Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan -...
Transcript of Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan -...
�
���
�
Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan
angket/kuisioner kepada responden secara langsung kepada
guru-guru SD yang bertugas pada SD di Gugus Nusa
Kecamatan Kaloran Kabupaten Tamanggung, Jawa Tengah.
Dari 106 kuisioner yang disebarkan, semua berhasil
dikembalikan dan dapat di proses lebih lanjut.
4.2 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini meliputi
guru-guru SD yang bertugas pada SD di Gugus Nusa
Kecamatan Kaloran Kabupaten Tamanggung, Jawa Tengah.
Dalam penelitian ini responden disajikan dalam jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Deskripsi subjek
penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut
�
���
�
Tabel 4.1
Karateristik Responden
Kategori
Responden
Jumlah
Responden
Prosentase
Jenis
Kelamin
Laki-laki 63 59%
Perempuan 43 41%
Total 106 100%
Usia 22-35tahun 22 21%
36-49 tahun 44 41%
50-60 tahun 40 38%
Total 106 100%
Tingkat
Pendidikan
D2 10 9%
S1 94 89%
S2 2 2%
Total 106 100%
Masa Kerja <10 tahun 20 19%
11-21 tahun 52 49%
22-32 tahun 34 32%
Total 106 100%
Berdasarkan deskripsi sampel penelitian pada tabel 4.1,
dapat terlihat bahwa sampel penelitian ini terdiri dari 106
Guru. Dari faktor jenis Kelamin terdapat 63 (59%) laki-laki
dan 43 (41%) perempuan, hal ini berarti bahwa jeni kelamin
lakiplaki lebih mendominasi prosentase daripada
perempuan.Dari Faktor Usia menunjukkan bahwa sebagian
besar responden berusia 36-49 tahun (41%), hal ini
�
���
�
menunjukkan bahwa usia responden sudah cukup matang
dalam pengalaman pekerjaan. Dari Faktor Tingkat Pendidikan
menunjukkan tingakat pendidikan S1 dengan jumlah 94
(89%) lebih tinggi, menunjukkan bahwa Guru SD Gugus Nusa
memiliki SDM yang tinggi.
Dari Faktor Masa Kerja, tampak guru telah bekerja antara 11-
21 tahun. Hal ini menunjukkan pengalaman kerja yang
dimiliki oleh Guru sangat Tinggi.
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.1. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya. Penentuan validitas di anggap valid jika
memiliki koefisien corrected item to total correlation
≥0,2.(saifuddin Azwar 2011). Pedoman penggambilan
keputusannya adalah jika rxy ≥ 0,3 maka butir soaltersebut
valid, tetapi apabila � 0,2 maka butir soal tersebut di nyatakan
tidak valid.
�
���
�
a. Uji Validitas Instrumen Sikap Guru
Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,
Instrumen Sikap terdiri dari 5 butir soal yang memiliki
nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 1 dengan r hitung
(0,261),nomer 2 dengan r hitung 0,340 , nomer 3 dengan r
hitung 0,245, nomer 4 dengan r hitung 0,268, nomer 5
dengan r hitung 0,211.Dengan demikian instrumen Sikap
di nyatakan valid seluruhnya. Hasil uji Sikap secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan validitas Instrumen Sikap Guru
b. Uji validitas Instrumen Norma Subyektif
Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,
Instrumen Norma Subyektif terdiri dari 5 butir soal yang
memiliki nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 6
dengan r hitung (0,362),nomer 7 dengan r hitung
0,329 , nomer 8 dengan r hitung 0,594, nomer 9 dengan r
hitung 0,295, nomer 10 dengan r hitung 0,203.Dengan
Item
Pertanyaan
CorrectedItem_total
Correlation
Keterangan
Sikap 1 ,261 Valid
Sikap 2 ,340 Valid
Sikap 3 ,245 Valid
Sikap 4 ,268 Valid
Sikap 5 ,211 Valid
�
���
�
demikian instrumen Norma Subyektif di nyatakan valid
seluruhnya. Hasil uji Norma Subyektif secara lengkap
dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan validitas Instrumen Norma Subyektif
c. Uji validitas Instrumen Kontrol
Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,
Instrumen Kontrol terdiri dari 6 butir soal yang memiliki
nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 11 dengan r hitung
(0,479),nomer 12 dengan r hitung 0,575 , nomer 13
dengan r hitung 0,410, nomer 14 dengan r hitung 0,655,
nomer 15 dengan r hitung 0,374, nomer 16 dengan r
hitung 0,284 .Dengan demikian instrumen Kontrol di
nyatakan valid seluruhnya. Hasil uji Kontrol secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini
Item
Pertanyaan
CorrectedItem_total
Correlation
