 16Kesiman
Denpasar, dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Responden dalam
penelitian ini adalah seseorang yang menjadi sumber data penelitian yaitu siswa.
Pemilihan responden tersebut didasarkan pada aspek kemampuan komunikasi dan
pemahaman siswa terhadap suatu fenomena. Siswa kelas IV hingga kelas V
dengan rentang umur 9 sampai 12 tahun sudah mampu berpikir kritis dan abstrak
(Ahmadi dan Sholeh, 2005).
3. Teknik sampling
Sampel penelitian adalah bagian populasi yang dipergunakan dalam
penelitian dengan melakukan seleksi porsi dari populasi sehingga dapat mewakili
populasi yang diteliti (Nursalam, 2017).
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili
populasi yang ada (Nursalam, 2017). Teknik sampling merupakan cara-cara yang
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar
sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2017).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian iniadalah
dengan probability sampling yaitu proportionate stratified random
35
sampling.Proportionate stratified randomsamplingadalah suatu tipe probability
sampling di mana peneliti dalam memilih sampel dengan terlebih dahulu
mengelompokkan sampel berdasarkan strata dan kemudian mengambil acak dari
strata tersebut (Sugiyono,2016). Pemilihan sampel dilakukan dengan cara memilih
langsung sampel yang memenuhi kriteria inklusi.
Berikut ini adalah rumus yang dipakai dalam menentukan sampel dengan
akurasi absolute (Nursalam, 2017) :
𝑛 =NZ2P (1 − P)
(N − 1)d2 + Z2 P (1 − P)
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
Z : confidence interval (1,96)
P : proporsi objek penelitian dengan nilai tertentu (0,5)
d : tingkat akurasi absolut (0,05)
Maka :
𝑛 =85. 1,962. 0,5 (1 − 0,5)
(85 − 1)0,052 + 1,962. 0,5 (1 − 0,5)
𝑛 =81,634
1,1704= 69,75 = 70
Jadi penggunaan sampel minimal pada penelitian ini adalah sebanyak 70
orang. Besar sampel pada penelitian ini mengacu pada siswa sekolah dasar yang
yang memenuhi kriteria inklusi.
36
Tabel 3
Distribusi Proporsi Sampel SDN 16 Kesiman Denpasar
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil
pengukuran, pengamatan, survei dan lain-lain (Setiadi, 2013). Data primer yang
dikumpulkan dari sampel meliputi data identitas responden dan data kesiapsiagaan
siswa menghadapi bencana sampel yang diteliti dengan menggunakan lembar
kuesioner.
b. Data sekunder
Peneliti juga mengumpulkan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari dokumen yang ada pada suatu lembaga atau orang lain (Sukawana,
2008). Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi gambaran
umum SDN 16Kesiman Denpasar dan jumlah siswa.
2. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian
Kelas Jumlah Siswa Proporsional Sampling Jumlah Sampel
IV
V
48
37
48
85𝑥 70
37
85𝑥70
40
30
Jumlah 85 70
37
(Nursalam, 2017). Metode pengumpulan data dari penelitian ini dengan metode
wawancara yang menggunakan kuisioner dichotomy question dengan 30 item
pertanyaan untuk variabel kesiapsiagaan. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan peneliti pendamping sejumlah tujuh orang.
Langkah pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pengurusan surat ijin penelitian kepada bidang pendidikan di Jurusan
Keperawatan Poltekkes Denpasar
b. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari Jurusan
Keperawatan Poltekkes Denpasar yang ditujukan ke Direktorat Poltekkes
Denpasar Bagian Penelitian.
c. Setelah mendapatkan ijin penelitian dari Direktorat Poltekkes Denpasar surat
diajukan ke Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali.
d. Setelah mendapatkan ijin mengantarkan surat ke Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Pemerintahan Kota Denpasar
e. Setelah mendapatkan ijin mengantarkan surat tembusan ke Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar.
f. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Kepala 16Kesiman
Denpasar.
g. Peneliti melakukan pengumpulan data sekunder yaitu keadaan sekolah
16Kesiman Denpasar dan data jumlah siswa melalui wali kelas masing-masing.
