BAB IV IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN ...repository.ump.ac.id/1893/5/ANIDA...
Transcript of BAB IV IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN ...repository.ump.ac.id/1893/5/ANIDA...
41
BAB IV
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
KEAGAMAAN
A. Profil Sekolah
1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Purwokerto
Pada awal berdirinya MTs Muhammadiyah Purwokerto ini bertempat
di Jalan Overste Isdiman III, No. 20 Purwokerto yang sekarang ini sudah
dari tahun 1968- sekarang.
Dari tahun 1968- tahun 2010 fasilitas sekolah belum begitu memadai.
Terlihat dari jumlah kelas yang pada waktu itu berjumlah 3 kelas. Masing-
masing kelas hanya berisi 15-17 siswa sehingga belum memenuhi standar
minimal adalah berjumlah 20 siswa dalam satu kelas.
MTs Muhammadiyah Purwokerto untuk saat ini merupakan salah satu
lembaga pendidikan Islam yang berdiri di tengah-tengah kota Purwokerto
dengan jumlah siswa yang cukup banyak.
Di bawah pembinaan Ketua majlis Dikdasmen (Drs. H. Warmanto,
M.Pd) dan dikelola oleh Ibu kepala Madrasah (Dra. Rasiwen). MTs
Muhammadiyah Purwokerto mengutamakan sikap taqwa dan berakhlakul
karimah.
2. Letak Geografis
MTs Muhammadiyah Purwokerto adalah Lembaga Pendidikan Islam
terletak di dataran rendah pada titik koordinat Latitude (Lintang) : -
41
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
42
7,420218 dan Longitude (Bujur) : 109,243243. yang beralamat di Jalan
Raya Overste Isdiman III, No. 20 TELP. (02816574775) Kode Pos 53114
Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.
3. Visi Misi MTs Muhammadiyah Purwokerto
Visi : Taqwa, Cerdas, Unggul, Terampil, Dan Berakhlakul Karimah
Misi :
a. Membentuk peserta didik yang bertaqwa kepada Allah, tuhan yang maha
esa dengan dasar-dasar pengetahuan ajaran agama islam sesuai dengan
Al-Qur‟an dan hadis.
b. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan kreatif dan
inovatif
c. Mempersiapkan peserta didik yang kompetitif untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi.
d. Melatih bicara dalam bahasa arab dan inggris secara tematik.
e. Mencetak peserta didik yang terampil, berwirausaha dan berakhlakul
karimah.
4. Maksud dan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah
a. Terwujudnya manusia muslim yang bertaqwa berakhlak mulia, cakap,
percaya pada diri sendiri, cinta tanah air, berguna bagi masyarakat, dan
negara, beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhoi Allah SWT.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
43
b. Memajukan, memngembangkan ilmu pengetahuan, dan keterampilan
untuk kemajuan umat dalam pembangunan masyarakat bangsa dan
negara.
c. Bersama pemerintah memajukan penyelenggaraan pendidikan
kebudayaan sesuai dengan UUD 1945 psal 31 yaitu :
1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran
2) Pemerintah mengusahakan da menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-undang.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
44
5. Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah Purwokerto Tahun Pelajan 2016-
2017
Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah Purwokerto Tahun
Pelajaran 2016-2017
Waka Humas
Rifki Subekti, S.Pd
Laboran Bahasa
Fitroh Tohiroh, S.Ag
Waka Ismuba
Harjanto, S.Pd
Guru Mapel
Kesiswaan
Wali Kelas
Laboran IPA
Sri Rahayu
Waka Kurikulum
Suhartini, S.Pd
Pustakawan
Hera Septriana, M.Pd
Urusan Sarpras
Sudarso S.Pd
Urusan Kesiswaan
Titis Novitasari S.E
Kepala TU
Sekhun
Wakil Kepala Madrasah
Drs. Faiz
Kepala Madrasah
Dra. Rasiwen
Ketua Majlis Dikdasmen
Drs. H. Warmanto, M.Pd
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
45
6. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Secara keseluruhan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di MTs
Muhammadiyah Purwokerto berjumlah 22 orang.
Tabel 4.1.