Keterangan
Norma 6 ,362 Valid
Norma 7 ,329 Valid
Norma 8 ,594 Valid
Norma 9 ,295 Valid
Norma 10 ,203 Valid
�
���
�
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan validitas Instrumen Kontrol
Item
Pertanyaan
CorrectedItem_total
Correlation
Keterangan
Kontrol 11 ,479 Valid
Kontrol 12 ,575 Valid
Kontrol 13 ,410 Valid
Kontrol 14 ,655 Valid
Kontorl 15 ,374 Valid
Kontrol 16 ,284 Valid
d. Uji validitas Instrumen Intensi
Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,
Instrumen Intensi terdiri dari 6 butir soal yang memiliki
nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 17 dengan r hitung
(0,478),nomer 18 dengan r hitung 0,409, nomer 19 dengan
r hitung 0,246, nomer 20 dengan r hitung 0,401, nomer 21
dengan r hitung 0,355, nomer 22 dengan r hitung 0,239
.Dengan demikian instrumen Intensi di nyatakan valid
seluruhnya. Hasil uji Intensi secara lengkap dapat dilihat
pada tabel 4.5 di bawah ini
�
��
�
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan validitas Instrumen Intensi
Item
Pertanyaan
CorrectedItem_total
Correlation
Keterangan
Intensi 17 ,478 Valid
Intensi 18 ,409 Valid
Intensi 19 ,246 Valid
Intensi 20 ,401 Valid
Intensi 21 ,355 Valid
Intensi 22 ,239 Valid
e. Uji validitas Instrumen Perilaku
Dari Uji Validitas yang berjumah total item 28,
Instrumen Perilaku terdiri dari 6 butir soal yang memiliki
nilai r hitung ≥0,2, yaitu soal nomer 23 dengan r hitung
(0,478),nomer 24 dengan r hitung 0,409, nomer 25 dengan
r hitung 0,246, nomer 26 dengan r hitung 0,401, nomer
27dengan r hitung 0,355, nomer 28 dengan r hitung 0,239
.Dengan demikian instrumen Intensi di nyatakan valid
seluruhnya. Hasil uji Intensi secara lengkap dapat dilihat
pada tabel 4.6 di bawah ini
�
��
�
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan validitas Instrumen Perilaku
Item
Pertanyaan
CorrectedItem_total
Correlation
Keterangan
Perilaku 23 ,539 Valid
Perilaku 24 ,359 Valid
Perilaku 25 ,547 Valid
Perilaku 26 ,225 Valid
Perilaku 27 ,209 Valid
Perilaku 28 ,208 Valid
4.3.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas Instrumen dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat ketepatan (konsisten) instrumen dari variable yang
hendak diukur.Pengukuran reliabilitas instrument penelitian
dilakukan dengan cara menganalisis koefisien cronbach’s
alpha. Koefisien cronbach’s alpha yang mendekati satu
menandakan reliabilitas konsistensi tinggi.Saifuddin azwar
(2011) berpendapat bahwa sebuah instrument dapat
digunakan jika sekurang-kurangnya menunjukkan koefisien
Alpha 0,70.
�
���
�
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on Standardized Items
N of Items
,807 ,806 28 Berdasarkan hasil uji Reliabilitas diatas, tampak
seluruh variable memiliki koefisien alpha cronbach 0,70. Maka
seluruh instrumen dinyatakan reliable
4.4 Statistik Deskriptif
Sebelum menguji hipotesis, diperlukan melihat statistik
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan seberapa
besar prosentase dan tingkatan kategori dari masing-masing
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
4.4.1 Sikap Guru
Skala sikap Guru ini menggambarkan suatu evaluasi
umum yang dibuat oleh Guru terhadap dirinya sendiri, orang
lain. Pengukuran sikap dapat diukur dengan menilai
pernyataan sikap seseorang.Pernyatan sikap dapat diartikan
respondedn mengevaluasi dirinya untuk menilai ataupun
merespon sejauh mana Sikap Guru dalam
mengimplemantisakan Kurikulum KTSP.
Frekuensi dan prosentase hasil pengukuran variabel
Sikap Guru berdasarkan kategori tersebut dapat dilihat pada
tebel 4.8
�
���
�
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Sikap Guru
Kategori Rentang
Skor
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi
(ST)
17 – 20 1 0,96 %
Tinggi (T) 13 – 16 3 2,83%
Sedang (S) 9 – 12 49 46,22 %
Rendah (R) 4 – 8 50 47,16 %
Sangat
Rendah (SR)
0 – 3 3 2,83 %
Dari Tabel 4.8. tampak bahwa dari keseluruhan
responden penelitian sejumlah 106 guru di Gugus Nusa
Kecamatan Temanggung menunjukkan tingkat sikap
berkaitan dengan perubahan kurikulum KTSP berada pada
kategori “ Sangat Tinggi “ 1 guru (0,96 %), kategori “ Tinggi “
3 (2,83 % ), kategori “ Sedang “ 49 guru ( 46,22 % ), kategori “
Rendah “ 50 guru (47,16%) dan “ Sangat Rendah “ 3 guru
(2,83%).
