BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...repository.unj.ac.id/1938/8/BAB IV.pdfGambar 4.3...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...repository.unj.ac.id/1938/8/BAB IV.pdfGambar 4.3...
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu melakukan analisis kinerja
karyawan divisi konten di PT. Neo Bazar Indonesia yang dimulai dari
melakukan tahap analisis organisasi untuk mengidentifikasi kinerja
ideal, melakukan analisis lingkungan untuk mengidentifikasikan kinerja
aktual, mengidentifikasi kesenjangan, mengidentifikasi faktor-faktor
penyebab terjadinya kesenjangan serta merumuskan rekomendasi
intervensi berdasarkan kesenjangan yang ada. Dalam bab ini, peneliti
akan menjabarkan data-data yang telah terkumpul melalui rangkaian
proses yang telah dilakukan berdasarkan tahap-tahap dari model
analisis kinerja yang peneliti digunakan. Adapun hasil akhir dari proses
analisis kinerja ini adalah berupa informasi mengenai aspek-aspek yang
diukur dalam tiap tahap dari proses analisis kinerja dan disertai dengan
rekomendasi intervensi.
Berdasarkan model teknologi kinerja oleh ISPI, analisis kinerja
(performance analysis) merupakan tahapan awal dari serangkaian
proses untuk meningkatkan kinerja. Analisis kinerja bertujuan untuk
mengenali adanya kesenjangan dengan membandingkan antara
75
kondisi ideal dan kondisi aktual. Analisis ini tidak hanya berfokus pada
kompetensi sumber daya manusia akan tetapi dalam cakupan lebih luas
yaitu dengan melihat kondisi lingkungan tempat sumber daya manusia
bekerja.
Berikut merupakan deskripsi data yang akan dijabarkan
berdasarkan tahapan-tahapan dari analisis kinerja :
a. Analisis Organisasi
Dari dokumen yang telah peneliti kumpulkan, didapati temuan
bahwa PT. Neo Bazar Indonesia menginginkan agar karyawan
mampu membawa perusahaan “Menjadi UNICORN berikutnya
dengan konten digital bahasa Indonesia” Ini merupakan visi dari PT.
Neo Bazar Indonesia. Agar visi itu dapat diraih dengan baik maka
perusahaan memiliki misi untuk menjadikan WebComics yang
merupakan produk unggulan perusahaan sebagai platform yang
menyediakan pilihan WebComics dan WebNovel terbesar di
Indonesia. Hal ini didukung oleh pernyataan CEO perusahaan yang
menginginkan untuk menjalin kerjasama dengan para pembuat
konten di Indonesia. “Kami ingin menjalin kerjasama dengan penulis,
penerbit, serta pembuat konten di Indonesia untuk memperkaya
konten setempat.” Ujar Jinil Seong, CEO PT Neo Bazar Indonesia.
76
Adapun strategi-strategi perusahaan untuk mencapai visi dan misi
berdasarkan dokumen profil perusahaan adalah (1) bekerja sama
dengan pihak-pihak penyedia hak milik intelektual seperti novelis,
komikus dan penerbit di Indonesia. Untuk merealisasikannya
perusahaan menginginkan agar karyawan memiliki keterampilan
untuk mencari potensial client (pihak penyedia hak milik intelektual)
dan menjalin kerjasama dengan pihak tersebut agar dapat
bergabung bersama perusahaan, (2) perusahaan selalu berusaha
melakukan terobosan-terobosan baru untuk menarik perhatian client
maupun pelanggan. Dalam melakukan terobosan-terobosan baru
perusahaan menginginkan karyawan memiliki keterampilan dalam
menghasilkan ide-ide kreatif yang dapat memberikan manfaat bagi
perusahaan. Salah satu cara perusahaan menjaring ide-ide kreatif
tersebut adalah dengan mengadakan event untuk karyawan seperti
contoh berikut ini :
77
Gambar 4.1 Dokumentasi Contoh Event untuk Karyawan
Adapun contoh lain yang merupakan hasil pemikiran karyawan yang
telah direalisasikan sebagai strategi dalam menarik perhatian client
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Dokumentasi Contoh Ide Karyawan yang Telah
Direalisasikan
Strategi lain yang dilakukan oleh perusahaan guna mencapai visi
dan misinya adalah (3) melakukan pemeliharaan dan
pengembangan fitur-fitur baru yang inovatif pada platform secara
terus menerus untuk memfasilitasi kebutuhan user. Adapun contoh
fitur yang telah dikembangkan dan berjalan adalah stamp reward.