Kemudian, mencari data primer dengan memberikan kuesioner kepada
responden.
38
h. Peneliti melakukan penyamaan persepsi kepada tujuh orang peneliti
pendamping tentang teknik pengisian kuisioner, waktu pengisian kuisioner, dan
tugas peneliti pendamping selama memberikan kuisioner.
i. Selanjutnya, peneliti meminta ijin dan bantuan dalam pengumpulan data
kepada wali kelas murid kelas IV dan kelas V SDN 16Kesiman Denpasar
j. Peneliti melakukan pendekatan dengan responden dan memberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Setelah responden
bersedia diteliti, responden diberikan lembar persetujuan menjadi responden
untuk ditandatangani. Calon responden yang tidak setuju tidak akan dipaksa
dan tetap dihormati haknya (informed consent). Pendekatan ini dilakukan untuk
menghindari adanya kemungkinan kesalahpahaman antara responden dan
peneliti saat akan dilakukan penelitian.
k. Responden yang menjadi responden akan diberikan penjelasan mengenai isi,
tujuan serta cara pengisian kuesioner oleh peneliti. Hal ini akan dijelaskan
sampai responden mengerti, dan paham tentang kuesioner yang akan diberikan,
dan peneliti pendamping turut serta mendampingi di masing-masing bangku
murid untuk membantu menjawab jika terdapat responden yang kurang
mengerti.
l. Kerahasiaan terhadap responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
menjadi prioritas dengan cara tidak akan disebutkan namanya dalam kuisioner
maupun dalam laporan penelitian dan penamaan hanya menggunakan kode
(anonimaty).
m. Setelah responden setuju menjadi sampel dalam penelitian ini maka peneliti
melakukan pengukuran kesiapsiagaan bencana sebelum diberikan edukasi
39
metode School Watching dengan cara mengisi kuisioner (pre test) dengan
didampingi oleh 3 pendamping peneliti yang akan membacakan setiap
pertanyaan kuisioner di masing-masing kelompok kelas IV dan kelas V SDN
16Kesiman Denpasar.
n. Memberikan edukasi tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
dengan metode School Watchingkepada murid kelas IV dan kelas V SDN
16Kesiman Denpasar dengan 2 peneliti pendamping di mana 1 orang peneliti
pendamping menyiapkan sarana yang diperlukan, 1 orang lainnya menjelaskan
tentang alur simulasi, dan peneliti yang akan memberikan soal/edukasi saat
simulasi berlangsung. Metode Simulasi School Watching ini akan diberikan
selama 30-60 menit.
o. Setelah pemberian edukasi dengan metode simulasi School Watching selesai
diberikan selama 30-60 menit, maka peneliti kembali melakukan pengukuran
kesiapsiagaan bencana setelah diberikan edukasi dengan metode simulasi
School Watching dengan cara mengisi kuisioner (post test) dengan didampingi
oleh 2 pendamping peneliti yang akan membacakan setiap pertanyaan
kuisioner di masing-masing kelompok bangku kelas IV dan kelas V SDN
16Kesiman Denpasar.
p. Data yang telah terkumpul kemudian ditabulasi ke dalam matriks pengumpulan
data yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dan kemudian dilakukan
analisis data.
3. Instrumen pengumpulan data
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
sosial yang diteliti (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian ini digunakan lembar
40
kuisioner untuk mengukur kesiapsiagaan terhadap bencana pada siswa sekolah
dasar dengan menggunakan parameter berdasarkan kajian LIPI-UNESCO/ISDR
(2006), dan SOP metode school watching berdasarkan kajian penelitian terkait
oleh Shaw pada tahun 2009.
