BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - UKSW · 2017. 3. 27. · prima, sehingga kinerja pegawai...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - UKSW · 2017. 3. 27. · prima, sehingga kinerja pegawai...
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Responden
Karakteristik responden diperoleh melalui penyebaran
kuesioner yang disebarkan kepada 109 orang responden pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi
Jawa Tengah. Dalam penelitian ini akan dianalisis keterkaitan
karakteristik responden yang diteliti dengan pemberian upah
pungut terhadap kinerja PNS dengan motivasi sebagai
variabel pemediasi dan Team Work sebagai variabel moderasi
yang meliputi empat aspek yaitu: umur responden, jenis
kelamin, pendidikan dan masa kerja. Keterkaitan karakteristik
responden tersebut dengan kinerja karyawan dapat diuraikan
sebagai berikut.
4.1.1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu variabel
yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Kondisi ini
disebakan oleh fisik yang dimiliki oleh seorang pegawai
yang bersangkutan. Responden dalam penelitian pengaruh
pemberian upah pungut terhadap kinerja PNS dengan
motivasi sebagai variabel pemediasi dan Team Work sebagai
variabel moderasi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berjenis kelamin
laki-laki ada 67 pegawai atau 61,47 persen, sedangkan
39
responden yang berjenis kelamin perempuan 42 pegawai atau
38,53 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa paling banyak atau
rata-rata berjenis kelamin laki-laki.
Apabila dilihat dari jenis kelamin responden maka
responden laki-laki relatif mempunyai kinerja yang lebih
tinggi dibandingkan dengan responden perempuan. Hal ini
disebabkan karena pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam operasionalnya
usahanya berhadapan langsung dengan pelayanan
masyarakat yang memerlukan pelayanan yang cepat dan
prima, sehingga kinerja pegawai laki-laki relatif tinggi.
4.1.2. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan yang berhasil dicapai oleh seorang
karyawan merupakan salah satu variabel yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai, karena semakin tinggi
pendidikannya maka mereka akan memiliki kinerja yang
relatif lebih baik dibandingkan dengan yang pendidikannya
lebih rendah. Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang berpendidikan Tamat SD sebanyak 2 pegawai
atau 1,83 persen. SMP sebanyak 1 pegawai atau 0,92 persen.
SLTA sebanyak 21 pegawai atau 19,27persen, PNS yang
40
berpendidikan Diploma sebanyak 4 pegawai atau 3,67
persen, PNS yang berpendidikan Strata 1 sebanyak 65
pegawai atau 59,63 persen, sedangkan responden yang
berpendidikan Strata 2 sebanyak 16 pegawai atau 14,68
persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Staff
Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa paling banyak atau
rata-rata berpendidikan Strata 1.
4.1.3. Karakteristik Responden Menurut Umur
Karakteristik responden dilihat dari aspek umur,
dikelompokkan menjadi empat, yaitu umur 25 tahun sampai
35 tahun, umur 36 tahun sampai 49 tahun dan umur diatas 40
tahun. Berdasarkan distribusi responden menurut kelompok
umur 25 sampai dengan 35 tahun sebanyak 22 pegawai atau
20,18 persen, kelompok umur 36 sampai dengan 49 tahun
sebanyak 41 pegawai atau 37,61 persen dan kelompok umur
diatas 40 tahun sebanyak 46 pegawai atau 42,20 persen.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Staff Pegawai
Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa rata-rata berusia diatas 50 tahun.
4.1.4. Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja
Keterkaitan karakteristik responden menurut masa
kerja Staff Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan
41
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa dapat dijelaskan
sebagai berikut: yang memiliki masa kerja 1 sampai 5 tahun
ada 28 pegawai atau 25,69 persen, responden dengan masa
kerja 6 sampai dengan 10 tahun ada 22 pegawai atau 20,18
persen, responden dengan masa kerja 11 sampai dengan 15
tahun ada 12 pegawai atau 11 persen, dan responden dengan
masa kerja lebih dari 15 tahun ada 47 pegawai atau 43,12
persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Staff
Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa paling banyak atau
rata-rata memiliki masa kerja lebih dari 15 tahun.
4.2. Data Statistik Deskriptif Variabel
Sebelum data dalam penelitian ini diolah lebih lanjut,
akan diuraikan terlebih dahulu penilaian Pegawai Negeri Sipil
Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah terhadap variabel-variabel yang
dipergunakan dalam penelitian ini. Penjabaran data dilakukan
dengan memberikan skor kepada data mentah yang diperoleh
melalui kuisioner. Dengan skor tersebut akan diperoleh
angka-angka yang dapat membantu dalam memberikan
gambaran apakah penilaian kinerja baik atau tidak terhadap
variabel-variabel yang diteliti. Umar (2005) menjelaskan
dengan perhitungan rumus untuk mengetahui penilaian
Pegawai Negeri Sipil baik atau tidak baik digunakan rata-rata
42
skor yang dibagi menjadi empat klasifikasi dari skala 1 yang
terendah sampai skala 5 yang tertinggi, dengan jarak interval
menggunakan rumus yaitu:
nm
nmRs
.
)1(
Jadi 8,0545
436
5109
)15(109
xRs
Keterangan :
m = Jumlah responden
n = Jumlah skala
Klasifikasi penilaian terhadap variabel penelitian
secara menyeluruh akan dilihat dari rata-rata skor dengan
kriteria sebagai berikut:
1,00 - 1,80 = Sangat tidak baik/sangat rendah
1,81 - 2,60 = Tidak baik/rendah
2,61 - 3,40 = Kurang Baik/tinggi
3,41 - 4,20 = Baik/tinggi
4,21- 5,00 = Sangat Baik/ sangat tinggi
4.2.1. Variabel Pemberian Upah Pungut
Variabel pemberian upah pungut dalam hal ini diukur
dengan 5 item pernyataan. Pernyataan yang dipergunakan
berhubungan dengan dimensi kewajaran, keadilan, keamanan,
kejelasa, pengendalian biaya, kesepatakan, keseimbangan dan
rangsangan dimana setiap pernyataan diukur dengan skala 1-
43
5. Dari hasil penelitian dapat dilihat jawaban responden atas
pernyataan tersebut seperti pada Tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Penilaian Responden Terhadap Variabel Pemberian Upah Pungut
Pada Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah
No
Pernyataan
Alternatif jawaban
STS TS KS S SS
Jml
Skor
Rata-
rata
1.