Stamp Reward adalah salah satu fitur yang ada di WebComics yang
78
memberikan keuntungan bagi user dengan membagikan kupon
gratis yang dapat digunakan untuk mengakses konten yang
sifatnya berbayar. User hanya perlu login/ membuka aplikasi
WebComics setiap hari dan mereka akan langsung mendapatkan
reward tersebut. Berikut tampilan fitur Stamp Reward
Gambar 4.3 Dokumentasi Contoh Pengembangan Fitur
Berdasarkan visi, misi, nilai-nilai serta strategi-strategi yang telah
dipaparkan tersebut diharapkan PT Neo Bazar Indonesia mampun
mencapai tujuannya untuk menjadikan WebComis sebagai platform
79
yang terkenal dengan pilihan konten digital terbanyak dan eksklusif
yang dapat menjangkau 250 Juta user diseluruh Indonesia.
b. Analisis Lingkungan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi terdapat beberapa temuan mengenai kondisi aktual yang
ada di divisi konten dilihat dari aspek yang diukur pada tahap
Analisis Lingkungan. Adapun temuan tersebut akan dijabarkan
sebagai berikut :
a. Lingkungan Dunia
Analisis lingkungan dunia berfokus pada realitas sosial global
yang berdampak pada kinerja organisasi maupun SDM yang
disebabkan oleh isu-isu budaya yang mempengaruhi kinerja
tempat kerja, pekerjaan, dan pekerja.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ketiga key
informan ditemukan bahwa terdapat isu-isu budaya yang
mempengaruhi kinerja organisasi dan karyawan khususnya divisi
konten. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan Hesi Kios
Kevin yang menjabat sebagai salah satu team leader yang
mengatakan :
“Ini kan perusahaan korea, budaya korea dan Indonesia itu beda jadi perusahaan harus menyesuaikan karena ada juga beberapa komik yang juga berasal dari korea. Tugas divisi konten harus lebih teliti
80
menyeleksi konten yang layak tayang atau tidak misalnya yang berbau SARA atau pornografi itu kan gak cocok sama budaya Indonesia.”
Irna Gayatri yang juga merupakan salah satu team leader
membenarkan hal tersebut dengan menyatakan bahwa :
“Waktu itu kita sempat ada kasus dengan kominfo karena ada beberapa konten yang melangar undang-undang dan dirasa terlalu vulgar. Itu kan gak cocok dengan budaya Indonesia jadi kontennya harus diturunkan. Sejak saat itu sebelum di publish biasanya kita cek dulu”
Hal ini juga dibuktikan dengan pernyataan beberapa staf
yang peneliti wawancarai sebagai informan. Mereka mengatakan
bahwa pada saat mengedit novel maupun menerjemahkan komik
biasanya mereka diminta untuk memperhatikan konten-konten
yang terdapat adegan dewasa atau yang tidak pantas. Untuk
novel sendiri biasanya pihak editor yang meminta kepada novelis
untuk menghilangkan adegan itu sementara untuk komik,
translator sendiri yang harus menghilangkannya. BIasanya
adegan dewasa seperti itu ditemukan pada komik-komik luar
(yang berasal dari korea).
b. Lingkungan Tempat Kerja (Workplace)
Analisis lingkungan tempat kerja berfokus pada apa yang terjadi
di dalam organisasi untuk mendukung kinerja. Adapun yang
81
termasuk dalam analisis lingkungan adalah alokasi sumber daya,
alat, kebijakan, dan informasi.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah
peneliti lakukan ditemukan bahwa terdapat beberapa aspek
lingkungan tempat kerja yang masih kurang memadai. Adapun
aspek-aspek tersebut antara lain terkait dengan alokasi sumber
daya, peralatan, dan informasi. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan dari beberapa staf yang peneliti wawancarai sebagai
informan yang mengatakan bahwa dari segi jumlah staf dirasa
belum cukup karena konten yang dikerjakan sangat banyak
namun jumlah staf terbilang sedikit. Selain itu waktu yang
diberikan untuk menyelesaikan tugas juga sangat sedikit. Jika
tiba-tiba ada deadline yang dimajukan biasanya pekerjaan tidak
dapat di handle dengan baik akibatnya konten terbit tidak sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Irna Gayatri yang
mengatakan bahwa :
“Terkadang atasan suka kurang konsisten permintaannya berubah-ubah kaya misalnya ada event untuk user yang tadinya dikasih waktu sebulan untuk upload 17 novel terus dimajuin seminggu. Itu kan waktunya jadi sebentar sementara orang yang ngerjain dikit dan kerjaannya banyak. Jadi beberapa staf yang bukan tugasnya edit jadi ikut ngedit.”
82
Selain sumber daya yang kurang memadai, menurut Hesi
Kios Kevin, dari segi peralat yang tersedia dirasa sudah cukup
memadai.
“Kalau peralatan disini lumayan lengkap disediakan komputer untuk membantu pekerjaan, ada juga printer kalau mau ngeprint jadwal komik atau novel, telepon juga ada kalau mau menghubungi novelis.”
Berikut beberapa dokumentasi yang peneliti temukan
pada saat observasi. Terlihat beberapa peralatan yang tersedia
di divisi konten meliputi komputer dan cadangan komputer,
printer beserta kertasnya dan wifi untuk jaringan internet.
