BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST...

51
24 BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi Simulasi Untuk mengetahui dan membandingkan kinerja jaringan pada protokol routing DSDV, DSR dan AODV akan dilakukan seperti pada skenario dan variasi perencanaan serta beberapa tambahan analisa untuk memantapkan proses perbandingan kinerja pada masing-masing protokol. Berikut adalah cara yang digunakan untuk menjalankan simulasi yang telah dibuat pada terminal linux mint: Misalnya nama yang digunakan setelah pembuatan skrip tcl pada protokol AODV adalah “skripAODV.tcl”, kemudian akan dijalankan pada terminal yang tersedia pada linux mint, maka pada tampilan terminalnya diketikkan “ns skripAODV.tcl”, begitu pula pada protokol DSR yaitu “ns skripDSR.tcl” dan protokol DSDV yaitu “ns skripDSDV.tcl. Ketiga cara tersebut digunakan untuk memulai menjalankan simulasi berdasarkan protokol routing masing-masing dengan ekstensi file “.tcl”. Adapun nama skrip yang penulis gunakan adalah 10old.tcl, 20old.tcl, 30old.tcl, …, 100old.tcl. Setelah simulasi selesai dijalankan, akan menghasilkan output file berupa nam file “.nam” yang terlihat pada Gambar 4.1a dan trace file .tr” yang dapat dilihat pada Gambar 4.1b. Nam file digunakan untuk menampilkan proses simulasi secara visual, sedangkan trace file untuk merekam setiap pertukaran data yang terjadi pada setiap node selama simulasi berlangsung (Altman dan Jimenez, 2003). Setelah trace file dan nam file dihasilkan, hal yang dilakukan selanjutnya adalah mencari nilai throughput, delay, packetloss dan packet delivery ratio pada trace file yang telah dihasilkan, caranya dengan membuat awk file dengan cara menyaring informasi pada trace file berupa node sumber dan tujuan, koneksi antar node, ukuran paket, dan lain sebagainya. Kemudian diatur kembali dengan menggunakan persamaan untuk mencari nilai yang diinginkan.

Transcript of BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST...

Page 1: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

24

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA

4.1 Implementasi Simulasi

Untuk mengetahui dan membandingkan kinerja jaringan pada protokol routing

DSDV, DSR dan AODV akan dilakukan seperti pada skenario dan variasi perencanaan

serta beberapa tambahan analisa untuk memantapkan proses perbandingan kinerja pada

masing-masing protokol.

Berikut adalah cara yang digunakan untuk menjalankan simulasi yang telah dibuat

pada terminal linux mint:

Misalnya nama yang digunakan setelah pembuatan skrip tcl pada protokol AODV

adalah “skripAODV.tcl”, kemudian akan dijalankan pada terminal yang tersedia pada

linux mint, maka pada tampilan terminalnya diketikkan “ns skripAODV.tcl”, begitu pula

pada protokol DSR yaitu “ns skripDSR.tcl” dan protokol DSDV yaitu “ns skripDSDV.tcl.

Ketiga cara tersebut digunakan untuk memulai menjalankan simulasi berdasarkan

protokol routing masing-masing dengan ekstensi file “.tcl”. Adapun nama skrip yang

penulis gunakan adalah 10old.tcl, 20old.tcl, 30old.tcl, …, 100old.tcl.

Setelah simulasi selesai dijalankan, akan menghasilkan output file berupa nam file

“.nam” yang terlihat pada Gambar 4.1a dan trace file “.tr” yang dapat dilihat pada Gambar

4.1b. Nam file digunakan untuk menampilkan proses simulasi secara visual, sedangkan

trace file untuk merekam setiap pertukaran data yang terjadi pada setiap node selama

simulasi berlangsung (Altman dan Jimenez, 2003).

Setelah trace file dan nam file dihasilkan, hal yang dilakukan selanjutnya adalah

mencari nilai throughput, delay, packetloss dan packet delivery ratio pada trace file yang

telah dihasilkan, caranya dengan membuat awk file dengan cara menyaring informasi

pada trace file berupa node sumber dan tujuan, koneksi antar node, ukuran paket, dan lain

sebagainya. Kemudian diatur kembali dengan menggunakan persamaan untuk mencari

nilai yang diinginkan.

Page 2: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

25

Gambar 4.1a Contoh nam file (.nam)

r 10.000988195 _9_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 0 800] -------

[0:255 -1:255 30 0] [0x2 1 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.000988319 _4_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 0 800] -------

[0:255 -1:255 30 0] [0x2 1 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.000988413 _3_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 0 800] -------

[0:255 -1:255 30 0] [0x2 1 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.000988479 _2_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 0 800] -------

[0:255 -1:255 30 0] [0x2 1 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.000988748 _6_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 0 800] -------

[0:255 -1:255 30 0] [0x2 1 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

s 10.001869422 _9_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 0 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.003057558 _4_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 9 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.003057617 _0_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 9 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.003057712 _3_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 9 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.003057856 _2_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 9 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

Gambar 4.1b Contoh trace file (.tr) saat penemuan jalur pada node

Page 3: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

26

r 10.003058040 _6_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 9 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.003058154 _5_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 9 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

r 10.003058181 _1_ RTR --- 0 AODV 48 [0 ffffffff 9 800] -------

[9:255 -1:255 29 0] [0x2 2 1 [1 0] [0 4]] (REQUEST)

s 10.003058181 _1_ RTR --- 0 AODV 44 [0 0 0 0] ------- [1:255 0:255

30 9] [0x4 1 [1 4] 10.000000] (REPLY)

Gambar 4.1b Contoh trace file (.tr) saat penemuan jalur pada node

Adapun pada tugas akhir ini, penulis menggunakan jumlah node yang bervariasi

yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 node. Berikut adalah beberapa tampilan

nam dari hasil percobaan yang penulis kerjakan:

Gambar 4.2a Tampilan nam pada jumlah 40 node sebelum simulasi dimulai

Pada Gambar 4.2a memperlihatkan tampilan nam pada jumlah node 40 disaat

awal sebelum proses simulasi dimulai. Pada skenario ini node sumber berada pada node

0 dan node tujuan berada pada node 1. Kemudian setelah simulasi dijalankan maka node

0 akan bergerak kearah bawah dan node 1 akan bergerak kearah atas seperti yang terlihat

pada Gambar 4.2b. Setelah simulasi berakhir, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisa kinerja berdasarkan informasi yang diperoleh saat simulasi berakhir.

Page 4: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

27

Gambar 4.2b Tampilan nam pada jumlah 40 node setelah simulasi berakhir

4.2 Pengambilan Data

Perhitungan throughput, delay, packetloss, dan PDR dilakukan dengan menggunakan

program awk file seperti yang terlihat pada Gambar 4.3, dimana program ini akan

mengacu pada data yang terdapat pada trace file ketika dijalankan pada terminal.

{

event = $1

time = 0 + $2

node_id = $3

pkt_size = 0 + $8

level = $4

if (level == "AGT" && event == "s" && $7 == "tcp") {

sent++

if (!startTime || (time < startTime)) {

startTime = time

}

Gambar 4.3 Contoh skrip awk

Page 5: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

28

}

if (level == "AGT" && event == "r" && $7 == "tcp") {

receive++

if (time > stopTime) {

stopTime = time

}

recvdSize += pkt_size

}

}

END {

printf("start Time = %f, stopTime = %f\n", startTime, stopTime)

printf("sent_packets\t %d\n",sent)

printf("received_packets %d\n",receive)

printf("PDR = %.2f %\n",(receive/sent)*100);

printf("Packetloss = %.2f %\n",(receive-sent)/100);

printf("Delay = %f s\n",(stopTime/receive));

printf("Throughput = %.2f kbps\tStartTime=%.2f\tStopTime = %.2f\n",

(recvdSize/(stopTime-startTime))*(8/1000),startTime,stopTime);

}

Gambar 4.3 Contoh skrip awk

Setelah awk diselesaikan dan disimpan dengan format “.awk”, kemudian memanggil

fungsi awk tersebut pada terminal linux mint yang nanti akan mengeksekusi trace file

berdasarkan program yang telah diatur pada program awk diatas.

Berikut adalah cara yang digunakan untuk menjalankan awk script yang telah dibuat

sebelumnya pada terminal linux mint:

#awk -f (nama file awk).awk (nama trace file).tr

Page 6: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

29

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.4a dibawah ini:

Gambar 4.4a Cara menjalankan file awk

Kemudian setelah dijalankan akan muncul hasilnya seperti yang terlihat pada

Gambar 4.4b dibawah:

Gambar 4.4b Contoh script dan hasil eksekusi trace file dengan program awk

Pada Gambar 4.4b diatas dapat dilihat hasil dari proses pencarian kinerja jaringan

dengan menggunakan file awk sehingga didapatkan informasi yang diinginkan berupa

nilai throughput, delay, packetloss dan PDR.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV, DSDV dan DSR Berdasarkan

Perbedaan Ukuran Paket.

Pada Bab 4.3.1 ini akan membahas tentang perbandingan nilai throughput, delay,

packetloss dan PDR berdasarkan perbedaan ukuran paket yang diberikan. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut.

4.3.1.1 Perbandingan Nilai Throughput pada Protokol Routing AODV, DSDV, dan

DSR Berdasarkan Perbedaan Ukuran Paket.