Upah pungut yang
diberikan sesuai
dengan beban kerja
dan tanggung jawab
yang saya miliki
- 2 10 28 69 450 4,13
2. Upah pungut
diberikan tepat waktu
- 5 18 48 39 446 4,09
3. Upah pungut yang
saya terima sesuai
dengan jabatan saya
- 2 14 67 26 444 4,07
4. Upah pungut dapat
mencukupi kebutuhan
hidup saya
- 1 15 61 32 451 4,14
5.
Pemberian upah
pungut kepada
pegawai dilaksanakan
secara adil
- 2 19 61 27 450 4,13
Jumlah
- 12 76 265 192 2231 4,09
Hasil perhitungan deskripsi pada pernyataan angket
pemberian upah pungut di atas dapat diketahui Pegawai Negeri
Sipil Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah yang menjawab lima pernyataan angket
44
dari total skor kelima kriteria adalah 545, tidak ada yang
menjawab pernyataan dengan pilihan sangat tidak setuju,
hanya 12 pegawai atau 2,2 persen yang menjawab tidak
setuju, sebanyak 76 pegawai atau 13,94 persen yang
menjawab kurang setuju, sebanyak 265 pegawai atau 48,62
persen yang menjawab setuju dan 192 pegawai atau 35,23
persen yang menjawab sangat setuju. Jumlah maksimum
jawaban angket yaitu pada kriteria setuju sebanyak 265
pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket ada pada
kriteria sangat tidak setuju dan rata-rata jawaban angket ada
pada jawaban setuju.
Tabel 4.1 menunjukan rata-rata yang diberikan
responden pada butir pernyataan tentang variabel pemberian
upah pungut adalah sebesar 4,09 yang nilai skornya diatas skor
3,40 ini berarti indikator pemberian upah pungut yang
diterapkan kepada Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah
baik/skornya tinggi. Kondisi ini perlu diperhatikan agar
pemberian upah pungut yang diberikan kepada pegawai dapat
memacu peningkatan kinerja dalam meningkatkan pelayanan
yang lebih prima.
4.2.2. Variabel Motivasi
Variabel Motivasi dalam penelitian ini diukur dengan 6
item pernyataan. Pernyataan yang digunakan berhubungan
45
dengan indikator pengawasan, suasana kerja dan pemberian
imbalan dimana setiap pernyataan diukur dengan skala 1 – 5.
Pemberian motivasi penting dilakukan karena pemimpin
memerlukan kerja sama yang baik dengan pegawainya dalam
melaksanakan tugas organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dari hasil penelitian dapat dilihat jawaban responden atas
pernyataan tersebut seperti pada Tabel 4.2 :
Tabel 4.2
Penilaian Responden Terhadap Variabel Motivasi
Pada Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
STS TS KS S SS Jumlah
Skor
Rata-
rata
1.
Saya menyenangi
pekerjaan /posisi
pekerjaan saya saat
ini
0 0 12 77 20 444 4,07
2.
Saya selalu
bersemangat dalam
mengerjakan
pekerjaan
0 0 18 61 30 448 4,11
3.
Saya selalu berusaha
untuk meningkatkan
kualitas kerja yang
saya miliki
0 0 18 81 10 428 3,93
4. Saya merasa nyaman
dengan bidang
pekerjaan saya saat ini
0 0 16 82 11 431 3,95
5.
Saya senang dan
merasa tertantang
terhadap bidang
pekerjaan saya saat ini
0 0 19 70 20 437 4,01
46
Lanjutan...
6
Saya selalu
mengoptimalkan
kemampuan dan
keterampilan dalam
melakukan pekerjaan
0 0 21 75 13 428 3,93
Jumlah 0 0 104 446 104 2616 4
Terlihat dari tabel di atas, pada pernyataan angket
motivasi kerja diketahui tidak ada Pegawai Negeri Sipil Pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang menjawab pernyataan angket sangat tidak setuju
dan tidak setuju dari total skor ke lima kriteria dengan 6
pernyataan adalah 654, sebanyak 104 pegawai atau 15,90
persen kurang setuju dalam menjawab pernyataan, selebihnya
446 pegawai atau 68,20 persen setuju dengan menjawab
angket dan 104 pegawai atau 15,90 persen menjawab
pernyataan dengan kriteria sangat setuju. Jadi jumlah
maksimum jawaban angket yaitu pada kriteria setuju sebanyak
446 pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket pada
kriteria sangat tidak setuju dan tidak setuju yaitu 0 pegawai
dan rata-rata jawaban angket ada motivasi kerja dalam
penelitian ini adalah jawaban setuju. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar pegawai negeri sipil memiliki keyakinan
yang kuat bahwa dengan motivasi kerja yang tinggi, mereka
berharap bahwa kinerja PNS juga meningkat. Kondisi ini
menimbulkan motivasi yang kuat untuk bekerja secara giat.
47
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan jawaban rata-rata
yang diberikan responden pada butir pernyataan tentang
variabel motivasi kerja adalah sebesar 4,00 yang nilai skornya
diatas 3,40 ini berarti indikator motivasi yang di terapkan
kepada Pegawai Negeri Sipil oleh Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah baik
atau skornya tinggi. Kondisi ini penting untuk memperhatikan
agar motivasi kerja kedepan lebih meningkat sehingga dapat
memacu peningkatan kinerja pegawai negeri sipil dalam
peningkatan pelayanan yang lebih baik.
4.2.3. Variabel Kinerja PNS
Varabel kinerja PNS dalam hal ini diukur dengan 6 item
pernyataan. Pernyataan yang dipergunakan berhubungan
dengan indikator kualitas pekerjaan, kecepatan, inisiatif,
kemampuan, dan komunikasi dimana setiap pernyataan diukur
dengan skala 1 – 5.