Gambar 4.4 Komputer Gambar 4.5 Cadangan CPU
83
Hal inI juga sejalan dengan pernyataan beberapa staf
yang mengatakan bahwa dari segi kuantitas peralatan yang ada
diperusahaan sudah cukup memadai namun dari segi kualitas
dirasa masih kurang cukup. Adapun beberapa masalah yang
sering terjadi seperti komputer yang suka eror atau kinerjanya
lambat, printer yang tidak dapat digunakan untuk mengeprint
hingga koneksi internet yang tidak stabil sehingga dapat
menghambat pekerjaan.
Pada saat observasi peneliti juga menemukan beberapa
temuan diantaranya beberapa komputer tiba-tiba saja mati dan
menyebabkan tugas yang sedang dikerjakan tidak tersimpan
karena tidak ada sistem recovery data dan membuat para staf
harus mengerjakan tugas tersebut dari awal.
Gambar 4.6 Printer Gambar 4.7 Wifi
84
Adapun terkait sumber dan informasi yang ada dirasa
sudah cukup memadai. Hal ini sejalan dengan pernyataan ketiga
key informan yang mengatakan bahwa para staf diberikan akses
terhadap informasi-informasi yang dibutuhkan terkait pekerjaan.
Informasi-informasi tersebut seperti jadwal rilis komik dan novel,
daftar novel/komik terbaru, dan tugas yang harus dikerjakan
setiap harinya. Semua informasi tersebut dapat di akses di
spreadsheet yang telah dikirimkan melalui email oleh masing-
masing team leader kepada para stafnya. Berikut contoh
infromasi yang ada di spreadsheet.
Gambar 4.8 Komputer
Eror
Gambar 4.9 Komputer Tiba-Tiba Mati
85
Gambar 4.10 Jadwal Update Tiap Translator
Untuk informasi-informasi lain yang mendukung
pekerjaan biasanya diperoleh melalui internet meskipun
terkadang kondisi internet yang ada tidak selalu stabil sehingga
jika terdapat masalah dapat menyebabkan terhambatnya
pekerjaan seperti yang dikatakan beberapa staf pada saat
wawancara. Pratiwi Pangestuningtiyas yang merupakan salah
satu staf translator juga menyatakan bahwa :
86
“Untuk translator juga ada spreadsheet-nya sendiri biasanya informasinya tentang jadwal komik perhari yang harus dikerjain sama ada progres juga. Jadi nanti bisa memudahkan team leader untuk monitoring komik mana aja yang udah siap rilis. Kalau informasi tambahan biasanya lewat internet. Yang sering diakses itu contohnya kamus bahasa korea dan situs korea namanya naver untuk membantu translator mencari istilah-istilah atau informasi yang tidak diketahui. Tapi kalo internetnya mati jadi susah kerja”
c. Pekerjaan (Work)
Analisis ini berfokus pada apa yang terjadi pada desain
pekerjaan atau tingkat proses. Berdasarkan hasil wawancara
ditemukan bahwa tidak adanya standar kerja (SOP) yang
dirancang secara khusus untuk menciptakan kinerja yang efektif
Gambar 4.11 Tampilan Naver
87
dan efisien. Adapun alur proses dimulai dari instruksi yang
diberikan oleh kepala divisi kemudian disampaikan kepada team
leader, selanjutnya team leader meneruskan ke staf. Sedangkan
mekanisme proses pengerjaan tugas dikembalikan kepada para
pekerja di mana mereka harus bisa mengatur cara bekerjanya
sendiri, begitu yang dikatakan oleh ketiga key informan.
Namun meskipun begitu pekerja tetap diberikan beberapa
arahan tentang hal-hal dasar ketika pertama kali pekerja
diberikan tanggung jawab tersebut. Hal ini juga didukung oleh
pernyataan beberapa staf editor dan translator yang mengatakan
bahwa :
“Tidak ada SOP secara tertulis, paling dulu pas awal masuk dikasih tau ini caranya menghubungi novelis kaya gini, nyarinya dimana dan kirim emailnya ada template-nya. Itu yang ngajarin senior yang udah lama kerja disini. Dari situ aja sih karna memang pekerjaan sehari-hari jadi lama-lama udah tau apa yang harus dilakuin kecuali ada perubahan itu harus belajar lagi.”
Sedangkan untuk translator sendiri :
“Karena tidak ada SOP, jadi kita sendiri yang menentukan alur kerjanya misal kalau di translator sehari minimal 4 chapter itu pengaturannya bebas mau yang mana dulu dikerjakan. Kalau standar dalam menerjemahkan itu gak ada yang spesifik cuma waktu pertama kali masuk itu dikasih tau misal ini fontnya apa dan ukurannya disesuaikan dengan teks boks.”
Terkait pembagian tanggung jawab pekerjaan, kepala
divisi menunjuk team leader di setiap sub bagian.Team Leader
88
ini yang bertanggung jawab untuk mengatur dalam pembagian
tugas di timnya. Biasanya pembagian tugas diberikan secara
lisan maupun melalui email;/spreadsheet. Selanjutnya kepala
divisi hanya memantau kinerja staf melalui team leader. Berikut
contoh pembagian tugas melalui email.