Berikut adalah hasil tabulasi data yang diperoleh saat simulasi selesai dilakukan pada

skenario nilai throughput berdasarkan perbedaan ukuran paket.

Page 7: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

30

Tabel 4.1a Tabulasi data nilai throughput pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol (kbps) 128 (bytes) 256 (bytes) 512 (bytes) 1024 (bytes)

DSDV 10 52.11 249.47 343.03 122.74

DSR 10 126.01 305.56 428.64 339.26

AODV 10 89.43 195.26 271.88 232.62

DSDV 20 87.15 122.47 168.27 206.5

DSR 20 125.75 185.85 261.71 338.6

AODV 20 98.17 139.96 187.96 233.46

DSDV 30 91.17 128.34 175.8 233.99

DSR 30 125.76 185.9 261.83 338.62

AODV 30 89.49 130.69 181.98 232.63

DSDV 40 88.08 123.99 169.59 214.92

DSR 40 117.43 118.05 249.67 318.83

AODV 4/0 89.53 130.73 181.85 232.48

DSDV 50 85.33 112.57 166.18 206.14

DSR 50 125.96 185.96 260.32 338.68

AODV 50 89.5 130.93 182.1 232.08

DSDV 60 136.9 139.44 184.25 300.52

DSR 60 120.3 177.64 250.01 322.56

AODV 60 89.46 130.68 181.86 232.68

DSDV 70 126 176.68 237.08 273.54

DSR 70 90.3 123.92 185.71 225.52

AODV 70 84.83 124.31 173.01 220.77

DSDV 80 85.38 121.37 166.39 212.08

DSR 80 104.45 161.91 216.6 279.89

AODV 80 89.48 130.73 181.74 231.78

DSDV 90 124.4 174.75 239.36 300.84

DSR 90 122.44 179.93 252.85 326.34

AODV 90 89.7 130.9 182.06 232.35

DSDV 100 86.41 107.51 159.61 209.91

DSR 100 114.8 167.9 233.99 298.03

AODV 100 85.37 110.72 153.91 220.97

Pada Tabel 4.1a diatas terlihat nilai throughput pada masing – masing protokol

routing yaitu protokol DSDV, DSR dan AODV pada ukuran paket berdasarkan skenario

simulasi yaitu 128, 256, 512 dan 1024 bytes sehingga nantinya memungkin untuk

mengetahui kinerja dari setiap protokol routing tersebut.

Page 8: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

31

Tabel 4.1b Nilai throughput rata-rata pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol Throughput rata-rata (bytes)

DSDV 167.7565

DSR 217.337

AODV 160.751

Berdasarkan Tabel 4.1b dapat disimpulkan bahwa nilai throughput rata-rata yang

dihasilkan oleh protokol DSR adalah sebesar 217.337 kbps, protokol DSDV sebesar

167.7565 kbps dan protokol AODV sebesar 160.751 kbps. Hasil dari throughput rata-rata

ini membuktikan bahwa protokol DSR memiliki kinerja yang lebih unggul dari protokol

AODV dan DSDV yang ditinjau dari segi nilai throughput yang dihasilkan dengan rata-

rata nilai throughput yang paling besar yaitu sebesar 217.337 kbps.

Hasil keseluruhan kinerja nilai throughput pada protokol routing AODV, DSDV dan

DSR yang ditinjau dari pengaruh perubahan ukuran paket, diperoleh kesimpulan bahwa

semakin besar ukuran paket yang diberikan maka nilai throughput yang dihasilkan akan

semakin besar.

Berikut adalah grafik hasil perhitungan kinerja jaringan berupa throughput pada

node 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 dengan ukuran paket 128, 256, 512, dan 1024

bytes.

Gambar 4.5 Pengaruh nilai throughput pada 10 node

0

200

400

600

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 10 node

DSDV 10 DSR 10 AODV 10

Page 9: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

32

Gambar 4.6 Pengaruh nilai throughput pada 20 node

Gambar 4.7 Pengaruh nilai throughput pada 30 node

Gambar 4.8 Pengaruh nilai throughput pada 40 node

0

100

200

300

400

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 20 node

DSDV 20 DSR 20 AODV 20

0

100

200

300

400

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 30 node

DSDV 30 DSR 30 AODV 30

0

100

200

300

400

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 40 node

DSDV 40 DSR 40 AODV 40

Page 10: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

33

Gambar 4.9 Pengaruh nilai throughput pada 50 node

Gambar 4.10 Pengaruh nilai throughput pada 60 node

Gambar 4.11 Pengaruh nilai throughput pada 70 node

0

100

200

300

400

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 50 node

DSDV 50 DSR 50 AODV 50

0

100

200

300

400

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 60 node

DSDV 60 DSR 60 AODV 60

0

100

200

300

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 70 node

DSDV 70 DSR 70 AODV 70

Page 11: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

34

Gambar 4.12 Pengaruh nilai throughput pada 80 node

Gambar 4.13 Pengaruh nilai throughput pada 90 node

Gambar 4.14 Pengaruh nilai throughput pada 100 node

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.5 - 4.14 menunjukkan bahwa semakin besar

ukuran paket yang diberikan saat pertukaran data maka nilai throughput yang dihasilkan

0

100

200

300

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 80 node

DSDV 80 DSR 80 AODV 80

0

100

200

300

400

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 90 node

DSDV 90 DSR 90 AODV 90

0

100

200

300

400

128 256 512 1024Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Ukuran Paket (bytes)

Throughput pada 100 node

DSDV 100 DSR 100 AODV 100

Page 12: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

35

akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena besar nilai throughput dipengaruhi oleh

besarnya ukuran paket yang diterima oleh node terhadap total waktu pengiriman data.

Sehingga jika ukuran paket semakin besar maka nilai throughput yang dihasilkan akan

semakin besar.

Grafik pada Gambar 4.6 - 4.9, 4.12 dan 4.14 menunjukkan bahwa nilai throughput

pada protokol routing AODV, DSDV dan DSR relatif stabil dengan fluktuasi data yang

sangat rendah sehingga menunjukkan bahwa pada protokol DSR memiliki nilai

throughput yang lebih besar dibandingkan dengan protokol routing AODV dan DSDV.

Sedangkan pada protokol routing AODV dan DSDV sendiri memiliki nilai throughput

yang relatif sama dimana protokol AODV sedikit lebih unggul.

Keunggulan protokol routing DSR disebabkan karena protokol routing ini bekerja

dengan membentuk route on demand berdasarkan source routing pada intermediate

device. Intermediate device ini sendiri bekerja dengan memanfaatkan route cache yang

menyebabkan delay yang lebih kecil sehingga mempengaruhi besarnya nilai throughput

pada protokol DSR ini. Hal inilah yang memberikan nilai lebih pada prtokol DSR

dibandingkan dengan prtokol AODV dan protokol DSDV. Penyebab kurangnya nilai

throughput pada protokol AODV dan DSDV karena pada protokol AODV node sumber

harus membroadcast paket Route Request (RREQ) untuk pencarian rute sehingga

membutuhkan waktu yang lama agar intermediate node mengirimkan paket Route Replay

(RREP) yang mengakibatkan delay yang lebih besar dari protokol DSR. Sedangkan pada

protokol DSDV terlalu sering meng-update tabel routing pada setiap intermediate node

sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dibandingkan protokol DSR.

Grafik pada Gambar 4.10 menunjukkan inkonsistensi nilai throughput pada protokol

DSDV. Gambar 4.11 menunjukkan nilai pada protokol DSDV lenih besar dari protokol

AODV dan DSR. Kemudian pada Gambar 4.5 dan 4.13 menunjukkan nilai throughput

pada protokol DSDV lebih besar dari protokol AODV. Masalah pada Gambar 4.5, 4.10,

4.11 dan 4.13 menyelisihi kinerja throughput pada Gambar 4.6 - 4.9, 4.12 dan 4.14. Hal

ini dikarenakan kemungkinan terjadinya kesalahan pada saat proses pertukaran data

Page 13: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

36

seperti rapatnya jarak antara node dengan intermediate node, padatnya jalur trafik,

terlambatnya respon dari node tujuan untuk membalas RREP kembali ke node sumber,

dan terjadinya collision antar paket dan menyebabkan bertambahnya delay waktu pada

saat akan membangun koneksi baru. Kerugian semacam ini juga dapat terjadi karena

terlalu banyaknya jumlah node yang beroperasi pada suatu area dengan tingkat keluasan

yang kecil, seperti kasus pada tugas akhir ini yang hanya menggunakan luas area 400x400

m2 dengan jumlah node yang agak banyak sehingga memungkinkan terjadinya collision

antar node yang dapat mengakibatkan kinerja pada suatu protokol routing menjadi tidak

maksimal. Sedangkan pengaruh dari perubahan ukuran paket akan mempengaruhi

besarnya nilai throughput pada semua protokol routing sehingga dapat disimpulkan

bahwa semakin besar ukuran paket yang diberikan maka nilai throughput akan semakin

besar. Hal ini berbanding terbalik dengan besar delay, dimana semakin kecil suatu delay

maka nilai throughput yang dihasilkan akan semakin besar.

4.3.1.2 Perbandingan Besar Delay pada Protokol Routing AODV, DSDV, dan DSR

Berdasarkan Perbedaan Ukuran Paket.