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
No. Nama Jabatan
1. Dra. Rasiwen Kepala Madrasah dan Guru Bahasa
Indonesia
2. Drs. Faiz Wakil Kepala madrasah dan Guru
Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqh
3. Wahab Isroni, S.Pd Guru IPA dan TIK
4. Ernawati Purworini Guru IPS Terpadu
5. Harjanto, S.Pd Guru Penjasorkes, Bahasa Jawa, dan
TIK
6. Suhartini, S.Pd Guru IPA Terpadu
7. Neny martiningsih, M.Pd Guru Bahasa Inggris
8. Titis Novitasari, SE Guru Seni Budaya dan Bahasa Jawa
9. Sudarso, S.Pd Guru Bahasa Inggris dan Guru
Kemuhammadiyahan
10. Fitroh Tohiroh, S.Ag Guru Bahasa Arab dan BTA
11. Wiko Sari, S.Pd Guru Matematika
12. Hera Septriana, M.Pd Guru Bahasa Indonesia
13. Dani Laksana, S.Pd Guru Pkn
14. Laelatul Maghfiroh, S.Pd.I Guru Akidah akhlak, Fiqih, dan BTA
15. Aida Nur Aini, S.Pd Guru Akidah Akhlak
16. Rifqi Subekti, S.Pd Guru Matematika dan TIK
17. Puspita H, S.Psi Guru BK
18. Ahmad Fauzan Ma‟ruf Guru Qur‟an Hadis dan Fiqih
19. Sekhun Kepala Tata Usaha
20. Wiji Satrianingrum Staff TU
21. Yayuk Mujiati Bendahara Madrasah
22. Sulami Penjaga Madrasah
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
46
7. Data Siswa
Jumlah siswa di MTs Muhammadiyah Purwokerto pada tahun ajaran
2016-2017 terdiri dari :
Kelas VII = 80 Orang
Kelas VIII = 75 Orang
Kelas IX = 96 Orang
Jumlah = 251 Orang
8. Sarana Prasarana
Di MTs Muhammadiyah Purwokerto mempunyai sarana prasarana
yang memadai, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
Sarana Prasarana MTs Muhammadiyah Purwokerto
No. Fasilitas Jumlah
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang
2. Ruang Guru 1 Ruang
3. Ruang TU 1 Ruang
4. Ruang BK 1 Ruang
5. Perpustakaan 1 Ruang
6. Lab. Komputer 1 Ruang
7. Lab. IPA 1 Ruang
8. Lapangan Upacara 1 Lapangan
9. Kantin 1 Ruang
10. Hotspot Area Area Sekolah
11. Ruang kelas 10 Ruang
(Dokumentasi MTs Muhammadiyah Purwokerto pada tanggal Januari 2016)
B. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan
Proses pelaksanaan kegiatan keagamaan di MTs Muhammadiyah
Purwokerto ini berbasis pembiasaan, setiap harinya siswa dibiasakan
melakukan kegiatan-kegiatan rutin. Kegiatan-kegiatan rutin tersebut sudah
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
47
dilakukan oleh MTs Muhammadiyah Purwokerto sejak tahun 2010. Kegiatan
rutin tersebut adalah :
1. Sholat Dhuha
Sholat Dhuha adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada saat matahari
sudah naik kira-kira sepenggal (setinggi tonggak) dan berakhir saat
tergelincirnya matahari di waktu Dzuhur. Jumlah rakaat shalat Dhuha yang
umumnya dikerjakan adalah 2 rakaat. ( Jamaluddin, 2013 : 146)
Sholat Dhuha merupakan kegiatan keagamaan yang rutin
dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Purwokerto. Berdasarkan wawancara
dengan Ibu Rasiwen selaku Kepala Madrasah MTs Muhammadiyah
Purwokerto pada tanggal 21 Januari 2017 mengungkapkan :
“Pelaksanaan sholat Dhuha di MTs Muhammadiyah Purwokerto
dilaksanakan secara berjama‟ah pada pukul 07.00 WIB sebelum jam
pertama proses pembelajaran di mulai. Kegiatan sholat Dhuha
dilaksanakan mulai tahun 2010 sejak saya di sini. Kegiatan tersebut
wajib diikuti oleh semua siswa dan guru. Terkecuali yang sedang
berhalangan. Setelah bel berbunyi siswa langsung menuju ke masjid,
sedangkan guru bertugas untuk memantau semua kelas setelah kosong
semua guru berangkat ke masjid”.
“Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sholat Dhuha banyak anak
yang belum memahami tata cara sholat dan do‟a sholat yang sesuai
dengan Al-Qur‟an dan As-Sunnah, sehingga sekolah harus melatih
siswa untuk menghafal do‟a-do‟a sholat dari nol dan beserta tata cara
sholat. Banyak siswa yang beranggapan bahwa sholat Dhuha
merupakan amalan sunnah tidak penting”.
Senada dengan pendapat Ibu Rasiwen, Bapak Faiz selaku Wakil
Madrasah juga mengungkapkan :
“Pelaksanaannya dilaksanakan mulai pukul 07.00 WIB. Setelah bel
berbunyi para siswa dengan antusias bergegas berjalan ke masjid
dengan membawa peralatan sholat, sebagian besar siswa sudah
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
48
berwudhu di rumah jadi dalam pelaksanaan sholat Dhuha tidak
membutuhkan waktu lama hanya dikarenakan menunggu siswa
berwudhu”.
“Sholat Dhuha dilakukan secara berjamaah di masjid dengan imam
saya sendiri. Setelah sholat Dhuha para siswa tidak langsung pulang
dari masjid ada kegiatan berdzikir bersama-sama dan berdo‟a bersama
terlebih dahulu. Dalam kegiatan berdo‟a bersama juga tersirat sikap
toleransi. Toleransi tersebut adalah bagaimana siswa dapat
menghargai antara satu dengan yang lain. Diketahui bahwa dalam
sekolah terdapat beragam siswa yang berbeda status sosial,
karakternya, tingkah lakunya, tingkat pengetahuannya, tingkat
ekonominya dan semacamnya. Perbedaan-perbedaan tersebut tentunya
bisa saja menjadi pemicu konflik antar siswa jika tidak dikokohkan
dengan sikap toleransi, sikap saling menghargai antara satu siswa
dengan yang lain”.
Tujuan dari kegiatan sholat Dhuha adalah agar para siswa taat
menjalankan perintah agama Islam sesuai dengan Al-Qur‟an dan As-Sunnah,
membentuk siswa yang berakhlakul karimah sesuai dengan visi dan misi
MTs Muhammadiyah Purwokerto. Keterangan Ibu Rasiwen pada saat
diwawancarai di ruang Kepala Madrasah mengungkapkan:
“Tujuan dilaksanakannya sholat Dhuha yaitu agar para siswa taat
menjalankan perintah agama Islam sesuai dengan Al-Qur‟an dan As-
Sunnah. Setelah siswa melaksanakan shalat Dhuha maka hati dan
pikirannya lebih tenang untuk menerima pelajaran nantinya. Dengan
dilaksanakannya sholat Dhuha diharapkan mereka juga lebih dekat
atau akrab sesama teman dan lebih menjaga sopan santun terhadap
para guru. Tujuan selanjutnya yaitu untuk membentuk akhlakul
karimah sesuai dengan visi dan misi MTs Muhammadiyah Purwokerto
yaitu membentuk peserta didik yang bertaqwa kepada Allah, Tuhan
Yang Maha Esa dengan dasar-dasar pengetahuan ajaran agama islam
sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadits”.
Diantara manfaat dilaksanakannya sholat Dhuha adalah terbentuknya
karakter religius, disiplin, dan bersahabat sebagaimana dijelaskan oleh Ibu
Laelatul Maghfiroh selaku guru Aqidah Akhlak berikut ini:
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
49
“Sekolah mengadakan kegiatan sholat Dhuha adalah sebagai bentuk
penanaman karakter terhadap siswa. Karena kegiatan sholat Dhuha
dapat membentuk karakter siswa. Karakter tersebut adalah religius,
disiplin, kebersamaan dan bersahabat. Karakter religius tercermin
dengan adanya sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama Islam. Dengan adanya sholat Dhuha para siswa menjadi
berangkat lebih awal ke sekolah. Sholat Dhuha dilaksanakan
berjamaah dalam satu masjid, jadi secara tidak langsung mereka saling
menjaga hubungan baik dan memiliki rasa bersahabat dengan sesama
dan tidak saling mengganggu sesama teman, serta lebih menjaga
sopan santun terhadap guru”.