Kinerja pegawai yang baik adalah salah satu faktor yang
sangat penting dalam upaya meningkatan produktivitas. Dari
penelitian dapat dilihat jawaban responden atas pernyataan
kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat
pada tabel berikut:
48
Tabel 4.3
Penilaian Responden Terhadap Variabel Kinerja PNS
Pada Dinas PPAD Provinsi Jawa Tengah
No Pernyataan
Alternatif jawaban
STS TS KS S SS
Jumlah Rata-
rata Skor
1.
Saya selalu datang ke
kantor sesuai dengan
jam
0 0 5 74 30 461 4,23
kerja yang ditetapkan
2. Saya memiliki
kehadiran (absensi)
yang baik di kantor
0 0 6 77 26 456 4,18
3.
Saya melaksanakan
pekerjaan dengan penuh
tanggung jawab sesuai
standar prosedur operasi
yang ada
0 0 6 75 28 458 4,2
4.
Saya mampu
mengerjakan tugas
pekerjaan saya sesuai
dengan waktu yang
telah ditetapkan
0 0 17 74 18 437 4,01
5.
Hasil pekerjaan saya
menunjukkan
perkembangan yang
lebih baik dibandingkan
dengan waktu
sebelumnya.
0 0 17 73 19 438 4,02
6.
Saya bersedia untuk
mengorbankan waktu
dan pikiran saya demi
tercapainya target
instansi
0 3 33 62 11 408 3,74
JUMLAH
0 3 84 435 132 2658 4,06
49
Terlihat dari tabel di atas, pada pernyataan angket
Kinerja PNS diketahui tidak ada Pegawai Negeri Sipil Pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang menjawab pertanyaan angket sangat tidak setuju
dari total skor ke lima kriteria dengan 6 pertanyaan adalah
654, sebanyak 3 pegawai atau 0,46 persen tidak setuju, 84
pegawai atau 12,85 persen kurang setuju dalam menjawab
pertanyaan, 435 pegawai atau 66,51 persen setuju dengan
menjawab angket dan sisanya 132 pegawai atau 20,18 persen
menjawab pertanyaan dengan kriteria sangat setuju. Jadi
jumlah maksimum jawaban angket yaitu pada kriteria setuju
sebanyak 435 pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket
ada pada kriteria sangat tidak setuju yaitu 0 pegawai dan rata-
rata jawaban angket yang ada pada kinerja PNS dalam
penelitian ini adalah jawaban setuju.
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan jawaban rata-rata
yang diberikan responden pada butir pernyataan tentang
variabel kinerja PNS adalah sebesar 4,06 yang nilainya
skornya diatas skor 3,40 ini berarti indikator kinerja PNS yang
diterapkan kepada Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah baik
atau skornya tinggi. Kondisi ini penting untuk diperhatikan
agar kinerja PNS kedepan lebih meningkat sehingga dapat
memacu peningkatan kinerja PNS dalam peningkatan
pelayanan yang lebih baik.
50
4.2.4. Variabel Team Work
Variabel Team Work dalam hal ini diukur dengan 5 item
pernyataan. Pernyataan yang dipergunakan berhubungan
dengan indikator berbagi pengetahuan, komitmen, dan
komunikasi dimana setiap pernyataan diukur dengan skla 1-5.
Dari hasil penelitian dapat dilihat jawaban responden atas
pernyataan tersebut pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4.
Penilaian Responden Terhadap Variabel Team Work Pada Dinas
PPAD Provinsi Jawa Tengah
No Pernyataan Alternatif jawaban Jumlah Rata-
STS TS KS S SS Skor Rata
1.
Lingkungan tempat
kerja saya kondusif dan
sangat mendukung
pekerjaan saya.
0 0 13 74 22 445 4,08
2.
Saya memiliki rekan
kerja yang siap
membantu apabila ada
pekerjaan yang sulit
untuk diselesaikan
0 0 7 75 27 456 4,18
3. Saya selalu dapat
bekerja sama dengan
rekan kerja yang lain
0 0 4 78 27 459 4,21
4.
Rekan kerja saya
bersikap positif dan
menghargai pekerjaan
yang saya lakukan
0 0 12 73 24 449 4,12
5.
Terjalin hubungan kerja
yang baik antara saya
dengan pimpinan
maupun dengan sesama
rekan kerja saya.
0 0 14 76 19 441 4,06
Jumlah 0 0 50 376 119 2250 4,13
51
Terlihat dari tabel di atas, pada pernyataan angket Team
Work diketahui tidak ada Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang menjawab pernyataan angket sangat tidak setuju
dan tidak setuju dari total skor ke lima kriteria dengan 5
pernyataan sebesar 545, sebanyak 50 pegawai atau 9,18
persen pernyataan kurang setuju, 376 pegawai atau 68,99
persen setuju dengan menjawab angket dan sisanya 119
pegawai atau 21,83 persen kriteria sangat setuju. Jadi jumlah
maksimum jawaban angket yaitu pada kriteria setuju sebanyak
376 pegawai, dan jumlah minimum jawaban angket ada pada
kriteria sangat tidak setuju dan tidak setuju dan rata-rata
jawaban angket yang ada pada team work dalam penelitian ini
adalah jawaban setuju.
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan jawaban rata-rata
yang diberikan responden pada butir pernyataan tentang
variabel team work adalah sebesar 4,13 yang nilai skornya
diatas skor 3,40 ini berarti indikator team work yang
diterapkan Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah sudah baik
atau skornya tinggi. Kondisi ini penting untuk diperhatikan
agar kinerja pegawai kedepan lebih meningkat sehingga dapat
memacu meningkatkan pelayanan yang lebih baik.