Berikut adalah hasil tabulasi data yang diperoleh saat simulasi selesai dilakukan pada

skenario besar delay berdasarkan perbedaan ukuran paket

Tabel 4.2a Tabulasi data besar delay pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol (s) 128 (bytes) 256 (bytes) 512 (bytes) 1024 (bytes)

DSDV 10 0.036047 0.012665 0.016671 0.088027

DSR 10 0.01333 0.009686 0.012875 0.031344

AODV 10 0.018781 0.015155 0.020296 0.045701

DSDV 20 0.021555 0.025771 0.033934 0.052343

DSR 20 0.013357 0.015923 0.021087 0.031405

AODV 20 0.017111 0.021143 0.029353 0.045544

DSDV 30 0.020605 0.024594 0.032482 0.048272

DSR 30 0.013356 0.015918 0.021075 0.031483

AODV 30 0.018768 0.02264 0.030317 0.045699

DSDV 40 0.021338 0.025478 0.033711 0.050393

DSR 40 0.014304 0.057588 0.022101 0.033351

AODV 40 0.018799 0.022633 0.03338 0.045731

Page 14: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

37

Tabel 4.2b Delay rata-rata pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol Delay rata-rata (s)

DSDV 0.031081

DSR 0.02325

AODV 0.029266

Berdasarkan Tabel 4.2b dapat disimpulkan bahwa besar delay rata-rata yang

dihasilkan oleh protokol DSR adalah sebesar 0.02325s, pada protokol AODV sebesar

0.029266s dan protokol DSDV sebesar 0.031081s. Hasil dari delay rata-rata ini

membuktikan bahwa protokol DSR memiliki kinerja yang lebih unggul dari protokol

AODV dan DSDV yang ditinjau dari segi besar delay yang dihasilkan dengan rata-rata

delay yang paling kecil yaitu 0.02325s.

Hasil keseluruhan kinerja besar delay pada protokol routing AODV, DSDV dan DSR

yang ditinjau dari pengaruh perubahan ukuran paket, diperoleh kesimpulan bahwa

semakin besar ukuran paket yang diberikan maka besar delay yang dihasilkan akan

semakin besar.

Protokol (s) 128 (bytes) 256 (bytes) 512 (bytes) 1024 (bytes)

DSDV 50 0.022026 0.028062 0.034406 0.052543

DSR 50 0.014886 0.017759 0.023656 0.034961

AODV 50 0.018767 0.0226 0.030301 0.045819

DSDV 60 0.013731 0.022564 0.031029 0.036047

DSR 60 0.013962 0.01666 0.022071 0.032969

AODV 60 0.018775 0.022642 0.030337 0.0457

DSDV 70 0.014915 0.017877 0.02441 0.039574

DSR 70 0.0186 0.02538 0.029708 0.050015

AODV 70 0.019799 0.023803 0.031891 0.048155

DSDV 80 0.022157 0.026026 0.034358 0.051066

DSR 80 0.016081 0.018279 0.025475 0.037989

AODV 80 0.018773 0.022636 0.030357 0.045867

DSDV 90 0.012085 0.018074 0.023877 0.035986

DSR 90 0.010975 0.016447 0.021822 0.032586

AODV 90 0.014979 0.022604 0.030307 0.045767

DSDV 100 0.021753 0.029383 0.035816 0.051593

DSR 100 0.014631 0.017626 0.023584 0.035679

AODV 100 0.019675 0.026079 0.035826 0.04811

Page 15: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

38

Berikut ini adalah grafik hasil perhitungan kinerja jaringan berupa delay pada node

10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 dengan ukuran paket 128, 256, 512, dan 1024 bytes.

Gambar 4.15 Pengaruh besar delay pada 10 node

Gambar 4.16 Pengaruh besar delay pada 20 node

Gambar 4.17 Pengaruh besar delay pada 30 node

0

0.01

0.02

0.03

0.04

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 10 node

DSDV 10 DSR 10 AODV 10

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 20 node

DSDV 20 DSR 20 AODV 20

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 30 node

DSDV 30 DSR 30 AODV 30

Page 16: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

39

Gambar 4.18 Pengaruh besar delay pada 40 node

Gambar 4.19 Pengaruh besar delay pada 50 node

Gambar 4.20 Pengaruh besar delay pada 60 node

0

0.02

0.04

0.06

0.08

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 40 node

DSDV 40 DSR 40 AODV 40

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 50 node

DSDV 50 DSR 50 AODV 50

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 60 node

DSDV 60 DSR 60 AODV 60

Page 17: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

40

Gambar 4.21 Pengaruh besar delay pada 70 node

Gambar 4.22 Pengaruh besar delay pada 80 node

Gambar 4.23 Pengaruh besar delay pada 90 node

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024D

ela

y(s

)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 70 node

DSDV 70 DSR 70 AODV 70

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 80 node

DSDV 80 DSR 80 AODV 80

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024

Del

ay

(s)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 90 node

DSDV 90 DSR 90 AODV 90

Page 18: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

41

Gambar 4.24 Pengaruh besar delay pada 100 node

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.15 – 4.24 menunjukkan bahwa semakin besar

ukuran paket yang diberikan maka delay yang dihasilkan akan semakin besar karena

disebabkan saat proses pertukaran data dengan ukuran paket yang besar akan memakan

lebih banyak waktu, karena pada saat proses pertukaran data paket-paket akan dipecah

dan di enkapsulasi kedalam bentuk segmen, frame lalu menjadi bit data. Sehingga

semakin besar ukuran paket, maka paket yang akan di enkapsulasi akan memakan waktu

yang lama dan mengakibatkan delay yang terjadi akan semakin besar.

Grafik pada Gambar 4.16, 4.17, 4.19, 4.22 dan 4.24 menunjukkan bahwa besar delay

pada protokol AODV, DSDV dan DSR relatif stabil dengan tingkat fluktuasi yang hampir

sama. Pada kasus ini menunjukkan protokol DSR memiliki ukuran delay yang lebih kecil

dibandingkan dengan protokol AODV dan DSDV. Sedangkan protokol AODV memiliki

delay yang lebih kecil dari protokol DSDV. Kasus ini memperlihatkan bahwa protokol

DSR lebih unggul dari protokol AODV dan DSDV pada pengaruh perubahan besar delay,

hal ini mempengaruhi kecepatan pertukaran data atau nilai throughput yang akan

dihasilkan, seperti yang terlihat sebelumnya pada Gambar 4.6 - 4.9, 4.12 dan 4.14 yang

menunjukkan besar nilai throughput dipengaruhi oleh besar kecilnya ukuran suatu delay,

semakin besar throughput maka delay yang dihasilkan akan semakin kecil.

Penyebab protokol DSR lebih unggul disebabkan karena pada protokol DSR bekerja

dengan membentuk route on demand berdasarkan routing sumber pada intermediate node,

dimana intermediate node tersebut menggunakan route cache sehingga ukuran delay pada

0

0.02

0.04

0.06

128 256 512 1024D

ela

y(s

)

Ukuran Paket (bytes)

Delay pada 100 node

DSDV 100 DSR 100 AODV 100

Page 19: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

42

protokol DSR lebih kecil dari protokol AODV dan DSDV. Pada protokol AODV node

sumber harus melakukan broadcast paket pada seluruh node, sehingga membutuhkan

waktu untuk node tetangganya untuk mengirimkan kembali respon balasan untuk node

sumber. Sedangkan pada protokol DSDV saat proses pertukaran data terlalu sering

melakukan update tabel routing sehingga mempengaruhi waktu pertukaran data yang

mengakibatkan delay yang besar.

Grafik pada Gambar 4.15, 4.20 dan 4.23 menunjukkan delay pada protokol DSDV

lebih kecil dari protokol AODV, sedangkan grafik pada Gambar 4.16, 4.17, 4.19, 4.22

dan 4.24 menunjukkan bahwa protokol DSDV memiliki ukuran delay yang lebih besar

dari protokol AODV, sedangkan protokol DSR tetap memilki delay yang paling dari

protokol AODV dan DSDV. Grafik pada Gambar 4.18 menunjukkan inkonsistensi pada

protokol DSR dimana pada ukuran paket 256 bytes nilai DSR lebih besar dari protokol

AODV dan DSDV. Grafik pada Gambar 4.21 menunjukkan perubahan tingkat besar delay

yang awalnya protokol DSDV memiliki delay yang paling besar, namun pada grafik ini

protokol DSDV memiliki delay yang paling kecil. Permasalahan pada Gambar 4.15, 4.18,

4.20, 4.21 dan 4.23 kemungkinan terjadi karena pada saat proses pertukaran data terjadi

kesalahan seperti terlalu padat dan rapatnya node-node yang dilalui oleh paket data

sehingga mengakibatkan delay yang besar dari biasanya. Kasus seperti ini wajar terjadi

mengingat luas area yang digunakan hanya 400x400 m2 dengan jumlah node yang

semakin banyak sehingga memungkinkan kinerja dari protokol routing tidak bekerja

secara maksimal. Adapun pengaruh dari semakin besarnya ukuran paket yang diberikan

akan mempengaruhi delay yang terjadi sebagaimana pada kasus pengaruh perubahan nilai

throughput sebelumnya, dimana semakin besar ukuran paket yang diberikan maka delay

yang dihasilkan akan semakin besar.

Dapat disimpulkan bahwa dilihat secara gairs besar kinerja dari protokol DSR lebih

baik daripada protokol DSDV dan AODV sehingga membuktikan bahwa protokol DSR

lebih unggul pada ukuran delay yang dihasilkan.