Kesimpulan dari beberapa hasil wawancara di atas adalah
a. Pelaksanaan sholat Dhuha semenjak tahun 2010, sejak Kepala
Madrasahnya Ibu Rasiwen.
b. Waktu pelaksanaan sholat Dhuha setiap hari, dilaksanakan pukul 07.00
WIB sampai dengan pukul 07.20 WIB.
c. Sholat Dhuha dilaksanakan setiap hari
d. Para siswa sudah berwudhu di rumah sehingga sholat Dhuha tidak
membutuhkan waktu lama
e. Peran guru ikut mempelopori pelaksanaan sholat Dhuha
f. Guru ikut melaksanakan sholat Dhuha dan sekaligus memantau
pelaksanaan sholat Dhuha sehingga tidak ada satupun siswa yang tidak
mengikuti sholat Dhuha
g. Sholat Dhuha dilaksanakan secara berjamaah, dengan imam Bapak Faiz.
h. Tujuan dari sholat Dhuha yaitu agar para siswa taat menjalankan perintah
agama Islam sesuai dengan Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
i. Respon siswa antusias untuk melaksanakan sholat Dhuha.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
50
2. Shalat Dhuhur Berjama‟ah
Shalat berjama‟ah merupakan shalat yang dilakukan di secara
bersama-sama minimal dua orang, maksimal tidak terbatas (lebih banyak
lebih baik). Orang yang memimpin dinamakan imam, sedangkan yang
mengikuti di belakang dinamakan makmum. Shalat berjama‟ah merupakan
amaliyah dari orang yang bertakwa, setiap adzan yang berkumandang maka
ia akan segera mengambil air wudhu dan memenuhi panggilan Allah SWT
untuk segera menegakkan shalat berjama‟ah.
Pelaksanaan Shalat Dzuhur Berjama‟ah di MTs Muhammadiyah
Purwokerto setelah bel istirahat kedua, para siswa langsung keluar menuju
masjid. Seperti yang dikatakan Bapak Faiz selaku Wakil Kepala Madrasah
yaitu:
“Pelaksanaan sholat Dhuhur setelah bel istirahat kedua, siswa
langsung keluar menuju masjid membawa peralatan sholat bagi putri
yaitu mukena dan mengambil air wudhu. Tidak ada siswa yang jajan
terlebih dahulu jadi semua siswa sholat Dhuhur berjamaah terlebih
dahulu baru jajan. Waktu istrahat kedua waktunya juga cukup panjang
yaitu 30 menit. Sholat Dzuhur berjamaah dilaksanakan setiap hari di
sekolah. Tujuan kegiatan shalat Dzuhur berjama‟ah adalah untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam melakukan segala
aktivitasnya terutama shalat di awal waktu. Selain itu siswa
diharapkan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
tuhan Yang Maha Esa”.
Di antara manfaat dilaksanakannya sholat Dhuhur adalah
terbentuknya sikap religius, kerja keras, dan disiplin sebagaimana dijelaskan
oleh Ibu Rasiwen selaku Kepala Madrasah berikut ini:
“Karakter yang terbentuk dalam kegiatan shalat Dzuhur berjamaah
adalah religius, kebersamaan dan disiplin. Sikap religius terlihat dari
siswa yang melaksanakan kewajiban sholat Dzuhur secara berjamaah.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
51
Kedisiplinan dalam sholat berjamaah terlihat pada keterkaitannya
dengan waktu. Setiap sholat memiliki waktunya sendiri, dan sholat
Dhuhur tidak boleh dilaksanakan pada lain waktu. Kerja keras dalam
sholat Dzuhur berjamaah terlihat dari para siswa yang bekerja keras
untuk bisa melakukan sholat Dzuhur secara berjamaah dan tepat
waktu”.
