BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP...

38
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga merupakan salah satu SMP swasta di Salatiga yang terletak di Jalan Jendral Sudirman No. 111 b Salatiga, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Nilai akreditasi SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga Amat Baik (A), luas lahan yang ditempati adalah 11.185 m² , luas tanah terbangun 6.259 m², luas tanah siap bangun 4000 m², dengan jumlah rombongan belajar 10 kelas. Status kepemilikan tanah adalah milik yayasan, dengan Status Hak Milik (SHM). Bangunan gedung SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga merupakan bangunan permanen yang memenuhi kriteria untuk pelaksanaan proses pembelajaran dengan dilengkapi fasilitas selain 10 ruang untuk kelas, terdapat juga 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang wakil kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang administrasi, 1 laboratorium, 2 laboratorium bahasa, 1 ruang ibadah, 1 kantin, 1 gudang, 1 dapur, 1 kamar mandi/WC guru, 3 kamar mandi/WC siswa, 1 ruang BK, 1 ruang UKS, 1 ruang PMR dan pramuka, 1 ruang OSIS, 1 bangsal parkir kendaraan, 1 pos jaga, ruang serbaguna/aula, 1 lapangan olahraga dan upa- cara. SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga juga menempati satu lokasi dengan Kelompok Bermain (KB),

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga merupakan

salah satu SMP swasta di Salatiga yang terletak di

Jalan Jendral Sudirman No. 111 b Salatiga, Kecamatan

Tingkir, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Nilai

akreditasi SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga Amat

Baik (A), luas lahan yang ditempati adalah 11.185 m² ,

luas tanah terbangun 6.259 m², luas tanah siap

bangun 4000 m², dengan jumlah rombongan belajar

10 kelas.

Status kepemilikan tanah adalah milik yayasan,

dengan Status Hak Milik (SHM). Bangunan gedung SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga merupakan bangunan

permanen yang memenuhi kriteria untuk pelaksanaan

proses pembelajaran dengan dilengkapi fasilitas selain

10 ruang untuk kelas, terdapat juga 1 ruang kepala

sekolah, 1 ruang wakil kepala sekolah, 1 ruang guru, 1

ruang administrasi, 1 laboratorium, 2 laboratorium

bahasa, 1 ruang ibadah, 1 kantin, 1 gudang, 1 dapur, 1

kamar mandi/WC guru, 3 kamar mandi/WC siswa, 1

ruang BK, 1 ruang UKS, 1 ruang PMR dan pramuka, 1

ruang OSIS, 1 bangsal parkir kendaraan, 1 pos jaga,

ruang serbaguna/aula, 1 lapangan olahraga dan upa-

cara. SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga juga

menempati satu lokasi dengan Kelompok Bermain (KB),

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

50

Taman Kanak-kanak (TK), SD Kristen 3 dan SD Kristen

4 di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kristen Eben

Haezer Salatiga.

Visi yang dicanangkan SMP Kristen 2 Eben

Haezer Salatiga adalah “Unggul dalam prestasi yang

berwawasan IPTEK berdasar iman Kristen dan nilai

Moral yang Berkembang dalam Masyarakat”, se-

dangkan Misi yang diemban untuk merealisasikan dari

visi tersebut adalah:

1) Standar kelulusan meningkat yaitu pada akhirtahun pelajaran 2013/2014, sekolah dapatmeningkatkan perolehan nilai ujian nasional (gainscore achievement) 0,02 (dari 7,78 menjadi 7,80); 2)Memeroleh prestasi dalam kejuaraan di berbagaibidang akademik dan non akademik; 3) Tersedianyasemua perangkat pembelajaran (terdokumentasikan)semua mata pelajaran dan untuk semua jen-jang/kelas/tingkatan (silabus, RPP, KKM); 4) Terse-dianya fasilitas/sarana prasarana sekolah yangrelevan dan mutakhir; 5) Tersedianya pendidik dantenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi sesu-ai dengan kebutuhan; 6) Mewujudkan pembiayaanpendidikan yang memadai (transparan), wajar, danadil; 7) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah(MBS) yang tangguh; 8) mewujudkan lingkungansekolah yang meliputi 7 K (Keindahan, Kenyamanan,Kebersihan, Keamanan, Kekeluargaan, Kerindangan,dan Ketertiban).

Tujuan Pendidikan di SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga adalah meningkatkan kecerdasan, pengeta-

huan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri serta mampu untuk mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

Tujuan pendidikan tersebut terurai dalam tujuan

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga sebagai lembaga

pendidikan swasta yang mengantarkan peserta didik

untuk:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

51

a) memeroleh selisih Nilai Ujian Nasional (gain scoreachievement) 0,5 (dari 7,0 menjadi 7,5); b)meningkatnya proses pembelajaran dengan pende-katan pembelajaran yang berpusat pada siswa(student centered learning), antara lain ContextualLearning, Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menye-nangkan, serta layanan bimbingan dan konseling; c)meraih kejuaraan dalam bidang Karya Ilmiah Rema-ja tingkat kota, provinsi, dan nasional; d) memerolehkejuaraan olympiade sains tingkat kota, provinsi dannasional; e) lestarinya budaya daerah melalui muat-an lokal bahasa daerah dengan indikator 70% siswamampu berbahasa Jawa sesuai dengan konteks ke-bahasaan; f) menjadikan 85 % siswa memiliki kesa-daran terhadap kelestarian lingkungan hidup disekitarnya; g) memiliki jiwa cinta tanah air yangdiinternalisasikan lewat kegiatan pendidikan belanegara; h) meraih kejuaraan dalam beberapa cabangolah raga di tingkat kota dan provinsi; i) memilikijiwa toleransi antar umat beragama.

Dalam menggali dan memahami lebih jauh

mengenai implementasi MBS untuk meningkatkan

status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen

2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan

observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya

bahwa informan dalam penelitian ini terdiri dari kepala

sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite seko-

lah/orangtua siswa. Oleh karena itu, berikut ini disa-

jikan identitas informan dari masing-masing objek

penelitian. Untuk menjaga kenyamanan setelah mem-

berikan informasi dan etika dalam penelitian, identitas

informan disebutkan dengan inisial.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

52

Tabel 4.1Identitas Informan

No Informan JabatanJenis

KelaminUmur Pendidikan

TanggalWawancara

1 RKepalaSekolah

L 33 th S.118 Juni 201327 Juni 201326 Sept 2013

2YRP

GuruLPL

31 th28 th46 th

S.1S.1S.1

11 Juli 201322 Juli 201326 Sept 2013

3 LPengurusYayasan

P 62 th S.2 25 Juli 2013

4DSR

KomiteSekolah/orangtua

Siswa

LLP

46 th51 th42 th

S.1S.2S.1

23 Juli 201330 Juli 201327 Sept 2013

Sumber: Dokumen SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, diolah.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah diperoleh melalui

observasi, wawancara dan studi dokumentasi kemudi-

an dianalisis sehingga dapat digunakan untuk menge-

tahui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelapor-

an implementasi MBS dalam meningkatkan status se-

kolah potensial menjadi sekolah standar nasional. Hasil

analisis tersebut dijadikan dasar untuk mengetahui

implementasi MBS dan upaya-upaya yang dilakukan

untuk meningkatkan status sekolah potensial menjadi

SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

MBS yang diimplementasikan di SMP Kristen 2

Eben Haezer Salatiga memberikan ruang gerak bagi

sekolah untuk memiliki kemandirian lebih besar dalam

mengelola sekolah, seperti menyusun rencana,

melaksanakan rencana, melakukan evaluasi pelaksa-

naan peningkatan mutu dan pelaporan yang trans-

paran. Di sisi lain sekolah juga memiliki fleksibilitas

pengelolaan sumberdaya sekolah, dan memiliki

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

53

partisipasi yang lebih besar dari kelompok-kelompok

yang berkepentingan dengan sekolah.

4.2.1 Deskripsi Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi,

dan Pelaporan Implementasi MBS di SMP Kristen

2 Eben Haezer Salatiga

Untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pe-

laksanaan, evaluasi, dan pelaporan implementasi MBS

yang dilakukan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga,

pada tabel di bawah ini disajikan keterlibatan kepala

sekolah, guru, pengurus yayasan, dan komite seko-

lah/orangtua siswa dalam aspek perencanaan, pelak-

sanaan, evaluasi, dan pelaporan implementasi MBS di

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Tabel 4.2Pelibatan Kepala Sekolah, Guru, Pengurus Yayasan dan

Komite Sekolah/Orangtua Siswa dalam implementasi MBSdi SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

AspekKepalaSekolah

GuruPengurusYayasan

KomiteSekolah/Orangtua

SiswaPerencanaan √ √ - -

Pelaksanaan √ √ - √

Evaluasi √ - √ -

Pelaporan √ - √ -

Sumber: Data Primer, 2013, diolah.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa keter-

libatan kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan

komite sekolah/orangtua siswa dalam perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan MBS di SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga berbeda-beda, peran

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

54

sentral ditunjukkan kepala sekolah dengan terlibat

secara penuh dalam empat aspek pelibatan tersebut,

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan evalu-

asi MBS.

Sedangkan guru terlibat dalam dua aspek kegiat-

an, yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Di lain pihak,

pengurus yayasan terlibat dalam evaluasi dan pela-

poran, sementara komite sekolah/orangtua siswa ha-

nya di aspek pelibatan pelaksanaan.

Hal ini dilakukan karena melihat peran, tugas

dan kewenangan yang berbeda, maka pelibatan dalam

aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pela-

poran oleh kepala sekolah, guru, pengurus yayasan,

dan komite sekolah/orangtua siswa tidak sama karena

disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-

masing. Berikut kutipan wawancara dengan kepala

sekolah berkaitan dengan pelibatan kepala sekolah,

guru, pengurus yayasan, dan komite sekolah/orangtua

siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan

evaluasi MBS di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

“Pelibatan kepala sekolah, guru, pengurus yayasan,dan komite sekolah/orangtua siswa dalam implemen-tasi MBS di sekolah kami yang terkait dengan aspekperencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporandisesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing”

Dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pelaporan implementasi MBS di SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, manajemen sekolah

dalam hal ini kepala sekolah mempertimbangkan

berbagai faktor yang memengaruhinya seperti kondisi

lingkungan strategis, kondisi sekolah saat ini, dan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

55

harapan masa datang. Kerangka pikir dan keterkaitan

antara perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pela-

poran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1Kerangka pikir dan keterkaitan perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pelaporan implementasi MBSSMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

(Sumber: Rohiat. 2008)

Gambar di atas memperjelas bagaimana proses

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan im-

plementasi MBS di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

yang diawali dengan analisis lingkungan strategis dari

manajemen sekolah dengan melihat adanya kesen-

jangan status sekolah potensial menjadi SSN yang

Analisis Lingkungan Strategis

Situasi Pendidikanyang diharapkan

(menjadi SSN)

Situasi Pendidikansaat ini

(belum menjadi SSN)

Rencana Strategis (5 tahun)

Rencana Operasional (1 tahun)

Pelaksanaan (Program)

Evaluasi

Pelaporan

Kesenjangan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

56

hendak dicapai, adanya kesenjangan tersebut maka

diperlukan rencana strategis dan rencana operasional

sebagai rencana terstruktur sekolah dalam rangka

mempersiapkan perencanaan implementasi MBS yang

diwujudkan dalam pelaksanaan program serta moni-

toring dan evaluasi dari pihak terkait, yaitu pengurus

Yayasan Pendidikan Kristen Eben Haezer Salatiga dan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kota Salatiga.

Proses perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pelaporan telah dipersiapkan dengan

melibatkan unsur-unsur SDM yang ada di SMP Kristen

2 Eben Haezer Salatiga melalui koordinasi intern

sekolah seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

guru, dan pegawai/staf administrasi sekolah, dilanjut-

kan dengan rapat-rapat bidang sesuai delapan standar

nasional pendidikan yang sudah terbagi kepada guru

dan pegawai.

Kegiatan inventarisasi serta melengkapi sarana

prasarana administrasi pendukung MBS dilakukan

dengan rinci kemudian dilanjutkan dengan pelaksana-

an kegiatan untuk mewujudkan perencanaan dari hasil

koordinasi manajemen sekolah dan koordinasi bidang-

bidang sesuai delapan standar nasional pendidikan.

Sementara evaluasi dan pelaporan dilakukan oleh

kepala sekolah, pengurus yayasan serta kepala dinas

pendidikan pemuda dan olahraga kota Salatiga sebagai

pejabat monitoring dan evaluasi kegiatan secara

keseluruhan dari perencanaan dan pelaksanaan

implementasi MBS di SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

57

Adapun perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

pelaporan serta aspek pendukung implementasi MBS

tersebut diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

Implementasi MBSdi SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

NoAspek-aspek implementasi

MBSPerencanaan Pelaksanaan Evaluasi Pelaporan

1 Pemenuhan delapan Standar Nasional Pendidikan

1) Standar KompetensiKelulusana. Peningkatan prestasi

bidang akademik danjumlah kelulusan

b. Peningkatan prestasibidang non akademikdan jumlah kejuaraan

2) Standar Isi- Pengembangan

Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan(KTSP)

√ √ √ √

3) Standar Prosesa. Perencanaan proses

pembelajaranb. Penyiapan silabus dan

RPPc. Pengelolaan kelasd. Pelaksanaan proses

pembelajarane. Penilaian hasil

pembelajaranf. Pengawasan proses

pembelajarang. Layanan bimbingan

konseling

4) Standar Pendidik dantenaga kependidikana. Meningkatkan

kompetensi kepalasekolah

b. Meningkatkankompetensi guru

c. Meningkatkankompetensi tenagakependidikan

√ √ √ √

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

58

d. Pemenuhan tenagapendidik dankependidikan

√ - √ √

5) Standar Sarana danPrasaranaa. Pengadaan sarana

prasarana fisikb. Pemeliharaan sarana

prasarana fisikc. Pengadaan fasilitas

pembelajarand. Pengadaan fasilitas

keterampilan danmusik

e. Pengadaan fasilitasolahraga

f. Pengadaan saranapenunjang lain

-

6) Standar PengelolaanPendidikana. Pengadaan dokumen

sekolahb. Pengadaan struktur

organisasi danmekanisme kerja

c. Pelaksanaan supervisi,monitoring danevaluasi

d. Kemitraan dan peranserta masyarakat

e. Sistem informasimanajemen sekolah

-

7) Standar Pembiayaan- Penggalian/

penggalangansumber danasekolah

√ √ √ √

8) Standar PenilaianPendidikana. Penyusunan instrumen

penilaian√ √ √ √

b. Pelaksanaan penilaianc. Laporan hasil penilaian

2 Pengembangan budaya dan lingkungan sekolah

1) Penataan lingkungansekolah

√ √ √ √

2) Penerapan budaya tatakrama

√ √ √ √

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

59

Tabel 4.3 (lanjutan)Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

implementasi MBSdi SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

3) Penerapan budayakerohanian

√ √ √ √

4) Penerapan budayakepribadian

√ √ √ √

3 Implementasi manajemen kurikulum

1) Perencanaan kurikulum √ √ √ √

2) Pelaksanaan kurikulum √ √ √ √

3) Evaluasi kurikulum √ √ √ √

4 Implementasi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan

1) Perencanaan danpengadaan tenaga pendidikdan kependidikan

√ √ √ √

2) Pembinaan danpengembangan tenagapendidik dan kependidikan

√ √ √ √

3) Penilaian tenaga pendidikdan kependidikan

√ √ √ √

4) Pemberhentian tenagapendidik dan kependidikan

√ √ √ √

5 Implementasi manajemen kesiswaan

1) Penerimaan siswa baru √ √ √ √

2) Pengelolaan prosespembelajaran

√ √ √ √

3) Bimbingan dan disiplin √ √ √ √

6 Implementasi manajemen keuangan/pendanaan

1) Perencanaan pembiayaan √ √ √ √

2) Pelaksanaan pembiayaan √ √ √ √

3) Evaluasi pembiayaan √ √ √ √

7 Implementasi manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat

1) Hubungan edukatif - - - √

2) Hubungan kultural - - - √

3) Hubungan institusional √ √ √ √

Sumber: Data Primer, 2013, diolah.

Keterangan:

√ : sudah dilaksanakan/sudah terpenuhi

- : belum dilaksanakan/belum terpenuhi

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

60

Mengacu tabel di atas menunjukkan bahwa pe-

rencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan im-

plementasi MBS di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

tidak sepenuhnya dapat memenuhi aspek-aspek im-

plementasi MBS yang terdiri dari pemenuhan delapan

Standar Nasional Pendidikan, pengembangan budaya

dan lingkungan sekolah, implementasi manajemen

kurikulum, implementasi manajemen tenaga pendidik

dan kependidikan, implementasi manajemen kesiswa-

an, implementasi manajemen keuangan/pendanaan,

dan implementasi manajemen hubungan sekolah

dengan masyarakat.

Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pela-

poran dalam implementasi MBS di SMP Kristen 2 Eben

Haezer Salatiga dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Aspek implementasi MBS berkaitan dengan

perencanaan sesuai dengan tabel 4.3 menunjukkan

bahwa delapan SNP telah dilakukan sesuai dengan

kebutuhan sekolah, tetapi dalam aspek pendukung

implementasi MBS, pada nomor 7. Implementasi ma-

najemen hubungan sekolah dengan masyarakat, bagian

1) Hubungan edukatif dan 2) Hubungan kultural, pihak

sekolah belum melakukan perencanaan hubungan

edukatif dan kultural, hal ini disebabkan karena hal

tersebut bukan prioritas utama dalam pemenuhan

kebutuhan sekolah, selain memerlukan keterlibatan

pihak dalam dan luar sekolah dalam merencanakan

kegiatan yang disesuaikan dengan kurikulum serta visi

dan misi sekolah. Perencanaan dalam hubungan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

61

edukatif dan kultural diperlukan pembahasan khusus,

karena berkaitan dengan masyarakat sekitar sekolah.

Pelibatan sumber daya manusia dalam perencanaan

hubungan edukatif serta kultural perlu dipersiapkan

dengan baik sehingga pihak sekolah memerlukan

waktu khusus untuk menyiapkan rancangan yang

sesuai dengan tujuan sekolah seperti tercapainya

pemenuhan delapan standar nasional pendidikan.

Dengan alasan tersebut pihak sekolah belum

dapat memenuhi Implementasi manajemen hubungan

sekolah dengan masyarakat khususnya bagian hu-

bungan edukatif dan hubungan kultural.

b. Pelaksanaan

Berbeda dengan aspek perencanaan di atas, pada

aspek pelaksanaan yang tersaji dalam tabel 4.3 di atas

dapat diuraikan bahwa dalam aspek pelaksanaan im-

plementasi MBS yang belum dilakukan dalam aspek

pelaksanaan adalah pada nomor 1. Pemenuhan de-

lapan SNP, bagian 4) Standar pendidik dan tenaga

kependidikan, d. Pemenuhan tenaga pendidik dan

kependidikan. Secara khusus tenaga kependidikan

yang belum terpenuhi adalah laboran IPA, teknisi

laboratorium komputer, laboran laboratorium bahasa,

pegawai kantin, dan penjaga sekolah; bagian 5) Standar

sarana dan prasarana, f. Pengadaan sarana penunjang

lain. Secara khusus sarana penunjang lain yang belum

terpenuhi adalah mesin jahit, mesin obras, website

sekolah, komputer perpustakaan, dan papan visi misi

sekolah; bagian 6) Standar pengelolaan pendidikan, e.

Sistem informasi manajemen sekolah. Secara khusus

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

62

sistem informasi yang belum terpenuhi adalah belum

terpasangnya PAS (paket aplikasi sekolah) dan jaringan

SIM (sistem informasi manajemen).

Sementara aspek pendukung MBS yang belum

dilaksanakan pada nomor 7. Implementasi manajemen

hubungan sekolah dengan masyarakat, bagian 1)

Hubungan edukatif dan 2) Hubungan kultural, SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga belum melakukan hu-

bungan edukatif dan kultural, hal ini disebabkan

karena hal tersebut dianggap belum mendesak untuk

dilakukan, di sisi lain kegiatan tersebut memerlukan

rancangan yang matang dari berbagai pihak, sesuai

dengan visi dan misi sekolah serta kurikulum sekolah

yang berlaku, di pihak lain dibutuhkan waktu, tenaga,

sarana dan prasarana yang baik, tempat yang nyaman,

keterlibatan masyarakat sekitar yang berlatar belakang

majemuk, dan masyarakat yang peduli terhadap

pendidikan khususnya SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga, dan pendanaan yang memadai.

c. Evaluasi

Pada tabel 4.3 berkaitan dengan aspek evaluasi,

sebagian besar aspek implementasi MBS telah dilak-

sanakan, implementasi MBS yang belum dilaksanakan

adalah pada aspek pendukung implementasi MBS pada

nomor 7. Implementasi manajemen hubungan sekolah

dengan masyarakat, bagian 1) Hubungan edukatif dan

2) hubungan kultural. Hal ini dilakukan karena dalam

aspek perencanaan dan pelaksanaan kedua kegiatan

tersebut tidak diimplementasikan disebabkan karena

adanya pertimbangan pihak sekolah yang belum

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

63

memprioritaskan kegiatan tersebut, alasan aspek

evaluasi terhadap kedua kegiatan tersebut tidak

dilakukan antara lain bahwa kegiatan tersebut

membutuhkan perencanaan dan pelaksanaan yang

baik serta didukung pendanaan, agihan waktu sesuai

dengan kurikulum sekolah, keterlibatan dan jalinan

kerjasama antara pihak sekolah serta masyarakat se-

kitar yang baik, membangun relasi dengan pihak-pihak

terkait yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan

dan budaya secara sungguh-sungguh.

d. Pelaporan

Berkaitan dengan aspek pelaporan, seluruh as-

pek implementasi MBS baik pemenuhan delapan SNP

dan aspek pendukung implementasi MBS telah

dilaporkan kepada pihak yang berwenang oleh kepala

sekolah kepada pengurus yayasan dan kepala dinas

pendidikan, pemuda dan olahraga Salatiga pada akhir

tahun pembelajaran.

Secara administratif pelaporan dilakukan secara

rutin kepada pihak terkait dengan tujuan sekolah

selain pemenuhan tertib administrasi sekolah, juga

sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap kegiatan

dan program kerja yang telah dilakukan SMP Kristen 2

Eben Haezer Salatiga kepada pihak yang berwenang

dan pimpinan secara struktural.

Terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, eva-

luasi dan pelaporan seperti tertuang di atas, tidak

semua aspek implementasi dapat dilakukan oleh

manajemen sekolah, hal ini diungkapkan kepala seko-

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

64

lah dan guru yang tertuang dalam petikan wawancara

berikut.

“Tidak semua aspek implementasi MBS dapat kamipenuhi karena memang membutuhkan formulasiperencanaan dan pelaksanaan yang matang sertadiperlukan pendampingan oleh pengawas atau dinasterkait” (Kepala Sekolah)

“Sebagian aspek implementasi MBS belum dapatdipenuhi oleh sekolah, tetapi pada umumnya sudahbaik. Tetapi hal tersebut menjadi pekerjaan yangharus dipersiapkan lebih baik untuk masa yangakan datang, dan akan lebih baik apabila sekolahbekerjasama dengan dinas pendidikan sebagai pen-damping dalam perencanaan dan pelaksanaan im-plementasi MBS” (Guru).

Hal senada yang diungkapkan kepala sekolah

dan guru adalah perlunya pendampingan dari pe-

ngawas sekolah atau dinas terkait di kota Salatiga

dalam perencanaan dan pelaksanaan implementasi

MBS di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Ungkapan di atas menunjukkan bahwa kepala

sekolah dan guru dalam upaya pemenuhan aspek-

aspek implementasi MBS masih memerlukan pendam-

pingan dari pengawas pendidikan atau dinas terkait

yang memiliki kemampuan dan memahami dengan baik

tentang MBS untuk memperbaiki perencanaan dan

pelaksanaan implementasi MBS, terutama dalam pe-

rencanaan dan pelaksanaan aspek implementasi

manajemen keuangan/pendanaan dan aspek imple-

mentasi manajemen hubungan sekolah dengan

masyarakat.

Selanjutnya delapan standar nasional pendidikan

yang merupakan syarat utama dalam implementasi

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

65

MBS dalam kaitannya dengan kriteria peningkatan

status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen

2 Eben Haezer Salatiga yang menjadi bagian dari

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan

seperti tersebut diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

Standar kompetensi lulusan terbagi atas dua

program, antara lain: 1) peningkatan prestasi bidang

akademik dan jumlah kelulusan; 2) peningkatan

prestasi bidang non akademik dan jumlah kejuaraan.

Standar kompetensi lulusan yang tertuang dalam dua

program tersebut menunjukkan bahwa manajemen

sekolah memerlukan prestasi di bidang akademik dan

non akademik peserta didik yang dapat digunakan

sebagai salah satu landasan penilaian bagi satuan

pendidikan dalam peningkatan status sekolah.

Adapun standar isi yang memiliki program

pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dilakukan untuk mengetahui lingkup materi

minimal dan tingkat kompetensi minimal dengan

tujuan dapat mencapai kompetensi lulusan minimal

pada kelas IX di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Sedangkan standar proses yang terbagai atas

tujuh program, antara lain: 1) perencanaan proses

pembelajaran; 2) penyiapan silabus dan RPP; 3)

pengelolaan kelas; 4) pelaksanaan proses pembelajaran;

5) penilaian hasil pembelajaran; 6) pengawasan proses

pembelajaran; 7) layanan bimbingan konseling. Ketujuh

program tersebut dapat dipersempit menjadi tiga

program pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan proses

pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan peng-

awasan proses pembelajaran. Program ini dilaksanakan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

66

untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif

dan efisien di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Sementara standar pendidik dan tenaga kepen-

didikan dijabarkan dalam empat program, antara lain:

1) meningkatkan kompetensi kepala sekolah; 2) me-

ningkatkan kompetensi guru; 3) meningkatkan kompe-

tensi tenaga kependidikan; 4) pemenuhan tenaga pen-

didik dan kependidikan. Standar ini digunakan untuk

memenuhi kriteria pendidikan prajabatan dan kelayak-

an fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabat-

an sesuai dengan jabatan yang dimiliki oleh masing-

masing SDM di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Untuk standar sarana dan prasarana, manaje-

men sekolah menjabarkan ke dalam enam program,

yaitu: 1) pengadaan sarana prasarana fisik; 2) pemeli-

haraan sarana prasarana fisik; 3) pengadaan fasilitas

pembelajaran; 4) pengadaan fasilitas keterampilan dan

musik; 5) pengadaan fasilitas olahraga; 6) pengadaan

sarana penunjang lain. Keenam program tersebut di-

perlukan untuk menunjang proses pembelajaran

termasuk penggunaan tekonologi informasi dan komu-

nikasi yang ada di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Standar pengelolaan pendidikan diuraikan men-

jadi lima program, antara lain: 1) pengadaan dokumen

sekolah; 2) pengadaan stuktur organisasi dan meka-

nisme kerja; 3) pelaksanaan supervisi, monitoring dan

evaluasi; 4) kemitraan dan peranserta masyarakat; 5)

sistem informasi manajemen sekolah. Standar pengelo-

laan yang diuraikan berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan

tersebut dilakukan oleh manajemen sekolah bertujuan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

67

untuk efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendi-

dikan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Sementara standar pembiayaan dijabarkan dalam

penggalian/penggalangan sumber dana sekolah bertu-

juan untuk mengatur komponen dan besaran biaya

operasional SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga selama

satu tahun.

Sedangkan standar penilaian pendidikan diurai-

kan dalam tiga program, yang meliputi: 1) penyusunan

instumen penilaian; 2) pelaksanaan penilaian; 3) lapo-

ran hasil penilaian. Manajemen sekolah mengimple-

mentasikan ketiga program tersebut dengan tujuan

untuk mempersiapkan mekanisme, prosedur, dan ins-

trumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Penjabaran program delapan standar seperti

tersebut di atas dipersiapkan dan dilaksanakan oleh

manajemen sekolah sebagai bagian dari upaya sekolah

untuk meningkatkan status sekolah potensial menjadi

SSN yang merupakan salah satu tujuan SMP Kristen 2

Eben Haezer Salatiga.

Perencanaan dan pelaksanaan program delapan

standar nasional pendidikan yang diuraikan tersebut

mengacu pada SNP dari pemerintah yang merupakan

persyaratan utama dalam upaya mencapai peningkatan

status sekolah, dan setelah delapan standar tersebut

terpenuhi maka sekolah memperoleh pengakuan

menjadi SSN atas dasar rekomendasi dari penilaian

implementasi MBS yang dilakukan oleh pejabat ke-

menterian pendidikan nasional Republik Indonesia.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

68

4.2.2 Deskripsi Upaya-upaya untuk Meningkatkan

Status Sekolah Potensial menjadi SSN

Dari penjabaran perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pelaporan di atas nampak bahwa delapan

standar nasional pendidikan dan aspek-aspek

pendukung implementasi MBS sudah dilakukan oleh

manajemen sekolah yang melibatkan semua unsur

SDM di sekolah, meskipun kriteria persyaratan pen-

capaian status sekolah potensial menjadi SSN yang

ditetapkan oleh kementerian pendidikan nasional

belum dapat terpenuhi secara keseluruhan karena

keterbatasan SDM dan aspek pendukung penye-

lenggaraan pendidikan di SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga.

Pada bagian ini disajikan hasil wawancara yang

dilakukan dengan kepala sekolah dan guru untuk

mengetahui upaya-upaya meningkatkan status sekolah

potensial menjadi SSN yang dilakukan pada SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Berikut kutipan wa-

wancara kepala sekolah dan guru:

“Upaya-upaya untuk meningkatkan status sekolahpotensial menjadi SSN yang sudah dilakukanmanajemen sekolah adalah dengan memenuhi krite-ria delapan standar nasional pendidikan danbeberapa aspek pendukung implementasi MBS”(Kepala Sekolah).

“Guru bertanggungjawab dengan pembagian tugasmasing-masing sesuai standar nasional yang menja-di kewenangannya, karena hal tersebut menjadibagian dari upaya meningkatkan status sekolahkami” (Guru).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan

bahwa dalam upaya-upaya peningkatan status sekolah

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

69

potensial menjadi SSN hanya dua unsur SDM yang

berperan secara aktif yaitu kepala sekolah dan guru.

Kepala sekolah dan guru berupaya untuk me-

lengkapi semua persyaratan SSN, minimal pemenuhan

delapan standar nasional pendidikan sebagai bagian

penting dan syarat utama yang harus dipenuhi dalam

pencapaian SSN selain aspek pendukung implementasi

MBS seperti pengembangan budaya dan lingkungan

sekolah, implementasi manajemen kurikulum, imple-

mentasi manajemen tenaga pendidik dan kependidikan,

implementasi manajemen kesiswaan, implementasi ma-

najemen keuangan/pendanaan dan implementasi ma-

najemen hubungan sekolah dengan masyarakat.

Melalui wawancara, kepala sekolah dan guru

menyatakan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk

meningkatkan status sekolah potensial menjadi SSN.

Berikut kutipan wawancara dengan kepala sekolah dan

guru:

“Tidak mudah untuk melengkapi semua persyaratanyang dibutuhkan dalam pencapaian SSN, minimaldelapan standar nasional pendidikan harus kamipenuhi serta aspek-aspek implementasi pendukungMBS yang sangat banyak, karena untuk mendapatkanstatus SSN, delapan standar tersebut harus dipenuhidengan baik dan cermat, tentunya kerjasama semuapihak sangat membantu dalam pemenuhan standartersebut” (Kepala Sekolah.)

“Kami memprioritaskan pemenuhan delapan standarnasional pendidikan sebagai syarat utama selainbeberapa aspek pendukung MBS dalam peningkatanstatus sekolah potensial menjadi SSN, untuk peme-nuhan tersebut kami membutuhkan waktu yangbanyak, tenaga yang kuat, dana yang memadai, ki-nerja yang sangat baik, dan penguasaan pengetahuanmanajemen pendidikan yang baik” (Guru)

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

70

Mencermati pernyataan di atas, nampak bahwa

upaya peningkatan status sekolah potensial menjadi

SSN di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, sudah

dilaksanakan meskipun belum semua standar nasio-

nal pendidikan dan aspek pendukung implementasi

dapat dipenuhi sesuai dengan kriteria persyaratan SSN.

Hal ini terlihat dari pernyataan kepala sekolah

bahwa persyaratan yang sangat banyak dan delapan

SNP harus dipenuhi, diperkuat pernyataan guru bahwa

untuk memenuhi peningkatan status sekolah dibutuh-

kan waktu, tenaga, dana yang memadai, kinerja yang

baik, dan penguasaan pengetahuan manajemen pendi-

dikan yang baik.

Di sisi lain kepala SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga mengungkapkan bahwa untuk mengupayakan

peningkatan status sekolah potensial menjadi SSN,

pihak sekolah dalam hal ini manajemen sekolah mem-

butuhkan bimbingan dan pendampingan dari pengawas

pendidikan dan dinas terkait yang menguasai MBS,

dengan alasan bahwa SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

lembaga pendidikan yang memiliki hak yang sama dan

tugas yang sama untuk mencerdaskan bangsa di kota

Salatiga. Hal tersebut terungkap dalam petikan wa-

wancara berikut.

“Dalam upaya pencapaian status sekolah potensialke status SSN kami seolah-olah berusaha sendiritanpa ada bimbingan dan pendampingan dari pe-ngawas pendidikan atau dinas terkait yang me-nguasai MBS, setidaknya kami dibimbing dan di-dampingi dalam merencanakan dan melaksanakanimplementasi MBS, karena kami juga bagian dari

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

71

lembaga pendidikan yang ikut mencerdaskan bang-sa, terutama di Salatiga” (Kepala Sekolah)

Untuk mengupayakan pencapaian status seko-

lah potensial menjadi SSN, dalam penelitian ini

diuraikan langkah-langkah pencapaian tersebut, antara

lain:

a) Kepala Sekolah mengusulkan peningkatan status

sekolah dalam rapat koordinasi dengan dewan guru,

dan pegawai, usulan disetujui oleh pengurus ya-

yasan dan komite sekolah.

b) Pembentukan tim untuk memenuhi dan melengkapi

persyaratan peningkatan status sekolah baik secara

administratif maupun fisik.

c) Pembagian tugas bagi guru dan staf administrasi

dalam pemenuhan persyaratan peningkatan status,

tugas untuk pemenuhan delapan SNP dan tugas

untuk pemenuhan aspek-aspek pendukung imple-

mentasi MBS.

d) Manajemen sekolah, guru, dan staf administrasi

melakukan perencanaan pemenuhan delapan SNP

dan aspek pendukung implementasi MBS.

e) Manajemen sekolah, guru, dan staf administrasi

melaksanakan kegiatan untuk pemenuhan delapan

SNP dan aspek pendukung implementasi MBS.

f) Kepala Sekolah sekolah, guru, dan staf administrasi

melakukan evaluasi terhadap kinerja pemenuhan

delapan SNP dan aspek pendukung implementasi

MBS.

g) Kepala sekolah melaporkan hasil pemenuhan

delapan SNP dan aspek pendukung implementasi

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

72

MBS kepada Pengurus Yayasan dan Kepala Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Salatiga

serta Dinas Pendidikan Provinsi.

h) Manajemen sekolah mengajukan persyaratan pe-

ningkatan status sekolah kepada Kepala Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga, namun ditolak

dengan alasan persyaratan yang diajukan kurang

memenuhi sesuai SSN.

i) Manajemen sekolah mengajukan persyaratan pe-

ningkatan status sekolah kepada Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, hasilnya juga

ditolak dengan alasan yang sama seperti di atas.

j) Manajemen sekolah mengajukan persyaratan

tersebut melalui e-mail kepada Kementerian Pen-

didikan Nasional, dan ditanggapi dengan baik

sehingga Kementerian Pendidikan Nasional me-

nugaskan dua pejabat kementerian Pendidikan

Nasional, dalam hal ini dari bidang Pendidikan

Dasar.

k) Kedua pejabat tersebut melakukan observasi, wa-

wancara dan studi dokumentasi terhadap sekolah

dan SDM yang ada.

l) Dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi

tersebut, SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga di-

tetapkan sebagai sekolah berstandar nasional ka-

rena telah memenuhi kristeria dan aspek pendu-

kung yang sesuai dengan SSN.

m) Surat Keputusan peningkatan status sekolah

potensila menjadi SSN dikirim melalui faksimile

oleh Kementerian Pendidikan Nasional Bidang

Pendidikan Dasar kepada Manajemen Sekolah,

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

73

dalam hal ini Kepala SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga.

n) SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, mendapatkan

subsidi dari pemerintah berkaitan dengan penca-

paian status SSN untuk peningkatan mutu pendi-

dikan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Langkah-langkah pencapaian status sekolah

potensial menjadi SSN tersebut di atas dapat di-

sederhanakan dalam dalam bagan berikut:

Gambar 4.2Langkah-langkah pencapaian status sekolah potensialMenjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, dan

Pelaporan Implementasi MBS di SMP Kristen 2

Eben Haezer Salatiga

Pada bagian ini disajikan pembahasan mengenai

hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya.

KepalaSekolah,

Guru,Pengurusyayasan,Komite

Sekolah/Orangtua

Siswa

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Pelaporan

Pemenuhan8 StandarNasional

Pendidikan

PemenuhanAspek-aspekPendukung

ImplementasiMBS

SekolahPotensial

SekolahStandarNasional

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

74

Pembahasan hasil penelitian ini sebagai upaya untuk

menjelaskan hasil analisis dan jawaban terhadap

rumusan masalah yang diajukan yaitu bagaimanakah

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan

implementasi Manajemen Berbasis Sekolah pada SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dan bagaimana upaya

yang dilakukan Kepala SMP Kristen 2 Eben Haezer

untuk meningkatkan status sekolah potensial menjadi

Sekolah Standar Nasional.

Dalam kaitannya dengan perencanaan MBS, dari

hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah

belum melibatkan semua unsur warga sekolah.

Seharusnya apabila kepala sekolah melibatkan semua

unsur warga sekolah dalam merencanakan MBS maka

akan mempermudah pencapaian tujuan yang telah

ditentukan dengan mudah dan tepat sasaran (Murni

dan Rivai, 2012). Ditambahkan oleh Rohiat (2008)

bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk

menentukan tindakan masa depan sekolah secara

tepat, sehingga ketika kepala sekolah merencanakan

implementasi MBS maka upaya untuk menentukan

tujuan yang hendak dicapai sekolah harus diimbangi

dengan dukungan dan keterlibatan unsur-unsur warga

sekolah yang ada.

Di pihak lain, pelibatan unsur-unsur warga

sekolah dalam perencanaan MBS tersebut ditegaskan

oleh Dally (2010), bahwa MBS memberikan peluang

kepada kepala sekolah dan guru menjadi lebih efektif,

karena adanya partisipasi dan rasa kepemilikan dan

keterlibatan yang tinggi dalam membuat keputusan

dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

75

untuk mengoptimalkan hasil kerja. Sejalan dengan

pernyataan tersebut, rencana yang dibuat harus detail

dan lugas tentang aspek-aspek yang hendak dicapai.

Disisi lain sekolah diberi kewenangan untuk melaku-

kan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya (school

based plan).

Dalam perencanaan implementasi MBS terlihat

bahwa tidak semua aspek yang direncanakan dapat

dilakukan, seperti implementasi manajemen hubungan

sekolah dengan masyarakat, pada bagian hubungan

edukatif dan hubungan kultural karena pihak sekolah

belum menjadikan kegiatan tersebut sebagai prioritas

program sekolah.

Dari uraian di atas, sekolah diharapkan dapat

melakukan analisis kebutuhan implementasi MBS, dan

berdasar hasil analisis kebutuhan tersebut selanjutnya

sekolah sebaiknya dapat membuat rencana pening-

katan implementasi MBS, sehingga apa yang hendak

dicapai dapat dipersiapkan sesuai tujuan sekolah, di

sisi lain pihak sekolah perlu mempertimbangkan kon-

sekuensi yang akan diterima apabila pihak sekolah

tidak melakukan analisis kebutuhan dalam perencana-

an implementasi MBS, antara lain seperti hasil yang

hendak dicapai sekolah kurang optimal akan mengu-

rangi penilaian sekolah dalam upaya peningkatan

status yang lebih tinggi.

Dalam aspek pelaksanaan MBS, pada standar

pendidik dan tenaga kependidikan, bagian pemenuhan

tenaga pendidik dan kependidikan; standar sarana dan

prasarana, bagian pengadaan sarana penunjang lain;

standar pengelolaan pendidikan, bagian sistem infor-

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

76

masi manajemen sekolah; implementasi manajemen

hubungan sekolah dengan masyarakat, bagian hu-

bungan edukatif dan hubungan kultural belum da-pat

dilakukan atau terpenuhi karena pertimbangan pihak

sekolah bahwa pelaksanaan tersebut membutuh-kan

keterlibatan berbagai pihak dan pendanaan yang cukup

banyak, sehingga pihak sekolah belum dapat meme-

nuhi kegiatan yang menjadi program sekolah tersebut.

Dari hasil penelitian tentang pelaksanaan imple-

mentasi MBS membuktikan bahwa ternyata tidak

semua standar nasional pendidikan dan aspek pen-

dukung implementasi MBS dapat diimplementasikan

pada aspek pelaksanaan, karena standar dan aspek

pendukung tersebut membutuhkan perencanaan, per-

timbangan dan pembahasan dengan pihak terkait di

lingkungan sekolah secara mendalam untuk mewu-

judkannya.

Rohiat (2008), mengungkapkan bahwa untuk

melaksanakan MBS diperlukan prakondisi pelaksanaan

MBS, antara lain: 1) kapasitas kelembagaan yang

memadai untuk menerapkan MBS seperti manajemen

sekolah yang memadai, kesiapan sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya di sekolah (dana, peralat-

an, perlengkapan, bahan, dan sebagainya); 2) budaya

yang kondusif bagi penyelenggara MBS, yaitu meng-

hargai perbedaan pendapat, menjunjung tinggi hak

asasi manusia, melaksanakan musyawarah mufakat,

menumbuhkan demokrasi pendidikan, menyadarkan

masyarakat akan pentingnya pendidikan, dan meng-

gerakkan masyarakat untuk mendukung MBS; 3)

sekolah memiliki kemampuan membuat kebijakan,

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

77

rencana, dan program sekolah untuk menyelengga-

rakan MBS; 4) sekolah memiliki sistem untuk mem-

promosikan akuntabilitas sekolah terhadap publik

sehingga sekolah akan menjadi bagian dari masyarakat

dan bukannya sekolah berada di masyarakat; 5) du-

kungan pemerintah pusat dan daerah yang ditunjuk-

kan melalui arahan, bimbingan, pengaturan serta

monitoring dan evaluasi yang diperlukan untuk kelan-

caran penyelenggaraan MBS.

Dari pra kondisi seperti terurai di atas, maka

kepala sekolah sebaiknya melakukan hal-hal tersebut

karena sangat diperlukan untuk mendukung pelak-

sanaan MBS, hal ini perlu dilakukan dengan melibat-

kan semua unsur-unsur warga sekolah yang ada di

SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Menurut Tambunan (2012), dalam pelaksanaan

MBS diperlukan pendayagunaan tokoh-tokoh potensial

dalam masyarakat untuk turut menunjang pelaksa-

naan pendidikan terkait MBS, hubungan sekolah

dengan masyarakat yang saling membutuhkan.

Terkait dengan pelaksanaan MBS, Rivai dan

Murni (2012) menambahkan bahwa dalam pelaksanaan

MBS partisipasi aktif dan dinamis dari warga sekolah

termasuk institusi yang memiliki kepedulian terhadap

pendidikan sekolah harus dilibatkan oleh kepala

sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk memberi

kesempatan pihak lain melaksanakan partisipasi dalam

bidang pendidikan di tengah-tengah masyarakat de-

ngan kepedulian terhadap pendidikan. Sedangkan

Mulyasa (2007), menegaskan bahwa pelaksanaan ma-

najemen berbasis sekolah menuntut kepemimpinan

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

78

kepala sekolah profesional yang memiliki kemampuan

manajerial dan integritas pribadi untuk mewujudkan

visi menjadi aksi, serta demokratis dan transparan

dalam berbagai pengambilan keputusan.

Selanjutnya pada aspek evaluasi, implementasi

manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat,

bagian hubungan edukatif dan hubungan kultural

belum dapat dilaksanakan karena pihak sekolah belum

menjadikan kegiatan tersebut prioritas program seko-

lah, karena membutuhkan perencanaan, keterlibatan

masyarakat sekitar yang peduli pendidikan dan budaya

terkait kurikulum sekolah yang membutuhkan pemi-

kiran serta pembahasan secara khusus, untuk langkah

ke depan kegiatan tersebut tetapi akan menjadi pro-

gram yang menguatkan sekolah sesuai visi dan misi

sekolah.

Terkait aspek evaluasi kegiatan seperti tersebut

di atas, Rivai dan Murni (2013), mengungkapkan bah-

wa melakukan evaluasi itu penting untuk menganalisis

kekuatan dan kelemahan mengenai sumber daya

sekolah, personil sekolah, kinerja dalam mengem-

bangkan dan mencapai target kurikulum dan hasil-

hasil yang hendak dicapai berkaitan dengan MBS.

Ditambahkan oleh Dharma (2011), bahwa suatu

pendekatan yang sistematis terhadap manajemen

kinerja seringkali dipandang sebagai sesuatu yang di-

cadangkan bagi organisasi yang besar dapat men-

ciptakan dan menjaga terselenggaranya sistem yang

canggih dalam penentuan sasaran dan evaluasi.

Sementara Dally (2010), mempertegas pernyataan

tersebut bahwa evaluasi bertujuan untuk mengetahui

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

79

progres realisasi kinerja yang dihasilkan maupun

kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai

sasaran kinerja.

Mencermati uraian di atas dapat diuraikan

bahwa evaluasi dapat digunakan untuk melihat efisiesi,

efektivitas maupun perbedaan kinerja (gap). Hasil

evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk

mengetahui pencapaian implementasi perencanaan

strategik, dalam hal ini implementasi yang berkaitan

dengan MBS.

MBS juga perlu memerhatikan evaluasi (feed

back), kiriteria yang efektif digunakan untuk meng-

evaluasi MBS adalah yang berfokus pada hasil

akhirnya. Hasil evaluasi dapat memberikan informasi

yang dapat digunakan untuk memberi masukan

terhadap seluruh komponen MBS, baik pada konteks,

input, proses, output, maupun outcomenya. Berbagai

masukan dari hasil evaluasi akan digunakan untuk

pengambilan keputusan (Rohiat, 2008).

Evaluasi yang dilakukan menjadi sarana untuk

mendapatkan informasi tentang hasil MBS, sehingga

fokus evaluasi adalah pada hasil MBS. Informasi hasil

tersebut kemudian dibandingkan dengan sasaran yang

telah ditetapkan. MBS dikatakan efektif apabila hasil

yang dicapai sesuai dengan sasaran yang telah

ditetapkan, sebaliknya apabila hasil tidak sesuai de-

ngan sasaran yang telah ditetapkan, maka MBS

dianggap tidak efektif.

Pada aspek pelaporan, semua unsur telah dila-

porkan oleh pihak sekolah melalui kepala SMP Kristen

2 Eben Haezer Salatiga kepada pengurus yayasan dan

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

80

kepala dinas pendidikan, pemuda dan olahraga Salatiga

sebagai bentuk pertanggungjawaban pekerjaan dan

program yang sudah tercapai meskipun tidak semua

aspek dapat terpenuhi, tetapi setidaknya sebagian be-

sar program telah dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan program yang telah ditentukan.

Dari paparan di atas, baik perencanaan, pe-

laksanaan, evaluasi dan pelaporan implementasi MBS

di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga sepenuhnya

belum terlaksana dengan baik, terlihat dari hasil

pengamatan dan penelitian di lapangan nampak masih

kurang adanya kerjasama, koordinasi, komunikasi, dan

keterlibatan guru, pegawai, pengurus yayasan, serta

komite sekolah/orangtua siswa yang belum masksimal.

Nanang (2004), berpendapat bahwa adanya per-

hatian bersama untuk mengambil keputusan, member-

dayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang se-

kolah, dan perubahan perencanaan agar SDM yang ada

dapat terlibat secara optimal dalam implementasi MBS.

Sementara Dally (2010), menambahkan bahwa sekolah

dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia

untuk memajukan sekolahnya, karena bisa lebih me-

ngetahui peta kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang mungkin dihadapi. Keterlibatan warga

sekolah secara optimal dan menjadikan warga sekolah

sebagai “teamwork” yang kompak, cerdas dan dinamis

dengan tingkat partisipasi yang tinggi menjadikan im-

plementasi MBS sesuai dengan perencanaan yang

sudah ditetapkan oleh kepala sekolah.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

81

4.3.2 Upaya-upaya untuk Meningkatkan Status

Sekolah Potensial menjadi SSN

Upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala seko-

lah, guru, pengurus yayasan, dan komite seko-

lah/orangtua siswa dalam meningkatkan status seko-

lah potensial menjadi SSN menunjukkan belum adanya

koordinasi dan kerjasama yang baik. Hal ini terlihat

dengan beban kerja kepala sekolah dan guru sangat

berat untuk memenuhi persyaratan delapan SSN dan

aspek pendukung implementasi MBS, sementara pe-

ngurus yayasan dan komite sekolah/orangtua siswa

hanya dilibatkan pada koordinasi persiapan serta dili-

batkan apabila terdapat permasalahan berkaitan de-

ngan pendanaan atau pemenuhan kebutuhan delapan

standar khususnya fasilitas pembelajaran.

Fenomena yang terjadi dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa manajemen SMP Kristen 2 Eben

Haezer Salatiga mengalami kesulitan dalam pemenu-

han delapan standar serta aspek-aspek pendukung

implementasi MBS, hal tersebut terungkap bahwa

kepala sekolah dan guru membutuhkan bimbingan

serta pendampingan dari pengawas pendidikan dan

dinas terkait yang menguasai MBS. Hal ini mem-

buktikan bahwa kepala sekolah belum dapat melaku-

kan pekerjaan pemenuhan delapan SNP secara pribadi,

sehingga memerlukan kerjasama dari berbagai pihak

terkait dengan manajemen pendidikan terutama MBS,

terlebih dalam upaya peningkatan status sekolah

potensial menjadi sekolah standar nasional dan di sisi

lain kepala sekolah masih mengutamakan pemenuhan

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

82

standar sarana dan prasarana serta fasilitas pembe-

lajaran pendukung lainnya, meskipun standar yang

lain juga menjadi bagian yang harus dipenuhi dan tidak

terpisahkan serta menjadi prioritas dari persyaratan

status sekolah potensial menjadi SSN.

Hasil observasi dari penelitian di lapangan

menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat partisi-

pasi kepala sekolah, guru, pengurus yayasan, dan ko-

mite sekolah/orangtua siswa berbeda-beda. Partisipasi

yang tinggi dilakukan oleh kepala sekolah dan guru,

hal ini disebabkan karena kepala sekolah dan guru

terlibat secara aktif dari perencanaan hingga pelaporan

implementasi MBS, sedangkan pengurus yayasan dan

komite sekolah dapat dikategorikan memiliki partisipasi

yang rendah, hal ini disebabkan karena pengurus

yayasan dan komite sekolah/orangtua siswa tidak ter-

libat secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan

MBS.

Pengurus yayasan dan komite sekolah/orangtua

siswa dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pelaporan implementasi MBS serta me-

laksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan status

sekolah potensial menjadi SSN bersifat mendukung dan

melengkapi beberapa persyaratan berkaitan dengan

pendanaan serta fasilitas pembelajaran.

Di pihak lain, peranserta dan partisipasi dari

pengawas pendidikan dan dinas terkait yang menguasai

MBS belum nampak adanya tugas pembimbingan serta

pendampingan baik secara rutin maupun berkala yang

ternyata menjadi satu harapan dan kebutuhan bagi

manajemen sekolah, dalam kaitan ini perlu adanya

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

83

koordinasi dan jalinan komunikasi yang lebih baik,

sehingga keterlibatan pengawas pendidikan dan dinas

terkait menambah nilai positif tersendiri, baik bagi

manajemen sekolah maupun dinas pendidikan itu

sendiri.

Temuan yang menarik di lapangan adalah ketika

perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan

pelaporan implementasi MBS serta upaya-upaya untuk

meningkatkan status sekolah potensial menjadi SSN

telah dilakukan, Surat Keputusan (SK) mengenai

peningkatan status sekolah potensial menjadi SSN yang

diberikan dari Kementerian Departemen Pendidikan

Nasional pada tahun 2007 diberikan secara tidak

langsung kepada manajemen sekolah tetapi melalui

faksimile, bahkan sampai sekarang SK asli dari De-

partemen Pendidikan Nasional belum dikirimkan ke-

pada manajemen SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga.

Temuan lain yang perlu diperhatikan secara

serius oleh pihak terkait adalah, manajemen SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga dalam memenuhi de-

lapan standar nasional dan pemenuhan kelengkapan

administrasi MBS melalui perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, hingga pelaporan yang telah dilakukan seba-

gai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti sebagai

persyaratan utama dalam peningkatan status sekolah

potensial menjadi SSN oleh Dinas Pendidikan Pemuda

dan Olahraga kota Salatiga serta Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah, kedua lembaga tersebut justru

menolak dan mengembalikan seluruh persyaratan yang

telah dipenuhi oleh manajemen sekolah, dengan alasan

ada beberapa persyaratan tertentu yang kurang dan

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

84

belum terpenuhi seperti sarana prasarana yang kurang

mendukung serta kurang lengkap, volume ruang kelas,

laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga, aula

yang terlalu kecil, dan fasilitas lain yang kurang me-

madai untuk SSN.

Dengan ditolaknya pengajuan status sekolah dari

dua lembaga pendidikan kota dan provinsi tersebut,

manajemen sekolah kemudian mengambil langkah-

langkah lain yaitu dengan mengirimkan secara lang-

sung persyaratan peningkatan status tersebut ke Ke-

menterian Pendidikan Nasional, dua bulan kemudian

pihak kementerian pendidikan nasional mengirimkan

dua pejabat kementerian untuk observasi dan wawan-

cara secara langsung di SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga selama dua hari.

Setelah melakukan observasi dan melihat

persyaratan yang sudah dipenuhi bahkan memer-

hatikan akreditasi sekolah yang amat baik (A) dan

capaian prestasi sekolah baik akademik dan non

akademik yang baik di tingkat kota, provinsi dan

nasional, termasuk jumlah kelulusan 100% secara

berturut-turut selama tujuh tahun dan nilai ujian

nasional/akademik yang tinggi di tingkat kota, provinsi

dan nasional yang diraih siswa kelas IX, maka selang

dua minggu kemudian diterbitkan Surat Keputusan

peningkatan status sekolah yang dikirimkan melalui

faksimile oleh kementerian Departemen Pendidikan

Nasional kepada kepala sekolah, diputuskan bahwa

status sekolah potensial SMP Kristen 2 Eben Haezer

Salatiga meningkat menjadi Sekolah Standar Nasional

(SSN) hingga sekarang.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

85

Peningkatan status sekolah potensial menjadi

sekolah standar nasional yang diberikan oleh kemen-

terian Departemen Pendidikan Nasional Republik Indo-

nesia memberikan dampak positif bagi keberadaan SMP

Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, dampak tersebut ter-

lihat dalam peningkatan kinerja warga sekolah dalam

melayani pembelajaran kepada para peserta didik. Di

sisi lain dari bidang peningkatan mutu berkaitan

prestasi para siswa dan guru diharapkan lebih baik dan

perlu untuk ditingkatkan dari tahun sebelumnya.

Selanjutnya, dalam pemenuhan delapan SNP

dan aspek pendukung implementasi MBS yang perlu

diperhatikan adalah pengadaan sarana dan prasarana

penunjang pembelajaran seperti pengadaan sarana

prasarana fisik, pemeliharaan sarana prasarana fisik,

pengadaan fasilitas pembelajaran, pengadaan fasilitas

keterampilan, pengadaan fasilitas olahraga, dan peng-

adaan sarana penunjang pembelajaran lain.

Implikasi dari pemberian status sekolah yang

lebih tinggi dari pemerintah adalah SMP Kristen 2 Eben

Haezer Salatiga mendapatkan subsidi pendanaan

pendukung kegiatan pembelajaran, dan pendistribusian

pendanaan ini telah diprogramkan sekolah untuk

memenuhi sebagian besar untuk pembelajaran dalam

bentuk fisik maupun non fisik, dan dalam melak-

sanakan program tersebut dibutuhkan kerjasama se-

mua warga sekolah untuk mewujudkannya sesuai

dengan kebutuhan sekolah dengan tanggungjawab.

Dari hasil penelitian di atas nampak bahwa

masih terdapat upaya sekolah yang belum dilaksa-

nakan secara optimal, hal ini disebabkan karena 1)

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · status sekolah potensial menjadi SSN pada SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga, peneliti telah melakukan observasi, wawancara dan studi

86

tidak semua guru terlibat secara aktif dan sebagian

guru kurang memiliki integritas dan kepedulian

terhadap kemajuan sekolah; 2) komunikasi Kepala

Sekolah dengan pengurus yayasan terbatas pada

kegiatan tertentu seperti rapat koordinasi tahunan atau

kepala sekolah meminta pertimbangan dan persetujuan

berkaitan dengan kebijakan pengadaan fasilitas seko-

lah; 3) peran serta orangtua kurang terlaksana dengan

baik melalui komite sekolah, karena telah merasa su-

dah membayar uang sumbangan pembangunan (sum-

bangan orang tua) dan SPP bulanan yang sudah cukup

banyak, sehingga tidak perlu lagi membantu dalam

bidang lain.