BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...repository.ub.ac.id/5468/5/BAB IV.pdf103 2. Visi dan...

79
101 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Situs Penelitian 1. Profil Kabupaten Jombang Kabupaten Jombang merupakan salah satu dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang terletak pada koridor bagian tengah wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten Jombang terletak antara 7° 20’ 48,60” – 7° 46’ 41,26” Lintang Selatan serta antara 112° 03’ 46,57” – 112° 27’ 21,26” Bujur Timur. Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis, karena berada pada perlintasan jalan arteri primer Surabaya Solo Jakarta dan jalan kolektor primer Malang Jombang Babat.Selain itu, Kabupaten Jombang juga dilintasi ruas jalan tol Surabaya Mojokerto Jombang yang kini sedang dalam tahap konstruksi, sebagai bagian dari jalan tol Trans Jawa. Dalam skenario pengembangan sistem perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Jombang termasuk dalam kawasan Wilayah Pengembangan Germakertosusila Plus, dan Perkotaan Jombang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yakni kawasan perkotaan yang memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup lokal (skala kabupaten atau beberapa kecamatan). Luas wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km², atau menempati sekitar 2,5% luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Kabupaten

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...repository.ub.ac.id/5468/5/BAB IV.pdf103 2. Visi dan...

  • 101

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi dan Situs Penelitian

    1. Profil Kabupaten Jombang

    Kabupaten Jombang merupakan salah satu dari 38 kabupaten/kota di

    Provinsi Jawa Timur yang terletak pada koridor bagian tengah wilayah Provinsi

    Jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten Jombang terletak antara 7° 20’ 48,60” –

    7° 46’ 41,26” Lintang Selatan serta antara 112° 03’ 46,57” – 112° 27’ 21,26”

    Bujur Timur.

    Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis, karena berada

    pada perlintasan jalan arteri primer Surabaya – Solo – Jakarta dan jalan kolektor

    primer Malang – Jombang – Babat.Selain itu, Kabupaten Jombang juga dilintasi

    ruas jalan tol Surabaya – Mojokerto – Jombang yang kini sedang dalam tahap

    konstruksi, sebagai bagian dari jalan tol Trans Jawa. Dalam skenario

    pengembangan sistem perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Jombang termasuk

    dalam kawasan Wilayah Pengembangan Germakertosusila Plus, dan Perkotaan

    Jombang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yakni kawasan

    perkotaan yang memiliki fungsi pelayanan dalam lingkup lokal (skala kabupaten

    atau beberapa kecamatan).

    Luas wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km², atau menempati sekitar

    2,5% luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Kabupaten

  • 102

    Jombang terdiri dari 21 kecamatan, yang meliputi 302 desa dan 4 kelurahan, serta

    1.258 dusun/lingkungan.

    Batas wilayah administrasi Kabupaten Jombang adalah:

    - Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan Kabupaten

    Bojonegoro.

    - Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto

    - Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten

    Malang

    - Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk

    Gambar 3 Peta Kabupaten Jombang

    Sumber: Jombang dalam angka 2013

  • 103

    2. Visi dan Misi Kabupaten Jombang

    Visi Kabupaten Jombang 2017 adalah “ JOMBANG SEJAHTERA

    UNTUK SEMUA ”

    Misi Kabupaten Jombang 2017 adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial dan Beragama.

    2. Mewujudkan Layanan Dasar Yang terjangkau.

    3. Meningkatkan Perekonomian Daerah Yang Berdaya Saing dan

    Merata.

    4. Menyediakan InfraStruktur Dasar yang Berkualitas dan Berwawasan

    Lingkungan.

    5. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik dan Bersih.

    3. Profil Desa Kedungpari

    a. Karakteristik Wilayah

    Desa Kedungpari merupakan salah satu Desa yang terletak di

    Kecamatan Mojowarno Secara umum karakteristik wilayah Desa

    Kedungpari dapat dilihat dari aspek fisik yang meliputi letak, luas,

    topografi dan kondisi iklim.

  • 104

    b. Letak Wilayah

    Desa Kedungpari merupakan Desa yang terletak ± 4 Km dari pusat

    Pemerintahan Kecamatan Mojowarno Secara administrative batas – batas

    Desa Kedungpari adalah sebagai berikut :

    - Sebelah Utara : Desa Gondek Kec.Mojowarno

    - Sebelah Selatan : Desa Sugiwaras Kec.Ngoro

    - Sebelah Barat : Desa Bulurejo Kec. Diwek

    - Sebelah Timur : Desa Karanglo Kec. Mojowarno

    Desa Kedungpari terdiri dari 4 Dusun 7 RW (Rukun Warga) dan

    27 RT (Rukun Tetangga). Perincian 1 Dusun tersebut adalah sebagai

    berikut :

    a. Dusun Jabaran : 10 RT dan 2 RW

    b. Dusun Gerbo : 04 RT dan 1 RW

    c. Dusun Sb Winong : 07 RT dan 2 RW

    d. Dusun Sb Bendo : 06 RT dan 2 RW

  • 105

    Gambar 4: Peta Desa Kedungpari

    Sumber : Profil Desa kedungpari

    c. Luas Wilayah

    Luas wilayah Desa Kedungpari adalah 278.873 Ha. Menurut jenis

    penggunaan tanahnya, luasan tersebut terinci sebagai berikut :

    No Jenis Penggunaan Tanah Luas

    (Ha)

    1. Pemukiman / Perumahan 80.68

    2. Sawah 185.60

    3. Tegal 0

    4. Hutan 0

    5. Lainnya 10.20

    Tabel 2 : Luas Tanah Menurut Penggunaan

    Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa Tahun 2015.

  • 106

    Sebagian besar wilayah Desa Kedungpari adalah berupa dataran.

    Secara agraris tanah sawah juga relative luas sebagai lahan penanaman untuk

    tanaman semusim. Ada beberapa komoditi yang banyak diusahakan oleh para

    petani di Desa Kedungpari yang dianggap sesuai dengan kondisi lahan yang

    ada, yaitu sebagai berikut :

    No Komoditas

    Luas

    Lahan

    Panen

    (Ha)

    Produksi

    (kwt)

    Volume

    (Kwt/Ha)

    1. Padi 100 35

    2. Jagung 70 10

    3. Kedelai 5

    4. Kacang

    Tanah

    5

    5. Kacang

    Hijau

    5

    Tabel 3. Komoditas Pertanian di Desa Kedungpari Tahun 2015

    Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa Tahun 2015

    d. Karakteristik Penduduk / Demografi

    Sumber daya manusia yang tersedia bisa dilihat dari data jumlah

    penduduk, baik menurut golongan umur, tingkat pendidikan maupun mata

    pencaharian. Jumlah penduduk di Desa Kedungpari pada Tahun 2013

    adalah sebanyak 4.968. jiwa, yang terdiri dari laki-laki 2.489 jiwa dan

    perempuan 2,479 jiwa.

  • 107

    e. Penduduk Menurut Golongan Umur

    Data ini bermanfaat untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk

    dan mengetahui jumlah angkatan kerja yang ada. Data penduduk menurut

    golongan umur di Desa Kedungpari dapat dilihat pada Tabel 4. dibawah

    ini :

    Golongan

    Umur

    Jumlah Penduduk

    Jumlah Ket L P

    0 Bln – 5 Thn 287 282 569

    06 Thn – 12 Thn 238 260 498

    13Thn – 16 Thn 179 150 329

    17 Thn – 19 Thn 130 150 280

    20 Thn – 40 Thn 753 691 1.444

    41 Thn – 59 Thn 639 606 1245

    60 Thn – Keatas 263 324 586

    Jumlah 2.489 2.479 4.968

    Tabel 4. Data Penduduk Menurut Golongan Umur

    Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2015.

    f. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas sumberdaya

    manusia. Proses pembangunan Desa akan berjalan dengan lancar apabila

    masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Data

    penduduk menurut tingkat pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 5.

    berikut :

  • 108

    No Tingkat Pendidikan Jumlah

    Penduduk Ket

    1 Belum / Tidak / Sudah Tidak Sekolah 569

    2 SD 498

    3 SLTP 329

    4 SLTA / SMK 280

    5 Perguruan Tinggi 98

    JUMLAH 1.774 Tabel 5. Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

    Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2015

    g. Penduduk Prasejahtera / Miskin

    Banyak sedikitnya penduduk miskin merupakan salah satu

    indicator kesejahteraan suatu masyarakat, namun ini juga bukan

    merupakan suatu hal yang mutlak. Berdasarkan kalisifikasi BKKBN di

    Desa Kedungpari terdapat 742 keluarga yang tergolong Prasejahtera, 189

    keluarga kategori sejahtera I, Sejahtera II sebanyak 210 keluarga, 220

    keluarga kategori Sejahtera III dan 124 keluarga Sejahtera III +.

    h. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

    Mata pencaharian penduduk di Desa Kedungpari sebagian besar

    masih berada di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor

    pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat.

    Data menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada Tabel berikut

    ini :

  • 109

    No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Ket

    1 Petani 478

    2 Buruh Tani 1251

    3 Pegawai Negeri 74

    4 Tukang Batu/Kayu 24

    5 Angkutan 15

    6 ABRI 16

    7 Pensiunan 29

    8 Pedagang 134

    9 Lain-lain 235 Tabel 6. Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian

    Sumber Data : Data Potensi Sosial Ekonomi Desa/Kelurahan Tahun 2015.

    i. Potensi Unggulan Desa

    Secara Topografi Desa Kedungpari sebagian besar berupa tanah

    dataran dengan struktur tanah lempung berpasir. Dengan kondisi tanah

    seperti ini banyak sekali dimanfaatkan masyarakat Desa Kedungpari untuk

    bercocok tanam padi maupun tanaman semusim lainnya.

    Transportasi antar daerah di Desa Kedungpari juga relative lancar.

    Keberadaan Desa Kedungpari dapat dijangkau oleh angkutan umum dan

    berada di jalur alternative Jombang – Malang, sehingga mobilitas warga

    Desa Kedungpari cukup tinggi. Hal tersebut sangat memudahkan aktivitas

    masyarakat Desa Kedungpari karena dapat menjangkau sumber – sumber

    kegiatan ekonomi.

    j. Kondisi Infrastruktur Pendukung

    Infrastruktur fisik dan sosial adalah dapat didefinisikan sebagai

    kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistim struktur yang diperlukan

    untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan

    dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan

  • 110

    baik. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau

    fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat

    berupa bangunan, jalan, sungai, waduk, tanggul, pengelolahan limbah,

    perlistrikan dan telekomunikasi, Infrastruktur selain fasilitasi akan tetapi

    dapat pula mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat,

    distribusi aliran produksi barang dan jasa sebagai contoh bahwa jalan

    dapat melancarkan transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik

    kemudian untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada masyarakat.

    dalam beberapa pengertian, istilah infrastruktur termasuk pula

    infrastruktur sosial kebutuhan dasar seperti antara lain termasuk sekolah

    dan rumah sakit atau bangunan – bangunan sosial lainnya.

    Infrastruktur sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu

    wilayah. Infrastruktur merupakan faktor penting sebagai pendorong dan

    sekaligus sebagai faktor yang mampu mempengaruhi daya tarik investasi

    dan daya saing daerah dengan kata lain pembangunan infrastruktur sangat

    berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi. Mengingat pembiayaan

    infrastruktur tidak sedikit, maka prioritas sangat perlu dilakukan.