Page 20: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

43

4.3.1.3 Perbandingan Nilai Packetloss pada Protokol Routing AODV, DSDV, dan

DSR Berdasarkan Perbedaan Ukuran Paket.

Berikut adalah hasil tabulasi nilai packetloss berdasarkan perbedaan ukuran paket:

Tabel 4.3a Tabulasi data nilai packetloss pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol (%) 128 (bytes) 256 (bytes) 512 (bytes) 1024 (bytes)

DSDV 10 0.05 0.1 0.12 0.21

DSR 10 0.1 0.18 0.01 0.13

AODV 10 0.09 0.08 0.11 0.08

DSDV 20 0.27 0.23 0.04 0.24

DSR 20 0.1 0.09 0.15 0.12

AODV 20 0.03 0.06 0.08 0.11

DSDV 30 0.24 0.23 0.13 0.08

DSR 30 0.09 0.08 0.1 0.1

AODV 30 0.1 0.09 0.07 0.08

DSDV 40 0.17 0.07 0.15 0.24

DSR 40 0.13 0.11 0.12 0.13

AODV 40 0.1 0.08 0.1 0.11

DSDV 50 0.3 0.28 0.18 0.12

DSR 50 0.09 0.16 0.15 0.03

AODV 50 0.1 0.11 0.13 0.11

DSDV 60 0.17 0.16 0.29 0.12

DSR 60 0.09 0.09 0.09 0.13

AODV 60 0.11 0.11 0.11 0.09

DSDV 70 0.08 0.26 0.32 0.25

DSR 70 0.07 0.06 0.12 0.12

AODV 70 0.13 0.08 0.07 0.07

DSDV 80 0.25 0.18 0.31 0.22

DSR 80 0.08 0.12 0.11 0.11

AODV 80 0.11 0.11 0.01 0.13

DSDV 90 0.26 0.11 0.15 0.27

DSR 90 0.08 0.06 0.16 0.11

AODV 90 0.09 0.13 0.1 0.14

DSDV 100 0.11 0.29 0.19 0.18

DSR 100 0.07 0.05 0.14 0.05

AODV 100 0.08 0.08 0.11 0.1

Page 21: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

44

Tabel 4.3b nilai packetloss rata-rata pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol Packetloss rata-rata (%)

DSDV 0.1905

DSR 0.102

AODV 0.0945

Berdasarkan Tabel 4.3b dapat disimpulkan bahwa nilai packetloss rata-rata yang

dihasilkan oleh protokol AODV adalah sebesar 0.0945%, pada protokol DSR sebesar

0.102% dan protokol DSDV sebesar 0.1905%. Hasil dari nilai packetloss rata-rata ini

membuktikan bahwa protokol AODV dan DSR memiliki kinerja yang lebih unggul dari

protokol DSDV yang ditinjau dari segi packetloss rata-rata yang.

Hasil keseluruhan kinerja nilai packetloss pada protokol routing AODV, DSDV dan

DSR yang ditinjau dari pengaruh perubahan ukuran paket, dapat disimpulkan bahwa

pengaruh perubahan ukuran paket menghasilkan perbedaan nilai packetloss rata-rata

dengan tingkat perbedaan yang tidak terlalu besar yang dihasilkan pada setiap protokol

routing.

Selanjutnya adalah grafik hasil perhitungan kinerja jaringan berupa packetloss pada

node 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 dengan ukuran paket 128, 256, 512, dan 1024

bytes.

Gambar 4.25 Pengaruh nilai packetloss pada 10 node

0

0.1

0.2

0.3

128 256 512 1024

Pack

etlo

ss(%

)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 10 node

DSDV 10 DSR 10 AODV 10

Page 22: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

45

Gambar 4.26 Pengaruh nilai packetloss pada 20 node

Gambar 4.27 Pengaruh nilai packetloss pada 30 node

Gambar 4.28 Pengaruh nilai packetloss pada 40 node

0

0.1

0.2

0.3

128 256 512 1024Pa

cket

loss

(%)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 20 node

DSDV 20 DSR 20 AODV 20

0

0.1

0.2

0.3

128 256 512 1024

Pack

etlo

ss(%

)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 30 node

DSDV 30 DSR 30 AODV 30

0

0.1

0.2

0.3

128 256 512 1024

Pack

etlo

ss(%

)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 40 node

DSDV 40 DSR 40 AODV 40

Page 23: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

46

Gambar 4.29 Pengaruh nilai packetloss pada 50 node

Gambar 4.30 Pengaruh nilai packetloss pada 60 node

Gambar 4.31 Pengaruh nilai packetloss pada 70 node

0

0.2

0.4

128 256 512 1024Pa

cket

loss

(%)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 50 node

DSDV 50 DSR 50 AODV 50

0

0.1

0.2

0.3

0.4

128 256 512 1024

Pack

etlo

ss(%

)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 60 node

DSDV 60 DSR 60 AODV 60

0

0.1

0.2

0.3

0.4

128 256 512 1024

Pack

etlo

ss(%

)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 70 node

DSDV 70 DSR 70 AODV 70

Page 24: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

47

Gambar 4.32 Pengaruh nilai packetloss pada 80 node

Gambar 4.33 Pengaruh nilai packetloss pada 90 node

Gambar 4.34 Pengaruh nilai packetloss pada 100 node

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.25 - 4.34 terlihat tingkat persentasi packetloss

pada protokol AODV dan DSR relatif sama dengan besar packetloss tidak lebih dari 0,2%,

sedangkan tingkat persentasi packetloss pada protokol DSDV memiliki nilai yang lebih

0

0.1

0.2

0.3

0.4

128 256 512 1024Pa

cket

loss

(%)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 80 node

AODV 80 DSR 80 AODV 80

0

0.1

0.2

0.3

128 256 512 1024

Pack

etlo

ss(%

)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 90 node

DSDV 90 DSR 90 AODV 90

0

0.2

0.4

128 256 512 1024

Pack

etlo

ss(%

)

Ukuran Paket (bytes)

Packetloss pada 100 node

DSDV 100 DSR 100 AODV 100

Page 25: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

48

besar dari protokol AODV dan DSR yaitu hampir mencapai 0,4%.

Pada Gambar 4.27 terlihat bahwa nilai packetloss pada protokol DSDV mengalami

penurunan nilai seiring dengan bertambahnya ukuran paket dan tidak mengalami

fluktuasi yang besar. Ini disebabkan jalur bebas loop yang tersedia pada protokol DSDV

mengalami kinerja yang maksismal sehingga bisa menyesuaikan dengan topologi

jaringan yang berubah.

Dari grafik Gambar 4.25 – 4.34 dapat dilihat bahwa protokol DSDV secara garis

besar memiliki nilai packetloss yang lebih besar dari protokol AODV dan DSR, karena

penyebab terjadinya packetloss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer serta

terbatasnya memori pada setiap node dimana hal ini selaras dengan kinerja dari protokol

DSDV yaitu seringnya suatu node melakukan update routing setiap pertukaran data

sehingga berdampak banyaknya packetloss yang dihasilkan karena melebihi kapasitas

buffer dan terbatasnya memori pada setiap node. Untuk protokol AODV dan DSR tidak

terlalu menampilkan perbedaan yang signifikan karena kedua protokol routing ini sama-

sama bertipe reaktif dimana protokol routing reaktif bekerja ketika dibutuhkan

komunikasi antar node sumber dan node tujuan, serta tabel routing yang dimiliki oleh

sebuah node berisi informasi rute ke node tujuan saja. Protokol routing reaktif seperti

AODV dan DSR tidak perlu melakukan update routing secara berkala sehingga nilai

packetloss yang akan didapatkan tidak terlalu besar.

Dari keterangan Gambar 4.25 – 4.34 membuktikan bahwa kinerja dari protokol DSR

lebih unggul pada ukuran packetloss dibandingkan dengan protokol routing DSDV dan

protokol routing AODV, dimana protokol routing DSDV memiliki packetloss yang lebih

besar yang akan berdampak buruk pada kinerja jaringan saat proses pertukaran data

dilakukan sehingga tingkat packetloss yang paling sedikitlah yang memiliki keunggulan

dari suatu kinerja jaringan seperti yang didapatkan pada protokol routing DSR yang

memiliki tingkat nilai packetloss yang paling kecil daripada protokol routing AODV dan

protokol routing DSDV.

Page 26: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

49

4.3.1.4 Perbandingan Nilai PDR pada Protokol Routing AODV, DSDV, dan DSR

Berdasarkan Perbedaan Ukuran Paket.