52
4.3. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Item pernyataan dianggap valid jika
nilai dari rhitung lebih besar dari rtabel dan sebaliknya jika r
hitung lebih kecil dari pada rtabel maka item pertanyaan
dinyatakan tidak valid. Untuk mengetahui tingkat validitas
dengan melihat angka pada (Corrected Item-Total
Correlation) dengan menggunakan alat bantu komputer
program SPSS Release 22.00.
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas Pemberian Upah Pungut
Penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap
item soal yang nantinya terdapat dalam tes individual dengan
menggunakan angket pemberian upah pungut. Untuk uji
validitas soal tes akhir setelah dianalisis dengan
menggunakan bantuan SPSS for windows version 22.0, dapat
diketahui bahwa dari 5 item butir pernyataan yang diujikan
semuanya valid, yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-
Total correlation sebesar 0,424, nomor 2 dengan corrected
item-Total correlation sebesar 0,509, nomor 3 dengan
corrected item-Total correlation sebesar 0,353, nomor 4
dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,485, dan
pernyataan nomor 5 dengan corrected item-Total correlation
sebesar 0,389 dinyatakan valid karena memiliki nilai
corrected item-Total correlation lebih dari 0,188. R tabel
53
sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r Product Moment
dengan jumlah responden ada 109, maka didapat hasil 0,188
dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa item-item
pertanyaan dalam penelitian ini dikatakan valid. Hal ini
ditunjukkan dari besarnya rhitung yang lebih besar daripada
rtabel yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian
instrument dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur
apa yang hendak diukur.
4.3.2. Hasil Pengujian Validitas Motivasi Kerja PNS
Penelitian ini bertujuan untuk menguji instrumen tiap
item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
berbentuk angket tentang motivasi kerja PNS pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah yang berjumlah 6 item pernyataan dengan
menggunakan bantuan SPSS for windows version 22.0.
Berdasarkan hasil pengujian SPSS dilihat bahwa item-
item pertanyaan pada angket penelitian ini semua dapat
dikatakan valid. yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-
Total correlation sebesar 0,342, nomor 2 dengan corrected
item-Total correlation sebesar 0,462, nomor 3 dengan
corrected item-Total correlation sebesar 0,341, nomor 4
dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,306,
nomor 5 dengan corrected item-Total correlation sebesar
54
0,355 dan pernyataan nomor 6 dengan corrected item-Total
correlation sebesar 0,322 dinyatakan valid karena memiliki
nilai corrected item-Total correlation lebih besar dari R tabel
yaitu 0,188. R tabel sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r
Product Moment dengan jumlah responden ada 109, Hal ini
dilihat dari besarnya rhitung yang lebih besar daripada rtabel
yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian
instrument dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur
apa yang hendak diukur.
4.3.3. Hasil Pengujian Validitas Kinerja PNS
Penelitian ini bertujuan untuk menguji instrumen tiap
item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
yang berjumlah 6 item pertanyaan angket tentang Kinerja
PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan bantuan SPSS
for windows version 22.0.
Berdasarkan hasil pengujian SPSS dilihat bahwa item-
item pertanyaan pada angket penelitian ini semua dapat
dikatakan valid. yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-
Total correlation sebesar 0,383, nomor 2 dengan corrected
item-Total correlation sebesar 0,399, nomor 3 dengan
corrected item-Total correlation sebesar 0,553, nomor 4
dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,488,
nomor 5 dengan corrected item-Total correlation sebesar
55
0,409 dan pernyataan nomor 6 dengan corrected item-Total
correlation sebesar 0,407 dinyatakan valid karena nilai
corrected item-Total correlation lebih besar dari R tabel
yaitu 0,188. R tabel sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r
Product Moment dengan jumlah responden ada 109. Hal ini
dilihat dari besarnya rhitung yang lebih besar daripada rtabel
yang merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian
instrument dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur
apa yang hendak diukur.
4.3.4. Hasil Pengujian Validitas Team Work
Penelitian ini bertujuan untuk menguji instrumen tiap
item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual
angket tentang Team Work Pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah yang
berjumlah 5 item pertanyaan dengan menggunakan bantuan
SPSS for windows version 22.0.
Berdasarkan hasil pengujian SPSS dilihat bahwa item-
item pertanyaan pada angket penelitian ini semua dapat
dikatakan valid. yaitu soal nomor 1 dengan corrected item-
Total correlation sebesar 0,431, nomor 2 dengan corrected
item-Total correlation sebesar 0,506, nomor 3 dengan
corrected item-Total correlation sebesar 0,559, nomor 4
dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,440, dan
nomor 5 dengan corrected item-Total correlation sebesar
56
0,390 dinyatakan valid karena nilai corrected item-Total
correlation lebih besar dari R tabel yaitu 0,188. R tabel
sebesar 0,188 karena berdasarkan tabel r Product Moment
dengan jumlah responden ada 109. Hal ini dilihat dari
besarnya rhitung yang lebih besar daripada rtabel yang
merupakan syarat dari validitas. Dengan demikian instrument
dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur apa yang
hendak diukur.
4.4. Uji Reliabilitas Instrumen
Langkah selanjutnya yang digunakan dalam penelitian
ini setelah secara keseluruhan dinyatakan valid atau handal
dalam mengukur apa yang hendak diukur, maka instrumen-
instrumen tersebut perlu dilihat konsistensinya yaitu dengan
mengukur reliabilitas dari masing-masing variabel. Pengujian
reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan
program SPSS Release 22,00 dengan syarat Cronbach Alpha
lebih besar daripada 0,60 maka pertanyaan tersebut dikatakan
reliabel.
Berdasarkan pengujian SPSS dapat dilihat hasil
pengujian reliabilitas dari item-item pertanyaan yang diajukan
yaitu pada variabel pemberian upah pungut besarnya
Cronbach Alpha 0,676. Motivasi kerja PNS Cronbach Alpha
sebesar 0,623. Kinerja PNS besarnya Cronbach Alpha 0,705
dan pada variabel Team Work terdapat Cronbach Alpha
57
sebesar 0,705. Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen-
instrumen pertanyaan angket dalam penelitian ini memenuhi
pengujian reliabilitas. Hal ini diketahui besarnya Cronbach
Alpha lebih besar daripada 0,60. Dengan kata lain dapat
disimpulkan bahwa variabel-variabel dalam penelitian ini
secara keseluruhan konsisten dalam mengukur apa yang
diukur.