    Infrastruktur yang kita perlukan adalah Jalan, sistem irigasi, penyediaan

    air bersih serta konservasi dan regulasi lingkungan dan tata ruang. Selain

    diluar empat infrastruktur tersebut permasalahan energi dan

    telekomunikasi juga merupakan kebutuhan yang mendesak agar mampu

    meningkatkan daya saing daerah, dimana pada akhirnya mendorong

    pertumbuhan ekonomi daerah.

    file://wiki/Wadukfile://wiki/Tanggulfile://wiki/Limbahfile://wiki/Listrikfile://wiki/Telekomunikasifile://wiki/Distribusifile://wiki/Produksifile://wiki/Barangfile://wiki/Jasafile://wiki/Transportasifile://wiki/Sekolahfile://wiki/Rumah_sakit

  • 111

    Desa Kedungpari juga merupakan daerah agraris dengan

    pengembangan tanaman semusim. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal

    ini adalah system pengairan irigasi, mengingat bahwa bila musim

    kemarau tiba air untuk pengairan sawah sulit diperoleh. Kondisi mata air

    yang ada kurang memenuhi kebutuhan air, sehingga perlu adanya sarana

    yang dapat mencukupi kebutuhan akan air. Cek dam atau pembagunan

    dan perbaikan plengsengan mungkin merupakan salah satu contoh sarana

    yang dibutuhkan masyarakat dalam bidang pengairan (irigasi). Selain

    bidang pertanian, bidang peternakan dan perikanan juga menjadi

    perhatian Pemerintah Desa Kedungpari dalam perencanaan program

    pembangunan. Pelatihan – pelatihan ataupun sarana dan prasarana yang

    mendukung bidang ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sumber

    daya manusia masyarakat Desa Kedungpari

    k. Organisasi Pemerintahan Desa

    Sebagaimana dipaparkan dalam UU No. 6 tahun 2015 bahwa di

    dalam Desa terdapat tiga kategori kelembagaan Desa yang memiliki

    peranan dalam tata kelola Desa, yaitu: Pemerintah Desa, Badan

    Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Dalam undang-

    undang tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan

    di tingkat Desa (pemerintahan Desa) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa

    dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintahan Desa ini dijalankan

    untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

    berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

  • 112

    dihormati dalam sistem pemerintahan di negeri ini. Pemerintah Desa atau

    yang disebut dengan nama lain adalah kepala Desa dan perangkat Desa

    sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Kepala Desa

    mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,

    pembangunan, dan kemasyarakatan.

    Desa Kedungpari terdiri dari 04 (Empat ) Dusun, yaitu Dusun

    Jabaran, Gerbo, Sumberwinong, Sumberbendo. Perangkat Desa menurut

    jenis jabatannya di Desa Kedungpari terdiri dari 1 jiwa Kepala Desa,

    Sekretaris Desa, 1 Staf Keuangan, 1 Staf Pembangunan, 1 Staf Kesra, 1

    Staf Umum, 1 Staf Keuangan dan 4 Kepala Dusun serta 1 Karyawan

    Desa. Desa Kedungpari terdiri dari 7 Rukun Warga (RW) dan 27 Rukun

    Tangga (RT).

    Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang merupakan

    perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa

    sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Badan

    Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama

    kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD

    berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Anggota

    BPD adalah wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan

    keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan

    mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat,

    golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat

  • 113

    lainnya. BPD berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala

    Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

    No Nama Jabatan

    1 H. SUYONO Kepala Desa

    2 Sekretaris Desa

    3 DWI MARDIANA Staf Urusan Pemerintahan

    4 SRI REJEKI H. Staf Urusan Keuangan

    5 ENDI SUDARMANTO Staf Urusan Umum

    6 IMAM MAHMUD Seksi Pembangunan

    7 IMAM SUBKI Staf Kesra

    8 M. SAJIDIN Kasun Jabaran

    9 ANANG RUDI H Kasun Gerbo

    10 EDY PRAYITNO Kasun Sumberwinong

    11 EDI SANTOSO Kasun Sumberbendo

    12 AHMAD HAFIDZ Karyawan Desa

    Tabel 7 : Nama Pejabat Pemerintah Desa Kedungpari

    Sumber : Arsip Desa Kedungpari

    No Nama Jabatan

    1 SUHARI Ketua

    2 Sekretaris

    3 WANDAYANI Bendahara

    4 M. MUSTOFA Anggota

    5 NAHROWI ARIF Anggota

    6 ILYAS Anggota

    7 JITO MULYO Anggota

    8 SUNYOTO Anggota

    9 FARICHUL HUDA Anggota

    10 SULIHTIYO Anggota

    11 EKO SUWIGYO Anggota

    Tabel 8 : Nama Badan Permusyawaratan Desa Kedungpari

    Sumber : Arsip Desa Kedungpari

  • 114

    l. Organisasi Lembaga Kemasyarakatan Desa

    Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain

    adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan

    dan merupakan mitra pemerintah Desa dalam memberdayakan

    masyarakat. Lembaga kemasyarakatan mempunyai tugas membantu

    pemerintah Desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan

    masyarakat Desa. Pembentukan lembaga kemasyarakatan ditetapkan

    dengan peraturan Desa. Hubungan kerja antara lembaga kemasyarakatan

    dengan pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

    No Nama Jabatan

    1 BAMBANG ASTADI Ketua

    2 AHMAD HAFIDZ Sekretaris

    3 PUJI ASMORO Bendahara

    4 NUR WAKHID Anggota

    5 HADI SUPRAYITNO Anggota

    6 WIKO WIRAWAN Anggota

    Tabel 9 : Nama-nama LPMD Desa Kedungpari

    Sumber : Arsip Desa Kedungpari

    m. Visi dan Misi

    1. Visi

    Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa

    depan, berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui

  • 115

    proses refeksi dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur yang dianut

    oleh seluruh komponen pemangku kepentingan.

    Bersamaan dengan penetapan RPJM-Desa Kedungpari, dirumusan

    dan ditetapkan juga Visi Desa Kedungpari :

    “Membangun Desa Kedungpari menjadi kawasan desa peternakan

    berbasis pertanian menuju masyarakat agamis, adil dan sejahtera”

    2. Misi

    Hakekat Misi Desa Kedungpari merupakan turunan dari Visi

    Desa Kedungpari Misi merupakan tujuan jangka lebih pendek dari visi

    yang akan menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan

    kata lain Misi Desa Kedungpari merupakan penjabaran lebih operatif

    dari Visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan

    mengantisipasi setiap terjadinya perubahan situasi dan kondisi

    lingkungan di masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai Visi

    Desa Kedungpari

    Untuk meraih Visi Desa Kedungpari seperti yang sudah

    dijabarkan di atas, dengan mempertimbangan potensi dan hambatan

    baik internal maupun eksternal, maka disusunlah Misi Desa

    Kedungpari sebagai berikut:

    1. Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk

    menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  • 116

    2. Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar

    dan intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya

    perbedaan agama, keyakinan, organisasi, dan lainnya dalam suasana

    saling menghargai dan menghormati.

    3. Membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan jalan penataan

    pengairan, perbaikan jalan sawah / jalan usaha tani, pemupukan, dan

    polatanam yang baik.

    4. Membangun dan meningkatkan hasil peternakan dengan jalan

    perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang peningkatan hasil

    peternakan sapi, domba dan ayam kampung serta peternakan ikan lele.

    5. Menata Pemerintahan Desa Kedungpari yang kompak dan

    bertanggung jawab dalam mengemban amanat masyarakat.

    6. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius.

    7. Mencari dan menambah debet air untuk mencukupi kebutuhan

    pertanian.

    8. Menumbuh Kembangkan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok

    Tani serta bekerja sama denga HIPPA untuk memfasilitasi kebutuhan

    Petani.

    9. Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah.

    10. Bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan didalam

    Melestarikan Lingkungan Hidup

  • 117

    11. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal

    maupun informal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh warga

    masyarakat tanpa terkecuali yang mampu menghasilkan insan

    intelektual, inovatif dan enterpreneur (wirausahawan).

    12. Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk pengembangan dan

    optimalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan,

    baik tahap produksi maupun tahap pengolahan hasilnya.

    n. Kebijakan Pembangunan Desa

    Kebijakan pembangunan desa yang hendak dicapai dalam lima tahun ke

    depan meliputi tiga aspek mendasar, yaitu :

    a. Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat Pelayanan

    kebutuhan dasar masyarakat yang diutamakan adalah dalam bidang

    pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti :

    1. Wajib belajar anak didik 9 tahun, dengan target lima tahun kedepan

    sudah tidak ada lagi masyarakat yang buta huruf.

    2. Revitalisasi MCK, sanitasi dan drainase rumah tangga

    3. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Poskesdes sampai pelayanan

    rawat inap, memberikan pelayanan pengobatan gratis bagi RTM,

    melengkapi alat-alat kesehatan ibu, anak dan lansia.

    4. Revitalisasi peran dan fungsi Posyandu.

  • 118

    b. Mengoptimalkan potensi pertanian

    1. Memanfaatkan lahan tidur dan lahan perhutani yang ada dengan

    tanaman keras dan tumpangsari lainnya (polowijo). Upaya ini akan

    didukung melalui kerjasama antara pemerintahan desa dengan

    Perhutani.

    2. Mengurangi kehilangan debit air irigasi melalui perbaikan saluran

    dan bendung.

    3. Mengupayakan pupuk dan bibit murah (pupuk organik) dengan

    memanfaatkan limbah ternak yang ada.

    4. Perbaikan pola tanam, intensifikasi yang dikoordinasikan melalui

    HIPPA dan didukung oleh PPL Pertanian.

    5. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan

    usaha kecil dan mikro

    6. Mengembangkan kelompok-kelompok simpan pinjam yang

    tersebar di tingkat dusun dan desa, terutama kelompok PKK

    7. Mengupayakan kerja sama dengan pemodal, pasar dan sumber

    bahan baku.

    8. Meningkatkan keterampilan usaha melalui pelatihan-pelatihan

    kewirausahaan.

  • 119

    B. Penyajian Data

    1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Kedungpari Kecamatan

    Mojowarno Kabupaten Jombang.

    a. Mekanisme Penyaluran dan Pencairan Alokasi Dana Desa

    Dalam rangka penyaluran dana desa, Menteri Desa Eko Putro

    Sandjojo selaku pengguna anggaran bendahara umum negara menetapkan

    Direktur Pembiayaan dan transfer Non dana perimbangnan sebagai KPA

    (Kuasa Pengguna Anggaran) BUN (bendahara umum negara) transfer non

    dana perimbangan, Tugas dan wewenang KPA BUN adalah memperoleh

    kuasa dari pengguna anggaran untuk dapat melaksanakan sebagian

    kewenangan dan tanggungjawab pengguna anggaran pada kementrian

    desa. Selanjutnya KPA BUN menyusun DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

    Aggaran), DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang digunakan

    sebagai acuan pengguna anggaran dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah

    sebagai pelaksanaan APBN.