Berikut adalah hasil tabulasi data yang diperoleh saat simulasi selesai dilakukan pada

skenario nilai packetloss berdasarkan perbedaan ukuran paket:

Tabel 4.4a Tabulasi data nilai PDR pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol (%) 128 (bytes) 256 (bytes) 512 (bytes) 1024 (bytes)

DSDV 10 99.64 99.75 99.6 96.43

DSR 10 99.73 99.65 99.97 99.19

AODV 10 99.66 99.76 99.56 99.27

DSDV 20 98.85 98.83 99.73 97.55

DSR 20 99.73 99.71 99.37 99.25

AODV 20 99.9 99.75 99.53 99.01

DSDV 30 99.02 98.88 99.16 99.23

DSR 30 99.76 99.75 99.58 99.38

AODV 30 99.63 99.59 99.58 99.27

DSDV 40 99.28 99.64 99 97.64

DSR 40 99.63 96.03 99.47 99.14

AODV 40 99.63 99.64 99.4 99

DSDV 50 98.7 98.45 98.78 98.75

DSR 50 99.62 99.2 99 99.71

AODV 50 99.63 99.51 99.22 99

DSDV 60 99.54 99.28 98.23 99.14

DSR 60 99.75 99.7 99.6 99.15

AODV 60 99.59 99.5 99.34 99.18

DSDV 70 99.76 99.08 98.39 98.06

DSR 70 99.74 99.62 99.29 98.54

AODV 70 99.49 99.62 99.56 99.33

DSDV 80 98.88 99.07 97.91 97.8

DSR 80 99.74 99.56 99.44 99.17

AODV 80 99.59 99.5 99.4 98.82

DSDV 90 99.22 99.6 99.29 98.09

DSR 90 99.78 99.8 99.31 99.29

AODV 90 99.66 99.42 99.4 98.73

DSDV 100 99.52 98.32 98.66 98.18

DSR 100 99.8 99.82 99.34 99.64

AODV 100 99.69 99.57 99.22 99.05

Page 27: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

50

Tabel 4.4b nilai PDR rata-rata pada skenario perbedaan ukuran paket

Protokol PDR rata-rata (%)

DSDV 98.82325

DSR 99.42375

AODV 99.43

Berdasarkan Tabel 4.4b dapat disimpulkan bahwa nilai PDR rata-rata yang dihasilkan

oleh protokol DSR adalah sebesar 99.42375%, pada protokol AODV sebesar 99.43% dan

protokol DSDV sebesar 98.82325%. Hasil dari nilai PDR rata-rata ini membuktikan

bahwa protokol AODV dan DSR memiliki kinerja yang lebih unggul dari protokol DSDV

yang ditinjau dari segi PDR rata-rata yang dihasilkan.

Hasil keseluruhan kinerja nilai PDR pada protokol routing AODV, DSDV dan DSR

yang ditinjau dari pengaruh perubahan ukuran paket, dapat disimpulkan bahwa pengaruh

perubahan ukuran paket yang dihasilkan tidak terlalu berbeda jauh mempengaruhi nilai

dari PDR yang dihasilkan pada setiap protokol routing.

Grafik perhitungan kinerja jaringan berupa Packet Delivery Ratio berdasarkan

skenario simulasi.

Gambar 4.35 Pengaruh nilai PDR pada 10 node

98

99

100

101

128 256 512 1024

PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 10 node

DSDV 10 DSR 10 AODV 10

Page 28: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

51

Gambar 4.36 Pengaruh nilai PDR pada 20 node

Gambar 4.37 Pengaruh nilai PDR pada 30 node

Gambar 4.38 Pengaruh nilai PDR pada 40 node

9698

100102

128 256 512 1024PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 20 node

DSDV 20 DSR 20 AODV 20

98

99

100

128 256 512 1024PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 30 node

DSDV 30 DSR 30 AODV 30

90

95

100

128 256 512 1024

PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 40 node

DSDV 40 DSR 40 AODV 40

Page 29: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

52

Gambar 4.39 Pengaruh nilai PDR pada 50 node

Gambar 4.40 Pengaruh nilai PDR pada 60 node

Gambar 4.41 Pengaruh nilai PDR pada 70 node

979899

100

128 256 512 1024PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 50 node

DSDV 50 DSR 50 AODV 50

96

98

100

128 256 512 1024

PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 60 node

DSDV 60 DSR 60 AODV 60

96

98

100

128 256 512 1024

PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 70 node

DSDV 70 DSR 70 AODV 70

Page 30: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

53

Gambar 4.42 Pengaruh nilai PDR pada 80 node

Gambar 4.43 Pengaruh nilai PDR pada 90 node

Gambar 4.44 Pengaruh nilai PDR pada 100 node

Grafik pada Gambar 4.35 - 4.37, 4.40, 4.42 - 4.44 menunjukkan nilai PDR pada

protokol DSDV selalu lebih kecil dibandingkan dengan protokol AODV dan DSR.

Sedangkan protokol AODV dan DSR memiliki nilai PDR yang relatif sama yang secara

96

98

100

128 256 512 1024P

DR

(%

)Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 80 node

AODV 80 DSR 80 AODV 80

97

98

99

100

128 256 512 1024

PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 90 node

DSDV 90 DSR 90 AODV 90

97

98

99

100

128 256 512 1024

PD

R (

%)

Ukuran Paket (bytes)

PDR pada 100 node

DSDV 100 DSR 100 AODV 100

Page 31: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

54

garis besar diatas 99%. Hal ini karena pada protokol DSDV terlalu banyak mengirim

pesan control untuk menjaga topologi jaringan pada setiap node, akibatnya akan

menghasilkan volume lalu lintas yang tinggi untuk jaringan padat, sehingga berdampak

pada nilai PDR yang semakin kecil. Masalah yang selalu dialami oleh protokol routing

pada jaringan ad hoc adalah tingkat mobilitas node yang dapat menyebabkan topologi

jaringan berubah dengan cepat yang berakibat link pada setiap rute sangat tidak permanen

dan bisa terputus kapan saja. Kasus seperti ini yang terjadi pada protokol DSDV karena

pada protokol ini harus selalu melakukan update tabel routing pada saat proses pertukaran

data dimana saat pertukaran data node sumber dan node tujuan bergerak sesuai tempat

tujuannya yang menyebabkan protokol DSDV bekerja terlalu berlebihan dalam

menentukan rute selanjutnya, hasilnya nilai PDR yang diperoleh kurang maksimal. Kasus

pada protokol AODV dan DSR memang lebih unggul dari protokol DSDV, karena pada

kedua protokol reaktif ini tidak mengirimkan pesan ke semua node yang terjangkau, tetapi

proses pencarian rute hanya akan dilakukan ketika dibutuhkan saja. hal inilah yang

menjadi kelebihan dari protokol reaktif seperti AODV dan DSR karena lebih hemat energi

dan tidak perlu mengirimkan pesan ke semua node yang terjangkau oleh node sumber.

Grafik pada Gambar 4.38 protokol DSR mengalami inkonsistensi pada ukuran paket

256 bytes yang menghasilkan nilai PDR yang lebih kecil dari protokol AODV dan DSDV.

Grafik pada Gambar 4.39 dan 4.41 memperlihatkan nilai PDR pada protokol DSR lebih

kecil dibandingkan dengan protokol AODV dan DSDV yang mana ini menyelisihi nilai

PDR pada Gambar 4.35 - 4.37, 4.40, 4.42 - 4.44 dimana nilai protokol DSR secara garis

besar lebih unggul daripada protokol AODV dan DSDV.

Permasalahan pada Gambar 4.38, 4.39 dan 4.41 kemungkinan disebabkan karena

rusaknya hubungan antara node karena pada jaringan ad hoc hubungan antara jalur sangat

tidak permanen dan bisa putus kapan saja, ditambah lagi dengan kekurangan pada

protokol DSR yang tidak dapat memperbaiki jalur yang rusak. Sehingga kinerja dari

protokol DSR ini menjadi tidak maksimal.

Page 32: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

55

4.3.2 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV, DSDV dan DSR Berdasarkan

Perbedaan Jumlah Node.

Pada Bab 4.3.2 ini akan membahas tentang perbandingan nilai throughput, delay,

packetloss dan PDR berdasarkan perbedaan jumlah node yang diberikan. Untuk

penjelasan yang lebih ringkas adalah sebagai berikut.

4.3.2.1 Perbandingan Nilai Throughput pada Protokol Routing AODV, DSDV, dan

DSR Berdasarkan Perbedaan Jumlah Node.

Berikut adalah hasil tabulasi data yang diperoleh saat simulasi selesai dilakukan pada

skenario nilai throughput berdasarkan perbedaan jumlah node:

Tabel 4.5 Tabulasi data nilai throughput pada skenario perbedaan jumlah node

Jumlah node AODV (kbps) DSR (kbps) DSDV (kbps)

10 node 133.35 207.5 176.49

20 node 98.17 125.75 87.15

30 node 89.49 125.76 91.17

128 40 node 89.53 117.43 88.08

bytes 50 node 89.5 125.96 85.33

60 node 89.46 120.3 136.9

70 node 84.83 90.3 126

80 node 89.48 104.45 85.38

90 node 89.7 122.44 124.4

100 node 85.37 114.8 86.41

10 node 195.26 305.56 249.47

20 node 139.96 185.85 122.47

30 node 130.69 185.9 128.34

256 40 node 130.73 118.05 123.99

bytes 50 node 130.93 185.96 112.57

60 node 130.68 177.64 139.44

70 node 124.31 123.92 176.68

80 node 130.73 161.91 121.37

90 node 130.9 179.93 174.75

100 node 110.72 167.9 107.51

10 node 271.88 428.64 343.03

20 node 187.96 261.71 168.27

30 node 181.98 261.83 175.8

Page 33: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

56

Jumlah node AODV (kbps) DSR (kbps) DSDV (kbps)

512 40 node 181.85 249.67 169.59

bytes 50 node 182.1 260.32 166.18

60 node 181.86 250.01 184.25

70 node 173.01 185.71 237.08

80 node 181.74 216.6 166.39

90 node 182.06 252.85 239.36

100 node 153.91 233.99 159.61

10 node 348.06 553.12 437.82

20 node 233.46 338.6 206.5

30 node 232.63 338.62 233.99

1024 40 node 232.48 318.83 214.92

bytes 50 node 232.08 338.68 206.14

60 node 232.68 322.56 300.52

70 node 220.77 225.52 273.54

80 node 231.78 279.89 212.08

90 node 232.35 326.34 300.84

100 node 220.97 298.03 209.91

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah node yang

bekerja, maka perubahan nilai throughput yang dihasilkan pada setiap protokol routing

memiliki tingkat fluktuasi yang tidak terlalu besar. Seperti yang terlihat pada tabel bagian

1024 bytes pada protokol AODV perubahan nilai throughput yang terjadi secara garis

besar bernilai sekitar 232 kbps dan pada protokol DSR secara garis besar sekitar 300 kbps,

kecuali pada protokol DSDV yang mengalami perubahan yang cukup besar pada

beberapa jumlah node.