Menurut Teori Planned Behavior (Ajzen.1995.,2005),
sikap hakikatnya adalah kecenderungan untuk bereaksi
secara afektif terhadap suatu perilaku, dalam bentuk suka
atau tidak suka pada perilaku tertentu.
Berpijak pada teori ini dan dari data di atas dapat
dijelaskan bahwa lebih dari 50 % guru (50 guru, 47,16%)
memilki kecenderungan perasaan tidak suka
mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP. Artinya
�
���
�
bahwa lebih dari 50% guru yang memiliki kecenderungan
tidak mau mengembangkan silabus, RPP, melaksanakan
pembelajaran dan melakukan asesmen pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu KTSP.
4.4.2 Norma Subyektif guru
Instrumen ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
Guru memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang
terhadap perilaku yang akan dilakukannya.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Norma Subyektif Guru
Kategori Rentang
Skor
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi
(ST)
17 – 20 2 1,89 %
Tinggi (T) 13 – 16 33 31,13%
Sedang (S) 9 – 12 50 47,16 %
Rendah (R) 4 – 8 20 18,86%
Sangat
Rendah (SR)
0 – 3 1 0,96 %
Dari Tabel 4.9 tampak bahwa dari keseluruhan
responden penelitian sejumlah 106 guru di Gugus Nusa
Kecamatan Kaloran Temanggung menunjukkan tingkat
Norma Subyektif berkaitan dengan perubahan kurikulum
KTSP berada pada kategori “ Sangat Tinggi “ 2 guru (1,89 %),
kategori “ Tinggi “ 33 guru (31,13 % ), kategori “ Sedang “ 50
�
���
�
guru ( 47,16 % ), kategori “ Rendah “ 20 guru (18,86%) dan “
Sangat Rendah “ 1 guru (0,96%).
Norma subyektif merupkan kompenen yang sangat
penting dalam menumbuhkan intensi perilaku tertentu
(Ajzen.1995.,2005). Dalam konteks penelitian ini, data
tersebut di atas dapat menjelaskan bahwa hampir 50% (50
guru, 47,16%) yang memilki norma subyektif yang cukup kuat
untuk mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP.
Artinya bahwa dari seluruh guru hampir 50% yang memiliki
kecenderungan yang hanya cukup untuk mengembangkan
silabus, RPP, melaksanakan pembelajaran dan melakukan
asesmen pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu KTSP.
4.4.3 Kontrol Guru
Instrumen ini digunakan untuk mengungkapkan
keyakinan bahwa Guru pernah melaksanakan atau tidak
pernah mengimplementasikan Kurikulum KTSP
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Kontrol Guru
Kategori Rentang
Skor
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi (ST) 20 – 24 5 4,72%
Tinggi (T) 15 – 19 52 49,1%
Sedang (S) 10 – 14 35 33%
Rendah (R) 5 – 9 10 9,43%
Sangat Rendah
(SR)
0 – 4 4 3,77%
�
���
�
Dari Tabel 4.10. tampak bahwa dari keseluruhan
responden penelitian sejumlah 106 guru di SD-SD Gugus
Nusa Kecamata Kaloran Kabupaten Temanggung
menunjukkan tingkat Kontrol keperilakuan berkaitan dengan
perubahan kurikulum KTSP berada pada kategori “ Sangat
Tinggi “ 5 guru (4,72 %), kategori “ Tinggi “ 52 guru (49,1 % ),
kategori “ Sedang “ 35 guru ( 33 % ), kategori “ Rendah “ 10
guru (9,43%) dan “ Sangat Rendah “ 4 guru (3,77%).
Kontrol keperilakuan yang dihayati guru merupakan
komponen pembentuk intensi yang dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku tertentu. Dalam konteks penelitian ini
berarti prediksi perilaku mengimplementasikan perubahan
kurikulum KTSP. Data frekuensi tingkat kontrol keperilakuan
guru tersebut di atas dapat menjelaskan bahwa hampir 50 %
guru (52 orang, 49, 1% ) memilki kontrol keperilakuan yang
kuat untuk mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP. Artinya bahwa ada hampir 50% guru diprediksi
memiliki kecenderungan tinggi mau mengembangkan silabus,
RPP, melaksanakan pembelajaran dan melakukan asesmen
pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu KTSP
�
���
�
4.4.4 Intensi Guru
Tabel 4.11.