Kegiatan shalat dzuhur berjama‟ah di MTs Muhammadiyah
Purwokerto berjalan sejak tujuh tahun silam. Kegiatan shalat dzuhur
berjama‟ah pencetusnya adalah Kepala Madrasah MTs Muhammadiyah
Purwokerto yang kemudian dirundingkan oleh semua guru untuk diadakan
kegiatan shalat dzuhur di MTs Muhammadiyah Purwokerto.
Kegiatan shalat Dzuhur berjama‟ah sudah berjalan kurang lebih tujuh
tahun. Dan masih tetap terjaga konsistensinya sampai sekarang.
Kesimpulan dari beberapa hasil wawancara di atas adalah
a. Pelaksanaan sholat dhuhur setelah bel istirahat kedua
b. Siswa langsung keluar menuju masjid membawa peralatan sholat bagi
putri yaitu mukena dan mengambil air wudhu
c. Tidak ada siswa yang jajan terlebih dahulu, semua siswa sholat Dhuhur
berjamaah terlebih dahulu baru jajan.
d. Sholat Dhuhur berjamaah dilaksanakan setiap hari
e. Tujuan kegiatan shalat dzuhur berjama‟ah adalah untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa dalam melakukan segala aktivitasnya terutama shalat
di awal waktu
f. Siswa diharapkan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
52
3. Hafalan Suratan Juz 30
Pelaksanaan hafalan suratan juz 30 sudah berjalan cukup lama yaitu
sekitar kurang lebih tujuh tahun. Dilaksanakan setelah sholat Dhuha selesai.
Seperti yang diungkapkan Ibu Rasiwen selaku Kepala Madrasah :
“Hafalan suratan juz 30 untuk siswa kelas 8 baik semester gasal
maupun semester genap. Setelah sholat Dhuha selesai siswa langsung
masuk ke kelas masing-masing dan dipantau oleh guru yang bertugas
pada kelas masing-masing. Setiap kelas ada jadwal hafalan suratan
sudah terpampang di depan kelas misal hari senin menghafalkan surat
Al-Fajr dan al-ghosyiyah. Alhamdulillah semuanya sudah terjadwal
secara rapi dan berjalan dengan lancar. Dengan adanya kegiatan
hafalan suratan juz 30 para siswa mempunyai sikap kerja keras, dan
pantang menyerah. Sikap kerja keras tercemin dari para siswa yang
menghafal secara terus menerus setiap paginya tanpa lelah walaupun
mereka sudah hafal. Sikap pantang menyerah tercermin dengan
adanya siswa yang belum hafal maka siswa tersebut tidak pantang
menyerah untuk menghafalkan karena teman-teman sudah hafal
semuanya”.
Kegiatan hafalan suratan juz 30 dilaksanakan setiap hari, dengan
dipantau oleh para guru yang bertugas. Para siswa membaca bersama-sama
dengan teman sekelasnya sesuai dengan jadwal yang telah terpampang
setelah selesai membaca dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya yaitu baca
tulis Al-Qur‟an. Hafalan suratan juz 30 merupakan kegiatan rutin yang
setiap hari dilaksanakan di MTs Muhammadiyah Purwokerto.
Kesimpulan dari wawancara di atas adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan hafalan suratan juz 30 dilaksanakan setiap hari
b. Hafalan suratan juz 30 untuk siswa kelas 8 baik semester gasal maupun
semester genap
c. Setiap kelas ada jadwal hafalan suratan sudah terpampang di depan kelas
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
53
d. Para siswa membaca bersama-sama dengan teman sekelasnya dengan
dipantau oleh para guru yang bertugas.
4. Baca Tulis Al-Qur‟an (BTA)
Pelaksanaan Baca Tulis Al-Qur‟an adalah setelah hafalan suratan juz
30 yaitu bagi kelas 8. Keterangan Ibu Rasiwen pada saat diwawancarai di
ruang Kepala Madrasah mengungkapkan:
“Pelaksanaan baca tulis Al-Qur‟an setelah hafalan suratan juz 30
dibimbing oleh wali kelas masing-masing. Kegiatan Baca Tulis Al-
Qur‟an dilaksanakan pada akhir pembelajaran, tetapi sekarang
dilaksanakan sekitar jam 07.35. Alasan dilaksanakan pada waktu pagi
hari karena pada waktu siang hari kurang efektif karena siswa sudah
merasa lelah dan ada yang ingin segera pulang, kalau dilaksanakan
pada jam pertama siswa masih segar dan tidak banyak waktu yang
terbuang. Tujuan dilaksanakannya Baca Tulis Al-Qur‟an agar para
siswa dapat lancar membaca Al-Qur‟an”.