Namun dalam pelaksanaannya diketahui bahwa terdapat
beberapa pembagian tanggung jawab yang tidak sesuai dengan
jobdesk. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Irna Gayatri dan
didukung oleh pernyataan staf editor yang bernama Sekar
Rosana Putri yang mengatakan :
Pembagian tanggung jawab terkadang tidak jelas. Biasanya atasan (kepala divisi) suka melempar tanggung jawab kepada staf. Contohnya membuat jadwal kupon dan open konten di platform agar dapat diakses
Gambar 4.12 Pembagian Tugas Melalui Email
89
user. Itu seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab atasan (kepala divisi) karena hanya beliau yang memiliki akses dan namun dilimpahkan ke kita padahal itu diluar jobdesk editor.
d. Pekerja (Worker)
Analisis pekerja berfokus pada apa yang terjadi dengan
karyawan, lebih khusus lagi, pengetahuan, keterampilan,
kapasitas, motivasi, dan harapan mereka. Berdasarkan temuan
yang diperoleh melalui wawancara dan observasi diketahui
bahwa beberapa staf terutama bagian editor memiliki latar
belakang yang tidak sesuai, hal ini seperti yang dikemukakan
oleh Irna Gayatri yang mengatakan:
“Dari segi pengetahuan, latar belakang pendidikan staf editor tidak sesuai/bukan dari jurusan sastra, seharusnya salah satu prasyarat minimal lulusan sastra Indonesia. Meskipun begitu staf editor memiliki pengetahuan dasar yang cukup baik dan memiliki kemauan untuk belajar.”
Hal ini diperkuat oleh pengakuan Sekar Rosana Putri sebagai
salah satu staf editor yang mengatakan bahwa :
Bisa dibilang sebagian besar editor disini bukan dari jurusan sastra. Kalau saya pribadi terkadang saya mengalami kesulitan-kesulitan ketika menyunting naskah seperti tata bahasa atau memilih istilah baku sesuai dengan EYD. Biasanya kalau mengalami kesulitan saya mengakses KBBI atau bertanya kepada senior editor yang lebih mengerti.
Sedangkan untuk translator sendiri, menurut Amini Puspa
Adhiati yang merupakan Team Leader Translator mengatakan
90
bahwa dari segi pengetahuan pegawai terkait bahasa dan
budaya korea sudah cukup baik hal ini dikarenakan semua
translator yang ada memiliki background pendidikan yang sesuai
yaitu sastra korea. Selain itu pada saat proses requitments
perusahaan juga melakukan tes keterampilan menerjemahkan
sebagai salah satu syarat sehingga hanya translator yang sesuai
kriteria yang dipilih.
Meskipun begitu ada beberapa hal yang masih dianggap
kurang contohnya seperti kemampuan translator dalam
menggunakan software photoshop dan ketidaksesuaian
pemilihan istilah. Karena pada dasarnya istilah-istilah dalam
bahasa korea ketika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia
memiliki arti yang banyak oleh karena itu translator harus lebih
teliti dan cermat dalam memilih arti kata yang sesuai dengan
konteks bahasan.
Hal ini sesuai dengan pengakuan beberapa staf translator
yang peneliti wawancarai mereka mengatakan bahwa :
Kesulitan-kesulitan yang dialami translator selama mentranslate itu biasanya ada istilah-istilah yang sulit dimengerti atau tidak diketahui artinya. Biasanya sih ketika mentranslate komik dengan tema kerajaan atau budaya korea di masa lalu. Selain itu masih belum familiar dengan perangkat lunak (software) pendukung seperti photoshop yang digunakan dalam menerjemahkan sehingga mengalami kesulitan dalam membuat sound effect pada komik yang menyebabkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya.
91
Dilihat dari aspek motivasi, ketiga key informan setuju
bahwa motivasi pekerja bergantung kepada masing-masing
pribadinya, ada beberapa yang rajin dan bisa melebihi target
yang ditentukan tetapi ada juga yang tidak bisa mencapai target.
Hal ini biasanya dipengaruhi oleh isi konten dan beban kerja.
Para staf juga sependapat dan menjelaskan bahwa
tingkat motivasi mereka seringkali dipengaruhi isi konten yang
sedang mereka kerjakan.
Kalau komik atau novelnya seru bisa cepat ngerjainnya dan semangat, kalo susah dan chapternya panjang biasanya jadi males dan milih ngerjain yang lain dulu.
Adapun pekerjaan yang dihasilkan oleh para staf divisi
konten terbilang cukup baik meskipun terkadang terdapat
kesalahan dalam ejaan (typo), penggunaan tanda baca yang
terlupa.