Klasifikasi Distribusi Frekuensi intensi berkaitan
dengan perubahan kurikulum KTSP
Kategori Rentang
Skor
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi
(ST)
20 – 24 2 1,887%
Tinggi (T) 15 – 19 30 28,3%
Sedang (S) 10 – 14 67 63,21%
Rendah (R) 5 – 9 7 6,604%
Sangat
Rendah (SR)
0 – 4 0 0%
Dari Tabel 4.11. tampak bahwa dari keseluruhan
responden penelitian sejumlah 106 guru di SD-SD Gugus
Nusa Kecamatan Kaloran Temanggung menunjukkan tingkat
Intensi berkaitan dengan perubahan kurikulum KTSP berada
pada kategori “ Sangat Tinggi “ 2 guru (1,887 %), kategori “
Tinggi “ 30 guru (28,3 % ), kategori “ Sedang “ 67 guru ( 63,21
% ), kategori “ Rendah “ 7 guru (6,604%) dan “ Sangat Rendah
“ 0 guru (0%).
Intensi (intention) adalah niat untuk melakukan
perilaku atau kecenderungan seseorang untuk memilih
melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan
tertentu. Dalam konteks penelitian ini adalah intensi
berkaitan dengan kecenderungan guru dalam
mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP. Data
�
���
�
distribusi frekuensi intensi tersebut di atas dapat dijelaskan
bahwa ada 67 guru ( 63,21 %) yang memiliki intensi cukup
kuat untuk mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP. Artinya bahwa lebih dari 50 % guru yang memiliki
kecenderungan cukup mau mengembangkan silabus, RPP,
melaksanakan pembelajaran dan melakukan asesmen
pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu KTSP.
4.4.5 Perilaku Guru
Tabel 4.12.
Klasifikasi Distribusi Frekuensi perilaku menerima
perubahan kurikulum KTSP
Kategori Rentang
Skor
Frekuensi Persentase
Sangat Tinggi
(ST)
20 – 24 1 0,943%
Tinggi (T) 15 – 19 44 41,51%
Sedang (S) 10 – 14 53 50%
Rendah (R) 5 – 9 8 7,54%
Sangat
Rendah (SR)
0 – 4 0 0%
Dari Tabel 4.12. tampak bahwa dari keseluruhan
responden penelitian sejumlah 106 guru di SD-SD Gugus
Nusa Kecamatan Kaloran Temanggung menunjukkan tingkat
perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP berada pada
kategori “ Sangat Tinggi “ 1 guru (0,943 %), kategori “ Tinggi “
44 guru (41,51% ), kategori “ Sedang “ 53 guru ( 50,21 % ),
�
���
�
kategori “ Rendah “ 8 guru (7,54%) dan “ Sangat Rendah “ 0
guru (0%). Data deskriptif perilaku menerima dan
mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP ini dapat
dijelaskan bahwa ada lebih dari 50 % guru ( 53 guru, 50,21 %
), yang memiliki perilaku cukup intens dalam
mengimplementasikan perubahan kurikulum KTSP. Artinya
bahwa lebih dari 50 % orang guru yang hanya cukup intens
mau mengembangkan silabus, RPP, melaksanakan
pembelajaran dan melakukan asesmen pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu KTSP
Rekapitulasi persentase tingkat sikap berkaitan dengan
perubahan kurikulum KTSP (X1), norma keperilakuan
berkaitan dengan perubahan kurikulum KTSP (X2), kontrol
perilaku (X3), intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan
kurikulum KTSP (Y) dapat dilihat dalam Tabel 4.13.
�
��
�
Tabel 4.13.
Rekapitulasi Persentase Frekuensi tingkat
sikap (X1), norma (X2), kontrol perilaku (X3),
intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan
kurikulum KTSP (Y)
Kategori Rentang
Skor
Sikap
(X1)
Norma
(X2)
Kontrol
(X3)
Intensi
(X4)
Perilaku
(Y)
Sangat
Tinggi
(ST)
20 – 24 0,96 1,89 4,72 1,887 0,94
Tinggi
(T)
15 – 19 2,83 31,13 49,1 28,3 41,51
Sedang
(S)
10 – 14 46,22 47,16 33 63,21 50
Rendah
(R)
5 – 9 47,16 18,86 9,43 6,604 7,54
Sangat
Rendah
(SR)
0 – 4 2,83 0,96 3,77 0 0
�
��
�
4.5 Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Dalam penbelitian ini digunakan
uji Kolmogorov-smirnov.