4.5. Hasil Uji Asumsi
Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik.
Perhitungan dan analisis data dilakukan dengan program SPSS
22,0 for windows. Sebelum tahap pengujian hipotesis, untuk
memenuhi persyaratan tersebut, harus dipenuhi beberapa
analisis, Uji persyaratan analisis regresi yang akan digunakan
dalam penelitian tentang pengaruh pemberian upah pungut
terhadap kinerja pegawai negeri sipil dengan motivasi sebagai
variabel pemediasi dan team work sebagai variabel moderasi
(Studi pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah) terdiri dari uji normalitas,
multikolinearitas, dan Heteroskedastisitas yang secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.5.1. Uji Normalitas
Dalam pengujian normalitas data bertujuan untuk
mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian masing-
masing variabel penelitian. Uji normalitas data penelitian
58
ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnof.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi
data yang normal atau mendekati normal. Untuk menguji
apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya
adalah dengan menggunakan analisis grafik. Cara yang
paling sederhana adalah dengan melihat histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendekati distribusi normal.
Dengan melihat tampilan grafik histogram pada
lampiran, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram
pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja
PNS, pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS,
pengaruh team work berperan sebagai variabel moderasi
dalam hubungannya antara pemberian upah pungut
terhadap motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah
memberikan pola distribusi yang mendekati normal.
Dengan hanya melihat histogram dapat memberikan
hasil yang meragukan khususnya untuk ukuran sampel yang
kecil. Metode yang handal adalah dengan melihat normal
probability plot, dimana pada grafik normal plot terlihat
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Pada grafik normal plot dalam lampiran pengaruh
Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja PNS,
59
pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja PNS, pengaruh
Team Work Berperan Sebagai Variabel Moderasi pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi
Jawa Tengah terlihat titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal
yang berarti memiliki distribusi data normal. Dalam
penelitian ini Teknik analisis uji normalitas data penelitian
juga menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan program SPSS dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Pengaruh Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja
Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 109
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 191.991.302
Most Extreme Differences
Absolute .047
Positive .047
Negative -.042
Test Statistic .047
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
60
Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa dari Uji
normalitas Pengaruh Pemberian Upah Pungut terhadap
Motivasi Kerja Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan kolmogorov-Smirnov
Test di peroleh nilai signifikan (Asymp. Sig.) 2-tailed sebesar
0,200 lebih besar dari alpha (0,05) maka dapat disimpulkan
data distribusi normal sehingga model regresi sudah
memenuhi asumsi normalitas dan layak di pakai dan
dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya.
Tabel 4.6.
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja PNS
Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 109
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 197.953.380
Most Extreme Differences
Absolute .080
Positive .080
Negative -.069
Test Statistic .080
Asymp. Sig. (2-tailed) .084
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa dari Uji
normalitas Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja PNS
61
Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi
Jawa Tengah dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh
nilai signifikan (Asymp. Sig.) 2-tailed sebesar 0,084 lebih
besar dari alpha (0,05) maka dapat disimpulkan data distribusi
normal sehingga model regresi sudah memenuhi asumsi
normalitas dan layak di pakai dan dilanjutkan ke tahap
pengujian selanjutnya.
Tabel 4.7.
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Pengaruh Team Work Berperan Sebagai Variabel Moderasi
Dalam Hubungannya Antara Pemberian Upah Pungut
Terhadap Motivasi Kerja PNS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 109
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 130.182.748
Most Extreme Differences
Absolute .081
Positive .081
Negative -.036
Test Statistic .081
Asymp. Sig. (2-tailed) .077
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa dari Uji
normalitas Pengaruh Team Work Berperan Sebagai Variabel
Moderasi Dalam Hubungannya Antara Pemberian Upah
Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS dengan kolmogorov-
Smirnov Test di peroleh nilai signifikan (Asymp. Sig.)
62
variabel sebesar 0,077 lebih besar dari alpha (0,05) maka dapat
disimpulkan data distribusi normal sehingga model regresi
sudah memenuhi asumsi normalitas dan layak di pakai dan
dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya.
4.5.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan membuktikan apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas, jika variabel bebas saling berkorelasi maka variabel-
variabel tersebut tidak ortogonal. Regresi yang baik
seharusnya tidak memiliki gejala multikolinieritas. Untuk
mendekati ada tidaknya gejala multikolinearitas antar
variabel independen digunakan Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka terjadi
multikolinearitas. Untuk mengetahui gejala
multikolinearitas pada penelitian dapat dilihat pada hasil
perhitungan berikut ini.
Tabel 4.8.
Uji Multikolinearitas Pengaruh Pemberian Upah Pungut
Terhadap Motivasi Kerja PNS
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant)
19.538 1.640 11.915 .000 Upah Pungut .218 .080 .256 2.739 .007 1.000 1.000
Dependent Variabel : Motivasi Kerja PNS
63
Tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai
tolerance untuk variabel pemberian upah pungut terhadap
motivasi kerja PNS sebesar 1,000 yang lebih besar dari
0,10. Ini berarti tidak ada korelasi antar variabel
independent. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada
satu pun variabel independent yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independent dalam model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai dan dapat
dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya. Dengan
demikian variabel independen yaitu pemberian upah pungut
terhadap motivasi kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah selama
rata-rata periode pengamatan.
Tabel 4.9
Uji Multikolinearitas Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja PNS
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant)
14.075 2.320 6.066 .000 Motivasi
.430 .096 .396 4.458 .000 1.000 1.000
Dependent Variabel : Kinerja PNS
64
Tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai
tolerance untuk variabel motivasi kerja terhadap kinerja
PNS sebesar 1,000 yang lebih besar dari 0,10. Ini berarti
tidak ada korelasi antar variabel independent. Hasil
perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama yaitu 1,000, tidak ada satu pun
variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
antar variabel independent dalam model regresi, sehingga
model regresi layak dipakai dan dapat dilanjutkan ke tahap
pengujian selanjutnya. Dengan demikian variabel
independen yaitu motivasi kerja dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Tabel 4.10.