    Setelah KPA BUN menyusun DIPA kemudian dilanjutkan dengan

    penyampaian kepada Direktorat Jendral Anggaran untuk mendapat

    pengesahan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Berdasarkan

    DIPA yang telah disahkan, KPA BUN kemudian menerbitkan SKPRDD

    (Surat Keputusan Penetapan Rincian Dana Desa), yang dimaksud dengan

    SKPRDD adalah surat keputusan yang mengakibatkan pengeluran atas

    beban anggaran yang memuat rincian jumlah dana desa setiap

  • 120

    kebupaten/kota dalam satu tahun anggaran. SKPRDD ini dijadikan sebagai

    dasar tahapan pelaksanaan penyaluran dana desa. Dari diterbitkannya

    SKPRBB ini kemudian dijadikan dasar juga untuk penerbitan SPP (Surat

    Permintaan Pembayaran), SPP yang dimaksud adalah dokumen yang

    diterbitkan oleh KPA yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada

    negara. Diterbitkannya SPP oleh KPA ini menjadi dasar penerbitan SPM

    (Surat Perintah Membayar), SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh

    pengguna anggaran untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA

    atau dokumen lain yang disamakan.

    Pada tahap kedua ini dalam rangka penyaluran dana desa yang

    dilakukan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah adalah dengan cara

    transfer dana dari RKUN (Rekening Kas Umum Negara) ke RKUD

    (Rekening kas umum Daerah ). Transfer dana ini dilakukan secara

    bertahap dengan ketentuan tahap pertama pada bulan Maret sebesar 60%

    dan tahap kedua pada bulan Agustus sebesar 40%. Penyaluran yang

    dilakukan pemerintah daerah menggunakan RKUD ke RKD (Rekening

    Kas Desa) dilakukan paling lambat 7 hari kerja setelah dana desa diterima

    di RKUD. Penyaluran dana desa dari RKUN ke RKUD pada tahap

    pertama dilakukan setelah KPA dalam hal ini Menteri Desa melalui Dirjen

    Perimbangan Keuangan menerima :

    1. Peraturan Daerah mengenai APBD kabupaten/kota tahun anggaran

    berjalan.

  • 121

    2. Peraturan bupati /walikota mengenai tata cara pembagian dan

    penetapan rincian Dana Desa setiap desa.

    3. Laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi penggunaan dana

    desa tahun anggaran sebelumnya dari bupati/walikota.

    Penyaluran pada tahap kedua dilakukan setelah menteri desa

    melalui Dirjen Perimbangan keuangan menerima laporan realisasi

    penyaluran dan konsolidasi penggunaan dana desa tahap pertama dari

    bupati/walikota. Laporan realisasi penyaluran dana desa tahap pertama

    harus sekurang kurangnya 50% dari dana yang telah disalurkan.

    Penyaluran dana desa selanjutnya dilakukan oleh bupati/walikota.

    Penyaluran pada tahap pertama oleh bupati segera dilakukan setelah

    menerima peraturan desa mengenai APBDesa dan laporan realisasi

    penggunaan dana desa tahun anggaran sebelumnya dari kepala desa.

    Besaran persentase dana desa pada tahap pertama yakitu 60% yang

    dilaksanakan pada bulan maret. Kemudian penyaluran pada tahap kedua

    dilakukan setelah bupati menerima laporan realisasi penggunaan dana desa

    tahap pertama dari kepala desa dengan catatan serapan dana paling kurang

    adalah sebesar 50% dari dana yang sudah disalurkan pada tahap pertama.

    Pada tahap kedua ini dilaksanakan pada bulan agustus sebesar 40% dari

    total dana desa yang akan disalurkan di desa kedungpari. Penyaluran dana

    desa dari RKUD ke UKD setiap tahap dilakukan paling lambat 7 hari kerja

    setelah diterima di RKUD.

  • 122

    Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD tahap pertama

    dilakukan setelah kepala desa menyampaikan usulan kepada bupati

    melalui camat, Kepala desa bersama sekdes menyusun Raperdes tentang

    APBDesa berdasarkan RKPDesa. Selanjutnya kepala desa Bapak Suyono

    bersama BPD Bapak Suhari membahas dan menyepakati APBDes setelah

    melakukan rapat.

    Berikut wawancara dengan Bapak Suhari ketua BPD Desa Kedungpari,

    “Setiap menyusun APBDes selalu dilakukan konsolidasi dengan Kepala

    Desa dalam rangka mematuhi perundang undangan yang berlaku saat ini,

    selain itu dalam menyusun rancangan APBDes perlu dilakukan

    pengawasan oleh kami dari pihak BPD dengan tujuan meminimalisir

    perencanaan kegiatan yang tidak tepat sasaran dengan rujukan utama yaitu

    dokumen RPJMDes yang telah disahkan sebelumnya”.

    (wawancara dilakukan di kediaman Bapak Suhari pada pukul 19.00wib tgl

    28 mei 2017)

    Kemudian hasil pengesahan APBDes paling lambat 3hari harus sudah

    disampaikan kepada camat Mojowarno untuk dievaluasi dan oleh camat

    segera disampaikan kepada Bupati Jombang untuk dievaluasi paling lama

    20hari kerja. Setelah itu, hasil evaluasi akan disampaikan kepada kepala

    desa melalui camat, ketika Perdes tidak ada yang harus di evaluasi maka

    Perdes sudah berlaku saat itu juga. Akan tetapi jika Perdes tersebut tidak

    sesuai dengan kajian Bupati maka kepala desa harus segera merevisi

    paling lama 7 hari kerja. Apabila revisi tidak ditinjak lanjuti dengan benar

    oleh kepala desa maka Perdes APBDes tersebut dibatalkan melalui

    Keputusan Bupati dan sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBDes

  • 123

    tahun anggaran sebelumnya. Pembatalan ini hanya bersifat untuk

    operasional penyelenggaraan pemdes.

    1. Untuk pencairan dana desa pada tahap pertama ini melampirkan

    persyaratan sebagai berikut

    a. Surat pengantar dari kepala desa perihal permohonan

    pencairan dana desa tahap pertama

    b. Fotocopy buku taabungan pada bank yang ditunjuk atas nama

    Pemerintah desa

    c. RPJMDesa

    d. RKPDesa

    e. Peraturan desa tentang APBDesa

    f. Berita acara rapat musrenbangdesa

    g. Keputusan kepala desa tentang pembentukan tim pengelola

    desa.

    h. Laporan realisasi penerimaan dan realisasi belanja tahun

    sebelumnya beserta salinan bukti pertanggungjawabannya

    i. Rencana Anggaran Belanja tahap pertama

    j. Berita acara hasil verifikasi persyaratan pencairan dana desa

    tahap pertama dari tim fasilitasi dana desa tingkat kecamatan.

    Pada tahap kedua untuk pencairan dana desa melampirkan sebagai

    berikut:

  • 124

    a. Surat pengantar dari kepala desaperihal permohonan pencairan

    dana desa tahap kedua

    b. Fotocopy buku tabungan pada bank yang ditunjuk atas nama

    Pemerintah Desa

    c. Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa apabila ada

    perubahan APBDesa

    d. Berita acara rapat musrenbangdes perubahan APBDesa apabila

    ada perubahan

    e. Laporan realisasi penerimaan dan realisasi belanja tahap

    pertama tahun anggaran berkenan beserta salinan bukti surat

    pertanggungjawabannya

    f. Rencana anggaran belanja (RAB) tahap kedua

    g. Berita acara hasil verifikasi persyaratan pencairan dana desa

    tahap kedua dari tim fasilitasi dana desa tingkat kecamatan.

    Pada bagian tim pembina kecamatan mengoreksi dan memastikan

    permohonan surat rekomendasi dan kelengkapannya desa bahwa usulan

    kegiatan sudah tercantum dalam RKPDes dan APBDes. Setelah

    dinyatakan memenuhi syarat oleh tim pembina dan pengawasan dana desa

    kecamatan, surat rekomendasi yang dibuat kecamatan ditandatangani oleh

    camat dan kemudian ditujukan ke badan dengan tembusan Dinas, Dinas

    adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Jombang,

    Badan adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

    Jombang.

  • 125

    Selanjutnya berkas yang sudah dikirim ke pemerintah Kabupaten

    Jombang dan telah diverifikasi oleh Tim kabupaten. Dinas pemberdayaan

    akan menerbitkan rekomendasi pencairan dana desa dan selanjutnya

    diteruskan kepada kepala bagian keuangan sekretariat Kabupaten

    Jombang.

    Kepala Bidang Keuangan Sekretariat berdasarkan persetujuan

    Bupati Jombang segera menyelesaikan administrasi keuangan setelah

    menerima surat rekomendasi dari ketua Tim fasilitasi dana desa

    Kabupaten Jombang yang kemudian langsung dipindahbukukan ke

    Rekening Kas Desa sesuai nomor rekening desa. Prioritas penggunaan

    dana desa untuk membiayai pelaksanaan program kegiatan di bidang

    pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

    Program Kegiatan sarana dan prasarana yang dilakukan di Desa

    Kedungpari salah satunya adalah pembangunan plengsengan sungai yang

    berguna untuk pengairan sawah petani dalam rangka peningkatan hasil dan

    kualitas tanam para petani. Kegiatan pembangunan Plensengan pada tahun

    2016 di Desa Kedungpari berjumlah 11 Kegiatan yang tersebar di dusun

    Sumberbendo 2 unit, Sumberwinong 4 unit, Jabaran 3 unit dan dusun

    Gerbo 3 unit. Pembangunan 11 Unit plengsengan tersebut menghabiskan

    dana 280 Juta dengan luas keseluruhan mencapai 5 KM persegi. Selain

    pembangunan sarana dan prasarana desa, kegiatan dalam rangka

    pelaksanaan APBDes adalah pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan

    pemberian

  • 126

    Gambar 5 : Proses Pembangunan Plengsengan di Desa Kedungpari

    Sumber : Dokumen pertanggungjawaban kegiatan desa Kedungpari

    Pada gambar diatas tampak salahsatu pelaksanaan kegiatan

    pembangunan plengsengan di dusun Sumberbendo Desa Kedungpari pada

    tanggal 20 Maret 2017. Pelaksanaan pembangunan plengsengan tersebut

    menghabiskan dana 36 juta rupiah dan memiliki dimensi 300x2x0.70m.

    Pembangunan plengsengan ini dilakukan oleh warga masyarakat desa

    secara gotongroyong dibawah arahan kepala seksi pembangunan desa

    bapak Imam Mahmud dan penanggungjawab Bapak Kepala Desa Suyono.

    Berikut hasil wawancara dengan Kepala Desa Bapak Suyono, mengatakan

    “untuk saat ini kami fokus pembangunan pada sektor irigasi yang dilakukan

    pada pembangunan plengsengan dan perbaikan DAM yang ada diwilayah

    desa Kedungpari,hal ini dikarenakan banyaknya keluhan dari para petani

    mengenai masalah irigasi baik itu air yang cepat meresap kedalam tanah

    ketika proses pengairan sawah, maupun longsor nya tanah sekitar sungai

    yang berakibat penyempitan daerah aliran sungai”.

    (wawancara dilakukan dikediaman Kepala Desa pada tgl 29mei 2017

    pukul 18.00wib)

  • 127

    Selain pembiayaan kegiatan sarana dan prasarana, bidang yang lain

    juga tidak luput dari pembiayaan adalah bidang pembangunan ekonomi.

    Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemberian bantuan pakan ikan lele dan

    bibit ikan kepada 5 kelompok yang sudah ada beberapa tahun sebelumnya

    yang beranggotakan 5 orang perkelompok untuk pembudidayaan kolam

    ikan lele yang tersebar di 4 dusun berdasarkan kapasitas kolam yang ada..

    Program ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan pengembangan usaha

    produktif yang wajib dilakukan oleh pemerintah desa kepada warga desa

    setiap tahunnya.

    Gambar 6 : Penerimaan bantuan pakan ikan oleh perangkat desa.

    Sumber : Laporan pertanggungjawaban desa Kedungpari.

    Pada gambar diatas tampak pemberian bantuan pakan dari Bapak

    Edy Prayitno sebagai kepala dusun Sumberwinong kepada bapak gunaji

    selaku pembudidaya lele. Bantuan tersebut dimaksudkan sebagai stimulan

    untuk para pembudidaya agar usaha mereka berkembang dan dapat

  • 128

    mempengaruhi masyarakat yang lain untuk segera bergabung dengan

    kelompok pembudidaya yang sudah ada. Berikut adalah hasil wawancara

    dengan salahsatu penerima bantuan Bapak Gunaji :

    “Saya secara pribadi sangat merasa bersuyukur atas adanya perhatian dari

    pihak pemerintah desa ini, hal semacam ini sangat penting untuk dilakukan

    mengingat saat ini para warga desa tidak bisa hanya mengandalkan

    pendapatan dari bertani saja. Kami harus melakukan hal yang lain guna

    memenuhi kebutuhan sehari hari kami. Kebetulan sebelum saya menerima

    bantuan ini, saya sudah mempunyai kolam lele sendiri atas hasil kerja keras

    sendiri, jadi ini pemberian bantuan semacam ini membuat saya semakin

    termotivasi untuk memperbesar omset yang sudah saya dapatkan”.

    (wawancara dilakukan dikediaman Bapak Gunaji pada tgl 30mei 2017 pukul

    15.00 wib.)

    Pada program pembangunan desa yang terakhir adalah kegiatan

    pembangunan di bidang pemberdayaan masyarakat. Pada bidang ini sangat

    minim kegiatan yang dilakukan, kegiatan yang dilakukan hanya bersifat

    kegiatan penyuluhan, peningkatan kapasitas aparat desa itu sendiri dan

    badan keswadayaan masyarakat. Hal ini tentu sangat bertolak belakang

    dengan konsep pemberdayaan sesungguhnya yang merupakan program

    penguatan masyarakat desa dalam hal memenuhi kebutuhannya sendiri

    secara mandiri melalui bidang usaha sehingga dapat meningkatkan

    perekonomiannya. Berikut salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan

    kapasitas aparat desa dan badan keswadayaan masyarakat di Desa

    Kedungpari

  • 129

    :

    Gambar 7 : Kegiatan Penguatan BKM dan Aparat desa Kedungpari

    Sumber : Dokumen kegiatan Pemerintah Desa Kedungpari.

    Pada gambar diatas tampak kegiatan penguatan BKM dan aparat

    desa yang dilakukan oleh pemerintah desa Kedungpari pada tanggal 16 april

    2017 bertempat di Balaidesa Kedungpari pukul 19.00 WIB. Kegiatan

    tersebut membahas mengenai strategi dan pembahasan masalah masalah

    yang dihadapi oleh aparat desa maupun BKM ketika menjalankan program

    program desa yang sudah dan akan dilaksanakan.berikut wawancara yang

    dilakukan kepada Bapak Imam Subkhi sebagai aparat Desa Kedungpari.

    “kegiatan semacam ini memliki tujuan untuk kembali mengingatkan

    sekaligus memperkuat kinerja para aparat desa dan lembaga keswadayaan

    masyarakat mengenai pengelolaan sistem kepemerintahan desa yang baik

    dan benar. Maka bisa dikatakan ini juga salah satu kegiatan pemberdayaan

    masyarakat yang dilakukan dari sudut pandang aparatur desa yang hasilnya

    juga akan diraksakan masyarakat ketika aparat mereka bekerja sesuai

    dengan peraturan yang berlaku tanpa adanya kesalahan yang fatal seperti

    penyelewengan dana atau semacamnya.” (wawancara dilakukan pada tgl 1

    Juni 2017 pukul 11.00 WIB)

  • 130

    Selanjutnya peneliti menggunakan fungsi manajemen POSDCORB

    untuk mencari data dan menganalisa fokus penelitian ini, fungsi

    manajemen POSDCORB ini dikemukakan oleh Luther M. Gullick dalam

    karyanya “Papers on the Science of Administration” fungsi manajemen

    yang mendukung dalam fokus mekanisme penyaluran dan pencairan dana

    desa di Desa Kedungpari yang pertama pertama adalah:

    1. Planning (Perencanaan)

    Proses menetapkan secara garis besar apa yang perlu dilakukan dan

    metode yang digunakan untuk melakukannya agar mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan bagi organisasi (working out in broad outline the things

    that need to be done and the methods for doing them to accomplish the

    purpose set for the enterprise). Menurut Drs.Malayu Hasibuan, Planing

    atau perencanaan adalah sebuah keputusan yang menjadi pedoman untuk

    mencapai suatu tujuan tertentu.

    Pada fungsi perencanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh

    pemerintah desa Kedungpari adalah membuat dokumen perencanaan

    pembangunan untuk 5 tahun kedepan yakni RPJMdes. RPJMdes berisi

    tentang penetapan isu strategis yang ada di desa kemudian dibuat prioritas

    pembangunan dan rencana kegiatan pembangunan dalam rangka

    pelaksanaan alokasi dana desa. Berikut isu strategis dan potensi yang ada

    di dalam dokumen RPJMDes Desa Kedungpari:

  • 131

    a. Potensi

    Desa Kedungpari memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber

    daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan / organisasi.

    Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal

    diberdayakan.

    1) Sumber Daya Alam

    - Lahan pertanian (sawah) seluas 173.185. Ha yang masih dapat

    ditingkatkan produktifitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara

    optimal

    - Tersedianya pakan ternak yang baik untuk mengembangkan

    peternakan seperti sapi, kambing dan ternak lain, mengingat usaha ini

    baru menjadi usaha sampingan.

    - Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan

    untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik

    - Adanya hasil panen kacang tanah, jagung, ubi tanah, dan lainnya yang

    cukup yang melimpah dari hasil pengelolaan hutan bersama

    masyarakat.

    - Adanya potensi sumber air tawar dan sungai yang bisa dikembangkan

    untuk usaha perikanan air tawar

    2) Sumber Daya Manusia

    - Kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa relatif teratur

    dan terjaga adatnya.

  • 132

    - Besarnya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang

    tinggi.

    - Terpeliharanya budaya rembug di desa dalam penyelesaian

    permasalahan

    - Cukup tingginya partisipasi dalam pembangunan desa.

    - Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat.

    Inilah salah satu bentuk partisipasi warga.

    - Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai tenaga

    produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah tangga.

    - Terpeliharanya budaya saling membantu diantara warga masyarakat.

    - Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun.

    - Adanya kader kesehatan yang cukup, dari bidan sampai para kader di

    posyandu yang ada di setiap dusun

    - Adanya penduduk yang punya ketrampilan dalam pembuatan meubeler

    kayu.

    3) Kelembagaan / Organisasi

    - Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, pamong desa,

    lembaga desa dan masyarakat, merupakan kondisi yang ideal untuk

    terjadinya pembangunan desa.

    - Adanya lembaga di tingkat desa, yaitu Pemerintah Desa, LPMD dan

    BPD yang berperan dan dipercaya masyarakat.

    - Adanya kelompok-kelompok di desa seperti Karang Taruna, kelompok

    tani dan kelompok keagamaan.

  • 133

    3) Masalah

    Daftar peta permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes

    penyusunan RPJM Desa Kedungpariyang menghadirkan masing-masing

    perwakilan dusun yang berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang ada

    di dalamnya dengan menggunakan alat kaji Potret Desa, Diagram Venn

    Hubungan Kelembagaan serta Kalender Musim. Sebagai data tambahan,

    upaya observasi dan wawancara dengan para pihak terkait juga dilakukan,

    sehingga dimungkinkan tidak ada masalah, potensi dan usulan

    perencanaan pembangunan desa yang terlewatkan/tidak terakomodasi.

    Semua pandangan yang muncul diinventarisir, dicoding, dan

    diskoring, untuk kemudian diurutkan berdasarkan nilai permasalahan yang

    mendapat skoring terbanyak di masing-masing bidang. Karena begitu

    banyaknya masalah yang masuk maka diupayakan reduksi data, sehingga

    masalah di sini benar-benar masalah pokok dan penting. Di bawah ini

    adalah daftar masalah yang secara kualitatif dirasakan oleh masyarakat

    yang dirumuskan dari hasil pengkajian di masing-masing dusun.

    No Bidang Masalah

    1 Sarana/prasarana

    1. Sarana transportasi (jalan) per-RT yang rusak

    2. Belum ada pembuangan air di kanan dan kiri jalan (drainase)

    3. Jalan penghubung antara dusun Jabaran dengan Gerbo rusak

    4. Tergerusnya badan jalan di dusun Jabaran sepanjang 100 m

    5. R

  • 134

    2 Sosial Budaya

    1. Kurangnya kesediaan air bersih, terutama di musim kemarau

    2. Kurangnya kesadaran warga untuk hidup bersih

    3. Sarana dan prasarana TK Darma Wanita ............. I tidak memadahi

    4. Rendah dan kurangnya kesadaran pendidikan agama di kalangan warga masyarakat

    5. Terbengkalainya pembangunan Masjid dusun sumberbendo

    6. Kurang kompaknya pemuda, sehingga sering menimbulkan gesekan dan konflik kepentingan

    7. Kurangnya alat kesenian

    8. Budaya jawa kurang diminati pemuda

    9. Biaya sekolah mahal (SPP, buku, dll)

    10. Sarana dan prasarana sekolah kurang (komputer dll)

    11. Kurang peralatan penyemprotan nyamuk

    12. MCK belum memenuhi standar minimal kesehatan

    3 Ekonomi

    Masyarakat

    1. Banyak warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap

    2. Penghasilan pertanian kurang

    3. Pembelian pupuk pada masa tanam sulit

    4. Banyaknya pengangguran

    Tabel 10 : Bidang dan permasalahan

    Sumber : RPJMDes Desa Kedungpari Tahun 2014-2019

    Permasalahan dan isu strategis di Desa Kedungpari ini diserap

    melalui kegiatan musrenbangdes yang diikuti oleh semua lapisan

    masyarakat dan aparat desa. Berikut wawancara dengan bapak Wandayani

    selaku anggota BPD yang pada saat itu hadir mengikuti kegiatan

    musrenbangdes.

    “Musrenbangdes di desa Kedungpari ini penting karena melalui kegiatan

    ini dapat diperoleh permasalah-permasalahan pokok yang ada di

  • 135

    lingkungan desa yang selama ini mungkin belum terdeteksi dan belum

    dirumuskan pemecahannya, akan tetapi saya pribadi berharap

    musrenbangdes ini diikuti juga oleh terutama para pemuda yang ada di

    desa hal ini dikarenakan masih sedikitnya unsur pemuda yang mengikuti

    kegiatan ini. (wawancara dilakukan pada tgl 27 Mei 2017 pukul 18.00

    WIB).