� Asym. Sig (2-tailed) > 0.05. maka data telah
berdistribusi normal
� Asym. Sig (2-tailed) < 0.05. maka data tidak
berdistribusi normal
Tabel 4.14. Hasil uji normalitas data tingkat sikap (X1), norma (X2),
kontrol perilaku (X3), intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)
(One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)
Skorsik
ap
Skornor
ma
skorkont
rol skorintensi
skorperila
ku
N 106 106 106 106 106
Normal
Parameters(a,
b)
Mean
8,36 10,92 14,22 13,40 13,58
Std.
Deviation 2,500 3,030 3,964 2,787 2,898
Most Extreme
Differences
Absolute ,101 ,096 ,117 ,112 ,113
Positive ,097 ,066 ,067 ,112 ,096
Negative -,101 -,096 -,117 -,076 -,113
Kolmogorov-Smirnov Z 1,042 ,989 1,204 1,157 1,163
Asymp. Sig. (2-tailed) ,227 ,282 ,110 ,138 ,133
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
�
���
�
Tabel 4.14. mendeskripsikan hasil uji statistik terhadap
penyebaran data skor tingkat sikap (X1), norma (X2), kontrol
perilaku (X3), intensi (X4) dan perilaku menerima perubahan
kurikulum KTSP (Y) dengan teknik One –Sample Kolmogorov-
Smirnov Test .
Dari tabel tersebut nampak bahwa : 1) uji terhadap skor
tingkat sikap X1 diperoleh (Asymp.Sig. 2-tailed ) adalah
0,227.Angka 0,227 lebih besar dari 0,05 .Artinya bahwa
distribusi skor sikap pada populasi adalah normal; 2) uji
terhadap skor tingkat norma X2 (Asymp.Sig. 2-tailed ) adalah
0,282. Angka 0,282 lebih besar dari 0,05 .Artinya bahwa
distribusi skor norma pada populasi adalah normal; 3) Seperti
halnya langkah uji normalitas pada variabel skor tingkat sikap
dan norma tersebut di atas, maka secara berturut-turut
nampak Asymp.Sig. 2-tailed ) untuk variable kontrol perilaku ,
intensi dan perilaku mengimplementasikan perubahan
kurikulum KTSP adalah 0,110, 0,138, dan 0,133. Angka
0,110, 0,138, dan 0,133 semuanya lebih besar dari 0,05
.Artinya bahwa distribusi skor kontrol perilaku , intensi dan
perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP pada populasi
adalah normal
4.6. Uji Linieritas Data
Uji linieritas dilakukan dilakukan dengan mencari
persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap variabel
terikat Y. Berdasarkan garis regresi yang telah dibuat,
selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta
linieritasnya. Dalam penelitian ini uji linieritas hanya
�
���
�
dilakukan antara skor intensi (X4) dengan perilaku menerima
perubahan kurikulum KTSP (Y). Gambaran tentang hasil uji
linieritas tersebut terangkum dalam Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Hasil uji linieritas data tingkat intensi (X4) dan perilaku
menerima perubahan kurikulum KTSP (Y) ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
skorperilaku *
skorintensi
Betwee
n
Groups
(Combine
d) 282,705 13 21,747 3,33
9
,00
0
Linearity 201,995 1
201,99
5
31,0
14
,00
0
Deviation
from
Linearity
80,710 12 6,726 1,03
3
,42
6
Within Groups 599,191 92 6,513
Total 881,896 105
Dari Tabel 4.15 tersebut nampak bahwa dalam uji
linieritas tersebut diperoleh F = 1,033 α = ,426. Jika dirumuskan
hipotesis Ho : model hubungan regresi linier serta Ha : model
hubungan tidak regresi linier, maka H0 diterima Angka 0,426
lebih besar dari 0,05 . Artinya bahwa model hubungan regresi (X4)
dan perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y) adalah
linier.
�
���
�
4.7 Pengujian Hipotesis
4.7.1 Pengujian Hipotesis Sikap Guru terhadap Intensi
mengimplementasikan Kurikumum KTSP
Tabel 4.16. berikut ini merangkum data komputasi
regresi sederhana antara sikap guru (X1) dan intensi menerima
perubahan kurikulum KTSP (X4).
Tabel 4.16
Koefisien regresi antara sederhana antara sikap guru (X1)
dan intensi mengimplementasikan kurikulum KTSP(X4)
Coefficients(a)
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients T Sig.
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial
1 (Constan
t) 9,984 ,887 11,257 ,000
Skorsika
p ,408 ,102 ,366 4,014 ,000
a Dependent Variable: skorintensi
Hipotesi pertama yang akan diuji adalah:
1 Ho
:
Tidak ada pengaruh positif dan signifikan
antara sikap guru dan intensi
mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP
Ha
:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara sikap guru dan intensi
mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP
�
���
�
Data dalam Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa
nilai t hitung sebesar 11,257 pada taraf pengujian 5 %
diperoleh angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000.