92
Gambar 4.13 Contoh kesalahan-kesalahan penulisan
Kesalahan-kesalahan yang terjadi menurut para staf yang
peneliti wawancarai mengakui bahwa kesalahan tersebut
disebabkan oleh banyaknya konten yang harus dikerjakan
sementara waktu yang diberikan untuk mengerjakan pekerjaan
tersebut dirasa kurang sehingga tidak ada waktu untuk
memeriksa kembali hasil pekerjaan. Adapun dampak yang
dihasilkan adalah beberapa pelanggan merasa kurang nyaman
dalam membaca dan menyampaikan keluhannya sehingga
menurunkan penilaian/rating aplikasi.
Gambar 4.14 Contoh Komplain user
93
Berdasarkan pemaparan temuan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kondisi aktual PT. Neo Bazar Indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan dunia terkait isu-isu sosial ternyata mempunyai
dampak yang cukup signifikan terhadap organisasi atau
bahkan dapat memberikan kerugian jika tidak diperhatikan
dan ditindaklanjuti dengan baik.
b. Dari segi lingkungan kerja juga dirasa belum mendukung
untuk tercapainya kinerja yang diharapkan. Adapun dalam hal
ini mencakup aspek sumber daya yang kurang memadai dari
segi kualitas peralatan, kurangnya alokasi waktu dan jumlah
staf yang belum memadai.
c. Dari segi alur proses dan alur pekerjaan juga kurang
mendukung untuk tercapainya kinerja yang diharapan.
Adapun dalam hal ini tidak adanya SOP sehingga standar
pengukuran untuk kinerja yang baik tidak jelas, pembagian
tugas dan tanggung jawab yang terkadang tidak adil dan
sesuai dengan jobdesk.
d. Dari segi kemampuan pekerja, latar belakang pendidikan
tidak sesuai namun memiliki kemampuan dasar yang cukup
baik, meskipun terdapat beberapa masalah yang
94
menyebabkan penurunan kinerja adapun masalah tersebut
seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan
pendukung/teknis serta banyaknya beban kerja yang
menyebabkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak
maksimal.
c. Faktor-faktor Penyebab Masalah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti
lakukan ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
pekerja di Divisi Konten, adapun temuan tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. Data Informasi
Faktor-faktor terkait data informasi meliputi adanya pertentangan
prioritas antara atasan dan staf. Menurut Irna Gayatri,
pertentangan ini menyebabkan jadwal dan sistem yang sudah
direncanakan dan tertata dengan rapih harus disusun kembali.
Hal ini tentu saja menambah pekerjaan dan membutuhkan waktu
untuk menyusunnya kembali, para pekerja juga harus
mengesampingkan pekerjaan yang sedang mereka kerjakan dan
memprioritaskan pekerjaan yang dianggap atasan harus
didahulukan.
95
Selain adanya pertentangan mengenai harapan,
ditemukan bahwa terdapat beberapa harapan yang dinilai tidak
masuk akal sehingga tidak dapat dicapai. Adapun contohnya
seperti yang telah diungkapkan oleh Irna Gayatri :
“Terkadang ada beberapa permintaan atau harapan yang dinilai tidak masuk akal seperti contohnya para editor diminta untuk menyunting 2 buku novel dalam satu hari. Hal ini dirasa tidak masuk akal karena untuk menyelesaikan satu buah buku yang terdiri dari beberapa chapter dibutuhkan waktu sekitar 2-3 hari tergantung dari banyaknya halaman sehingga tidak memungkinkan jika seorang editor diminta untuk mengerjakan 2 buku dalam satu hari”
Hal ini diperkuat oleh pernyataan beberapa staf yang
merasa keberatan dengan keinginan tersebut. Mereka
mengatakan tidak sanggup untuk mencapai target yang
ditetapkan dan meminta team leader untuk mengkomunikasikan
kembali dengan kepala divisi.
Adapun faktor lain terkait data informasi adalah tidak
adanya standar kinerja yang menyebabkan para staf tidak dapat
mengetahui baik atau buruknya kinerja mereka. Selain itu hal ini
juga menimbulkan pembagian peran dan tanggung jawab
masing-masing pekerja tidak dapat dipastikan secara jelas. Para
staf juga mengalami kesulitan dalam memastikan apakah setiap
aktivitas berjalan dengan baik atau tidak. Hal ini disetujui oleh
Sekar Rosana Putri yang mengatakan bahwa :
96
“Karna tidak ada SOP jadi tidak tahu kalo kerjaannya bener atau engga karena tidak ada alat ukurnya”
b. Umpan Balik
Berdasarkan aspek ini ditemukan bahwa tidak semua pekerja
mendapatkan umpan balik, hanya beberapa pekerja dengan
kemampuan yang kurang memadai yang diberikan umpan balik dan
koreksi untuk hasil pekerjaannya. Kurang meratanya umpan balik yang
diberikan membuat sebagian staf merasa kurang diperhatikan seperti
yang dikatakan salah satu staf translator Pratiwi Pangestu Ningtiyas.