Kesimpulan yang diperoleh pada kinerja nilai throughput berdasarkan perubahan

jumlah node adalah semakin banyak jumlah node pada suatu jaringan ad hoc maka nilai

throughput yang dihasilkan akan cenderung memiliki tingkat fluktuasi yang tidak terlalu

besar.

Berikut adalah grafik hasil perhitungan kinerja jaringan berupa nilai throughput pada

ukuran paket 128, 256, 512 dan 1024 bytes berdasarkan perbedaan jumlah node yaitu 10,

20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 node.

Page 34: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

57

Gambar 4.45 Pengaruh nilai throughput pada 128 bytes

Gambar 4.46 Pengaruh nilai throughput pada 256 bytes

Gambar 4.47 Pengaruh nilai throughput pada 512 bytes

0

100

200

300

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Jumlah Node

Throughput pada 128 bytes

AODV DSR DSDV

0

100

200

300

400

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Jumlah Node

Throughput pada 256 bytes

AODV DSR DSDV

0

200

400

600

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Jumlah Node

Throughput pada 512 bytes

AODV DSR DSDV

Page 35: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

58

Gambar 4.48 Pengaruh nilai throughput pada 1024 bytes

Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.45 – 4.48 menunjukkan semakin besar

jumlah node yang bekerja maka nilai throughput pada protokol AODV mengalami

fluktuasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan protokol DSR dan DSDV dimana kedua

protokol ini sama-sama terlihat memiliki fluktuasi yang lebih banyak ketika bearda pada

jumlah 60 node keatas. Ini terjadi karena pada protokol DSDV terlalu banyak

mengirimkan pesan kontrol untuk menjaga topologi jaringan pada setiap node, sehingga

menghasilkan volume lalu lintas yang tinggi dimana pada jumlah node diatas 60 node

mengalami lalu lintas yang lebih padat. Sedangkan pada protokol DSR tidak dapat

memperbaiki jalur yang rusak terlebih lagi jika jaringan tersebut dengan jumlah node

yang banyak. Pada protokol AODV yang mengalami fluktuasi yang lebih sedikit

disebabkan rute yang diperoleh sesuai dengan tujuan dengan tingkat efisiensi penggunaan

kanal yang bagus sehingga memungkinkan kinerja pada protokol AODV lebih terjaga

dengan tingkat perubahan data yang sedikit.

Berdasarkan Gambar 4.45 - 4.48 dapat dilihat secara garis besar bahwa nilai

throughput pada protokol DSR lebih unggul dari protokol AODV dan DSDV, karena pada

protokol DSR bekerja dengan membentuk route on demand berdasarkan source routing

pada intermediate device. Intermediate device ini sendiri bekerja dengan memanfaatkan

route cache yang menyebabkan delay yang lebih kecil sehingga mempengaruhi besarnya

nilai throughput. Penyebab kurangnya nilai throughput pada protokol AODV dan DSDV

0

200

400

600

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Jumlah Node

Throughput pada 1024 bytes

AODV DSR DSDV

Page 36: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

59

karena pada protokol AODV node sumber harus membroadcast paket Route Request

(RREQ) untuk pencarian rute sehingga membutuhkan waktu yang lama agar intermediate

node mengirimkan paket Route Replay (RREP) yang mengakibatkan delay yang lebih

besar dari protokol DSR. Sedangkan pada protokol DSDV terlalu sering mengupdate

Tabel routing pada setiap intermediate node sehingga memerlukan waktu yang cukup

lama dibandingkan protokol DSR.

4.3.2.2 Perbandingan Besar Delay pada Protokol Routing AODV, DSDV, dan DSR

Berdasarkan Perbedaan Jumlah Node.

Berikut adalah hasil tabulasi data yang diperoleh saat simulasi selesai dilakukan pada

skenario besar delay berdasarkan perbedaan jumlah node:

Tabel 4.6 Tabulasi data besar delay pada skenario perbedaan jumlah node

Jumlah node AODV (s) DSR (s) DSDV (s)

10 node 0.012598 0.008096 0.010651

20 node 0.017111 0.013357 0.021555

30 node 0.018768 0.013356 0.020605

128 40 node 0.018799 0.014304 0.021338

bytes 50 node 0.018767 0.014886 0.022026

60 node 0.018775 0.013962 0.013731

70 node 0.019799 0.0186 0.014915

80 node 0.018773 0.016081 0.022157

90 node 0.014979 0.010975 0.012085

100 node 0.019675 0.014631 0.021753

10 node 0.015155 0.009686 0.012665

20 node 0.021143 0.015923 0.025771

30 node 0.02264 0.015918 0.024594

256 40 node 0.022633 0.057588 0.025478

bytes 50 node 0.0226 0.017759 0.028062

60 node 0.022642 0.01666 0.022564

70 node 0.023803 0.02538 0.017877

80 node 0.022636 0.018279 0.026026

90 node 0.022604 0.016447 0.018074

100 node 0.026079 0.017626 0.029383

10 node 0.020296 0.012875 0.016671

20 node 0.029353 0.021087 0.033934

Page 37: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

60

Jumlah node AODV (s) DSR (s) DSDV (s)

30 node 0.030317 0.021075 0.032482

512 40 node 0.030338 0.022101 0.033711

bytes 50 node 0.030301 0.023656 0.034406

60 node 0.030337 0.022071 0.031029

70 node 0.031891 0.029708 0.02441

80 node 0.030357 0.025475 0.034358

90 node 0.030307 0.021822 0.023877

100 node 0.035826 0.023584 0.035816

10 node 0.030558 0.01923 0.024749

20 node 0.045544 0.031405 0.052343

30 node 0.045699 0.031483 0.048272

1024 40 node 0.045731 0.033351 0.050393

bytes 50 node 0.045819 0.034961 0.052543

60 node 0.0457 0.032969 0.036047

70 node 0.048155 0.050015 0.039574

80 node 0.045867 0.037989 0.051066

90 node 0.045767 0.032586 0.035986

100 node 0.04811 0.035679 0.051593

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah node yang

diberikan, maka perubahan besar delay yang dihasilkan pada setiap protokol routing tidak

terlalu berbeda jauh. Misalnya seperti yang terlihat pada tabel bagian 1024 bytes pada

protokol AODV perubahan besar delay yang terjadi secara garis besar bernilai sekitar

0.04s dan pada protokol DSR secara garis besar sekitar 0.03s, kecuali pada protokol

DSDV yang mengalami perubahan yang cukup besar pada beberapa jumlah node.

Kemungkinan terjadinya delay dengan fluktuasi yang besar karena pada saat proses

pertukaran data terjadi kesalahan seperti terlalu padat dan rapatnya node-node yang

dilalui oleh paket data sehingga mengakibatkan delay yang besar dari biasanya.

Kesimpulan yang diperoleh pada kinerja besar delay berdasarkan perubahan jumlah

node adalah semakin banyak jumlah node pada suatu jaringan ad hoc maka besar delay

yang dihasilkan mengalami perubahan yang tidak terlalu besar.

Berikut hasil perhitungan kinerja jaringan berupa besar delay pada ukuran paket

berdasarkan perbedaan jumlah node.

Page 38: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

61

Gambar 4.49 Pengaruh besar delay pada 128 bytes

Gambar 4.50 Pengaruh besar delay pada 256 bytes

Gambar 4.51 Pengaruh besar delay pada 512 bytes

0

0.01

0.02

0.03

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Del

ay

(s)

Jumlah Node

Delay pada 128 bytes

AODV DSR DSDV

0

0.02

0.04

0.06

0.08

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Del

ay

(s)

Jumlah Node

Delay pada 256 bytes

AODV DSR DSDV

0

0.01

0.02

0.03

0.04

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Del

ay

(s)

Jumlah Node

Delay pada 512 bytes

AODV DSR DSDV

Page 39: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

62

Gambar 4.52 Pengaruh besar delay pada 1024 bytes

Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.49 – 4.52 menunjukkan semakin besar

jumlah node yang diberikan maka besar delay pada protokol AODV dan DSR secara garis

besar sama-sama terlihat mengalami tingkat fluktuasi yang sedikit, kecuali pada protokol

DSDV yang terlihat memiliki besar delay dengan tingkat fluktuasi yang lebih besar. Ini

terjadi karena protokol DSDV terlalu sering meng-update tabel routing pada setiap

intermediate node sehingga menghasilkan kinerja yang tidak konsisten pada setiap node

yang mengakibatkan fluktuasi yang dihasilkan cukup besar pada protokol DSDV.