    Melihat fakta tentang kegiatan musrenbangdes di Desa

    Kedungpari, didalam tabel dapat dilihat bahwa permasalahan yang ada di

    Desa kedungpari meliputi bidang sarana dan prasarana, sosial budaya dan

    ekonomi masyarakat. Ketiga bidang tersebut akan dikerucutkan lagi

    menjadi kegiatan-kegiatan teknis dilapangan dan pembangunan teknis

    seperti pembangunan plengsengan, perbaikan jalan, bantuan modal,

    penyuluhan kepemudaan dan kegiatan pembangunan yang lainnya.

    2. Organizing (Pengorganisasian)

    Pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan yang

    berkaitan dengan penyusunan struktur yang dirancang untuk membantu

    pencapaian tujuan-tujuan telah ditentukan. Pengorganisasian di

    pemerintahan desa Kedungpari merupakan suatu proses

    mengorganisasikan aparatur desa untuk melaksanakan misi utama mereka

    dalam mengelola alokasi dana desa. Berikut ini adalah struktur organisasi

    pemerintah desa Kedungpari

  • 136

    Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan

    Desa KEDUNGPARI

    Gambar 8 : Susunan organisasi Desa Kedungpari

    Sumber : Dokumen RPJMDes Tahun 2014-2019

    Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ada 10 aktor penting dalam

    pengelolaan dana desa dan susunan kepegawaian aparat desa Kedungpari

    mulai dari Kepala Desa dan BPD sampai dengan kepala Dusun.

    Kemudian, untuk penjelasan masing-masing fungsi aparat desa di atas

    akan di jelaskan di bagian fungsi manajemen Staffing dibawah ini.

    3. Staffing (Pengadaan Tenaga Kerja)

    Staffing merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penentuan

    siapa-siapa yang melakukan seluruh pekerjaan sesuai dengan tugasnya

    BPD Kepala

    Desa

    Sekretaris

    Desa

    Staf Urusan

    Umum

    Staf Urusan

    Pemerintahan

    Staf

    Pembangunan Staf Kesra

    Karyawan

    Desa

    Kasun

    Staf Urusan

    Keuangan

  • 137

    bidang dan keahliannya masing-masing dalam organisasi tersebut. Bila

    organizing menyusun wadah yang legal tempat menampung segala

    kegiatan maka staffing berhubungan dengan penentuan tenaga-tenaga

    pelaksananya. Dengan kata lain menentukan fungsi personil keseluruhan

    akan menduduki tiap posisi serta memelihara kondisi yang favorabel.

    Untuk fungsi manajemen Staffing di Desa Kedungpari pembagiannya

    sebagai berikut

    1. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

    - Ketua BPD : Bapak Suhari

    - Sekretaris BPD : Ibu Jumiasih

    - Bendahara BPD : Bapak Wandayani

    - Anggota BPD (8 orang) : Bapak Mustofa, Arif Nahrowi, Ilyas, Jito

    Mulyo, Sunyoto, Fachrul Huda, Sulihtyo dan Bapak Eko

    Suwigyono.

    2. Kepala Desa Kedungpari adalah Bapak Suyono

    3. Sekretaris Desa : Bapak Tomi

    4. Karyawan Desa : Bapak Hafidz

    5. Staf Urusan Pemerintahan : Ibu Dwi Mardiana

    6. Staf urusan umum : Bapak Endy Sudarmanto

    7. Staf urusan keuangan : Ibu Sri Rejeki

    8. Staf Pembangunan : Bapak Imam Mahmud

    9. Staf kesra : Bapak Imam Subki

  • 138

    10. Kepala Dusun : Bapak M Sajidin (Dusun Jabaran), Bapak Anang Rudi

    (Dusun Gerbo), Bapak Edy Prayitno (Dusun Sumberwinong), Bapak

    Edi Santoso (Dusun Sumberbendo)

    Daftar nama-nama diatas adalah nama-nama aparat desa yang

    bertanggungjawab atau dpat dikatakan sebagai aktor utama dalam rangka

    melaksanakan pengelolaan dana desa, proses penetapan aparat desa di desa

    kedungpari adalah melalui seleksi di kecamatan kemudian diatur dalam

    peraturan desa tentang pengangkatan pegawai aparat desa. Selanjutnya

    untuk sistem koordinasi dan pembagian tanggungjawab serta tugas yang

    dibebankan ke masing-masing aparat desa diatur melalui fungsi

    manajemen Coordinating (pengkoordinasian) dibawah ini.

    4. Coordinating (Pengkoordinasian)

    Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur (orderly

    synchronization) dari usaha-usaha (efforts) untuk mencapai pangaturan

    waktu (timing) dan terpimpin (directing) dalam hasil pelaksanaan yang

    harmonis dan bersatu untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan

    (stated objective). Selain itu pengkoordinasian yaitu kegiatan yang

    berhubungan dengan usaha menyatukan dan mengarahkan kegiatan dari

    seluruh aspek organisasi itu agar dalam setiap gerak dan langkahnya

    tertuju pada tujuan. Dengan kata lain adanya interelasi dari berbagai model

    pekerjaan. Di desa Kedungpari Pengkoordinasian yang dilakukan dalam

    rangka pengelolaan alokasi dana desa yaitu

  • 139

    - Kepala Desa Bapak Suyono menjalankan roda pemerintahan desa

    dengan dasar kebijakan yang telah ditetapkan bersama dengan BPD

    yang dipimpin oleh Bapak Suhari.

    - Kepala Desa memimpin kegiatan musrenbang desa untuk pembuatan

    dokumen perencanaan yaitu RPJMDes sebagai salah satu sayarat untuk

    mengunduh dana desa di pemerintah kabupaten melalui pihak

    kecamatan.

    - Selanjutnya, Kepala Desa Menyusun dan mengajukan rancangan

    peraturan desa mengenai APBDesa untuk dibahas dan ditetapkan

    bersama BPD.

    - Pada sektor Sekretaris Desa, fungsi sekretaris desa Bapak Tomi adalah

    sebagai pembantu dan berada dibawah kepala desa di bidang

    pembinaan dan pelayanan teknis administrasi tentang penyiapan bahan

    laporan seperti laporan pertanggungjawaban kegiatan dan laporan

    penyelenggaraan pemerintah desa.

    - Selanjutnya sekretaris desa juga membantu dalam melaksanakan

    penyusunan peraturan desa yang digunakan sebagai pedoman

    pelaksanaan alokasi dana desa. Dalam melaksanakan tugasnya,

    Sekretaris Desa dibantu oleh 4 orang staf yaitu Staf Umum Bapak

    Endy Sudarmanto, Staf Keuangan Ibu Sri Rejeki, Staf urusan

    pemerintahan Ibu Dwi Mardiana dan Karyawan Desa Bapak Hafidz.

    Sekretaris desa mempunyai pertanggungjawaban penuh dan langsung

    ke Kepala Desa atas kinerja keempat staf tersebut.

  • 140

    - Staff Urusan Umum mempunyai fungsi mengendalikan kearsipan dan

    surat masuk serta keluar, bertanggungjawab penuh atas inventaris

    barang yang ada di kantor desa dan membantu sekretaris desa dalam

    menyiapkan bahan laporan pertanggungjawaban kegiatan yang

    dilakukan dengan menggunakan dana desa. Staff umum bapak Endy

    Sudarmanto bertanggungjawab atas kinerjanya kepada Sekretaris desa

    Bapak Tomi.

    - Staf Urusan Keuangan mempunyai fungsi membantu tugas sekretaris

    desa dalam mengelola sumber peghasilan desa, administrasi keuangan

    desa dan mempersiapkan bahan untuk membuat APBDes, menerima

    menyimpan dan mengeluarkan atas persetujuan dan seizin Kepala

    Desa, membukukan dan mempertanggungjawabkan keuangan desa.

    Staff Urusan keuangan Ibu Sri rejeki bertanggungjawab atas kinerjanya

    kepada Sekretaris Desa Bapak Tomi.

    - Staf Urusan Pemerintahan Mempunyai Tugas dan Fungsi membantu

    Kepala Desa untuk melakukan pengelolaan administrasi kependudukan

    Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan administrasi

    kependudukan, administrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman dan

    ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan bahan perumusan

    kebijakan penataan, kebijakan dalam Penyusunan produk hukum Desa.

    Contoh produk hukum di Desa Kedungpari adalah Perdes yang

    mengatur tentang besaran APBDes maupun perdes tentang

    pertanggungjawaban realisasi anggaran APBDes yang digunakan

  • 141

    untuk mengunduh dana desa di tingkat kabupaten ke rekening umum

    desa untuk keperluan pembangunan desa dan urusan rumah tangga

    desa. Staff urusan Pemerintahan oleh Ibu Dwi Mardiana mempunyai

    pertanggungjawaban kepada Sekretaris Desa Bapak Tomi.

    - Staf urusan Pembangunan yang dijabat oleh Bapak Imam Mahmud

    mempunyai pertanggungjawaban langsung dibawah Kepala Desa

    Bapak Suyono. Dalam pelaksanaannya Staff urusan pembangunan

    memiliki tugas dan fungsi yaitu melaksanakan koordinasi, pelayanan,

    penyuluhan dan pembinaan bidang pembangunan, pertanian, pekerjaan

    umum, irigasi dan jalan, mengumpulkan, mengelola dan mengevaluasi

    data bidang ekonomi pembangunan, menyusun dan membuat laporan

    bidang ekonomi pembangunan dan melaporkan kepada Kepala Desa.

    Staf urusan pembangunan ini sangat penting karena mempunyai akses

    langsung kepada kepala desa dalam komunikasi nya mengenai teknis

    pembangunan fisik.

    - Staf Urusan Kesejahteraan Rakyat yang dijabat oleh Bapak Imam

    Subki ini memiliki tugas dan pertanggungjawaban langsung kepada

    Kepala Desa Bapak Suyono dalam membantu mempersiapkan bahan

    perumusan kebijakan teknis dalam hal memberdayakan masyarakat

    dan sosial kemasyarakatan. Selain itu fungsi yang harus dilakukan

    adalah melaksanakan koordinasi, pelayanan, penyuluhan dan

    pembinaan kehidupan masyarakat bidang kesejahteraan, sosial,

    keagamaan, kebudayaan dan pendidikan. Mengumpulkan, mengelola

  • 142

    dan mengevaluasi data bidang kesejahteraan, sosial, keagamaan,

    kebudayaan dan pendidikan. Meyusun dan membuat laporan pada

    bidangnya serta menyampaikannya kepada Kepala Desa. Staf urusan

    kesejahteraan ini sangat penting karena mempunyai akses langsung

    kepada kepala desa dalam komunikasi nya mengenai teknis kegiatan

    yang menyangkut kesejahteraan rakyat.