Sependapat dengan pendapat di atas adalah apa yang diungkapkan
oleh Bapak Ahmad Fauzan selaku guru Qur‟an Hadits saat di wawancarai di
ruang kelas :
“Pada saat awal dilaksanakan Baca Tulis Al-Qur‟an waktunya sekitar
pukul 13.30 WIB. Hal itu sangat tidak efektif karena banyak siswa
yang minta pulang, bermain ke kelas sebelah atau keluar ruangan
tanpa izin. Setelah saya diamanahi untuk menjadi penanggung jawab
saya ganti menjadi pagi hari agar para siswa tidak berlarian di depan
kelas, dan lebih bisa dikondisikan. Setiap siswa mempunyai kartu
BTA sendiri-sendiri. Setiap siswa yang mau maju BTA dilihat hari ini
surat apa, dilihat juga hari kemarin sudah lanjut atau masih diulang.
Untuk setiap harinya seluruh siswa dapat mengaji semuanya. Guru
meminta bantuan siswa yang sudah lancar membaca Al-Qur‟an untuk
ikut membantu dalam proses pelaksanaan membaca Al-Qur‟an. Tetapi,
semua tidak lepas dari pengawasan guru. Siswa yang sudah lancar
nantinya akan belajar membaca dengan guru”.
Pada hari yang berbeda, saat diwawancarai di ruang guru, Ibu Laelatul
Maghfiroh selaku guru Aqidah Akhlaq menjelaskan sebagai berikut :
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
54
“Baca Tulis Al-Qur‟an dilaksanakan setelah menghafal suratan juz 30.
Para siswa membawa iqra‟ yang masih iqra‟ dan bagi yang sudah Al-
Qur‟an membawa Al-Qur‟an. Para siswa maju satu persatu untuk
membaca dan masing-masing anak mempunyai kartu kontrolnya
sendiri-sendiri di samping guru juga mempunyai buku sendiri. Siswa
sendiri senang dan semangat dengan adanya kegiatan baca tulis Al-
Qur‟an. Tujuan dilaksanakan baca tulis Al-Qur‟an agar para siswa
lebih lancar dalam membaca Al-Qur‟an. Dengan adanya kegiatan baca
tulis Al-Qur‟an siswa secara mandiri membawa Al-Qur‟an dan iqra‟
dari rumah. Dengan kegiatan baca tulis Al-Qur‟an siswa setiap
harinya menjadi gemar membaca Al-Qur‟an dan iqra‟. Para siswa juga
mempunyai sikap peduli yaitu membantu teman yang belum bisa
lancar membaca Al-Qur‟an”.
Kesimpulan dari hasil wawancara di atas adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan baca tulis Al-Qur‟an setelah siswa membaca suaratan juz 30
selesai.
b. Baca tulis Al-Qur‟an dilaksanakan setiap hari.
c. Kegiatannya jam 07.30 sampai dengan jam 08.00 WIB.
d. Para siswa maju satu persatu dengan membawa Al-Qur‟an bagi yang Al-
Qur‟an. Bagi yang masih iqra‟ membawa iqra‟.
e. Guru melihat sudah sampai mana siswa tersebut membaca Al-Qur‟an
dengan melihat buku kontrol.
f. Setelah membaca selesai guru menulis di buku kontrol siswa maupun
guru apakah lanjut atau diulang.
g. Respon siswa senang dan semangat dengan dilaksankannya kegiatan
baca tulis Al-Qur‟an.
h. Tujuan dilaksanakan baca tulis Al-Qur‟an adalah agar para siswa lancar
dalam membaca Al-Qur‟an.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
55
C. Karakter yang Terbentuk Dalam Kegiatan Keagamaan
Adapun karakter yang terbentuk dalam kegiatan keagamaan di MTs
Muhammadiyah Purwokerto adalah sebagai berikut :
1. Sholat Dhuha
Pelaksanaan sholat Dhuha di MTs Muhammadiyah Purwokerto sudah
berjalan kurang lebih tujuh tahun. Melalui sholat Dhuha para siswa menjadi
terbentuk karakternya seperti karakter religius, disiplin, bersahabat dan
toleransi. Karakter religius merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam
ajaran agama yang dianutnya.