Oleh karena nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho
ditolak dan diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara sikap guru dan intensi menerima
perubahan kurikulum KTSP.Artinya bila skor Sikap Guru
meningkat maka Intensi Guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum KTSP juga akan meningkat, dan bila Sikap Guru
menurun maka Intensi Guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum KTSP juga akan menurun
4.7.2 Pengujian Hipotesis Norma Subyektif terhadap
Intensi
Tabel 4.17. berikut ini merangkum data komputasi
regresi sederhana antara norma subyektif (X2) dan intensi
menerima perubahan kurikulum KTSP (X4)
Tabel 4.17 Koefisien regresi antara sederhana antara norma subyektif guru
(X2) dan intensi mengimplementasikan kurikulum KTSP (X4) Coefficients(a)
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial
1 (Constant
) 8,975 ,917 9,791 ,000
Skornorm
a ,405 ,081 ,440 5,004 ,000
a Dependent Variable: skorintensi
�
���
�
2 Ho
:
Tidak ada pengaruh positif dan signifikan
antara norma subyektif guru dan intensi
mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP
Ha
:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara norma subyektif guru dan intensi
mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP
Data dalam Tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 9,791 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh
angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000. Oleh karena
nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho ditolak dan
diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara norma subyektif guru dan intensi menerima
perubahan kurikulum KTSP.
4.7.3 Pengujian Hipotesis Kontrol terhadap Intensi
Tabel 4.18. berikut ini merangkum data komputasi
regresi sederhana antara kontrol keperilakuan guru (X3) dan
intensi menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)
�
���
�
Tabel 4.18
Koefisien regresi sederhana antara kontrol keperilakuan
guru (X3) dan intensi menerima perubahan kurikulum KTSP
(x4)
Coefficients(a)
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial
1 (Constant
) 8,046 ,859 9,367 ,000
skorkontr
ol ,376 ,058 ,535 6,463 ,000
a Dependent Variable: skorintensi
3 Ho
:
Tidak ada pengaruh positif dan signifikan
antara kontrol keperilakuan guru dan
intensi mengimplementasikan perubahan
kurikulum KTSP
Ha
:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara kontrol keperilakuan guru dan
intensi mengimplementasikan perubahan
kurikulum KTSP
Data dalam Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 9,367 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh
angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000. Oleh karena
nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho ditolak dan
diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara kontrol keperilakuan guru dan intensi
�
���
�
menerima perubahan kurikulum KTSP.Artinya bila skor
Kontrol keperilakuan guru meningkat maka skor Intensi
mengimplementasikan Kurikulum KTSP juga akan meningkat,
tetapi bila skor Kontrol keperilakuan guru menurun maka
skor Intensi mengimplementasikan Kurikulum KTSP juga
akan menurun.
4.7.4 Pengujian Hipotesis Koefisien regresi ganda antara
sikap (X1), norma subyektif (X2) dan kontrol
keperilakuan guru (X3) dengan intensi (X4)
menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)
Tabel 4.19
Koefisien regresi ganda antara sikap (X1), norma
subyektif (X2) dan kontrol keperilakuan guru (X3) dengan
intensi menerima perubahan kurikulum KTSP (X4)
Mode
l
Unstandardiz
ed
Coefficients
Standar
dized
Coeffici
ents T Sig.
B
Std.
Error Beta
Zero-
order
Parti
al
1 (Cons
tant) 6,979 1,00
3 6,957 ,000
skorsi
kap ,123 ,107 ,110 1,151 ,252
skorn
orma ,143 ,098 ,155 1,460 ,147
skork
ontrol ,270 ,078 ,384 3,444 ,001
�
���
�
4 Ho
:
Tidak ada pengaruh positif dan signifikan
antara sikap guru, norma subyektif dan
kontrol keperilakuan secara simultan dengan
intensi mengimplementasikan perubahan
kurikulum KTSP
Ha
:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara sikap guru, norma subyektif dan
kontrol keperilakuan secara simultan dengan
intensi mengimplementasikan perubahan
kurikulum KTSP
Data Tabel 4.20 berikut menggambarkan nilai F dan
probabilitas model koefisien regresi.
Tabel 4.20
Nilai F dan probabilitas model koefisien regresi.
ANOVA(b)
Mod
el
Sum of
Square
s Df
Mean
Square F Sig.