a. Kuesioner kesiapsiagaan siswa sekolah dasar
Metodewawancara dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dichotomy
question dengan 30 item pertanyaan. Daftar kuesioner yang digunakan
diperuntukkan untuk murid pada masing-masing sekolah. Siswa yang dipilih
sebagai responden adalah siswa sekolah dasar kelas IV dan kelas V. Pemilihan
siswa-siswa tersebut didasarkan pada pertimbangan: 1) Tidak mengganggu
kegiatan belajar. Siswa kelas paling atas (SD/MI kelas VI kemungkinan
disibukkan dengan beberapa kegiatan berkaitan dengan persiapan ujian sekolah
dan ujian nasional. 2) Apabila akan dilakukan monitoring dan evaluasi tingkat
kesiapsiagaan siswa pada tahun berikutnya para siswa tersebut masih dapat
dijadikan responden. Mengisi kuesioner ini siswa dipandu oleh fasilitator.
Fasilitator membacakan satu per satu pertanyaan yang ada di dalam kuesioner dan
mempersilahkan siswa untuk menjawab sesuai dengan pertanyaan yang
dibacakan. Setelah semua pertanyaan kuesioner dibacakan dan daftar pertanyaan
telah diisi semua, siswa dipersilahkan untuk meneliti kembali kuesionernya. skala
yang digunakan pada variabel kesiapsiagaan adalah skala Guttman (benar, skor 1
dan salah, skor 0) yaitu dengan memberikan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanya.Dalam skala Guttman skor untuk pertanyaan positif
adalah ya (skor 1) dan tidak (skor 0) dan pertanyaan negatif adalah ya (skor 0) dan
tidak (skor 1). (Sugiyono,2016).
41
b. SOP metode School Watching
Standar Operasional metode School Watchingdibuat berdasarkan kajian
penelitian terkait dalam bentuk langkah-langkah. SOP tersebut mencantumkan
tahapan persiapan kontrak waktu dan persiapan lingkungan, kemudian tahap
orientasi meliputi pemberian salam dan penyampaian tujuan kegiatan, tahap kerja
meliputi langkah-langkah kegiatan, tahap evaluasi meliputi hasil kegiatan dan
evaluasi perasaan responden, dan dokumentasi serta apa saja yang dilakukan
pendamping anak-anak sebagai pengarah metode itu sendiri. SOP Metode School
Watching dapat dilihat pada lampiran 7.
c. Uji validitas dan uji reliabilitas
Penelitian dengan metode observasi harus memperhatikan validitas dan
reliabilitas suatu alat ukur (Nursalam, 2017).
1) Uji validitas
Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas jika mampu mengukur dengan
akurat, (Sukawana, 2008). Pengujian validitas angket digunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment angka (Sugiyono, 2016). Suatu indikator dikatakan
valid jika r hasil > r table pada taraf signifikansi 0,05. Nilai r tabel didapatkan dari
nilai df (degree of freedom) yang dihitung menggunakan rumus n-2, untuk n
sebagai jumlah sampel. Sampel yang digunakan dalam uji validitas yaitu sebanyak
30, sehingga diperoleh df 28, kemudian nilai df tersebut digunakan untuk melihat
r tabel dengan kemaknaan 0,05. Untuk r tabel dengan df 28 adalah 0,361, dan r
hitung dilihat dari hasil pengolahan data di komputer, (Sugiyono, 2016). Uji
validitas dilakukan pada tanggal 20 April 2018 di SDN 12 Sanurdengan
pertimbangan bahwa SDN 12 Sanur memiliki kriteria yang sama dengan tempat
42
penelitian dan belum pernah dilakukan sosialisasi terkait kesiapsiagaan bencana
kepada siswa dari instansi-instansi terkait maupun guru di sekolah. Berdasarkan
hasil uji validitas yang telah dilakukan, didapatkan semua butir
pertanyaan/pernyataan valid dengan rentangan nilai 0,426 – 0,821.
2) Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Sugiyono, 2016).
Angket penelitian ini dihitung dengan teknik analisis varian yang dikembangkan
oleh Cronbach Alpha, dengan ketentuan uji reliabilitas adalah jika r α > r tabel,
instrumen penelitian dinyatakan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi apabila
nilai koefisien yang diperoleh r hitung ≥0,7 (Nunnally dalam Ghozali, 2011).