    - Kepala Dusun yang dijabat oleh Bapak M Sajidin (Dusun Jabaran),

    Bapak Anang Rudi (Dusun Gerbo), Bapak Edy Prayitno (Dusun

    Sumberwinong), Bapak Edi Santoso (Dusun Sumberbendo)

    mempunyai tugas dan fungsi membantu kinerja kepala desa yang

    masih berada dalam wilayah dusun, membantu juga dalam sosialisasi

    program-program yang didanai dana desa, melakukan koordinasi

    pembangunan desa di wilayah dusun masing-masing dalam rangka

    pelaksanaan alokasi dana desa, melaksanakan pembinaan-pembinaan

    terhadap masyarakat dusun dan tugas yang berhubungan dengan

    pembangunan atau melaksanakan koordinasi perihal masalah

    pembangunan yang terjadi di desa maupun di dusun yang sumber

    dananya berasal dari alokasi dana desa. Masing-masing Kepala Dusun

    mempunyai tanggungjawab secara langsung kepada Kepala Desa dan

    Komunikasi langsung kepada Kepala Desa dalam pelaksanaan tugas

    dan kewajibannya sebagai aparatur pemerintah desa.

  • 143

    Pada fungsi manajemen Coordinating yang sudah peniliti jelaskan

    diatas diperlukan sinergi kerjasama yang baik demi tercapainya sistem

    pengelolaan alokasi dana desa yang tepat sasaran dan tidak cacat hukum.

    5. Budgeting (Penganggaran)

    Penganggaran adalah usaha perencanaan, pengembangan sumber

    daya, pengelolaan dan pengawas pembiayaan, budgeting yang di awali

    dengan pengambilan keputusan tentang kebijakan pembiayaan yang akan di

    kembangkan, penganggaran juga merupakan suatu upaya untuk

    mengendalikan dan mengawasi implementasi kegiatan program yang sudah

    ditetapkan didalam dokumen perencanaan RPJMDes. Pemerintah desa

    adalah organisasi pemerintah yang tidak mencari keuntungan dalam bentuk

    uang. Karena itu dana yang dikelola harus benar-benar direncanakan dengan

    teliti dan secermat mungkin melalui musrenbang sehingga terbentuk

    dokumen RPJMDes. Berikut adalah Kebijakan pemerintah desa tentang

    penganggaran yang bersumber salah satunya dari Alokasi Dana Desa dari

    pemerintah pusat:

    - Arah Pengelolaan Pendapatan Desa

    Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan di desa dibutuhkan

    adanya kesinambungan perolehan pendapatan desa. Pemerintah desa

    sebagai pelaksana pembangunan di desa harus mampu mengoptimalkan

    seluruh potensi pendapatan desa untuk semaksimal mungkin

    mensejahterakan masyarakat tanpa harus menambah beban bagi masyarakat.

  • 144

    Untuk itu dalam lima tahun kedepan terhitung dari disahkannya RPJMDes

    Tahun 2014-2019, harus ditetapkan suatu arah kebijakan yang jelas terhadap

    pengelolaan pendapatan desa. Arah kebijakan pengelolaan pendapatan desa

    untuk lima tahun kedepan adalah:

    1. Memobilisasi sumber-sumber pendapatan asli desa (PAD) yang lebih

    difokuskan pada upaya peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Desa

    Kedungpari.

    2. Menghimpun penerimaan dari semua sumber pendapatan desa

    Kedungpari secara optimal sesuai ketentuan dan perundang-undangan

    yang berlaku.

    3. Memberdayakan segenap potensi yang dimiliki untuk dapat

    meningkatkan penerimaan pendapatan desa.

    4. Mengupayakan perolehan pendapatan dana untuk kepentingan pelayanan

    masyarakat berupa pendidikan, kesehatan, meningkatkan akses penduduk

    untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, meningkatkan ketahanan

    pangan dan layanan sosial

    - Arah Pengelolaan Belanja Desa

    Arah kebijakan pengelolaan belanja desa untuk lima tahun kedepan adalah

    1. Peningkatan proporsi belanja untuk memihak kepentingan publik,

    disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan

  • 145

    dengan mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai

    dengan prioritas.

    2. Menitik beratkan alokasi belanja desa pada urusan wajib dan urusan

    pilihan sesuai dengan prioritas pembangunan desa.

    3. Melakukan efisiensi belanja, yaitu dengan meminimalkan belanja yang

    tidak langsung terarah kepada masyarakat (khusunya belanja barang)

    menjadi belanja yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat

    (yakni belanja modal dan bantuan sosial).

    4. Belanja desa berdasarkan sasaran kinerja tiap tahun yang dituangkan

    dalam RAPBDesa Kedungpari.

    - Kebijakan Umum Anggaran

    Pembiayaan anggaran timbul karena jumlah pengeluaran desa lebih

    besar dari penerimaan sehingga menimbulkan defisit atau sebaliknya

    pengeluaran desa lebih kecil dari penerimaan desa sehingga menghasilkan

    surplus. Surplus maupun defisit anggaran ini memerlukan suatu pengelolaan

    yang baik. Oleh karena itu perlu ditetapkan beberapa arah kebijakan

    pembiayaan desa.

    1. Sumber penerimaan untuk pembiayaan desa ini dapat berasal dari ;

    a. Pendapatan Asli Desa Kedungpari (PADesa);

    b. Bagi Hasil Pajak Kabupaten Jombang;

  • 146

    c. Bagian dari Retribusi Kabupaten Jombang;

    d. Alokasi Dana Desa (ADD);

    e. Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah

    Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Desa lainnya;

    f. Hibah;

    g. Sumbangan Pihak Ketiga.

    2. Alokasi pengeluaran untuk pembiayaan anggaran desa terdiri dari

    a. Belanja langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait

    secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

    b. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak

    terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan

    Dengan memakai fungsi manajemen Planning, Organizing, Staffing,

    Coordinating dan Budgeting pada fokus Mekanisme Penyaluran dan

    Pencairan Alokasi Dana Desa yang sudah dijelaskan diatas maka sangat

    diharapkan sistem pengelolaan yang dilakukan oleh aparat desa Kedungpari

    dapat berjalan dengan baik sesuai amanat Undang-Undang dan tidak cacat

    hukum. Selanjutnya untuk fokus yang kedua yaitu Pengawasan Alokasi

    Dana Desa peneliti memakai fungsi manajemen Directing.

  • 147

    b. Pengawasan Alokasi Dana Desa

    Pada fokus ini peneliti mencari data dengan landasan Fungsi

    menejemen POSDCORB yaitu Directing yang dikemukakan oleh Luther M.

    Gullick dalam karyanya “Papers on the Science of Administration”. Fungsi

    manajemen Directing atau pembimbingan adalah kegiatan yang

    berhubungan dengan usaha-usaha bimbingan, memberikan guidance, saran-

    saran, perintah-perintah, instruksi-instruksi, agar tujuan yang telah

    ditentukan semula dapat dicapai. Bimbingan, saran, perintah dan instruksi

    pada tahap pengawasan Alokasi Dana Desa disini adalah dari pihak

    Inspektorat Kabupaten, Inspektorat Kecamatan dan BPD. Pihak Inspektorat

    Kabupaten disini sebagai atasan dari aparat pemerintah desa yang pada

    pertanggungjawaban strukturnya, pemerintah desa wajib menaati perintah-

    perintah maupun saran yang dikeluarkan Inpektorat Kabupaten Jombang

    dalam bentuk peraturan Bupati No 22 Tahun 2017 tentang tata cara

    Pengelolaan Dana Desa dan produk hukum lainnya maupun secara lisan.

    Dalam rangka pengawasan dana desa Dirjen Perimbangan Keuangan

    bersama dengan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Desa, Pembangunan

    Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan pemantauan atas

    pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan dana desa. Pengawasan yang

    dilakukan meliputi :

    1. Penerbitan peraturan bupati mengenai tata cara pembagian dan

    penetapan besaran dana desa

  • 148

    2. Penyaluran dana desa dari RKUD ke RKD.

    3. Penyampaian laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi

    penggunaan dana desa

    4. Sisa dana desa di RKUD.

    Pengawasan terhadap penebitan peraturan bupati mengenai tatacara

    pembagian dan penetapan besaran dana desa dilakukan untuk menghindari

    penundaan penyaluran dana desa setiap desa untuk tahap pertama. Apabila

    ada keterlambatan penetapan peraturan bupati, maka Dirjen perimbangan

    keuangan meminta bupati untuk melakukan percepatan penetapan

    peraturan mengenai pengelolaan dana desa. Pengawasan ini juga

    dilakukan untuk memastikan penyaluran dana desa telah sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila ada

    ketidaksesuaian penyaluran dana desa seperti keterlambatan penyaluran

    dan tidak tepat jumlah penyalurannya menurut undang undang yang

    berlaku maka bupati akan mendapat teguran dari Dirjen Perimbangan

    keuangan atau disebut pengguna anggaran dan harus segera disalurkan

    paling lambat 7 hari kerja.

    Pada tahap pengawasan di lingkup pemerintah desa Kedungpari,

    pelaku pengawasannya adalah sebagai berikut :

    1. Tim Pengendali Kabupaten

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

    Desa disebutkan secara tegas bahwa Pemerintah Kabupaten yang

  • 149

    dalam hal ini Inspektorat berperan mengawasi pengelolaan keuangan

    desa dan pendayagunaan aset desa. Selain itu inspektorat berperan

    juga dengan melakukan pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan

    Pemerintahan Desa. Wewenang ini diperkuat dengan Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

    Keuangan Desa pasal 44 Ayat (2) yang menyebutkan bahwa

    Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi

    pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. Berdasarkan Permendagri

    tersebut maka pemerintah pusat mengeluarkan Pedoman mengenai

    tatacara pengawsan dana desa oleh Tim pengawas yang disebut

    dengan APIP (Aparat pengawas intern pemerintah). Sasaran yang di

    awasi oleh APIP adalah meliputi:

    - Pra pencairan dan Penggunaan

    Disini APIP dari inspektorat pemerintah Jombang mengecek

    dokumen dokumen seperti peraturan desa yang sudah ditetapkan

    oleh Kepala Desa yaitu Peraturan Desa Kedungpari Nomor 3 tahun

    2017 Tentang APBDes dan juga mengecek kesiapan Tim pengelola

    dana desa yang dalam hal ini perangkat desa yang sudah dibentuk

    dan ditetapkan oleh kepala desa melalui Peraturan desa. Berikut

    hasil wawancara dengan Bapak kepala desa mengenai penetapan

    Tim pengelola dana desa

    “saya sebagai Kepala Desa bertanggung jawab penuh atas

    pembentukan Tim pengelola dana desa di desa Kedungpari ini,

  • 150

    saya puas mereka bekerja secara profesional dan dengan rasa

    keikhlasan dalam rangka membangun desa, selain itu perangkat

    desa yang sudah saya tetapkan ini berani bekerja penuh waktu

    dalam melayani kebutuhan masyarakat desa. Saya telah mengenal

    betul mengenai perangkat desa yang telah terpilih melalui tahap

    tahap tes ini karena banyak diantara mereka telah menjadi

    perangkat desa lebih dari 5tahun” (wawancara dilakukan di

    Balaidesa Kedungpari pada tgl 1 juni 2017 pukul 11.00 wib)

    - Pencairan dan Penggunaan

    Pada tahap ini inspektorat dari Kabupaten Jombang mengecek

    tentang kehandalan sistem pengendalian intern dan kepatuhan

    pemerintah desa Kedungpari terhadap mekanisme pencairan dana

    desa dan penggunaan dana desa. Pada Januari yang lalu telah

    dilaksanakan pendampingan Tim pemeriksaan inspektorat oleh

    kecamatan dari pemerintah Kabupaten Jombang di kantor desa

    Kedungpari Kecamatan Mojowarno yang di hadiri Tim inspektorat

    kab jombang berjumlah 4 orang (Dwi Dahat Sudarsono SE, Eli

    Sriwulan Sos, Dwi Retno Mitayani SE, Eko Adi Candra SE)

    Kepala Desa Kedungpari Bapak Suyono, Babinsa Desa, Staf dan

    Perangkat Desa Kedungpari, BKM Desa Kedungpari, BPD Desa

    Kedungpari dan PKK Desa Kedungpari.