1 Regressi
on
256,05
1 3 85,350 15,565 ,000(a)
Residual 559,30
8 102 5,483
Total 815,35
8 105
a Predictors: (Constant), skorkontrol, skorsikap,
skornorma
b Dependent Variable: skorintensi
�
��
�
Data regresi berganda dalam Tabel 4.20 menunjukkan
bahwa nilai F hitung sebesar 15,565 pada pada taraf
pengujian 5 % diperoleh angka koefisien probabilitas Alpha
sebesar 0,000. Oleh karena nilai F positif dan 0,000 < dari
0,050, maka Ho ditolak dan diterima Ha. Artinya bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap guru,
norma subyektif dan kontrol keperilakuan secara simultan
dengan intensi menerima perubahan kurikulum KTSP.
4.7.5 Pengujian Hipotesis antara intensi (X4) sebagai
variable independen dan perilaku menerima
perubahan kurikulum KTSP (Y)
Tabel 4.21. berikut ini merangkum data komputasi
regresi antara intensi (X4) sebagai variable independen dan
perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)
Tabel 4.21 Koefisien regresi antara intensi (X4) sebagai variabel
independen dan perilaku menerima perubahan kurikulum KTSP (Y)
Coefficients(a)
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant
) 6,908 1,225 5,639 ,000
Skorinten
si ,498 ,090 ,479 5,559 ,000
a Dependent Variable: skorperilaku
�
��
�
5 Ho
:
Tidak ada pengaruh positif dan signifikan
antara intensi menerima perubahan
kurikulum KTSP dan perilaku
mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP
Ha
:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara intensi menerima perubahan
kurikulum KTSP dan perilaku
mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP
Data dalam Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 5,639 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh
angka koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000. Oleh karena
nilai t positif dan 0,000 < dari 0,050, maka Ho ditolak dan
diterima Ha. Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara intensi menerima perubahan kurikulum
KTSP dan perilaku mengimplementasikan perubahan
kurikulum KTSP. Artinya bahwa bila Skor Intensi Guru
meningkat maka Skor Perilaku mengimplementasikan
Kurikulum KTSP juga meningkat, tetapi bila Skor Intensi
Guru menurun maka Skor Perilaku mengimplementasikan
Kurikulum KTSP juga menurun.
Tabel 4.22 di bawah ini akan memaparkan besarnya
sumbangan yang di berikan oleh masing-masing variabel
terhadap intensi mengimplementasikan perubahan kurikulum
KTSP,Sikap guru memberi pengaruh signifikan sebesar 13, 5%
(β=0,110), Norma Subyektif memperi pengaruh yang signifikan
�
���
�
sebesar 22,1% (β=0,155),Kontrol terhadap Perilaku Guru
memberi pengaruh yang signifikan sebesar 10,37% (β=0,384)
Tabel 4.22
Ringkasan Sumbangan Tiap Variabel
Keterangan Sumbangan
Efektif
Total Sumbangan
Variabel Sikap 13,5% 29%
Variabel Norma
Subyektif
22,1% 49%
Variabel Kontrol 10,37% 22%
Total 45,1% 100%
4.8. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan teknik regresi
sederhana maupun berganda dan uji hipotesis yang telah
dipaparkan sebelumnya, dapat dikemukakan temuan-temuan
utama penelitian berikut :
1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap
guru-guru SD di Gugus Nusa Kabupaten Temanggung
dan intensi menerima perubahan kurikulum KTSP.
Besarnya nilai t hitung adalah 11,257 pada taraf
pengujian 5 % diperoleh angka koefisien probabilitas
Alpha sebesar 0,000.
2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara norma
subyektif guru-guru SD di Gugus Nusa Kabupaten
Temanggung dan intensi menerima perubahan
kurikulum KTSP. Besarnya t hitung sebesar 9,791
�
���
�
pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh angka
koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000.
3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
kontrol keperilakuan guru-guru SD di Gugus Nusa
Kabupaten Temanggung dan intensi menerima
perubahan kurikulum KTSP. Nilai t hitung sebesar
9,367 pada pada taraf pengujian 5 % diperoleh angka
koefisien probabilitas Alpha sebesar 0,000.
4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara sikap
guru, norma subyektif dan kontrol keperilakuan
guru-guru SD di Gugus Nusa Kabupaten Temanggung
secara simultan dengan intensi menerima perubahan
kurikulum KTSP. Nilai koefisien regresi berganda atau
nilai F hitung sebesar 15,565 pada pada taraf
pengujian 5 % diperoleh angka koefisien probabilitas
Alpha sebesar 0,000.
5) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara intensi
menerima perubahan kurikulum KTSP guru-guru SD
di Gugus Nusa Kabupaten Temanggung dan perilaku
menerima perubahan kurikulum KTSP. Nilai t hitung
sebesar 5,639 dan angka koefisien probabilitas Alpha
sebesar 0,000.