Nilai r tabel untuk n=30 pada taraf signifikan atau tingkat kemaknaan 5% (α =
0,05) adalah 0,7 (Sugiyono, 2016). Uji reliabilitastelah dilakukan di SDN 12
Sanur dengan hasil semua butir pertanyaan/pernyataan reliabilitas dengan nilai
0,956.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik pengolahan data
Pengolahan data merupakan salah satu upaya untuk memprediksi data dan
menyiapkan data sedemikian rupa agar dapat dianalisis lebih lanjut dan
mendapatkan data siap untuk disajikan. Menurut Setiadi (2013), langkah-langkah
pengolahan data yaitu:
43
a. Editing
Pada proses editing dilakukan pemeriksaan pada kuisioner agar memenuhi
syarat lengkap, jelas, relevan, dan konsisten, (Sugiyono, 2016).
b. Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan (Sugiyono, 2016). Peneliti memberikan kode pada
setiap responden untuk memudahkan dalam pengolahan data dan analisa data.
Peneliti juga memberikan kode pada lembaran kuisioner untuk mempermudah
pengolahan data. Kegiatan yang dilakukan setelah data diedit kemudian diberi
kode. Coding dilakukan pada nomor urut responden dan jawaban responden. jika
responden menjawab ya = 1 dan jika menjawab tidak = 0.Codingpada
variabelkesiapsiagaan bencana menggunakan parameter tingkat kesiapsiagaan
dengan kode 1 = belum siap, kode 2 = kurang siap, kode 3 = hampir siap, kode 4
= siap, kode 5 = sangat siap. Coding yang digunakan untuk jenis kelamin adalah
kode 1 = laki-laki dan kode 2 = perempuan.
c. Processing
Setelah kuisioner sudah terisi penuh dan benar dan sudah melalui tahap
coding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data yang diteliti agar dapat
dianalisis.Penelitimenggunakan program komputer SPSS for Windows dalam
pengolahan data responden (Sugiyono, 2016).
d. Cleaning
Setelah data di entry ke dalam program, maka dilanjutkan dengan proses
cleaning yaitu memeriksa kembali data yang sudah di entry untuk memastikan
tidak ada kesalahan saat proses entry data (Sugiyono, 2016).
44
2. Teknik analisis data
a. Analisis univariat
Kesiapsiagaan bencana siswa sekolah dasar dapat diketahui dengan
melakukan analisis univariat. Analisis univariat adalah analisis yang menjelaskan
karakteristik tiap variabel yang diteliti (Sugiyono, 2016). Dalam penentuan indeks
dari setiap parameter pada kesiapsiagaan bencana tiap siswa digunakan rumus
baku yang dikembangkan oleh LIPI-UNESCO/ISDR (2006):
“Skor maksimum parameter diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam parameter
yang diindeks (masing-masing pertanyaan bernilai satu), apabila dalam 1
pertanyaan terdapat sub-sub pertanyaan (a,b,c dan seterusnya), maka setiap sub
pertanyaan tersebut diberi skor 1/jumlah sub pertanyaan. Total skor riil parameter
diperoleh dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan dalam parameter
yang bersangkutan.”
Setelah diperoleh nilai indeks dari setiap parameter, dilanjutkan dengan
menjumlahkan keempat parameter tersebut dengan rumus:
(0,83 x indeks KA) + (0,08 x indeks EP) + (0,04 x indeks WS)
+ (0,04 x indeks RMC)
Keterangan:
KA : (Knowledge and Attitude)
EP : (Emergency Preparedness)
WS : (Warning System)
RMC : (Resource Mobilization Capacity)
45
Untuk menentukan presentase kesiapsiagaan menggunakan rumus (Setiadi,
2007):
Keterangan :
P : persentase
F : jumlah responden pada setiap satu kategori
N : jumlah seluruh responden
Kategorikesiapsiagaan bencana siswa di sekolah dalam skala ordinal
sebagai berikut.