“Kalau saya, gak pernah diperiksa atau dikomentari pekerjaannya padahal saya juga berharap mendapatkan umpan balik dari atasan sehingga saya tahu apakah ada kesalah atau tidak dengan pekerjaan saya, tapi berhubung gak diperiksa jadi ya gak tau udah sesuai atau belum. Paling biasanya kalo kurang yakin saya inisiatif nanya kepada rekan maupun team leader”
c. Daya Dukung Lingkungan, Sumber dan Alat
Terkait faktor yang meliputi daya dukung lingkungan,
sumber dan alat ditemukan bahwa kurangnya kualitas sumber
dan alat yang dapat mendukung pekerjaan. Hal ini dibuktikan
dengan temuan yang sudah dijelaskan sebelumnya yaitu pada
tahap analisis lingkungan dimana alat seperti komputer dan
printer maupun sumber (internet) seringkali mengalami masalah
yang menyebabkan terhambatnya pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Adapun faktor lain yang menyebabkan pekerja
97
tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan maksimal yaitu
dikarenakan kurangnya waktu yang diberikan untuk melakukan
pekerjaan ditengah beban kerja yang cukup banyak.
d. Konsekuensi, Insentif atau penghargaan
Terkait faktor yang meliputi konsekuensi, insentif dan
penghargaan ditemukan bahwa pekerja enggan menampilkan
kinerja terbaiknya dikarenakan kompensasi yang diberikan
kepada para pekerja dirasa kurang memadai. Selain itu pekerja
juga melihat tidak adanya hubungan antara kinerja dan kemajuan
karir serta kebijakan atau prosedur yang mendukung kinerja
yang diinginkan.
e. Pengetahuan dan Keterampilan
Berdasarkan faktor penyebab terkait pengetahuan dan
keterampilan ditemukan bahwa kurangnya keterampilan dan
pengetahuan esensial teknis/ tingkat pengetahuan lanjutan untuk
tugas yang spesifik. Hal ini menyebabkan para staf mengalami
kesulitan dalam melakukan tugasnya contohnya translator yang
belum mahir menggunakan software photoshop menyebabkan
mereka sulit membuat sound effect yang merupakan salah satu
98
bagian dari proses menerjemahkan naskah, hal ini juga
menyebabkan translator menghabiskan waktu lebih lama untuk
mengerjakannya.
f. Kapasitas
Berdasarkan faktor penyebab terkait kapasitas ditemukan bahwa
sebagian besar staf kurang memiliki pengalaman terkait tugas
yang diberikan. Sebagian besar translator mengaku bahwa
belum pernah bekerja menerjemahkan komik sebelumnya,
kebanyakan pengalaman mereka adalah menjadi interpreter
ataupun instruktur bimbel. Begitu juga dengan editor, sebagian
besar editor merupakan karyawan baru fresh graduate yang
belum banyak memiliki pengalaman dibidang penyuntingan
naskah terlebih kebanyakan dari mereka bukan berasal dari
lulusan sastra Indonesia seperti peneliti yang bertugas sebagai
salah satu staf editor dan bukan merupakan lulusan sastra. Hal
ini menyebabkan editor sering mengalami kesulitan karena
adanya keterbatasan terkait kemampuan prasyarat yang
seharusnya diperlukan.
99
g. Motivasi
Berdasarkan faktor penyebab terkait motivasi ditemukan bahwa
kurangnya nilai/ antusiasme untuk mencapai kinerja yang
diinginkan menyebabkan performa terbaik pekerja terlihat belum
maksimal. Selain itu beberapa pekerja pun mengaku kurangnya
tingkat kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas.
B. Analisis Data
Analisis data ditujukan untuk menemukan kesenjangan dan korelasi
antara data-data yang diperoleh dari tahap-tahap analisis kinerja yang
telah dilakukan sebelumnya. Adapun perumusan kesenjangan
mengacu pada tujuan dan fungsi dari divisi konten yang dibandingkan
dengan temuan-temuan yang ada serta kaitannya dengan pencapaian
visi dan misi organisasi. Dalam perumusan kesenjangan hal pertama
yang harus dirumuskan adalah merumuskan kondisi ideal. Jika
mengacu kepada tugas dan fungsi divisi konten maka rumusan kondisi
ideal yang sesuai adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Ideal
Divisi konten adalah divisi yang berfungsi menjaga dan
menghasilkan kualitas konten yang baik dan dapat memenuhi
kebutuhan para pembaca. Hal ini ditandai dengan beberapa kriteria
100
yaitu kualitas penyajian konten yang baik, terbit tepat waktu, tidak
melanggar peraturan, diproduksi seefektif dan seefisien mungkin
serta memberikan keuntungan finansial bagi perusahaan.