Uji Multikolinearitas Pengaruh Team Work Berperan Sebagai
Variabel Moderasi Dalam Hubungannya Antara Pemberian
Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant)
3.216 1.704 1.887 .062 Upah Pungut .227 .056 .287 4.039 .000 .934 1.070
Motivasi .533 .066 .576 8.091 .000 .934 1.070
Dependent Variabel : Team Work
65
Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai
tolerance untuk variabel Team Work berperan sebagai
Variabel Moderasi dalam Hubungannya antara Pemberian
Upah Pungut terhadap Motivasi Kerja PNS sebesar 0,934
yang lebih besar dari 0,10. Ini berarti tidak ada korelasi
antar variabel independent. Hasil perhitungan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,070, tidak ada
satu pun variabel independent yang memiliki nilai VIF
lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independent dalam model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai dan dapat
dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya karena
memenuhi asumsi multikolinearitas. Dengan demikian
variabel independen Team Work dapat digunakan untuk
memprediksi Pemberian Upah Pungut terhadap Motivasi
Kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah.
4.5.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji gejala heteroskedastisitas dalam
analisis pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
grafik scatterplot. Titik-titik tersebut harus menyebar secara
acak, tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. Apabila kondisi ini terpenuhi, maka dapat
dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
66
Hasil pengujian diatas sebagaimana ditunjukkan pada
lapiran, dapat diketahui bahwa dalam grafik scatterplot,
titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak, tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas
pada penelitian ini yaitu pemberian upah pungut, motivasi
kerja, dan Team Work tidak terjadi heteroskedastisitas
sehingga dengan demikian model regresi layak digunakan.
4.6. Uji Hipotesis
4.6.1. Analisis Pengaruh Pemberian Upah Pungut terhadap
Motivasi Kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah
Sebagai analisis lanjutan menggunakan teknik statistik
untuk mencari ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara
variabel x dan y. Untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisis data yang diperoleh maka peneliti
menggunakaan bantuan program statistik berbasis komputer
yaitu SPSS (Statistic Program Social Sciences) Release
22.00.
Hipotesis penelitian yang diuji berbunyi “ada pengaruh
yang signifikan antara pemberian upah pungut terhadap
motivasi kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah”. Dengan menggunakan
67
alat bantu komputer program SPSS Release 22.00, diperoleh
hasil berikut ini:
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 19.538 1.640 11.915 .000
Upah Pungut .218 .080 .256 2.739 .007
adependent variable : Motivasi Kerja PNS
Model pengaruh pemberian upah pungut (X1) terhadap
motivasi kerja PNS (Y1) dinyatakan dalam bentuk persamaan
regresi Y = 19,583 + 0,218 X1. Uji signifikansi persamaan
regresi dapat disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11.
Signifikansi Pemberian Upah Pungut Terhadap Motivasi
Kerja PNS Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1
Regression 27.905 1 27.905 7.500 .007b
Residual 398.095 107 3.721
Total 426.000 108
a. Dependent Variable: Motivasi
b. Predictors: (Constant), Upah Pungut
Berdasarkan uji signifikansi variabel pemberian upah
pungut terhadap motivasi kerja PNS diperoleh nilai Fhitung
7,500 dengan signifikansi 0,007 sehingga variabel pemberian
upah pungut secara signifikan memberi pengaruh terhadap
68
motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi
kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah adalah signifikan, dengan
persamaan regresi Y = 19,583 + 0,218 X1, menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu satuan skor pemberian upah
pungut akan menyebabkan kenaikan skor motivasi kerja PNS
sebesar 0,218 satuan pada konstanta 19,583.
Besarnya varian pemberian upah pungut terhadap
motivasi kerja PNS dapat dilihat dari perhitungan SPSS
Release 22.00.
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
1 .256
a .066 .057 192.886 .066
a. Predictors: (Constant), Upah Pungut
b. Dependent Variable: Motivasi
Berdasarnya hasil pengujian di atas maka didapatkan
besarnya pengaruh motivasi kerja PNS yang ditentukan
pemberian upah pungut sebesar 0,057 atau 5,7 persen (lihat
Adjusted R Square). Hal ini berarti 5,7 persen motivasi kerja
PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah mendapat pengaruh pemberian upah
pungut (SE1) 5,7 persen sedangkan sisanya 94,3 persen
69
ditentukan oleh faktor lain di luar variabel pemberian upah
pungut.
Kekuatan pengaruh antara pemberian upah pungut
terhadap motivasi kerja PNS dinyatakan dalam koefisien
regresi linear dengan signifikansi 0,007. Adapun kriteria
pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikansi yakni jika
probabilitas lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan tidak
terdapat pengaruh, dan jika probabilitas signifikansinya
kurang dari 0,05 maka dapat dinyatakan terdapat pengaruh
antara dua kelompok penelitian.
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak,
yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada
pengaruh yang signifikan antara pemberian upah pungut
terhadap motivasi kerja PNS pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat
diterima kebenarannya. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa setiap kenaikan skor pemberian upah pungut akan
diikuti naiknya skor motivasi kerja PNS, begitu juga
sebaliknya setiap kenaikan skor motivasi kerja PNS akan
diikuti naiknya skor pemberian upah pungut.
4.6.2. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
PNS pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah
Hipotesis penelitian yang diuji berbunyi “ada pengaruh
yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja Pada
70
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi
Jawa Tengah”. Dengan menggunakan alat bantu komputer
program SPSS Release 22.00, maka dapat diperoleh hasil
sebagai berikut:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 14.075 2.320 6.066 .000
Motivasi .430 .096 .396 4.458 .000
A Dependent Variable :Kinerja PNS
Model pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap kinerja
PNS(Y2) Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah dinyatakan dalam bentuk
persamaan regresi Y= 14,075 + 0,430X2. Perhitungan dengan
hasil Uji signifikansi persamaan regresi dapat disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.12.