Religius adalah proses mengikat kembali atau bisa dikatakan dengan
tradisi, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.( Listyarti,
2012 :5)
Karakter disiplin merupakan tindakan yang menunjukan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.(Zubaedi, 2013: 75).
Berdasarkan pengamatan dari peneliti, dengan adanya sholat Dhuha para
siswa berangkat lebih awal ke sekolah. Dengan datang lebih awal ke sekolah
menyebabkan siswa tidak melanggar tata tertib sekolah. (Hasil Observasi,
tanggal 23 Januari 2017)
Karakter bersahabat merupakan tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Karakter
bersahabat terbentuk karena sholat Dhuha ini dilaksanakan dengan bersama-
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
56
sama dalam satu masjid, jadi secara tidak langsung mereka saling menjaga
hubungan baik, berkomunikasi dengan baik, tidak bermusuhan dan rasa
bersahabat dengan sesama dan tidak saling mengganggu sesama teman,
serta lebih menjaga sopan santun terhadap guru. (Hasil Observasi, tanggal
23 Januari 2017)
Kegiatan berdzikir dan berdo‟a bersama-sama merupakan rangkaian dari
kegiatan sholat Dhuha. Dalam kegiatan berdo‟a bersama juga tersirat
pembentukan karakter untuk toleransi. Toleransi tersebut adalah bagaimana
siswa dapat menghargai antara satu dengan yang lain yang diwujudkan
melalui kehidupan sehari-hari dengan berbicara sopan dengan sesama teman
dan tidak menyinggung perasaan teman dalam berbicara. (Hasil Observasi,
tanggal 24 Januari 2017)
Diketahui bahwa dalam sekolah terdapat beragam siswa yang berbeda
status sosial, karakternya, tingkah lakunya, tingkat pengetahuannya, tingkat
ekonominya dan semacamnya. Perbedaan-perbedaan tersebut tentunya bisa
saja menjadi pemicu konflik antar siswa jika tidak dikokohkan dengan sikap
toleransi, sikap saling menghargai antara satu siswa dengan yang lain.
2. Shalat Dzuhur Berjamaah
Shalat Dzuhur berjamaah menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan
setiap hari di MTs Muhammadiyah Purwokerto. Karakter yang terbentuk
melalui shalat Dhuhur berjamaah adalah karakter religius, kerja keras, jujur
dan disiplin. Shalat Dhuhur berjamaah melahirkan karakter religius karena
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
57
dengan shalat Dhuhur akan memupuk kepatuhan para siswa terhadap ajaran
agamanya. (Hasil Observasi, tanggal 25 Januari 2017)
Karakter kerja keras terbentuk dari para siswa yang berupaya sungguh-
sungguh untuk melaksanakan sholat Dhuhur secara berjamaah dan setelah
melaksanakan shalat Dhuhur berjamaah mereka menjadi lebih bersemangat
dalam belajar. (Hasil Observasi, tanggal 25 Januari 2017)
Berdasarkan pengamatan dari peneliti, karakter disiplin terbentuk dari
para siswa yang melaksanakan sholat Dhuhur tepat waktu. Sehingga di
dalam kehidupan di sekolah mereka berusaha tidak terlambat masuk ke
kelas setelah melaksanakan shalat Dhuhur. (Hasil Observasi, tanggal 25
Januari 2017)
Siswa yang terbiasa menjaga sholat menjadi anak yang jujur. Suatu
karakter yang tertanam dalam jiwa anak bahwa Allah lah yang akan
mengawasi setiap gerak dan aktivitas dirinya. Maka tidak akan ada siswa
yang mencontek ketika ulangan. Tidak ada siswa yang mengambil barang
siswa lain, karena kejujuran telah tertanam di dalam hatinya bahwa Allah
selalu mengawasi. (Hasil Observasi, tanggal 25 Januari 2017)
3. Hafalan suratan juz 30
Pelaksanaan hafalan suratan juz 30 sudah berjalan cukup lama yaitu
sekitar kurang lebih tujuh tahun. Dan masih tetap terjaga konsistensinya
sampai sekarang. Karakter yang terbentuk adalah karakter kerja keras, dan
pantang menyerah. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukan upaya
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
58
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. (Zubaedi, 2013: 75).