Berdasarkan data-data yang ditemukan melalui tahap analisis
lingkungan maka dirumuskan kondisi aktual yang ada. Adapun rumusan
kondisi aktual tersebut adalah sebagai berikut :
b. Kondisi Aktual
Kinerja divisi konten dalam menjaga dan menghasilkan kualitas
konten dinilai masih kurang optimal. Hal ini dibuktikan dengan
adanya temuan-temuan yang menyatakan bahwa terdapat
beberapa konten yang memiliki kesalahan penulisan baik dari segi
ejaan (typo) maupun struktur kalimat yang dianggap mengganggu
dan tidak enak untuk dibaca, terdapat juga beberapa konten yang
tidak terbit tepat waktu. Kesalahan-kesalahan tersebut menimbulkan
komplain dari pelanggan dan menyebabkan menurunnya rating
aplikasi dan memberikan kerugian bagi perusahaan.
Berdasarkan rumusan kondisi ideal dan kondisi aktual terlihat bahwa
adanya kesenjangan yaitu terkait dengan tidak sesuainya kualitas
101
konten yang dihasilkan oleh divisi konten. Hal ini tentunya tidak sejalan
dengan visi dan misi organisasi yang berusaha untuk menyediakan
pilihan webcomics dan webnovel terbanyak dan ekslusif di Indonesia
sebagai salah satu cara menjadi perusahaan dalam kategori UNICORN.
Adapun kesenjangan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak
adanya SOP untuk mengukur dan sebagai standar kinerja karyawan.
Selain itu terdapat faktor-faktor baik dari dalam individu maupun faktor
eksternal seperti kurangnya sumber daya yang mendukung untuk
tercapainya kinerja yang diharapkan serta kemampuan individu pekerja
yang masih belum memadai. Untuk lebih memudahkan dalam
memahami analisis kinerja tersebut peneliti membuat sebuah bagan
yang menggambarkan hasil dari tiap tahapan beserta korelasinya.
102
Gambar 4.14 Skema Analisis Kesenjangan
Kondisi Aktual
Menjadi perusahaan dalam kategori UNICORN.
Visi
Menjadi perusahaan
dalam kategori
UNICORN.
Misi
Menyediakan pilihan
WebComic dan
WebNovel terbesar di
Indonesia
Kondisi Lingkungan
1. Lingkungan dunia, adanya perbedaan budaya antara budaya Indonesia dan Korea mempengaruhi kinerja divisi konten dalam memilih konten yang sesuai untuk disajikan
2. Lingkungan kerja belum mendukung untuk tercapainya kinerja yang diharapkan. Adapun dalam hal ini mencakup aspek sumber daya yang kurang memadai dari segi kualitas peralatan, kurangnya alokasi waktu dan jumlah staf yang belum memadai.
3. Alur proses dan alur pekerjaan kurang mendukung dikarenakan tidak adanya SOP sehingga standar pengukuran untuk kinerja yang baik tidak jelas, pembagian tugas dan tanggung jawab yang terkadang tidak adil dan tidak sesuai dengan jobdesk.
4. Pekerja, latar belakang pendidikan tidak sesuai namun memiliki kemampuan dasar yang cukup baik, kurangnya pengetahuan dan keterampilan pendukung/teknis serta banyaknya beban kerja yang menyebabkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak maksimal.
Kondisi Ideal
Tidak sesuainya
kualitas konten
yang dihasilkan
oleh divisi
konten
Faktor Internal :
(1) Kurangnya keterampilan dan
pengetahuan esensial
teknis/tingkat pengetahuan
lanjutan dan untuk tugas spesifik,
(2) Kurangnya pengalaman
terkait tugas yang diberikan, dan
(3) Keterbatasan pribadi terkait
keluarga, kesehatan, dan
pendidikan
Faktor Eksternal :
(1) Prioritas terhadap harapan
yang saling bertentangan, (2)
Terdapat beberapa harapan yang
tidak masuk akal sehingga tidak
dapat dicapai, (3) Tidak ada
standar kinerja yang jelas dan
terukur, (4) Tidak ada umpan
balik, (5) Kurangnya sumber dan
alat yang mendukung pekerjaan,
(6) Kurangnya waktu yang cukup
untuk melakukan pekerjaan
dengan benar, (7) Tidak ada
kebijakan atau prosedur yang
mendukung pekerjaan, (8)
Kompensasi yang tidak
memadai, (9) Kurangnya imbalan
keuangan yang sesuai, (10)
Tidak ada hubungan antara
kinerja dan kemajuan karier
Kesenjangan Faktor
Kualitas penyajian konten
yang baik, terbit tepat
waktu, tidak melanggar
peraturan, diproduksi
seefektif dan seefisien
mungkin serta
memberikan keuntungan
finansial bagi perusahaan.