Tabel4
Tingkat Kesiapsiagaan Bencana Siswa di Sekolah
No. Nilai indeks Kategori
1 80 – 100 Sangat siap
2 65 – 79 Siap
3 55 – 64 Hampir siap
4 40 – 54 Kurang siap
5 Kurang dari 40 (0 – 39) Belum siap
Sumber: Hidayati, 2006.
b. Analisis bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui perbedaan kesiapsiagaan anak
sekolah dasar sebelum dan setelah diberikan perlakuan berupa edukasi dengan
metode School Watchingdengan menggunakan uji statistik. Terlebih dahulu
menggunakan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-smirnov dikarenakan
jumlah sampel lebih dari 50. Hasil nilai K-S dibagi nilai sig >0,05, maka data
berdistribusi normal dan menggunakan uji paired T Test, namun apabila hasil <
0,05 maka data berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil dari uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai
ρ-value pada kolom Sig. = 0,000 (<alpha (0,5)) maka dapat disimpulkan hipotesa
ditolak yang berarti data yang di uji memiliki distribusi tidak normal sehingga
P =F
N𝑥 100%
46
diturunkan ke uji non parametric yaitu uji Wilcoxon. Interpretasi dari analisis
bivariat yaitu p-value pada kolom Sig. (2-tailed)<alpha (0,05) berarti menyatakan
ada pengaruh pemberian edukasi dengan metode School Watchingnamun jika p-
value pada kolom Sig. (2-tailed) >alpha (0,05) berarti tidak ada pengaruh
pemberian edukasi dengan metode School Watching terhadap kesiapsiagaan siswa
dalam menghadapi bencana. Analisa data dibantu dengan menggunakan
komputer.
G. Etika Penelitian
Peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian karena di dalam
penelitian ilmu keperawatan, hampir 90% adalah manusia. Hal ini dilaksanakan
agar peneliti tidak melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang menjadi subjek
penelitian(Nursalam, 2017).
1. Autonomy/menghormati harkat dan martabat manusia
Autonomy berarti responden memiliki kebebasan untuk memilih rencana
kehidupan dan cara bermoral mereka sendiri (Potter & Perry, 2005). Peneliti
memberikan kebebasan kepada resonden untuk memilih ingin menjadi responden
atau tidak. Peneliti tidak memaksa calon responden yang tidak bersedia menjadi
responden. Penelitian ini tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar
calon responden sebagai siswa sehingga calon responden yang bersedia maupun
tidak bersedia menjadi responden tidak akan ada penambahan ataupun
pengurangan nilai.
47
2. Confidentiality/kerahasiaan
Kerahasiaan adalah prinsip etika dasar yang menjamin kemandirian klien
(Potter & Perry, 2005). Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian
(Hidayat, 2011). Kerahasian responden dalam penelitian ini dilakukan dengancara
memberikan kode reponden dan inisial, tidak menggunakan nama asli responden.
3. Justice/keadilan
Justice berarti bahwa dalam melakukan sesuatu pada responden, peneliti
tidak boleh mebeda-bedakan responden berdasarkan suku, agama, ras, status,
sosial ekonomi, politik ataupun atribut lainnya dan harus adil dan merata(Hidayat,
2011). Peneliti menyamakan setiap perlakuan yang diberikan kepada setiap
responden tanpa memandang suku, agama, ras dan status sosial ekonomi
responden.
4. Beneficience dan non maleficience
Berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk penelitian diharapkan
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia(Hidayat, 2011). Penelitan
keperawatan mayoritas menggunakan populasi dan sampel manusia oleh karena
itu sangat berisiko terjadi kerugian fisik dan psikis terhadap subjek penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh perawat hendaknya tidak mengandung unsur
bahaya atau merugikan pasien sampai mengancam jiwa pasien (Wasis, 2008).
Penelitian ini memberikan manfaat mengenai apakah ada pengaruh dari
pemberian edukasi dengan metode school watching terhadap kesiapsiagaan siswa