Karakter kerja keras tercemin dari para siswa yang menghafal secara
terus menerus setiap paginya tanpa lelah walaupun mereka sudah hafal.
Karakter pantang menyerah tercermin dengan adanya siswa yang belum
hafal maka siswa tersebut tidak putus asa untuk menghafalkan.
4. Baca Tulis Al-Qur‟an
Pelaksanaan Baca Tulis Al-Qur‟an adalah setelah hafalan suratan juz 30
yaitu bagi kelas 8. Baca tulis Al-Qur‟an dilaksanakan setiap hari jam 07.30
sampai dengan jam 08.00 WIB. Dengan adanya kegiatan baca tulis Al-
Qur‟an karakter siswa yang terbentuk adalah karakter mandiri, gemar
membaca, kerja keras dan peduli sosial. Karakter mandiri tercermin dari
para siswa yang secara mandiri membawa Al-Qur‟an dan iqra‟ dari rumah
dan dalam kegiatan pembelajaran para siswa juga secara mandiri membawa
perlengkapan seperti alat tulis ke sekolah tanpa meminjam teman. (Hasil
Observasi, tanggal 26 Januari 2017)
Karakter gemar membaca tercermin dari para siswa yang setiap harinya
membaca Al-Qur‟an dan iqra‟. Beradasarkan pengamatan dari peneliti pada
saat pembelajaran, guru juga mewajibkan siswanya untuk meminjam buku
di perpustakaan sehingga para siswa pada saat pembelajaran diwajibkan
untuk membaca terlebih dahulu. (Hasil Observasi, tanggal 28 Januari 2017).
Karakter peduli sosial tercermin dari para siswa yang membantu teman
yang belum bisa lancar membaca Al-Qur‟an. Dalam kehidupan sehari-hari
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017
59
di sekolah juga terlihat para siswa yang membantu teman yang sedang
kesulitan dalam mengerjakan tugas. (Hasil Observasi, 28 Januari 2017)
D. Kendala Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan Keagamaan
Dalam proses pelaksanaan kegiatan MTs Muhammadiyah Purwokerto
mempunyai kendala-kendala atau hambatan dari beberapa hal diantaranya :
1. Banyak anak yang belum memahami tata cara sholat dan do‟a sholat yang
sesuai dengan Al-Qur‟an dan As-Sunnah, sehingga sekolah harus melatih
siswa untuk menghafal do‟a-do‟a sholat dari nol dan beserta tata cara sholat.
2. Banyak siswa yang beranggapan bahwa sholat Dhuha merupakan amalan
sunnah tidak penting.
3. Ada beberapa anak sengaja datangnya terlambat, sehingga guru harus
memanggil siswa yang datang terlambat untuk cepat ke masjid.
4. Masalah waktu karena Baca Tulis Al-Qur‟an hanya diberikan waktu
maksimal 30 menit sehingga waktu yang hanya 30 menit terkadang ada
siswa yang membacanya hanya beberapa ayat sehingga tidak maksimal
hanya membaca sedapatnya saja.
Untuk mengatasi kendala implementasi pendidikan karakter melalui
kegiatan keagamaan di MTs Muhammadiyah Purwokerto, solusi yang
diberikan pihak sekolah adalah siswa yang tidak mengikuti shalat Dhuha akan
diberikan sanksi yaitu shalat Dhuha di lapangan. Menggunakan waktu dengan
sebaik-baiknya dalam kegiatan baca tulis Al-Qur‟an.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER, ANIDA ISTIQOMAH AL MUNAWAROH, FAI UMP 2017