Kualitas produk yang dihasilkan tidak maksimal,
terdapat kesalahan dan terbit tidak tepat waktu
sehingga menyebabkan komplain dari user
74
Adapun untuk mengatasi hal tersebut diperlukan beberapa intervensi yang
disesuaikan dengan faktor-faktor penyebab terjadinya kesenjangan. Dalam
intervensi ini peneliti menggolongkannya ke dalam dua kategori yaitu
intervensi non-instruksional dan intervensi instruksional. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan batasan antara kawasan teknologi kinerja dan teknologi
pendidikan. Kawasan teknologi pendidikan hanya berfokus pada intervensi
Instruksional dan masalah pembelajaran. Adapun penjabaran tersebut adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekomendasi Intervensi
Temuan Faktor Penyebab
Jenis Intervensi
Non-
Instruksional Instruksional
Harapan yang
dikomunikasikan tidak
konsisten dan
adanya pertentangan
atas prioritas
sehingga
menyebabkan jadwal
yang sudah disusun
harus diubah
dikarenakan terdapat
tugas-tugas yang
harus diprioritaskan
kurang kejelasan
dalam
menyampaikan
harapan
• Memperjelas komunikasi mengenai kinerja yang diharapkan
• Menghilangkan pertentangan terkait kinerja yang harapan
75
Terdapat beberapa
harapan yang tidak
masuk akal jika
mengingat
kemampuan, sumber
daya dan kendala
sehingga
menyebabkan
harapan tidak
tercapai
harpan tidak dapat
diterima
harapan tidak bisa
dicapai
Memodifikasi
kinerja yang
diharapkan
Tidak ada standar
kinerja yang baku
sehingga tidak jelas
dan terukur hanya
sebatas feeling
kurangnya standar
kinerja yang jelas
dan terukur
Tentukan / ubah
standar kinerja
Tidak semua pekerja
mendapatkan umpan
balik, hanya pekerja
dengan kemampuan
yang kurang
memadai yang
diberikan umpan balik
dan koreksi untuk
hasil pekerjaannya.
Kurang meratanya
umpan balik yang
diberikan
Mengembangkan
sistem umpan
balik
Peralatan tersedia
namun terkadang
tidak bisa diandalkan
sehingga
memperlambat
pekerja dalam
menyelesaikan
tugasnya tidak efisien
tetapi aman
Kondisi peralatan tidak dapat
diandalkan dan
tidak efisien
Menyediakan
peralatan yang
memadai
Kurangnya waktu untuk melakukan pekerjaan dengan benar dikarenakan target atau beban kerja yang terlalu banyak.
kurangnya waktu yang diberikan
Menyediakan waktu dan penjadwalan yang cukup
76
Kurangnya dukungan dari supervisor namun terdapat dukungan spesialis dan rekan.
kurangnya
dukungan dari Manajemen/ Supervisor
Memberikan dukungan yang memadai
Tidak ada kebijakan atau prosedur yang mendukung kinerja yang diinginkan
kurangnya kebijakan, proses, dan / atau prosedur yang mendukung
Menyediakan/ mendesain ulang kebijakan, proses, dan / atau prosedur yang mendukung
Tidak ada kompensasi untuk kinerja yang diinginkan
Kompensasi yang tidak memadai, tidak kompetitif dan dianggap tidak adil
Sesuaikan kompensasi
Terdapat imbalan finansial yang sesuai dengan kinerja namun pendistribusiannya dianggap kurang adil karena hanya diberikan kepada jabatan tertentu saja
Kurangnya imbalan keuangan yang sesuai
Memberikan imbalan keuangan yang sesuai
Tidak ada hubungan antara kinerja dan kemajuan karir sehingga menyebabkan pegawai enggan memberikan kinerja terbaiknya
Kurangnya hubungan antara kinerja dan kemajuan karir
Menghubungkan peluang pengembangan karier dengan kinerja
Kurangnya Keterampilan editor mengenai tata bahasa dan EYD. Kurangnya keterampilan translator dalam mengoperasikan software Adobe Photoshop
Kurangnya keterampilan / pengetahuan teknis dan pengetahuan untuk tugas yang spesifik
• Pendidikan dan
pelatihan, di
kelas atau online,
melalui instruktur
atau pelatih atau
pelatihan online
• Alat bantu
pekerjaan,
dokumentasi
• Alat pendukung
kinerja
77
C. Keterbatasan penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
sempurna. Banyak terdapat keterbatasan dalam penelitian yang peneliti
lakukan. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang dimaksud, antara
lain:
1. Terdapat beberapa narasumber yang tidak dapat peneliti
wawancarai dikarenakan kesibukan orang yang bersangkutan
2. Keterbatasan waktu peneliti selama pelaksanaan penelitian,
membuat penelitian yang dilakukan kurang maksimal.
3. Referensi yang digunakan peneliti pada penelitian ini terbatas akibat
masih sedikitnya penelitian serupa yang dapat peneliti temukan.
4. Keterbatasan wawasan dan pengetahuan peneliti.
• Inisiatif
komunikasi,
termasuk
harapan yang
jelas dan terkini
Hampir semua editor tidak memiliki background pendidikan yang sesuai
Kurangnya
prasyarat
• Basis
pengetahuan
• Menyediakan sesi
pengalaman