Pada Gambar 4.50 terlihat pada jumlah 40 node protokol DSR mengalami kenaikan

besar delay yang cukup besar. Ini disebabkan pada kekurangan yang dimiliki oleh

protokol DSR dimana ketika terjadi kerusakan jalur maka protokol DSR tidak dapat

memperbaiki jalur yang rusak tersebut yang mengakibatkan delay yang lebih besar dari

biasanya.

Kemungkinan terjadinya delay dengan fluktuasi yang besar karena pada saat proses

pertukaran data terjadi kesalahan seperti terlalu padat dan rapatnya node-node yang

dilalui oleh paket data sehingga mengakibatkan delay yang besar dari biasanya.

Kesimpulan yang diperoleh pada kinerja besar delay berdasarkan perubahan jumlah

node adalah semakin banyak jumlah node pada suatu jaringan ad hoc maka besar delay

yang dihasilkan mengalami perubahan yang tidak terlalu besar.

0

0.02

0.04

0.06

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Del

ay

(s)

Jumlah Node

Delay pada 1024 bytes

AODV DSR DSDV

Page 40: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

63

4.3.2.3 Perbandingan Nilai Packetloss pada Protokol Routing AODV, DSDV, dan

DSR Berdasarkan Perbedaan Jumlah Node.

Berikut adalah hasil tabulasi data yang diperoleh saat simulasi selesai dilakukan pada

skenario nilai packetloss berdasarkan perbedaan jumlah node:

Tabel 4.7 Tabulasi data nilai packetloss pada skenario perbedaan jumlah node

Jumlah node AODV (%) DSR (%) DSDV (%)

10 node 0.13 0.02 0.08

20 node 0.03 0.1 0.27

30 node 0.1 0.09 0.24

128 40 node 0.1 0.13 0.17

bytes 50 node 0.1 0.09 0.3

60 node 0.11 0.09 0.17

70 node 0.13 0.07 0.08

80 node 0.11 0.08 0.25

90 node 0.09 0.08 0.26

100 node 0.08 0.07 0.11

10 node 0.08 0.18 0.1

20 node 0.06 0.09 0.23

30 node 0.09 0.08 0.23

256 40 node 0.08 0.11 0.07

bytes 50 node 0.11 0.16 0.28

60 node 0.11 0.09 0.16

70 node 0.08 0.06 0.26

80 node 0.11 0.12 0.18

90 node 0.13 0.06 0.11

100 node 0.08 0.05 0.29

10 node 0.11 0.01 0.12

20 node 0.08 0.15 0.04

30 node 0.07 0.1 0.13

512 40 node 0.1 0.12 0.15

bytes 50 node 0.13 0.15 0.18

60 node 0.11 0.09 0.29

70 node 0.07 0.12 0.32

80 node 0.01 0.11 0.31

90 node 0.1 0.16 0.15

100 node 0.11 0.14 0.19

10 node 0.13 0.06 0.22

Page 41: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

64

Jumlah node AODV (%) DSR (%) DSDV (%)

20 node 0.11 0.12 0.24

30 node 0.08 0.1 0.08

1024 40 node 0.11 0.13 0.24

bytes 50 node 0.11 0.03 0.12

60 node 0.09 0.13 0.12

70 node 0.07 0.12 0.25

80 node 0.13 0.11 0.22

90 node 0.14 0.11 0.27

100 node 0.1 0.05 0.18

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah node yang

diberikan, maka perubahan nilai packetloss yang dihasilkan pada setiap protokol routing

mengalami perubahan yang tidak terlalu besar. Misalnya seperti yang terlihat pada tabel

bagian 1024 bytes pada protokol AODV dan DSR perubahan nilai packetloss yang

dihasilkan hanya memiliki nilai kurang dari 0.2%, kecuali pada protokol DSDV yang

cenderung memiliki perubahan yang relatif besar.

Kesimpulan yang diperoleh pada kinerja nilai packetloss berdasarkan perubahan

jumlah node adalah semakin banyak jumlah node pada suatu jaringan ad hoc maka nilai

packetloss yang dihasilkan akan cenderung lebih sedikit dan tidak terlalu banyak

berpengaruh.

Berikut hasil perhitungan kinerja jaringan berupa nilai packetloss pada ukuran paket

128, 256, 512 dan 1024 bytes berdasarkan perbedaan jumlah node yaitu 10, 20, 30, 40,

50, 60, 70, 80, 90 dan 100 node.

0

0.1

0.2

0.3

0.4

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Pack

etlo

ss(%

)

Jumlah Node

Packetloss pada 128 bytes

AODV DSR DSDV

Page 42: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

65

Gambar 4.53 Pengaruh nilai packetloss pada 128 bytes

Gambar 4.54 Pengaruh nilai packetloss pada 256 bytes

Gambar 4.55 Pengaruh nilai packetloss pada 512 bytes

Gambar 4.56 Pengaruh nilai packetloss pada 1024 bytes

0

0.1

0.2

0.3

0.4

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Pack

etlo

ss(%

)

Jumlah Node

Packetloss pada 256 bytes

AODV DSR DSDV

0

0.1

0.2

0.3

0.4

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Pack

etlo

ss(%

)

Jumlah Node

Packetloss pada 512 bytes

AODV DSR DSDV

0

0.1

0.2

0.3

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Pack

etlo

ss(%

)

Jumlah Node

Packetloss pada 1024 bytes

AODV DSR DSDV

Page 43: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

66

Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.53 – 4.56 secara garis besar

memperlihatkan bahwa protokol DSDV memiliki nilai packetloss yang paling besar

dibandingkan dengan protokol AODV dan DSR. Nilai packetloss pada protokol AODV,

DSR dan DSDV mengalami fluktuasi yang cukup besar pada kasus ini, dimana pada

protokol DSDV mengalami tingkat fluktuasi yang paling besar. Ini karena pada jaringan

ad hoc memilki topologi yang tidak menentu disebabkan karena pergerakan beberapa

node sehingga link pada rute sangat tidak permanen dan bisa putus kapan saja. Penyebab

lain dari perubahan topologi ini adalah kemungkinan terjadinya collision atau tabrakan

antar node atau paket sehingga memberikan peluang terjadinya hilang data semakin besar.

Inilah yang menyebabkan protokol DSDV mengalami ketidakstabilan nilai packetloss,

karena protokol DSDV harus selalu melakukan update tabel routing sehingga setiap

terjadi perubahan topologi pada jaringan maka akan mempengaruhi besarnya paket yang

hilang ataupun paket yang diterima.

Berdasarkan Gambar 4.53 – 4.56 dapat disimpulkan secara garis besar bahwa

protokol DSDV memiliki nilai packetloss yang paling besar dibandingkan dengan

protokol AODV dan DSR. Ini terjadi karena karena penyebab terjadinya packetloss

adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer serta terbatasnya memori pada setiap node

dimana hal ini selaras dengan kinerja dari protokol DSDV yaitu seringnya suatu node

melakukan update routing setiap pertukaran data sehingga berdampak banyaknya

packetloss yang dihasilkan karena melebihi kapasitas buffer dan terbatasnya memori pada

setiap node.

Penyebab terjadinya packetloss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer serta

terbatasnya memori pada setiap node dimana hal ini selaras dengan kinerja dari protokol

DSDV yaitu seringnya suatu node melakukan update routing setiap pertukaran data

sehingga berdampak banyaknya packetloss yang dihasilkan karena melebihi kapasitas

buffer dan terbatasnya memori pada setiap node.

Jadi, nilai packetloss yang paling besar adalah pada protokol DSDV dengan tingkat

fluktuasi data yang paling besar.

Page 44: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

67

4.3.2.4 Perbandingan Nilai Packetloss dan Nilai PDR pada Protokol Routing AODV,

DSDV, dan DSR Berdasarkan Perbedaan Jumlah Node.

Berikut adalah hasil tabulasi data yang diperoleh saat simulasi selesai dilakukan pada

skenario nilai PDR berdasarkan perbedaan jumlah node:

Tabel 4.8 Tabulasi data nilai PDR pada skenario perbedaan jumlah node

Jumlah node AODV (%) DSR (%) DSDV (%)

10 node 99.67 99.97 99.83

20 node 99.9 99.73 98.85

30 node 99.63 99.76 99.02

128 40 node 99.63 99.63 99.28

bytes 50 node 99.63 99.62 98.7

60 node 99.59 99.75 99.54

70 node 99.49 99.74 99.76

80 node 99.59 99.74 98.88

90 node 99.66 99.78 99.22

100 node 99.69 99.8 99.52

10 node 99.76 99.65 99.75

20 node 99.75 99.71 98.83

30 node 99.59 99.75 98.88

256 40 node 99.64 96.03 99.64

bytes 50 node 99.51 99.2 98.45

60 node 99.5 99.7 99.28

70 node 99.62 99.62 99.08

80 node 99.5 99.56 99.07

90 node 99.42 99.8 99.6

100 node 99.57 99.82 98.32

10 node 99.56 99.97 99.6

20 node 99.53 99.37 99.73

30 node 99.58 99.58 99.16

512 40 node 99.4 99.47 99

bytes 50 node 99.22 99 98.78

60 node 99.34 99.6 98.23

70 node 99.56 99.29 98.39

80 node 99.4 99.44 97.91

90 node 99.4 99.31 99.29

100 node 99.22 99.34 98.66

10 node 99.21 99.77 98.92

Page 45: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

68

Jumlah node AODV (%) DSR (%) DSDV (%)

20 node 99.01 99.25 97.55

30 node 99.27 99.38 99.23

1024 40 node 99 99.14 97.64

bytes 50 node 99 99.71 98.75

60 node 99.18 99.15 99.14

70 node 99.33 98.54 98.06

80 node 98.82 99.17 97.8

90 node 98.73 99.29 98.09

100 node 99.05 99.64 98.18

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah node yang

bekerja, maka perubahan nilai PDR yang dihasilkan pada setiap protokol routing relatif

konstan. Misalnya seperti yang terlihat pada tabel bagian 1024 bytes pada protokol

AODV dan DSR perubahan nilai PDR yang dihasilkan hanya memiliki perbedaan kurang

0.2%, kecuali pada protokol DSDV yang cenderung memiliki perubahan yang relatif

besar seperti yang terlihat pada node 30 dengan nilai PDR 99.23% dimana pada jumlah

node yang lain relative dibawah 99%.