Signifikansi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja PNS
Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1 Regression 78.613 1 78.613 19.876 .000
b
Residual 423.204 107 3.955
Total 501.817 108
a. Dependent Variable: Kinerja PNS
b. Predictors: (Constant), Motivasi
71
Berdasarkan uji signifikansi variabel Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja PNS diperoleh nilai Fhitung 19,876 dengan
signifikansi 0,000 sehingga variabel motivasi kerja secara
signifikan memberi pengaruh positif terhadap Kinerja PNS
Pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
PNS adalah signifikan, dengan persamaan regresi Y= 14,075
+ 0,430 X2, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
skor motivasi kerja akan menyebabkan kenaikan skor kinerja
PNS sebesar 0,430 satuan pada konstanta 14,075.
Besarnya varian motivasi kerja terhadap kinerja PNS
dapat dilihat dari perhitungan SPSS Release 22.00 sebagai
berikut:
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
1 .396
a .157 .149 198.876 .157
a.Predictors: (Constant), Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja PNS
Berdasarnya hasil pengujian di atas maka didapatkan
besarnya pengaruh kinerja PNS yang ditentukan oleh
motivasi kerja sebesar 0,149 atau 14,9 persen (lihat Adjusted
R Square). Hal ini berarti 14,9 persen kinerja PNS mendapat
pengaruh dari motivasi kerja (SE1) 14,9 persen sedangkan
72
sisanya 85,1 persen ditentukan oleh faktor lain di luar
variabel motivasi kerja.
Kekuatan pengaruh antara motivasi kerja terhadap
kinerja PNS dinyatakan dalam koefisien regresi linear
dengan signifikansi 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti
hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh yang
signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja PNS pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi
Jawa Tengah dapat diterima kebenarannya. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa setiap kenaikan skor motivasi kerja
akan diikuti naiknya skor kinerja PNS pada Dinas
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah, begitu juga sebaliknya.
4.6.3. Analisis Peranan Team Work Sebagai Variabel
Moderasi Dalam Hubungannya Antara Pemberian
Upah Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS pada
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah
Provinsi Jawa Tengah.
Penggunaan alat analisis regresi linear berganda
dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas. Dalam penelitian ini adalah
membahas tentang analisis Team Work Sebagai Variabel
Moderasi Dalam hubungannya Antara Pemberian Upah
Pungut Terhadap Motivasi Kerja PNS pada Dinas
73
Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa
Tengah dengan menggunakan alat bantu komputer program
SPSS Release 22.00, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13.
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standardized
Coefficients
t Signifikansi
Correlations
B
Std.
Error Beta
Partial
1
(Constant) 3.216 1.704 1.887 .062 Upah Pungut .227 .056 .287 4.039 .000 .365 Motivasi Kerja
.533 .066 .576 8.091 .000 .618
. a Dependent Variable: Team Work
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016
Dengan demikian hasil persamaan regresi linear
berganda dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= 3,216 + 0,227 X1 + 0,533 X2
Dari persamaan tersebut di atas, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Persamaan di atas menunjukkan bahwa pemberian upah
pungut (X1) dan motivasi kerja (X2) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Team Work (Y3). Hal ini dapat
dilihat dari besarnya nilai koefisien masing-masing
variabel penelitian yaitu pemberian upah pungut dan
motivasi kerja yang positif.
2. Berdasarkan persamaan di atas dapat diketahui bahwa
variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap team
work sebagai variabel moderasi adalah motivasi kerja.
Kemudian diikuti dengan variabel pemberian upah
74
pungut. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien
masing-masing variabel penelitian yaitu pemberian upah
pungut sebesar 0,227, sedangkan motivasi kerja sebesar
0,533 sehingga variabel motivasi kerja mempunyai
pengaruh yang paling besar terhadap peranan team work
sebagai variabel moderasi pada Dinas Pendapatan dan
Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama.
Jika nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel dan besarnya
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka menerima Ha
atau dengan kata lain menerima hipotesis yang menyatakan
bahwa variabel bebas berpengaruh secara serentak dan
signifikan terhadap variabel tidak bebas. Hasil perhitungan
nilai F dengan program SPSS Release 22,00 dapat dilihat
pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14.
Uji Simultan Antara Variabel Pemberian Upah Pungut (X1)
dan Motivasi Kerja (X2) Terhadap Peranan Team Work
sebagai Variabel Moderasi (Y3).
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1
Regression 182.012 2 91.006 52.704 .000b
Residual 183.034 106 1.727 Total
365.046 108 a. Dependent Variable: Team Work
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Upah Pungut
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016
75
Dalam penelitian tabel 4.14 terdapat uji simultan antara
variabel pemberian upah pungut dan motivasi kerja PNS
terhadap peranan team work sebagai variabel moderasi.
Berdasarkan uji F test di dapat Fhitung 52,704 dengan taraf
signifikan (p) 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh lebih
kecil dari 0,05, maka Ho di tolak dan hipotesis yang
menyatakan bahwa secara bersama-sama ada pengaruh
antara pemberian upah pungut dan motivasi kerja terhadap
peranan team work sebagai variabel moderasi dapat diterima
kebenarannya.
Dengan hasil persamaan regresi Y= 3,216 + 0,227 X1
+ 0,533 X2, menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan
skor pemberian upah pungut dan satu satuan skor motivasi
kerja akan menyebabkan kenaikan skor team work yang
berperan sebagai variabel moderasi sebesar 0,76 satuan pada
konstanta 3,216.