Temuan hasil penelitian dan uji hipotesis ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara sikap guru, norma subyektif dan kontrol keperilakuan
baik secara parsial maupun secara simultan dengan intensi
menerima perubahan kurikulum KTSP. Demikian juga
�
���
�
terdapat pengaruh antara intensi menerima perubahan
kurikulum KTSP dengan perilaku menerima perubahan
tersebut. Temuan ini sejalan dengan teori Theory of Planned
Behavior (TPB) yang dikemukakn Ajzen (et al 2005).
Dalam konteks perilaku guru untuk menerima dan
melaksanakan perubahan kurikulum KTSP, behavioral beliefs
berujud sikap tertentu sebagai hasil evaluasi atau reaksi
perasaan suka tidak suka terhadap perubahan kurikulum.
Sikap seorang guru terhadap perubahan kurikulum KTSP
hakikatnya adalah perasaan mendukung atau memihak
(favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak (unfavorable) pada perubahan tersebut. Sikap
mendukung atau tidak mendukung perubahan kurikulum
tersebut sangat tergantung pada keyakinan guru tersebut
tentang sisi positif atau negatifnya bila akan melaksanakan
kurikulum KTSP dalam pembelajaran. Temuan penelitian ini
membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan
antara sikap guru dengan intensi atau niatan untuk
melaksanakan perubahan kurikulum KTSP. Hal ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya.
Komponen kedua, normative beliefs, menurut Ajzen (et
al 2005), faktor lingkungan sosial khususnya orang-orang
yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others)
dapat mempengaruhi keyakinan individu untuk memutuskan
berperilaku tertentu atau tidak. Wujud normative beliefs
adalah norma subyektif, yaitu sejauh mana seseorang
memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap
�
���
�
perilaku yang akan dilakukannya (Normative Belief). Individu
menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan
oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan mengabaikan
pandangan orang tentang perilaku yang akan dilakukannya
(Fishbein & Ajzen ,1975). Dalam kaitan dengan penelitian ini,
norma subyektif ini hakikatnya adalah sejauhmana orang-
orang yang ada dalam lingkungan sekolah, seperti siswa,
teman sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah dan kepala
dinas berpengaruh kepada guru untuk memutuskan
menerima perubahan kurikulum KTSP atau tidak.
Temuan bahwa norma subyektif berpengaruh terhadap
intensi berperilaku menerima perubahan kurikulum KTSP
terbukti dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan teori
Ajzen.
Komponen ketiga teori Ajzen, control beliefs
menghasilkan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan.
Dalam konteks penerimaan perubahan kurikulum KTSP,
hakikatnya adalah seberapa kuat tingkat yang dimiliki guru
dalam menampilkan perilaku menerima perubahan
kurikulum. Individu guru akan mengontrol sejauh mana
implementasi perubahan kurikulum KTSP itu pernah
dilakukan atau belum pernah dilakukan, mengontrol
sejauhmana pemahaman dirinya tentang perubahan
kurikulum tersebut dan seberapa mampu guru mengestimasi
kemampuannya untuk melaksanakan perubahan kurikulum
KTSP tersebut. Temuan bahwa kontrol keperilakuan
�
���
�
berpengaruh terhadap intensi menerima perubahan
kurikulum KTSP ini sejalan dengan penelitian terdahulu.
Uji regresi berganda pengaruh sikap guru, norma
subyektif dan kontrol keperilakuan secara simultan dengan
intensi menerima perubahan kurikulum KTSP dalam
penelitian ini secara signifikan. Artinya bahwa sikap guru,
norma subyektif dan kontrol keperilakuan secara simultan
dapat dipakai sebagai prediktor munculnya intensi menerima
dan tentunya pada gilirannya akan melaksanakan perubahan
kurikulum KTSP.
Uji hipotesis terakhir dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa intensi menerima perubahan kurikulum
KTSP berpengaruh terhadap perilaku menerima dan
melaksanakan perubahan kurikulum KTSP juga terbukti
signifikan. Maknanya bahwa teori bahwa intensi adalah niatan
berperilaku nampaknya memang terbukti secara empirik.
Sejalan dengan temuan ini, penelitian Marrone (2005)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara intensi untuk memberikan pelayanan yang
secara kultural sesuai untuk pasien Muslim Arab dengan
perilaku pelayanan yang secara kultural sesuai untuk pasien
Muslim Arab. Perbedaan yang signifikan juga ditemukan
antara mereka yang memiliki intensi dan tidak memiliki
intensi memberikan pelayanan yang secara kultur sesuai
terhadap pasien Muslim Arab.