  • 151

    Gambar 9: Pengecekan Tim Inspektorat Dari Kab Jombang

    Sumber : Dokumentasi Kegiatan oleh Pemerintah Desa.

    Kepala BPD Bapak Suhari Menjelaskan Bahwa:

    “Besarnya dana yang dikucurkan ke desa berdampak pada besarnya

    potensi penyelewengan pula, sehingga sangat diperlukan

    pengawasan dan pemeriksaan. “Pengawasan dan pemeriksaan

    keuangan desa semakin diperketat, termasuk jadwal pemeriksaan

    karena besarnya alokasi dana ke desa dari APBN juga menjadi

    obyek pengawasan BPK. Selain itu dengan adanya pengawasan

    langsung dari pemerintah Kabupaten menjadikan kami sebagai

    salah satu unsur Tim Pengelolaan dana desa menjadikan ini bahan

    koreksi dan perbaikan perbaikan serta saran dari pihak inspektorat

    kabupaten” ( wawancara dilakukan pada tgl 27 Mei 2017 pukul

    19.00 WIB).

    Pada gambar diatas adalah salah satu bentuk pengawasan yang

    dilakukan pihak Inspektorat Kabupaten dengan cara inspeksi ke kantor

    desa guna memeriksa dokumen pengelolaan dana desa yang sudah ataupun

    sedang dilaksankan, hal ini bertujuan agar para aparat desa Kedungpari

    dalam mengelola dana desa tetap pada jalur aturan yang berlaku dan tidak

    terjadi penyelewengan karena dana yang dikelola cukup besar dan sangat

    rawan untuk diselewengkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

  • 152

    - Pasca Pencairan dan Penggunaan

    Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh Tim inspektorat adalah

    memeriksa Penatausahaan yang dilakukan oleh bendahara desa, yang

    dimaksud penatausahaan adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan,

    baik penerimaan maupun pengeluaran uang dalam satu tahun anggaran.

    Pihak pengelola Keuangan Desa, khususnya Bendahara desa Kedungpari

    yaitu Bapak Imam Subkhi telah memahami beberapa hal yang menjadi

    ketentuan pokok dalam Penatausahaan kegiatan secara benar dan tertib.

    Berikut adalah Tugas, Tanggungjawab, dan Prosedur Penatausahaan:

    - Bendahara Desa wajib melakukan penatausahaan terhadap seluruh

    penerimaan maupun pengeluaran.

    - Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang

    yang menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban

    penerimaan kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan

    berikutnya.

    - Kepala Seksi, selaku Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap

    tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja

    kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai

    pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di desa.

    Selanjutnya inspektorat Kabupaten memeriksa perpajakan atas

    kegiatan dana belanja desa yang menggunakan dana desa, selain itu

    inpektorat juga melakukan pengujian pertanggungjawaban dana desa

  • 153

    apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku di undang undang

    ataupun peraturan menteri desa. Kemudian pada tahap terakhir inspektorat

    memerikasa tentang kepatuhan penyampaian laporan dana desa dan sisa

    Dana desa di rekening desa (RKD).

    2. Tim Pengendali Kecamatan

    Camat mendapat limpahan wewenang dari Bupati untuk

    melakukan melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan

    desa. Selain itu camat berperan dalam fasilitasi pengelolaan keuangan

    Desa dan pendayagunaan aset Desa. Pada implementasinya mengenai

    bentuk pengawasan secara lebih terperinci oleh pihak kecamatan kepada

    pihak desa belum ada peraturan pemerintah yang menjelaskan hal ini.

    Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (selanjutnya

    disebut UU Desa) membuka kesempatan bagi pemerintah desa untuk

    merealisasikan kebutuhan masyarakatnya. Kecamatan sebagai bagian dari

    pemerintah kabupaten yang selama ini menjalankan mandat otonomi

    daerah, tentunya tidak bisa lepas dari mekanisme pelaksanaan UU Desa

    ini. Sayangnya, pelibatan kecamatan belum diatur secara memadai. Peran

    kecamatan masih perlu diperkuat mengingat kapasitas pemerintah desa

    yang beragam selain kondisi geografis dan topografis di Indonesia yang

    bervariasi. Peran Kecamatan Belum Terperinci Telah terdapat beberapa

    regulasi yang mengatur peran kecamatan dalam tata kelola pemerintahan

    desa. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2008 bahkan secara khusus

  • 154

    menjabarkan fungsi dan wewenang pemerintahan kecamatan sebagai

    tindak lanjut dari Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah. Sayangnya, ketika undang-undang tersebut diganti

    dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, belum

    dilengkapi dengan regulasi terkait peran kecamatan secara terperinci. UU

    Desa juga hanya menyebutkan peran camat secara eksplisit dalam

    pengangkatan pejabat desa, sementara peran dalam pembinaan dan

    pengawasan hanya ketika dimandatkan. Pada PP 43 Tahun 2014 ada

    penjelasan tentang tugas pembinaan dan pengawasan desa. Namun,

    penjelasan itu masih kurang spesifik karena hanya disebutkan

    memfasilitasi dan mengoordinasikan berbagai tugas dan tanggung jawab

    desa. Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang apa maksud “fasilitasi” dan

    “koordinasi” karena dianggap sudah jelas. Di lokasi pemantauan, hanya

    Pemerintah Kabupaten Jombang yang memiliki peraturan cukup terperinci

    terkait peran kecamatan dalam hal tata kelola keuangan desa. Sementara

    itu, regulasi yang terkait peran kecamatan secara spesifik juga diperlukan,

    baik di tingkat nasional maupun kabupaten. Berikut hasil wawancara

    dengan Bapak Kepala Desa mengenai pengawasan dari pihak kecamatan:

    “seperti di undang-undang yang masih berlaku tentang desa ataupun

    pengelolaan dana desa, saya pribadi masih belum memahami fungsi

    pengawasan dari pihak kecamatan secara terperinci, yang saya tau dan

    alami adalah pengawasan hanya sebatas administratif dan kelembagaan

    seperti pada tahap rancangan APBDes yang akan disahkan oleh Bupati

    harus melalui kecamatan dahulu. (wawancara dilakukan di Balaidesa pada

    tgl 1 juni 2017 pukul 10.00 wib)

  • 155

    3. BPD

    BPD sebagai wakil masyarakat tingkat desa berperan dalam

    konteks pengawasan kinerja Kepala Desa sebagaimana diamanatkan dalam

    Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 55. Walaupun

    Pemerintah telah berupaya meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir

    mengenai kemungkinan terjadi tindakan penyelewengan Dana Desa,

    namun tidak bisa di pungkiri kemungkinan penyelewengan ini juga akan

    terjadi yang di buktikan dengan masih adanya kepala daerah terjerat kasus

    korupsi dan bukan tidak mungkin Dana Desa juga akan diselewengkan.

    Oleh karena itu BPD harus bisa menjalankan fungsinya sebagai pengawas

    untuk tegas mengawasi penggunaan Dana Desa.

    Mekanismenya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

    2014 tentang Dana Desa adalah bersumber dari APBN, Pasal 1 ayat 2

    menyatakan Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari APBN dan dana

    tersebut ditransfer lewat APBD Kabupaten/Kota. Kemudian dalam pasal 6

    disebutkan Dana Desa melalui APBD kabupaten/kota yang selanjutnya

    ditransfer ke APB Desa. Dana Desa yang bersumber dari APBN dan hanya

    diperuntukkan bagi Desa yang kemudian dana tersebut digunakan untuk

    membiayai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksanaan pembangunan,

    pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

    Payung hukum yang melindungi kinerja BPD agar fungsi

    pengawasannya dapat dilakukan dengan optimal yaitu

  • 156

    - UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 55 disebutkan Badan

    Permusyawaratan Desa (BPD) mempunyai fungsi multi komplek, BPD

    berhak menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa, BPD

    berhak membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa

    bersama Kepala Desa, dan BPD mempunyai kewenangan pengawasan

    kinerja Kepala Desa.

    Kejahatan korupsi unik dan selalu banyak akal, untuk menghindari

    Kepala Desa dan BPD kong-kalikong. BPD sudah mempelajari serta

    mengantisipasi ini. Pemerintah juga sudah membuat peraturan dalam

    Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 ada 3 poin yang sangat penting,

    yaitu :

    1. Pasal 48 huruf c menyebutkan Kepala Desa wajib menyampaikan

    laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis

    kepada Badan Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran.

    Biasanya pada saat ini warga juga dilibatkan.

    2. Pasal 51 ayat 2 Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan

    Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat

    pelaksanaan peraturan Desa. Disinilah petaka bagi Kepala Desa kalau

    berani berbuat menyelewengkan Dana desa akan ketahuan. Artinya

    kalau Kepala Desa mau menyelewengkan Dana Desa, dia harus

    berpikir ulang, karena dia wajib membuat laporan keterangan tertulis

    tentang pelaksanaan peraturan desa dengan kata lain kepala desa wajib

    membuat laporan tentang pelaksanaan APBDes termasuk Dana Desa.

  • 157

    3. Pasal 51 ayat 3 laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa

    sebagaimana dimaksud pada ayat 1 digunakan oleh Badan

    Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsi pengawasan

    kinerja kepala Desa. Artinya jelas BPD adalah pengawas kinerja

    Kepala Desa. Berikut wawancara dengan Bapak Eko Suwigyono

    sebagai anggota BPD Desa Kedungpari terkait Undang-Undang yang

    menguatkan BPD sebagai pengawasan kinerja aparat desa.

    “Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang ada sudah sangat

    jelas memberikan payung hukum sehingga kami sebagai BPD tidak

    perlu ragu dan harus tegas dalam menjalankan fungsinya untuk

    melakukan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa dan jajarannya

    demi tercapainya pengelolaan yang baik dan transparan. Kami juga

    sebagai wakil masyarakat yang secara aktif mengawasi proses

    pengelolaan dana desa harus bersifat independen dan tidak boleh

    terpengaruh oleh siapapun” (wawancara dilakukan di kediaman bapak

    eko pada tgl 2 Juni 2017 pukul 15.00 WIB).

    Dengan demikian BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang

    merupakan lembaga pengawas Desa yang mempunyai fungsi pengawasan

    sangat diharapkan untuk bisa menjalankan perannya secara sungguh-sungguh

    terutama dalam hal penggunaan anggaran Dana Desa.

    c. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa

    Pada fokus ini peneliti mencari data dengan landasan Fungsi

    menejemen POSDCORB yaitu Reporting yang kemukakan oleh Luther M.

    Gullick dalam karyanya “Papers on the Science of Administration”. Fungsi

    manajemen Reporting atau pelaporan adalah kegiatan yang berhubungan

    dengan laporan dari setiap kebijakan, program atau kegiatan yang dilakukan

  • 158

    oleh pemerintah desa dalam rangka penggunaan alokasi dana desa, lancar

    tidaknya kegiatan yang sudah dilakukan dan penilaian yang dilakukan oleh

    Inspektorat Kabupaten maupun Masyarakat dan aparat desa Kedungpari

    sendiri. Ini kebalikan dari directing yang datang dari atasan kebawahan

    sedang ini dari bawah keatas. Disini terjadi “two-way traffic”. Kegiatan yang

    dilakukan kepala desa menyampaikan informasi tentang apa yang sedang

    terjadi kepada Bupati, termasuk menjaga agar Kepala Desa dan aparat desa

    tetap mengetahui informasi lewat laporan-laporan, penelitian, dan inspeksi.

    Pengaturan mengenai pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

    APBDesa, diatur di dalam pasal 103 dan pasal 104 Peraturan Pemerintah

    Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

    Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa sebagaimana diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015, dan pasal 37 hingga pasal 42 Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

    Keuangan Desa. Di dalam siklus pengelolaan keuangan desa pelaporan dan

    pertanggungjawaban merupakan bagian akhir dari siklus pengelolaan

    keuangan desa, selain perencanaan, pelaksanaan dan penatausahaan. Di dalam

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

    Pengelolaan Keuangan Desa, Kepala Desa mempunyai kewajiban untuk

    menyampaikan laporan kepada Bupati. Laporan dimaksud adalah laporan

    realisasi pelaksanaan APBDesa dan laporan pertanggungjawaban realisasi

    pelaksanaan APBDesa. Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi

  • 159

    pelaksanaan APBDesa kepada Bupati setiap semester tahun berjalan berupa

    laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun.

    Format laporan realisasi pelaksanaan APBDesa baik laporan semester

    pertama dan laporan semester akhir tahun bentuknya sama yang meliputi

    kode rekening, uraian terdiri dari pendapatan (pendapatan asli desa,

    pendapatan transfer, pendapatan lain-lain) dan belanja (bidang

    penyelenggaraan pemerintahan desa, bidang pelaksanaan pembangunan desa,

    bidang pembinaan kemasyarakatan, bidang pemberdayaan masyarakat,

    belanja tak terduga) serta pembiayaan (penerimaan pembiyaan dan

    pengeluaran pembiayaan) jumlah anggaran jumlah realisasi lebih/kurang dan

    keterangan. Laporan semester pertama berupa laporan realisasi APBDesa.

    Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat pada

    akhir bulan Juli tahun berjalan. Laporan semester akhir tahun disampaikan

    paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

    Selain penyampaian laporan realisasi pelaksanaan APBDesa, Kepala

    Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

    APBDesa kepada Bupati setiap akhir tahun anggaran. Laporan

    pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa, terdiri dari pendapatan,

    belanja, dan pembiayaan. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

    APBDesa ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa tentang laporan

    pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dilampiri:

  • 160

    d. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa

    Tahun Anggaran berkenaan

    e. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran

    berkenaan

    f. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang

    masuk ke desa.

    Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa

    Tahun Anggaran berkenaan sama dengan format laporan realisasi pelaksanaan

    APBDesa baik laporan semester pertama dan laporan semester akhir tahun.

    Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun Anggaran

    berkenaan, bentuknya meliputi uraian terdiri dari Aset desa (aset lancar, kas desa,

    piutang, persediaan: aset tidal lancar: investasi permanan, aset tetap, dana

    cadangan, aset tidak lancar lainnya) dan kewajiban jangka pendek. Uraian atas

    format laporan kekayaan milik desa sebagai berikut:

    a. Aset desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa,

    dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

    atau perolehan hak lainnya yang sah.

    b. Uang kas adalah uang milik Pemerintah Desa, baik yang disimpan di

    Bendahara Desa maupun di rekening kas desa.

    c. Piutang Desa adalah tagihan uang desa kepada pihak yang mengelola

    kekayaan desa antara lain berupa tanah, gedung yang diharapkan akan

    dilunasi dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun anggaran sejak

    ditetapkannya kerjasama tersebut.

  • 161

    d. Persediaan adalah suatu kekayaan berupa barang milik pemerintah desa

    yang dinilai dengan uang baik berupa uang kertas maupun surat berharga

    dalam periode normal, antara lain kertas segel, materai, deposito, giro.

    e. Aset Desa tidak lancar meliputi penyertaan modal pemerintah desa dan

    aset tetap milik desa antara lain tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

    bangunan, jalan, jaringan dan instalasi

    f. Dana cadangan adalah dana yang disisikan untuk menampung kebutuhan

    yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

    dalam satu tahun anggaran.

    g. Kewajiban adalah utang yang timbul karena adanya pinjaman oleh

    Pemerintah.

    h. Kekayaan bersih adalah selisih antara aset dan kewajiban pemerintah

    desa.

    Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang

    masuk ke desa Kedungpari, bentuknya meliputi: Nomor, Jenis Kegiatan,

    Lokasi Kegiatan, Rincian Kegiatan, Volume, Satuan, sumber dana, jumlah.

    Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa merupakan

    bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

    Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

    APBDesa diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan

    media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat. Media informasi

    antara lain papan pengumuman, radio komunitas, dan media informasi

    lainnya. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi

  • 162

    pelaksanaan APBDesa disampaikan kepada Bupati melalui camat. Laporan

    pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling

    lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

    2. Faktor pendukung dan penghambat Pengelolaan Alokasi Dana Desa di

    Desa Kedungpari Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang

    a. Faktor Pendukung

    Berdasarkan hasil penelitian, maka faktor pendukung yang ditemukan

    dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Kedungpari Kecamatan

    Mojowarno Kabupaten Jombang adalah Kebijakan pemerintah yang fokus

    memikirkan tentang kemajuan pembangunan wilayah desa secara umum di

    Indonesia, dan salah satunya adalah dengan kebijakan program Alokasi Dana

    Desa yang menyediakan anggaran bagi proses pembangunan di desa.

    Peraturan perundang-undangan tentang tata cara pelaksanaan

    kebijakan alokasi dana desa yang telah dibuat oleh pemerintah daerah maupun

    pemerintah pusat juga memudahkan tim pelaksana untuk membagi anggaran

    alokasi dana desa disetiap pos-posnya.

    Aparat Pemerintah Desa Kedungpari memiliki cukup pengalaman di

    bidangnya masing-masing karena sebagian besar dari mereka adalah aparat

    desa yang bekerja lebih dari 5 tahun di lingkup pemerintah desa. Selain itu

    kepatuhan aparat pemerintah Desa terhadap peraturan perundang-undangan

    yang berlaku yang melandasi pengelolaan dana desa juga membuat sistem

  • 163

    pengelolaan yang dilaksanakan tidak menimbulkan permasalah baru yang

    dapat mengganggu kinerja.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa “sumberdaya yang memengaruhi

    efektivitas pelaksanaan kebijakan, selain sumberdaya manusia adalah dana

    (anggaran) dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan

    operasionalisasi pelaksanaan kebijakan” (Edward III dalam Widodo 2010:96).

    Oleh karena itu dengan adanya program Alokasi Dana Desa ini yang

    menyediakan anggaran bagi pembangunan di desa, maka hal ini menjadi

    sumber penggerak utama dalam proses pembiayaan pembangunan desa.

    Begitu juga dengan partisipasi masyarakat merupakan faktor pendukung

    dalam proses pembangunan desa, karena tanpa dukungan masyarakat maka

    program apa pun yang direncanakan tidak akan berhasil. Hal ini diperkuat

    oleh teori yang dikemukakan oleh Edward III (dalam Widodo 2010:96) bahwa

    “Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu variabel yang

    memengaruhi keberhasilan kegagalan dan pelaksanaan kebijakan”.

    Adanya pendampingan dari inspektorat Kabupaten sangat membantu

    dalam sitem pengelolaan dana desa agar tidak terjadi penyalahgunaan

    wewenang yang dilakukan tim pengelola di desa. Hal ini diperkuat dengan

    hasil wawancara dengan Bapak Endy Sudarmanto selaku staf urusan umum

    desa Kedungpari.

    “peran Inspektorat Kabupaten sebagai pengawas sekaligus kontrol

    terhadap kami Tim Pengelola dana desa dirasa sangat membantu, apalagi

    kedatangan Inspektorat untuk melakukan pengecekan pada kinerja kami

    dirasa sangat memberikan dampak terhadap para aparat desa. Hal ini

  • 164

    secara tidak langsung memberikan kami semangat baru untuk lebih baik

    lagi kedepannya karena pada waktu itu nyaris tidak ditemukan

    penyelewengan dana yang terjadi. Semua kegiatan ada laporan nya dan

    secara administratif dinilai baik.”

    Keterlibatan BPD juga sangat menguntungkan bagi tim pelaksana di

    desa karena BPD sebagai wakil masyarakat desa dapat mengontrol

    pelaksanaan alokasi dana desa secara internal. BPD juga berperan

    pencegahan pertama yang dilakukan dalam rangka pengelolaan yang baik dan

    benar

    b. Faktor penghambat

    Berdasarkan hasil penelitian, maka faktor-faktor penghambat yang

    ditemukan dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Kedungpari

    Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang adalah Sosialisasi kebijakan

    tentang dana desa kepada masyarakat belum sepenuhnya terserap oleh

    masyarakat karena hanya dilakukan pada perangkat pelaksana, sehingga

    pemahaman masyarakat mengenai dana masih kurang, hal ini akan

    berakibat pada sulitnya mengajak partisipasi masyarakat dalam

    pengelolaan dana desa maupun dalam pengawasan kegiatan terutama

    pengawasan oleh masyarakat

    Masyarakat desa Kedungpari hanya berperan aktif pada tahapan

    musyawarah penyerapan aspirasi dan pelaksanaan teknis pembangunan

    sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pemerintah desa, pada tahap

    pengawasan masyarakat terkesan acuh dan tidak kritis terhadap proses

    pengelolaan dana desa yang dilakukan oleh Tim pengelola. Hal ini

  • 165

    didasari oleh pengetahuan mereka yang kurang mengenai mekanisme

    teknis penyaluran dan pencairan menurut perundang undangan yang

    berlaku. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada warga

    desa yang bernama Kuswono

    “Kalau soal sistem apa yang dipakai oleh pemerintah desa untuk

    mengelola dana desa ini saya percaya saja sepenuhnya asal pembangunan

    sarana dan prasaranan sering dilakukan sudah saya anggap aparat desa

    bekerja dengan baik, itu saja patokan saya. Soal dana desa ini kan

    sebenarnya sedikit segan atau lebih tepatnya sensitif untuk dipertanyakan

    kemana mana, nanti takut dikira menuduh atau bagaimana, disini

    wilayahnya pedesaan jadi kebanyakan warga disini masih berhubungan

    sodara jadi gak enak juga nanti kalau dikira berburuk sangka.” (wawancara

    dilakukan diwarung kopi pada tgl 25 Mei 2017 pukul 21.00 WIB)

    Dari pernyataa