Besarnya varian team work yang berperan sebagai
variabel moderasi yang ditentukan dari penerimaan upah
pungut dan motivasi kerja dapat dilihat dari perhitungan
SPSS Release 22.00 sebagai berikut:
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
1 .706a .499 .489 131.405 .499
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Upah Pungut
b. Dependent Variable: Team Work
76
Berdasarnya hasil pengujian di atas maka didapatkan
besarnya pengaruh team work yang berperan sebagai variabel
moderasi yang ditentukan dari penerimaan upah pungut dan
motivasi kerja sebesar 0,489 atau 48,9 persen (lihat Adjusted
R Square). Hal ini berarti 48,9 persen team work yang
berperan sebagai variabel moderasi mendapat pengaruh dari
pemberian upah pungut dan motivasi kerja sedangkan
sisanya 51,1 persen ditentukan oleh faktor lain di luar
variabel pemberian upah pungut dan motivasi kerja.
Kekuatan pengaruh antara pemberian upah pungut
dengan motivasi kerja terhadap team work yang berperan
sebagai variabel moderasi dinyatakan dalam koefisien regresi
ganda (r) 0,706. Dengan demikian hipotesis ketiga yang
menyatakan ada pengaruh team work yang berperan sebagai
variabel moderasi dalam hubungannya antara pemberian
upah pungut terhadap motivasi kerja pada Dinas Pendapatan
dan Pengelolaan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat
diterima kebenarannya.
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi
kerja adalah signifikan yang menunjukkan bahwa setiap
kenaikan satu satuan skor pemberian upah pungut akan
menyebabkan kenaikan skor motivasi kerja PNS. Pemberian
77
upah pungut merupakan suatu penerimaan sebagai suatu
imbalan dari pemberian kerja kepada penerima kerja untuk
suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan dan berfungsi
sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi
kemanusiaan dan dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan
menurut suatu persetujuan, undang-undang peraturan,
dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi
kerja dan penerima kerja. Besarnya pengaruh motivasi kerja
yang ditentukan oleh pemberian upah pungut sebesar lima
koma tujuh persen. Hal ini berarti lima koma tujuh persen
motivasi kerja PNS mendapat pengaruh pemberian upah
pungut sedangkan sisanya sembilan empat koma tiga persen
ditentukan oleh faktor lain di luar variabel pemberian upah
pungut. Oleh karena itu terbukti memberikan pengaruh yang
positif bagi motivasi kerja PNS atau sumbangan efektif yang
memberi pengaruh pemberian upah pungut terhadap motivasi
kerja.
Analisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
mendapatkan hasil yang signifikan, setiap kenaikan satu
satuan skor motivasi kerja akan menyebabkan kenaikan skor
kinerja PNS. Motivasi merupakan keinginan dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak.
Biasanya orang bertindak karena adanya alasan untuk
mencapai tujuan. Memahami motivasi sangatlah penting
karena kinerja, reaksi terhadap kompensasi dan persoalan
78
sumber daya manusia yang lain dipengaruhi dan
mempengaruhi motivasi. (Malthis, 2006: 114). Adapun
besarnya varian kinerja PNS yang ditentukan oleh motivasi
kerja adalah empat belas koma sembilan persen. Hal ini
berarti empat belas koma sembilan persen kinerja PNS
mendapat pengaruh dari motivasi kerja.
Hasil analisis peranan Team Work sebagai variabel
Moderasi dalam hubungannya antara Pemberian Upah Pungut
terhadap Motivasi Kerja PNS, bahwa setiap kenaikan satu
satuan skor akan menyebabkan kenaikan skor team work
yang berperan sebagai variabel moderasi dengan besarny.
Adapun besarnya varian team work yang berperan sebagai
variabel moderasi yang ditentukan dari penerimaan upah
pungut dan motivasi kerja adalah empat puluh delapan koma
sembilan persen. Pemberian upah pungut yang dikelola
dengan baik atau dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam
jangka panjang dapat menjadi alat yang efektif bagi semangat
kerja karyawan (Yensy, 2010:33). Pemberian upah pungut
yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan,
sehingga akan berdampak kepada motivasi karyawan.
Berdasarkan rumusan hipotesis yang menyatakan Ha
(Hipotesis alternatif) adalah Terdapat pengaruh yang
signifikan antara pemberian upah pungut terhadap motivasi
kerja, motivasi kerja terhadap kinerja PNS dan hipotesis
ketiga yaitu terdapat peranan team work sebagai variabel
79
moderasi dalam hubungannya dengan pemberian upah pungut
terhadap motivasi kerja sedangkan Ho (Hipotesis Nihil) yaitu
Tidak terdapat pengaruh signifikan antara pemberian upah
pungut terhadap motivasi kerja, motivasi kerja terhadap
kinerja PNS dan hipotesis ketiga yaitu terdapat peranan team
work sebagai variabel moderasi dalam hubungannya dengan
pemberian upah pungut terhadap motivasi kerja. Berdasarkan
hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hipotesis nol (Ho)
ditolak dan (Ha) diterima, dengan signifikansi sebesar 0,000
atau probabilitas kurang dari 0,05 yang berarti semua
hipotesis penelitian dapat diterima kebenarannya. Jadi dapat
diartikan bahwa semua hipotesis penelitian yang menyatakan
ada pengaruh yang signifikan antara pemberian upah pungut
terhadap motivasi kerja, motivasi kerja terhadap kinerja PNS
dan terdapat peranan team work sebagai variabel moderasi
dalam hubungannya dengan pemberian upah pungut terhadap
motivasi kerja pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset
Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat diterima kebenarannya.
Dengan adanya pemberian upah pungut, motivasi yang
terbentuk dan Team Work baik dari dalam diri pegawai itu
sendiri maupun dari lingkungan, dapat menjadikan diri
pegawai terus bersemangat, antusias dan tidak gampang
menyerah dalam bekerja. Akhirnya dengan tumbuhnya
semangat dalam diri pegawai dalam bekerja akan berdampak
pula pada kinerja yang akan dihasilkan oleh pegawai itu
80
sendiri, menjadikan pegawai tidak memiliki mental yang
lemah tetapi memiliki mental yang kuat dan semangat untuk
berjuang dalam memberikan kontribusi yang terbaik bagi
instansi kerja yaitu pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah.