BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah Dasar ...€¦ · nilai Mata Pelajaran Matematika...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah Dasar ...€¦ · nilai Mata Pelajaran Matematika...
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Diskripsi Subyek Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 11 terletak di Jl.
Butuh No. 1 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Letak
geografisnya SD ini dekat dengan pusat Kecamatan Tingkir. SD
ini juga termasuk SD Kampus, mengapa karena dalam satu
lingkungan terdapat tiga SD yaitu SD N Kutowinangun 1, SD N
Kutowinangun 4 dan SD Kutowinangun 11 itu sendiri.
4.2. Pelaksanaan Tindakan
4.1.1. Kondisi Awal Sebelum Siklus
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum
penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan di kelas V SD Negeri Kutowinangun 11
Salatiga tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 16 siswa,
terbagi menjadi 3 siswa putra dan 13 siswa putri. Berdasarkan
nilai Mata Pelajaran Matematika yang memiliki standar Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 70, tetapi standar
39
KKM ini hanya dicapai oleh 5 siswa sedangkan yang 11 tidak
memenuhi standar KKM. Nilai tertingginya mencapai 85
sedangkan nilai terendah mendapatkan 54.
4.1.2. Siklus I
Siklus 1 terbagi ke dalam 4 tahap yakni perencanaan, pelaksanaan
dan observasi, serta refleksi sebagai berikut ini.
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Menganalisis kurikulum untuk menentukan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
disampaikan kepada siswa dengan menggunakan
pembelajaran Dienes Games dalam model kooperatif
tipe STAD.
b. Membuat rencana pembelajaran Dienes Games dalam
model kooperatif tipe STAD. (lampiran 1 hal. 45)
c. Membuat lembar kerja siswa dan alat evaluasi. (hal.
52-55)
d. Membuat instrumen penilaian yang akan digunakan
40
dalam siklus PTK. (lampiran 3 hal. 68)
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran pada
siklus I tersusun dalam tiga pertemuan. Pertemuan
pertama guru menyampaikan materi pelajaran, pembagian
kelompok dan diskusi kelompok untuk menganalisis sifat-
sifat bangun ruang, salah satu dari kelompok melaporkan
hasil diskusi kelompoknya. Guru memberikan penguatan
dan kesimpulan bersama-sama dengan siswa. Guru
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Pertemuan
kedua dimulai dengan membahas PR yang telah diberikan
pada peremuan pertama. Siswa maju untuk mengerjakan
PR di papan tulis. Siswa berkumpul sesuai kelompok pada
pertemuan pertama. Guru menjelaskan skenario
pembelajaran dan aturan bermain. Siswa dalam
kelompoknya mengerjakan soal pada tiap pos soal secara
bergantian dengan selang waktu 5 menit. Hasil kerja
kelompok kemudian dibahas bersama-sama dan kelompok
41
yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan
penghargaan. Guru menutup pembelajaran dengan
memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar
belajar untuk mempersiapkan tes evaluasi pada pertemuan
selanjutnya. Pertemuan ketiga siswa mengerjakan tes
evaluasi secara mandiri dalam waktu 40 menit.
3. Observasi
Observer yang terdiri dari peneliti dan teman sejawat
mengamati pembelajaran pada seluruh pertemuan dengan
menggunakan panduan pengamatan yang telah dibuat
pada tahap perencanaan.
4. Refleksi
Refleksi pada siklus pertama dari hasil pengamatan
peneliti dan teman sejawat dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a. Siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar secara
berkelompok.
b. Siswa senang dengan pembelajaran yang
memanfaatkan permainan.
42
c. Siswa belum mengerti dengan metode Dienes Games
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
d. Siswa masih belum aktif bertanya hal ini dibuktikan
dengan ketika kelompok lain melaporkan hasilnya di
depan kelas hanya 2 orang yang menanggapi.
Kemudian ketika guru menjelaskan, siswa diminta
bertanya hal yang belum dipahami tidak ada siswa
yang bertanya.
e. Siswa dalam mengerjakan tugas kelompok juga kurang
adanya kerja sama kelompok. Hal ini dibuktikan
dengan dua kelompok yang bekerja mengerjakan tugas
kelompok hanya satu siswa saja.
f. Siswa belum terbiasa mempresentasikan hasil kerja
kelompok dan diskusi di depan kelas.
4.1.3. Siklus II
Siklus II sama juga dengan siklus I yang terbagi ke dalam 4 tahap
yakni perencanaan, pelaksanaan dan observasi, serta refleksi
sebagai berikut ini.
1. Perencanaan
43
Dalam tahap perencanaan peneliti melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Membuat rencana pembelajaran Dienes Games dalam
model kooperatif tipe STAD. (lampiran 2 hal. 58)
b. Membuat lembar kerja siswa dan alat evaluasi. (hal.
65-66)
c. Membuat instrumen penilaian yang akan digunakan
dalam siklus PTK. (lampiran 3 hal. 68)
2. Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana
pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran pada
siklus II tersusun juga dalam tiga pertemuan seperti siklus
I. Pertemuan pertama guru menyampaikan materi
pelajaran, pembagian kelompok dan diskusi kelompok,
salah satu dari kelompok melaporkan hasil diskusi
kelompoknya. Guru memberikan penguatan dan
kesimpulan bersama-sama dengan siswa. Pertemuan
kedua dimulai dengan guru menjelaskan skenario
pembelajaran dan aturan bermain. Siswa dalam
44
kelompoknya mengerjakan soal pada tiap pos soal secara
bergantian dengan selang waktu 5 menit. Hasil kerja
kelompok kemudian dibahas bersama-sama dan kelompok
yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan
penghargaan. Guru menutup pembelajaran dengan
memberikan penguatan dan mengingatkan siswa agar
belajar untuk mempersiapkan tes evaluasi pada pertemuan
selanjutnya. Pertemuan ketiga siswa mengerjakan tes
evaluasi secara mandiri dalam waktu 40 menit.
3. Observasi
Observer yang terdiri dari peneliti dan teman sejawat
mengamati pembelajaran pada seluruh pertemuan dengan
menggunakan panduan pengamatan yang telah dibuat
pada tahap perencanaan.
4. Refleksi
Refleksi pada siklus kedua dari hasil pengamatan peneliti
dan teman sejawat dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada
Dienes Games dalam pembelajaran kooperatif tipe
45
STAD.
b. Siswa dalam kelompok menunjukkan saling
membantu untuk mengerjakan tugas dan telah terjadi
interaksi tanya jawab ketika teman dalam kelompok
mengalami permasalahan belum memahami materi
teman yang lain menjelaskannya.
c. Siswa aktif bertanya hal ini dibuktikan dengan
sembilan siswa yang mengajukan pertanyaan ketika
kelompok lain presentasi. Kemudian ketika guru
menjelaskan, lima siswa yang merasa belum
menguasai materi mau bertanya utuk meminta
penjelasan ulang dari guru.
d. Siswa mulai terbiasa mempresentasikan hasil kerja
kelompok dan diskusi di depan kelas.
e. Guru berkeliling dalam proses pembelajaran untuk
memantau keaktifan siswa dan pemahaman materi
siswa.
4.3. Hasil Analisis
a. Aktivitas siswa pada siklus pertama mencapai skor 434 dan
46
pada siklus kedua meningkat menjadi 491 dari skor
perolehan maksimal 576, dibuktikan pada tabel aktivitas
siswa dalam PBM di bawah ini:
Tabel 4.1Perolehan Skor Pengamatan Aktivitas Siswa dalam PBM
Kelas VI SD Kutowinangun 11 Salatiga Tahun Ajaran2011/1012
No. Siswa SkorMaksimal
SiklusI II
1 Fredy Aji Lesmana 36 27 312 Putri Cahyaningrum 36 22 283 Wildan Rizal Arisandi 36 29 324 Amanda Cindy Anggraeni 36 29 335 Bunga Baroza Inayati 36 24 306 Dwi Merisa Arumiyanti 36 26 307 Fadiah Worowati 36 34 368 Idayati Khasanah 36 28 319 Lely Fitriyana 36 21 27
10 Noviana 36 32 3611 Noviati Wahyu Arifah 36 22 2512 Riska Nur Widyastuti 36 21 2613 Syuhada Sumandu W.S. 36 32 3314 Tiara Novita Sari 36 20 2515 Yunita Agustia 36 34 3616 Ratna Herawati 36 32 34
Total 576 433 493
47
Aktivitas terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
- Peningkatan ketrampilan sosial ditandai bengan
kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan
mengajukan pertanyaan dan keaktivan dalam diskusi
kelompok menunjukkan adanya peningkatan dari 48,67
menjadi 57 dari nilai maksimal yang harus diperoleh 64.
Ketrampilan siswa menunjukkan angka 57 dan tergolong
Baik Sekali.
- Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang ditandai
dengan kesiapan dalam membawa peralatan mengalami
peningkatan dari 48 menjadi 54 dari skor maksimal 64.
Minat siswa tergolong kedalam kategori Baik Sekali
karena menunjukkan angka 54.
- Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
ditandai dengan beikut sertaan dalam melaksanakan
diskusi kelompok mengalami peningkatan dari 48 menjadi
58 dari skor maksimal 64. Kategori perhatian siswa
tergolong Baik Sekali karenamenunjukkan angka 64.
48
b. Hasil belajar dalam penguasaan materi siswa juga mengalami
peningkatan rata-rata kelas sebelum tindakan 69,19 menjadi
73,13 pada siklus I kemudian meningkat menjadi 94,37 pada
siklus II. Siswa yang tidak tuntas sebelum tindakan ada 11
siswa, kemudian pada siklus I siswa yang tidak tuntas ada
lima siswa dan pada siklus yang kedua seluruh siswa tuntas
dan mencapai standar KKM yaitu sebesar 70. Nilai terendah
yang diperoleh ketika sebelum tindakan sebesar 54 kemudian
pada siklus 1 sebesar 60 dan pada siklus II nilai terendah
mendapat 85. Nilai tertinggi pada sebelum tindakan
mencapai 83, pada siklus I nilai tertinggi mencapai 92 dan
pada siklus II nilai tertinggi mencapai angka 100.
49
Tabel 4.2Perolehan Skor Evaluasi Siswa
Kelas VI SD Kutowinangun 11 Salatiga Tahun Ajaran2011/1012
No. Siswa PraSiklus Ket. Siklus
1 Ket. Siklus2 Ket.
1 Fredy A.L 68 TT 60 TT 85 T2 Putri C. 54 TT 64 TT 90 T3 Wildan R.A. 76 T 84 T 100 T4 Amanda C.A. 85 T 80 T 95 T5 Bunga B.I. 67 TT 62 TT 90 T6 Dwi M.A. 73 T 92 T 100 T7 Fadiah W. 78 T 80 T 95 T8 Idayati K. 68 TT 76 T 100 T9 Lely F. 62 TT 92 T 90 T
10 Noviana 83 T 88 T 100 T11 Noviati W.A. 63 TT 76 T 90 T12 Riska N.W. 67 TT 80 T 95 T13 Syuhada S.W 65 TT 64 TT 95 T14 Tiara N.S 64 TT 78 T 90 T15 Yunita A. 67 TT 82 T 95 T16 Ratna H. 67 TT 60 TT 100 T
Rata-rata 69,19 76,13 94,37
c. Ketrampilan guru dalam mengelola pembelajaran mengalami
peningkatan dari skor 45 pada siklus I menjadi 48 pada siklus
II dari skor maksimal 48.
50
Tabel 4.3Perolehan Skor Ketrampilan Guru dalam PBM
SD Kutowinangun 11 Salatiga Tahun Ajaran 2011/1012
No. Indikator SkorMaksimal
Siklus1 2
1 Mengemukakan tujuanpembelajaran
4 4 4
2 Penjelasan metode 4 3 43 Melakukan apersepsi 4 4 44 Teknik pembagian kelompok 4 4 45 Pengelolaan kegiatan diskusi 4 3 46 Memberikan penghargaan 4 3 4
7 Menentukan nilai individu dankelompok
4 4 4
8 Menyimpulkan materipembelajaran
4 4 4
9 Menggunakan mediamelibatkan siswa
4 4 4
10 Mengelola waktu secaraefisien
4 4 4
11 Melakukan evaluasi danrefleksi
4 4 4
12 Menutup pembelajaran 4 4 4Jumlah 48 45 48
d. Keaktifan siswa dalam kerja kelompok dan diskusi
meningkat dari 145 pada siklus I menjadi 154 pada siklus
II dengan skor maksimal 160.
51
Tabel 4.4Perolehan Skor Kelompok Siswa
Kelas VI SD Kutowinangun 11 Salatiga Tahun Ajaran2011/1012
No. Kelompok Anggota SkorMaksimal Siklus I Siklus
II
1. Merah
Ratna
40 34 38TiaraRiskaNoviati
2. Biru
Fredy
40 39 40MerisaYuniCindy
3. Kuning
Wildan
40 34 36IdaBungaPutri
4. Hijau
Lely
40 38 40SyuhandaFadiahNoviana
Total 160 145 154
4.4. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini merupakan hasil observasi
dan refleksi dari penelitian yang telah dilakukan pada tiap siklus.
Proses belajar diamati jika ada perubahan tingkah perilaku dari
seseorang yang berbeda dengan sebelumnya dan akan efektif jika
terdapat interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik dan
52
peserta didik dengan peserta didik. Pembelajaran dengan
menggunakan satu metode akan membuat peserta didik menjadi
bosan dan cenderung tidak memperhatikan pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Oleh karena itu guru perlu melakukan
kreatif dan berinovasi dengan menggunakan model pembelajaran
agar peserta didik terfokus pada pelajaran. Proses pembelajaran
berhasil bila terdapat interaksi peserta didik dengan peserta didik
lainnya maupun peserta didik dengan guru sehingga
pembelajaran tidak berpusat pada guru. Pembelajaran dengan
melibatkan peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok
menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan interaksi
peserta didik.
Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini mengambil
pelajaran Matematika dengan standar kompetensi memahami
sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, kemudian
kompetensi dasarnya mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang.
Kompetensi dasar diturunkan kedalam indikator yaitu
menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan menggambar bangun
ruang berdasarkan sifat yang dimiliki.
53
Hasil observasi awal yang dilakukan menunjukkan bahwa
kegiatan belajar mengajar menunjukkan proses belajar mengajar
yang terjadi belum membuat siswa aktif dan pembelajaran masih
berpusat pada guru. Hasil belajar siswa yang dicapaipun masih
rendah dari kriteria ketuntasan minimalnya, terbukti dengan rata-
rata kelas yang dicapai belum mencapai KKM sebesar 70.
Alternatif pemecahan masalah ini dengan diterapkannya teori
belajar Dienes Games dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Alternatif ini dipilih karena dalam pelaksanaannya membuat
siswa aktif dalam kelompok-kelompok kecil dan dengan dibuat
permainnan yaitu bersaing dengan kelompok lain untuk
mendapatkan nilai terbaik akan membuat siswa aktif dan
berlomba-lomba untuk mencapai nilai terbaik. Pembelajaran
seperti ini akan mengurangi porsi guru dalam berceramah dan
menerangkan pembelajaran karena siswa yang akan aktif
bertanya dan bekerja dalam kelompoknya, sedangkan guru
berperan sebagai pendamping bagi siswanya.
Hasil yang dicapai pada siklus I dengan diterapkannya teori
belajar Dienes Games dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
54
menunjukkan adanya peningkatan dalam aktivitas siswa yaitu
ketrampilan sosial, minat dan perhatian, serta hasil belajar siswa.
Ketrampilan sosial meningkat dan mendapatkan skor 48, 67 dari
skor maksimal 64. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
mendapatkan skor 48 dari skor maksimal 64. Perhatian siswapun
meningkat pula ditandai dengan nilai 48 dari skor maksimal 64.
Peningkatan terdapat pula pada hasil belajar siswa yaitu mencapai
rata-rata 76,13 dari rata-rata sebelum siklus 69,19. Guru dalam
melaksanakan penelitian juga mengalami peningkatan
ketrampilan dalam mengajar, pada siklus pertama skor
ketrampilan guru mengajar mendapatkan skor 45 dari skor
maksimal 48. Guru dalam pelaksanaannya mulai membangun
komunikasi dengan siswa untuk membuat siswa aktif namun
siswa belum sepenuhnya aktif karena siswa belum terbiasa
dengan model pembelajaran yang baru diterapkan.
Siklus II penerapan teori belajar Dienes Games dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan
karena siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang
sedang diterapkan. Peningkatan terjadi pada aktivitas siswa yaitu
55
pada ketrampilan sosial, minat dan perhatian serta hasil belajar.
Skor ketrampilan sosial pada siklus kedua meningkat 8,33 poin
menjadi 57 dari skor maksimal 64 poin. Skor minat meningkat 6
poin menjadi 54 dari skor maksimal 64 poin. Perhatian siswa juga
meningkat menjadi 58 poin dari skor maksimal 64 poin dan
mengalami peningkatan sebesar 10 poin dari siklus I. Hasil
belajar siswa meningkat 15,24 poin dan rata-rata nilai siswa
menjadi 94,37. Ketrampilan guru dalam mengajar pada siklus II
juga mengalami peningkatan sebesar 3 poin dan mencapai skor
maksimal yaitu 48 poin.
Proses pembelajaran dengan menggunakan teori belajar
Dienes Games dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
V SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga pada kompetensi dasar
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang menunjukkan hasil
yang baik. Membuat kelas lebih aktif dan menumbuhkan minat
serta perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan teori belajar Dienes
Games dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas
56
peserta didik serta pemahaman peserta didik terhadap mata
pelajaran sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih baik dan
berlangsung secara optimal. Penggunaan teori belajar Dienes
Games dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas siswa pada aspek ketrampilan sosial,
minat dan perhatian serta hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi
sifat-sifat bangun ruang di SD Negeri Kutowinangun 11
Kecamatan Tingkir Salatiga.