Kesimpulan yang diperoleh pada kinerja nilai PDR berdasarkan perubahan jumlah

node adalah semakin banyak jumlah node pada suatu jaringan ad hoc maka nilai PDR

yang dihasilkan akan mengalami perubahan yang kecil, dimana terlihat bahwa nilai PDR

pada protokol routing DSR lebih memiliki nilai yang paling besar daripada protokol

routing DSDV dan protokol routing AODV sehingga keunggulan nilai PDR ini akan

berdampak baik pada suatu jaringan dimana data yang dikirim dan diterima dapat

tersampaikan dengan cepat dan lengkap pada node tujuan tertentu sehingga membuktikan

bahwa semakin besar nilai PDR suatu jaringan maka kinerja dari suatu jaringan akan

sangat baik dan efektif.

Berikut hasil perhitungan kinerja jaringan berupa nilai PDR pada ukuran paket 128,

256, 512 dan 1024 bytes berdasarkan perbedaan jumlah node yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60,

70, 80, 90 dan 100 node.

Page 46: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

69

Gambar 4.57 Pengaruh nilai PDR pada 128 bytes

Gambar 4.58 Pengaruh nilai PDR pada 256 bytes

Gambar 4.59 Pengaruh nilai PDR pada 512 bytes

98

99

100

101

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PD

R (

%)

Jumlah Node

PDR pada 128 bytes

AODV DSR DSDV

94

96

98

100

102

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PD

R (

%)

Jumlah Node

PDR pada 256 bytes

AODV DSR DSDV

96979899

100101

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PD

R (

%)

Jumlah Node

PDR pada 512 bytes

AODV DSR DSDV

Page 47: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

70

Gambar 4.60 Pengaruh nilai PDR pada 1024 bytes

Dari grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.57 – 4.60 memperlihatkan bahwa secara

garis besar protokol DSDV memiliki nilai PDR yang paling kecil dibandingkan dengan

protokol AODV dan DSR. Nilai PDR pada protokol AODV dan DSR dengan semakin

bertambahnya jumlah node terlihat hampir sama dengan tingkat fluktuasi yang lebih

sedikit kecuali protokol DSDV yang mengalami perubahan yang lebih besar pada jumlah

node tertentu. Ini karena pada jaringan ad hoc memilki topologi yang tidak menentu

disebabkan karena pergerakan beberapa node sehingga link pada rute sangat tidak

permanen dan bisa putus kapan saja. Penyebab lain dari perubahan topologi ini adalah

kemungkinan terjadinya collision atau tabrakan antar node atau paket sehingga

memberikan peluang terjadinya hilang data semakin besar. Inilah yang menyebabkan

protokol DSDV mengalami ketidakstabilan nilai PDR, karena protokol DSDV harus

selalu melakukan update tabel routing sehingga setiap terjadi perubahan topologi pada

jaringan maka akan mempengaruhi besarnya paket yang hilang ataupun paket yang

diterima.

Pada Gambar 4.58 terlihat pada jumlah node 40 nilai PDR pada protokol DSR

mengalami penurunan yang drastic yaitu sekitar 96%, penyebab kejadian ini adalah

ketidakmampuan suatu prtokol DSR dalam memperbaiki jalur yang rusak sehingga besar

kemungkinan terjadi penurun kualitas kinerja dari protokol DSR pada ini.

96

97

98

99

100

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

PD

R (

%)

Jumlah Node

PDR pada 1024 bytes

AODV DSR DSDV

Page 48: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

71

4.3.3 Hubungan Timbal Balik antara Skenario Perubahan Ukuran Paket dengan

Perubahan Jumlah Node

Pada skenario perubahan ukuran paket, semakin besar ukuran paket yang diberikan

maka nilai throughput akan semakin besar, delay akan semakin besar, packetloss dan PDR

mengalami perubahan yang tidak menentu. Sedangkan pada skenario perubahan jumlah

node, semakin banyak jumlah node dengan luas wilayah yang sempit maka nilai masing-

masing throughput, delay, packetloss dan PDR akan relatif konstan.

Kinerja protokol routing AODV, DSDV dan DSR berdasarkan nilai throughput, delay,

packetloss dan PDR yang dihasilkan pada skenario perubahan ukuran paket dapat

disimpulkan bahwa protokol DSR lebih unggul dibandingkan protokol AODV dan DSDV.

Hal ini berbanding lurus dengan skenario perubahan jumlah node dimana protokol DSR

lebih unggul dari protokol AODV dan DSDV. Jadi, baik pada skenario perubahan ukuran

paket dan skenario perubahan jumlah node kinerja protokol routing DSR lebih unggul

dari protokol AODV dan DSDV.

4.4 Perbandingan Kinerja Protokol Routing apabila Node Sumber dan Tujuan

Saling Menjauh dengan Waktu Simulasi 200 detik.

Pada skenario ini node sumber (0) akan mengirim paket dan bergerak menjauhi node

tujuan (1) kearah atas, dan node tujuan akan bergerak menjauhi node sumber kearah

bawah dengan waktu simulasi yang digunakan adalah 200 detik, dengan jumlah node

yang telah ditentukan yaitu 70, 80, 90 dan 100 node. Berikut adalah salah satu contoh

visualisasi pada node 70.

Page 49: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

72

Gambar 4.61a Posisi awal node saat simulasi akan dimulai pada node 70

Pada Gambar 4.61a terlihat node sumber (0) dan node tujuan (1) berada pada posisi

yang berdekatan sebelum proses pertukaran data dilakukan.

Gambar 4.61b Posisi akhir node saat simulasi berakhir pada node 70

Pada Gambar 4.61b terlihat node sumber bergerak keatas menjuahi node tujuan,

begitu pula pada node tujuan yang bergerak menjauhi node sumber kearah bawah setelah

proses simulasi selesai dilakukan.

Kemudian menghasilkan kinerja yang diperlihatkan pada grafik Gambar 4.62 – 4.65

sebagai berikut.

Page 50: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

73

Gambar 4.62 Nilai throughput pada skenario 200 detik

Gambar 4.63 Besar delay pada skenario 200 detik

Gambar 4.64 Nilai packetloss pada skenario 200 detik

0

100

200

300

70 80 90 100Thro

ug

hp

ut

(kb

ps)

Jumlah Node

Nilai Throughput

AODV DSR DSDV

0

0.005

0.01

0.015

70 80 90 100

Del

ay

(s)

Jumlah Node

Besar Delay

AODV DSR DSDV

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

70 80 90 100

Pa

cket

loss

(%)

Jumlah Node

Nilai Packetloss

AODV DSR DSDV

Page 51: BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Implementasi ...eprints.unram.ac.id/2353/4/BAB IV Rev LAST 3rd.pdf · 4.3 Analisis Data 4.3.1 Perbandingan Kinerja Protokol Routing AODV,

74

Gambar 4.65 Nilai PDR pada skenario 200 detik

Pada Gambar 4.62 terlihat nilai throughput pada protokol DSR relatif stabil dengan

tingkat fluktuasi yang sangat kecil, sedangkan pada protokol AODV semakin banyak

jumlah node maka nilai throughput perlahan akan semakin kecil, kemudian pada protokol

DSDV semakin banyak node maka nilai throughput perlahan akan semakin besar.

Pada Gambar 4.63 terlihat besar delay pada protokol DSR relatif stabil dengan

fluktuasi yang sangat kecil, sedangkan delay pada protokol AODV semakin banyak

jumlah node maka delay yang dihasilkan perlahan akan semakin kecil, pada protokol

DSDV semakin banyak jumlah node maka delay yang dihasilkan akan perlahan semakin

besar.

Pada Gambar 4.64 terlihat nilai packetloss pada protokol AODV mengalami fluktuasi

yang paling kecil, pada protokol DSDV memiliki nilai packetloss yang paling besar,

kemudian pada protokol DSR memiliki nilai packetloss yang paling kecil dengan tingkat

fluktuasi yang lebih besar dari AODV dan DSDV.

Pada Gambar 4.65 terlihat nilai PDR pada protokol AODV relatif stabil dengan

tingkat fluktuasi yang kecil, sedangkan pada protokol DSDV semakin banyak node maka

nilai PDR perlahan semakin kecil, pada protokol DSR memiliki nilai PDR dengan tingkat

fluktuasi yang paling besar.

99

99.2

99.4

99.6

99.8

100

70 80 90 100

PD

R (

%)

Jumlah Node

Nilai PDR

AODV DSR DSDV